Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP

KEPUASAN KERJA MELALUI MEDIASI STRES KERJA DAN


HUBUNGAN REKAN KERJA
(Studi Pada Karyawan Bank BJB KCU Rangkasbitung)

Fajriana Nugraha1 dan Suherna2


Program Pascasarjana Magister Manajemen
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
fajriana.nugraha@gmail.com1, suherna@untirta.ac.id2

Abstract

Job satisfaction in general leads to the attitude of employees on the job. There are various
things that allegedly can affect the high low job satisfaction in this study taken workload,
communication, work stres and peer relations. This study aims to determine whether the
workload and communication affect the job satisfaction is mediated by work stres and peer
relationships. The study used SEM-PLS analysis with sampling of 100 employees at BJB
Rangkasbitung office. Based on the results of hypothesis testing showed that: 1) Work load
has a negative and significant effect on job satisfaction; 2) Communication has a positive
and significant impact on job satisfaction; 3) Work load positively affects work stres; 4)
Communication has a positive and significant effect on the relationship of colleagues; 5)
Positive and significant work stres affect the job satisfaction; and 6) Relationship of
colleagues have positive and significant impact on job satisfaction.

Keywords: Workload; Communication; Job Stres; Coworker Relations; Job Satisfaction

Pendahuluan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan


Latar Belakang Masalah serta keinginan pekerja. Menurut Mathis dan
Perusahaan perlu memandang Jackson (2013), kepuasan kerja yang tinggi
karyawan sebagai pribadi yang mempunyai tidak akan membuat pergantian karyawan
kebutuhan atas pengakuan dan penghargaan, menjadi rendah, tetapi hal tersebut mungkin
bukan sebagai alat untuk pencapaian tujuan membantu. Sebaliknya, jika terdapat
perusahaan saja. Dengan demikian, ketidakpuasan kerja maka pergantian
perusahaan tidak hanya menuntut apa yang karyawan mungkin tinggi. Kepuasan kerja
harus diberikan karyawan terhadap karyawan ditunjukkan dengan beberapa
perusahaan, namun juga memikirkan apakah sikap di antaranya ketidakhadiran dan
kebutuhan karyawan telah terpenuhi turnover (Kreiter dan Knicki, 2012).
sehingga dapat merangsang timbulnya Pada dasarnya aktivitas karyawan
komitmen dan kepuasan kerja karyawan di dalam suatu sistem kerja dapat digolongkan
dalam perusahaan (Crammer, 2011). menjadi kerja fisik dan kerja mental. Kedua
Kepuasan kerja adalah keadaan jenis aktivitas ini menimbulkan konsekuensi
psikis yang menyenangkan atau tidak munculnya beban kerja. Beban kerja pada
menyenangkan yang dirasakan oleh pekerja karyawan hendaknya diberikan merata
dalam suatu lingkungan pekerjaan karena sehingga dapat terhindar dari adanya satuan
bagian pada organisasi yang overload dalam
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa pekerjaan (Sutarto, 2012). Penataan jumlah
(JRBMT), Vol. 3 (1): hh.37-52 (Mei 2019) kerja dan jumlah karyawan yang standar
ISSN (Online) 2599-0837,
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRBM pada masing-masing bagian perlu dilakukan
© 2019 Magister Manajemen UNTIRTA untuk dapat memaksimalkan kemampuan
kerja dari karyawan.

37
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa

Dalam menjalani aktivitas pekerjaan Penelitian yang dilakukan oleh


sehari-hari para karyawan perlu saling Purbaningrat (2015) menemukan beban
berhubungan satu sama lain untuk dapat kerja berpengaruh negatif signifikan
memberikan informasi mengenai pekerjaan terhadap kepuasan kerja. Berbeda dari
sehingga memudahkan karyawan dalam Tambengi et al (2016) yang menyatakan
bekerja. Hubungan antar karyawan beban kerja berpengaruh signifikan dengan
diwujudkan dalam bentuk komunikasi yang arah yang positif terhadap kepuasan kerja.
tidak hanya melibatkan komunikasi satu Penelitian lain yang dilakukan oleh Ghozali
tingkatan, namun juga komunikasi antara (2016) menyatakan hal yang berbeda yaitu
atasan dan bawahan. Semakin baik beban kerja tidak berpengaruh terhadap
komunikasi mereka, makin baik pula kepuasan kerja.
kemungkinan kerja sama mereka (Usman, Wirawan (2015) yang melakukan
2011). Dengan komunikasi yang terjalin penelitian tentang pengaruh komunikasi
dengan baik maka dapat memberikan terhadap kepuasan kerja berhasil
kepuasan tersendiri untuk karyawan. menemukan pengaruh positif signifikan
Bank Jabar Banten yang selanjutnya antara keduanya. Berbeda dengan penelitian
disebut bank BJB merupakan bank milik Erlina (2015) yang justru menemukan
pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten komunikasi tidak berpengaruh signifikan
yang didirikan atas dasar Peraturan terhadap kepuasan kerja.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 1960. Hingga saat ini, Bank BJB Rumusan Masalah Penelitian
sudah memiliki 65 Kantor Cabang Utama Berdasarkan latar belakang yang
(KCU) yang tersebar di seluruh wilayah telah diuraikan dan research gap yang ada,
Indonesia dengan 309 Kantor Cabang maka dibuat rumusan masalah yaitu
Pembantu (KCP) dan 340 Kantor Kas (KK). “Bagaimana meningkatkan kepuasan
Dari data yang diperoleh diketahui kerja dengan memperhatikan beban
telah terjadi permasalahan pada kepuasan kerja yang sesuai dan komunikasi yang
kerja karyawan di salah satu kantor cabang baik agar dapat menurunkan stres kerja
milik bank BJB yaitu KCU Rangkasbitung. dan meningkatkan hubungan rekan kerja
Hal ini ditunjukkan oleh berbagai keluhan karyawan di BJB KCU Rangkasbitung”
karyawan terkait gaji dan promosi jabatan yang diuraikan dalam pertanyaan penelitian
yang dilakukan dalam lima tahun terakhir. sebagai berikut :
Dari hasil wawancara diperoleh informasi 1. Apakah terdapat pengaruh beban kerja
banyak karyawan yang mengeluhkan tidak terhadap kepuasan kerja karyawan bank
merasa puas dengan gaji yang diterimanya, BJB KCU Rangkasbitung?
jika dibandingkan dengan beban pekerjaan 2. Apakah terdapat pengaruh komunikasi
sebagai pegawai bank yang terlalu banyak. terhadap kepuasan kerja karyawan bank
Belum lagi adanya tekanan yang tinggi dari BJB KCU Rangkasbitung?
atasan juga membuat karyawan merasa tidak 3. Apakah terdapat pengaruh beban kerja
puas. terhadap stres kerja karyawan bank BJB
Selain itu diketahui turnover KCU Rangkasbitung?
karyawan juga cukup tinggi. Pada tahun 4. Apakah terdapat pengaruh komunikasi
2016 diketahui jumlah karyawan yang terhadap hubungan rekan kerja
keluar adalah 6 orang dan tidak terjadi karyawan bank BJB KCU
penambahan karyawan baru setelah tahun Rangkasbitung?
2016 yang membuat total karyawan di bank 5. Apakah terdapat pengaruh stres kerja
BJB KCU Rangkasbitung menjadi terhadap kepuasan kerja karyawan bank
berkurang. Hal ini mengindikasikan adanya BJB KCU Rangkasbitung?
permasalahan kepuasan kerja yang membuat 6. Apakah terdapat pengaruh hubungan
karyawan memilih untuk berhenti bekerja. rekan kerja terhadap kepuasan kerja

38
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019

karyawan bank BJB KCU sarana kerja, kondisi kerja, sikap


Rangkasbitung? kerja, sedangkan tugas-tugas yang
bersifat mental seperti kompleksitas
Kajian Pustaka pekerjaan, tingkat kesulitan
Beban Kerja pekerjaan, pelatihan atau pendidikan
Beban kerja menunjukkan rata-rata yang diperoleh, dan tanggung jawab
kegiatan dari suatu pekerjaan dalam jangka pekerjaan.
waktu tertentu (Irwandy, 2012). Beban kerja c. Organisasi kerja seperti masa waktu
dapat dilihat dari beban kerja fisik maupun kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,
mental, apabila beban kerja yang ditanggung kerja malam, sistem pengupahan,
seorang karyawan terlalu berat atau model struktur organisasi,
kemampuan fisik yang lemah tentu akan pelimpahan tugas, dan wewenang.
mengakibatkan suatu hambatan dalam d. Lingkungan kerja adalah lingkungan
bekerja sehingga karyawan tersebut akan kerja fisik, lingkungan kimiawi,
merasa sakit karena suatu pekerjaan. lingkungan kerja biologis, dan
Seorang tenaga kerja tentunya harus mampu lingkungan kerja psikologis. Ketiga
memperhatikan beban kerjanya untuk aspek ini disebut wring stresor.
mendapatkan suatu keserasian dalam 2. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal
bekerja sehingga akan sejalan dengan dari dalam tubuh akibat dari reaksi beban
produktivitas yang tinggi, di luar beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut
tambahan yang datang dari lingkungan strain, berat ringannya strain dapat
bekerja maupun kapasitas dalam bekerja dinilai baik secara objektif maupun
(Sudiharto, 2011). subjektif. Faktor internal meliputi faktor
Menurut Tarwaka (2011) beban somatis (jenis kelamin, umur, ukuran
kerja adalah suatu kondisi dari pekerjaan tubuh, status gizi, dan kondisi
dengan uraian tugasnya yang harus kesehatan), faktor psikis (motivasi,
diselesaikan pada batas waktu tertentu. persepsi, kepercayaan, keinginan dan
Robbins (2013) menyatakan bahwa positif kepuasan).
negatifnya beban kerja merupakan masalah
persepsi. Persepsi terhadap beban kerja Indikator Beban Kerja
berkaitan dengan faktor atribut peran dan Penelitian ini menggunakan
pekerjaan. Hal ini dikarenakan persepsi indikator beban kerja yang mengadopsi dari
terhadap beban kerja merupakan hal yang indikator beban kerja dalam Purbaningrat
erat hubungannya dengan suatu pekerjaan, (2015) yaitu:
di mana individu memberikan penilaian 1. Mendadak tidaknya pekerjaan
mengenai sejumlah tuntutan tugas atau 2. Tingkat kesulitan pekerjaan
kegiatan yang membutuhkan aktivitas 3. Ketercukupan waktu
mental dan fisik yang harus di selesaikan
dalam waktu tertentu, apakah memiliki Komunikasi
dampak positif atau negatif terhadap Komunikasi merupakan salah satu
pekerjaannya. aspek terpenting namun juga kompleks
dalam kehidupan manusia. Manusia sangat
Faktor-Faktor Beban Kerja dipengaruhi oleh komunikasi yang
Menurut Robbins (2013) beban kerja dilakukannya dengan manusia lain, baik
dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut: yang sudah dikenal maupun yang tidak
1. Faktor eksternal, yaitu beban yang dikenal sama sekali (Morissan, 2013).
berasal dari luar tubuh pekerja, seperti: Komunikasi organisasi menurut Goldhaber
b. Tugas-tugas yang dilakukan yang didefinisikan organisasi akan runtuh karena
bersifat fisik seperti stasiun kerja, ketiadaan komunikasi (Davis dan
tata ruang, tempat kerja, alat dan Newstrom, 2014). Oleh karena itu,

39
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa

komunikasi dalam organisasi memiliki komunikasi yang dilakukan secara


peranan yang sangat penting dalam langsung dengan adanya frekuensi tatap
mencapai tujuan organisasi. muka untuk memudahkan orang lain
Menurut Eugene (2012), komunikasi mengetahui apa yang disampaikan
adalah proses dalam pengaturan organisasi komunikator.
untuk memelihara agar manajemen dan para 4. Tingkat pemahaman pesan
karyawan tetap tahu tentang bermacam- Seseorang dapat memahami apa yang
macam hal yang relevan. Sedangkan ingin disampaikan oleh seorang
menurut Haryani (2010) komunikasi komunikator kepada penerima juga
merupakan proses di mana seseorang tergantung pada tingkat pemahaman
(komunikator) mengirimkan stimuli seseorang. Adanya komunikasi yang
(biasanya dengan simbol-simbol verbal) baik dan lancar dapat lebih memudahkan
untuk mengubah perilaku dari orang lain seseorang atau penerima mengerti dan
(komunikan). memahami pesan yang akan
Supardi (2012) memaknai disampaikan.
komunikasi sebagai usaha untuk mendorong 5. Perubahan sikap
orang lain untuk menginterprestasikan Setelah seseorang memahami pesan
pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh yang disampaikan oleh seorang
orang yang mempunyai pendapat tersebut. komunikator kepada penerima pesan,
Dengan komunikasi diharapkan diperoleh maka akan terjadi perubahan sikap yang
titik persamaan, saling pengertian. dilakukan sesuai dengan apa yang
Komunikasi mengandung arti yang lebih dikomunikasikan.
luas daripada sekedar mengatakan atau
menuliskan sesuatu, di dalamnya juga Stres Kerja
tercakup suatu pengertian. Menurut Ivancevich dan Matteson
dalam Luthans (2015), stres diartikan
Indikator Komunikasi sebagai interaksi individu dengan
Penelitian ini menggunakan lingkungan, tetapi kemudian diperinci lagi
indikator komunikasi yang mengadopsi dari menjadi respons adaptif yang dihubungkan
indikator komunikasi menurut oleh perbedaan individu dan atau proses
Mangkunegara (2015) yaitu: psikologi yang merupakan konsekuensi
1. Kemudahan dalam memperoleh tindakan, situasi, atau kejadian eksternal
informasi yang menempatkan tuntutan psikologis dan
Kinerja yang baik dari seseorang dapat atau fisik secara berlebihan pada seseorang.
tercipta apabila terdapat kemudahan Sedangkan Beehr dan Newman dalam
dalam memperoleh informasi dalam Luthans (2015) mendefinisikan stres kerja
suatu proses komunikasi maka terwujud sebagai kondisi yang muncul dari interaksi
kelancaran dalam pemindahan idea tau antara manusia dan pekerjaan serta
gagasan. dikarakterisasikan oleh perubahan manusia
2. Intensitas komunikasi yang memaksa mereka untuk menyimpang
Apabila banyaknya terjadi percakapan dari fungsi normal mereka.
yang baik, maka proses komunikasi Stres sebenarnya dapat dilihat dari
menjadi semakin lancar. Intensitas dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif.
komunikasi sangat diperlukan guna Stres yang dikondisikan sebagai sesuatu
kelancaran dalam proses komunikasi yang negatif disebut dengan distres,
dalam suatu organisasi. sedangkan stres yang memberikan dampak
3. Efektivitas komunikasi positif disebut eustres (Murtiningrum,
Efektivitas komunikasi mengandung 2010). Stres dipandang positif karena
pengertian bahwa komunikasi yang dengan adanya stres seorang karyawan bisa
bersifat arus langsung, artinya proses bekerja dengan lebih baik demi mencapai

40
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019

apa yang diinginkannya, misalnya seorang yang mempengaruhi stres dapat digolongkan
karyawan yang ingin naik jabatan menjadi menjadi dua penyebab, yaitu :
manajer, maka ia akan dihadapkan pada 1. On The Job, adalah segala hal yang
beban pekerjaan yang memiliki tingkat stres berhubungan dengan pekerjaan, yang
yang lebih tinggi. Stres dapat memiliki bisa menimbulkan stres pada karyawan.
dampak yang sangat negatif pada perilaku Hal-hal yang bisa menimbulkan stres
organisasi dan kesehatan seorang individu. yang berasal dari beban pekerjaan antara
Stres berhubungan secara positif dengan lain :
ketidakhadiran, berhentinya karyawan, a. Beban kerja yang berlebihan.
penyakit jantung koroner, dan infeksi yang b. Tekanan atau desakan waktu.
disebabkan oleh virus (Kreitner dan Kinicki, c. Kualitas supervisi yang jelek.
2015). d. Iklim politis yang tidak aman.
e. Umpan balik tentang pelaksanaan
Penyebab Stres kerja yang tidak memadai.
Robbins (2013) tingkat stres pada f. Wewenang yang tidak mencukupi
tiap orang akan menimbulkan dampak yang tanggung jawab.
berbeda. Sehingga ada beberapa faktor g. Kemenduaan peran (role ambiguity).
penentu yang mempengaruhi tingkat stres h. Frustasi
seseorang. i. Konflik antar pribadi dan antar
1. Faktor Lingkungan kelompok.
Ketidakpastian menyebabkan j. Perbedaan antara nilai-nilai
meningkatnya tingkat stres yang dialami perusahaan dan karyawan.
karyawan. Ketidakpastian ekonomi, k. Berbagai bentuk perubahan.
ketidakpastian politik, dan 2. Off The Job, adalah permasalahan yang
ketidakpastian teknologi sangat berasal dari luar organisasi yang
berpengaruh pada eksistensi karyawan menimbulkan stres pada karyawan.
dalam bekerja. Dengan ketiga faktor Permasalahan yang mungkin terjadi :
lingkungan tersebut karyawan akan a. Kekuatan finansial.
dengan mudah mengalami stres. b. Masalah yang bersangkutan dengan
2. Faktor Organisasional anak.
Faktor lain yang berpengaruh pada c. Masalah fisik.
tingkat stres karyawan adalah faktor d. Masalah perkawinan
organisasional. Ada beberapa hal yang e. Perubahan-perubahan yang terjadi di
dapat dikategorikan sebagai penyebab tempat tinggal.
stres, yaitu: Tuntutan Tugas, Tuntutan f. Masalah-masalah pribadi lain,
Peran, Tuntutan antarpribadi, Struktur misalnya kematian sanak saudara.
Organisasi, Kepemimpinan Organisasi.
3. Faktor Individual Indikator Stres Kerja
Jika dilogika, setiap individu bekerja Penelitian ini menggunakan
rata-rata 40-60 jam per minggu. indikator stres kerja yang mengadopsi dari
Sedangkan waktu yang digunakan indikator stres kerja menurut Gibson et al
mengurusi hal-hal di luar pekerjaan lebih (2015) yaitu:
dari 120 jam per minggu, sehingga akan 1. Subjektif Kegelisahan
besar kemungkinan segala macam 2. Kekecewaan
urusan di luar pekerjaan mencampuri 3. Perilaku Mudah terkena kecelakaan
pekerjaan. Berbagai hal di luar pekerjaan 4. Kurang dapat berkonsentrasi
yang mengganggu terutama adalah isu- 5. Produktivitas kerja rendah
isu keluarga, masalah ekonomi pribadi,
dan karakteristik kehidupan inheren. Hubungan Rekan Kerja
Menurut Handoko (2016), faktor Segala sesuatu yang dilakukan oleh

41
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa

pimpinan dan departemen sumber daya saling menjatuhkan dan menjelekan


manusia akan mempengaruhi hubungan rekan kerja lain, sehingga untuk
dengan karyawan, baik secara langsung memperoleh jabatan tertentu harus
ataupun tidak langsung (Rivai, 2016). berjuang seoptimal mungkin.
Hubungan kerja antar para karyawan perlu 2. Karyawan saling menghormati
dibina, agar para karyawan dapat saling Merupakan sikap dan tindakan karyawan
bekerja sama dan membantu dalam dalam menghargai sesama rekan kerja.
pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan Adanya ras saling menghargai bisa
yang merasa senang terhadap kegiatan dan memberikan perasaan nyaman dalam
tugasnya serta ramah tamah dengan orang mendukung kelancaran kerja.
lain menunjukkan suasana kerja yang 3. Karyawan saling bekerja sama dalam
harmonis. menyelesaikan masalah
Rekan kerja yang baik akan Merupakan tindakan karyawan untuk
mendorong seseorang untuk bekerja lebih menyelesaikan masalah yang dirasa
baik dan bersikap positif seperti mempunyai cukup rumit, baik yang terjadi pada
kesetiaan yang tinggi terhadap rekan kerja seorang karyawan maupun seluruh
dan pekerjaan, kegembiraan, serta karyawan. Tindakan saling bekerja sama
mempunyai kepuasan dalam bekerja dengan semangat kerja yang tinggi
(Moekijat, 2013). Aspek penting dalam diharapkan dapat membantu
hubungan antar rekan kerja adalah keeratan. menyelesaikan setiap masalah yang
Keeratan tim didefinisikan sebagai tingkat di muncul.
mana anggota tertarik pada tim dan 4. Suasana kekeluargaan yang ada
termotivasi untuk tetap bersamanya. Merupakan kondisi yang terjadi pada
Keeratan yang tinggi secara normal lingkungan perusahaan. Agar suasana
dianggap kekeluargaan selalu terjalin dengan
sebagai sebuah ciri yang menarik dari tim harmonis, maka masing-masing pihak
(Daft, 2012). harus saling menghormati dan mencari
Dalam kehidupan kerja modern saat suatu cara agar hubungan di antara rekan
ini, semakin disadari bahwa terdapat kerja tetap harmonis, baik saat bekerja
hubungan yang erat antara rekan kerja dan maupun di luar pekerjaan.
antara satu tugas dengan tugas lainnya
(Siagian, 2016). Ini berarti, sangat sulit bila Kepuasan Kerja
tugas dikerjakan hanya oleh seorang Menurut As’ad (2012) kepuasan
karyawan saja, terutama bila tugas tersebut kerja adalah bagaimana perasaan karyawan
bersifat pemecahan masalah. Berdasarkan terhadap pekerjaannya. Mereka mengatakan
kenyataan bahwa suatu masalah terpecahkan bahwa perasaan ini dapat
dengan lebih baik apabila pemecahannya bersifat ”favorable” dan ”unfavorable”
dipikirkan oleh suatu kelompok tergantung dari bagaimana karyawan
dibandingkan dengan apabila dikerjakan menilai aspek-aspek kepuasan kerja itu
sendiri oleh seseorang. sendiri. Seorang manajer harus dituntut agar
memberikan suasana yang baik dan
Indikator Hubungan Rekan Kerja menyenangkan juga jaminan keselamatan
Penelitian ini menggunakan kerja sehingga karyawan merasa terpuaskan.
indikator hubungan rekan kerja yang Menurut Robbins dan Judge (2015),
mengadopsi Yuwono dan Khajar (2015) secara rata-rata individu merasa puas dengan
yaitu : keseluruhan kerja mereka, dengan kerja itu
1. Kompetisi yang sehat sendiri, serta dengan pengawas dan rekan
Merupakan persaingan di antara sesama kerja mereka. Namun, mereka cenderung
rekan kerja untuk mencapai jabatan yang tidak begitu puas dengan bayaran/gaji dan
tertinggi. Pada persaingan tersebut tidak peluang promosi yang diberikan perusahaan.

42
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019

Menurut Handoko (2016), kepuasan yang berbeda. Artinya kepuasan atau


kerja adalah keadaan emosional, baik yang ketidakpuasan terhadap pekerjaan bukan
menyenangkan atau tidak menyenangkan variabel yang kontinyu. Teori ini
yang dimiliki karyawan dengan di mana para pertama kali dikemukakan oleh
karyawan memandang pekerjaan mereka. Herzberg (1966), yang membagi situasi
Sedangkan menurut Martoyo (2015), istilah yang mempengaruhi sikap seseorang
kepuasan kerja dimaksudkan sebagai terhadap pekerjaannya menjadi dua
keadaan emosional karyawan, di mana kelompok yaitu kelompok satisfiers atau
terjadi atau tidak terjadi titik temu antara motivator dan kelompok dissatisfier atau
nilai balas jasa karyawan terhadap organisasi hygiene factors.
dengan tingkat nilai balas jasa yang memang
diinginkan oleh karyawan yang Indikator Kepuasan Kerja
bersangkutan. Penelitian ini menggunakan
indikator kepuasan kerja yang mengadopsi
Teori Kepuasan Kerja Job Description Index (JDI) dalam Robbins
Menurut Wexley dan Yukl (2016) (2013).
dalam bukunya yang berjudul 1. Pekerjaan itu sendiri
Organizational Behavior and Personel Tingkat di mana sebuah pekerjaan
Psychology, ada tiga macam teori kepuasan menyediakan tugas yang
kerja, yaitu : menyenangkan, kesempatan belajar dan
1. Discrepancy Theory (Teori kesempatan untuk mendapatkan
Ketidaksesuaian) tanggung jawab. Hal ini menjadi sumber
Teori ini pertama kali dipelopori oleh mayoritas kepuasan kerja.
Porter (1961). Porter mengukur 2. Gaji
kepuasan kerja seseorang dengan kepuasan kerja merupakan fungsi dari
menghitung selisih antara apa yang jumlah absolute dari gaji yang diterima,
seharusnya dengan kenyataan yang derajat sejauh mana gaji memenuhi
dirasakan. Kemudian Locke (1969) harapan-harapan tenaga kerja, dan
menerangkan bahwa kepuasan kerja bagaimana gaji diberikan.
seseorang bergantung pada discrepancy 3. Kesempatan atau promosi
antara ekspektasi, keinginan dan nilai Karyawan memiliki kesempatan untuk
yang diharapkan dengan apa yang mengembangkan diri dan memperluas
menurut perasaannya atau presepsinya pengalaman kerja, dengan terbukanya
telah diperoleh atau dicapai melalui kesempatan untuk kenaikan jabatan.
pekerjaannya. 4. Pengawasan (Supervisi)
2. Equity Theory (Teori Keadilan) Kemampuan supervisor untuk
Teori ini dikembangkan oleh Adams menyediakan bantuan teknis dan
(1963). Pada prinsipnya teori ini perilaku dukungan.
beranggapan bahwa orang akan merasa
puas atau tidak puas, tergantung apakah Pengembangan Hipotesis
ia merasakan keadilan atau tidak atas H1 : Beban kerja berpengaruh negatif
suatu keadaan. Perasaan tersebut akan dan signifikan terhadap kepuasan
didapat dengan membandingkan dengan kerja.
keadaan orang lain, rekan kerja sekantor H2 : Komunikasi berpengaruh positif
atau yang berbeda tempat kerja dan signifikan terhadap kepuasan
(comparison person). kerja.
3. Two Factor Theory (Teori Dua Faktor) H3 : Beban kerja berpengaruh positif
Prinsip dari teori ini adalah bahwa dan signifikan terhadap stres kerja.
kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja H4 : Komunikasi berpengaruh positif
(job dissatisfaction) merupakan dua hal dan signifikan terhadap hubungan

43
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa

rekan kerja seseorang menyampaikan pesan melalui


H5 : Stres kerja berpengaruh negatif dan media tertentu kepada orang lain dan
signifikan terhadap kepuasan kerja. sesudah menerima pesan serta memahami
H6 : Hubungan rekan kerja berpengaruh sejauh mana kemampuannya, penerima
positif dan signifikan terhadap pesan menyampaikan tanggapan melalui
kepuasan kerja media tertentu kepada orang yang
menyampaikan pesan tersebut kepadanya.
Kerangka Pemikiran Sehingga dengan komunikasi yang baik
Keberhasilan sebuah organisasi maka diharapkan akan menjadi pedoman
sangat didukung oleh bagaimana organisasi dalam memaksimalkan pencapaian tujuan
mencapai kepuasan kerja karyawannya. organisasi (Harefa, 2016).
Secara umum, kepuasan kerja mengarah Endang (2010) menyatakan
kepada sikap dari individu tersebut terhadap komunikasi dalam perusahaan merupakan
pekerjaannya. Para karyawan yang penentu keberhasilan dalam pencapaian
mempunyai sikap yang positif maka tujuan, dengan komunikasi akan terjadi
memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, hubungan timbal balik dari tiap-tiap orang
demikian juga sebaliknya (Mathis dan dalam perusahaan baik berupa perintah,
Jackson, 2013). saran, pendapat maupun kritik. Menurut
Reaksi positif dan negatif pada Gorda (2014) berbagai keputusan dan
karyawan tergantung dari kepuasan kerja kebijaksanaan bisnis yang diputuskan,
yang mereka dapatkan. Karyawan akan berbagai rencana dan program kerja yang
merasakan semangat kerja yang tinggi dan akan diimplementasikan keseluruhannya
kegairahan dalam memulai pekerjaannya memerlukan komunikasi. suatu organisasi
jika kepuasan kerja tercapai, namun jika maupun perusahaan memerlukan
tidak tercapai maka karyawan berusaha komunikasi yang baik antara sesama rekan
menghindari lingkungan sosialnya seperti kerja maupun dengan pimpinan demi
mengundurkan diri dari perusahaan, bolos tercapainya tujuan perusahaan.
kerja, melakukan sabotase, sengaja
melakukan kesalahan dalam bekerja, aktif
pemogokan dan perilaku lain yang
cenderung bersifat menghindari aktivitas
organisasi (Sutrisno, 2012).
Riggio (2010) menyatakan beban
kerja adalah tugas-tugas pekerjaan yang
menjadi sumber stres seperti pekerjaan Gambar 1 Kerangka Pemikiran
mengharuskan bekerja dengan cepat, Sumber : Olahan peneliti, 2018.
menghasilkan sesuatu dan konsentrasi dari
stres kerja. Akibat beban kerja yang terlalu
berat atau kemampuan fisik yang terlalu Metode Penelitian
lemah dapat mengakibatkan seorang Jenis Penelitian
pegawai menderita gangguan atau penyakit Jenis penelitian yang digunakan pada
akibat kerja. Beban kerja merupakan salah penelitian ini yaitu dengan menggunakan
satu unsur yang harus diperhatikan bagi penelitian kuantitatif. Metode penelitian
seorang tenaga kerja untuk mendapatkan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
keserasian dan produktivitas kerja yang penelitian yang berlandaskan pada filsafat
tinggi selain unsur beban tambahan akibat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
lingkungan kerja dan kapasitas kerja populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
(Sudiharto, 2011). data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk
Komunikasi juga merupakan menguji hipotesis yang telah di tetapkan
rumusan berbagai kegiatan di mana (Sugiyono, 2015).

44
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019

Definisi Operasional yang representative dalam penelitian model


Variabel penelitian adalah hal-hal struktural, dapat digunakan perhitungan 10-
yang dapat membedakan atau membawa 25 dikali jumlah variabel penelitian.
variasi pada suatu nilai tertentu. Ada 3 jenis Merujuk pada pendapat ini, jumlah sampel
variabel yang diuji dalam penelitian ini yaitu dalam penelitian ini ditentukan dari rumus
variabel dependen, variabel independen dan 20 kali jumlah variabel penelitian yaitu 20 x
variabel intervening. Variabel dependen 5 = 100 sampel. Sampel dipilih dengan
adalah kepuasan kerja (KK). Variabel teknik simple random sampling melalui
independennya adalah beban kerja (BK) dan undian di mana nama-nama 126 orang
komunikasi (KOM). Sedangkan yang karyawan BJB KCP Rangkasbitung dikocok
menjadi variabel intervening-nya adalah sebanyak 100 kali untuk menentukan
stres kerja (SK) dan hubungan rekan kerja karyawan yang menjadi sampel penelitian.
(HRK).
Tabel 1 Operasional Variabel Metode Pengumpulan Data
Variabel Indikator Pengumpulan data yang digunakan
Beban Kerja 1. Mendadak tidaknya dalam penelitian ini adalah kuesioner secara
(BK) pekerjaan
personal. Teknik ini memberikan tanggung
2. Tingkat kesulitan pekerjaan
3. Ketercukupan waktu jawab kepada responden untuk membaca
Sumber : Purbaningrat (2015) dan menjawab pertanyaan yang diajukan
Komunikasi 1. Kemudahan memperoleh oleh peneliti. Sebelum membagikan
(KOM) informasi kuesioner, peneliti memberikan penjelasan
2. Intensitas komunikasi mengenai tujuan penelitian dan tata cara
3. Efektivitas komunikasi
4. Tingkat pemahaman pesan pengisian kuesioner agar meminimalisir
5. Perubahan sikap kesalahpahaman dalam pengisian kuesioner.
Kuesioner penelitian ini dibagikan dan
Sumber: Eugene (2012); dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.
Mangkunegara (2015) Skala yang dipakai dalam
Stres Kerja 1. Subjektif Kegelisahan
(SK) 2. Kekecewaan
penyusunan kuesioner adalah skala Likert.
3. Perilaku Mudah terkena Skala Likert digunakan untuk mengukur
kecelakaan sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
4. Kurang dapat kelompok orang tentang fenomena sosial
berkonsentrasi (Sugiyono, 2015). Dalam pengukurannya,
5. Produktivitas kerja rendah
setiap responden diminta pendapatnya
Sumber : Gibson et al (2015) mengenai suatu pernyataan, dengan skala
Hubungan 1. Kompetisi yang sehat penilaian dari 1 sampai dengan 10 di mana
Rekan Kerja 2. Saling menghormati angka 1 menyatakan sangat tidak setuju dan
(HRK) 3. Saling bekerja sama dalam angka 10 menyatakan sangat setuju.
menyelesaikan masalah
4. Suasana kekeluargaan
Teknik Analisis Data
Sumber : Daft (2012); Yuwono Penelitian ini menggunakan metode
dan Khajar (2015) analisis data dengan menggunakan software
Kepuasan 1. Pekerjaan itu sendiri SmartPLS versi student. Menurut Jogiyanto
Kerja (KK) 2. Gaji
3. Kesempatan promosi
dan Abdillah (2013), PLS (Partial Least
4. Pengawasan (supervisi) Square) adalah analisis persamaan struktural
Sumber : Robbins (2013) (SEM) berbasis varian yang secara simultan
Populasi dan Sampel dapat melakukan pengujian model
Populasi penelitian ini adalah pengukuran sekaligus pengujian model
karyawan di KCU Bank BJB Rangkasbitung struktural. Model pengukuran digunakan
yang berjumlah 126 orang. Menurut Hair et untuk uji validitas dan realibilitas,
al (2010) untuk menentukan jumlah sampel sedangkan model struktural digunakan

45
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa

untuk uji kausalitas. orang dengan masa kerja > 3 s/d 5 tahun dan
Selanjutnya Jogiyanto dan Abdilah 12 orang dengan masa kerja > 5 tahun.
(2013) menyatakan analisis Partial Least Berdasarkan penjelasan tersebut,
Squares (PLS) adalah teknik statistika maka dapat dibuat kesimpulan yang menjadi
multivarian yang melakukan perbandingan responden pada penelitian ini adalah paling
antara variabel dependen berganda dan banyak karyawan dengan jenis kelamin
variabel independen berganda. PLS wanita, berusia 20 s/d 25 tahun, tingkat
merupakan salah satu metode statistika SEM pendidikan S1 dan masa kerja > 1 s/d 3
berbasis varian yang didesain untuk tahun. Analisis data di lapangan diketahui
menyelesaikan regresi berganda ketika bahwa sebagai kantor pelayanan perbankan,
terjadi permasalahan spesifik pada data. BJB KC Rangkasbitung memang terlihat
lebih banyak memperkerjakan karyawan
HASIL PENELITIAN DAN dengan rentang usia 20 s/d 25 tahun yang
PEMBAHASAN umumnya berpendidikan S1 baik fresh
Hasil Penelitian graduated maupun pengalaman untuk di
Penelitian ini dilakukan pada tempatkan sebagai tenaga pelayanan pada
karyawan di BJB KC Rangkasbitung. BJB bagian teller, marketing, dan customer
KC Rangkasbitung memiliki 1 Kantor service.
Cabang Induk, dan 5 Kantor Cabang
Pembantu (KCP) yaitu KCP Cipanas, KCP
Maja, KCP BPKAD Lebak, KCP Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Malingping dan KCP Bayah serta memiliki Responden mempunyai
6 Kantor Kas (KK) yaitu KK Pasar kecenderungan menjawab pertanyaan
Rangkasbitung, KK Mandala. KK RSUD kuesioner (tertutup) pada angka 3-10 pada
Adjidarmo, KK Muncang, KK Gunung setiap indikator yang ada. Dari kondisi ini,
Kencana dan KK Cilograng. maka dapat dijelaskan :
1. Pada indeks variabel beban kerja,
Analisis Deskriptif Responden diperoleh nilai indeks paling rendah 89,6
Berdasarkan hasil penelitian terlihat dan paling tinggi 91,4. Rata-rata indeks
karakteristik responden dari segi jenis variabel beban kerja diperoleh sebesar
kelamin didominasi oleh karyawan wanita 90,3 yang berada pada indeks > 70 s/d
yaitu sebanyak 52 orang, sedangkan 100. Hal ini menunjukkan bahwa beban
karyawan pria sebanyak 48 orang. kerja yang dimiliki karyawan BJB
Sementara dari sisi usia, responden Rangkasbitung tinggi.
penelitian didominasi oleh karyawan berusia 2. Indeks variabel komunikasi juga
20-25 tahun yaitu sebanyak 38 orang. diperoleh rata-rata sebesar 89,8 yang
Responden dengan usia 26 s/d 30 tahun ada berada pada indeks > 70 s/d 100. Nilai
sebanyak 27 orang; berusia 31 s/d 35 tahun indeks komunikasi paling rendah 88,3
sebanyak 20 orang dan berusia > 35 tahun dan paling tinggi 91,8. Hasil ini
ada sebanyak 15 orang. menunjukkan bahwa komunikasi yang
Dari segi tingkat pendidikan, terjadi di lingkungan kantor BJB
responden penelitian terdiri dari 12 orang Rangkasbitung sudah baik.
berpendidikan SMA, 32 orang 3. Variabel stres kerja memperoleh nilai
berpendidikan Diploma, 46 orang indeks paling rendah 87,9 dan paling
berpendidikan S1 dan 10 orang tinggi 89,3 dengan rata-rata indeks
berpendidikan S2. Adapun dari sisi masa sebesar 88,6 yang berada pada indeks >
kerja, responden penelitian terdiri dari 29 70 s/d 100. Hasil ini menunjukkan
orang dengan masa kerja 0 s/d 1 tahun; 43 bahwa karyawan BJB Rangkasbitung
orang dengan masa kerja > 1 s/d 3 tahun; 17 memiliki tingkatan stres kerja yang
tinggi.

46
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019

4. Adapun variabel hubungan rekan kerja sedang karena nilai indeks rata-rata
diperoleh rata-rata indeks sebesar 91,3 69,99 berada pada interval > 40 s/d 70
yang berada pada indeks > 70 s/d 100 dengan kategori sedang.
dengan nilai indeks paling rendah 89,8
dan paling tinggi 92,1. Hasil ini Hasil Pengujian Outer Model
menunjukkan bahwa hubungan rekan Berdasarkan hasil uji outer model di
kerja di lingkungan BJB Rangkasbitung atas, diketahui seluruh item indikator
sudah baik. memiliki nilai outer loading > 0,5. Dengan
5. Variabel kepuasan kerja memperoleh demikian pada pengujian ini tidak ada
nilai indeks paling rendah 62,4 dan indikator yang harus di keluarkan dalam
paling tinggi 77,1 dengan rata-rata nilai model struktural karena sudah memperoleh
indeks 69,9. Hasil ini menunjukkan nilai valid. Hasil uji model struktural
bahwa kepuasan kerja karyawan BJB disajikan sebagai berikut :
Rangkasbitung berada pada tingkatan

Gambar 2 Hasil Uji Outer Model

Tabel 2 Construct Reliability dan Validity telah memenuhi convergent dan


Variabel Composite Cronbach AVE discriminant validity karena memiliki nilai
Reliability Alpha
Beban kerja 0,967 0,948 0,906
composite reliability, cronbach alpha dan
Komunikasi 0,969 0,959 0,861 AVE > 0,5.
Stres kerja 0,968 0,959 0,860
Hubungan rekan 0,969 0,956 0,885 Hasil Pengujian Inner Model
kerja
Kepuasan kerja 0,991 0,988 0,966 Hasil pengujian inner model dalam
Sumber : data diolah, 2018. penelitian ini dilihat dari nilai R square yang
Menurut Ghozali (2015), variabel diuraikan sebagai berikut :
dikatakan memenuhi kriteria convergent dan
discriminant validity apabila memiliki nilai
composite reliability, cronbach alpha dan Tabel 3 Hasil Pengujian Inner Model
AVE > 0,5. Data Tabel 2 di atas diketahui Model R Square
bahwa kelima variabel penelitian dinyatakan Stres kerja 0,865
Hubungan rekan kerja 0,860

47
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa

Kepuasan kerja 0,805 positif beban kerja terhadap stres kerja dapat
Sumber : data diolah, 2018 dibuktikan, berarti H3 diterima.
Dari Tabel 3 diperoleh nilai R square Berdasarkan hasil pengujian
stres kerja sebesar 0,865 yang artinya hipotesis 4 memperoleh nilai t statistic
kemampuan beban kerja terhadap stres kerja (67,706) > t tabel (1,960); p value (0,000) <
adalah sebesar 86,5% (0,865 x 100%), sig (0,05) yang menunjukkan komunikasi
sedangkan 13,5% sisanya dijelaskan oleh berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel lain yang tidak diteliti. Adapun nilai hubungan rekan kerja. Hasil tersebut dapat
R square hubungan rekan kerja diperoleh disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
sebesar 0,860 yang artinya kemampuan yang menyatakan ada pengaruh positif
komunikasi dalam menjelaskan hubungan komunikasi terhadap hubungan rekan kerja
rekan kerja adalah sebesar 86% (0,860 x dapat dibuktikan, berarti H4 diterima.
100%), sedangkan 14% sisanya dijelaskan Berdasarkan hasil pengujian
oleh variabel lain yang tidak diteliti. hipotesis 5 memperoleh nilai t statistic
Sementara R Square kepuasan kerja sebesar (5,494) > t tabel (1,960); p value (0,000) <
0,805 menunjukkan kemampuan beban sig (0,05) yang menunjukkan stres kerja
kerja, komunikasi, stres kerja dan hubungan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
rekan kerja dalam menjelaskan kepuasan kerja. Hasil tersebut dapat disimpulkan
kerja adalah sebesar 80,5% (0,805 x 100%) bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan
sedangkan 19,5% sisanya dijelaskan oleh ada pengaruh negatif stres kerja terhadap
variabel lain yang tidak diteliti. kepuasan kerja tidak dapat dibuktikan,
karena nilai path coefficient bertanda positif
Hasil Pengujian Hipotesis yang menunjukkan bahwa arah hubungan
Berdasarkan hasil pengujian antara keduanya cenderung positif, berarti
hipotesis 1 memperoleh nilai t statistic H5 ditolak.
(4,152) > t tabel (1,960); p value (0,000) < Berdasarkan hasil pengujian
sig (0,05) yang menunjukkan beban kerja hipotesis 6 memperoleh nilai t statistic
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap (2,505) > t tabel (1,960); p value (0,007) <
kepuasan kerja. Hasil tersebut dapat sig (0,05) yang menunjukkan hubungan
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian rekan kerja berpengaruh positif signifikan
yang menyatakan ada pengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Hasil tersebut
beban kerja terhadap kepuasan kerja dapat dapat disimpulkan bahwa hipotesis
dibuktikan, berarti H1 diterima. penelitian yang menyatakan ada pengaruh
Hasil pengujian hipotesis 2 positif hubungan rekan kerja terhadap
memperoleh nilai t statistic (2,636) > t tabel kepuasan kerja dapat dibuktikan, berarti H6
(1,960); p value (0,005) < sig (0,05) yang diterima.
menunjukkan komunikasi berpengaruh
positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil Pengujian Mediasi
Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Diketahui path coefficient uji
hipotesis penelitian yang menyatakan ada mediasi 1 adalah -0,604 dengan nilai t
pengaruh positif komunikasi terhadap statistic 5,422 dan p value 0,000. Hasil ini
kepuasan kerja dapat dibuktikan, berarti H2 menujukan bahwa besarnya pengaruh tidak
diterima. langsung beban kerja terhadap kepuasan
Hasil pengujian hipotesis 3 kerja yang dimediasi oleh stres kerja adalah
memperoleh nilai t statistic (73,421) > t tabel 60,4%. Nilai t statistic (5,422) > t tabel
(1,960); p value (0,000) < sig (0,05) yang (1,960) dan p values (0,000) > sig (0,05)
menunjukkan beban kerja berpengaruh menunjukkan bahwa stres kerja mampu
positif signifikan terhadap stres kerja. Hasil memediasi pengaruh beban kerja terhadap
tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kepuasan kerja.
penelitian yang menyatakan ada pengaruh Uji mediasi 2 adalah 0,276 dengan
nilai t statistic 2,513 dan p value 0,007. Hasil

48
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019

ini menujukan bahwa besarnya pengaruh dari sebuah organisasi. Hasil pengujian
tidak langsung komunikasi terhadap hipotesis dapat dibuktikan ada pengaruh
kepuasan kerja yang dimediasi oleh positif signifikan antara komunikasi
hubungan rekan kerja adalah 27,6%. Nilai t terhadap kepuasan kerja. Dengan
statistic (2,513) > t tabel (1,960) dan p komunikasi yang baik maka kepuasan kerja
values (0,007) < sig (0,05) menunjukkan juga akan menjadi meningkat.
bahwa hubungan rekan kerja mampu Analisa hasil penelitian di lapangan
memediasi pengaruh komunikasi terhadap menunjukkan bahwa komunikasi organisasi
kepuasan kerja. yang terjadi di kantor BJB Rangkasbitung
sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari
Pembahasan perputaran informasi dan tingkat kesamaan
Pengaruh Beban Kerja terhadap pemahaman yang cukup baik di antara
Kepuasan Kerja karyawan, sehingga membuat mereka puas
Berdasarkan hasil pengujian dengan pekerjaannya.
hipotesis yang telah dilakukan dapat Hasil penelitian sejalan dengan
dibuktikan bahwa terdapat pengaruh negatif hipotesis yang diajukan dan hasil penelitian
signifikan beban kerja terhadap kepuasan terdahulu yang dilakukan oleh Wirawan dan
kerja. Beban kerja yang tinggi cenderung Sudharma (2015) dan Harefa (2016) yang
membuat kepuasan kerja menjadi rendah. menyatakan komunikasi berpengaruh positif
Sebaliknya, jika beban kerja rendah, maka dan signifikan terhadap kepuasan kerja
cenderung memberikan kepuasan kerja yang pegawai.
tinggi.
Hasil analisis di lapangan Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres
menunjukkan bahwa beban kerja yang Kerja
terjadi di BJB KC Rangkasbitung cukup Beberapa penyebab stres di tempat
tinggi, yang membuat kepuasan kerja kerja adalah perubahan hidup,
karyawan cenderung rendah setiap pengembangan karir dan beban kerja.
waktunya. Intensitas jam kerja overtime Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang
yang sering dilakukan karyawan dengan dilakukan dapat ditunjukkan adanya
kuantitas pekerjaan yang tidak sedikit pengaruh positif dan signifikan beban kerja
membuat karyawan sering merasa terbebani terhadap stres kerja. Dengan beban kerja
sehingga akhirnya menurunkan kepuasan yang meningkat, akan membuat stres kerja
kerja mereka yang dapat terlihat dari jumlah juga menjadi meningkat.
turnover karyawan. Analisa hasil di lapangan
Hasil penelitian ini sejalan dengan menunjukkan bahwa tingkat beban kerja
penelitian oleh Tambengi et al (2013) yang yang dilakukan oleh karyawan BJB
menunjukkan beban kerja berpengaruh Rangkasbitung cukup tinggi sehingga tidak
signifikan terhadap kepuasan kerja. jarang membuat mereka merasakan tekanan
Penelitian lain yang dilakukan oleh dalam pekerjaan (stres). Tekanan yang
Purbaningrat (2015) menyatakan beban terlalu tinggi ini pada akhirnya membuat
kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan karyawan merasa sukar untuk melakukan
kerja. pekerjaan dengan baik dan benar.
Penelitian ini sejalan dengan
Pengaruh Komunikasi terhadap hipotesis yang diajukan dan hasil penelitian
Kepuasan Kerja terdahulu yang dilakukan oleh Kasmarani
Komunikasi adalah elemen penting (2012) menemukan beban kerja berpengaruh
yang mendasari semua interaksi antar positif terhadap stres kerja yang juga
manusia. Terlebih lagi dalam sebuah didukung oleh hasil penelitian
organisasi, di mana komunikasi dapat Suryaningrum (2015) dan Jovian (2017).
menentukan keberhasilan atau kegagalan Semakin berat beban kerja yang diberikan

49
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa

maka akan memicu timbulnya stres kerja dengan lebih baik sehingga kepuasan kerja
pada karyawan. menjadi lebih tinggi.
Hasil penelitian ini bertolak belakang
Pengaruh Komunikasi terhadap penelitian terdahulu oleh Ponasih dan Dewi
Hubungan Rekan Kerja (2015) yang menunjukkan stres kerja
Komunikasi merupakan bagian yang berpengaruh negatif terhadap kepuasan
penting dalam kehidupan kerja, terutama kerja. Penelitian ini sejalan dengan
dalam membentuk organisasi yang efektif penelitian Tarmizi (2017) dan Sormin
dan efisien. Hasil pengujian hipotesis yang (2017) yang menyatakan stres kerja
dilakukan dapat membuktikan bahwa berpengaruh positif terhadap kepuasan
komunikasi berpengaruh positif dan kerja.
signifikan terhadap hubungan rekan kerja.
Hubungan rekan kerja dapat dibina dengan Pengaruh Hubungan Rekan Kerja
baik melalui komunikasi yang baik pula. terhadap Kepuasan Kerja
Analisa hasil di lapangan Rekan kerja yang baik akan
menunjukkan, komunikasi yang dibangun mendorong seseorang untuk bekerja lebih
antar karyawan di kantor BJB baik dan bersikap positif. Berdasarkan hasil
Rangkasbitung membuat hubungan antara pengujian hipotesis diperoleh hasil
rekan kerja semakin menguat. Beberapa hubungan rekan kerja berpengaruh positif
jenis komunikasi yang dilakukan oleh terhadap kepuasan kerja. Hubungan rekan
karyawan BJB Rangkasbitung adalah kerja yang baik akan memberikan karyawan
koordinasi, rapat, dan perintah dari atasan. kepuasan kerja yang tinggi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Analisa di lapangan menunjukkan
hipotesis yang diajukan dan penelitian hubungan rekan kerja yang terjadi di kantor
terdahulu yang dilakukan oleh Sarwono BJB Rangkasbitung sudah baik. Beberapa di
(2014) menyebutkan bahwa hubungan rekan antara karyawan terlihat memiliki hubungan
kerja dipengaruhi secara positif signifikan yang sangat akrab di luar pekerjaan. Kondisi
oleh komunikasi. Jalinan proses komunikasi ini membuat mereka merasakan kepuasan
yang baik dalam sebuah organisasi akan dalam bekerja yang lebih tinggi.
membuat hubungan rekan kerja menjadi Hasil penelitian sejalan dengan
semakin erat dan memiliki rasa kebersamaan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang
yang tinggi. menyatakan ada pengaruh positif hubungan
karyawan terhadap kepuasan kerja (Ahmad
Pengaruh Stres Kerja terhadap dan Hermawan, 2012; dan Nur et al, 2013).
Kepuasan Kerja Karyawan yang memiliki hubungan kerja
Bagi banyak orang kuantitas stres yang baik memiliki kepuasan kerja lebih
yang rendah sampai sedang, memungkinkan tinggi dibandingkan mereka yang tidak
mereka melakukan pekerjaannya dengan memiliki hubungan baik dengan rekan kerja.
lebih baik. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dapat ditunjukkan bahwa stres Kesimpulan dan Saran
kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja Kesimpulan
dengan arah yang positif. Dengan semakin 1. Beban kerja berpengaruh negatif dan
tingginya stres kerja maka akan membuat signifikan terhadap kepuasan kerja.
tingkat kepuasan kerja juga semakin tinggi. Beban kerja karyawan yang tidak terlalu
Analisa di lapangan menunjukkan tinggi akan membuat kepuasan kerja
bahwa karyawan yang sering mengalami menjadi tinggi.
stres cenderung memiliki batas kepuasan 2. Komunikasi berpengaruh positif dan
kerja yang semakin tinggi. Tekanan yang signifikan terhadap kepuasan kerja.
dihadapi dalam bekerja, membuat karyawan Perputaran arus komunikasi yang baik
belajar lebih banyak dan berusaha bekerja dapat meningkatkan kepuasan kerja.

50
JRBM Tirtayasa Volume 3 (1) – Mei 2019

3. Beban kerja berpengaruh positif


terhadap stres kerja. Beban kerja yang Daftar Pustaka
tinggi berpotensi menumbuhkan stres
kerja yang tinggi. As’ad, Mohamad. 2012. Seri Ilmu Sumber Daya
4. Komunikasi berpengaruh positif dan Manusia: Psikologi Industri. Edisi IV.
signifikan terhadap hubungan rekan Yogyakarta: Liberty.
kerja. Komunikasi yang baik membuat Daft, Richard L. 2012. Era Baru Manajemen.
hubungan rekan kerja semakin baik. Jakarta: Salemba Empat.
5. Stres kerja positif dan signifikan Davis dan Newstrom. 2014. Perilaku Dalam
berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Dhania, Dhini. 2010. Pengaruh Stres Kerja,
Karyawan yang sering mendapatkan Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja
stres kerja akan memiliki tingkat (Studi pada Medical Representatif di
kepuasan kerja yang lebih tinggi. Kota Kudus. Jurnal Psikologi
6. Hubungan rekan kerja berpengaruh Universitas Muria Kudus Vol I, No 1
positif dan signifikan terhadap kepuasan Ghozali. 2016. Pengaruh beban kerja dan
kerja. Dengan hubungan rekan yang baik karakteristik individu terhadap kepuasan
maka akan menciptakan kepuasan kerja kerja serta dampaknya terhadap kinerja
yang baik. pegawai badan pusat statistik (Studi
kasus pada BPS Kabupaten Deli
Saran Serdang dan Kabupaten Serdang
Bedagai). Jurnal Bisnis dan Manajemen
Penelitian ini memiliki banyak
Eksekutif Vol. 1 No. 1.
keterbatasan. Oleh karena itu, diberikan
Gibson et al. 2015. Organisasi dan Manajemen.
saran penelitian baik yang bersifat Edisi ke empat, Jakarta : Erlangga
manajerial maupun empiris sebagai berikut : Gorda. 2014. Manajemen Sumber Daya
1. Disarankan agar perusahaan Manusia. STIE Satya Dharma
memperhatikan beban kerja yang Sinagaraja.
diberikan kepada karyawan dan Indriantoro dan Supomo, 2016. Metodologi
menyesuaikan dengan kemampuan Penelitian Bisnis. Untuk Akuntansi Dan
karyawan agar tidak membuat kepuasan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta:
kerja menjadi rendah. BPFE
2. Disarankan agar perusahaan mengelola Ivancevich, John M et, al. 2011. Organizational
tingkat stres kerja karyawan dengan Behavior and Management, Seventh
edition, alih bahasa Gina Gania. Jakarta :
memberlakukan kegiatan-kegiatan yang Erlangga.
bersifat relaksasi ditengah-tengah Jogiyanto dan Abdillah. 2013. Partial Least
karyawan bekerja. Square (PLS). Yogyakarta : Andi.
3. Disarankan agar perusahaan mengelola Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2015.
dengan baik siklus komunikasi dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba
hubungan antar karyawan agar membuat Empat.
kondisi pekerjaan menjadi kondusif. Lukiyana dan Firdaus. 2017. Pengaruh Beban
4. Disarankan agar perusahaan Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap
memperhatikan hal-hal yang dapat Prestasi Kerja Karyawan dengan
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
untuk menjaga tingkat turnover intention Intervening di Bagian Gudang Pada PT.
Sarijasa Transutama Jakarta. BIJAK
agar tidak meningkat.
Volume 14, No. 02 Majalah Ilmiah
5. Disarankan agar penelitian selanjutnya Institut STIAMI
menggunakan variabel lain yang diduga Luthans, F. 2015. Perilaku Organisasi.
dapat mempengaruhi kepuasan kerja Yogyakarta: Andi
karyawan misalnya faktor lingkungan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2015. Evaluasi
kerja dan kompensasi sesuai dengan Kinerja SDM. Cetakan Pertama.
permasalahan yang diteliti. Bandung : PT. Refika Aditama.

51
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa

Martoyo, Susilo. 2015. Manajemen Sumber Suryaningrum. 2015. Pengaruh Beban Kerja
Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. Dan Dukungan Sosial terhadap Stres
Mathis dan Jackson, 2013. Manajemen Sumber Kerja pada Perawat RS PKU
Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat. Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal
Moekijat. 2013. Latihan dan Pengembangan Manajemen Universitas Negeri
Sumber Daya Manusia. Bandung : Yogyakarta.
Bandar Maju. Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya
Mulyana, Deddy. 2015. Ilmu Komunikasi: Suatu Manusia Cetak ke enam. Jakarta : Pranada
Pengantar. Cetakan ke 18. Bandung: Media Group
PT. Remaja Rosdakarya Tambengi et al. 2013. Pengaruh Kompensasi,
Neonisa, Didier. 2011. Pengaruh Komunikasi Beban Kerja, dan Pengembangan Karir
Internal Terhadap Kepuasan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
dalam Sebuah Organisasi: Studi Kasus Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT XYZ. Jurusan Marketing Witel Sulut. Jurnal EMBA Vol.4 No.4
Communication Tarwaka. 2011. Keselamatan dan Kesehatan
Nitisemito, Alex. 2016. Manajemen Personalia Kerja. Manajemen dan implementasi K3
(Manajemen Sumber Daya. Manusia). di tempat kerja. Surakarta: Harapan
Jakarta : Ghalia. Press.
Purbaningrat. 2015. Pengaruh Beban Kerja Wibowo et al. 2015. Pengaruh Stres Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja dengan Stres terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen
Kerja Sebagai Variabel Mediasi. E- Organisasional Karyawan. E-Jurnal
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 5 Ekonomi dan Bisnis Universitas
Riggio. 2010. Introduction To Industrial Udayana 4.02
(Organizational Psychology). 3rd ed. Wirawan dan Sudharma. 2015. Pengaruh
New Jersey: Prentice Hall Komunikasi, Motivasi Dan Lingkungan,
Robbins, Stephen P. 2013. Organizational Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja
Behaviour, Tenth Edition (Perilaku Pegawai Sekretariat Daerah Kota
Organisasi Ke Sepuluh), alih bahasa Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud,
Drs. Benyamin Molan. Jakarta : Vol. 4, No.10
Salemba Empat. Wright dan Snell. 2013. Human Resource
Sarwono. 2014. Pengaruh Gaji dan Komunikasi Management: Gaining a Competitive
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Advantage, New York: McGraw Hill.
dengan Stres Kerja dan Hubungan Yukl, Gary. 2016. Kepemimpinan dalam
Rekan Kerja sebagai Variabel Organisasi, Edisi Kelima. Jakarta: PT.
Intervening (Studi Kasus di Bank X Indeks.
Kota Surabaya). Tesis. Universitas Yuwono dan Khajar. 2015. Analisis beberapa
Katolik Widya Mandala faktor yang mempengaruhi kepuasan
Strauss, George dan Leonardo Sayles. 2011. kerja pegawai kejaksaan tinggi D.I.
Manajemen Personalia. Jakarata: Yogyakarta. Journal of Business Review
Taruna Indonesia, (1), 75-89.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif dan
R&D). Bandung : Salemba Empat.

52

Anda mungkin juga menyukai