Cek Plagiat KDK 1
Cek Plagiat KDK 1
Date 2023-09-16
2% 98%
Words 1000
Plagiarised Unique
Characters 7671
Nilai yang dalam bahasa Inggris diucap“ value”, bagi Djahiri( 1999), bisa dimaksud selaku harga, arti, isi serta pesan,
semangat, ataupun jiwa yang tersurat serta tersirat dalam kenyataan, konsep, serta teori, sehingga bermakna secara
fungsional. Disini, nilai difungsikan buat memusatkan, mengatur, serta memastikan kelakuan seorang, sebab nilai dijadikan
standar sikap. nilai merupakan harga ataupun mutu suatu. Maksudnya, suatu dikira mempunyai nilai apabila suatu tersebut
secara intrinsik memanglah berharga.
Kajian tentang nilai dalam bidang filsafat dibahas serta dipelajaran secara spesial pada salah satu cabang filsafat yang
diucap Filsafat Nilai ataupun yang populer dengan sebutan Axiology, The Theori of Value. Cabang filsafat ini kerap pula
dimaksud selaku ilmu tentang nilai- nilai.
Sebutan nilai di dalam bidang filsafat dipakai buat menunjuk kata barang abstrak yang maksudnya“ keberhargaan
(worth) ataupun“ kebaikan” (goodness), serta kata kerja yang maksudnya sesuatu aksi kejiwaan tertentu dalam
memperhitungkan ataupun melaksanakan evaluasi. Di dalam Dictionary of Sociology and Related Sciences ditemui kalau
nilai merupakan keahlian yang dipercayai yang terdapat pada sesuatu barang buat memuaskan manusia. Watak dari
sesuatu barang yang menimbulkan menarik. atensi seorang ataupun kelompok( The beleived Capacity of any object to
statisfy a human desire).
Jadi nilai itu pada hakikatnya merupakan watak ataupun mutu yang menempel pada sesuatu objek, bukan objek itu sendiri.
Suatu itu memiliki nilai maksudnya terdapat watak ataupun mutu yang menempel pada suatu itu, misalnya bunga itu
indah, perbuatan itu susila. Indah, susila merupakan watak ataupun mutu yang menempel pada bunga serta perbuatan.
Dengan demikian, hingga nilai itu sesungguhnya merupakan sesuatu realitas yang“ tersembunyi” di balik kenyataan-
realitas yang lain. Terdapat nilai itu, sebab terdapatnya kenyataan- kenyataan lain selaku pembawa nilai yang diucap
wartrager.
2. Pengertian Norma
Norma merupakan tolok ukur/ perlengkapan buat mengukur benar salahnya sesuatu perilaku serta aksi manusia. Norma
pula dapat dimaksud selaku ketentuan yang berisi rambu- rambu yang menggambarkan dimensi tertentu, yang di
dalamnya tercantum nilai benar/ salah. Dalam bahasa Inggris, norma dimaksud selaku standar. Di samping itu, norma pula
dapat dimaksud kaidah ataupun petunjuk hidup yang digunakan buat mengendalikan sikap manusia dalam kehidupan
bermasyarakat ataupun bernegara. Bila norma dimengerti selaku standar( dimensi) sikap manusia, yang bisa dijadikan“
perlengkapan” buat menghakimi( justifikasi) sesuatu sikap manusia( benar ataupun salah).
3. Pengertian Moral
Penafsiran moral merupakan dimensi baik kurang baik seorang, baik selaku individu ataupun selaku masyarakat warga,
serta masyarakat negeri. Sebaliknya pembelajaran moral merupakan pembelajaran buat menjadikan anak manusia
bermoral baik serta manusiawi. Selain itu moral merupakan prinsip baik kurang baik yang terdapat serta menempel dalam
diri orang ataupun seorang. Meski moral itu terletak di dalam diri orang, namun moral terletak dalam sesuatu sistem yang
berwujud ketentuan. Moral serta moralitas terdapat sedikit perbandingan, sebab moral merupakan prinsip baik kurang
baik sebaliknya moralitas ialah mutu pertimbangan baik kurang baik. Dengan demikian, hakekat serta arti moralitas dapat
dilihat dari metode orang yang mempunyai moral dalam mematuhi ataupun melaksanakan ketentuan. Di dalam nilai itu
sendiri tercantum cita- cita, harapan- harapan, dambaan- idaman serta keharusan. Oleh sebab itu, apabila kita berdialog
tentang nilai, sesungguhnya kita berdialog tentang perihal yang sempurna, tentang perihal yang ialah cita- cita, harapan,
Page 1 of 2
idaman, serta keharusan. Berdialog tentang nilai berarti berdialog tentang das solen bukan das sein. Kita masuk ke
rohanian bidang arti normatif, bukan kognitif, kita masuk dunia sempurna serta bukan dunia real. Walaupun demikian, di
antara keduanya, antara das solen serta das sein, antara yang arti normatif serta kognitif, antara dunia sempurna serta
dunia real itu silih berhubungan ataupun silih berkait secara erat. Maksudnya kalau das solen itu wajib menjelma jadi das
sein, yang sempurna jadi real, yang bermakna normatif wajib direalisasikan dalam perbuatan tiap hari yang ialah
kenyataan.
Pembelajaran nilai merupakan pembelajaran yang mensosialisasikan serta menginternalisasikan nilai- nilai dalam diri
partisipan didik. Pembelajaran Kewarganegaraan selaku pembelajaran nilai, berupaya mensosialisasikan serta
menginternalisasikan nilai- nilai budaya bangsa serta nilai- nilai filsafat bangsa ialah Pancasila. Penerapannya tidak hanya
lewat taksonomi yang dibesarkan oleh Bloom, pula dapat memakai jenjang afektif yaitu menerima nilai (receiving),
menjawab nilai/ penanggapan nilai (responding), penghargaan nilai(valuing), pengorganisasian nilai(organization),
karakterisasi nilai (characterization).
a. Hirarkhi Nilai
Ada bermacam berbagai pemikiran tentang nilai, perihal ini sangat bergantung pada titik tolak serta sudut pandangnya
tiap- tiap dalam memastikan tentang penafsiran dan hirarkhi nilai. Misalnya golongan materialis memandang kalau nilai
yang paling tinggi merupakan nilai material. Golongan hedonis berpandangan kalau nilai yang paling tinggi merupakan
nilai kenikmatan.
Pada hakikatnya seluruh suatu itu bernilai, cuma nilai berbagai apa yang terdapat dan gimana ikatan nilai tersebut dengan
manusia. Banyak usaha buat menggolong- golongkan nilai- nilai tersebut, serta nilai tersebut amat berbagai macam,
bergantung pada sudut pandang dalam rangka penggolongan tersebut.
Nilai- nilai yang terdapat, tidak sama luhurnya serta sama tingginya. Nilai- nilai itu senyatanya terdapat yang lebih besar
serta terdapat yang lebih rendah dibanding dengan nilai- nilai yang lain. Bagi besar rendahnya, nilai- nilai bisa
dikelompokkan dalam 4 tingkatan selaku berikut. Nilai- nilai kenikmatan. Dalam tingkatan ini ada deretan nilai- nilai yang
mengenakkan serta tidak mengenakkan( die westreihe des angenehmen und unaangelhment), yang menimbulkan orang
bahagia ataupun mengidap( tidak lezat). Nilai- nilai kehidupan. Dalam tingkatan ini terdapatlah nilai- nilai yang berarti
untuk kehidupan( werte des vitalen fuhlens) misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, serta kesejahteraan universal. Nilai-
nilai kejiwaan. Dalam tingkatan ini ada nilai- nilai kejiwaan( geistige werte) yang sama sekali tidak bergantung dari kondisi
jasmani ataupun area.
Nilai- nilai semacam ini yakni keelokan, kebenaran, serta pengetahuan murni yang dicapai dlam filsafat. Nilai- nilai
kerohanian. Dalam tingkatan ini terdapatlah modalitas nilai suci serta tidak suci( wermodalitat des heiligen ung unheiligen).
Nilai- nilai semacam ini paling utama terdiri dari nilai- nilai individu.
Walter Gram. Everet menggolongkan nilai- nilai manusia ke dalam 8 kelompok berikut. Nilai- nilai murah, diperuntukan
oleh harga pasar serta meliputi seluruh barang yang bisa dibeli. Nilai- nilai kejasmaniaan, menolong kepada kesehatan,
efesiensi, serta keelokan dari keelokan tubuh. Nilia- nilai hiburan, nilai- nilai game serta waktu senggang yang bisa
meningkatkan pada pengayaan kehidupan. Nilai- nilai sosial, berasal dari keutuhan karakter serta sosial yang di idamkan.
Nilai- nilai sifat, totalitas dari keutuhan karakter serta sosial yang diinginlkan. Nilai- nilai estetis, merupakan nilai- nilai
keelokan dalam alam serta karya seni. Nilai- nilai intelektual, adalagh nilai- nilai pengetahuan serta pengajaran,
Matched Source
Similarity 25%
Title:ushuluddinwalisongo.wordpress.com › artikelKEPRIBADIAN DAN NILAI | Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo
Istilah nilai di dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya ’keberhargaan’ (worth) atau
‘kebaikan’ (goodness) dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.
(Frankena, 229).
https://ushuluddinwalisongo.wordpress.com/artikel/kepribadian-dan-nilai/
Page 2 of 2