Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling

DOSEN PENGAMPU:
Tatang Agus Pradana, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
1. Khafid Syahban (22CI10008)
2. Andi Saputra (22CI10029)
3. Adelline Hilda Nuranisya (22CI10016)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL-GHAZALI CILACAP
TAHUN 2022

1 0
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang
dianugerahkan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penelitian Dalam Lingkup
Bidang Konseling”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih terhadap pihak bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Penulis juga berharap agar makalah ini bisa dipraktekan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari penulis sehingga penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membngun demi terciptanya masalah
selanjutnya yang lebih banyak lagi.

Cilacap , 6 Oktober 2022

Penyusun

1 0
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penyusunan................................................................................................5
BAB I PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Definisi Bimbingan dan Konseling.......................................................................6
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling.........................................................................7
C. Tujuan Bimbingan dan Konseling.........................................................................9
D. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling..........................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

1 0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelayanan bimbingan dan konseling semakin populer dikenal oleh masyarakat,
khususnya di sekolah. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari program
bimbingan dan konseling di sekolah. Para siswa yang berbakat memerlukan
bimbingan untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya
sehingga akan menjadi pribadi yang unggul, secara akademis dan akhlak. Ada juga
sebagian siswa yang membutuhkan konseling karena banyak menghadapi problema
yang dapat mengganggu eksistensi dan proses dalam belajar. Pelanggaran terhadap
peraturan sekolah juga memerlukan konseling agar sikap pelanggaran terhadap
peraturan dapat dikurangi, sehingga akan terbentuknya kedisiplinan siswa yang tinggi.
Tawuran antarpelajar, pemakaian obat-obatan terlarang, video porno, seharusnya juga
menjadi perhatian yang besar dari tenaga BK di sekolahan. Ada banyak sekali fungsi
bimbingan dan konseling di sekolah, fungsi satu berkaitan erat dengan fungsi yang
lainnya. Seseorang yang sudah bekerjapun membutuhkan fungsi BK untuk lebih
mengembangkan segala potensinya dalam bekerja, dan pengembangan kariernya
sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dengan melalui proses konseling, klien akan
dapat menghadapi dan menyelesaikan segala macam masalah yang dapat
menghancurkan karier/pekerjaan.
Pengertian Bimbingan dan Konseling Perkembangan zaman pada saat ini yang
berkembang pesat menimbulkan perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian setiap individu akan
menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pendidikan,
masalah sosial, masalah keluarga dan masalah pribadi. Dalam hal tersebut sekolah
harus mampu membantu murid-muridnya dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi. Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dan pengarahan diri guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
sekolah, keluarga dan masyarakat.
Menurut W.S. Winkel (1991: 34), konseling merupakan serapan dari kata
counselling yang dikaitkan dengan kata counsel, yang berarti nasehat (to obtain
counsel), anjuran (to give counsel), atau pembicaraan (to take counsel). Secara
etimologis, istilah konseling dari bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan
dan bersama yang dirangkai menerima atau memahami. Jadi bisa ditarik kesimpulan
bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, agar
mandiri dan berkembang melalui jenis layanan dan kegiatan pendukung.
BK atau Bimbingan Konseling merupakan unit yang seharusnya ada di setiap
lembaga pendidikan mulai dari tingkatan TK sampai PT. Karena upaya mengantarkan
peserta didik menjadi manusia seutuhnya tidak cukup hanya ditangani guru atau orang
tua saja tetapi membutuhkan peran dari berbagai pihak. Pendukung utama tercapainya
sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang
bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi
juga menyangkut aspek perkembangan pribadi-sosial-kematangan intelektual dan

1 0
sistem nilai. Karena itu pendidikan harus seimbang, yang hanya tidak mampu
mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan
akademis tetapi juga kemampuan mengembangkan diri yang sehat dan produktif. Jadi
layanan BK tidak hanya mengatasi masalah siswa/siswi yang bermasalah saja,
melainkan lebih pada optimalisasi potensi, sehingga mereka mampu menemukan dan
mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.persoalannya adalah bahwa
peserta didik belum mampu mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
"Guidance" berasal dari kata kerja " to guide" yang mempunyai arti "menunjukkan,
membimbing, menuntun, ataupun membantu. Secara umum bimbingan dapat di
artikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Sedangkan konseling adalah suatu proses
yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh
karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja
yang profesional, yaitu orang yang terlatih dan berpengalaman membantu orang lain
mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi.
Bimbingan dan konseling dapat diberikan di sekolah (TK, SD, SMP, SMA,
sederajat) dan di perguruan tinggi. Proses konseling harus terdapat pada suatu
lembaga pendidikan, karena setiap peserta didik pasti memiliki masalah yang
dihadapinya, sehingga peserta didik dapat mengatasi hambatan terhadap dirinya.
Adapun kegiatan bimbingan memiliki tujuan, fungsi dan azas yang harus di pahami
oleh seorang konselor. Juga ada bentuk dan jenis layanan yg harus di jalani konselor
agar proses konseling berjalan dangan lancar dan konselor bisa memberi jalan akan
masalah yang di hadapi oleh klien atau peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling ?
2. Apa sajakah fungsi-fungsi bimbingan dan konseling ?
3. Apa tujuan dari bimbingan dan konseling ?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ?

C. Tujuan Penyusunan
1. Mengetahui definisi bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui fungsi-fungsi bimbingan dan konseling.
3. Mengetahui tujuan dari bimbingan dan konseling.
4. Mengetahui prinsip-prinip bimbingan dan konseling.

1 0
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI BIMBINGAN DAN KONSELING


Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang di
berikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan
tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki
kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya sendiri (Tohirin,
2007:26).
Bimbingan adalah proses pemberi bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang ada. Sedangkan
konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi oleh klien (Prayitno dan Erman amti, 2004: 99 dan 105).
Bimbingan dan konseling merupakan dua rangkaian kata yang mempunyai
pengertian yang berbeda. Namun pada hakikatnya, mempunyai tujuan akhirnya sama,
yaitu berusaha membantu memecahkan masalah yang dihadapi individu maupun
kelompok, agar terhindar atau mampu mengatasi masalahnya.
Menurut Crow and Crow (1960) dalam Djumhur dan Moh. Surya
mengemukakan bahwa: Guidance (bimbingan) merupakan bantuan yang diberikan
oleh seseorang, baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan
pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk
menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan
arah pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri, dan memikul bebannya
sendiri.
Lebih lanjut Smith (Mc. Daniel, 1959) dalam Priyatno dan Ermananti
mengemukakan bahwa bimbingan adalah: Sebagai proses layanan yang diberikan
kepada individu individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan,
rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri yang baik.
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing, agar
individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha
bimbingan ini mencakup beberapa fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh
pribadi yang mandiri, yaitu: mengenal diri sendiri dan lingkungan, menerima diri
sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, mengambil keputusan,
mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

1 0
B. FUNGSI BIMBINGAN KONSELING
1. Fungsi Pencegahan (Preventif)
Fungsi pencegahan dalam pelaksanaannya bagi konselor merupakan bagian
dari tugas kewajibannya. yang amat penting. Dalam dunia kesehatan mental
"pencegahan" didefinisikan sebagai upaya memengaruhi dengan cara yang positif
dan bijaksana, lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian itu
benar-benar terjadi (Horner & McElhaney, 1993).
Lingkungan merupakan hal yang penting, karena lingkungan yang baik akan
memberikan pengaruh positif terhadap individu. Lingkungan yang mendukung
harus dipelihara dan dikembangkan. Sedangkan lingkungan yang sekiranya dapat
menimbulkan pengaruh yang negatif harus diubah, sehingga hal yang diperkirakan
tidak dapat menjadi kenyataan. Ruang kelas yang gelap dan kotor, pekarangan
sekolah yang sempit, sarana belajar yang kurang memadai, hubungan guru-murid
yang kurang serasi, semuanya akan menimbulkan kerugian-kerugian bagi siswa
itu sendiri. Pencegahan di sini juga bisa berarti menahan atau menghindarkan dari
bahaya yang akan timbul dari sesuatu yang bersifat negatif.
Layanan bimbingan bisa berfungsi pencegahan, yang artinya merupakan usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bentuk kegiatannya bisa berupa
orientasi, bimbingan karier, inventarisasi data. Bentuk orientasi yang biasa
dilakukan adalah untuk memberikan pencegahan terhadap sesuatu yang tidak
diinginkan, misalnya diadakan orientasi tentang bahayanya narkoba, itu
dimaksudkan dengan adanya pengetahuan tentang berbagai jenis narkoba serta
bahayanya bagi tubuh kita apabila dikonsumsi, maka akan mencegah pemakaian
narkoba di kalangan pelajar. Dengan adanya pengarahan dari tenaga BK di
sekolahan para siswa akan lebih terarah dalam setiap tindakan, sehingga akan
mencegah dari kerusakan dan bentuk gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya fungsi pencegahan yang baik, maka perkembangan potensi akan
menjadi lebih baik.
Peningkatan kemampuan khusus individu diperlukan untuk memperkuat
perkembangan dan kehidupannya. Keterampilan pemecahan masalah,
keterampilan belajar dengan berbagai aspeknya, keterampilan berkomunikasi dan
hubungan sosial, pengaturan pemasukan-pengeluaran uang merupakan beberapa
contoh kemampuan yang perlu ditingkatkan pada individu.

2. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu dengan
keperluan pengembangan siswa. Pemahaman ini mencakup:
a. Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru
dan guru pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalamnya lingkungan
keluarga dan sekolah), terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru
pembimbing.

1 0
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya
informasi pendidikan, jabatan, pekerjaan, dan atau karier, dan informasi
budaya/nilai-nilai), terutama oleh sekolah.
Fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan berbagai
permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan konseling. Berkenaan dengan kedua
hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan
dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh
klien sendiri, dan oleh pihak pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman
tentang lingkungan klien oleh klien.
Pemahaman masalah oleh individu sendiri merupakan modal dasar bagi
pemecahan masalah tersebut, apabila pemahaman masalah telah tercapai, agaknya
pelayanan bimbingan dan konseling telah menjalankan fungsi pemahaman dengan
bik. Pemahaman masalah siswa sama bergunanya dengan pemahaman tentang
individu pada umumnya oleh orang tua dan guru sebagaimana telah dijelaskan di
atas, yaitu untuk kepentingan berkenaan dengan perhatian dan pelayanan orang
tua terhadap anak, dan pengajaran oleh guru terhadap siswa. Para siswa perlu
memahami dengan baik lingkungan sekolah, dan juga perlu diberi kesempatan
untuk memahami berbagai informasi yang berguna berkenaan dengan pendidikan
yang sekarang dijalaninya dengan pendidikan jenjang selanjutnya dan yang
berhubungan dengan pekerjaannya di kemudian hari.

3. Fungsi Pengentasan
Istilah fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif
atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Tidak
dipakainya istilah tersebut karena istilah itu berorientasi bahwa peserta didik
adalah orang yang "sakit" serta untuk mengganti istilah "fungsi perbaikan" yang
berkonotasi bahwa peserta didik yang dibimbing adalah orang "tidak baik atau
rusak". Melalui fungsi pelayanan ini akan menghasilkan terentaskannya atau
teratasinya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Pelayanan
bimbingan dan konseling berusaha membantu pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi oleh peserta didik, baik dalam sifatnya, jenisnya maupun bentuknya.
Pelayanan dan pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan ini dapat
bersifat konseling perorangan ataupun konseling kelompok.
Jadi, dalam pelaksanaan fungsi pengentasan bimbingan dan konseling
menganggap bahwa orang yang mengalami masalah itu berada dalam keadaan
yang tidak mengenakkan, sehingga harus diangkat dan dientaskan dari keadaan
tersebut.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan


Fungsi pemeliharaan dan pengembangan akan menghasilkan terpeliharanya
dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam
rangka perkembangan dirinya secara terarah mantap dan berkelanjutan.Dalam
fungsi ini, hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik dan

1 0
dimantapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan peserta didik dapat mencapai
perkembangan kepribadiannya secara optimal.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan
pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan
program.Dalam fungsi ini, sesuatu yang dipelihara bukanlah sekedar
mempertahankan agar tetap utuh, tetapi diusahakan agar bertambah baik, lebih
menyenangkan, dan memiliki nilai tambah daripada yang terdahulu.

5. Fungsi Penyaluran
Dalam fungsi penyaluran, siswa dibimbing agar mendapatkan kesempatan
penyaluran kepribadian, bakar, minat, hobi yang dimiliki, sehingga dapat
dikembangkan. Dalam fungsi ini, layanan yang dapat dibentuk misalnya
menyusun program belajar, pengembangan bakat dan minat, serta perencanaan
kariernya.

6. Fungsi Penyesuaian
Dalam fungsi ini, layanan bimbingan adalah terciptanya penyesuaian antara
siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, timbul kesesuaian antara pribadi
siswa dan sekolah.Kegiatan dalam layanan fungsi ini dapat berupa orientasi
sekolah dan kegiatan-kegiatan kelompok.

C. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Sejalan dengan perkembangan konsep bimbingan dan konseling maka tujuan
konseling pun mengalami perubahan, Perkembangan itu dari yang sederhana sampai
ke yang lebih komprehensif. Perkembangan itu dari waktu ke waktu dapat dilihat pada
kutipan dibawah ini: (Prayitno dan Erman amti, 2004: 112).
1. Untuk membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan
interpretasi-interpretasi dalam hubungannya pada situasi tertentu.
2. Untuk memperkuat fungsi-fungsi pendidikan. 3. Untuk membantu orang-orang
menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekadar mengikuti kegiatan kegiatan
yang berguna saja.
Tujuan pelayanan bimbingan adalah agar konseli dapat:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta
kehidupannya di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar
(akademik), dan karier. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek
pribadi sosial konseli adalah:

1 0
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan. kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Sebagaimana yang terdapat dalam buku dasar-dasar bimbingan konseling (Prayitno,
2004) ia mengemukakan tujuan umum dari bimbingan dan konseling ini adalah
"untuk membantu mngembangkan diri seseorang secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya seperti kemampuan dasar dan
bakatnya, dan berbagai latar belakang yang ada seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, sosial dan ekonomi, serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya".
Namun demikian Prayitno juga memaparkan beberapa pendapat para ahli dalam
membahas tujuan bimbingan konseling yaitu sebagai berikut:
Menurut Hamrin dan Clifford (Jones,1951), tujuan dari BK untuk membantu
seseorang dalam membuat pilihan pilihan dan penyesuaian serta interpretasi-
interpretasi dalam hubungan dengan keadaan tertentu.
Sedangkan menurut Bradsow (McDaniel, 1956), tujuan BK adalah untuk
memperkuat fungsi-fungsi pendidikan. Selain itu menurut Tiedman (Bernard n
Fullmer, 1969), tujuan BK untuk membantu orang-orang menjadi manusia yang
berguna, tidak hanya mengikuti kegiatan yang berguna saja, dan menurut Thompson
dan Rudolph (1983), tujuan konseling dapat dilihat dari klien yang sekedar mengikuti
kemauan-kemauan konselor sampai sampai pada masalah pengambilan keputusan,
pengembangan kesadaran, pribadi, penyembuhan dan penerimaan diri sendiri.
Terakhir tujuan dari semua uapaya bimbingan konseling (myers, 1992) adalah
pengembangan yang mengacu pada perubahan positif pada diri individu.
Ditemukan juga dalam buku Bimbingan dan konseling (Hallen, 2002) ia
mengatakan bimbingan konseling bertujuan agar peserta didik dapat menemukan dan
mengenal dirinya dan mampu memecahkan masa depannya.
Dari semua tujuan yang dipaparkan secara umum diatas, dapat disimpulkan
bahwa tidak semua tujuan itu sama dalam proses konseling itu berlangsung, karena
tiap individu itu memiliki permasalahan dan latar belakang yang berbeda, dan tidak
boleh pula disamakan.

D. PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING


Beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan
bimbingan. Prinsip prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan,
prinsip-prinsip itu adalah:
1. Bimbingan dan Konseling Diperuntukkan bagi Semua Konseli

1 0
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau
konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun
wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang
digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada
penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada
perseorangan (individual).
2. Bimbingan dan Konseling sebagai Proses Individuasi
Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui
bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya
tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah
konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.

Pada prinsipnya kegiatan bimbingan konseling adalah:


1. Bimbingan Menekankan Hal yang Positif
Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif
terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang
menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan
sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan
kesuksesan, karenabimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk
berkembang.
2. Bimbingan dan Konseling Merupakan Usaha Bersama
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas
guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-
masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
3. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan
dan Konseling
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan
dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan
informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya
dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan
bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper timbangkan, menyesuaikan diri,
dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat.
Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan,
tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah
mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan
mengambil keputusan.
4. Bimbingan dan Konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di
Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,
lembaga lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang
pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi,
sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

1 0
Selain hal tersebut di atas prinsip-prinsip dalam Bimbingan Konseling dapat
kita simak sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip Umum
a. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu,
perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala
aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b. Perlunya pemahaman perbedaan individu, agar bimbingan yang diberikan
tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan.
c. Bimbingan harus dimulai dengan identifikas kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang dibimbing.
d. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seseorang yang ahli di
bidang bimbingan.
e. Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian yang teratur
untuk mengetahui sampai mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta
penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.
2. Prinsip-prinsip Khusus
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan:
1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu.
2) Bimbingan dan konseling melayani semua individu berurusan dengan
pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai
aspek perkembangan individu.
4) Bimbingan dan konseling meberikan perhatian utama kepada perbedaan
individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

b. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu:


1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
perubahan kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di
rumah, kampus, serta kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan
sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu.
2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu dan keseluruhannya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan.

c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan:


1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan
dan pengembangan individu, karena itu program bimbingan harus
disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik.
2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.

1 0
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.

d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan


1) Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu
menyelesaikan permasalahan pribadi.
2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilakukan oleh individu harusnyan atas kemauan individu harusnyan atas
kemauan individu sendiri, bukan karena desakan atau kemauan orang lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli daa bidang yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama antara pembimbing dengan guru lain dan orang tua
menentukan hasil pelayanan pembimbingan.
5) Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri.

1 0
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan dua rangkaian kata yang mempunyai
pengertian yang berbeda. Namun pada hakikatnya, mempunyai tujuan akhirnya sama,
yaitu berusaha membantu memecahkan masalah yang dihadapi individu maupun
kelompok, agar terhindar atau mampu mengatasi masalahnya. Fungsi bimbingan
konseling antara lain: fungsi pencegahan (preventif), fungsi pemahaman, fungsi
pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi penyaluran, dan fungsi
penyesuaian. Tidak semua tujuan bimbingan dan konseling sama dalam proses
konseling itu berlangsung, karena tiap individu itu memiliki permasalahan dan latar
belakang yang berbeda, dan tidak boleh pula disamakan. Dalam bimbingan dan
konseling terdapat prinsip-prinsip yang harus diterapkan agar proses bimbingan dan
konseling bisa berjalan sesuai harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Mustayah,M.Kes., Budiono,S.Kp.,M.Kes., Eka Wulandari,S.Pd,M.Pd. 2022.


Penyelenggaraan Program Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi.
Pekalongan: Penerbit NEM (PT Nasya Expanding Management).

1 0

Anda mungkin juga menyukai