Strategi Belajar Mengajar Berbasis Multiple Intelligences Said Subhan P
Strategi Belajar Mengajar Berbasis Multiple Intelligences Said Subhan P
Abstrak
Kajian penelitian ini, kami mengetahui bahwa, strategi belajar mengajar berbasis multiple
intelligences merupakan strategi yang dapat menggali kemampuan yang tersembunyi, yang ada
pada masing-masing peserta didik. Dan strategi ini dapat membantu guru pada saat mengajar
didalam kelas.Pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI) pada prakteknya adalah
memacu kecerdasan yang menonjol pada diri peserta didik seoptimal mungkin, dan berupaya
mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah
atau lembaga.Selain itu, pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI), adalah suatu upaya
mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (peserta didik) untuk
mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.
.
Kata Kunci: Strategi, belajar mengajar, multiple intelligences
Pendahuluan
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki
strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan.1
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis
dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.Di dalam proses
belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode
mengajar.
Salah satu masalah yang yang sering terjadi didalam kelas adalah masalah
kurangnya metode dan strategi yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Dimana,
kita lihat kenyataan/fakta sekarang masih banyak guru yang mengajar dan menjelaskan
teori saja, dan siswanya hanya diberi tugas untuk menghafal materi yang telah dijelaskan,
tidak memperhatikan atau menanyakan apakah siswanya sudah mengerti dengan materi
atau tidak.
Otak peserta didiknya hanya dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
materi yang telah guru itu berikan tanpa dituntut untuk memahami materi yang telah
dijelaskan dan menghubungkannya dengan kehidupan siswanya sehari-hari. Akibatnya
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Pramedia Group, 2016), h. 2.
Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼85
? pada saatpeserta didiktelah lulus dari sekolah, mereka hanya pintar dalam teori, tetapi
mereka tidak mampu melaksanakan dalam kehidupan mereka sendiri.
Kita lihat juga pada pengalaman kita, masih ada dosen yang terus-menerus hanya
menjelaskan. Sehingga masih banyak mahasiswa yang bosan dan mengantuk ketika
mendengarkan penjelasan dari dosen tersebut sehingga membuatmahasiswatidak konsen
dan sungguh-sungguh mendengarkan apa yang dijelaskan dan membuat kami juga tidak
memahami apa yang telah dijelaskan.
Dari uraian diatas, solusinya ialah guru harus mempersiapkan terlebih dahulu
strategi apa yang sesuai untuk dipakai dalam proses pembelajaran, yaitu dengan
menganalisis, kira-kira strategi apa yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didiknya. Salah satu strategi yang dapat digunakan guru dalam proses
pembelajaran yaitu strategi berbasis Multiple Intelligences. Dimana dalam strategi ini,
peserta didik mulai sejak dini sudah diberi wawasan, kegiatan, orientasi yang merupakan
bentuk lingkungan agar mereka dapat mengembangkan diri sesuai dengan nilai-nilai yang
ada diluar sekolah. Selain itu strategi ini, disesuaikan dengan gaya belajar siswa, sehingga
peserta didik akan mudah menangkap/mengerti dengan materi yang diajarkan oleh guru.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan library reasearch merupakan penampilan argumentasi
penalaran keilmuan yang memaparkan hasil analisis dokumen atau analisis pustaka
dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah atau topik kajian. Penelitian jenis
ini berisi suatu topik yang memuat beberapa gagasan atau proposisi yang berkaitan,
yang harus didukung dengan data yang diperoleh dari sumber pustaka
Penelitian pustaka bersumber bahan kajian dapat berupa artefak, jurnal
penelitian, disertasi, tesis, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar,
diskusi ilmiah, internet atau dokumen-dokumen yang diterbitkan secara resmi oleh
pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Dokumen atau bahan-bahan pustaka harus
dibahas secara kritis dan mendalam dalam rangka mendukung gagasan atau proposisi
untuk menghasilkan kesimpulan dan saran.
Pembahasan
1. Pengertian Strategi BelajarMengajar Berbasis Multiple Intelligences
a. Pengertian Strategi BelajarMengajar
Jika dicermati, pengertian strategi pembelajaran ada tiga unsur yang
perlu kita pahami bersama, yakni istilah strategi, belajar dan pembelajaran.
Istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Stratregi
berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti “ jenderal” atau “panglima”,
sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan.2
Pengertian strategi tersebut kemudian diterapkan dalam dunia
pendidikan, yang dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk embawakan
pengajaran dikelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang ditetapkan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.Strategi belajar mengajar adalah urutan
kegiatan yang sistematik dan pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
2
Nunuk Suryani Dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yokyakarta: Penerbit Ombak,
2012), h.1.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼86
3
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 5.
4
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences, (Bandung: Nuansa Cindekia, 2012), h.5.
5
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences., h. 13
6
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences., h. 16.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼87
7
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences., h. 21.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼88
memakai kunci nada yang tepat dan mampu mengingat serta secara vocal, dapat
memproduksi melodi.
Peserta didik yang memiliki jenis kecerdasanini akan mudah mengerti
penjelasan guru, apabila belajar sambil mendengarkan musik.Kecerdasan jenis
ini juga terdapat pada Komposer, konduktor, musisi, kritikus, pembuat alat
musik, dan pendengar musik. Jika dihubungkan pada proses pembelajaran.
e. Kecerdasan Badani (Kinestetik)
Kecerdasan Badani (Kinestetik) yaitu: orang yang memiliki kecerdasan
jenis ini memproses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan
mereka. Mereka tidak suka diam dan ingin bergerak terus, mengerjakan sesuatu
dengan tangan atau kakinya, dan berusaha menyentuh orang yang diajak bicara.
Peserta didik yang memiliki kecerdasan jenis ini akan mudah mengerti
apabila mereka sendiri yang mempraktekkan. Misalnya materi tentang tata cara
shalat, siswa jenis kecerdasan ini akan memahami dan mengingat materi yang
diajarkan, apabila mereka sendiri mempraktekkan tata cara shalat tersebut.
Kecerdasan jenis ini terdapat pada Atlet, penari, ahli bedah dan seniman.
f. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal yaitu: orang yang mempunyai kecerdasan ini
menyukai dan menikmati bekerja secara berkelompok, belajar sambil
berinteraksi dan bekerja sama, juga kerap merasa senang bertindak sebagai
penengah atau mediator dalam perselisihan dan pertikaian baik disekolah
maupun dirumah.
Peserta didik yang memiliki kecerdasan seperti ini, gaya belajarnya yaitu
lebih mengerti materi yang dijelaskan apabila dia bekerja secara
kelompok.Kecerdasan ini terdapat pada Guru, pekerja sosial, artis atau politisi
yang sukses.8
g. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan Intrapersonal yaitu: kecerdasan ini tercermin dalam
kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah kecerdasan yang
memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan dan pilihannya
sendiri. Orang dengan kecerdasan ini memiliki rasa percaya diri yang besar serta
senang sekali bekerja berdasarkan program sendiri dan hanya dilakukan
sendirian. Kecerdasan jenis ini terdapat pada Agamawan, ahli psikologi dan ahli
filsafat.Selain itu, peserta didik yang memiliki kemampuan ini lebih suka belajar
sendiri dari pada belajar kelompok.
Biasanya peserta didik yang memiliki kecerdasan seperti ini, akan senang
mengerjakan tugasnya secara individu. Artinya dia senang dengan hasil kerjanya
sendiri tanpa bantuan orang lain atau kelompok lain. kecerdasan ini antonimnya
dari peserta didik yang memiliki kecerdasan jenis interpersonal (bekerja
kelompok).
8
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences., h. 26.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼89
9
http://www.biologimu.com/2015/03/multiple-intelligence.html, Diakses Tanggal 03April 2017.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼90
riang, menangis
sedih, dll
10
https://wisnuskom.blogspot.co.id/2013/12/teori-kecerdasan-ganda-multiple.html, Diakses
Tanggal12 April 2017.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼91
dengan strategi yang demikian. Hal ini tentu saja keliru. Apabila kita menginginkan
siswa terampil menggunakan alat tertentu, katakanlah terampil menggunakan
termometer sebagai alat pengukur suhu badan, tidak mungkin menggunakan strategi
penyampaian (bertutur). Untuk mencapai tujuan yang demikian, siswa harus
berpraktik secara langsung.11
Jadi dapat kami pahami bahwa, untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
yang maksimal maka sebaiknya kita menggunakan strategi penyampaian yang sesuai
atau cocok dalam kegiatan pembelajaran itu sendiri. Misalnya dalam penyampaian
materi shalat tidak mungkin strategi penyampaiannya hanya menggunakan metode
ceramah pasti peserta didik akan bosan, sebaiknya dibarengi dengan praktek agar
peserta didik dapat mengerti yang mereka lakukan. Maka tujuan pembelajarannya
akan tercapai sesuai harapan.
b. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah
berbuat, memperboleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang di harapkan.
Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktifitas siswa.12
Jadi dapat kami pahami bahwa, dalam memilih strategi pembelajaran kita
harus bisa memilih strategi yang pas dengan karakeristik/kebutuhan peserta didik,
agar pembelajaran akan lebih efektif, karena dalam menyampaikan materi
pembelajaran itu bukan sekedar hanya menyampaikan saja, melainkan kita harus
mampu membuat peserta didik paham dan mengerti apa yang kita sampaikan agar
mereka bisa mengingat dan menguasainya dengan baik. Selain itu guru harus
menggunakan strategi belajar mengajar yang dapat mendorong peserta didik untuk
beraktivitas pada saat proses pembelajaran didalam kelas.
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun
kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai
adalah perubahan perilaku setiap siswa.
Jadi dapat kami pahami bahwa, dalam proses pembelajaran kita sebaiknya
menyampaikan materi, bukan hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran
itu, melainkan kita harus mempunyai cara untuk membuat peserta didik senang
dengan cara kita mengajar, agar peserta didik dapat mengerti dengan baik apa yang
kita sampaikan. Di samping itu, kita juga harus mampu mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, agar lebih menyenangkan. Misalnya
dalam menyampaikan perilaku-perilaku terpuji, nah dari situ peserta didik akan
mulai memahami, dan mereka akan mengamalkan atau mengikuti hal-hal positif dari
yang kita sampaikan.
d. Integritas
Mengajar harus di pandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi
siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan
tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh
11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 131.
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,., h. 132.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼92
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,., h. 133.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼93
c) Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh
potensi peserta didik. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang
manakala peserta didik terbebas dari rasa takut dan menegangkan.14
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa
terbebas dari rasa takut dan menegangkan.Kenapa dikatakan proses pembelajaran
adalah proses pengembangan potensi, karena didalam proses pembelajaran dapat
memberikan pengetahuan-pengetahuan yang awalnya belum diketahui peserta didik
menjadi tahu dan dari proses pembelajaran dapat diketahui potensi atau kemampuan
siswa sesuai dengan kemampuan peserta didik.
d) Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang kerja otak secara
maksimal.
Artinya bahwa, guru harus mempersiapkan strategi mengajar yang dapat
menantang peserta didik untuk berfikir, misalnya guru mengajukan pertanyaan yang
dapat membuat peserta didik itu berfikir keras untuk mencari tahu jawaban dari
pertanyaan tersebut.
e) Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.
Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh
karena itu, untuk membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas
guru dalam setiap proses pembelajaran.15
Dari uraian diatas, dapat diartikan bahwa strategi yang digunakan guru itu,
harus dapat mendorong atau memotivasi peserta didik untuk belajar. Misalnya
dengan menggunakan strategi yang membuat peserta didik merasa senang seperti
bermain, sehingga peserta didik, terdorong untuk belajar dan aktif didalam proses
pembelajaran.
Dapat disimpulkan,prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam
konteks standar proses pendidikan harus memenuhi keempat kriteria yang telah ada,
dimana seorang guru harus memilih strategi yang sesuai dengan prinsip-prinsip
dalam melakukan proses pembelajaran agar pembelajaran yang kita lakukan berjalan
dengan efektif dan efesien.
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,., h. 134.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,., h. 135.
16
http://meilina-jasmine.blogspot.co.id/2011/12/aplikasi-teknologi-pendidikan-dalam.html,
Diakses Tanggal 25 April 2017.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼94
Selain itu, pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI), adalah suatu upaya
mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk
mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.Artinya, bahwa
pembelajaran multiple intelligences yaitu, pembelajaraan yang mengacu pada pemikiran
peserta didik, yang secara optimal kita ketahui mengenai pemikiraan para peserta didik
Simpulan
17
https://kirimtugas.wordpress.com/2014/05/12/strategi-pembelajaran-berbasis-multiple-
intelligence/, Diakses Tanggal 25 April 2017.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼95
Maksudnya adalah strategi ini akan membantu guru, agar bisa membuat anak didiknya
akan mudah memahami materi yang dijelaskan dan membuat jalannya proses
pembelajaran menjadi efektif. Sebab strategi belajar-mengajar dan multiple intelligences
ini menggunakan startegi yang sesuai dengan gaya belajar dan kecerdasan siswanya.
Daftar Pustaka
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)