Anda di halaman 1dari 15

CASE METHOD PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MENGANALISIS MASALH KONSEP DIRI NEGATIF


INSECURE

Dosen Pengampu:

Yeni Marito,M.Pd.,M.Psi

Disusun Oleh
KELOMPOK 9
Maria Lestari Silitonga (3233131002)
Joel Nicolas S HUTABARAT (3233131042)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
tugas ini. Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah "Case Method". Tugas case method
ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Jika dalam pembuatan case method kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya
atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu
evaluasi dalam pembuatan tugas ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa
ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Medan,5 Oktober 2023

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................

A.LATAR BELAKANG...........................................................................................................

B.RUMUSAN MASALAH......................................................................................................

C.MANFAAT...........................................................................................................................

D.TUJUAN...............................................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI..............................................................................................................

A.PERKEMBANGAN KONSEP DIRI...................................................................................

B.INSECURE...........................................................................................................................

BAB III METODOLOGI...............................................................................................................

A.METODE PENELITIAN........................................................................................................

B.SUBJEK PENELITIAN..........................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................

BAB V PENUTUP.........................................................................................................................

KESIMPULAN.........................................................................................................................

SARAN.....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Mempunyai kepercayaan diri dalam setiap manusia merupakan nilai tambahan yang ada
dalam pribadi manusia. Namun, banyak juga sebagian orang masih merasa insecure atau
tidak percaya diri. Perasaan tidak percaya diri ini, kerapkali dialami oleh sebagian besar
orang, akan tetapi beberapa dapat mengatasinya dan beberapa di antaranya tidak dapat
mengatasinya.
Perasaan insecure dapat dialami oleh rentang usia remaja hingga dewasa (20 tahun ke atas).
Rentang usia 30 tahun ke atas terkadang masih dapat merasa insecure, namun dapat
ditangani dengan mudah. Pada usia remaja seseorang mengalami perkembangan yang
cukup besar. Hal ini menyebabkan remaja merekam suatu momen yang mengandung unsur
emosional (Nursyamsi, 2021).
Remaja merupakan masa peralihan, yang artinya, bahwa remaja merupakan masa
seseorang ingin berusaha mengenal dirinya, ada kebutuhan besar untuk diterima sebagai
bagian dari lingkungan (Pramita, 2020). Remaja cenderung merasakan perasaan tidak
percaya diri yang berlebihan karena harapan mereka yang tinggi. Perasaan yang terjadi
dalam proses pertumbuhan remaja ini dapat menimbulkan dan meningkatkan perasaan
insecure dalam hidup mereka, yang berdampak negatif. Rasa insecure yang berlebihan pada
remaja terhadap dirinya dapat menyebabkan terganggunya mental mereka, sehingga
mengakibatkan kefatalan yang serius. Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah
terhadap isu ini mempunyai pengaruh besar bagi faktor fisik dan faktor kejiwaan seseorang
(Apriyani, 2019).
B.Rumusan Masalah
1. mengapa banyak remaja yang merasa insecure pada dirinya sendiri?
2.Apa dampak insecure pada Kesehatan mental?
3.Apa dampak jika seseorang merasa insecure?
4.Bagaimana cara mengatasi rasa insecure?
C.Tujuan
1.Untuk mengetahui mengapa banyak remaja yang merasa insecure
2.untuk mengatahui tanda-tanda seseorang merasa insecure
3.Untuk mengetahui dampak jika seseorang merasa insecure
3.Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi rasa insecure
D.Manfaat
1.Menambah pengetahuan terkait perkembangan konsep diri
2.Mengetahui permasalahan konsep diri remaja karena insecure

BAB II
KAJIAN TE0RI
A.Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri didefenisikan secara berbeda oleh para ahli. Santrock (1996) menggunakan
istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari diri sendiri. Atwater (1987)
menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi
seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan
dirinya. Selanjutnya, ia juga mengidentifikasi konsep diri atas tiga bentuk. Pertama, body
image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri.
Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang mengenai
dirinya. Ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya.
Menurut Burns (1982), Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri
kita sendiri. Sementara itu. Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup
seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya,
kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gagasan tentang
diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya
sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi,
bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri
menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan.
Konsep diri dapat digambarkan sebagai sistem operasi yang menjalankan komputer mental
yang memengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Setelah ter-install, konsep diri akan
masuk ke pikiran bawah sadar dan akan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran seseorang
pada suatu waktu. Semakin baik atau positif konsep diri seseorang maka akan semakin
mudah la mencapai keberhasilan. Sebab, dengan konsep diri yang baik/positif, seseorang
akan bersikap optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani pula gagal,
penuh percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, serta
bersikap dan berpikir secara positif. Sebaliknya, semakin jelek atau negatif konsep diri, maka
akan semakin sulit seseorang untuk berhasil. Sebab, dengan konsep diri yang jelek/negatif
akan mengakibatkan tumbuh rasa tidak percaya diri, takut gagal sehingga tidak berani
mencoba hal- hal yang baru dan menantang, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri
tidak berguna, pesimis, serta berbagai perasaan dan perilaku inferior lainnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja, yaitu;


a.Usia kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa,
mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan baik. Remaja yang matang terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa
salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga cenderung berperilaku kurang dapat
menyesuaikan diri.

b. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan
yang menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber yang memalukan dan
mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya daya tarik fisik dapat menimbulkan
penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan social.

c.Nama dan julukan


Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau
bila mereka memberi nama julukan (label) yang bernada cemoohan.

d. Hubungan keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seseorang anggota keluarga
akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian
yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis remaja akan tertolong untuk mengembangkan
konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.

e. Teman-teman sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama,
konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman
tentang dirinya dan kedua, ia berada dalam tekanan untukmengembangkan ciri-ciri
kepribadian yang diakui oleh kelompok

f. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam tugas-
tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi
pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa kanak-
kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan
identitas dan individualitas.

g. Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan mengalami kegagalan. Hal ini
akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi-reaksi bertahan dimana ia
menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuanya
lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasaan diri yang lebih besar yang memberikan konsep
diri yang lebih baik.
B.INSECURE

Menurut Abraham Maslow, Insecure adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan
kebanyakan manusia berbahaya dan egois. Rasa tidak aman atau insecure sendiri bisa
terjadi
pada diri setiap orang disaat sedang merasa kekurangan, malu, bersalah, bahkan sampai
rasa
tidak mampu akan melakukan sesuatu. Ketika perasaan tidak aman ini mengendalikan diri,
maka hal ini akan memicu perasaan semakin tidak percaya diri yang ada pada diri
seseorang.
Insecure merupakan perasaan tidak aman yang dimana seorang individu merasa tidak
percaya diri (inferiority), takut, cemas (anxiety) dan lainnya akan suatu hal yang dipicu oleh
rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas diri sendiri (Mu'awwanah, 2017).
Berbagai macam perasaan insecure pada umumnya terjadi berhubungan dengan diri
sendiri (inner circle), sosial (social circle), dan realita kehidupan (outer circle) (Oktiyanti,
2017). Adapun yang berhubungan dengan diri sendiri yaitu :
1. Rendah diri (Inferiority Feeling)
Inferioritas adalah perasaan rendah diri, tidak aman (Insecure), tidak mantap, tidak
tegas, merasa tidak berarti samasekali, dan tidak mampu memenuhi tuntutan-tuntutan
hidup.
2. Takut
Takut adalah perasaan cemas dan agitasi. Rasa takut akan timbul oleh adanya
ancaman, sehingga seseorang akan menghindarkan dirinya dari ancaman tersebut dan
sebagainya.
3. Cemas (Anxiety)
Kecemasan (anxiety), didefinisikan sebagai perasaan campuran berisikan ketakutan
dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan
tersebut serta bersifat induvidual.
Selanjutnya perasaan insecure Social circle yang berhubungan dengan interaksi sosial
(seperti; bullying, perasaan kesepian dan tidak mendapatkan dukungan) dan Outer circle
yaitu yang berhubungan dengan realita kehidupan (seperti ketidakpastian masa depan,
ketakutan akan kejahatan).
Menurut Kusuma (2021) Adapun ciri-ciri atau tanda-tanda insecure dapat dilihat dari
perubahan tingkah laku pada individu yaitu :
1. Tidak ingin keluar dari zona nyaman
2. Gemar membandingkan diri dengan orang lain
3. Memandnag rendah diri sendiri
4. Harus mendapat pujian dan pengakuan dari orang lain
5. Menghindari interaksi dengan orang lingkungan sekitar
BAB III
METODOLOGI

A.Metode Penelitian
Metode yang dipakai untuk penelitian ini yaitu metode kepustakaan.Metode ini adalah
jenis penelitian dengan mengumpulkan data-data dari buku,jurnal,artikel,dan tlisan-tulisan
tertentu.
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini bertujuan kepada remaja atau pun orang dewasa yang mengalami
rasa ketidakpercayaan/insecure yang berlebihan terhadap dirinya sendiri
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengapa banyak remaja yang merasa insecure pada dirinya

Pada kebanyakan remaja, rasa insecure ini sering terjadi apabila mereka menemui individu
lain yang memiliki fisik yang lebih sempurna dari diri mereka dan setelahnya mereka akan
mulai menilai diri mereka sendiri, yang mendorong terjadinya gangguan kesehatan mental
pada diri mereka sendiri. Remaja merupakan masa peralihan dimana perkembangan
berpikir antara masa anak – anak menuju masa dewasa sedang mengalami transformasi.
Masa remaja dimulai ketika usia 11 / 12 tahun hingga usia 20 tahun. Aspek fisik, kognitif,
dan psikologi harus diperhatikan dengan baik pada saat usia remaja dikarenakan aspek
tersebut mudah terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal yang dapat berdampak pada
perkembangannya.

Faktor eksternal tersebut dapat berupa lingkungan, pertemanan, bahkan keluarga. Atas hal
seperti inilah yang menyebabkan banyak dilakukan kampanye mengenai “self love” agar
membantu para remaja untuk semakin mencintai diri mereka sendiri. Hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencintai diri sendiri adalah dengan melihat bagaimana kualitas diri
mereka tanpa perlu melakukan perbandingan. Pada dasarnya setiap individu terlahir
dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, apabila kita tidak bisa melihat
kemampuan pada diri kita sendiri, maka hal itu dapat membuat kita kurang merasa puas
dengan kualitas diri.

Melihat kualitas diri sendiri akan terasa lebih susah apabila kita masih sering
membandingkan diri kita dengan orang lain. Hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah,
berhenti self blaming pada diri sendiri, ketika kita menghadapi kegagalan dalam mencapai
sesuatu, berhenti menganggap bahwa itu adalah kesalahan kita yang tidak maksimal. Hal
ini ada kaitannya dengan kapasitas diri, ketika kita sudah mencoba melakukan sesuatu,
coba pikirkan apakah hal itu sudah sesuai dengan kapasitas dan kemampuan diri kita
sendiri atau kita hanya melakukan itu demi memuaskan rasa tidak senang kita ketika ada
seseorang yang lebih dari kita.

Tanda-tanda seseorang merasa insecure

1. Harga diri atau self esteem rendah


Salah satu tanda insecure adalah harga diri (self esteem) rendah atau citra diri yang negatif.
Anda kerap berpikir buruk tentang diri sendiri atau kemampuan Anda, terlepas dari usaha
yang Anda perlihatkan ke dunia luar. Hal ini dapat menyebabkan masalah lain, terutama
terkait kesehatan mental.

2. Mengisolasi diri
Memiliki perasaan insecure sosial dapat membuat Anda menghindari interaksi sosial dan
mengasingkan diri. Anda mungkin lebih suka berinteraksi di dunia maya dibandingkan
berinteraksi langsung karena merasa lebih dapat mengendalikan situasi.
3. Perfeksionis
Insecure juga dapat membuat Anda mengalami kesulitan untuk merasa puas dengan
kemajuan yang telah Anda lakukan. Anda memiliki kebutuhan untuk mengontrol dan
menyempurnakan proyek hingga sempurna.
Ini dapat berasal dari perasaan bahwa Anda atau kinerja Anda tidak pernah cukup baik.
Perfeksionis sering ditemukan pada orang yang insecure dengan pekerjaan atau citra
tubuh, di samping aspek kehidupan lainnya.
4. Performa kerja yang buruk
Merasa insecure dengan pekerjaan dapat membuat Anda tidak memiliki pekerjaan yang
stabil karena Anda menghindari pekerjaan (tidak hadir), ingin pindah kerja saat baru mulai
menjalankannya, hingga tidak memiliki hubungan baik dengan rekan kerja.
Sifat insecure juga bisa tercermin saat Anda menjalankan proyek kelompok, serta sikap
kerja yang buruk.
5. Gaya keterikatan penghindaran atau kecemasan
Merasa insecure sering mengakibatkan masalah dalam gaya keterikatan atau attachment
style. Orang yang insecure biasanya akan kesulitan untuk membuka diri dan menjalin
hubungan dengan orang lain.
Mereka memiliki gaya keterikatan kecemasan yang pada akhirnya membuat mereka
mengalami ketergantungan emosional, yaitu mengandalkan orang lain untuk mendapatkan
kesejahteraan emosional.
Orang insecure dengan gaya keterikatan ini juga takut akan kesendirian dan beberapa
membangun fantasi hubungan sempurna yang tidak pernah dapat dipenuhi.
Sementara itu, gaya keterikatan penghindaran juga berasal dari rasa tidak aman, tetapi
menuju ke arah lain. Orang dengan gaya kelekatan ini cenderung menjaga hubungan tetap
dangkal dan melepaskan diri atau menghindar dari hubungan yang lebih intim.
6. Depresi atau Kecemasan
Semua jenis insecure dapat menyebabkan masalah pada kesehatan mental seperti
kecemasan hingga depresi. Perilaku atau pemikiran yang penuh tekanan dan kecemasan
sering kali merupakan efek dari rasa insecure, terutama saat perasaan tidak aman
kemudian menghasilkan keyakinan dan pola pikir yang salah.

Dampak insecure pada Kesehatan mental

1. Depresi
Rasa insecure yang berlebihan membuat semakin tinggi juga rasa cemas yang akan
dirasakan. Rasa cemas yang berlebihan berdampak kepada psikis seseorang, misalnya
dapat menyebabkan depresi. Rasa cemas ini dapat membuat orang menjadi tertutup,
murung, mudah stres, mudah gelisah, dan selalu menganggap orang lain lebih hebat dari
diri sendiri.

2. Aktivitas sehari-hari jadi terganggu


Seringnya negatif thinking yang terus menerus hingga menguasai pikiran dan hati tentunya
mengakibatkan aktivitas sehari-hari pun jadi terganggu. Menjadi tidak bersemangat dalam
menjalani kegiatan sehari-hari. Selain itu, kemampuan untuk bersosialisasi pun juga jadi
berkurang karena merasa tidak percaya diri untuk membangun relasi dengan orang lain.

3. Mudah menganggap dirinya tidak berharga


Karena merasa tidak berharga, semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari pun jadi
hilang. Bukan tidak mungkin juga menjadi hilang keinginan minat dan hobi. Akibatnya, jadi
suka menyendiri, tidak mau bersosialisasi, menutup diri, dan takut dengan lingkungan
sekitar.

4. . Narsisme
Orang dengan narsisme atau narsis, biasanya terlalu terpaku pada kebutuhan mereka
sendiri. Namun, secara bersamaan ia terobsesi untuk mendapatkan persetujuan atau
pengakuan dari orang lain. Hal ini dapat memicu orang dengan narsisme mengalami
insecure, sampai ia benar-benar mendapatkan kebutuhan sekaligus pengakuan dari orang
lain.

5. Skizofrenia
Skizofrenia biasanya dikenal sebagai disintegrasi proses berpikir dan respons emosional.
Kondisi mental ini sering dikaitkan dengan psikosis, seperti halusinasi dan delusi.
Skizofrenia dapat mempengaruhi bagaimana seseorang berfungsi dalam satu atau banyak
aspek kehidupan. Namun, hal tersebut tergantung pada gejala dan seberapa parahnya
kondisi.

6. Borderline Personality Disorder (BPD)


BPD adalah suatu kondisi yang ditandai dengan ketidakstabilan emosional dan ketakutan,
termasuk dapat memicu insecure pada pengidapnya. Kondisi kesehatan mental ini sering
ditemui dalam hubungan, baik percintaan atau pertemanan. Pengidapnya memiliki
ketakutan kronis akan ditinggalkan.

Cara mengatasi rasa insecure

1. Berusaha untuk tetap berpikir positif


Setiap orang punya cara yang berbeda dalam menyikapi suatu hal. Ada orang yang
menyikapi masalah dengan self blaming hingga stres. Namun, ada pula yang terlihat santai
karena bisa ia mengambil sisi positifnya. Hal ini tergantung pada pola pikir masing-masing
orang dan bagaimana mereka memandang suatu masalah.
cobalah untuk terus berpikir positif tentang apa pun yang terjadi dalam hidupmu. Dengan
begitu, kamu bisa menyelamatkan diri dari perasaan-perasaan negatif yang bisa menguras
energi.

Sebagai contoh, jika temanmu membatalkan acara secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas,
hindari rasa kecewa yang bisa membuat pikiranmu dipenuhi oleh prasangka buruk. Lihatlah
sisi baiknya, misalnya kamu jadi memiliki waktu luang untuk me time.

2. Berhenti menyalahkan diri sendiri


Melawan pikiran negatif memang tidak mudah. Namun, jika tidak dipaksakan, kamu akan
terus dihantui rasa cemas, bahkan sampai menyalahkan diri sendiri. Ingatlah bahwa kamu
bukan satu-satunya orang yang pernah melakukan kesalahan. Semua orang pasti pernah
berbuat salah.
Jadi, jika kamu masih berpikir seperti, “Aku selalu membuat kekacauan di mana pun,” ubah
pikiran tersebut menjadi lebih realistis seperti, “Terkadang aku membuat kesalahan, tetapi
aku selalu belajar dari kesalahan itu.”

3. Jangan membandingkan diri dengan orang lain


Sering kali apa yang kita lihat di media sosial nampak sangat indah. Rasanya sulit bukan
untuk tidak membandingkannya dengan apa yang kita punya? Namun, Membandingkan
diri dengan orang lain bukan cara yang tepat untuk mengoreksi diri. Justru hal ini akan
membuatmu menjadi rendah diri dan insecure.
Nah, untuk megatasi insecure, coba kurangi penggunaan media sosial (detoks sosmed) agar
kamu tidak fokus dengan kehidupan orang lain dan tidak membanding-bandingkan diri.
Selain itu, bersyukur dengan segala yang kamu miliki dan percayalah bahwa setiap orang
punya kekurangan serta kelebihannya masing-masing.

4. Hindari orang-orang yang membuatmu insecure


Pasangan atau teman yang toxic kerap melontarkan komentar negatif yang tidak
membangun. Meskipun alasannya “untuk kebaikanmu sendiri”, alih-alih membuat
semangat, komentar tersebut bisa membuatmu menjadi insecure.
Mulai saat ini, hindari orang-orang yang mengarah pada hubungan toxic, ya. Temukan
lingkungan pertemanan yang dapat mendukungmu serta memberikan respons positif dan
membangun.

5. Lakukan hal yang membuatmu bahagia


Fokuskan diri pada hal-hal yang dapat membuatmu bahagia dan melupakan rasa insecure.
Kamu bisa memanjakan diri dengan perawatan spa, masker wajah, dan menghirup uap
aromaterapi.
Lakukan kegiatan positif yang membangun, seperti mempelajari skill baru dan membantu
orang lain yang kesusahan, juga dapat membantumu merasa bahwa dirimu dan semua
yang kamu miliki sekarang sudahlah cukup apa adanya.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga teratur dan
mengonsumsi makanan bernutrisi. Kedua cara ini juga dapat memperbaiki mood-mu, dan
tentunya membuat kondisi fisik serta penampilanmu lebih baik sehingga kamu bisa lebih
percaya diri.
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Rasa tidak aman atau insecure adalah fenomena yang dialami oleh banyak orang di berbagai
aspek kehidupan mereka, termasuk hubungan pribadi, pekerjaan, dan sosial.Insecure sering
kali timbul dari perasaan rendah diri, ketidakpastian, atau pengalaman trauma masa lalu
Insecure dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan mental seseorang, serta
menghambat perkembangan pribadi dan hubungan interpersonal yang sehat.
Penting untuk mengenali dan mengatasi rasa insecure, baik dengan dukungan dari orang
terdekat, terapi profesional, atau melalui pengembangan kepercayaan diri dan pemahaman
diri yang lebih baik.Mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, pengelolaan
emosi, dan mencari sumber dukungan yang tepat adalah langkah- langkah yang penting
dalam mengatasi rasa insecure.

SARAN
Saran kami sebagai penulis untuk seseorang yang merasa insecure:
1. Kenali dan terima perasaan insecure Anda: Penting untuk mengakui bahwa perasaan ini
biasa dan dapat dialami oleh siapa pun. Jangan menekan atau mengabaikan perasaan itu,
melainkan pelajari lebih lanjut tentang apa yang memicu perasaan tersebut.
2. Cari tahu akar penyebabnya: Pemahaman tentang apa yang menyebabkan perasaan
insecure dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Apakah itu disebabkan oleh trauma
masa lalu, pengalaman negatif, atau tekanan sosial? Menyadari ini dapat membantu dalam
proses pemulihan dan pertumbuhan diri.
3. Jaga diri dengan baik: Perhatikan kebutuhan fisik, emosional, dan mental Anda. Rajin
berolahraga, makan sehat, tidur cukup, dan tetap terhubung dengan orang-orang yang
peduli terhadap Anda. Jika perlu, cari dukungan dari terapis atau konselor profesional.
4. Kembangkan kepercayaan diri: Fokus pada kekuatan dan prestasi Anda. Pahami nilai- nilai
dan kualitas positif yang Anda miliki, serta temukan cara untuk terus mengasah
keterampilan dan keahlian Anda.
5.Cobalah hal baru: Keluar dari zona nyaman Anda dengan mencoba hal-hal baru atau
menantang diri sendiri. Ini dapat membantu Anda membangun rasa percaya diri dan
mengatasi rasa insecure.
6.Bangun hubungan yang sehat: Cari dukungan dari orang-orang yang positif dan peduli
dengan Anda. Berteman dengan orang- orang yang membuat Anda merasa didukung,
dihargai, dan diterima akan membantu membangun kepercayaan diri dan mengurangi
perasaan insecure.
DAFTAR PUSTAKA

Dra.Rahmulyani,M.Pd.,Kons(2022).Perkembangan Peserta Didik unimed.press.Universitas


Negeri Medan
:/Users/silit/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/VGQ9BW82/Artikel-Apa-itu-
Insecure[1].pdf
https://www.smadwiwarna.sch.id/cara-mengatasi-insecure/
https://www.umm.ac.id/id/arsip-koran/jurnal-post/insecure-dalam-pandangan-
milenial.html#:~:text=Pada%20kebanyakan%20remaja%2C%20rasa%20insecure,mental
%20pada%20diri%20mereka%20sendiri.
https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-insecure

Anda mungkin juga menyukai