Taman bunga Versailles yang sudah sangat terkenal di Perancis dirancang oleh Andre
Le Notre untuk raja Louis ke XIV (sekitar abad ke-17). Taman ini mengusung tema
taman formal atau taman bergaya eropa, bisa dilihat dari penataan taman dengan
bentuk yang simetris dan terkesan kaku, formal namun rapih.
Kelebihan taman dengan gaya seperti ini adalah kesan taman menjadi lebih rapih,
tegas, namun estetik. Namun tentu saja untuk menghasilkan bentuk taman yang rapih
tersebut taman ini perlu sekali perawatan yang lebih tinggi untuk menjaga bentuk
tanaman tersebut tetap rapih dan indah.
Nong Nooch Tropical Garden & Cultural Village dibangun sekitar tahun 1954 oleh
Tuan Pisit dan Nyonya Nongnooch Tansacha setelah membeli tanah sekitar 600 hektar
(hekto are) perbukitan dan lembah yang terletak antara Pattaya dan Sattahip di
Provinsi Chonburi Nyonya Nongnooch Tansacha mendapat inspirasi ketika ia
melakukan perjalanan ke luar negeri. Ia melihat keindahan taman dunia yang terkenal
dan karena itu Nyonya Nongnooch Tansacha memutuskan untuk mengubah kebun
buah miliknya menjadi kebun bunga dan tanaman hias tropis.
Nong Nooch Tropical Garden dibuka untuk umum pada tahun 1980 dan di tahun yang
sama pihak pengelola menambahkan gedung pertunjukan seni dan atraksi Gajah
Thailand yang diadakan setiap hari.
Meskipun bernama taman tropis, namun taman ini lebih banyak menerapkan tema
taman bergaya eropa/formal, bisa dilihat dari bentuk tamannya yang rapih dan
simetris. Namun beberapa area taman ini juga dirancang dengan bentuk yang playful
dan tidak kaku.
Area Nong Nooch Garden yang tidak formal
Karena mengusung taman bertema formal, taman ini tentu pelru perawatan dan
maintenance yang lumayan besar agar menjaga bentuk tamannya tetap terlihat rapi dan
tegas.
Taman ini menggunakan banyak sekali lampu taman di areanya, mungkin agar
pengunjung tetap bisa mengaksesnya meskipun sudah malam. Taman ini juga
menggunakan beberapa air mancur di beberapa area taman agar, dan tentu saja,
sprinkler pun juga digunakan disini.
Taman ini adalah satu Taman Klasik Suzhou (kota barat Shanghai), Taman Master Net
terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO. Taman ini dianggap sebagai salah satu
taman terbaik di China.
Taman ini pertama kali dibangun pada tahun 1140 oleh Shi Zhengzhi, Wakil Menteri
Pegawai Negeri Sipil dari Dinasti Song Selatan pemerintah. Shi Zhengzhi terinspirasi
oleh kehidupan sederhana dan menyendiri dari seorang nelayan Tiongkok yang
digambarkan dalam tulisan-tulisan filosofis.
Net Masters Garden
Taman ini bergaya taman klasik ala China, bisa dilihat dari bentuk bentuk oranamen
yang diterapkan pada taman dan juga adanya kolam besar dan adanya batu-batuan di
area taman ini yang makin memperkuat tema taman bergaya klasik ini.
Taman Kering
Dominasi batu alam berbagai warna dan ukuran menjadi salah satu ciri khas dalam taman kering.
Menonjolkan ornamen taman dengan kesan bersih dan rapi, maka dipakai jenis tanaman yang tidak
memerlukan banyak air dalam perawatannya. Tumbuhan yang ditanam pada taman ini adalah jenis
tanaman yang memang tidak memerlukan banyak perawatan dan air, seperti kaktus, sukulen, siklok,
dan lili Paris.
Tanaman hanya sebagai aksen karena komposisi pemakaiannya lebih sedikit dibandingkan pemakaian
elemen kerasnya (batu, steping stone, ornamen taman lainnya).
Taman kering bisa diaplikasikan untuk indoor maupun outdoor, tergantung pada kebutuhannya.
Taman Tribeca
Taman Tribeca
Karena banyaknya kolam di taman ini tentu perawatan kolam ini menjadi harus
lebih ditekankan lagi, agar tidak kotor oleh banyaknya dedaunan. Namun karena
banyak kolam ini pun taman ini menjadi terlihat lebih segar
Kolam ini menggunakan beberapa air terjun dan air mancur di area tamannya, dan
juga adanya lampu taman disepanjang area taman yang bisa dilewati oleh
pengunjung
Dalam suatu lorong yang dominan hijau, diantara banyaknya patung patung di tepi
jalan nampak sesuatu yang menarik perhatian dengan warna yang mencolok dan
posisi buah Cherry yang unik . Pengunjung seperti didorong dengan penasaran
untuk menuju ke tengah taman tersebut.
Warna merah buah Cherry diatas sendok putih menjadikan patung sederhana tapi
unik ini sebagai "focal point" bagi sekitarnya yang didominasi pepohonan dan
rerumputan berwarna hijau.
Taman ini menggunakan lampu taman di beberapa areanya agar pengunjugn masih
bisa mengaksesnya di malam hari, dan juga adanya air mancur di monumen sendok
tersebut sehingga menjadi daya tarik tersendiri di monumen tersebut.
3. Referensi Taman yang akan tren di tahun 2022
Taman Kering
Dominasi batu alam berbagai warna dan ukuran menjadi salah satu ciri khas dalam taman kering.
Menonjolkan ornamen taman dengan kesan bersih dan rapi, maka dipakai jenis tanaman yang tidak
memerlukan banyak air dalam perawatannya. Tumbuhan yang ditanam pada taman ini adalah jenis
tanaman yang memang tidak memerlukan banyak perawatan dan air, seperti kaktus, sukulen, siklok,
dan lili Paris.
Tanaman hanya sebagai aksen karena komposisi pemakaiannya lebih sedikit dibandingkan pemakaian
elemen kerasnya (batu, steping stone, ornamen taman lainnya).
Taman kering bisa diaplikasikan untuk indoor maupun outdoor, tergantung pada kebutuhannya.
Bagi orng yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu namun masih ingin mempunyai taman yang
estetik dirumahnya, taman ini bisa menjadi konsep taman yang akan menjadi tren bagi orang” kota
yang sibuk kerja.
Taman Tribeca
Taman Tribeca
Karena banyaknya kolam di taman ini tentu perawatan kolam ini menjadi harus
lebih ditekankan lagi, agar tidak kotor oleh banyaknya dedaunan. Namun karena
banyak kolam ini pun taman ini menjadi terlihat lebih segar
Kolam ini menggunakan beberapa air terjun dan air mancur di area tamannya, dan
juga adanya lampu taman disepanjang area taman yang bisa dilewati oleh
pengunjung
Konsep taman yang disatukan fasilitas umum ini mungkin akan bisa menjadi tren
di tahun 2022 karena apabila pengunjung berada ditaman, mereka tentu perlu
sebuah jajanan dan beberapa fasilitas yang digunakan agar bisa menikmatinya di
taman tersebut, sehingga menyatukan taman dengan fasilitas seperti F&B dan
fasilitas hiburan lainnya menjadi poin yang menarik untuk menjadi tren.
Banyak rumah-rumah di Indonesia mengadopsi konsep taman dari Jepang. Hal ini karena
gaya taman ala Jepang memanfaatkan unsur-unsur alam yang sangat kental sehingga
dipercaya dapat memberikan efek menenangkan secara maksimal.
Elemen khas Jepang yang biasa ada pada konsep taman ini adalah tanaman bonsai, batu-
batuan, material kayu, dan cahaya dengan nuansa hangat. Selain itu, biasanya ada
juga kolam ikan koi sebagai pelengkap. Umumnya, komposisi warna yang dihasilkan
konsep taman Jepang adalah warna-warna alam, seperti hijau, cokelat, dan abu-abu.
Konsep taman ini bisa menjadi tren karena taman ini terlihat modern elegan namun tetap
fresh di lain sisi dan juga rapih