Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

Disusun Oleh :
Ady Mutalib 2110131110003
Julita Hasanah 2110131120005

Penjaminan Mutu Perangkat Lunak (ABKC6505)

Dosen Pengampu :
Nuruddin Wiranda, S. Kom., M.Cs.
Novan Alkaf Bahraini Putra, S.Kom., M.T.

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KOMPUTER
BANJARMASIN
2023
A. Pengertian eBay

eBay merupakan situs yang mempertemukan antara penjual dan


pembeli yang didirikan oleh Pierre Omidyar dengan tujuan sebagai situs
lelang, bagian dari situs pribadi yang termasuk, tulisan sumbangan
Omidyar terhadap virus Ebola. Awalnya situs ini dimiliki oleh Echo Bay
Technology Group. eBay bermarkas di San Jose, California, Meg
Whitman telah menjadi presiden eBay dan CEO-nya sejak Maret 1998.
Kesuksesan eBay telah menjadi sumber ide untuk perusahaan lelang
lainnya di seluruh dunia (Jones et al. 2010). Ide ini merupakan salah satu
contoh dari fenomena "Long Tail" yang menyatakan tentang adanya pasar
ideal pada saat beragam barang yang dijual semakin banyak, sementara
jumlahnya semakin sedikit.
eBay adalah sebuah situs lelang yang berdiri pada tahun 1995 di San
Jose, CA. Pada saat awal memiliki nama AuctionWeb. Item pertama yang
dijual di situs oleh pendirinya adalah laser pointer dalam keadaan rusak,
untuk seorang kolektor. Selanjutnya nama tersebut berganti menjadi eBay
pada bulan September, 1997(Jones et al. 2010)
eBay adalah ecommerce yang mempertemukan penjual dan pembeli
dari seluruh dunia untuk dapat melakukan transaksi jual beli. Model situs
seperti ini banyak sekali beredar di situs internet, tetapi yang membedakan
eBay dengan situs ecommerce lainnya, adalah awalnya eBay merupakan
situs lelang yang menjual barang-barang yang masuk dalam kategori
'collectible' atau barang langka, contohnya koin kuno, prangko, dll.
pengembangan yang dilakukan eBay dari situs lelang barang hingga
menambah kategori merupakan bukti nyata kesiapan eBay bersaing
dengan situs ecommerce lainnya.
B. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan Metode Function Point Analysis (FPA):
a. Universalitas: FPA dapat diterapkan pada berbagai jenis perangkat
lunak, termasuk aplikasi web seperti eBay, sistem perbankan,
perangkat lunak desktop, dan banyak lainnya. Hal ini membuatnya
sangat fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai konteks.
b. Fokus pada Fungsionalitas: Metode ini fokus pada fungsionalitas
yang disediakan oleh perangkat lunak daripada mengukur
berdasarkan kode sumber. Ini membuatnya lebih relevan untuk
pemahaman dan analisis bisnis.
c. Estimasi Biaya yang Akurat: FPA membantu dalam estimasi biaya
dan sumber daya yang diperlukan untuk proyek perangkat lunak
dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi daripada metode
berdasarkan baris kode.
d. Manajemen Perubahan Lingkup: FPA memungkinkan manajemen
perubahan lingkup yang lebih baik. Anda dapat mengukur dampak
perubahan pada ukuran dan kompleksitas perangkat lunak dengan
lebih mudah.
e. Komunikasi yang Lebih Baik: FPA memberikan cara yang lebih
baik untuk berkomunikasi dengan pemangku kepentingan bisnis
tentang kompleksitas perangkat lunak dan ekspektasi hasil akhir.
f. Kualitas Perangkat Lunak yang Lebih Tinggi: Dengan memahami
ukuran dan kompleksitas perangkat lunak, tim pengembangan
dapat berfokus pada memastikan bahwa perangkat lunak yang
dihasilkan memiliki kualitas yang baik.
g. Perbandingan Kinerja: FPA memungkinkan perbandingan kinerja
antara proyek-proyek yang berbeda dan membantu organisasi
untuk memahami efisiensi dan produktivitas dalam pengembangan
perangkat lunak.
2. Kekurangan Metode Function Point Analysis (FPA):
a. Membutuhkan Pengetahuan yang Mendalam: FPA memerlukan
pengetahuan yang mendalam tentang perangkat lunak yang sedang
diukur dan pengalaman dalam penggunaan metode ini. Ini bisa
menjadi hambatan bagi orang yang kurang berpengalaman.
b. Waktu dan Usaha: Metode ini memerlukan waktu dan usaha yang
signifikan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan menilai
semua komponen perangkat lunak. Proses ini bisa menjadi rumit
dan memakan waktu.
c. Keterbatasan dalam Pengukuran Kualitas: Meskipun FPA dapat
mengukur ukuran dan kompleksitas perangkat lunak, ini tidak
memberikan gambaran langsung tentang kualitas perangkat lunak
atau kesalahan yang mungkin ada dalam kode.
d. Tidak Cocok untuk Semua Proyek: FPA lebih cocok untuk proyek-
proyek yang memiliki cakupan fungsional yang jelas. Proyek yang
sangat eksperimental atau inovatif mungkin sulit diukur dengan
metode ini.
e. Perubahan Terus-menerus: Jika ada perubahan konstan dalam
lingkup atau persyaratan proyek, maka perlu dilakukan perhitungan
ulang FPA secara berkala, yang dapat memakan waktu dan sumber
daya.
f. Ketergantungan pada Estimasi Bahasa Pemrograman: Untuk
mengubah nilai FP menjadi estimasi berbasis baris kode, Anda
perlu menggantungkan pada Productivity Factor yang berdasarkan
pada bahasa pemrograman tertentu, yang mungkin tidak selalu
akurat.
g. Sensitif terhadap Perubahan Kebijakan IFPUG (International
Function Point Users Group): Metode ini berdasarkan standar
IFPUG yang dapat berubah dari waktu ke waktu, sehingga
pengguna harus selalu mengikuti perkembangan terbaru.

Anda mungkin juga menyukai