Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH SMART OFFICE PADA LINGKUNGAN FISIK DAN TATA

RUANG KANTOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Selvi Nur Afifah

(195254054)

2B – D4 Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam menjalankan sebuah bisnis,
mengakibatkan persaingan di antara perusahaan untuk menciptakan berbagai
terobosan. Namun, banyak kendala yang terjadi seperti durasi kerja yang lama dan
tekanan dalam menyelesaikan tugas yang diemban sangat mempengaruhi tingkat
emosional pegawai. Oleh karena itu, untuk menciptakani lingkungan kerjai yang
nyaman dan produktif bagi karyawannya, maka dari itu salah satu strategi yang dapat
dilakukan adalah dengan menerapkan konsep kantor cerdas. Salah satu contoh
pengaplikasian konsep ini adalah dengan melakukan modifikasi pada lingkungan fisik
dan tata ruang kantor serta layanan yang mendukung kinerja karyawan. Tujuan
penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui pengaruh smart office pada lingkungan
fisik dan tata ruang kantor terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil kajian yang
dilakukan ditemukan bahwa lingkungan kerja fisik memiliki hubungan yang positif
terhadap peningkatan produktivitas dan kinerja karyawan. Beberapa penerapan sistem
Smart Office untuk menunjang terbentuknya lingkungan fisik yang baik adalah berupa
kontrol keamanan, smart meeting room, pemantauan penggunaan listrik, serta
pemantauan temperatur dan pencahayaan ruangan. Selain itu, penataan ruang kantor
juga memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja karyawan. Contoh
aplikasi sistem Smart Office pada pengaturan ruang kantor mencakup manajemen
pengunjung dan pengaturan fasilitas tambahan.
Kata Kunci: Smart Office, Lingkungan Fisik, Tata Ruang Kantor

ABSTRACT
The development of information and communication technology in running a business
has resulted in competition among companies to create various breakthroughs.
However, there are many obstacles that occur such as long work duration and pressure
in completing tasks which are influenced by the emotional level of employees.
Therefore, to create a comfortable and productive work environment for its employees,
one of the strategies that can be done is to apply the smart office concept. One example
of the application of this concept is by modifying the physical environment and office
layout and services that support employee performance. The purpose of writing this
article is to determine the effect of smart office on the physical environment and office
layout on employee performance. Results Based on the study, it was found that the work
environment has a positive relationship with increasing employee productivity and
performance. Several applications of the Smart Office system to support the formation
of a good physical environment are in the form of security control, smart meeting
rooms, monitoring of electricity usage, and monitoring of room temperature and
lighting. In addition, the arrangement of office space also has a positive influence on
improving employee performance. Examples of Smart Office system applications in
office space settings include management and management of additional facilities.
Keywords: Smart Office, Physical Environment, Office Layout
PENDAHULUAN
Seiring perubahan zaman, tuntutan akan pekerjaan semakin meningkat. Selain itu,
dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi dalam menjalankan
sebuah bisnis, mengakibatkan persaingan di antara perusahaan untuk menciptakan
berbagai terobosan. Jika perusahaan tidak siap dengan dinamika perubahan zaman
yang cepat, maka perusahaan tersebut dapat dikalahkan oleh pesaingnya. dengan
demikian dapat dikatakan bahwa, lama bisnis dibangun tidak menjamin untuk dapat
beradaptasi dengan perubahan yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Dengan
demikian, beberapa tujuan yang perlu dicapai oleh sebuah perusahaan dalam
pelaksanaannya meliputi, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, perusahaan
dapat mempertahankan kelangsungan bisnis dan terbentuknya kesejahteraan pada
karyawan (Norianggono, Hamid, Ruhana, 2014).
Upaya meningkatkan mutu sebuah perusahaan dapat dilakukan dengan
perencanaan strategi bisnis yang matang dan perlibatan semua lapisan karyawan yang
terampil dan cepat beradaptasi dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Namun
hal tersebut tidak dapat dikatakan mudah karena banyak kendala yang terjadi seperti
durasi kerja yang lama dan tekanan dalam menyelesaikan tugas yang diemban sangat
mempengaruhi tingkat emosional pegawai. Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus
maka dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kerja.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif bagi
karyawannya, maka salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan konsep kantor cerdas (Smart office). Smart office merupakan sebuah
konsep yang memahami kebutuhan seseorang dan dikolaborasikan dengan gagasan
yang inovatif dan perkembangan teknologi untuk memajukan potensi kinerja setiap
karyawan secara optimal demi meningkatkan kualitas sebuah perusahaan. Dengan
adanya penerapan konsep smart office pada sebuah perusahaan tidak hanya
menghasilkan produk yang pintar tetapi juga telah berkembang untuk menghasilkan
mutu layanan dan keakuratan bagi penerapan layanan cerdas tersebut (Marlina,
Prihatin, Gaffar, 2020). Salah satu contoh pengaplikasian konsep ini adalah dengan
melakukan modifikasi pada lingkungan fisik dan tata ruang kantor serta layanan yang
mendukung kinerja karyawan.
Lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan situasi fisik yang ada di sekeliling
tempat kerja dan dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan baik secara langsung
dan tidak langsung. Jika perusahaan ingin menciptakan kondisi lingkungan kerja yang
nyaman bagi karyawannya, maka harus memperhatikan dua bagian lingkungan kerja
fisik, dimana bagian pertama merupakan lingkungan yang berkaitan langsung dengan
karyawan pada sebuah perusahaan seperti tingkat ergonomic kursi, peralatan
elektronik, meja, dan lain sebagainya. Sedangkan bagian kedua terdiri dari lingkungan
umum yang dapat mempengaruhi kondisi karyawan yaitu suhu, pencahayaan, tingkat
kelembapan, kebisingan, getaran mekanis, bau, warna, serta pertukaran udara yang
memadai (Sedarmayanti, 2006 dalam Norianggono et al, 2014). Salah satu faktor yang
berperan penting dalam membentuk lingkungan kerja produktif adaah pengaturan tata
letak pada ruangan perkantoran.
Tata ruang kantor merupakan penyusunan perabotan kantor pada tempat yang
tepat, sehingga ruangan menjadi lebih luas dan karyawan dapat bekerja secara baik dan
efisien (Waluyo, Harjoyo & Zubaidah, 2021). Penataan ruang kantor perlu disesuaikan
dengan letak dan jumlah karyawan yang terdapat dalam suatu perusahaan. Jika ditinjau
dari segi fisik, tata ruang memiliki pengaruh dengan terciptanya kondisi fisik karyawan
yang sehat yang mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaannya. Sedangkan
dari segi psikologis, tata ruang yang baik dapat berpengaruh terhadap timbulnya
motivasi pada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya secara maksimal
(Kusumawardhany, Narwati, Yanti, Rina, 2018).
Kinerja karyawan merupakan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh anggota sebuah
lembaga atau organisasi dalam rangka untuk mewujudkan tujuan sebuah organisasi
serta memperkecil kesalahan yang terjadi (Wulandari, 2017). Kinerja karyawan pada
sebuah merusahaan merupakan unsur yang bersifat individual. Hal ini dikarenakan tiap
orang mempunyai kemampuan yang bervariasi dalam menyelesaikan tugas yang
diemban. Peningkatan kinerja karyawan sangat berpengaruh positif terhadap kemajuan
sebua perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kinerja karyawan untuk
menciptakan pelayanan yang maksimal pada sebuah perusahaan (Putra & Rayuda,
2015).
Berdasarkan uraian latar belakang diiatas, maka penelitiitertarik untuk melakukan
kajian tentang “Pengaruh Smart Office Pada Lingkungan Fisik Dan Tata Ruang Kantor
Terhadap Kinerja Karyawan”.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Smart Office
a. Pengertian Smart Office
Menurut Giacobbe dalam Kosasih & Wibowo, (2021), smart office
merupakan upaya untuk meningkatkan pemakaian sumber daya secara efisien
untuk menciptakan lingkungan perkantoran yang ramah dan nyaman bagi
karyawannya. Ahli lain mengatakan bahwa smart office adalah perpaduan
teknologi dengan sistem pelayanan menjadi sebuah aplikasi yang ditujukan
untuk meningkatkan efisisiensi, kenyamanan serta keamanan pemilik dan
pekerjanya (Raharjo & Sabur, 2020).
Smart Office dapat ditinjau dari aspek ekomoni, sosial, maupun
lingkungan. Berdasarkan aspek sosial, perancangan smart office harus
dioptimalkan untuk mempermudah karyawan dalam komunikasi yang dapat
meningkatkan produktifitas kerjanya. Contohnya jika sebuah pekerjaan
memerlukan ketelitian yang tinggi maka alangkah baiknya jika dilakukan
pengaruran mengenai interaksi sosial karyawan. Sebaliknya apabila proyek
membutuhkan kolaborasi dari bidang lain, maka desain smart office harus
dirancang dalam mempermudah karyawan dalam interaksi sosial. Interaksi
sosial dalam perancangan smart office arus di desain sebaik mungkin karena
interaksi yang terlalu minim maupun terlalu banyak akan mengganggu
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Sistem Smart Office dapat membentuk lingkungan perkantoran yang
menggambarkan peningkatan kualitas kerja karyawan secara efektif. Sasaran
penerapan sistem Smart Office berfokus pada anggota perusahaan. Oleh karena
itu, tiap kantor memiliki kebutuhan teknologi dan layanan yang bervariasi
(Raharjo & Sabur, 2020).
b. Manfaat Smart Office
Terdapat empat manfaat penggunaan smart office dalam bidang
perkantoran ( Badri dalam Raharjo & Sabur, 2020) yaitu:
1) Membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada karyawan
2) Menjadi sebuah desain sistem yang sangat terintegrasi
3) Merupakan sistem yang menunjang kerja remote
4) Merupakan sistem yang sangat memperhatikan tingkat keamanan pekerja.
Dengan memanfaatkan potensi digitalisasi secara tepat, Smart Office dapat
mencapai kinerja yang maksimal untuk memenuhi harapan dari klient, pemilik,
manajer hingga karyawan (Siemens Switzerland, 2018).
c. Komponen dan PilihaniInfrastruktur Smart Office
1) Kontrol keamanann
Unsur keamanan pada sistem Smart Office, memberikan keuntungan
bagi perusahaan dalam memberikan rasa aman bagi para pekerja dan
seluruh harta yang terdapat pada ruangan kantor. Selain itu, unsur ini juga
berperan penting dalam mengarahkan klien yang berkunjung ke
perusahaan sehingga semua keamanan dapat dipantau dengan optimal.
2) Manajemen pengunjung
Unsur manajemen pengunjung dalam sistem Smart Office sangat
mempermudah klient yang mengunjungi perusahaan. Manajemen ini
mencakup sistem registrasi mandiri, memberikan pengingat kepada
pekerja jika klien telah berada di tempat, hingga memberikan informasi
pertemuan kepada klien.
3) Smart meeting room
Teknologi ini sangat mempermudah pihak perusahaan serta
pekerjanya dalam mengelola sebuah pertemuan mulai ketika penetapan
jadwal, persiapan sarana prasarana pendukung pertemuan (AC dan LCD).
4) Memantau penggunaan listrikk
Smart Office jugaimenyediakan sistem pemantauan penggunaan listrik
yang sangat mempermudah perusahaan dalam menghemat pengeluaran
biaya operasional kantor.
5) Mengecek Temperatur dan pencahayaan ruang
Teknologi pemantauan temperatur juga diintegrasikan dalam Smart
Office untuk mempermudah karyawan mengatur temperatur dan
pencahayaan di ruang kerjanya senyaman mungkin.
6) Pengaturan fasilitas tambahan
Melalui sistem ini, perusahaan dapat mengatur semua sarana prasarana
pendukung seperti smart parking, cleaning services maupun situs
pengaduan.
2. Lingkungan Kerja Fisikk
a. Pengertian Lingkunganikerja Fisik
Lingkungan kerja merupakan keseluruhan hal yang ada di sekeliling
pekerjaayang memiliki pengaruh terhadap dirinya sendiri dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh lembaga (Bahri, 2018). Berdasarkan
pendapat Sedarmayanti (2001), menjelaskan bahwa lingkungan kerja dapat
dibagi menjadi dua bagian yang terdiri dari ingkungan kerja fisik dannnon
fisik. Lingkungan kerja fisikimerupakan aspek fisik yang berkaitan dengan
tempat kerja, keamanan dan kualitas kesejahteraan para karyawan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisikk
Adapun faktorr yang berkaitan dengan terbentuknya lingkungan
kerjaafisik yang baik dalam rangka menunjang kinerja karyawan
(Sedarmayanti, 2012 dalam Silitonga, 2020) yaitu:
1) Penerangan
Intensitas cahaya di tempat kerja merupakan unsur yang penting yang
membantu karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannyaasecara efektif dan
efisien. Hal ini sejalan dengan permenkes No. 1406 Tahun 2002,
menyatakan bahwa penerangan merupakan jumlah padaasuatu bidang
kerjaayang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secaraaefektif. Dalam
konstruksi bangunan perkantoran perlu memperhatikan desain tata
cahayaayang baik, terutama dalam mempertimbangkan keseimbangan
jumlah sinar mataharii yang dapat masuk keedalam ruangan, agar tidak
terlalu redup maupun terlalu menyilaukan. Jika sinar matahari yang masuk
terlalu sedikit, dapat mengakibatkan tingginya tingkat kelembapan
sedangkan jika terlalu banyak dapat menyilaukan mata karyawan dan
mengakibatkan suhu ruangan menjadi terlalu panas sehingga karyawan
tidak nyaman untuk bekerja.
Menurut Gie (2009) dalam Silitonga (2020), pencahayaan ruangan
dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu:
a) pencahayaan langsung, merupakan kondisi dimana pancaran cahaya
secara langsung mengarah ke permukaan meja. Jika menggunakan
lampu biasa, maka cahaya yang dihasilkan akan sangat menyilaukan
dan cepat mengakibatkan kelelahan pada mata, sehingga teknik ini
jarang dipakai.
b) Pencahayaan setengah langsung, merupakan kondisi dimana pancaran
cahaya mengenai tudung lampu yang berwarna putih sehingga
bayangannyang dihasilkan tidakkterlalu tajam. Namun, hampir
keseluruhan cahaya tetap langsung mengarah ke permukaan meja dan
akan dipantulkan kembali ke arah mataasehingga masih dapat
mengakibatkan kelelahan pada mata.
c) Pencahayaan setengah tidak langsung, terjadi ketika sebagian besar
pancaran cahaya yang menembus tudung kaca bening, menyebar ke
arah langit-langit dan dinding ruangan dan menghasilkan cahaya yang
tidak terlalu tajam sehingga cukup baik bagi penglihatan jika
dibandingkan dengan pencahayaan langsung.
d) Pencahayaan tidak langsung, merupakan kondisi yang terjadi ketika
pancaran cahaya mengarah ke langit-langit ruangannkemudian
dipantulkan keearah meja sehingga menghasilkan cahaya yang lembut
dan tidak mudah mengakibatkan kelelahan mata. Hal ini disebabkan
karena pancaran cahaya tersebar secara merata pada seluruh sudut
ruangan. Teknik pencahayaan ini merupakan teknik yang terbaik
sejalan dengan pernyataan Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
bahwa pencahayaannharus menggunakan teknik yang tepat sebab
apabila cahaya terlalu terang atau redup akan menyebabkan kelelahan
fisik dani psikologis pada karyawan.
Manfaat yang dihasilkan dari kondisi penerangan ruangan yang baik
adalah meminimalisir terjadinya perpindahan pekerja, tingginya motivasi
dan semangat dalam bekerja, lebih banyak pekerjaan yang dapat
diselesaikan, meminimalisir terjadinya human error, dan berkurangnya
kelelahan baik secara fisik maupun psikologis.
2) Temperatur
Setiap individu memiliki temperatur tubuh yang bervariasi. Temperatr
pada tubuh manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat individu
tersebut berada dengan tetap mempertahankan keadaan normalnya. Namun,
kemampuan adaptasi tersebut memiliki batasan dimana tubuh tidak dapat
menyesuaikan dirii dengan perubahan temperaturryang lebih darii 20%
pada keadaan panas dan 35% pada keadaan dingin. Hal ini juga berlaku
bagi karyawan dalam kemampuan beradaptasi dengan suhu ruangan kantor.
Apabila suhu ruangan terlalu dingin atau terlalu panas tentunya akan
mengakibatkan ketidaknyamanan yang mempengaruhi produktifitas kerja.
3) Kelembapan
Kelembapan merupakan jumlah kandungan air yang berada di udara
dan dipengaruhi oleh temperatur dan kecepatan udara serta pancaran panas
dariiudara tersebut. Hal ini akan mempengaruhiikondisi tubuh seseorang
dalam menerima maupun melepas panas dari tubuh. Apabila sebuah ruang
kerja memiliki temperatur dara yang panas dengan kelembapan yang
tinggiiakan menimbulkan pelepasan panas dari tubuh yang besar. Selain itu
juga dapat mengakibatkan percepatan denyut jantung sebagai sistem tubuh
untuk mempercepat suplai darah ke otak dan mengakibatkan kelelahan.
4) Sirkulasi usara
Untuk menjaga kelangsungan hidup maka setiap orang memerlukan
oksigen. Sumber utama udara yang segar di tempat kerja dapat berasal dari
tanaman yang ditanam di sekitar kantor. Jika kebutuhan oksigen dii tempat
kerja memadaiiditambah dengan efek psikologis dari keberadaan tanaman
tersebut, akan memberikan kesejukan dan kesegaran jasmanii para
karyawan. Hal tersebut akan membantu mempercepattpemulihan tubuh
setelah lelah bekerja. Oleh karena itu, dalam ruangan kantor dengan jumlah
karyawan yang banyak, perlu diperhatikan mengenai kecukupan sirkulasi
udara dalam ruangan untuk menunjang kenyamanan dan kesehatan
karyawannya dalam bekerja.
5) Kebisingan
Kebisingan adalah rangsangan berlebihan dari suara yang tidak
diinginkan. Apabila karyawan terpapar kebisingan pada tempat kerja secara
terus menerus, maka dapat menimbulkan gangguan fungsi pendengaran
yang dapat bersifat sementara maupun permanen sehingga dapat
menurunkan produktifitas kerja. Pada kasus gangguan fungsi pendengaran
sementara yang dialami pekerja, biasanya akan hilang ketika pekerja
tersebut meninggalkan tempat yang menjadi sumber bising (Safety Sign
Indonesia, 2016). Selain itu, kebisingan ini akan mengubah ambang
pendengaran sehingga berpeluang terjadinya gangguan dalam
berkomunikasi sehingga dapat menghambat pekerjaan sampaiipada
kemungkinan terjadinyaakesalahan karena tidakkmendengar perintah
dengan baik (Nasution, 2019).
6) Getaran Mekanis
Getaran mekanis merupakan respon organ tubuh manusia akibat
terpapar dengan penggunaan peralatan atau mesin di tempat kerja yang
memiliki getaran. Apabila intensitas pajanan terhadap getaran mekanis
tinggi dan melebihi NAB yang telah ditetapkan maka dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan pada karyawan yang terlibat seerti gangguan
persendian, otot, saraf dan lain sebagainya (Agustina, 2019).
7) Bau-bauan
Keberadaan bau-bauan diisekitar lingkungan tempat kerja dapat
dipandang sebagaiibentuk pencemaran udara karena hal ini dapat
mengganggu kenyamanan, konsentrasiikaryawan dalam bekerja dan
mempengaruhi kepekaan penciuman. Salah satu faktor yang dapat
digunakan sebagai alternatif utuk menghilangkan bau-bauan diisekitar
tempat kerjaaadalah dengan pemakaian AC.
8) Tata warna
Penataan warna pada ruangan tempat kerja perlu diperhatikan memiliki
kaitan terhadap kondisi psikologis dan emosi karyawannya. Warna
memiliki pengaruh yang signifikan untuk dapat merangsang perasaan
seseorang. Hal ini sejalan dengan psikologi warna yang menyebukan bahwa
setiap warna memiliki getaran yang bervariasi dan dalam pemilihannya,
warna dapat merangsang jiwa seseorang. Misalnya pada warna merah dapat
menimbulkan gejolak dalam jiwa dan perasaan orang yang melihatnya,
warna kuning yang dapat memberikan efek sukacita dan megah, serta warna
hijau dan biru yang dapat menimbulkan kesan damai dan tenang.
9) Dekorasi
Dekorasi ruang kantor berkaitan serta dengan penggunaan tata warna
yang baik. Namun dekorasii tidak hanya memperhatikan soal hiasan tetapi
jugaapenempatan benda secara baik dan benar sesuai dengan
peruntukkannya (Putri, 2017).
10) Musik
Penggunaan musik dengan nada lembut pada tempat kerja dapat
membangkitkan semangat kerja karyawan. Oleh karena itu, dalam
pemilihan lagu yang aka diputar di tempat kerja perlu dilakukan secara
selektif agar tidak mengganggu konsentrasi karyawan.(Putri, 2017).
11) Keamanan
Agar lingkungan dan tempat kerja berada dalam situasi yang aman serta
karyawan dapat bekerja dengan tenang, maka perlu disediakan tenaga
satuan petugas keamanan pada perusahaan (Putri, 2017).
3. Tata Ruang Kantor
a. Pengertian Tata Ruang Kantorr
Haryadi (2009), yang mengemukakan bahwa tataaruang kantor adalah
pembenahan ruangan kantor dan penataan perlengkapan serta perabotan kantor
yang disesuaikan dengan luas ruangan yang ada untuk dapat mendukung
penyediaan sarana prasarana yang menunjang kinerja pegawai. Menurut Penn
et al dalam Anggreni dan Yuniarsih (2017), menyatakan bahwa tata ruang
kantor dapat menghasilkan sebuah ruang yang interaktif antara karyawannya
dan dapat berupa area terhubung maupun terpisah.
b. Tujuan tata Ruang kantor
Tujuan dilakukannya penataan terhadap ruangan di gedung perkantoran
(Haryadi, 2009) adalah sebagai berikut:
1) Mendayagunakan semua ruang yang tersedia untuk memberikan
keuntungan ekonomis bagi perusahaan karena setiap sudut ruangan pada
perusahaan dapat berguna secara efisien.
2) Mempermudah dilakukan proses monitoring oleh manajer perusahaan
terhadap kinerja karyawan. Dalam pelaksanaannya, setiap lembaga
memiliki peraturan yang berbeda-beda tentang pelimpahan wewenang baik
itu bersifat sentralisasi maupun desentralisasi. Monitoring terhadap
karyawan berkaitan dengan kedewasaan staf yang mempengaruhi sikap
atasan dalam memimpin serta proses pembuatan kebijakan dalam
perusahaan.
3) Mempermudah interaksi dan proses kerja. Interaksi antar karyawan degan
sesamanya maupun antara karyawan dengan atasan dipengaruhi oleh
kualitas proses kerja yang baik. Hal ini dikarenakan penataan ruangan yang
efektif dan efisien akan mempengaruhi pergerakan informasi baik secara
vertikal maupun horizontal.
4) Penataan ruangan yang baik berdampak pada kepuasan dan kenyamanan
karyawan sehingga mereka lebih tekun dalam menyelesaikan tugasnya
5) Dengan adanya penataan terhadap ruang kantor seperti PC, telepon,
intercom, faksmili juga turut menyediakan layanan yang diperlukan
karyawan untuk memudahkan penyelesaian pekerjaan mereka secara cepat
6) Mempermudah karyawan ketika menyimpan dokumen arsip kantor karena
letak lemari arsip yang ditempatkan sesuai peruntukannya yaitu dekat
dengan ruangan karyawan
7) Menciptakan rasa aman dan kebebasan bagi karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan mereka
8) Mereduksi mesin maupun bagian pekerjaan yang dapat menimbulkan
bising yang mengganggu pekerjaan karyawan. Hal ini diperlukan untuk
membuat waktu penyelesaian pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien
9) Membangun persepsi serta kesan pertama yang positif bagi para klien
maupun tamu yang berkunjung ke perusahaan dengan tata ruang yang baik,
peralatan kantor yang modern serta penggunaan mebel yang berkualitas
dalam desain interior. Dengan demikian dapat tercipta hubungan publik
perusahaan yang positif yang memberikan keuntungan berupa peningkatan
surplus dalam jangka panjang.
c. Jenis Tata Ruang kantor
Menurut Renaldi & Soetrisno (2006) dalam Revida, et al (2021), tata
ruang perkantoran dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1) Tata ruang terpisah-pisah
Dalam jenis tata ruang ini, ruangan untuk bekerja dipisah menjadi
beberapa bagian dengan menggunakan plywood atau kaca. Pembagian ini
dilakukan dengan alasan kondisi gedung perusahaan yang terdiri dari
kamar-kamar maupun dengan alasan kesengajaan. Beberapa keuntungan
dari penataan ruang yang tertutup ini (Haryadi, 2009) adalah sebagai
berikut:
a) Pekerjaan karyawan memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap bidang
administrasi
b) Tingginya asas kebersamaan yang dibentuk yang mempermudah
pembuatan keputusan dari bawah ke atas.
Sedangkan kerugian yang ditimbulkan dari penataan ruangan secara
tertutup adalah:
a) Biaya yang dikeluarkan untuk membangun sekat-sekat/area privat
lebih besar
b) Sulit mengatur sistem penerangan serta sistem pertukaran udara yang
dibutuhkan dalam sebuah ruangan
c) Kesulitan dalam pengawasan karyawan secara langsung karena area
kerja yang terpisah-pisah.
2) Tata ruang terbuka
Jenis penataan ini, menekankan pada susunan ruang kerja yang
digabung. Dengan demikian, semua karyawan berada dan bekerja salam
satu ruangan yang besar dimana wilayah kerja antara karyawan saling
terlihat untuk memudahkan interaksi. Keuntungan dari penataan ruang
kantor secara terbuka meliputi:
a) Memungkinkan perubahan tata ruang tanpa harus memakai biaya yang
mahal
b) Membangun hubungan yang harmonis dan koordinasi antar karyawan
yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan
c) Menghemat penggunaan lampu dan kebutuhan akan alat-alat kerja
d) Penempatan, penggunaan serta perawatan alat-alat kerja lebih gampang
e) Proses monitoring lebih mudah dilakukan
Sedangkan kerugian akibat tata ruang yang terbuka meliputi:
a) Kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan yang bersifat rahasia
b) Harus menggunakan AC untuk mereduksi debu
c) Peluang terjadinya kebisingan yang tidak diinginkan lebih besar
sehingga dapat mengganggu konsentrasi kerja.
d. Bentuk Tata Ruang kantor
Bentuk penataan ruangan kantor dibagi menjadi dua aspek (haryadi, 2009)
yaitu:
1) Sistem Pencahayaan
Pencahayaan pada sebuah ruangan kantor memiliki peran yang
mendasar untuk menciptakan kenyamanan visual bagi karyawan karena
pencayahan mempengaruhi produktivitas mata. Standar pencahayaan yang
diperlukan pada kawasan kerja yaitu 2 sampai 3 kali lebih terang
dibandingkan pencahayaan sekitar, 5 kalii lebih terang dari ruangan
perkantoran dan 10 kalii lebih terang darii keseluruhan lingkungan yang
ada di sebuah lembaga.
Terdapat empat macam pencahayaan yang umum dipakai pada
ruangan kantor yaitu:
a) Pencahayaan alami
Merupakan pencahayaan yang bersumber dari sinar matahari dan
dikombinasikan dengan dekorasi jendela, pintu kaca, maupun dinding.
Jika pada musim panas, sistem pencahayaan alami memberikan efek
yang positif bagi karyawan. Sebaliknya jika memasuki musim
penghujan maupun mendung maka sistem pencahayaan ini menjadi
tidak maksimal. Selain itu, jika perusahaan menggunakan pencahayaan
aami maka perlu dipertimbangkan dampak terhadap peningkata
temperatur panas di dalam ruangan.
b) Pencahayaan tugas
Teknik pencahayaan ini jarang dipakai pada sektor perkantoran, namun
lebih sering dipakai pada jenis pekerjaan yang membutuhkan ketelitian
dan fokus yang tinggiimisalnya dalam bidang arsitektur.
c) Pencahayaan ambient
Pencahayaan ambient merupakan jenis pencahayaan yang
menggunakan lampu yang diletakkan pada plafon ruangan sebagai
sumber cahaya.
d) Pencahayaan aksen
Merupakan salah satu jenis pencahayaan yang dipakai untuk
memfokuskan cahaya hanya pada kawasan tertentu. Misalnya dipakai
pada lorong kantor.
2) Sistem Penerangan
Sistem penerangan kantor yang biasa digunakan, diklasifikasikan menjadi
sistem penerangan langsung, penerangan semi langsung, penerangan tidak
langsung dan penerangan semi tidak langsung.
4. Kinerja Karyawan
a. Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja adalah adalah sikap nyata yang ditunjukkan setiap individu
sebagai prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perannya
dalam sebuah perusahaan. Konsep kinerja menurut Robins (2009), dinyatakan
sebagai fungsi hubungan antara kemampuan, motivasi dan kesempatan.
Kinerja karyawan merupakan unsur yang sangat krusial bagi sebuah
perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kinerja karyawan juga
didefinisikan sebagai keluaran yang dapat diobservasi dan diukur untuk
merepresentasikan kinerja perusahaan (Bahri, 2018).
Perilaku kerja dan kinerja dipengaruhi oleh tiga variabel yang meliputi
variabel lingkungan kerja seperti desain pekerjaan, struktur organisasi,
kepemimpinan, pemberian apresiasi, sumber daya, dan hukuman; variabel
individu yang meliputi kemampuan dan kompetensi, background, demografis,
cara pandang, perilaku, karakteristik individu, belajar dan motivasi. Adapun
faktor lain yang turut mempengaruhiikinerja adalah pemecahan masalah,
proses dalam berpikir, dan komunikasi (Bahri, 2018).
b. Penilaian Kinerja Karyawann
Penilaian kinerja karyawan merupakan sistem evaluasi yang digunakan
dalam pengukuran dan penilaian terkait indikator yang terkait dengan
pekerjaan, perilaku karyawan dan output yang dihasilkan termasuk mengenai
tingkat ketidakhadiran. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan standar
tertentu dan dilakukan secara berkala.
Hasil penilaian kinerja yang dilakukan sangat bermanfaat bagi pekerja,
manajer departemen SDM, dan bagi perusahaan itu sendiri, karena terdapat
kepastian dari setiap usaha yang dilakukan oleh anggota perusahaan yang
berkontribusi terhadap fokus strategi yang ada. Sedangkan keuntungan yang
didapat oleh karyawan apabila hasil kinerjanya baik dapat berupa pemberian
kesempatan promosi jabatan, kenaikan upah, bonus, dan pemberian keringanan
tertentu yang berdampak pada kepuasan karyawan.
c. Tujuan Penilaian Kinerja
Adapun alasan mendasar dilaksanakannya penilaian kinerja oleh manajer
pada perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Diperlukan hasil observasi yang objektif terhadap kinerja karyawan serta
berbagai keputusan sebelumnya di bidang SDM yang telah diambil dapat
dijadikan sebagai rujukan perancangan kebijakan perusahaan di masa
mendatang
2) Diperlukan instrument yang dapat membantu pekerja dalam mengevaluasi
dan memperbaiki kinerja, merancang pekerjaan, menumbuhkan
kemampuan dan kompetensi dalam memajukan karir serta memperkuat
interaksi yang harmonis antara manajer dengan pekerja perusahaan.
d. Kegunaan Penilaian Kinerja
Beberapa kegunaan penilaian pekerja yang dilihat dari aspek manajemen
SDM pada pengembangan perusahaan yaitu:
1) Mempermudah pihak manajemen dalam melakukan negosiasi yang adil
dan sesuai fakta dengan pihak serikat buruh maupun karyawan
2) Dapat dijadikan sebagai umpan balik terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan dan memberi manfaat bagi semua pihak (karyawan, manajer,
dan spesialis personil) dalam bentuk perbaikan kinerja
3) Membantu proses pengambilan kebijakan bagi karyawan yang terkait
dengan kenaikan gaji, pemberian insentif maupun keuntungan lain.
4) Membantu dalam proses pemberian promosi, penempatan, mutasi, dan
penurunan pangkat karyawan yang didasarkan pada hasil evaluasi kinerja
sebelumnya
5) Dapat dijadikan sebagai bahan pelatihan dan pengembangan potensi
karyawan yang belum dieksplor secara maksimal
6) Sebagai pedoman dalam perencanaan dan peningkatan karir karyawan
7) Sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kelebihan maupun kelemahan
prosedur penempatan karyawan pada departemen SDM.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Penerapan Smart Office Pada Lingkungan Fisik Terhadap Kinerja
Karyawan
Bentuk penerapan sistem Smart Office untuk menunjang terbentuknya
lingkungan fisik adalah berupa kontrol keamanan, smart meeting room,
pemantauan penggunaan listrik, serta pemantauan temperatur dan pencahayaan
ruangan. Berbagai kemudahan yang diberikan inovasi sistem tersebut baik dalam
bidang keamanan, pencahayaan, temperatur dan sebagainya, menunjang
terbentuknya lingkungan kerja fisik yang baik. Lingkungan kerja fisik
memilikiihubungan yang positif terhadap peningkatan produktivitas dan kinerja
karyawan. Beberapa indikator yang berkaitan dengan lingkungan kerja fisik
meliputi pencahayaan, temperatur dan kelembapan, warna, kebisingan dan musik.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Virgiyanti (2018) yang
menyatakan bahwa semakin baik lingkungan kerja yang fisik pada suatu
perkantoran, maka kinerja karyawan yang dihasilkan juga semakin meningkat.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wulandari (2017) di dinas
Perindustrian, perdagangan, koperasi, dan usaha mikro kecil dan menengah,
dihasilkan bahwa, terdapat hubungan antara lingkungan kerja fisik dengan kinerja
pegawaiiyang berpengaruh positif.
Jika ditinjau dari tingkat pencahayaan, tingkat penerangan yang kurang
optimal dapat mengakibatkan kelelahan mata pada karyawan. Pada aspek sirkulasi
udara dan kelembapan, jumlah ventilasi yang tidak diimbangi dengan banyaknya
karyawan pada sebuah ruangan dapat mengakibatkan ruangan terasa pengap dan
lembab, sebaliknya jika suhu ruangan terlalu panas maka dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman karena konsentrasi mereka terbagi antara pekerjaan dengan mencari
udara segar . Pada aspek warna dinding, penggunaan warna cat yang terlalu gelap
justru akan memberikan kesan suram pada suatu ruang kerja, sebaliknya jika
warna terlalu terang juga dapat menimbulkan kesan pucat dan menyilaukan.
Sedangkan pada aspek kebisingan, ruang kerja yang berdekatan dengan mesin
kantor yang menimbulkan bising dapat mengganggu konsentrasi karyawan yang
pada akhirnya mengakibatkan penurunan semangat kerja dan dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Kemudian jika dilihat dari aspek
penggunaan musik, juga merupakan unsur yang sangat penting dalam menciptakan
lingkungan fisik kerja yang baik karena musik dapat menciptakan rasa rileks pada
karyawan.
2. Pengaruh Penerapan Smart Office Pada Tata Ruang Kantor Terhadap Kinerja
Karyawan
Penerapan sistem Smart Office pada pengaturan ruang kantor mencakup
manajemen pengunjung dan pengaturan fasilitas tambahan. penataan ruangan
perkantoran memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini menciptakan
kontrol yang baik terhadap klien yang berkunjung maupun dalam pengaturan
fasilitas perkantoran. Apabila kantor memiliki penataan alat-alat dan komponen
interior yang baik akan mempermudah pekerja dalam melakukan pelayanan
administrasi maupun menciptakan rasa nyaman yang merupakan efek psikologis
yang menjadikan karyawan lebih termotivasi dalam bekerja dan mengeluarkan
segala potensi yang dimilikinya. Selain itu, dengan memaksimalkan pengaturan
alat-alat serta perlengkapan kantor, maka sebuah pekerjaan dapat diselesaikan
secara efektif dan efisien (Kusumawardhany, Nawati, Yanti, Rina, 2018).
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Ridwan, dkk (2018) yang
dilakukan pada kantor BPS Provinsi Sulawesi Selatan, yang menyatakan bahwa
terdapatt pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerjaapegawai di kantor BPS
provinsiiSulawesi selatan dengan tingkattpengaruh sedang. Hal tersebut ditinjau
berdasarkan indikator jumlah dan kualitas pengerjaan, disiplin waktu, tingkat
kehadiran dan keterampilan dalam berkolaborasi. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Kusumawardhany, dkk (2018) juga memberikan hasil yang serupa
dimana terdapat pengaruh positif dari penataan ruangan kantor yang baik terhadap
kinerjaakaryawan karena dapat melancarkan proses komunikasi,
mempermudahhkoordinasi, membantuudalam pengawasan sehingga dapat
meningkatkan kerja karyawan yang efisien.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan mengenai pengaruh smart office pada lingkungan fisik dan
tata ruang kantor terhadap kinerja karyawan, maka kesimpulan yang didapatkan yaitu:
1. Penerapan sistem Smart Office untuk menunjang terbentuknya lingkungan fisik
adalah berupa kontrol keamanan, smart meeting room, pemantauan penggunaan
listrik, serta pemantauan temperatur dan pencahayaan ruangan. Lingkungan kerja
fisik memilikiihubungan yang positiffterhadap peningkatan produktivitas dan
kinerja karyawan dimana semakin baik lingkungan kerja yang fisik pada suatu
perkantoran, maka kinerja karyawan yang dihasilkan juga semakin meningkat.
2. Penerapan sistem Smart Office pada pengaturan ruang kantor mencakup
manajemen pengunjung dan pengaturan fasilitas tambahan. penataan ruangan
perkantoran memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan
memaksimalkan pengaturan alat-alat serta perlengkapan kantor, maka sebuah
pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien yang berdampak pada
peningkatan kinerja karyawan.
Diharapkan bagi pihak perusahaan yang memiliki wewenang dalam
manajemen kantor agar dapat lebih memperhatikan unsur-unsur yang membentuk
lingkungan kerja yang efektif, seperti melakukan perubahan pada penataan ruang
kantor dengan memperhatikan kenyamanan bagi karyawannya agar tujuan dari
perusahaan dapat diwujudkan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Z. 2019. Analisis Paparan Getaran Mekanis Terhadap Kondisi Kesehatan
Pekerja Pada Bagian Produksi di CV. Mulya Abadi Sukoharjo. (Skripsi).
Surakarta: Universitas Muhammadyah Surakarta.
Anggraeni, W. & Yuniarsih, T. 2017. Dampak Tata Ruang Kantor Teradap Efektifitas
Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kota Bandung. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran. 2(2):105-112.
Bahri, M. 2018. Pengaruh kepemimpinan Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi dan
Motivasi, Terhadap Kepuasan Kerja yang Berimplikasi Terhadap Kinerja
Dosen. Jakarta: Jakad Media Publishing.
Kosasih, B., & Wibowo, T. 2021. Perancangan dan Implementasi Sistem Smart Office
pada PT. Dunia Berjaya Abadi Menggunakan Internet of Things. Conference
on Community Engagement Project. 1(1):47-51.
Kusumawardhany, Z., Nawati, I., Yanti, T., Rina, L. 2018. Efisiensi Penataan Ruang
kantor dalam Menunjang Kinerja Karyawan. Prosiding Seminar nasional
Pendidikan Administrasi Perkantoran.
Marlina, L., Prihatin, E., Gaffar M. 2020. Teknologi Smart Service Office dalam
Meningkatkan Kualitas Layanan Publik pada Kantor Pertanahan Kota
Bandung. JATIKOM: Jurnal Aplikasi dan Teori Ilmu Komputer. 3(2):49-56.
Nasution, M. 2019. Ambang Batas Kebisingan Lingkungan kerja Agar Tetap Sehat dan
Semangat dalam Bekerja. Bulatin Utama Teknik. 15(1):87-90.
Norianggono, Y., Hamid, D., Ruhana, I. 2014. Pengaruh Ligkungan Kerja Fisik dan
Non Fisik Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT. Telkomsel
Area III Jawa-Bali Nusra di Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis. 8(2):1-10.
OFIS. 2020. Mengenal Smart Office, Kantor Cerdas dengan IoT. Diakses dari
https://ofis.bluepowertechnology.com/solusi-smart-office-tingkatkan-
produktifitas-kerja/blog-detail/mengenal-smart-office-kantor-cerdas-dengan-
teknologi-iot Pada tanggal 20 Juli 2021.
Putra, I., & Rayuda, A. 2015. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Stress Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai di UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Denpasar. E-jurnal Manajemen Unud. 4(9):2491-2506.
Putri, M. 2017. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk Cabang
Medan. (Skripsi). Medan: Universitas Medan Area.
Raharjo, M. & Sabur, F. 2020. Perancangan Sistem Smart Office Berbasis Internet Of
Things Politeknik Penerbangan Makassar. Airman: Jurnal Teknik dan
Keselamatan Transportasi. 3(2):37-42.
Revida, E., Tanjung, R., Sari, D., Simamata, H., Purba, D., Gandasari, D., Purba, B.,
Purba, S., Tjahja, D., Anggusti, M., Tjiptadi, D. 2021. Manajemen Perkantoran.
Jakarta: Yayasan Kita menulis.
Ridwan, R., Niswaty, R., Darwis, M. 2018. Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap
Kinerja Pegawai negeri Sipil Pada Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi
Sulawesi Selatan.
Safety Sign Indonesia. 2016. Kebisingan, Risiko GPAB dan Pencegahannya. Diakses
dari https://www.safetysign.co.id/news/203/Kebisingan-Risiko-GPAB-dan-
Pencegahannya pada tanggal 20 Juli 2021.
Siemens Switzerland Ltd. 2018. The Future of The Smart Office. United States:
Siemens Switzerland Ltd
Sihotang, E. 2019. Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Produktivitas dan Efektiftas
Kinerja Karyawan. Bandung: Politeknik negeri Bandung.
Silitonga, P. 2020. Peningkatan Kinerja SDM Melalui Motivasi, kepemimpinan,
komitmen, dan Lingkungan Kerja. Jakarta: Penebar media Pustaka.
Virgiyanti. 2018. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada karyawan Divisi Fresh PT. Trans Retail Indonesia
(Carrefour) Plazza Tanggerang City). Jurnal Administrasi Bisnis. 61(2):55-60.
Waluyo, Harjono, Zubaidah, S. 2021. Pengaruh tata Ruang Kantor dan Efisiensi
Kinerja Pegawai Teradap Mutu Pelayanan di Balai Besar Pengembangan
Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata,
Sawangan-Depok. Scientific Journal of Reflection. 4(3):633-641.
Wulandari, R. 2017. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai
Bidang Seketariat Pada Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda. E-
journal Administrasi Bisnis. 5(1):150-164.

Anda mungkin juga menyukai