Makalah Dasar BK k4 Compress
Makalah Dasar BK k4 Compress
DOSEN PENGAMPU:
Tatang Agus Pradana, M.Pd.
DISUSUN OLEH:
1. Khafid Syahban (22CI10008)
2. Andi Saputra (22CI10029)
3. Adelline Hilda Nuranisya (22CI10016)
1 0
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang
dianugerahkan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penelitian Dalam Lingkup
Bidang Konseling”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih terhadap pihak bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Penulis juga berharap agar makalah ini bisa dipraktekan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari penulis sehingga penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membngun demi terciptanya masalah
selanjutnya yang lebih banyak lagi.
Penyusun
1 0
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penyusunan................................................................................................5
BAB I PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Definisi Bimbingan dan Konseling.......................................................................6
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling.........................................................................7
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling.........................................................................9
D. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling..........................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
1 0
BAB I
PENDAHULUAN
1 0
sistem nilai. Karena itu pendidikan harus seimbang, yang hanya tidak mampu
mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan
akademis tetapi juga kemampuan mengembangkan diri yang sehat dan produktif. Jadi
layanan BK tidak hanya mengatasi masalah siswa/siswi yang bermasalah saja,
melainkan lebih pada optimalisasi potensi, sehingga mereka mampu menemukan dan
mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.persoalannya adalah bahwa
peserta didik belum mampu mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
"Guidance" berasal dari kata kerja " to guide" yang mempunyai arti "menunjukkan,
membimbing, menuntun, ataupun membantu. Secara umum bimbingan dapat di
artikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Sedangkan konseling adalah suatu proses
yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh
karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja
yang profesional, yaitu orang yang terlatih dan berpengalaman membantu orang lain
mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi.
Bimbingan dan konseling dapat diberikan di sekolah (TK, SD, SMP, SMA,
sederajat) dan di perguruan tinggi. Proses konseling harus terdapat pada suatu
lembaga pendidikan, karena setiap peserta didik pasti memiliki masalah yang
dihadapinya, sehingga peserta didik dapat mengatasi hambatan terhadap dirinya.
Adapun kegiatan bimbingan memiliki tujuan, fungsi dan azas yang harus di pahami
oleh seorang konselor. Juga ada bentuk dan jenis layanan yg harus di jalani konselor
agar proses konseling berjalan dangan lancar dan konselor bisa memberi jalan akan
masalah yang di hadapi oleh klien atau peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling ?
2. Apa sajakah fungsi-fungsi bimbingan dan konseling ?
3. Apa tujuan dari bimbingan dan konseling ?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ?
C. Tujuan Penyusunan
1. Mengetahui definisi bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui fungsi-fungsi bimbingan dan konseling.
3. Mengetahui tujuan dari bimbingan dan konseling.
4. Mengetahui prinsip-prinip bimbingan dan konseling.
1 0
BAB I
PENDAHULUAN
1 0
B. FUNGSI BIMBINGAN KONSELING
1. Fungsi Pencegahan (Preventif)
Fungsi pencegahan dalam pelaksanaannya bagi konselor merupakan bagian
dari tugas kewajibannya. yang amat penting. Dalam dunia kesehatan mental
"pencegahan" didefinisikan sebagai upaya memengaruhi dengan cara yang positif
dan bijaksana, lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian itu
benar-benar terjadi (Horner & McElhaney, 1993).
Lingkungan merupakan hal yang penting, karena lingkungan yang baik akan
memberikan pengaruh positif terhadap individu. Lingkungan yang mendukung
harus dipelihara dan dikembangkan. Sedangkan lingkungan yang sekiranya dapat
menimbulkan pengaruh yang negatif harus diubah, sehingga hal yang diperkirakan
tidak dapat menjadi kenyataan. Ruang kelas yang gelap dan kotor, pekarangan
sekolah yang sempit, sarana belajar yang kurang memadai, hubungan guru-murid
yang kurang serasi, semuanya akan menimbulkan kerugian-kerugian bagi siswa
itu sendiri. Pencegahan di sini juga bisa berarti menahan atau menghindarkan dari
bahaya yang akan timbul dari sesuatu yang bersifat negatif.
Layanan bimbingan bisa berfungsi pencegahan, yang artinya merupakan usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bentuk kegiatannya bisa berupa
orientasi, bimbingan karier, inventarisasi data. Bentuk orientasi yang biasa
dilakukan adalah untuk memberikan pencegahan terhadap sesuatu yang tidak
diinginkan, misalnya diadakan orientasi tentang bahayanya narkoba, itu
dimaksudkan dengan adanya pengetahuan tentang berbagai jenis narkoba serta
bahayanya bagi tubuh kita apabila dikonsumsi, maka akan mencegah pemakaian
narkoba di kalangan pelajar. Dengan adanya pengarahan dari tenaga BK di
sekolahan para siswa akan lebih terarah dalam setiap tindakan, sehingga akan
mencegah dari kerusakan dan bentuk gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya fungsi pencegahan yang baik, maka perkembangan potensi akan
menjadi lebih baik.
Peningkatan kemampuan khusus individu diperlukan untuk memperkuat
perkembangan dan kehidupannya. Keterampilan pemecahan masalah,
keterampilan belajar dengan berbagai aspeknya, keterampilan berkomunikasi dan
hubungan sosial, pengaturan pemasukan-pengeluaran uang merupakan beberapa
contoh kemampuan yang perlu ditingkatkan pada individu.
2. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu dengan
keperluan pengembangan siswa. Pemahaman ini mencakup:
a. Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru
dan guru pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalamnya lingkungan
keluarga dan sekolah), terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru
pembimbing.
1 0
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya
informasi pendidikan, jabatan, pekerjaan, dan atau karier, dan informasi
budaya/nilai-nilai), terutama oleh sekolah.
Fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan berbagai
permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan konseling. Berkenaan dengan kedua
hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan
dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh
klien sendiri, dan oleh pihak pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman
tentang lingkungan klien oleh klien.
Pemahaman masalah oleh individu sendiri merupakan modal dasar bagi
pemecahan masalah tersebut, apabila pemahaman masalah telah tercapai, agaknya
pelayanan bimbingan dan konseling telah menjalankan fungsi pemahaman dengan
bik. Pemahaman masalah siswa sama bergunanya dengan pemahaman tentang
individu pada umumnya oleh orang tua dan guru sebagaimana telah dijelaskan di
atas, yaitu untuk kepentingan berkenaan dengan perhatian dan pelayanan orang
tua terhadap anak, dan pengajaran oleh guru terhadap siswa. Para siswa perlu
memahami dengan baik lingkungan sekolah, dan juga perlu diberi kesempatan
untuk memahami berbagai informasi yang berguna berkenaan dengan pendidikan
yang sekarang dijalaninya dengan pendidikan jenjang selanjutnya dan yang
berhubungan dengan pekerjaannya di kemudian hari.
3. Fungsi Pengentasan
Istilah fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif
atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Tidak
dipakainya istilah tersebut karena istilah itu berorientasi bahwa peserta didik
adalah orang yang "sakit" serta untuk mengganti istilah "fungsi perbaikan" yang
berkonotasi bahwa peserta didik yang dibimbing adalah orang "tidak baik atau
rusak". Melalui fungsi pelayanan ini akan menghasilkan terentaskannya atau
teratasinya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Pelayanan
bimbingan dan konseling berusaha membantu pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi oleh peserta didik, baik dalam sifatnya, jenisnya maupun bentuknya.
Pelayanan dan pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan ini dapat
bersifat konseling perorangan ataupun konseling kelompok.
Jadi, dalam pelaksanaan fungsi pengentasan bimbingan dan konseling
menganggap bahwa orang yang mengalami masalah itu berada dalam keadaan
yang tidak mengenakkan, sehingga harus diangkat dan dientaskan dari keadaan
tersebut.
1 0
dimantapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan peserta didik dapat mencapai
perkembangan kepribadiannya secara optimal.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan
pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan
program.Dalam fungsi ini, sesuatu yang dipelihara bukanlah sekedar
mempertahankan agar tetap utuh, tetapi diusahakan agar bertambah baik, lebih
menyenangkan, dan memiliki nilai tambah daripada yang terdahulu.
5. Fungsi Penyaluran
Dalam fungsi penyaluran, siswa dibimbing agar mendapatkan kesempatan
penyaluran kepribadian, bakar, minat, hobi yang dimiliki, sehingga dapat
dikembangkan. Dalam fungsi ini, layanan yang dapat dibentuk misalnya
menyusun program belajar, pengembangan bakat dan minat, serta perencanaan
kariernya.
6. Fungsi Penyesuaian
Dalam fungsi ini, layanan bimbingan adalah terciptanya penyesuaian antara
siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, timbul kesesuaian antara pribadi
siswa dan sekolah.Kegiatan dalam layanan fungsi ini dapat berupa orientasi
sekolah dan kegiatan-kegiatan kelompok.
1 0
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan. kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Sebagaimana yang terdapat dalam buku dasar-dasar bimbingan konseling (Prayitno,
2004) ia mengemukakan tujuan umum dari bimbingan dan konseling ini adalah
"untuk membantu mngembangkan diri seseorang secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya seperti kemampuan dasar dan
bakatnya, dan berbagai latar belakang yang ada seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, sosial dan ekonomi, serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya".
Namun demikian Prayitno juga memaparkan beberapa pendapat para ahli dalam
membahas tujuan bimbingan konseling yaitu sebagai berikut:
Menurut Hamrin dan Clifford (Jones,1951), tujuan dari BK untuk membantu
seseorang dalam membuat pilihan pilihan dan penyesuaian serta interpretasi-
interpretasi dalam hubungan dengan keadaan tertentu.
Sedangkan menurut Bradsow (McDaniel, 1956), tujuan BK adalah untuk
memperkuat fungsi-fungsi pendidikan. Selain itu menurut Tiedman (Bernard n
Fullmer, 1969), tujuan BK untuk membantu orang-orang menjadi manusia yang
berguna, tidak hanya mengikuti kegiatan yang berguna saja, dan menurut Thompson
dan Rudolph (1983), tujuan konseling dapat dilihat dari klien yang sekedar mengikuti
kemauan-kemauan konselor sampai sampai pada masalah pengambilan keputusan,
pengembangan kesadaran, pribadi, penyembuhan dan penerimaan diri sendiri.
Terakhir tujuan dari semua uapaya bimbingan konseling (myers, 1992) adalah
pengembangan yang mengacu pada perubahan positif pada diri individu.
Ditemukan juga dalam buku Bimbingan dan konseling (Hallen, 2002) ia
mengatakan bimbingan konseling bertujuan agar peserta didik dapat menemukan dan
mengenal dirinya dan mampu memecahkan masa depannya.
Dari semua tujuan yang dipaparkan secara umum diatas, dapat disimpulkan
bahwa tidak semua tujuan itu sama dalam proses konseling itu berlangsung, karena
tiap individu itu memiliki permasalahan dan latar belakang yang berbeda, dan tidak
boleh pula disamakan.
1 0
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau
konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun
wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang
digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada
penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada
perseorangan (individual).
2. Bimbingan dan Konseling sebagai Proses Individuasi
Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui
bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya
tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah
konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
1 0
Selain hal tersebut di atas prinsip-prinsip dalam Bimbingan Konseling dapat
kita simak sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip Umum
a. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu,
perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala
aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b. Perlunya pemahaman perbedaan individu, agar bimbingan yang diberikan
tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan.
c. Bimbingan harus dimulai dengan identifikas kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang dibimbing.
d. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seseorang yang ahli di
bidang bimbingan.
e. Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian yang teratur
untuk mengetahui sampai mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta
penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.
2. Prinsip-prinsip Khusus
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan:
1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu.
2) Bimbingan dan konseling melayani semua individu berurusan dengan
pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai
aspek perkembangan individu.
4) Bimbingan dan konseling meberikan perhatian utama kepada perbedaan
individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
1 0
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
1 0
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan dua rangkaian kata yang mempunyai
pengertian yang berbeda. Namun pada hakikatnya, mempunyai tujuan akhirnya sama,
yaitu berusaha membantu memecahkan masalah yang dihadapi individu maupun
kelompok, agar terhindar atau mampu mengatasi masalahnya. Fungsi bimbingan
konseling antara lain: fungsi pencegahan (preventif), fungsi pemahaman, fungsi
pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi penyaluran, dan fungsi
penyesuaian. Tidak semua tujuan bimbingan dan konseling sama dalam proses
konseling itu berlangsung, karena tiap individu itu memiliki permasalahan dan latar
belakang yang berbeda, dan tidak boleh pula disamakan. Dalam bimbingan dan
konseling terdapat prinsip-prinsip yang harus diterapkan agar proses bimbingan dan
konseling bisa berjalan sesuai harapan.
DAFTAR PUSTAKA
1 0