Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT

DUSTIRA CIMAHI, JAWA BARAT

Sari Hijayanti
Akademi Fisioterapi RS. Dustira Cimahi
Email: sari.fishijayanti@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Tanggal diterima: 5 Oktober Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
2020 mengenai keterkaitan antara disiplin kerja dan komunikasi
Tanggal revisi: 10 Oktober interpersonal terhadap kinerja pegawai rehabilitasi medik Di
2020 Rumah Sakit Dustira Cimahi Jawa Barat, baik secara sendiri-
Tanggal yang diterima: 25 sendiri maupun secara bersama-sama. Penelitian ini
Oktober 2020 menggunakan metode penelitian survey yang dirancang
Kata kunci: untuk memperoleh informasi tentang pengaruh disiplin kerja
Disiplin kerja; komunikasi dan komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai
interpersonal; kinerja. rehabilitasi medik Di Rumah Sakit Dustira Cimahi Jawa
Barat, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-
sama. Didapatkan hasil penelitian yang pertama yaitu
terdapat pengaruh positif disiplin terhadap kinerja pegawai
rehabilitasi medik Di Rumah Sakit Dustira Cimahi Jawa
Barat, yang kedua terdapat pengaruh positif komunikasi
interpersonal terhadap kinerja pegawai rehabilitasi medik Di
Rumah Sakit Dustira Cimahi Jawa Barat dan yang ketiga
yaitu terdapat pengaruh positif disiplin kerja dan komunikasi
interpersonal secara bersama-sama terhadap kinerja kinerja
pegawai rehabilitasi medik Di Rumah Sakit Dustira Cimahi
Jawa Barat.

Pendahuluan rumah yang sangat berat bagi pemerintah,


Program pembangunan Nasional betapa tidak kondisi yang telah berjalan
direncanakan untuk meningkatkan mutu bertahun-tahun harus dirubah total. Tuntutan
kehidupan masyarakat dengan menciptakan tersebut adanya perubahan kinerja pegawai
individu-individu manusia Indonesia pada proses pelaksanaan tugas (Hermawati,
seutuhnya yang dapat mengembangkan 2017). Sumber Daya Manusia (SDM)
potensinya secara optimal. berkesinambungan merupakan faktor utama dan strategis bagi
merupakan upaya peningkatan Sumber Daya tercapainya keberhasilan pembangunan suatu
Alam (SDA) yang dilakukan secara dini dalam bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing
satu siklus kehidupan manusia yang tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung
selanjutnya disebut sebagai Sumber Daya peningkatan pembangunan, baik di bidang
Manusia (SDM) dini. ekonomi, kesehatan maupun di bidang sosial
Reformasi merupakan titik tonggak dan budaya. SDM yang berdaya saing tinggi
perubahan paradigma kepemerintahan di merupakan salah satu faktor kunci
Indonesia, adanya tuntutan perubahan dalam keberhasilan di era globalisasi yang diwarnai
kinerja aparat pemerintah menjadi pekerjaan dengan semakin ketatnya persaingan serta

224
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Perawat

tiadanya batas antar negara dalam interaksi kesehatan yang unik dan serba padat, yaitu
hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena padat usaha, padat modal, padat kemuktahiran
itu, untuk memenangkan dan menangkap ilmu teknologi, padat sumber daya manusia
peluang yang ada, pengembangan SDM harus (SDM) dan profesi karena berhadapan dengan
ditekankan pada penguasaan kompetensi yang dampak internal multiusaha rumah sakit, yaitu
fokus pada suatu bidang tertentu yang pada padat masalah. Fenomena rumah sakit sebagai
gilirannya akan mampu meningkatkan bidang- padat masalah tersebut diperburuk oleh
bidang tertentu untuk pembanguanan Negara munculnya masalah regional dan global, yakni
(Irwansyah, Adhinugraha, & Wijaya, 2011) . perubahan yang terjadi dengan sangat cepat,
Pembangunan Sumber Daya Manusia tantangan persaingan bebas, tuntutan
yang berkualitas dimasa depan bertujuan perencanaan strategis berbasis kinerja, serta
untuk mencetak manusia yang menguasai ilmu lahirnya paradigma organisasi dan
dan teknologi serta mencetak manusia yang kepemimpinan masa depan. Tantangan
beriman dan bertakwa (iptek dan imtak). Di lingkungan lainnya yang dihadapi oleh rumah
samping dikaitkan dengan kemampuan sakit adalah masyarakat yang kini cenderung
sumber daya manusia, produktivitas juga SDM yang berkualitas akan memberikan
kerap dikaitkan dengan cara dan sistem yang kontribusi yang positif terhadap peningkatan
efisien (Afriandi, 2017). Sumber daya produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
manusia yang berkualitas akan dapat sehingga dapat mengurangi angka
tercermin dari pola pikir, kesadaran, kemauan, kemiskinan. Segala macam aspek yang
semangat dan etos kerja yang tinggi. Untuk berkaitan dengan sumberdaya manusia pada
mewujutkan sumber daya manusia yang akhirnya turut mempengaruhi output
beriptek dan berimtak akan dipengaruhi oleh perusahaan yang bersangkutan. Mengingat
berbagai faktor antara lain tingkat pendidikan, perannya yang sangat penting, maka sudah
pengalaman kerja, semangat kerja, kiat dari selayaknya suatu perusahaan melakukan suatu
indifidu untuk mau berubah menuju yang lebih mekanisme pemeliharaan sumberdaya
baik, manajemen yang diterapkan, manusia dengan memperhatikan kinerja
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan karyawan-karyawannya (Utomo & Nuraeni,
(Irwansyah et al., 2011). 2019). Pegawai rekam medik yang memiliki
Rumah sakit merupakan institusi yang kinerja yang baik akan mendapat perhatian
bergerak dalam bidang penjual jasa pelayanan yang serius dari pihak atasan, dan atasan akan
publik dalam bidang kesehatan, untuk itu memperhatikan pula segala tuntutannya
segala aktifitas yang dilakukan merupakan sehingga pegawai rekam medik tersebut dapat
suatu sistem yang saling terkait dan sama dikatakan memiliki kemampuan untuk
memiliki tingkat kepentingan yang sama memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk
(Pusparini, 2008). Untuk mendukung kerja maupun untuk hidup bermasyarakat.
tercapainya kualitas pelayanan publik di Pegawai yang demikian memiliki mutu
rumah sakit yang berkualitas perlu di dukung kehidupan kerja yang baik karena mampu
sumber daya manusia yang berkualitas pula. menciptakan kondisi kerja yang mendukung
(Rochmanadji, 2009) GDODP ³Being a adanya komunikasi yang baik antara dirinya
Great and Sustainable Hospital´ PHQ\DWDNDQ sebagai pegawai dan atasan sebagai
rumah sakit merupakan organisasi pelayanan pimpinannya.

225
Sari Hijayanti

Setiap pegawai memiliki tingkat kinerja keberhasilan kerja digolongkan menjadi dua
yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena yaitu faktor intern dan faktor ekstern diri
setiap individu memiliki kemampuan yang seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain
berbeda dalam hal menangkap suatu adalah motivasi, kompensasi, insentif,
pengetahuan dan keterampilan. Hasil motivasi dalam diri pegawai didasarkan atas
penelitian yang dilakukan (Sutanto & kebutuhan-kebutuhan, diantara kebutuhan
Suwondo, 2015) menyebutkan bahwa tersebut adalah jaminan keamanan dan
pembinaan hubungan antar karyawan dengan keselamatan kerja, haknya sebagai individu
karyawan lain dan atasan dapat menciptakan terlindungi, pekerjaan yang menarik
lingkungan kerja yang baik, yang nantinya perhatiannya, imbalan jasa sesuai dengan
akan dapat berpengaruh terhadap kinerja kewajiban yang dipertanggungjawabkan,
karyawan di perusahaan Selain sifat dari setiap pimpinan yang cakap dan adil, bekerja dalam
individu itu sendiri juga banyak berpengaruh suatu lingkungan fisik dan sosial yang
terhadap kemampuan pegawai. Hal ini menyenangkan untuk berprestasi, serta
disebabkan oleh adanya perbedaan dalam kesempatan untuk memperoleh kemajuan bagi
tingkat kemampuan dan sifat individual (M. diri dan kariernya (Siswadi, 2014). Pendapat
Yani, 2014). lain menyatakan bahwa kinerja karyawan
Disiplin kerja merupakan bagian atau adalah hasil pekerjaan yang dicapai oleh
variabel yang sangat penting dalam seseorang berdasarkan persyaratan-
pengembangan sumber daya manusia. Oleh persyaratan pekerjaan (Putra, Hasanuddin, &
karena itu, disiplin kerja diperlukan dalam Wirastuti, 2018).
suatu organisasi agar tidak terjadi keteledoran, Salah satu upaya organisasi dalam
penyimpangan atau kelalaian yang meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan
menyebabkan terjadinya pemborosan dalam memperhatikan semua kebutuhan pegawai
melakukan pekerjaan (Nurcahyo, 2011). dan menyediakan semua fasilitas yang
Lingkungan kerja yang nyaman dapat diperlukan pegawai baik dalam pelaksanaan
menjamin karyawan bersemangat dalam tugas maupun di luar pelaksanaan tugas
bekerja (Djalali, 2016) Oleh karena itu pihak (Taurisa, Djastuti, & Ratnawati, 2012). Selain
itu agar dapat mengoptimalkan sumber daya
manajemen melakukan berbagai upaya untuk
manusia suatu perusahaan dapat juga
menunjang terciptanya kinerja yang tinggi
dilakukan dengan cara meningkatkan
pada diri pegawainya. Manajemen organisasi
kepuasan kerja karyawan yang pada dasarnya
memerlukan pula pegawai yang berkualitas
merupakan prilaku publik untuk pekerjaan
agar kinerja organisasi dapat berjalan sesuai
seorang sebagai diferensiasi antara banyaknya
dengan rencana organisasi. Dengan kata lain,
ganjaran yang didapatkan pekerja dengan
kualitas manajemen yang baik akan
ganjaran yang dipercayai semestinya diterima
mendukung terhadap suasana kerja yang
(Attamimi, 2020). Organisasi sangat
positif dan suasana kerja yang kondusif akan
menyadari pentingnya perhatian terhadap
mendukung terciptanya kinerja yang tinggi
kesejahteraan seluruh pegawai yang
pula pada diri pegawai.
dituangkan dalam bentuk pemberian
Keinginan untuk berhasil dalam bekerja
kesejahteraan yang sifatnya ekonomis,
dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana
fasilitatif maupun pelayanan.
faktor-faktor yang mempengaruhi

226
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Perawat

Organisasi meyakini bahwa dengan memiliki disiplin kerja yang tinggi berarti
pemberian kesejahteraan kepada pegawai pegawai tersebut memiliki komitmen terhadap
maka semangat dan kegairahan pegawai profesinya yang dapat berakibat pada
dalam bekerja akan meningkat. Pegawai akan pengurangan berbagai tindak
merasa dihargai dan diperhatikan dengan ketidakdisiplinan seperti tidak hadir dan
adanya pemberian kesejahteraan oleh datang terlambat. Jadi dengan adanya
organisasi sehingga kondisi fisik dan mental komitmen pegawai akan mampu
pegawai beserta seluruh potensi yang meningkatkan efektivitas organisasi.
dimilikinya akan terpelihara dengan baik.
Dengan kondisi fisik dan mental yang baik Metode Penelitian
maka pelayanan rekam medik akan semakin Metode penelitian yang digunakan
tinggi dan tujuan organisasi akan tercapai. adalah Survai, Ary, Yacobs and Razavich
Sebaliknya, tanpa upaya dari organisasi (1999:382) menyatakan bahwa metode survai
untuk memperhatikan dan memelihara kondisi dirancang untuk memperoleh informasi
fisik dan mental pegawai melalui pemberian tentang status gejala pada saat penelitian
kesejahteraan, maka pegawai akan cenderung dilakukan dengan tujuan untuk melukiskan
merasa kurang diperhatikan dan hanya sebagai variabel atau kondisi atau kondisi apa yang ada
alat lembaga semata-mata untuk mencapai dalam suatu situasi. Pada bagian lain
tujuan organisasi. Jika pegawai sudah merasa dinyatakan bahwa metode survai digunakan
kurang mendapat perhatian dari kantor, maka bukan saja untuk membandingkan kondisi-
pegawai akan malas untuk bekerja dan kondisi tersebut dengan kriteria yang telah
kegairahan kerjanya menurun. Lebih jauh ditetapkan sebelumnya atau untuk menilai
lagi, jika pada tahap klimaks pegawai merasa keefektifan program, melainkan survai dapat
hanya sebagai alat pencapaian tujuan semata juga digunakan untuk menyelidiki hubungan
tanpa perhatian dan penghargaan dari atau untuk menguji hipotesis.
lembaga, maka akan timbul bermacam-macam Desain penelitian dalam penelitian ini
aksi protes pegawai . dapat digambarkan sebagai berikut :
Pemberian kesejahteraan kepada
seluruh pegawai memang memerlukan biaya Gambar 1
yang besar. Kendala inilah yang umumnya Kerangka Teori
dirasakan oleh banyak organisasi. Akan tetapi
dibandingkan dengan apa yang akan diperoleh X1
organisasi dengan pemberian kesejahteraan ry1
Y
pegawai dapat meningkatkan motivasi kerja X2 ry2
mereka, maka sudah sewajarnya organisasi
memberikan kesejahteraan kepada seluruh
pegawai. Selain itu, pemberian kesejahteraan Ry. 12
kepada pegawai juga merupakan tanggung
Keterangan:
jawab organisasi dalam memelihara sumber
X1 : Disiplin Kerja
daya manusia yang dimilikinya.
X2 : Komunikasi
Disiplin kerja juga memiliki kaitan
Y : Kinerja pegawai rekam medik
dengan kinerja pegawai. Pegawai yang

227
Sari Hijayanti

ry1 : Koefisien korelasi antara X1 dengan Tabel 4


Y Distribusi Frekuensi Kinerja Pegawai
ry2 : Koefisien korelasi antara X2 dengan No. Kelas Interval Frek. Absolut Frek. Relatif
Y
1. 124 ± 127 3 9,37
Ry.12 : Koefisien korelasi berganda antara
2. 128 ± 130 12 43,75
X1 dan X2 secara bersama-sama 3. 131 ± 132 4 15,63
dengan Y 4. 133 ± 136 10 31,25
5. 137 ± 138 2 9,37
Hasil Penelitian Jumlah 32 100,00
Deskripsi data hasil penelitian Dari data yang terlihat pada tabel
dimaksudkan untuk memberikan gambaran distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan
umum mengenai penyebaran/distribusi data, dengan harga rata-rata menunjukkan bahwa
baik berupa ukuran gejala sentral, ukuran letak skor kinerja pegawai yang berada di bawah
maupun distribusi frekuensi. Harga-harga harga rata-rata sebanyak 15 responden
yang akan disajikan setelah diolah dari data (46,87%), sedang yang berada pada kelompok
mentah dengan menggunakan metode statistik kelas harga rata-rata adalah sebanyak 4
deskriptif, yaitu; harga rata-rata, simpangan responden (12,50 %) dan yang berada di atas
baku, modus, median, distribusi frekuensi harga rata-rata sebanyak 12 responden
serta grafik histogram. (43,75%). Dengan demikian dapat
Berdasarkan banyaknya variabel dan disimpulkan bahwa kinerja pegawai rekam
merujuk kepada masalah penelitian, maka medik Rumah Sakit Dustira Cimahi Jawa
deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi Barat termasuk dalam kategori rendah.
tiga bagian yakni; (1) disiplin Kerja, (2) Selanjutnya histogram variabel ini dapat
komunikasi interpersonal, dan (3) kinerja ditunjukkan pada Grafik 1.
pegawai rekam medik. Hasil perhitungan
statistik deskriptif masing-masing variabel
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 11. Grafik 1
Uraian singkat hasil perhitungan statistik Histogram Frekuensi Kinerja Pegawai
deskriptif tersebut akan dikemukakan berikut rekam medik
ini:

1. Kinerja pegawai
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rentangan skor variabel kinerja
pegawai rekam medik berada antara 124
sampai dengan 138 dari skor teoretik 30
hingga 150, skor rata-rata sebesar 131,34,
simpangan baku atau standar deviasi
sebesar 3,279, median sebesar 131, mode
sebesar 130. Sedangkan distribusi
frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.

228
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Perawat

2. Disiplin Pegawai Rekam medik Grafik 2


Skor teoretik yang diharapkan Histogram Frekuensi Disiplin Kerja
diperoleh pegawai rekam medik dari
variabel disiplin kerja adalah terletak
pada rentangan skor antara 30 sampai
150. Ternyata hasil penelitian
menunjukkan bahwa disiplin kerja hanya
berada antara 127 sampai dengan 137,
skor rata-rata sebesar 131,62 simpangan
baku atau standar deviasi sebesar 2,50,
median sebesar 131, modus sebesar 130.
Distribusi frekuensi dapat dilihat pada
Tabel 5.

Tabel 5 3. Komunikasi Interpersonal


Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Skor teoretik yang diharapkan
diperoleh dari penelitian untuk variabel
No. Kelas Interval Frek. Absolut Frek. Relatif komunikasi interpersonal adalah berada
1. 124 ± 126 2 6,25 pada rentangan skor antara 30 sampai
2. 127 ± 130 13 40,62 150. Ternyata hasil penelitian
3. 131 ± 132 4 12,50 menunjukkan bahwa skor komunikasi
4. 133 ± 135 10 31,25
interpersonal hanya berada antara 127
5. 136 ± 138 3 9,37
sampai dengan 138, skor rata-rata sebesar
Jumlah 32 100,00 131,62 simpangan baku atau standar
deviasi sebesar 2,50, median sebesar 132
Berdasarkan tabel distribusi modus sebesar 129. Sedangkan distribusi
frekuensi di atas, jika dibandingkan frekuensi dapat dilihat pada Tabel 6.
dengan harga rata-rata menunjukkan
bahwa skor disiplin pegawai yang berada Tabel 6
di bawah harga rata-rata sebanyak 15 Distribusi Frekuensi Komunikasi
responden (46,87%), sedang yang berada Interpersonal
pada kelompok kelas harga rata-rata No. Kelas Interval Frek. Absolut Frek. Relatif
adalah sebanyak 4 responden (12,50%)
dan yang berada di atas harga rata-rata 13 1. 127 ± 128 4 12,50
2. 129 ± 130 7 21,87
responden (40,62%). Dengan demikian
3. 131 ± 132 10 31,25
dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja 4. 133 ± 134 7 21,87
pegawai rekam medik Rumah Sakit 5. 135 ± 138 4 12,50
Dustira Cimahi Jawa Barat termasuk
Jumlah 32 100,0
dalam kategori rendah. Selanjutnya
histogram variabel ini dapat ditunjukkan
pada Grafik 2. Dari data yang terlihat pada tabel
distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan
dengan harga rata-rata menunjukkan bahwa

229
Sari Hijayanti

skor komunikasi interpersonal yang berada di variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi
bawah harga rata-rata sebanyak 11 responden YÖ = 40,09 + 0,69X1. Persamaan ini
(34,37%), sedang yang berada pada kelompok memberikan informasi bahwa setiap
kelas harga rata-rata adalah sebanyak 10 perubahan satu unit disiplin kerja akan dapat
responden (31,25%) dan yang berada di atas mengakibatkan terjadinya perubahan kinerja
harga rata-rata 11 responden (34,37%). pegawai rekam medik sebesar 0,69 pada
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konstanta 40,09.
komunikasi interpersonal di Rumah Sakit Hasil analisis korelasi sederhana
Dustira Cimahi Jawa Barat termasuk dalam antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai
kategori sedang. Selanjutnya histogram rekam medik diperoleh nilai koefisien korelasi
variable ini dapat ditunjukkan pada Grafik 3. ry1 sebesar 0,530. Nilai ini memberikan
pengertian bahwa keterkaitan antara disiplin
Grafik 3 kerja dengan kinerja pegawai rekam medik
Histogram Frekuensi Komunikasi cukup dan positif, artinya makin tinggi disiplin
Interpersonal kerja seorang pegawai rekam medik makin
tinggi pula kinerja pegawai rekam medik
tersebut. Demikian pula sebaliknya, makin
rendah disiplin kerja seorang pegawai rekam
medik, makin rendah pula kinerja pegawai
rekam medik tersebut.
Besarnya sumbangan atau kontribusi
variabel disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai rekam medik dapat diketahui dengan
jalan mengkuadratkan peroleh nilai koefisien
korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan
nilai koefisien korelasi sederhananya adalah
sebesar 0,28. Secara statistik nilai ini
Pembahasan Hasil Penelitian memberikan pengertian bahwa kurang lebih
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, 28 persen variasi perubahan kinerja seorang
ternyata ketiga hipotesis alternatif yang pegawai rekam medik ditentukan/dijelaskan
diajukan secara signifikan dapat diterima. oleh disiplin kerja pegawai rekam medik
Uraian masing-masing penerimaan ketiga tersebut dengan pola hubungan fungsionalnya
hipotesis yang dimaksud dapat dijelaskan seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi
sebagai berikut: tersebut di atas. Artinya, jika seluruh pegawai
Pertama, pengujian hipotesis pertama rekam medik di Rumah Sakit Dustira Cimahi
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dites disiplin kerja dan kinerjanya, maka lebih
positif yang signifikan disiplin kerja terhadap kurang 28 persen variasi pasangan skor kedua
kinerja pegawai rekam medik yang variabel tersebut akan berdistribusi dan
ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 3,419 mengikuti pola hubungan antara variabel
lebih besar dari pada nilai ttabel pada taraf disiplin kerja dengan kinerja pegawai rekam
signifikansi alpha 0,05 yaitu 1,70 atau 3,419 > Ö =
medik sesuai persamaan garis regresi Y
t0,05 = 1,70. Pola hubungan antara kedua 40,09 + 0,69X1.

230
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Perawat

Kedua, pengujian hipotesis kedua hubungan fungsionalnya seperti ditunjukkan


menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh oleh persamaan regresi tersebut di atas.
positif yang sangat signifikan antara Artinya jika seluruh pegawai rekam medik di
Komunikasi interpersonal dengan kinerja Rumah Sakit Dustira Cimahi diukur
pegawai rekam medik yang ditunjukkan oleh komunikasi interpersonal dan kinerjanya,
nilai thitung sebesar 7,314 jauh lebih besar dari maka lebih kurang 64 persen variasi pasangan
pada nilai ttabel pada taraf signifikansi alpha skor kedua variabel tersebut akan berdistribusi
0,05 yaitu 1,70 atau t = 7,314 > t0,05 = 1,70. dan mengikuti pola hubungan antara variabel
Pola hubungan antara kedua variabel ini komunikasi interpersonal dengan kinerja
dinyatakan oleh persamaan regresi Y Ö = 7,069 pegawai rekam medik melalui persamaan
+ 0,94X1. garis regresi Y Ö = 7,069 + 0,94X2.
Persamaan ini memberikan informasi Ketiga, pengujian hipotesis
bahwa setiap perubahan satu unit skor menyimpulkan terdapat pengaruh yang positif
Komunikasi interpersonal akan disiplin kerja dan komunikasi interpersonal
mengakibatkan terjadinya perubahan skor secara bersama-sama terhadap kinerja
kinerja pegawai rekam medik sebesar 0,94 pegawai rekam medik yang ditunjukkan oleh
pada konstanta 7,069. nilai Fhitung sebesar 29,28. Nilai ini jauh lebih
Hasil analisis korelasi sederhana besar dari pada nilai Fhitung pada taraf
antara komunikasi interpersonal dengan signifikansi alpha 0,05 yaitu 2,91, atau F =
kinerja pegawai rekam medik diperoleh nilai 29,28 > F0,05 = 2,91. Pola hubungan antara
koefisien korelasi ry2 sebesar 0,800. Nilai ini ketiga variabel yang dinyatakan oleh
memberikan pengertian bahwa keterkaitan persamaan regresi ganda Y Ö = 11,66 + 0,25X1
antara Komunikasi interpersonal dengan + 0,84X2. Persamaan ini memberikan
kinerja pegawai rekam medik cukup dan informasi bahwa setiap perubahan satu unit
positif, artinya makin baik komunikasi skor disiplin kerja dan komunikasi
interpersonal pada seorang pegawai rekam interpersonal akan mengakibatkan terjadinya
medik akan makin tinggi pula kinerja pegawai perubahan kinerja pegawai rekam medik
rekam medik tersebut. Demikian pula sebesar 0,25 atau 0,84.
sebaliknya, makin kurang baik komunikasi Hasil analisis korelasi ganda antara
interpersonal pada seorang pegawai rekam disiplin kerja dan komunikasi interpersonal
medik, makin rendah pula prestasi kerjanya. diperoleh nilai koefisien korelasi ganda
Besarnya sumbangan atau kontribusi sebesar Ry12 sebesar 0,818. Nilai ini
variabel komunikasi interpersonal terhadap menunjukkan bahwa keterkaitan antara
kinerja pegawai rekam medik dapat diketahui disiplin kerja dan komunikasi interpersonal
dengan jalan mengkuadratkan nilai koefisien secara bersama-sama dengan kinerja pegawai
korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan rekam medik tinggi dan positif. Dengan
nilai koefisien korelasi sederhananya adalah demikian berarti makin tinggi disiplin kerja
sebesar 0,64. Secara statistik nilai ini seorang pegawai rekam medik dan makin baik
memberikan pengertian bahwa kurang lebih komunikasi interpersonal, makin tinggi pula
64 persen variansi perubahan kinerja seorang kinerja pegawai rekam medik tersebut.
pegawai rekam medik ditentukan/dijelaskan Sebaliknya makin rendah disiplin kerja
oleh komunikasi interpersonalnya dengan pola seorang pegawai rekam medik dan makin

231
Sari Hijayanti

kurang baik komunikasi interpersonalnya, diperhatikan dalam memprediksi kinerja


makin rendah pula kinerja pegawai rekam pegawai rekam medik.
medik tersebut. Berdasarkan hasil pengujian
Besarnya sumbangan atau kontribusi koefisien korelasi dengan menggunakan
variabel disiplin kerja dan komunikasi rumus analisis uji t diperoleh nilai thitung =
interpersonal secara bersama-sama dapat 3,419 sedangkan harga ttabel sebesar 1,70.
diketahui melalui nilai koefisien determinasi Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
sebesar 0,67. Hasil analisis tersebut terdapat pengaruh yang positif terhadap
menunjukkan bahwa lebih kurang 67 persen disiplin kerja dengan kinerja pegawai rekam
variasi perubahan kinerja pegawai rekam medik, karena kriteria perhitungan adalah
medik ditentukan/dijelaskan oleh disiplin thitung > ttabel (3,419 > 1,70).
kerja dan komunikasi interpersonal secara Meskipun secara statistik berhasil
bersama-sama dengan pola hubungan diuji terdapat hubungan yang positif antara
fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh kedua variabel, peneliti menyadari bahwa
persamaan regresi tersebut di atas. Artinya faktor disiplin kerja bukanlah satu-satunya
jika seluruh pegawai rekam medik di Rumah faktor yang menentukan tinggi rendahnya
Sakit Dustira Cimahi diteliti disiplin kerja dan kinerja pegawai rekam medik. Masih ada
komunikasi interpersonal secara bersama- faktor lain yang mungkin berperan terhadap
sama dengan melihat kinerja pegawai rekam kinerja seperti komunikasi interpersonal,
mediknya, maka lebih kurang 67 persen aktualisasi diri, disiplin kerja, promosi
variasi pasangan skor ketiga variabel akan jabatan, pengetahuan pegawai rekam medik,
Ö = 11,66
mengikuti pola persamaan regresi Y keterampilan kerja, dan faktor lainnya yang
+ 0,25X1 + 0,84X2. tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kedua, terdapat pengaruh positif
Kesimpulan antara komunikasi interpersonal terhadap
Hasil pengujian hipotesis kinerja pegawai rekam medik Rumah Sakit
menunjukkan bahwa ketiga hipotesis alternatif Dustira Cimahi. Ini berarti bahwa makin baik
(Ha) yang diajukan dalam penelitian ini komunikasi interpersonal pada seorang
diterima, dan menolak hipotesis nol (H0). pegawai rekam medik, makin tinggi kinerja
Beberapa kesimpulan penelitian dapat pegawai rekam medik tersebut. Demikian
dirumuskan sebagai berikut: pula sebaliknya, makin kurang baik
Pertama, terdapat pengaruh positif komunikasi interpersonal pada seorang
antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai pegawai rekam medik, makin rendah pula
rekam medik Rumah Sakit Dustira Cimahi. kinerja pegawai rekam medik tersebut. Oleh
Ini berarti bahwa makin tinggi disiplin kerja karena itu komunikasi interpersonal
seorang pegawai rekam medik makin tinggi merupakan variabel yang penting untuk
pula kinerja pegawai rekam medik tersebut. diperhatikan di dalam memprediksi kinerja
Demikian pula sebaliknya, makin rendah pegawai rekam medik.
disiplin kerja seorang pegawai rekam medik, Berdasarkan hasil pengujian
makin rendah pula kinerja pegawai rekam koefisien korelasi dengan menggunakan
medik tersebut. Oleh karena itu disiplin kerja rumus analisis uji t diperoleh nilai thitung =
merupakan variabel yang penting untuk 7,314 sedangkan harga ttabel sebesar 1,70.

232
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Perawat

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama dengan kinerja pegawai
terdapat hubungan yang positif antara rekam medik sangat signifikan.
komunikasi interpersonal dengan kinerja
pegawai rekam medik, karena kriteria BIBILIOGRAFI
perhitungan adalah thitung > ttabel (7,314 >
1,70). Afriandi, Suhendra. (2017). Meningkatkan
Meskipun secara statistik berhasil Produktivitas Kerja Di Perusahaan Jasa
diuji terdapat hubungan yang positif antara Survey. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
kedua variabel, peneliti menyadari bahwa Indonesia, 2(2), 133±143.
faktor komunikasi interpersonal bukanlah
Attamimi, Yasir. (2020). Pengaruh Disiplin
satu-satunya faktor yang menentukan tinggi
Kerja, Kepuasan Kerja Dan Motivasi
rendahnya kinerja pegawai rekam medik. Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Masih ada faktor lain yang mungkin Perusahaan Daerah Air Minum Delta
berperan terhadap kinerja seperti disiplin Tirta Sidoarjo. Universitas, 2(7).
kerja, aktualisasi diri, disiplin kerja, promosi
jabatan, pengetahuan pegawai rekam medik, Djalali, Fatmawati. (2016). Analisis Pengaruh
keterampilan kerja, dan faktor lainnya yang Kompensasi Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pegawai. Jurnal Riset Bisnis Dan
Ketiga, terdapat pengaruh positif Manajemen, 3(4).
antara disiplin kerja dan komunikasi
interpersonal secara bersama-sama dengan Hermawati, Wawat. (2017). Pengaruh
kinerja pegawai rekam medik Rumah Sakit Aplikasi Manajemen Logistik Dan
Dustira Cimahi. Dengan demikian berarti Disiplin Pegawai Terhadap Kinerja
bahwa makin tinggi disiplin kerja seorang Pegawai Pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Kuningan. Syntax Literate;
pegawai rekam medik dan makin baik
Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(7), 130±153.
komunikasi interpersonal, makin tinggi pula
kinerja pegawai rekam medik tersebut. Irwansyah, Edy, Adhinugraha, Sena, &
Sebaliknya makin rendah disiplin kerja Wijaya, Tri Datara. (2011).
seorang pegawai rekam medik dan makin Pengembangan Sistem Informasi
kurang baik komunikasi interpersonal, makin Geografis (SIG) pada Platform Google
untuk Penanggulangan Kebakaran di
rendah pula kinerja pegawai rekam medik
Jakarta Selatan. Seminar Nasional
tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI).
disiplin kerja dan komunikasi interpersonal,
merupakan dua variabel yang penting untuk M. Yani, Mulya. (2014). Peran Manajemen
diperhatikan dalam menjelaskan peningkatan Kinerja Dalam Meningkatkan Kinerja
kinerja seorang pegawai rekam medik. Pegawai Kantor Kementerian Agama
+DVLO DQDOLVLV XML ³)´ GLSHUROHK Pekanbaru. Retrieved from
http://repository.uin-
besaran sebesar 29,28. Besaran ini
suska.ac.id/419/1/FM.pdf
dikonsultasikan dengan besaran Ftabel (0.05)
diperoleh besaran sebesar 2,91, yang Nurcahyo, Anton. (2011). Analisis Variabel-
menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja
disiplin kerja dan komunikasi interpersonal Karyawan Pada PT. Quadra Mitra
Perkasa Balikpapan. Jurnal Eksis, 7(2),

233
Sari Hijayanti

1972±1982.

Pusparini, Adriana. (2008). Faktor Biologi di


Tempat Kerja. Universitas Diponegoro.
Semarang.

Putra, Udin, Hasanuddin, Bakri, & Wirastuti,


Wiri. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja
Dan Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Pt. Balindo Manunggal
Bersama Kota Palu. Jurnal Ilmu
Manajemen Universitas Tadulako, 4(1),
1±10.

Rochmanadji. (2009). GDODP ³%HLQJ D *UHDW


DQG 6XVWDLQDEOH +RVSLWDO ´ Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Siswadi, Yudi. (2014). Analisis faktor


internal, faktor eksternal dan
pembelajaran kewirausahaan yang
mempengaruhi minat mahasiswa dalam
berwirausaha. Jurnal Ilmiah Manajemen
Dan Bisnis, 13(1).

Sutanto, Eddy Madiono, & Suwondo, Diah


Indriani. (2015). Hubungan lingkungan
kerja, disiplin kerja, dan kinerja
karyawan. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, 17(2), 135±144.

Taurisa, Chaterina Maulina, Djastuti, Indi, &


Ratnawati, Intan. (2012). Analisis
pengaruh budaya organisasi dan
kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasional dalam meningkatkan
kinerja karyawan (Studi pada PT. Sido
Muncul Kaligawe Semarang).
Diponegoro University.

Utomo, Sudibyo Budi, & Nuraeni, Siti.


(2019). Pengaruh Kemampuan dan
Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas
Karyawan Pada Pabrik Tahu di Desa
Citeureup Kecamatan Kawali Kabupaten
Ciamis. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 4(12), 180±186.

234

Anda mungkin juga menyukai