1) Apa yang dimaksudkan dengan Fiqh dan ushul fiqh?
Jawaban : Fiqh secara bahasa adalah tujuan perkataan si pembicara. Sedangkan menurut istilah, Fiqh adalah ilmu tentang hukum syariat yang bersifat amaliyah yang diambil dari dalil terperinci sedangkan Pendapat dari Al Amidi dalam kitab Al Ihkam pun mendefinisikan ushul Fiqh sebagai dalil-dalil fikih dan aspek dalalahnya pada hukum-hukum syara' serta keadaan orang yang menggunakan dalil-dalil ini (mujtahid) secara global, bukan secara terperinci.
2) Apa perbedaan dan persamaan antara ushul fiqh dan fiqh?
Jawaban : Ada beberapa perbedaan dan persamaan antara fiqh dan ushul fiqh. Adapun perbedaan Fiqh dan ushul fiqh terdapat pada objek pembahasan dalam ilmu ushul Fiqh adalah soal kaidah- kaidah dan hukum yang sifatnya umum. Objek pembahasan dari ilmu Fiqh ini sendiri adalah dalil yang bersifat juz'i sehingga hasilnya adalah hukum juz'i yang berhubungan dengan perilaku mukalaf. Tujuan dari ushul Fiqh adalah untuk dapat menerapkan kaidah-kaidah yang sifatnya kulli terhadap nas-nas syariat, sedangkan ilmu Fiqh memiliki tujuan untuk menerapkan hukum syariat terhadap perbuatan dan ucapan mukalaf. Ushul Fiqh adalah dasar pijakan bagi ilmu Fiqh sedangkan Fiqh sendiri merupakan hasil atau produk dari ushul fiqh. Dalam artian lain, ushul fiqh melahirkan fiqh. Ditinjau dari sifatnya, ushul fiqih pembahasannya lebih ke teoritis sedangkan fiqih lebih ke tatacara prakteknya.
3) Apa yang dimaksudkan dengan istinbath hukum?
Jawaban : Metode Istinbath Hukum ialah Bagaimana pembahasan mengenai sumber-sumber hukum, metode penggalian hukumnya, dan kriteria pelaku yang melangsungkan penggalian hukum tersebut. Sumber-sumber hukum yang dimaksud ialah berupa wahyu dan realita. 4) Intrumen apa yang digunakan untuk melakukan istinbath hukum? Jawaban : Secara sederhana, dalil-dalil hukum yang digunakan Imam Syafi‟i dalam Istinbāţ hukum, antara lain : 1. A-Quran 2. Sunnah 3. Ijmak 4. Menggunakan al-Qiyas dan at-Takhyir bila menghadapi ikhtilaf.