Design of Arabic Learning For Senior High School in The 21st Century - En.id
Design of Arabic Learning For Senior High School in The 21st Century - En.id
com
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)
DOI: 10.24042/albayan.v12i1.5886
3Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia
4Program Pascasarjana di Universitas Pengajaran Bahasa Arab Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Islam, Sudan
________
Sejarah Artikel: Abstrak:Pembelajaran bahasa Arab pada jenjang SMA masih memerlukan
Diterima : 04 Februari 2020 perencanaan yang baik untuk dapat melaksanakan proses dan evaluasi
Direvisi : 10 Maret 2020
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pembelajaran bahasa Arab
Diterima : 06 April 2020
di Indonesia masih terfokus pada penyampaian materi dengan metode
Diterbitkan : 01 Juni 2020
tradisional, hanya sedikit sekolah yang mengembangkan proses pembelajaran
_______ bahasa Arab sesuai dengan tuntutan zaman.stpembelajaran abad. Sudah
Kata kunci: selayaknya pembelajaran bahasa Arab dapat menginternalisasikan nilai-nilai soft
Autentik; Pembelajaran Kontekstual; skill baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik melalui desain
Pembelajaran kooperatif; PANAS pembelajaran yang menarik dan inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkonstruksi materi, media, metode dan evaluasi yang sesuai dengan 21st
__________ abad dalam desain pembelajaran bahasa Arab. Metode penelitian ini
* Alamat Korespondensi:
menggunakan metode kualitatif berdasarkan analisis teks. Oleh karena itu,
wildana@bsa.uin-malang.ac.id
analisis yang digunakan dalam membaca dan menafsirkan data kualitatif adalah
analisis isi dan analisis sistem. Hasil penelitian ini merekomendasikan desain
pembelajaran bahasa Arab untuk tingkat SMA yang cocok untuk usia 21 tahunst
abad harus berisi; 1) harus mengkonstruksi materi dengan materi kontekstual, 2)
menggunakan teknologi dan informasi, 3) menggunakan model pembelajaran
kooperatif berbasis HOTS dalam proses pembelajaran, 4) evaluasi menggunakan
penilaian autentik. Pembelajaran bahasa Arab secara holistik dan integral dapat
menjawab tantangan abad 21stabad. Tulisan ini membahas tentang bagaimana
merumuskan kembali pembelajaran berbasis pembelajaran di era global sebagai
alternatif pembelajaran bahasa Arab yang ideal.
Perkenalan
Globalisasi merupakan salah satu faktor penting dalam mengubah sistem pendidikan bahasa
di Indonesia. Perubahan dunia global yang cepat seiring dengan revolusi teknologi telah
menimbulkan kebutuhan yang luar biasa akan praktik pengajaran yang lebih efektif dan berharga
dalam pembelajaran bahasa.1Begitu pula dengan bahasa yang muncul ke permukaan sebagai sarana
1Tribak Oifaa, „Perkembangan Pengajaran Bahasa Inggris Di Maroko: Dari Metode Tradisional
Ke Pendekatan Baru‟,Bahasa dan Linguistik Terapan, 3.2 (2019), 145–60.
komponen utama yang menjadi ultimatum PBB adalah keterampilan 4c yang terdiri dari
kelas pembelajaran bahasa. Menurut Portelli6Ideologi guru perlu diubah karena mayoritas
masih berpendapat bahwa model pembelajaran tradisional masih efektif dan pembelajaran yang
berpusat pada guru perlu diubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa karena tidak
dapat mendorong proses berpikir kritis siswa. Tuntutan PBB juga mendorong pemerintah
atas, tuntutan siswa sangatlah kompleks, dimana kolaborasi antar bidang ilmu memang perlu
diintegrasikan dengan baik, tidak hanya berupa aspek kognitif saja, namun psikomotorik dan
Bahasa merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi keberadaan dunia.9Atas dasar itu
desain pembelajaran bahasa Arab di Indonesia masih minim, hal ini terlihat dari pencapaian tujuan
pembelajaran bahasa Arab yang belum maksimal. Fakta penelitian terkini bahwa rendahnya kemampuan
siswa dalam berpikir kritis, berkomunikasi dan berkolaborasi menyebabkan output belajar
2Elana Shohamy, „Faktor Kontekstual Dan Pedagogis Untuk Mempelajari Dan Memelihara
Bahasa Yahudi Di Amerika Serikat‟,Jurnal Pendidikan Yahudi, 65.3 (1999), 21–29 <Https://
Doi.Org/10.1080/0021624990650307>.
3Norbert Pachler, „Pembelajaran Bahasa Asing Di Inggris Pada Abad 21‟‟,Jurnal Pembelajaran
Bahasa, 25.1 (2002), 4–7 <Https://Doi.Org/10.1080/09571730285200031>.
4Aharon Yadin dan Rachel Or-Bach, „Pentingnya Penekanan Pembelajaran Individu dalam “Era
Pembelajaran Kolaboratif”‟,Jurnal Pendidikan Sistem Informasi, 21.2 (2010), 185–94 <Http://
Search.Proquest.Com/Docview/745598919?Accountid=11262 La - Bahasa Inggris>.
5Gulcin Nagehan Sarica dan Nadire Cavus, 'Tren Baru Pembelajaran Bahasa Inggris Abad
21', Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku, 1.1 (2009), 439–45 <Https://Doi.Org/10.1016/
J.Sbspro.2009.01.079>.
6John P. Portelli, 'Tantangan Mengajar Untuk Berpikir Kritis',Jurnal Pendidikan McGill, 29.2
(1994), 137–52.
7Faridah Musa Dkk, „Pembelajaran Berbasis Proyek (Pjbl): Menanamkan Soft Skill di
Tempat Kerja Abad 21',Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku, 59.2006 (2012), 565–73
<Https://Doi.Org/10.1016/J.Sbspro.2012.09.315>.
8Norazlin Mohd Rusdin, ’Kesiapan Guru’ Dalam Melaksanakan Pembelajaran Abad 21’,
Jurnal Internasional Penelitian Akademik Dalam Bisnis dan Ilmu Sosial, 8.4 (2018), 1293–1306 <Https://
Doi.Org/10.6007/Ijarbss/V8-I4/4270>.
9Amerika Serikat dan Penduduk Asli Amerika, 'Bahasa, Keanekaragaman, dan Pembelajaran: Pelajaran Untuk
Pendidikan di Abad 21',Cal Intisari, Agustus 2010, 1–4.
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)| 2
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
tidak sesuai dengan tuntutan zaman saat ini.10Kurikulum pembelajaran bahasa di era
globalisasi ini tentunya lebih kompleks karena harus mempertimbangkan berbagai faktor
dan variabel yang berkaitan dengan filosofi (sifat dan fungsi) bahasa, aspek sosial budaya,
psikologi peserta didik, lingkungan sosial politik, sistem pendidikan dan pembelajaran. , dan
seterusnya.11
Melihat faktanya, kemampuan siswa dalam berkomunikasi lisan dan tulisan masih
minim. Perbedaan latar belakang pendidikan juga mempengaruhi keaktifan siswa dalam proses
masih kurang kompeten, hal ini ditandai dengan tingkat berpikir kritis, komunikasi dan
kolaborasi yang masih minim dikembangkan. Diploma dan pendidikan tinggi masih kurang
kompeten dalam hal-hal berikut; (1) komunikasi lisan dan tertulis, (2) berpikir kritis dan
pemecahan masalah, (3) etika kerja dan profesionalisme, (4) bekerja dalam tim dan
berkolaborasi, (5) bekerja dalam kelompok yang berbeda, (6) menggunakan teknologi, dan ( 7)
Siswa masih berpegang pada sifat individual dalam menyelesaikan tugas, sulitnya
berkomunikasi dengan baik disebabkan oleh berbagai faktor antara lain penggunaan metode
pembelajaran tradisional sehingga siswa kesulitan dalam mengembangkan ide, bahan ajar yang
terpaku pada teks yang seharusnya disesuaikan. terhadap kebutuhan yang diinginkan siswa
mengembangkan daya kritis dan salah satu investasi besar dalam pembelajaran bahasa asing.15
Faktor lainnya adalah belum terbentuknya pengelolaan kelas yang beragam dan jenuh
10
Jurusan Teknik Mesin Laily Noor Ikhsanto, "TIDAK
Keagamaan Islam Negeri‟,Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban, 3.1 (2016), 32–51
<https://doi.org/10.15408/a.v3i1.3187>.
12Reni Puspita Muhammad Afif Amrulloh, ’Metode Qawa’id Wa Tarjamah dan Strategi Sortir Kartu dalam
Pembelajaran Shorof di Pondok Pesantren Modern Madinah’,Jurnal Internasional Pengajaran Bahasa Arab, 1.1
(2019), 1–13.
13Suci Ramadhanti Febriani, „Analisis Keterampilan Abad Ke-21 Dalam Proses Pembelajaran Bahasa
3 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
suasana.16Beberapa fakta di atas menyebabkan tujuan pembelajaran bahasa Arab nampaknya tidak
mungkin tercapai.
Selain fakta di atas, diketahui bahwa kedudukan bahasa Arab di sekolah-sekolah masih
tergolong redup. Keberadaan mata pelajaran bahasa Arab masih terlihat asing meskipun secara
formal sudah terdapat dalam kurikulum sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran bahasa Arab
perlu diawali dengan perencanaan yang baik. Jika perencanaannya sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman maka pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Arab akan maksimal. Namun
hingga saat ini belum ada pedoman konkrit yang dapat dijadikan acuan bagi guru menjadi salah satu
permasalahan yang belum terselesaikan. Dengan mengingat hal itu, kebutuhan akan 21stdesain
pembelajaran bahasa arab abad. Proses pembelajaran menggunakan ruang kelas tradisional harus
disalurkan menggunakan model terkini yang disesuaikan dengan teknologi yang digunakan. Secara
umum Suherdi berpendapat bahwa 21stketerampilan abad berisi pengetahuan, pembelajaran dan
inovasi yang bertujuan untuk hidup mandiri, sehingga mempunyai output sesuai dengan tuntutan
abad 21.stabad.17
bahwa temuan menunjukkan guru dalam menerapkan 21stpembelajaran abad tinggi, ada diskusi
signifikan antara tingkat akademik dan 21sttingkat pemahaman pembelajaran abad.18Penelitian lain
berpendapat bahwa seni kreatif dapat memainkan peran penting dalam mempersiapkan guru bahasa
untuk peran yang direvisi.19Bagi guru, manajemen kelas dan teknik pedagogi di kelas akan sangat
dipengaruhi oleh bagaimana guru memandang pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa.20
Selain kesiapan guru, penelitian lain menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri kolaboratif
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)| 4
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
desain pembelajaran konstruktivisme dan hasil belajar siswa.22Selain itu, bentuk pembelajaran
kolaboratif ini sangat mendukung keaktifan siswa yang menunjang keterampilannya pada usia
kompetensi guru yang sama seperti yang dipersyaratkan pemerintah mengenai pedagogi,
dengan merancang pembelajaran bahasa Arab di kelas 21stabad untuk SMA secara holistik dan
integratif dengan mengkolaborasikan materi, media, metode dan evaluasi sesuai dengan
tuntutan zaman di abad 21.stzaman. Hal ini didukung dengan kemampuan profesional guru
menjawab permasalahan yang berkembang mengenai desain pembelajaran bahasa Arab di SMA
metode
kepustakaan. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena apa yang dialami
subjek penelitian secara holistik dan melalui deskripsi dalam bentuk kata dan bahasa,
dalam konteks tertentu yang alamiah dan menggunakan berbagai metode aromatif.25
Pengumpulan data
teknik Majalah, Buku, Artikel
22Azinudin Achzab, Cucuk Budiyanto, And Aris Budianto, „Analisis Prestasi Keterampilan Abad 21
Menggunakan Pembelajaran Konstruktivis Dengan Teknologi Kendaraan Tanpa Sopir Berbasis Arduino‟,
262.Ictte (2018), 201–5 <Https://Doi.Org/10.2991/ Ikte-18.2018.35>.
23Subadrah Madhawa Nair Dan Mogana Sanai, „Pengaruh Pemanfaatan Metode Stad
(Pendekatan Pembelajaran Kooperatif) Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskriptif
Siswa‟,Jurnal InternasionalPendidikanDanPraktik,6.4 (2018),239–52
<Https://Doi.Org/10.18488/Journal.61.2018.64.239.252>.
24Maida Norahmi, 'Jurnal Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing Guru Abad 21: Perspektif
Siswa', 7.1 (2017), 77–96.
5 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
Gambar 1.metode
ditujukan pada semua lini termasuk dalam dunia pendidikan.26Kern mengingatkan kita, globalisasi
telah mengubah konteks, sarana, dan penggunaan pembelajaran bahasa asing.27Guru harus
bahasa Arab memerlukan teknik yang sistematis dan harus mampu mengoptimalkan pembelajaran
bahasa Arab secara holistik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Claire28bahwa guru di 21stabad tidak
hanya mampu menguasai materi, namun mampu menerjemahkan materi ke dalam keterampilan
berbahasa yang ada di kelas. Chamot29berpendapat bahwa strategi belajar adalah pemikiran dan
21stPembelajaran abad ini mengintegrasikan seluruh komponen, tidak terfokus pada satu
aspek saja, misalnya media. Pembelajaran bahasa Arab pada era ini memerlukan keterpaduan antara
materi, media, metode dan evaluasi yang sesuai dengan proses pembelajaran bahasa Arab agar
(komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreativitas) dan keterampilan berbahasa di kelas. Dia
melalui debat; 2) memberikan kesimpulan; 3) membuat produk akhir; 4) mempresentasikan produk akhir).
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)| 6
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
melalui pemilihan materi, penggunaan media yang sesuai dan penerapan pembelajaran
bahasa arab yang ditunjukkan dengan desain apa, metode dan evaluasi yang sesuai.
21stKeterampilan abad ini sangat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan khususnya dalam bidang
pendidikan. Untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad 21stabad ini, yaitu untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat, guru di Indonesia harus menerapkan pembelajaran yang berbeda-beda yang
disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.32Pada tahun 21stPembelajaran abad ini, guru
bahasa asing menghadapi tantangan untuk memiliki metode, teknik, dan kegiatan pembelajaran yang paling tepat
untuk memfasilitasi pengguna bahasa yang dapat bertukar informasi, menegosiasikan makna, dan melakukan
percakapan yang bermakna, akurat secara tata bahasa, dan relevan secara sosial dengan pengguna bahasa
lainnya.33
Guru perlu merancang pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan tujuan pendidikan
global, tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan institusi hingga tujuan pengajaran secara
rinci. Desainnya perlu dikolaborasikan dengan tuntutan perkembangan 4c. Hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa proses berpikir kritis berbasis HOTS dapat melatih siswa
dikemas melalui materi, media, metode dan evaluasi yang mendukung pembelajaran secara
Berdasarkan informasi, konsep ini mendapat beberapa poin penting yang perlu
bahasa di 21stabad ini harus memperhatikan empat komponen penting yang dikenal
dengan 4c. Keterampilan tersebut harus dipadukan dengan keterampilan berbahasa Arab
yang dikenal dengan keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Sebelum
membuat desain, guru melihat tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan. Penekanan
keterampilan 4c dapat dikemas dalam bahan ajar, media, metode dan evaluasi dalam
32Ie May Freeman, D Ed, dan E Alosta Ave, „Kecakapan Hidup Bagi Pembelajar Abad 21‟, 3.10 (2016),
49–52.
33S. Zafar, ZA Khan, dan K. Meenakshi, 'Kecenderungan Ekstraversi-Introversi Dan Hubungannya
Dengan Kemahiran Bahasa Esl: Sebuah Studi Terhadap Pelajar Tiongkok di Vellore, India',Jurnal Ilmu Sosial
dan Humaniora Pertanika, 25.2 (2017), 687–703.
34Suci Ramadhanti Febriani, ’Kecerdasan Ganda Dalam Pembelajaran Bahasa Asing
Berbasis Hots Untuk SD’, 636–47.
7 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
Materi pengajaran
Belajar tidak akan berarti banyak jika tidak memberikan dampak terhadap kehidupan siswa di
luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia
nyata (real word). Guru membantu siswa untuk menemukan nilai, makna dan keyakinan terhadap apa
yang dipelajarinya serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru menilai kinerja
Belajar merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengubah pola pikir manusia. Alih-alih,
bahan ajar dapat mendukung perubahan pola pikir yang kontekstual sehingga pembelajaran mempunyai
makna penting dalam diri siswa. Temuan proses berpikir kritis yang dilatih akan membentuk pola
pengetahuan yang kokoh pada diri siswa. Siswa berasal dari berbagai latar belakang dan mempunyai
kebutuhan dan tujuan yang beragam. Pada pembelajar bahasa remaja, faktor-faktor seperti tekanan teman
sebaya, kehadiran panutan, dan tingkat dukungan di rumah dapat sangat mempengaruhi keinginan dan
“Beragam kebutuhan” Prinsip dasar pendidikan adalah pembelajaran baru harus didasarkan
pada pengalaman sebelumnya dan keterampilan yang ada. Meskipun prinsip ini diketahui dan
disepakati secara umum oleh para pendidik, dalam praktiknya sering kali dibayangi oleh kemudahan
administratif dari kurikulum linier dan buku teks tunggal. Kurikulum dan materi yang homogen cukup
menjadi masalah jika semua siswa berasal dari satu latar belakang bahasa dan budaya, namun hal
tersebut tidak dapat dipertahankan mengingat banyaknya keragaman di kelas saat ini. Keberagaman
tersebut memerlukan konsepsi kurikulum yang berbeda dan pendekatan materi yang berbeda.
Diferensiasi dan individualisasi bukanlah sebuah kemewahan dalam konteks ini: melainkan sebuah
kebutuhan.
Materi tingkat SMA disusun dengan pendekatan sistem all in one. Kemahiran materi dan
gaya bahasa Arab diperkuat dengan kosa kata, bunyi dan tata bahasa yang disusun menjadi satu
kesatuan.37Terhadap materi yang akan dipelajari, peneliti menyarankan agar bahan ajar bahasa
Arab disesuaikan dengan latar belakang siswa dan disesuaikan dengan konteks. Misalnya dalam
pembelajaran bahasa Arab dengan tema pengantar, guru dapat memberikan instruksi kepada
siswa untuk membawa foto untuk memperkenalkan kepada temannya tentang pengenalan
sebaiknya menerapkan sistem drama agar materi yang diperoleh sesuai dengan konteks dan
pengalaman siswa. Yiting38menunjukkan materi lain yang patut menjadi masukan adalah
kolaborasi dengan budaya juga dapat diadopsi dalam pembelajaran bahasa dan dapat
membantu memperkaya kelas bahasa dan budaya desain tingkat tinggi. Dengan kegiatan yang
sesuai dengan konteks, kosa kata, struktur menjadi lebih bermakna ketika dipelajari oleh siswa.
Selain itu, siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dari sekedar teks yang terdapat di
buku teks.39
Media
bagi guru untuk mencapai hal-hal tertentu. Saat ini, teknologi bukanlah sesuatu yang istimewa, melainkan
suatu kebutuhan mutlak bagi pelajar. Panagiotidis berpendapat karena teknologi merupakan alat
komunikasi dan peranannya sangat penting.40Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi sebagai media
pembelajaran bahasa asing.41Media pembelajaran bahasa yang dapat disesuaikan adalah penggunaan
teknologi berbasis Web. Pada tahun 1996 partisipasi dalam kursus pendidikan tinggi berbasis web
diperkirakan mencapai satu juta mahasiswa dan diproyeksikan menjadi tiga juta pada tahun 2000.42
Hal ini akan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Sebab fungsi media dalam proses
pembelajaran adalah sebagai alat. Walaupun media merupakan suatu alat, namun media
mempunyai peranan yang cukup besar untuk meningkatkan minat belajar siswa khususnya
pembelajaran bahasa Arab. Tidak sedikit guru yang belum kreatif di era digital. Penelitian yang
dilakukan Ahsanuddin mengungkapkan bahwa 75% guru bahasa Arab SMA/SMK di Kabupaten
Meskipun kuantitas data di atas sudah baik, namun guru harus mampu berkolaborasi
dengan media dan menyesuaikan dengan kebutuhan siswa di kelas 21.stabad. Jika proses
pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kolaboratif, maka media yang tepat adalah
media yang dapat diakses bersama. Beberapa bentuk aplikasi seperti E-mail, Skype, Youtube,
youtube dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan bimbingan guru dan dengan benar
38Yiting Han, „Menjelajahi Multimedia, Pembelajaran Bergerak, Dan Pembelajaran Berbasis Tempat Dalam
instruksi.44Beberapa aplikasi tersebut dapat mengembangkan beberapa keterampilan bahasa asing secara
berkelanjutan. Misalnya saja seorang guru atau dosen dapat menggunakan kelompok khusus pada
beberapa aplikasi tersebut untuk mengembangkan keterampilan produktif siswa. Selain proses
pembelajaran di dalam kelas, guru dapat memantau pembelajaran di luar kelas menggunakan aplikasi ini.
Pemanfaatan aplikasi berbasis web ini dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa dalam
berbahasa, beberapa media dan aplikasi diatas dapat membantu mengembangkan kemampuan berbahasa
siswa. Dapat mengintegrasikan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Arab secara intensif.
metode
pada siswa. Pembelajaran bahasa Arab dapat diperoleh dengan pembiasaan.45Pembiasaan sendiri
merupakan suatu bentuk pelaksanaan yaitu latihan yang diulang-ulang dalam program pengulangan yang
termasuk dalam unsur-unsur metode. Siswa ditempatkan sebagai subjek belajar yang aktif
mengembangkan minat dan potensinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafalkan
materi pelajaran yang diberikan guru, namun berusaha mengkonstruksikan pengetahuan dan
keterampilannya, sesuai dengan kapasitas tingkat perkembangan berpikirnya, sambal diajak untuk
berkontribusi memecahkan permasalahan nyata yang terjadi. di masyarakat. Pembelajaran yang berpusat
pada siswa bukan berarti guru menyerahkan kendali pembelajaran kepada siswa sepenuhnya. Guru
bertindak sebagai fasilitator yang berupaya membantu menghubungkan pengetahuan awal. Selain itu, guru
juga berperan sebagai pembimbing, yang berusaha membantu siswa ketika mereka menemui kesulitan
dalam proses mengonfrontasi pengetahuan dan keterampilannya. Siswa harus diajarkan untuk mampu
bekerjasama dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan
nilai-nilai mereka. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa perlu didorong untuk mampu
berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu diajarkan
Proses pembelajaran bahasa Arab yang menggunakan metode tradisional dan berpusat pada guru
tidak sesuai dengan 21stpembelajaran abad. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran menjadi sangat
monoton dan tidak memberikan ruang positif bagi siswa untuk mengembangkan proses pembelajaran
yang bermakna dan individual. Fenomena ini menandakan pembelajaran bahasa Arab masih kurang
43Ainin.
44Robert Blake, 'Teknologi dan Empat Keterampilan',Pembelajaran dan Teknologi Bahasa, 20.2 (2016),
129–42.
45Azzah Saniyyah Maulana Zughrofiyatun Najah, „Mahârah Al-Kitâbah Belajar Melalui Strategi
Mind Mapping‟,Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 11.2 (2019), 340–55.
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)| 10
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
berdasarkan pemerolehan bahasa tetapi lebih fokus pada pembelajaran. Hal ini menekankan pada
tata bahasa secara umum, sehingga kemampuan produktif berbahasa kurang maksimal. Tidak sedikit
siswa yang mampu memahami unsur gramatika namun belum mampu berkomunikasi dengan baik.
Jadi bahasa belum sampai pada tahap alat komunikasi. Sehingga menimbulkan kebosanan dalam
proses pembelajaran.
Atas dasar itu, guru perlu memikirkan dan merancang proses pembelajaran yang kritis dan kreatif untuk
membangun soft skill siswa. Coklat dan Keeley46merekomendasikan pelatihan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan
mengembangkan kapasitas mereka untuk menulis esai dan berdebat. Hal ini akan menunjukkan kemampuan mereka
dalam belajar, mempertahankan argumentasi dan aktif beraktivitas di dalam kelas. Sangat besar47
menguraikan beberapa kegiatan yang meningkatkan pola pengembangan agar siswa dapat
berpikir kritis, yaitu: 1) mengembangkan pola berpikir kritis, 2) mengemukakan pendapat dan
alasan secara umum, 3) menanyakan hal-hal kritis, 4) menelaah konteks, 5) membuat hubungan
menyepakati pendapat yang tepat, 8) memilah fakta dan pendapat, 9) keakuratan informasi, 10)
darimana diperolehnya pernyataan tersebut?, 11) membaca secara kritis, 12) mengemukakan
kesimpulan yang salah, 13) menulis topik yang sedang berkembang, 14) menemukan ungkapan,
15) meramalkan isi teks, 16) berlatih mengungkapkan pemikiran kritis, 17) menilai kegiatan
presentasi.
Perlunya desain dan metode pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan penalaran
siswa. Hal ini didukung dengan pernyataan States bahwa pemberian kesempatan pengembangan
profesi guru sangat membantunya dalam menyampaikan materi dengan baik.48Salah satu metode
yang bisa digunakan di 21stProses pembelajaran abad merupakan pembelajaran kolaboratif dan
kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru atau dosen. Kolaborasi bekerja sama untuk mencapai
46MN dan SM Keeley Brown,Mengajukan Pertanyaan yang Tepat: Panduan Berpikir Kritis
(Pearson Prentice Hall: New Jersey, 2007).
47Huges, 'Berpikir Kritis di Kelas Bahasa.', 2014.
48Amerika dan Amerika-.
49Matthew Toh Loy Lim Dan Lain-Lain, „Pendekatan Alternatif Dalam Pengajaran: Menerapkan
Strategi Pembelajaran Kooperatif Pembagian Prestasi Tim Siswa Di Tingkat Junior College', Surat Sains
Tingkat Lanjut, 22.5–6 (2016), 1725–29 <Https://Doi.Org/10.1166/Asl.2016.6748>.
11 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
Miller mengatakan bahwa “kolaborasi sangat efektif dalam menghasilkan lebih banyak perspektif”.50
Richards dan Rodgers51mengingatkan bahwa “jika siswa bekerja sama di dalam kelas, kolaborasi ini
dapat memicu suasana hangat dan positif yang dapat meningkatkan tingkat motivasi mereka”. Lebih
jauh lagi, seperti yang dinyatakan oleh Li-Hua dan Jia dalam penelitian mereka, ketika siswa belajar
secara kooperatif, praktik sosial dibawa ke dalam kelas. Berikut ini dapat menjadi alternatif metode
yang dapat diterapkan dalam penerapan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Kelas
kooperatif, kata Johnson, tidak boleh berpusat pada guru dan “Idealnya, guru dilatih untuk
mengambil pelajaran yang ada dan menyusunnya kembali menjadi kooperatif karena pembelajaran
kooperatif adalah penggunaan kelompok kecil instruksional sehingga siswa bekerja sama untuk
proses kerjasama antar siswa dan melatih proses komunikasi, sehingga dapat membantu
kegiatan berbahasa yang memerlukan latihan yang intensif. Pembelajaran kooperatif dapat
diterapkan dengan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division). Metode
STAD merupakan metode yang sangat inklusif yang memenuhi tuntutan pendidikan dengan
memastikan proses belajar mengajar berpusat pada siswa. Interaksi kolaboratif memicu
motivasi dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis yang pada akhirnya memudahkan
pembelajarannya. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat mendorong peneliti
selanjutnya untuk mengeksplorasi lebih jauh penggunaan metode STAD dalam meningkatkan
kinerja siswa dalam keterampilan menulis esai deskriptif.53Selain model STAD, guru dapat
mengadopsi model Jigsaw sebagai metode yang digunakan di kelas. Metode jigsaw awalnya
dirancang oleh Eliot Aronson sebagai metode pengajaran untuk mengurangi prasangka rasial di
tingkat sekolah dasar, untuk meningkatkan kohesi antar kelompok, dan untuk meningkatkan
Metode jigsaw telah digunakan untuk mengaktifkan interaksi siswa dan meningkatkan kualitas
pembelajaran mereka. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari hal baru
50Y Miller, C., & Ahmad, „Kolaborasi dan Kemitraan: Respons Efektif Terhadap Kompleksitas dan
Fragmentasi Atau Solusi yang Dibangun di Atas Pasir?‟,Jurnal Internasional Sosiologi dan Kebijakan Sosial, 20
(2000).
51Jack C Richards dan Ted Rodgers, 'Metode : Pendekatan Desain dan Prosedur',Tesol
Triwulanan, 16.2 (2010), 153–68 <Http://Www.Jstor.Org.Proxy.Lib.Pdx.Edu/Stable/3586789>.
52Hamid Marashi dan Padideh Dibah, 'Pengaruh Komparatif Penggunaan Pembelajaran
Kompetitif dan Kooperatif Terhadap Kemahiran Lisan Pelajar EFL Introvert dan Ekstrovert Iran',Jurnal
Pengajaran dan Penelitian Bahasa, 4.3 (2013), 545–56 <Https://Doi.Org/10.4304/Jltr.4.3.545-556>.
53Izyan Safira Ibrahim dan Nor Hafizah Adnan, 'Divisi Prestasi Tim Siswa (Stad) Dalam Meningkatkan
Kinerja Berbicara di Kalangan Pembelajar Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Kedua (Esl): Tinjauan Kritis',
Pendidikan Kreatif, 10.12 (2019), 2840–49 <Https://Doi.Org/10.4236/Ce.2019.1012210>.
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)| 12
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
sesuatu dalam kelompok ahli dan kemudian mengajarkan pelajaran ini sebagai ahli dalam kelompok teka-
teki. Metode ini mendorong siswa untuk saling bergantung satu sama lain untuk mencapai keberhasilan
sebagai kelompok.54Guru dapat menggunakan model kelas terbalik di kelas bahasa.55Hal ini sangat
membantu karena memberikan siswa lebih banyak kesempatan untuk menggunakan bahasa dalam situasi
otentik dan menerima umpan balik langsung dari guru. Beberapa metode dan model dalam pembelajaran
bahasa dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan meningkatkan kompetensi keterampilan yang seimbang.
Evaluasi
Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, beberapa aspek yang perlu dievaluasi dibagi
menjadi tiga komponen utama, yaitu aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Bentuk penilaian
dilakukan sesuai dengan penilaian otentik yang ditetapkan pemerintah. Diketahui bahwa ranah
penilaian autentik tidak hanya pada ranah hasil yang diperoleh saja, namun proses
pembelajaran seperti motivasi, perolehan belajar dan sikap yang ditunjukkan dalam kegiatan
pembelajaran juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penilaian yang dilakukan.56
Bentuk penilaiannya juga harus bermacam-macam, tidak hanya berupa tes saja, melainkan
portofolio, jurnal, tugas, dan lain-lain. Hal ini disesuaikan dengan aspek apa yang ingin dinilai
oleh guru. Kemudian dapat dikembangkan pada media terkini seperti K-hoots untuk kuis bahasa
dll. Dengan itu proses penilaian tidak memerlukan waktu yang lama sehingga guru dapat
melaksanakan penilaian secara efektif dan efisien. Selain itu manfaat penggunaan media
evaluasi pembelajaran, guru dapat membangun karakter positif pada diri siswa, misalnya jujur,
bertanggung jawab, dan percaya diri. Sebab pada saat penilaian berlangsung, siswa memproses
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Salah satu bentuk kesiapan guru sebelum
melaksanakan pembelajaran di kelas adalah dengan menyusun rencana pembelajaran yang relevan
dengan zaman dan kebutuhan siswa. Desain pembelajaran yang harus disusun mencakup tiga hal
pokok yang meliputi tujuan pembelajaran, inti materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Guru
dalam menyusun tujuan pembelajaran didasarkan pada kurikulum dengan cara mengembangkan
54Hsiu-Ting Hung, Yu-Fang Lu, dan Hui-Chin Yeh, „Emerging Technologies For Education - Simposium
Internasional Pertama, {Sete} 2016, Diselenggarakan Bersamaan dengan {Icwl} 2016, Roma, Italia, 26-29 Oktober
2016 , Makalah Pilihan yang Direvisi',Penerbitan Internasional Springer Ag 2017, 10108 (2017), 225–39 <Https://
Doi.Org/10.1007/978-3-319-52836-6>.
55Yanli Jia, „Review Inovasi Dalam Membalikkan Kelas Bahasa: Teori Dan Praktek‟, 24.1
(2020), 58–61.
13 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
Kompetensi Dasar (KI) dan Kompetensi Inti (KD) serta disesuaikan dengan lingkungan sosial peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Inti pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai berdasarkan kurikulum yang digunakan. Sedangkan evaluasi
disusun untuk melihat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memberikan umpan
Kolaborasi antara materi, media dan metode pembelajaran yang baik akan menghasilkan hasil
belajar yang maksimal. Poin pentingnya adalah dalam pembelajaran bahasa di kelas 21stPada abad ini, guru
memanfaatkan teknologi untuk memudahkan penyampaian bahan ajar, sehingga beberapa keterampilan
Desain Arab
Belajar untuk senior
sekolah menengah atas
1. Materi kontekstual
2. Pembelajaran kooperatif
3. Memanfaatkan Teknologi sebagai Media Pembelajaran
4. Evaluasi Otentik
Perencanaan merupakan keseluruhan proses berpikir untuk menentukan segala kegiatan yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang guna mencapai tujuan. Kata kunci tersebut menunjukkan bahwa perencanaan
merupakan suatu kegiatan untuk menentukan masa depan. Penerapan perencanaan dalam kegiatan pembelajaran
merupakan upaya untuk menentukan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan sehubungan dengan itu
upaya untuk mencapai tujuan proses pembelajaran. Terlihat ketika proses pembelajaran bahasa
menggunakan media dengan pemanfaatan teknologi informasi, siswa dituntut untuk lebih aktif
agar proses pembelajaran bahasa terpusat pada siswa. Hal ini menunjang berpikir kritis siswa
yang sejalan dengan tuntutan berpikir kritis dalam pembelajaran terkini. Selain itu penggunaan
metode yang menekankan pada kolaborasi akan meningkatkan karakter siswa dalam kegiatan
sosial yang lebih tinggi, sering kali siswa bersikap acuh terhadap teman sebayanya, namun
ketika dilatih bekerja dalam tim maka rasa tanggung jawab untuk saling bekerja sama semakin
meningkat.
Selain proses pembentukan karakter secara berkolaborasi, siswa juga dilatih untuk
maksimal. Proses pembelajaran secara berkelompok dapat meningkatkan daya kreatif siswa.
dengan kreativitas siswa. Misalnya guru memberikan proyek drama, kemudian siswa diberi
kesempatan untuk mengeksplorasi dan merancang drama sesuai kreativitas dalam kelompok.
Untuk itu perlunya strategi pendukung turut menentukan keberhasilan proses pembelajaran
perencanaan pembelajaran, berikut adalah salah satu desain Rencana Pembelajaran Bahasa Arab
yang dapat diadopsi sesuai dengan kebutuhan siswa di kelas 21.stabad yang mengintegrasikan nilai-
nilai keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan kreativitas siswa. Desain pembelajaran
bahasa Arab berikut ini dikutip dari peraturan terbaru dan disesuaikan dengan urutan tahapan
D.Bahan Pembelajaran
guru)
E.Kegiatan Pembelajaran
(Kegiatan yang diadopsi dari strategi yang berpusat pada siswa atau model atau metode pembelajaran
(Teknik Evaluasi, Instrumen disesuaikan dengan bahan ajar yang akan dievaluasi dan
pengembangan tes dapat menggunakan aplikasi berbasis web atau penggunaan kuis)
dialami siswa, sehingga proses pembelajaran mempunyai makna tersendiri, sehingga siswa termotivasi
Berdasarkan desain pembelajaran bahasa Arab yang diuraikan peneliti secara holistik
dan integral, diharapkan guru mampu melaksanakan proses pembelajaran yang menekankan
pada komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan kreatif. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa 21
stketerampilan abad adalah58(1) keterampilan hidup dan karir, (2) keterampilan belajar dan
inovasi, dan (3) keterampilan media dan teknologi informasi. Melalui materi pembelajaran yang
dirancang secara kontekstual dan metode pembelajaran yang dikemas secara kolaboratif dan
pembelajaran yang dapat meningkatkan proses berpikir kritis, meningkatkan kreativitas dan
saling berkomunikasi antar siswa untuk menyelesaikan proyek yang diberikan guru.
Keterampilan pemecahan masalah mencakup keterampilan lain seperti identifikasi dan kemampuan
mencari, memilih, mengevaluasi, mengatur, dan mempertimbangkan alternatif serta menafsirkan informasi.
Seseorang harus mampu menemukan berbagai solusi dari berbagai sudut pandang, dalam menyelesaikan
permasalahan yang kompleks. Pemecahan masalah memerlukan kerjasama tim, kolaborasi yang efektif dan kreatif
dari guru dan siswa untuk mampu melibatkan teknologi, dan menangani informasi dalam jumlah besar, mampu
58Etistika Yuni Wijaya; Dwi Agus Sudjimat; Amat Nyoto,Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)| 16
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
pokok bahasan, mengidentifikasi sumber informasi dan strategi yang diperlukan untuk mengatasi
masalah.
Guru di 21stAbad bukanlah guru yang mahir dalam setiap topik dalam kurikulum, namun harus ahli
dalam mencari tahu bersama siswanya, tahu bagaimana melakukan sesuatu, tahu bagaimana mengetahui
sesuatu atau bagaimana menggunakan sesuatu untuk melakukan sesuatu yang baru. Untuk itu desain
pembelajaran yang baik mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki kreativitas yang
Kesimpulan
Pembelajaran bahasa Arab tidak boleh hanya terjadi di dalam kelas dan tidak berhenti setelah
siswa meninggalkan sekolah. Jadi, kolaborasi materi, media, metode dan evaluasi yang baik menjadi
kata kunci keberhasilan pembelajaran bahasa Arab. Untuk memberikan interaksi antara pembelajar
bahasa dan guru diperlukan materi yang kontekstual agar mempunyai makna bagi siswa,
penggunaan teknologi juga memudahkan penyampaian materi dan memperluas pengalaman siswa,
pembelajaran kolaboratif dapat melatih kerjasama antar siswa, sehingga digunakan evaluasi
penilaian yang autentik secara menyeluruh. baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang
abad mana yang lebih optimal. Kontribusi ilmiah dalam penelitian ini tentang desain
pembelajaran bahasa Arab pada tingkat SMA. Kemudian peneliti merekomendasikan kepada
peneliti lain untuk menerapkan desain pembelajaran bahasa Arab di kelas dengan metode
penelitian yang lain, sehingga terdapat temuan baru mengenai kelanjutan penelitian ini.
Pengakuan
Makalah ini dan penelitian di baliknya tidak akan mungkin terwujud tanpa dukungan luar
biasa dari pembimbing kami, Prof. Ainin. Antusiasme, pengetahuan, dan perhatiannya terhadap detail
telah menginspirasi dan menjaga karya kami tetap pada jalurnya dari konsep pertama hingga konsep
Referensi
Abdul Wahab, Muhbib, „Standarisasi Kurikulum Pendidikan Bahasa Arab Di Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam Negeri',Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan
Kebahasaaraban, 3.1 (2016), 32–51 <https://doi.org/10.15408/a.v3i1.3187>
17 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
Chamot, Anna, „Permasalahan dalam Penelitian dan Pengajaran Strategi Pembelajaran Bahasa‟,
Jurnal Elektronik Pengajaran Bahasa Asing, 1.1 (2004), 14–26
Etistika Yuni Wijaya; Dwi Agus Sudjimat; Amat Nyoto,Transformasi Pendidikan Abad
21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global, 2016,SAYA
Freeman, Ie May, D Ed, dan E Alosta Ave, „Kecakapan Hidup untuk Pembelajar Abad 21‟, 3.10
(2016), 49–52
Griffiths, Carol, dan Rebecca L. Oxford, „Pemandangan Abad Kedua Puluh Satu
Strategi Pembelajaran Bahasa: Pengantar Edisi Khusus Ini',Sistem, 43.1 (2014),
1–10 <https://doi.org/10.1016/j.system.2013.12.009>
Halverson, Andy, „21 St Century Skills dan “4C” dalam Bahasa Inggris
Ruang Kelas oleh Andy Halvorsen‟,Institut Bahasa Inggris Amerika, 2018, 0–4
Han, Yiting, „Menjelajahi Multimedia, Pembelajaran Seluler, dan Pembelajaran Berbasis Tempat di
Pendidikan Linguakultural‟,Pembelajaran dan Teknologi Bahasa, 23.3 (2019), 29–38
Hung, Hsiu-ting, Yu-fang Lu, dan Hui-chin Yeh, „Emerging Technologies for Education
- Simposium Internasional Pertama, {SETE} 2016, Diselenggarakan bersamaan
dengan {ICWL} 2016, Roma, Italia, 26-29 Oktober 2016, Revisi Selected Papers‟,
Penerbitan Internasional Springer AG 2017, 10108 (2017), 225–39 <https://
doi.org/10.1007/978-3-319-52836-6>
Ibrahim, Izyan Safira, dan Nor Hafizah Adnan, „Divisi Prestasi Tim Mahasiswa
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)| 18
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
Jia, Yanli, „Review Inovasi dalam Membalikkan Kelas Bahasa: Teori dan
Praktik', 24.1 (2020), 58–61
Kern, Richard, „Teknologi sebagai Pharmakon: Janji dan Bahaya Internet bagi
Pendidikan Bahasa Asing‟,Jurnal Bahasa Modern, 98.1 (2014), 340–57 <https://
doi.org/10.1111/j.1540-4781.2014.12065.x>
Lim, Matthew Toh Loy, Masitah Shahrill, Lawrence Mundia, Khairul Amilin Tengah,
Abby Tan, dan Mar Aswandi Mahadi, „Pendekatan Alternatif Pengajaran:
Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Pembagian Prestasi Tim Siswa di
Tingkat Perguruan Tinggi Pertama',Surat Sains Tingkat Lanjut, 22.5–6 (2016), 1725–
29 <https://doi.org/10.1166/asl.2016.6748>
Marashi, Hamid, dan Padideh Dibah, „Pengaruh Komparatif Penggunaan Kompetitif dan
Pembelajaran Kooperatif pada Kemahiran Lisan Pelajar EFL Introvert dan
Ekstrovert Iran',Jurnal Pengajaran dan Penelitian Bahasa, 4.3 (2013), 545–56
<https://doi.org/10.4304/jltr.4.3.545-556>
Miller, C., & Ahmad, Y, „Kolaborasi dan Kemitraan: Respon Efektif terhadap
Kompleksitas dan Fragmentasi atau Solusi yang Dibangun di Atas Pasir?‟,Jurnal Internasional
Sosiologi dan Kebijakan Sosial, 20 (2000)
19 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
Muhammad Afif Amrulloh, Reni Puspita, Metode 'Qawa'id Wa Tarjamah dan Penyortiran Kartu
Strategi Pembelajaran Shorof di Pondok Pesantren Modern Madinah‟,Jurnal
Internasional Pengajaran Bahasa Arab, 1.1 (2019), 1–13
Musa, Faridah, Norlaila Mufti, Rozmel Abdul Latiff, dan Maryam Mohamed Amin,
„Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL): Menanamkan Soft Skill di Tempat Kerja
Abad 21',Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku, 59.2006 (2012), 565–73 <https://
doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.315>
Nair, Subadrah Madhawa, dan Mogana Sanai, „Pengaruh Penggunaan Metode Stad
(Pendekatan Pembelajaran Kooperatif) dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis
Deskriptif Siswa‟,Jurnal Internasional Pendidikan dan Praktek, 6.4 (2018), 239–52
<https://doi.org/10.18488/journal.61.2018.64.239.252>
Norahmi, Maida, „Jurnal Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing Guru Abad 21:
Perspektif Siswa, 7.1 (2017), 77–96
Portelli, John P., 'Tantangan Mengajar untuk Berpikir Kritis',Jurnal McGill dari
Pendidikan, 29.2 (1994), 137–52
Richards, Jack C, dan Ted Rodgers, 'Metode: Pendekatan Desain, dan Prosedur',Tesol
Triwulanan, 16.2 (2010), 153–68
Rusdin, Norazlin Mohd, ’Kesiapan Guru’ dalam Melaksanakan Pembelajaran Abad 21’,
Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial, 8.4 (2018),
1293–1306 <https://doi.org/10.6007/ijarbss/v8-i4/4270>
Sarica, Gulcin Nagehan, dan Nadire Cavus, „Tren Baru dalam Bahasa Inggris Abad 21
Sedang belajar",Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku, 1.1 (2009), 439–45 <https://
doi.org/10.1016/j.sbspro.2009.01.079>
Shohamy, Elana, „Faktor Kontekstual dan Pedagogis untuk Pembelajaran dan Pemeliharaan
Bahasa Yahudi di Amerika Serikat',Jurnal Pendidikan Yahudi, 65.3 (1999), 21–29
<https://doi.org/10.1080/0021624990650307>
Sipayung, Hani Diana, Ridwan Abdullah Sani, dan Wawan Bunawan, „Kolaboratif
Pertanyaan Untuk Keterampilan 4C‟, 200.Aisteel (2018), 440–45 <https://doi.org/10.2991/
aisteel-18.2018.95>
Amerika Serikat, Amerika, dan Penduduk Asli Amerika, „Bahasa, Keanekaragaman, dan Pembelajaran: Pelajaran untuk
Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)| 20
Desain Arab…. | Suci Ramadhanti Febriani, Wildana Wargadinata, Syuhadak, Faisal Mahmoud Adam Ibrahim
Suzuki, Yuichi, Tatsuya Nakata, dan Robert Dekeyser, „Mengoptimalkan Bahasa Kedua
Praktek di Kelas: Perspektif dari Psikologi Kognitif',Jurnal Bahasa Modern,
103.3 (2019), 551–61 <https://doi.org/10.1111/modl.12582>
Taguchi, Naoko, Berbicara “Secara Kontekstual”: Survei Pembelajaran Pragmatis di Luar Negeri, di
Kelas, dan Online‟,Sistem,48(2015),3–20
<https://doi.org/10.1016/j.system.2014.09.001>
21 | Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, 12 (1): 1-21 (2020)