PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KEPUASAN Perawat Mediasi Stress Kerja
PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KEPUASAN Perawat Mediasi Stress Kerja
Abstract
Job satisfaction in general leads to the attitude of employees on the job. There are various
things that allegedly can affect the high low job satisfaction in this study taken workload,
communication, work stres and peer relations. This study aims to determine whether the
workload and communication affect the job satisfaction is mediated by work stres and peer
relationships. The study used SEM-PLS analysis with sampling of 100 employees at BJB
Rangkasbitung office. Based on the results of hypothesis testing showed that: 1) Work load
has a negative and significant effect on job satisfaction; 2) Communication has a positive
and significant impact on job satisfaction; 3) Work load positively affects work stres; 4)
Communication has a positive and significant effect on the relationship of colleagues; 5)
Positive and significant work stres affect the job satisfaction; and 6) Relationship of
colleagues have positive and significant impact on job satisfaction.
37
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
38
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
39
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
40
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
apa yang diinginkannya, misalnya seorang yang mempengaruhi stres dapat digolongkan
karyawan yang ingin naik jabatan menjadi menjadi dua penyebab, yaitu :
manajer, maka ia akan dihadapkan pada 1. On The Job, adalah segala hal yang
beban pekerjaan yang memiliki tingkat stres berhubungan dengan pekerjaan, yang
yang lebih tinggi. Stres dapat memiliki bisa menimbulkan stres pada karyawan.
dampak yang sangat negatif pada perilaku Hal-hal yang bisa menimbulkan stres
organisasi dan kesehatan seorang individu. yang berasal dari beban pekerjaan antara
Stres berhubungan secara positif dengan lain :
ketidakhadiran, berhentinya karyawan, a. Beban kerja yang berlebihan.
penyakit jantung koroner, dan infeksi yang b. Tekanan atau desakan waktu.
disebabkan oleh virus (Kreitner dan Kinicki, c. Kualitas supervisi yang jelek.
2015). d. Iklim politis yang tidak aman.
e. Umpan balik tentang pelaksanaan
Penyebab Stres kerja yang tidak memadai.
Robbins (2013) tingkat stres pada f. Wewenang yang tidak mencukupi
tiap orang akan menimbulkan dampak yang tanggung jawab.
berbeda. Sehingga ada beberapa faktor g. Kemenduaan peran (role ambiguity).
penentu yang mempengaruhi tingkat stres h. Frustasi
seseorang. i. Konflik antar pribadi dan antar
1. Faktor Lingkungan kelompok.
Ketidakpastian menyebabkan j. Perbedaan antara nilai-nilai
meningkatnya tingkat stres yang dialami perusahaan dan karyawan.
karyawan. Ketidakpastian ekonomi, k. Berbagai bentuk perubahan.
ketidakpastian politik, dan 2. Off The Job, adalah permasalahan yang
ketidakpastian teknologi sangat berasal dari luar organisasi yang
berpengaruh pada eksistensi karyawan menimbulkan stres pada karyawan.
dalam bekerja. Dengan ketiga faktor Permasalahan yang mungkin terjadi :
lingkungan tersebut karyawan akan a. Kekuatan finansial.
dengan mudah mengalami stres. b. Masalah yang bersangkutan dengan
2. Faktor Organisasional anak.
Faktor lain yang berpengaruh pada c. Masalah fisik.
tingkat stres karyawan adalah faktor d. Masalah perkawinan
organisasional. Ada beberapa hal yang e. Perubahan-perubahan yang terjadi di
dapat dikategorikan sebagai penyebab tempat tinggal.
stres, yaitu: Tuntutan Tugas, Tuntutan f. Masalah-masalah pribadi lain,
Peran, Tuntutan antarpribadi, Struktur misalnya kematian sanak saudara.
Organisasi, Kepemimpinan Organisasi.
3. Faktor Individual Indikator Stres Kerja
Jika dilogika, setiap individu bekerja Penelitian ini menggunakan
rata-rata 40-60 jam per minggu. indikator stres kerja yang mengadopsi dari
Sedangkan waktu yang digunakan indikator stres kerja menurut Gibson et al
mengurusi hal-hal di luar pekerjaan lebih (2015) yaitu:
dari 120 jam per minggu, sehingga akan 1. Subjektif Kegelisahan
besar kemungkinan segala macam 2. Kekecewaan
urusan di luar pekerjaan mencampuri 3. Perilaku Mudah terkena kecelakaan
pekerjaan. Berbagai hal di luar pekerjaan 4. Kurang dapat berkonsentrasi
yang mengganggu terutama adalah isu- 5. Produktivitas kerja rendah
isu keluarga, masalah ekonomi pribadi,
dan karakteristik kehidupan inheren. Hubungan Rekan Kerja
Menurut Handoko (2016), faktor Segala sesuatu yang dilakukan oleh
41
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
42
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
43
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
44
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
45
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
untuk uji kausalitas. orang dengan masa kerja > 3 s/d 5 tahun dan
Selanjutnya Jogiyanto dan Abdilah 12 orang dengan masa kerja > 5 tahun.
(2013) menyatakan analisis Partial Least Berdasarkan penjelasan tersebut,
Squares (PLS) adalah teknik statistika maka dapat dibuat kesimpulan yang menjadi
multivarian yang melakukan perbandingan responden pada penelitian ini adalah paling
antara variabel dependen berganda dan banyak karyawan dengan jenis kelamin
variabel independen berganda. PLS wanita, berusia 20 s/d 25 tahun, tingkat
merupakan salah satu metode statistika SEM pendidikan S1 dan masa kerja > 1 s/d 3
berbasis varian yang didesain untuk tahun. Analisis data di lapangan diketahui
menyelesaikan regresi berganda ketika bahwa sebagai kantor pelayanan perbankan,
terjadi permasalahan spesifik pada data. BJB KC Rangkasbitung memang terlihat
lebih banyak memperkerjakan karyawan
HASIL PENELITIAN DAN dengan rentang usia 20 s/d 25 tahun yang
PEMBAHASAN umumnya berpendidikan S1 baik fresh
Hasil Penelitian graduated maupun pengalaman untuk di
Penelitian ini dilakukan pada tempatkan sebagai tenaga pelayanan pada
karyawan di BJB KC Rangkasbitung. BJB bagian teller, marketing, dan customer
KC Rangkasbitung memiliki 1 Kantor service.
Cabang Induk, dan 5 Kantor Cabang
Pembantu (KCP) yaitu KCP Cipanas, KCP
Maja, KCP BPKAD Lebak, KCP Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Malingping dan KCP Bayah serta memiliki Responden mempunyai
6 Kantor Kas (KK) yaitu KK Pasar kecenderungan menjawab pertanyaan
Rangkasbitung, KK Mandala. KK RSUD kuesioner (tertutup) pada angka 3-10 pada
Adjidarmo, KK Muncang, KK Gunung setiap indikator yang ada. Dari kondisi ini,
Kencana dan KK Cilograng. maka dapat dijelaskan :
1. Pada indeks variabel beban kerja,
Analisis Deskriptif Responden diperoleh nilai indeks paling rendah 89,6
Berdasarkan hasil penelitian terlihat dan paling tinggi 91,4. Rata-rata indeks
karakteristik responden dari segi jenis variabel beban kerja diperoleh sebesar
kelamin didominasi oleh karyawan wanita 90,3 yang berada pada indeks > 70 s/d
yaitu sebanyak 52 orang, sedangkan 100. Hal ini menunjukkan bahwa beban
karyawan pria sebanyak 48 orang. kerja yang dimiliki karyawan BJB
Sementara dari sisi usia, responden Rangkasbitung tinggi.
penelitian didominasi oleh karyawan berusia 2. Indeks variabel komunikasi juga
20-25 tahun yaitu sebanyak 38 orang. diperoleh rata-rata sebesar 89,8 yang
Responden dengan usia 26 s/d 30 tahun ada berada pada indeks > 70 s/d 100. Nilai
sebanyak 27 orang; berusia 31 s/d 35 tahun indeks komunikasi paling rendah 88,3
sebanyak 20 orang dan berusia > 35 tahun dan paling tinggi 91,8. Hasil ini
ada sebanyak 15 orang. menunjukkan bahwa komunikasi yang
Dari segi tingkat pendidikan, terjadi di lingkungan kantor BJB
responden penelitian terdiri dari 12 orang Rangkasbitung sudah baik.
berpendidikan SMA, 32 orang 3. Variabel stres kerja memperoleh nilai
berpendidikan Diploma, 46 orang indeks paling rendah 87,9 dan paling
berpendidikan S1 dan 10 orang tinggi 89,3 dengan rata-rata indeks
berpendidikan S2. Adapun dari sisi masa sebesar 88,6 yang berada pada indeks >
kerja, responden penelitian terdiri dari 29 70 s/d 100. Hasil ini menunjukkan
orang dengan masa kerja 0 s/d 1 tahun; 43 bahwa karyawan BJB Rangkasbitung
orang dengan masa kerja > 1 s/d 3 tahun; 17 memiliki tingkatan stres kerja yang
tinggi.
46
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
4. Adapun variabel hubungan rekan kerja sedang karena nilai indeks rata-rata
diperoleh rata-rata indeks sebesar 91,3 69,99 berada pada interval > 40 s/d 70
yang berada pada indeks > 70 s/d 100 dengan kategori sedang.
dengan nilai indeks paling rendah 89,8
dan paling tinggi 92,1. Hasil ini Hasil Pengujian Outer Model
menunjukkan bahwa hubungan rekan Berdasarkan hasil uji outer model di
kerja di lingkungan BJB Rangkasbitung atas, diketahui seluruh item indikator
sudah baik. memiliki nilai outer loading > 0,5. Dengan
5. Variabel kepuasan kerja memperoleh demikian pada pengujian ini tidak ada
nilai indeks paling rendah 62,4 dan indikator yang harus di keluarkan dalam
paling tinggi 77,1 dengan rata-rata nilai model struktural karena sudah memperoleh
indeks 69,9. Hasil ini menunjukkan nilai valid. Hasil uji model struktural
bahwa kepuasan kerja karyawan BJB disajikan sebagai berikut :
Rangkasbitung berada pada tingkatan
47
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
Kepuasan kerja 0,805 positif beban kerja terhadap stres kerja dapat
Sumber : data diolah, 2018 dibuktikan, berarti H3 diterima.
Dari Tabel 3 diperoleh nilai R square Berdasarkan hasil pengujian
stres kerja sebesar 0,865 yang artinya hipotesis 4 memperoleh nilai t statistic
kemampuan beban kerja terhadap stres kerja (67,706) > t tabel (1,960); p value (0,000) <
adalah sebesar 86,5% (0,865 x 100%), sig (0,05) yang menunjukkan komunikasi
sedangkan 13,5% sisanya dijelaskan oleh berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel lain yang tidak diteliti. Adapun nilai hubungan rekan kerja. Hasil tersebut dapat
R square hubungan rekan kerja diperoleh disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
sebesar 0,860 yang artinya kemampuan yang menyatakan ada pengaruh positif
komunikasi dalam menjelaskan hubungan komunikasi terhadap hubungan rekan kerja
rekan kerja adalah sebesar 86% (0,860 x dapat dibuktikan, berarti H4 diterima.
100%), sedangkan 14% sisanya dijelaskan Berdasarkan hasil pengujian
oleh variabel lain yang tidak diteliti. hipotesis 5 memperoleh nilai t statistic
Sementara R Square kepuasan kerja sebesar (5,494) > t tabel (1,960); p value (0,000) <
0,805 menunjukkan kemampuan beban sig (0,05) yang menunjukkan stres kerja
kerja, komunikasi, stres kerja dan hubungan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
rekan kerja dalam menjelaskan kepuasan kerja. Hasil tersebut dapat disimpulkan
kerja adalah sebesar 80,5% (0,805 x 100%) bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan
sedangkan 19,5% sisanya dijelaskan oleh ada pengaruh negatif stres kerja terhadap
variabel lain yang tidak diteliti. kepuasan kerja tidak dapat dibuktikan,
karena nilai path coefficient bertanda positif
Hasil Pengujian Hipotesis yang menunjukkan bahwa arah hubungan
Berdasarkan hasil pengujian antara keduanya cenderung positif, berarti
hipotesis 1 memperoleh nilai t statistic H5 ditolak.
(4,152) > t tabel (1,960); p value (0,000) < Berdasarkan hasil pengujian
sig (0,05) yang menunjukkan beban kerja hipotesis 6 memperoleh nilai t statistic
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap (2,505) > t tabel (1,960); p value (0,007) <
kepuasan kerja. Hasil tersebut dapat sig (0,05) yang menunjukkan hubungan
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian rekan kerja berpengaruh positif signifikan
yang menyatakan ada pengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Hasil tersebut
beban kerja terhadap kepuasan kerja dapat dapat disimpulkan bahwa hipotesis
dibuktikan, berarti H1 diterima. penelitian yang menyatakan ada pengaruh
Hasil pengujian hipotesis 2 positif hubungan rekan kerja terhadap
memperoleh nilai t statistic (2,636) > t tabel kepuasan kerja dapat dibuktikan, berarti H6
(1,960); p value (0,005) < sig (0,05) yang diterima.
menunjukkan komunikasi berpengaruh
positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil Pengujian Mediasi
Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Diketahui path coefficient uji
hipotesis penelitian yang menyatakan ada mediasi 1 adalah -0,604 dengan nilai t
pengaruh positif komunikasi terhadap statistic 5,422 dan p value 0,000. Hasil ini
kepuasan kerja dapat dibuktikan, berarti H2 menujukan bahwa besarnya pengaruh tidak
diterima. langsung beban kerja terhadap kepuasan
Hasil pengujian hipotesis 3 kerja yang dimediasi oleh stres kerja adalah
memperoleh nilai t statistic (73,421) > t tabel 60,4%. Nilai t statistic (5,422) > t tabel
(1,960); p value (0,000) < sig (0,05) yang (1,960) dan p values (0,000) > sig (0,05)
menunjukkan beban kerja berpengaruh menunjukkan bahwa stres kerja mampu
positif signifikan terhadap stres kerja. Hasil memediasi pengaruh beban kerja terhadap
tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kepuasan kerja.
penelitian yang menyatakan ada pengaruh Uji mediasi 2 adalah 0,276 dengan
nilai t statistic 2,513 dan p value 0,007. Hasil
48
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
ini menujukan bahwa besarnya pengaruh dari sebuah organisasi. Hasil pengujian
tidak langsung komunikasi terhadap hipotesis dapat dibuktikan ada pengaruh
kepuasan kerja yang dimediasi oleh positif signifikan antara komunikasi
hubungan rekan kerja adalah 27,6%. Nilai t terhadap kepuasan kerja. Dengan
statistic (2,513) > t tabel (1,960) dan p komunikasi yang baik maka kepuasan kerja
values (0,007) < sig (0,05) menunjukkan juga akan menjadi meningkat.
bahwa hubungan rekan kerja mampu Analisa hasil penelitian di lapangan
memediasi pengaruh komunikasi terhadap menunjukkan bahwa komunikasi organisasi
kepuasan kerja. yang terjadi di kantor BJB Rangkasbitung
sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari
Pembahasan perputaran informasi dan tingkat kesamaan
Pengaruh Beban Kerja terhadap pemahaman yang cukup baik di antara
Kepuasan Kerja karyawan, sehingga membuat mereka puas
Berdasarkan hasil pengujian dengan pekerjaannya.
hipotesis yang telah dilakukan dapat Hasil penelitian sejalan dengan
dibuktikan bahwa terdapat pengaruh negatif hipotesis yang diajukan dan hasil penelitian
signifikan beban kerja terhadap kepuasan terdahulu yang dilakukan oleh Wirawan dan
kerja. Beban kerja yang tinggi cenderung Sudharma (2015) dan Harefa (2016) yang
membuat kepuasan kerja menjadi rendah. menyatakan komunikasi berpengaruh positif
Sebaliknya, jika beban kerja rendah, maka dan signifikan terhadap kepuasan kerja
cenderung memberikan kepuasan kerja yang pegawai.
tinggi.
Hasil analisis di lapangan Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres
menunjukkan bahwa beban kerja yang Kerja
terjadi di BJB KC Rangkasbitung cukup Beberapa penyebab stres di tempat
tinggi, yang membuat kepuasan kerja kerja adalah perubahan hidup,
karyawan cenderung rendah setiap pengembangan karir dan beban kerja.
waktunya. Intensitas jam kerja overtime Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang
yang sering dilakukan karyawan dengan dilakukan dapat ditunjukkan adanya
kuantitas pekerjaan yang tidak sedikit pengaruh positif dan signifikan beban kerja
membuat karyawan sering merasa terbebani terhadap stres kerja. Dengan beban kerja
sehingga akhirnya menurunkan kepuasan yang meningkat, akan membuat stres kerja
kerja mereka yang dapat terlihat dari jumlah juga menjadi meningkat.
turnover karyawan. Analisa hasil di lapangan
Hasil penelitian ini sejalan dengan menunjukkan bahwa tingkat beban kerja
penelitian oleh Tambengi et al (2013) yang yang dilakukan oleh karyawan BJB
menunjukkan beban kerja berpengaruh Rangkasbitung cukup tinggi sehingga tidak
signifikan terhadap kepuasan kerja. jarang membuat mereka merasakan tekanan
Penelitian lain yang dilakukan oleh dalam pekerjaan (stres). Tekanan yang
Purbaningrat (2015) menyatakan beban terlalu tinggi ini pada akhirnya membuat
kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan karyawan merasa sukar untuk melakukan
kerja. pekerjaan dengan baik dan benar.
Penelitian ini sejalan dengan
Pengaruh Komunikasi terhadap hipotesis yang diajukan dan hasil penelitian
Kepuasan Kerja terdahulu yang dilakukan oleh Kasmarani
Komunikasi adalah elemen penting (2012) menemukan beban kerja berpengaruh
yang mendasari semua interaksi antar positif terhadap stres kerja yang juga
manusia. Terlebih lagi dalam sebuah didukung oleh hasil penelitian
organisasi, di mana komunikasi dapat Suryaningrum (2015) dan Jovian (2017).
menentukan keberhasilan atau kegagalan Semakin berat beban kerja yang diberikan
49
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
maka akan memicu timbulnya stres kerja dengan lebih baik sehingga kepuasan kerja
pada karyawan. menjadi lebih tinggi.
Hasil penelitian ini bertolak belakang
Pengaruh Komunikasi terhadap penelitian terdahulu oleh Ponasih dan Dewi
Hubungan Rekan Kerja (2015) yang menunjukkan stres kerja
Komunikasi merupakan bagian yang berpengaruh negatif terhadap kepuasan
penting dalam kehidupan kerja, terutama kerja. Penelitian ini sejalan dengan
dalam membentuk organisasi yang efektif penelitian Tarmizi (2017) dan Sormin
dan efisien. Hasil pengujian hipotesis yang (2017) yang menyatakan stres kerja
dilakukan dapat membuktikan bahwa berpengaruh positif terhadap kepuasan
komunikasi berpengaruh positif dan kerja.
signifikan terhadap hubungan rekan kerja.
Hubungan rekan kerja dapat dibina dengan Pengaruh Hubungan Rekan Kerja
baik melalui komunikasi yang baik pula. terhadap Kepuasan Kerja
Analisa hasil di lapangan Rekan kerja yang baik akan
menunjukkan, komunikasi yang dibangun mendorong seseorang untuk bekerja lebih
antar karyawan di kantor BJB baik dan bersikap positif. Berdasarkan hasil
Rangkasbitung membuat hubungan antara pengujian hipotesis diperoleh hasil
rekan kerja semakin menguat. Beberapa hubungan rekan kerja berpengaruh positif
jenis komunikasi yang dilakukan oleh terhadap kepuasan kerja. Hubungan rekan
karyawan BJB Rangkasbitung adalah kerja yang baik akan memberikan karyawan
koordinasi, rapat, dan perintah dari atasan. kepuasan kerja yang tinggi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Analisa di lapangan menunjukkan
hipotesis yang diajukan dan penelitian hubungan rekan kerja yang terjadi di kantor
terdahulu yang dilakukan oleh Sarwono BJB Rangkasbitung sudah baik. Beberapa di
(2014) menyebutkan bahwa hubungan rekan antara karyawan terlihat memiliki hubungan
kerja dipengaruhi secara positif signifikan yang sangat akrab di luar pekerjaan. Kondisi
oleh komunikasi. Jalinan proses komunikasi ini membuat mereka merasakan kepuasan
yang baik dalam sebuah organisasi akan dalam bekerja yang lebih tinggi.
membuat hubungan rekan kerja menjadi Hasil penelitian sejalan dengan
semakin erat dan memiliki rasa kebersamaan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang
yang tinggi. menyatakan ada pengaruh positif hubungan
karyawan terhadap kepuasan kerja (Ahmad
Pengaruh Stres Kerja terhadap dan Hermawan, 2012; dan Nur et al, 2013).
Kepuasan Kerja Karyawan yang memiliki hubungan kerja
Bagi banyak orang kuantitas stres yang baik memiliki kepuasan kerja lebih
yang rendah sampai sedang, memungkinkan tinggi dibandingkan mereka yang tidak
mereka melakukan pekerjaannya dengan memiliki hubungan baik dengan rekan kerja.
lebih baik. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dapat ditunjukkan bahwa stres Kesimpulan dan Saran
kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja Kesimpulan
dengan arah yang positif. Dengan semakin 1. Beban kerja berpengaruh negatif dan
tingginya stres kerja maka akan membuat signifikan terhadap kepuasan kerja.
tingkat kepuasan kerja juga semakin tinggi. Beban kerja karyawan yang tidak terlalu
Analisa di lapangan menunjukkan tinggi akan membuat kepuasan kerja
bahwa karyawan yang sering mengalami menjadi tinggi.
stres cenderung memiliki batas kepuasan 2. Komunikasi berpengaruh positif dan
kerja yang semakin tinggi. Tekanan yang signifikan terhadap kepuasan kerja.
dihadapi dalam bekerja, membuat karyawan Perputaran arus komunikasi yang baik
belajar lebih banyak dan berusaha bekerja dapat meningkatkan kepuasan kerja.
50
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019
51
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
Martoyo, Susilo. 2015. Manajemen Sumber Suryaningrum. 2015. Pengaruh Beban Kerja
Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. Dan Dukungan Sosial terhadap Stres
Mathis dan Jackson, 2013. Manajemen Sumber Kerja pada Perawat RS PKU
Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat. Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal
Moekijat. 2013. Latihan dan Pengembangan Manajemen Universitas Negeri
Sumber Daya Manusia. Bandung : Yogyakarta.
Bandar Maju. Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya
Mulyana, Deddy. 2015. Ilmu Komunikasi: Suatu Manusia Cetak ke enam. Jakarta : Pranada
Pengantar. Cetakan ke 18. Bandung: Media Group
PT. Remaja Rosdakarya Tambengi et al. 2013. Pengaruh Kompensasi,
Neonisa, Didier. 2011. Pengaruh Komunikasi Beban Kerja, dan Pengembangan Karir
Internal Terhadap Kepuasan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
dalam Sebuah Organisasi: Studi Kasus Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT XYZ. Jurusan Marketing Witel Sulut. Jurnal EMBA Vol.4 No.4
Communication Tarwaka. 2011. Keselamatan dan Kesehatan
Nitisemito, Alex. 2016. Manajemen Personalia Kerja. Manajemen dan implementasi K3
(Manajemen Sumber Daya. Manusia). di tempat kerja. Surakarta: Harapan
Jakarta : Ghalia. Press.
Purbaningrat. 2015. Pengaruh Beban Kerja Wibowo et al. 2015. Pengaruh Stres Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja dengan Stres terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen
Kerja Sebagai Variabel Mediasi. E- Organisasional Karyawan. E-Jurnal
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 5 Ekonomi dan Bisnis Universitas
Riggio. 2010. Introduction To Industrial Udayana 4.02
(Organizational Psychology). 3rd ed. Wirawan dan Sudharma. 2015. Pengaruh
New Jersey: Prentice Hall Komunikasi, Motivasi Dan Lingkungan,
Robbins, Stephen P. 2013. Organizational Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja
Behaviour, Tenth Edition (Perilaku Pegawai Sekretariat Daerah Kota
Organisasi Ke Sepuluh), alih bahasa Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud,
Drs. Benyamin Molan. Jakarta : Vol. 4, No.10
Salemba Empat. Wright dan Snell. 2013. Human Resource
Sarwono. 2014. Pengaruh Gaji dan Komunikasi Management: Gaining a Competitive
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Advantage, New York: McGraw Hill.
dengan Stres Kerja dan Hubungan Yukl, Gary. 2016. Kepemimpinan dalam
Rekan Kerja sebagai Variabel Organisasi, Edisi Kelima. Jakarta: PT.
Intervening (Studi Kasus di Bank X Indeks.
Kota Surabaya). Tesis. Universitas Yuwono dan Khajar. 2015. Analisis beberapa
Katolik Widya Mandala faktor yang mempengaruhi kepuasan
Strauss, George dan Leonardo Sayles. 2011. kerja pegawai kejaksaan tinggi D.I.
Manajemen Personalia. Jakarata: Yogyakarta. Journal of Business Review
Taruna Indonesia, (1), 75-89.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif dan
R&D). Bandung : Salemba Empat.
52