Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL ANALISIS ISU GLOBAL AKTUAL

Tutor : AKBP Drs. KASMAN HINDRIANA, MM.Pd


Angkatan XXII Kelompok 2

No. Nama No. Nama

1. Fera Lestyana Devi, S.Si 6. Fauziatul Khasanah, S.km

2. dr. Mega Permatasari 7. Lia Haryati, S.KM.

3. dr. Karsa Lugi Yuwono 8. Ns. Silvi Anita Uslatu Rodyah, S.Kep.

4. M. Mujadid Faiqon, S.P. 9. Yana Kusuma Andriani, S.Pd.

5. Charisfa Nuzula, S.Pd. 10. Diana Anggorowati, S.Kep.,Ns

A. Pendahuluan
Isu atau rumor adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun diluar
sebuah organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan
efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. Melakukan
analisis isu berarti mengurai data/informasi terkait sebuah isu dengan sebuah
pendekatan yang spesifik, sehingga akar masalahnya dapat terlihat lebih jelas.
Analisis isu memerlukan metode yang tepat, pengetahuan yang logis, dan
pendekatan yang sesuai.

B. Identifikasi Isu
a. Isu Pemanasan Global
Pemanasan global yang terjadi akibat akumulasi gas rumah kaca (GRK)
telah menjadi ancaman serius bagi umat manusia. Peningkatan emisi GRK
saat ini tidak hanya berasal dari industri, namun juga akibat deforestasi dan
degradasi hutan yang berkontribusi hingga 20% akumulasi GRK. Kesadaran
mengenai ancaman isu ini dimulai sejak tahun 1972 dalam Stockholm
Conference on Human Environment, namun masih belum ada upaya konkrit
penyelesaiannya. Hingga hari ini. Pemanasan global memicu terjadinya
perubahan lingkungan berupa peningkatan suhu udara, kenaikan muka air laut
dan penurunan daratan, serta perubahan iklim yang menyebabkan lingkungan
lebih marjinal.
b. Isu Meningkatnya Kasus HIV/AIDS di Indonesia
Peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia mulai mengkhawatirkan.
Sebanyak 519.158 kasus tercatat di seluruh Indonesia dengan kasus tertinggi
secara berurutan terjadi di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Papua, dan Bali. Mayoritas kasus HIV/AIDS terjadi pada rentang usia 25-49
tahun (69,7%) diikuti dengan rentang usia 20-24 tahun (16,9%) dan di atas 50
tahun (8,1%). Perilaku seks menyimpang diperkirakan merupakan penyebab
utama peningkatan prevalensi HIV/AIDS di samping kasus homoseksualitas.
Kedua hal tersebut ditambah dengan prevalensi HIV/AIDS pada usia produktif
dapat menjadi sumber masalah bagi bangsa apabila tidak ditangani dengan
benar.
c. Isu Covid-19 di Indonesia
Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia tahun 2022 sudah mulai
melandai. Kasus positif sudah mulai mengalami penurunan 50% dibandingkan
satu bulan terakhir dan kasus kematian Pemberian vaksin yang telah mencapai
86,68% (dosis pertama), 72,82% (dosis kedua), dan 25,70% (dosis ketiga)
telah secara efektif berkontribusi terhadap capaian penurunan kasus covid-19.
Meski demikian, tantangan berupa keengganan masyarakat terhadap vaksin
masih terus terjadi, bahkan hingga menghasilkan berita hoax yang
mengkhawatirkan.

C. Tapisan Isu dengan Metode USG


Kami menggunakan analisis isu dengan teknik USG untuk mengukur
Urgency atau tingkat urgensi isu untuk diselesaikan, Seriousness atau
seberapa besar dampak apabila tidak diprioritaskan, dan Growth atau
seberapa cepat perkembangan masalah.

Bobot Keterangan

1 Sangat Tidak Mendesak


2 Tidak Mendesak
3 Cukup Mendesak
4 Mendesak
5 Sangat Mendesak
No. Isu U S G Total Peringkat
1. Pemanasan Global 4 4 3 11 3
2. Peningkatan Kasus 5 4 5 14 1
HIV/AIDS di Indonesia
3. Covid-19 di Indonesia 5 4 4 13 2

Berdasarkan analisis USG, isu peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia


menjadi isu yang paling mendesak dan membutuhkan perhatian tinggi saat ini. Isu
ini terbilang baru dan mulai masuk dalam diskusi publik pada beberapa pekan
terakhir. Peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia terjadi sebagai salah satu
kejadian yang merefleksikan perubahan standar moral yang terjadi pada bangsa
Indonesia yang bisa saja menghasilkan dampak yang lebih buruk apabila didiamkan.
Selanjutnya, kami akan mengelaborasikan isu ini dengan analisis isu yang lebih
mendalam dan mengusulkan alternatif penyelesaiannya.

D. Analisis Isu dengan Metode Fishbone


Penyebab isu meningkatnya Kasus HIV/AIDS di Indonesia disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya:
1. Perilaku seks menyimpang
Perilaku seks bebas, berganti-ganti pasangan, tanpa pengaman, dan
dilakukan secara menyimpang dari norma dan nilai-nilai agama, dan budaya
adalah penyebab utama maraknya peningkatan kasus HIV/AIDS.
2. Fenomena kehidupan homoseksual dan biseksual
Perilaku seksual kelompok homoseksual cenderung lebih rentan untuk
terpapar HIV-AIDS karena hubungan seks yang meningkatkan resiko
penularan virus. Seks melalui dubur dapat menyebabkan luka yang mengawali
infeksi virus HIV.
3. Maraknya penggunaan narkoba
Penggunaan narkoba merupakan salah satu pemicu munculnya
kecenderungan untuk terjadinya kegiatan seksual pranikah yang tidak aman.
4. Maraknya pelacur anak baru gede (ABG)
Merebaknya gaya hidup remaja putri (ABG) yang melakukan hubungan seks
pranikah cukup memprihatinkan. Selain resiko tertular HIV-AIDS melalui
hubungan seksual, para ABG ini juga sangat rentan terhadap penularan HIV-
AIDS melalui jarum suntik.

Fenomena
Maraknya
kehidupan
penggunaan
homoseksual
narkoba
dan biseksual

Maraknya
Perilaku seks pelacur anak
menyimpang baru gede
Meningkatnya (ABG)
Kasus HIV/AIDS
di Indonesia

Man Material
Power
Pengetahuan seseorang yang Sarana prasarana
rendah memgenai HIV AIDS rujukan ppengobatan
ODHA masih terbatas

Perilaku gonta ganti pasangan


Kurangnya penyuluhan
tentang HIV / AIDS pada
Perilaku seks menyimpang orang-orang dengan perilaku
berisiko Peningkatan
Kasus
HIV/AIDS di
Masalah ekonomi seperti
pendapatan yang rendah Indonesia

Tidak menggunakan Jenis Pekerjaan seperti Pekerja


pengaman saat Seks Komersial
berhubungan

Masalah sosial seperti pengaruh


dari lingkungan pertemanan
yang menyebabkan pergaulan
bebas
Method Environment
E. Alternatif Penyelesaian Isu
Setelah mencari akar penyebab masalah dengan analis mind-mapping, berikut ini
merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan isu
peningkatan HIV/AIDS.
1. Melaksanakan rangkaian program mulai dari pencegahan, perawatan,
dukungan, pengobatan dan mitigasi yang didukung kebijakan
pemberdayaan masyarakat sehingga dapat secara mandiri
menanggulangi masalah HIV/AIDS. Program komprehensif ini berarti
pelibatan seluruh komponen masyarakat termasuk sektor pemerintah dan
swasta.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat melalui penyuluhan, seminar
terbuka,brosur-brosur, iklan di social media mengenai bahaya HIV/AIDS.
3. Kampanye secara berkesinambungan mengenai HIV/AIDS dan
bahayanya sehingga masyarakat lebih terbuka dan memahami isu
tersebut.
4. Mengangkat pemberitaan dan memperbanyak penelitian mengenai
HIV/AIDS untuk kemudian dapat dipublikasikan ke masyarakat.
5. Mengarahkan para pemuda pada beragam aktivitas yang berkualitas baik
di bidang akademis, sosial, keagamaan, seni, budaya, maupun olahraga.
Kegiatan-kegiatan positif ini akan memacu mereka menjadi pemuda yang
berprestasi dan aktif berorganisasi di lingkungannya dan terhindar dari
hal-hal negatif yang bisa menyebabkan penularan HIV/AIDS.
6. Memberikan keteladanan kepada pemuda. Para tokoh masyarakat,
penyelenggara negara, tokoh agama, dan rekan sesama pemuda harus
dapat menjadi role model yang bisa diikuti dan diteladani.

Anda mungkin juga menyukai