Artikel 1708308036
Artikel 1708308036
Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban
manusia. Hingga saat ini sastra tidak saja dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi,
imajinasi dan emosi, tetapi telah dianggap sebagai suatu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai
konsumsi intelektual di samping konsumsi emosi (Semi, 1993:1). Dan salah satu bentuk karya
sastra yang terdapat tanda-tanda di dalamnya yaitu syair yang dikenal sebagai muallaqat, dan salah satu
pengarang yang terkenal di dalamnya adalah Umrul Qais, tepatnya penulis ingin meneliti makna semiotik
dari syair Umru Al Qais kepada istrinya Unaizah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pembacaan heuristik dan hermeneutik
(2) matriks, model dan varian (3) hipogram dalam syair Umruul Qais kepada istrinya Unaizah.
Penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini adalah penelitian
pustaka karena data primer maupun data sekundernya berupa buku-buku atau dokumen-dokumen
terkait. Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan melalui pendekatan
semiotik. Teknik pengumpulan data adalah dengan pembacaan berulang-ulang, pencatatan data.
Teori semiotik Riffaterre didasari premis bahwa ‘puisi mengekspresikan konsep dan sesuatu
secara tidak langsung’. Pengekspresian konsep secara tidak langsung itu dicirikan oleh beberapa
penyimpangan leksikal (kosa kata) dan gramatikal (tata bahasa), yang juga menentukan produksi
tanda dan produksi teks sebuah puisi. Karena penyimpangan itulah unsur-unsur tanda dalam
puisi sering tidak sesuai dengan tata bahasa normal, yang diistilahkan Riffaterre sebagai
‘ketidakgramatikalan’. (Sulista, 2091 : 122-123)
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Hasil pembacaan heuristik pada bait
pertama ialah “pada hari dimana aku telah berada di haudat/tempat duduk di atas punggung unta
khusus bagi wanita, tak lain tempat duduk itu milik Unaizah # Unaizah pun berkata kepadaku
“celaka kamu, janganlah kamu membebani unta milikku dengan duduk diatasnya”. (2) Hasil dari
pembacaan hermenetik menunjukkan bahwa “pada masa jahiliyah khususnya daerah jazirah
Arab semua warga yang berpergian menggunakan unta sebagai kendaraannya, karena pada
zaman itu belum adanya transportasi. Di suatu hari, Umruul Qais sengaja menunggangi unta
milik Unaizah dengan duduk di haudatnya. Akan tetapi Unaizah tidak senang dengan keberadaan
Umruul Qais di unta miliknya yang membuatnya gelisah” (3) matriks dalam syair ini adalah
wanita dan keindahannya. Matriks dittransformasikan menjadi model syair Umruul Qais.
Kemudian menjadi varian-varian berupa masalah-masalah pada bait syair Umruul Qais kepada
istrinya Unaizah. (4) hipogram dalam syair ini berupa hipogram potensial dan hipogram akual.
Hipogram potensial berupa wanita dan keindahan yang dimilikinya. dan aktualnya adalah latar
penciptaan syair, yaitu pada masa jahiliyah.
Keyword: Teori Riffaterre, Analisis Semiotik,Syair Umruul Qais Kepada Istrinya
Unaizah
PENDAHULUAN
Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban
manusia. Hingga saat ini sastra tidak saja dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki
budi, imajinasi dan emosi, tetapi telah dianggap sebagai suatu karya kreatif yang
Ibrahīm ‘Īsā merupakan salah satu penyair yang menuangkan pengalaman pribadi dan
emosinya melalui karya sastra berupa puisi yang di dalamnya terdapat simbol-simbol yang
bersifat komunikatif yang kemudian menjadi konsumsi intelektual dan konsumsi emosi bagi
pembaca. Seperti yang diungkapkan oleh Semi (1993:4), bahwa “manusia selalu mengalami
Salah satu bentuk karya sastra yang terdapat tanda-tanda di dalamnya yaitu syair yang
dikenal sebagai muallaqat, dan salah satu pengarang yang terkenal di dalamnya adalah
Umrul Qais, tepatnya penulis ingin meneliti makna semiotik dari syair Umru Al Qais kepada
istrinya Unaizah. Syair Umrul Qais banyak yang hilang, hanya tersisa sebagian kecil yang
terselamatkkan, yaitu kuang lebih ada 25 syair. Kasidah pertamanya di cetak di Paris pada
tahun 1838, cetakan kedua lengkap dengan penjelasannya di Mesir pada tahun 1865, cetakan
ketiga di Mesir juga pada tahun 1890 dan yang terakhir diterjemahkan ke dalam bahasa latin
Biasanya penikmat puisi merasa kesulitan dalam memahami maksud penyair. Salah satu
penyebab dalam kesulitan tersebut adalah karena bahasa yang digunakan pengarang
seringkali menyimpang dari arti sebenarnya atau semantik. Penyimpangan semantik berarti
bahwa bahasa yang digunakan seringkali tidak menunjuk pada suatu makna, melainkan
memiliki makna ganda atau kias (Waluyo, 1991: 68). Hal itu dipertegas oleh Riffaterre
(1978: 1), bahwa sejalan perkembangannya, puisi selalu berubah dikarenakan perbedaan
konsep estetik dan perubahan selera. Akan tetapi ada satu ciri yang tetap, bahwa puisi
menyatakan suatu hal dengan arti yang lain, atau bisa disebut sebagai ekspresi tidak
langsung.
Bahasa puisi berbeda dengan bahasa umum. Puisi menggunakan bahasa sehari-hari, tetapi
memiliki makna lain. Artinya suatu karya puisi mengatakan satu hal dan memaksudkan hal
ketidaklangsungan ekspresi itu, pembaca atau penikmat puisi sulit untuk memahami makna
Dalam puisi terdapat tanda-tanda yang secara tidak langsung memiliki makna, yang jika
digali akan mendapatkan tema puisi yang sesungguhnya. Dalam penelitian ini, pemaknaan
pada syair Umruul Qais kepada istrinya Unaizah dengan cara mencari tanda-tanda penting
yang terdapat dalam syair kemudian memaknainya. Untuk mencari tanda-tanda tersebut
tentu saja tidak bisa dilakukan dengan satu, dua atau tiga kali baca saja, tetapi membutuhkan
pembacaan secara berkesinambungan, dengan kata lain, peneliti harus menelusuri kata-kata
pada puisi untuk mencari tanda-tanda yang terdapat pada syair Umruul Qais dan tanda-tanda
maknanya.
Oleh karena itu, teori yang cocok digunakan sebagai landasan analisis puisi syair Umrrul
Qais kepada istrinya Unaizah adalah teori yang mempelajari tentang tanda atau semiotik.
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis menggunakan analisis semiotika Riffaterre.
Menurut Pradopo (2001: 4), dalam menganalisis puuisi, Riffaterre menggunakan metode
pemaknaan khusus. Namun pemaknaannya tidak terlepas dari pemaknaan semiotik pada
umumnya, bahwa bagaimanapun juga, karya sastra merupakan dialektika antara teks dan
pembaca. Dengan kata lain, pembaca memegang peran penting dalam pemaknaan karya
sastra.
Menurut Riffaterre (1978: 2), hal yang perlu diperhatikan untuk mengartikan makna yang
terkandung dalam puisi, yaitu (1) pembacaan heuristik dan hermenetik, (2) matriks, model
Penelitian mengenai analisis semiotika Riffaterre pada syair Umrrul Qais kepada istrinya
Unaizah belum pernah dilakukan di Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurdjati Cirebon,
sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menambah referensi penelitian karya sastra.
Landasan Teori
1. Syair
Dalam bahasa arab syi'ir adalah kata-kata yang disusun dengan irama tertentu
sehingga dapat menjadi ungkapan indah berdasarkan hasil imajinasi seseorang (penyair).
Syair itu menyatakan sesuatu secara tidak langsung, yaitu mengatakan suatu hal akan
tetapi memiliki arti lain. Ketidaklangsungan ucapan tersebut disebabkan oleh tiga hal di
meaning (penciptaan arti). Penggantian arti terjadi pada metafira dan metonim;
penyimpangan arti terjadi pada ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense; dan penciptaan
arti terjadi pada epngorganisasian ruang teks, persejajaran tempat, enjambement, dan
Puisi/syair adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, baik dalam struktur fisik,
maupun struktur luarnya. (Kamil, 2009, 12). Ahmad al-Syaib dalam bukunya
menjelaskan bahwa puisi/syair tersusun atas empat hal, yaitu lafal, wazan, makna, dan
qafiyah. Inilah batasan syair. Syair juga mengandung subject matter untuk dikemukakan,
hal ini umumnya dipengaruhi beberapa faktor, seperti falsafah hidup, lingkungan, agama,
2. Semiotika
Semiotik berasal dari bahasa Yunani, seme yang berarti penafsir tanda. Literatur lian
menyebut dari kata semeion, yang berarti tanda. Semiotik didefinisika Aart Van Zoest
sebagai ilmu tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya; cara berfungsinya,
hubungannya dengan tanda lain, pengirimnya, dan penerimanya oleh mereka yang
Teori semiotik diterapkan untuk menganalisis gejala-gejala budaya dan menjadi acuan
diterapkan untuk semua bidang kehidupan selama tidak ada prasyarat terpenuhi, yaitu ada
artinya diberikan, ada makna dan interpretasi. Dalam semiotik tanda sebagai tindak
mempertanggung jawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala
susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat manapun. (Lantowa,
2017,3)
Dalam lapangan semiotik, ada dua sistem semiotik. Pertama, sistem semiotik tingkat
pertama; kedua, sistem semiotik tingkat kedua. Sebelum menjadi karya sastra, bahasa
sudah merupakan tanda yang mempunyai arti. Oleh karena itu, bahasa disebut sistem
semiotik tingkat pertama yang kemudian menjadi tanda sastra, ditingkatkan menjadi
sistem semiotik tingkat kedua. Arti bahasa menjadi arti sastra, maka arti sastra ini disebut
makna. Makna ini arti dari arti atau significance makna. (Rachmat, 1999, 77)
Teori semiotik Riffaterre didasari premis bahwa ‘puisi mengekspresikan konsep dan
sesuatu secara tidak langsung’. Pengekspresian konsep secara tidak langsung itu dicirikan
oleh beberapa penyimpangan leksikal (kosa kata) dan gramatikal (tata bahasa), yang juga
menentukan produksi tanda dan produksi teks sebuah puisi. Karena penyimpangan itulah
unsur-unsur tanda dalam puisi sering tidak sesuai dengan tata bahasa normal, yang
a) Pembacaan Heuristik
heuristik” yang terdiri atas mengidentifikasi kiasan, makna kata, relasi antarkata,
retorika dan unsur-unsur tidak gramatikal. Pembaca ini yakni sekedar memeriksa
konvensi bahasa dalam puisi. Akan tetapi, makna yang dibawa puisi sendiri tidak
cukup dilihat dengan cara ini, karna pada tahap ini baru diperoleh maknamakna yang
oleh setiap pembaca puisi. Tahap pembacaan yang bergerak dari awal ke akhir teks,
pada tahap ini adalah kompetensi linguistik pembaca yang meliputi asumsi bahwa
bahasa normatif sesuai dengan sistem semiotik tingkat pertama. Pembacaan heuristik
ini belum memberikan makna sajak atau makna sastra, oleh karena itu, karya sastra
b) Pembacaan Retroaktif
masyarakat, dan terutama sekali dengan teks-teks lain. Dimanapun ada gap-gap yang
kosong seperti deskripsi- deskripsi tak komplit, atau alusi-alusi, atau kutipan-kutipan,
kompetensi kesusastraan pembaca inilah yang akan merespon secara tepat dan
melengkapi atau mengisinya secara model hipogram. Pada tahap ini, pembaca
menyimak teks, mengingat apa yang telah dibacanya melalui tahap pertama dan
peninjauan, revisi, dan komparasi sampai menemukan invariant atau matriks yang
yang berupa prasuposisi, sistem deskriptif, seme, konotasi, yang sudah dianggap
umum. Implikasi tersebut telah ada dalam pikiran penutur bahasa pada umumnya.
Hipogram aktual merupakan teks aktual yang dapat dilihat dalam teks
sebelumnya. Agar puisitas aktif di dalam teks, tanda yang dihubungkan ke sebuah
lain, atau sebuah sistem deskriptif. Hipogram merupakan dead landscape yang
mengacu kepada realitas yang lain dan keberadaannya harus disimpulkan sendiri oleh
Karya sastra merupakan hasil tranformasi matriks, yaitu sebuah kalimat minimal
yang harfiah, menjadi bentuk yang lebih panjang, kompleks dan tidak harfiah.
diatur oleh aktualisasi primer atau pertama, yang disebut sebagai model. Matriks,
model, dan teks merupakan varian-varian dari struktur yang sama. Kompleksitas teks
pada dasarnya tidak lebih sabagai pengembangan matriks. Dengan demikian, matriks
merupakan motor atau generator sebuah teks, sedangkan model menentukan tata cara
Matriks harus diabtraksikan dari sajak atau karya sastra yang dibahas. Matriks itu
tidak dieksplisitkan dalam sajak, dan matriks itu bukan kiasan. Tetapi matriks adalah
kata kunci yang dapat berupa satu kata, gabungan kata, bagian kalimat, atau kalimat
sederhana. Matriks sebagai hipogram intern yang di transformasikan menjadi varian-
varian. Varian ini merupakan tranformasi model pada setiap satuan tanda; baris atau
bait, bahkan juga bagian-bagian fiksi. Varian-varian itu berupa masalahnya, dari
matriks model dan varian-varian ini dapat disimpulkan atau di abstraksikan tema
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian pustaka karena data primer maupun data sekundernya
deskriptif kualitatif dengan melalui pendekatan semiotik. Menurut Wiyatmi (2008: 92),
pendekatan semiotik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem
tanda. Dalam hal ini peneliti akan menginterpretasikan sistem tanda yang terdapat dalam
syair karya Umruul Qais kepada istrinya dengan analisis semiotik riffaterre untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam dari data. Pencatatan data dilakukan untuk
antara peneliti dan puisi yang di analisis. Dengan demikian, tumbuh emacam interferensi
dinamis atau semacam pertemuan yang begitu akrab antara peneliti dengan puisi yang
dibaca.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan analisis
Hasil Penelitian
Pembacaan heuristik ini adalah pembacaan tahap pertama dalam penelitian ini.
Pembacaan heuristik artinya bahwa bahasa puisi diubah kedalam bahasa biasa untuk
# ويوم دخلت اخلدر خدر عنيزة ر مجل## # د على ظه## # ه يف مقع## # ذي كنت في## # وم ال## # يف الي
فقالت لك الويالت إنك
يزة#د ينتمي إىل عن##وى املقع#يء س# ال ش،خمصص للنساء
مرجلى
ل مجلي#ل كاه# ال تثق،ك#ل ل# عنيزة قال يل أيضا "وي#
“Suatu hari ketika aku sedang
"باجللوس عليه
masuk dalam Haudatnya, maka
unaizah berkata: celaka kamu, Pada saat hari dimana aku telah berada di
diatasnya
# تقول وقد مال الغبيط بنا معا ل قليال إىل## #يزة ميي## #ل من عن## #ر اجلم## #ان ظه## #دما ك## #عن
عقرت بعري يا امرأ القيس ال# يزة يل## #ال عن## # وق،ات## #بب االعرتاض## #فل بس## #أس
فانزل ف#يت تعص#ل ال#دي من قب#تزعج سرعة مسار اجلمل بل
“Ketika punggung untanya agak ينزل يا امرأ القيس،هبا لك
condong ke bawah maka ia “Ketika punggung unta milik unaizah agak
hai Qais, jangan kamu ganggu unaizah pun berkata kepada ku # Janganlah
umrul kais"
dilakukan pembacaan ulang secara mendalam untuk menafsirkan karya sastra (puisi)
sehingga dapat memperjelas makna yang terdapat dalam karya sastra. Dalam hal ini,
unaizah berkata: celaka kamu, ،ام## د األي## يف أح.ل## يلة نق## وقت أي وس## ك ال## يف ذل
janganlah kamu payahkan
اجللوس يف#ايزة ب#وب مجل أون#تعمد عمر القيس رك
untaku.
،ك##ع ذل## وم.)ثى##ر مجل أن##وس على ظه##ودة (اجلل##ح
ر القيس## #ود عم## #ي عن وج## #ري راض## #ايزة غ## #إن أون## #ف
رون## #ايزة وأوم## #ل أون## #ه من قب## #اق من ركوب## #باإلره
.قيس
عقرت# تقول وقد مال الغبيط بنا معا وقت يف## # ايزا) لبعض ال## # ى مجل (أون## # د أن مش## # بع
بعري يا امرأ القيس فانزل
،ه##ة مجل##الفرق يف حال##عر ب##ايزا يش##دأ أون##ارع ب##الش
Ketika punggung untanya agak
condong ke bawah maka ia ه## فل ألن## ل إىل األس## دأ ميي## ه ب## ر مجل## بني أن ظه## وت
berkata kepadaku : Turunlah hai ان##ذي ك##ره ال##رتض على محل العبء على ظه##اع
Qais, jangan kamu ganggu jalan
ايزا## #رب أون## #ور أخ## # وعلى الف،ر القيس## #ه عم## #ميتطي
untaku ini.
ه## ه ألن## ور من مجل## نزل على الف## ه ي## ر القيس أن## عم
Matriks dan Model dalam Syair Umrul Qais tentang istrinya Unaizah
Kesatuan tekstual puisi, yang diturunkan dari matriks dan dikembangkan dari
model di atas, menurut Riffaterre, merupakan sebuah struktur yang seringkali terdiri atas
satu-satuan yang beroposisi secara berpasangan. Di samping matriks, model dan varian,
Matriks dan Model dalam Syair Umrul Qais tentang istrinya Unaizah. Matriks
tidak tertulis dalam puisi, yang tertulis dalam puisi hanyalah varian-varian yang
mengkonkretkan puisi. Matriks dalam syair ini adalah wanita dan keindahan yang
dimilikinya. Matriks ditransformasikan menjadi model syair Umrul Qais. Model tersebut
Hipogram terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipogram potensial dan hipogram
aktual.
implikasi itu tidak dapat ditemukan dalam kamus, baik kamus ekabahasa maupun
kebahasaan. Hipogram potensial pada syair Umrul Qais tentang istrinya Unaizah
adalah wanita dan keindahan yang dimilikinya. Umruul Qais dalam syairnya
menggambarkan sesosok wanita yang cantik rupawan dengan bentuk tubuh yang
indah, dengan kulit yang berwarna putih bersih dan rambut yang menjuntai panjang
dan hitam membuat kekasihnya tidak ingin jauh darinya dan hanya ingin selalu
2) Hipogram aktual adalah segala bentuk implikasi yang mengacu kepada karya atau
teks sebelumnya, yang berisi tanggapan-tanggapan baik berupa pro maupun kontra
atas karya atau teks sebelumnya. Dalam hal ini, hipogram aktual syair Umrul Qais
tentang istrinya Unaizah ini adalah latar penciptaan syair, yaitu pada masa
Jahiliyyah
Syair ini ditulis berdasarkan pengalaman dari Umrul Qais sendiri yang hanya
ingin selalu berada disamping Unaizah akan tetapi keadaan, tempat dan kondisi yang
tidak mendukung akan keinginan Umrul Qais. Maka d ari itu Umrul Qais hanya bisa
bagi orang yang mempunyai daya khayal yang tinggi ditambah dengan pengalaman
luas, sehingga dapat melukiskan sesuatu itu walaupun dengan berbagai macam
Pembahasan
dilewati oleh setiap pembaca puisi. Tahap pembacaan yang bergerak dari awal ke
akhir teks, dari atas ke bawah halaman, dan mengikuti pembentangan sintagmatik.
bahasa normatif sesuai dengan sistem semiotik tingkat pertama. Pembacaan heuristik
ini belum memberikan makna sajak atau makna sastra, oleh karena itu, karya sastra
mitodologi masyarakat, dan terutama sekali dengan teks-teks lain. Pada tahap ini,
pembaca menyimak teks, mengingat apa yang telah dibacanya melalui tahap pertama
dan memodifikasi pemahaman tersebut berdasarkan apa yang dipahami dalam tahap
peninjauan, revisi, dan komparasi sampai menemukan invariant atau matriks yang
kebahasaan yang berupa prasuposisi, sistem deskriptif, seme, konotasi, yang sudah
dianggap umum. Implikasi tersebut telah ada dalam pikiran penutur bahasa pada
umumnya. (Lantawa, 2017, 15). Adapun Hipogram aktual merupakan teks aktual
yang dapat dilihat dalam teks sebelumnya. Agar puisitas aktif di dalam teks, tanda
yang dihubungkan ke sebuah hipogram haruslah juga varian dari matrik teks
(Lantawa, 2017,15)
د ينتمي إىل## وى املقع##يء س## ال ش،اء##ص للنس## ر مجل خمص## د على ظه## ه يف مقع##ذي كنت في##وم ال##يف الي
" ال تثقل كاهل مجلي باجللوس عليه، عنيزة قال يل أيضا "ويل لك# عنيزة
2) Pembacaan retroaktif/hermeneutik pada Syair Umrul Qais, pada kalimat
بني# وت،ه#بعد أن مشى مجل (عنيزة) لبعض الوقت يف الشارع بدأ أونايزا يشعر بالفرق يف حالة مجل
ر##أن ظهر مجله بدأ مييل إىل األسفل ألنه اعرتض على محل العبء على ظهره الذي كان ميتطيه عم
ارض#ه ميكن أن يتع#ه ألن#ور من مجل#نزل على الف#ه ي#ر القيس أن#ايزا عم# وعلى الفور أخرب أون،القيس
مع مسار مجله الذي بدأ يتباطأ ألنه كان مثقال بالعبء الذي كان عليه
3) Matriks dan Model dalam Syair Umrul Qais tentang istrinya Unaizah. Matriks
tidak tertulis dalam puisi, yang tertulis dalam puisi hanyalah varian-varian yang
mengkonkretkan puisi. Matriks dalam syair ini adalah wanita dan keindahan yang
bait syair.
4) Hipogram potensial pada syair ini adalah wanita dan keindahan yang dimilikinya.
Hipogram aktual syair Umruul Qais tentang istrinya Unaizah ini adalah latar
penciptaan syair, yaitu pada masa Jahiliyyah. Syair ini ditulis berdasarkan
pengalaman dari Umrul Qais sendiri yang hanya ingin selalu berada disamping
Unaizah akan tetapi keadaan, tempat dan kondisi yang tidak mendukung akan
Adapun saran dalam penelitian ini adalah Penelitian ini tampaknya masih terbuka
untuk diteliti dan dikaji dengan pendekatan lainnya, misalnya dengan pendekatan
linguistik fungsional. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya bisa mengambil celah
tersebut.
Referensi
جامعة لوندون.۲٠١٩ البالغة والرمزية: حتليل معلقة امرؤ القيس يف العصر اجلاهلي.أم عارفة كودورث
جامعة الدكتور الطاهر موالي. هجرية. التصوير الفين يف الشعر اجلاهلي معلقة امرؤالقيس أمنوذجا.إشراف
سعيدة
دار املدىن. جدة. هجرية٢۳١-١۳٩ . طبقات فحول الشععراء.حممد بن سالم اجلمحى
Hasanah, Aan. 2018. “semiotika Riffaterre puisi “bunda padi karya al Iman” dan
relevansisnya dalam pembelajaran sasra”, Semantik, volume 7 no.2
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: C.V. Sinar Baru.
Albi, angito & Setiawan, johan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV
Jejak.
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi PPLPTK.
Choironi, Merry. Al-Naqd al-Adabi al-'Arabi. Banten: Pusat Penelitian dan Penerbitan
IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, 2013.
Sulista, Cici. “Analisis puisi” lau antara lam naftariq” karya farouk Juwaidah (semiotika
Riffaterre)”, Al-Fathin, vol 2 edisi 1 januari-juni 2019.
Endraswara, Suwardi.2008. Sanggar Sastra. Ramadhan Press: Yogyakarta>
Harsiati, Titik. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
Kamil, Sukron. 2009 Teori Kritik Sastra Arab; Klasik dan Modern. Jakarta: Rajawali
Press.
Lantowa, Jafar. 2017. Semiotika; Teori, Metode, dan Penerapannya dalam Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Deepublish.
Meleong, Lexy J. 2008.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Pradopo, Rachmat Djoko. 1999 Semiotika; Teori, Metode, dan Penerapannya dalam
Pemaknaan Sastra. Humaniora, No. 10.
Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry. London: Indiana of University Press.
Santosa, Puji. 2004. Tuhan, Kita Begitu Dekat: Semiotika Riffaterre. T. Christomy dan
Untung Yuwono (Penyunting). Semiotika Budaya. Jakarta: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat,
Universitas Indonesia.
Sayuti, A. Suminto. 1985. Puisi dan Pengajarannya. Yogyakarta: FBS IKIP Yogyakarta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. hal. 334
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA. Cet ke-23
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara, hal.38
Sulista, Cici. Analisis Puisi "Lau Annana Lam Naftariq" Karya Farouk Juwaidah
(Semiotik Rifatterre). Al-Fathin, Vol. 2, Edisi 1 Januari - Juni, 2019.
Trabaut, Jurgen. 1996. Dasar-Dasar Semiotik. (Terj. Sally Pattinasarany). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Aspresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Wargadinata, Wildana. 2018. Sastra Arab Masa Jahiliyah dan Islam. Malang:UIN-Maliki
Press.
Wiyatmi. 2008. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
Yunus, Moch. 2015. Sastra (Puisi) Sebagai Kebudayaan Bangsa Arab. HUMANISTIKA :
Jurnal Keislaman, hal. 35-52.