Anda di halaman 1dari 12

Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.

1, Februari 2020, 1-16


JCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5
ISSN: 1978-1520 ◼ 84

Strategi Belajar Mengajar Berbasis Multiple Intelligences


1
Said Subhan Posangi

¹Dosen Pascasarjana IAIN Sultan Amai Gorontalo


email: 1saidsubhan70@iaingorontalo.ac.id

Abstrak
Kajian penelitian ini, kami mengetahui bahwa, strategi belajar mengajar berbasis multiple
intelligences merupakan strategi yang dapat menggali kemampuan yang tersembunyi, yang ada
pada masing-masing peserta didik. Dan strategi ini dapat membantu guru pada saat mengajar
didalam kelas.Pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI) pada prakteknya adalah
memacu kecerdasan yang menonjol pada diri peserta didik seoptimal mungkin, dan berupaya
mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah
atau lembaga.Selain itu, pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI), adalah suatu upaya
mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (peserta didik) untuk
mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.
.
Kata Kunci: Strategi, belajar mengajar, multiple intelligences

Pendahuluan
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki
strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan.1
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis
dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.Di dalam proses
belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode
mengajar.
Salah satu masalah yang yang sering terjadi didalam kelas adalah masalah
kurangnya metode dan strategi yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Dimana,
kita lihat kenyataan/fakta sekarang masih banyak guru yang mengajar dan menjelaskan
teori saja, dan siswanya hanya diberi tugas untuk menghafal materi yang telah dijelaskan,
tidak memperhatikan atau menanyakan apakah siswanya sudah mengerti dengan materi
atau tidak.
Otak peserta didiknya hanya dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
materi yang telah guru itu berikan tanpa dituntut untuk memahami materi yang telah
dijelaskan dan menghubungkannya dengan kehidupan siswanya sehari-hari. Akibatnya

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Pramedia Group, 2016), h. 2.

Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼85

? pada saatpeserta didiktelah lulus dari sekolah, mereka hanya pintar dalam teori, tetapi
mereka tidak mampu melaksanakan dalam kehidupan mereka sendiri.
Kita lihat juga pada pengalaman kita, masih ada dosen yang terus-menerus hanya
menjelaskan. Sehingga masih banyak mahasiswa yang bosan dan mengantuk ketika
mendengarkan penjelasan dari dosen tersebut sehingga membuatmahasiswatidak konsen
dan sungguh-sungguh mendengarkan apa yang dijelaskan dan membuat kami juga tidak
memahami apa yang telah dijelaskan.
Dari uraian diatas, solusinya ialah guru harus mempersiapkan terlebih dahulu
strategi apa yang sesuai untuk dipakai dalam proses pembelajaran, yaitu dengan
menganalisis, kira-kira strategi apa yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didiknya. Salah satu strategi yang dapat digunakan guru dalam proses
pembelajaran yaitu strategi berbasis Multiple Intelligences. Dimana dalam strategi ini,
peserta didik mulai sejak dini sudah diberi wawasan, kegiatan, orientasi yang merupakan
bentuk lingkungan agar mereka dapat mengembangkan diri sesuai dengan nilai-nilai yang
ada diluar sekolah. Selain itu strategi ini, disesuaikan dengan gaya belajar siswa, sehingga
peserta didik akan mudah menangkap/mengerti dengan materi yang diajarkan oleh guru.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan library reasearch merupakan penampilan argumentasi
penalaran keilmuan yang memaparkan hasil analisis dokumen atau analisis pustaka
dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah atau topik kajian. Penelitian jenis
ini berisi suatu topik yang memuat beberapa gagasan atau proposisi yang berkaitan,
yang harus didukung dengan data yang diperoleh dari sumber pustaka
Penelitian pustaka bersumber bahan kajian dapat berupa artefak, jurnal
penelitian, disertasi, tesis, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar,
diskusi ilmiah, internet atau dokumen-dokumen yang diterbitkan secara resmi oleh
pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Dokumen atau bahan-bahan pustaka harus
dibahas secara kritis dan mendalam dalam rangka mendukung gagasan atau proposisi
untuk menghasilkan kesimpulan dan saran.

Pembahasan
1. Pengertian Strategi BelajarMengajar Berbasis Multiple Intelligences
a. Pengertian Strategi BelajarMengajar
Jika dicermati, pengertian strategi pembelajaran ada tiga unsur yang
perlu kita pahami bersama, yakni istilah strategi, belajar dan pembelajaran.
Istilah strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Stratregi
berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti “ jenderal” atau “panglima”,
sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan.2
Pengertian strategi tersebut kemudian diterapkan dalam dunia
pendidikan, yang dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk embawakan
pengajaran dikelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang ditetapkan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.Strategi belajar mengajar adalah urutan
kegiatan yang sistematik dan pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam

2
Nunuk Suryani Dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yokyakarta: Penerbit Ombak,
2012), h.1.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼86

perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah


digariskan.3
Berdasarkan uraian diatas kami memahami bahwa, strategi merupakan
kegiatan yang harus disiapkan oleh guru sebelum memulai proses
pembelajaran, sebab keadaan kelas itu, tidak selamanya berada dalam keadaan
yang tenang, pasti seiring berjalannya waktu, keadaan kelaspun menjadi ribut,
nah disini guru harus memiliki strategi agar suasana kelas tetap tenang dan
peserta didik tetap akan fokus memperhatikan guru yang sedang menjelaskan
didepan kelas.
b. Pengertian Multiple Intelligences
Multiple Intelligences juga diartikan sebagai Kecerdasan
Majemuk.Kecepatan majemuk adalah salah satu perkembangan paling penting
dan menjanjikan dalam pendidikan dewasa ini. Teori KM berdasarkan atas
karya Howard Gardner, pakar sikologi perkembangan, yang berupaya
menciptakan teori baru tentang pengetahuan sebagai bagian dari karyanya di
Universitas Harvard.4 Kecerdasan majemuk juga merupakan validasi tertinggi
gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting.5
Dari uraian diatas, kami memahami bahwa kecerdasan majemuk ini
merupakan kecerdasan yang ada pada peserta didik, dan setiap individu
memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.
c. Pengertian Strategi Belajar Mengajar Berbasis Multiple Intelligences
Dari pengertian strategi belajar mengajar dan multiple intelligences.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa strategi belajar-mengajar berbasis multiple
intelligences (kecerdasan ganda) adalah pemandu atau acuan bagi kita untuk
mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efesien. Maksudnya adalah
strategi ini akan membantu guru, agar bisa membuat anak didiknya akan mudah
memahami materi yang dijelaskan dan membuat jalannya proses pembelajaran
menjadi efektif. Sebab strategi belajar-mengajar dan multiple intelligences ini
menggunakan startegi yang sesuai dengan gaya belajar dan kecerdasan
siswanya.
Kita ketahui bahwa, setiap individu, pasti memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, Oleh karena itu, kelak kita akan menjadi guru, kita harus memiliki
data tentang gaya belajar siswanya masing-masing. Sehinggabisa menyesuaikan
strategi dan gaya mengajar kita dengan gaya belajar siswasertasesuai dengan
macam/jenis kecerdasan siswanya.

2. Jenis-jenis Multiple Intelligences


Ada tujuh kecerdasan yang diidentifikasi oleh gardner adalah:6
a. Kecerdasan Linguistik (berkaitan dengan bahasa)
Kecerdasan linguistik yaitu: setiap orang mampu berkata-kata dapat
dikatakan memiliki kecerdasan tersebut dalam beberapa level. Orang yang

3
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 5.
4
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences, (Bandung: Nuansa Cindekia, 2012), h.5.
5
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences., h. 13
6
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences., h. 16.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼87

memiliki kecerdasan ini juga memiliki keterampilan auditori (berkaitan dengan


pendengaran) yang sangat tinggi.
Biasanya peserta didik yang memiliki kecerdasan seperti ini itu suka
belajar dengan cara mendengar.Artinya bahwa, hanya dengan mendengarkan
penjelasan dari guru peserta didik yang memiliki kecerdasan ini akan mudah
memahami materi yang dijelaskan oleh guru tersebut.
Selain itu, penyair merupakan contoh orang yang memiliki jenis
kecerdasan seperti ini, selain itukemampuan sepertiini dapat kita temukan pada
orang yang menyukaipermainan teka-teki silang/pecandu permainan Scrabble,
dan juga terdapat pada seorang pengarang, novelis dan jurnalis.
b. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis (matematis) yaitu: biasanya orang yang memiliki
kecerdasan seperti ini suka bekerja dengan cara yang berhubungan dengan
angka-angka dan bilangan serta data-data, seperti: mengumpulkan, dan
mengorganisasi, menghitung, menganalisis serta menyimpulkan. Contohnya
terdapat pada ilmuwan, ahli matematika, akuntan, insiyur, dan programing
komputer.
Biasanya peserta didik yang memiliki kecerdasan seperti ini, lebih suka
belajar matematika, fisika, dan kimia. Peserta didik juga akan cenderung lebih
pintar dalam hal perhitungan.
c. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial yaitu: kemampuan untuk membentuk dan
menggunakan model mental. Orang yang memiliki kecerdasan ini suka berpikir
dalam atau dengan gambar dan mereka mudah belajar dan cepat mengerti
melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video, dan peragaan yang
menggunakan model dan slaid. Mereka suka menggambar, melukis, atau
mengukur apa saja yang ada dikepala mereka dan sering mangaplikasikan
suasana serta perasaan yang ada dikepala dan didalam hatinya melalui seni.
Biasanya siswa yang memiliki kecerdasan seperti ini, mereka tidak
mudah mengerti jika mereka hanya mendengarkan penjelasan gurunya saja,
tetapi mereka akan lebih mudah mengerti, apabila mereka bisa melihat secara
langsung apa yang sedang dijelaskan terkait dengan materi yang diajarkan.
Misalnya, materi tentang tata cara shalat, peserta didik yang memiliki gaya
belajar jenis kecerdasan spasial ini, akan mengerti jika guru tersebut
memperlihatkan bagaimana tata cara shalat, contohnya melaluipemutaran video
atau menampilkan gambar, yang terkait dengan materi tata cara shalat.
Orang yang memiliki kemampuan seperti inijuga ada pada seorangPilot,
pelaut, pemahat, pelukis dan arsitek.7
d. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal yaitu: orang yang mempunyai kecerdasan jenis ini
sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan dan juga musik. Mereka
sering bernyanyi, bersiul atau bersenandung ketika melakukan aktivitas lain.
Mereka gemar mendengar musik, mungkin mengoleksi kaset/CD lagu, serta bisa
dan kerap memainkan satu instrumen musik. Mereka bernyanyi dengan

7
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences., h. 21.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼88

memakai kunci nada yang tepat dan mampu mengingat serta secara vocal, dapat
memproduksi melodi.
Peserta didik yang memiliki jenis kecerdasanini akan mudah mengerti
penjelasan guru, apabila belajar sambil mendengarkan musik.Kecerdasan jenis
ini juga terdapat pada Komposer, konduktor, musisi, kritikus, pembuat alat
musik, dan pendengar musik. Jika dihubungkan pada proses pembelajaran.
e. Kecerdasan Badani (Kinestetik)
Kecerdasan Badani (Kinestetik) yaitu: orang yang memiliki kecerdasan
jenis ini memproses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan
mereka. Mereka tidak suka diam dan ingin bergerak terus, mengerjakan sesuatu
dengan tangan atau kakinya, dan berusaha menyentuh orang yang diajak bicara.
Peserta didik yang memiliki kecerdasan jenis ini akan mudah mengerti
apabila mereka sendiri yang mempraktekkan. Misalnya materi tentang tata cara
shalat, siswa jenis kecerdasan ini akan memahami dan mengingat materi yang
diajarkan, apabila mereka sendiri mempraktekkan tata cara shalat tersebut.
Kecerdasan jenis ini terdapat pada Atlet, penari, ahli bedah dan seniman.
f. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal yaitu: orang yang mempunyai kecerdasan ini
menyukai dan menikmati bekerja secara berkelompok, belajar sambil
berinteraksi dan bekerja sama, juga kerap merasa senang bertindak sebagai
penengah atau mediator dalam perselisihan dan pertikaian baik disekolah
maupun dirumah.
Peserta didik yang memiliki kecerdasan seperti ini, gaya belajarnya yaitu
lebih mengerti materi yang dijelaskan apabila dia bekerja secara
kelompok.Kecerdasan ini terdapat pada Guru, pekerja sosial, artis atau politisi
yang sukses.8
g. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan Intrapersonal yaitu: kecerdasan ini tercermin dalam
kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah kecerdasan yang
memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan dan pilihannya
sendiri. Orang dengan kecerdasan ini memiliki rasa percaya diri yang besar serta
senang sekali bekerja berdasarkan program sendiri dan hanya dilakukan
sendirian. Kecerdasan jenis ini terdapat pada Agamawan, ahli psikologi dan ahli
filsafat.Selain itu, peserta didik yang memiliki kemampuan ini lebih suka belajar
sendiri dari pada belajar kelompok.
Biasanya peserta didik yang memiliki kecerdasan seperti ini, akan senang
mengerjakan tugasnya secara individu. Artinya dia senang dengan hasil kerjanya
sendiri tanpa bantuan orang lain atau kelompok lain. kecerdasan ini antonimnya
dari peserta didik yang memiliki kecerdasan jenis interpersonal (bekerja
kelompok).

8
Julia Jasmine,Metode Mengajar Multiple Intelligences., h. 26.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼89

Contoh aplikasi multiple intelligences dan gaya belajar anak di lingkungan


keluarga.9
Multiple Visual Audiotorial Kinestetik
Intelligences
Kecerdasan Bahasa Anak mengamati Sering mengajak Saat mengajar kata
(Linguistic cara orang tua anak tertentu, arahkan
intelligence) menyebutkan suatu bercerita/ngobrol tangan anak
kata tertentu memegang benda
tersebut
Kecerdasan Logika- Menunjukkan Bercerita pada Menyebut angka 1,
Matematika gambar-gambaranak bahwa gajah 2, 3, sambil
(Logical- bentuk sederhana
memiliki badan membantu
Mathematic seperti kotak,
yang lebih besar mengangkat tangan
Intelligence) lingkaran, dll.
dibandingkan anak sebanyak angka
kelinci yang disebutkan
Kecerdasan Menyanyikan lagu Sering Mengajak anak
Musikal (Musical sambil memperdengarkan bernyanyi sambil
Intelligence) menunjukkan musik dan lagu. menggerakkan
ekspresi dan tangannya mengikuti
gerakan yang irama lagu
sesuai dengan
irama
Kecerdasan Minta anak untuk Beri instruksi pada Melatih anak
Kinestetis meraih mainannya anak untuk menjaga
menggerakan keseimbangan saat
badannya mulai belajar
mengikuti irama berjalan.
lagu.
Kecerdasan Visual- Menunjukkan Bercerita pada Melatih anak belajar
Spasial gambar-gambar anak tentang ciri- berjalan dan mulai
pada anak. ciri fisik dari mengeksplorasi
Memutar letak jerapah ruangan kamarnya
tidur anak ke arah
yang berbeda-beda
Kecerdasan Sering mengajak Meminta kakek, Membiarkan anak
Interpersonal anak jalan-jalan ke nenek, atau menyentuh kakek,
(Interpersonal taman, sehingga saudara lainnya nenek, dan teman-
Intelligence) bisa bertemu orang untuk juga temannya, serta
banyak mengajak anak bermain bersama-
ngobrol sama
Kecerdasan Membiarkan Membacakan Memeluk untuk
Intrapersonal anakmengamati suatu cerita menenangkan anak
(Intrapersonal berbagai macam tertentu pada anak saat ia sedang
Intelligence) ekspresi emosi, merasa takut dan
seperti tertawa sakit

9
http://www.biologimu.com/2015/03/multiple-intelligence.html, Diakses Tanggal 03April 2017.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼90

riang, menangis
sedih, dll

3. Kecerdasan Ganda/majemuk dan Perubahan Paradigmatik Pembelajaran

Teori MI melahirkan suatu paradigma baru dalam penyelenggaraan kegiatan


pembelajaran.10

a. Perubahan pola pikir para guru.


Pola pikir yang dimaksudadalah para guru harus berpikir bahwa tidak ada peserta
didik yang bodoh di dalam kelas, apalagi memiliki pikiran bahwa sebagian siswa cerdas,
yang lain sedang-sedang saja, dan yang lainnya tidak cerdas. Jadi guru harus memandang
bahwa pada dasarnya semua siswa adalah cerdas, cerdas dalam aspek yang berbeda-beda.
Dari uraian diatas, kami memahami bahwa, sebagai guru kita harus berfikir
bahwa, semua peserta didik yang kita ajar, semuanya pintar dan memiliki kemampuan,
tidak ada yang bodoh, yang membuat peserta didik pintar ataupun bodoh itu dilihat dari
keinginan peserta didik itu sendiri untuk belajar dan menggali kemampuannya.Jika ada
peserta didik yang tidak pintar didalam kelas, itu bukan berarti peserta didik itu bodoh,
tetapi peserta didik tersebut belum mengeluarkan kemampuannya.

b. Perubahan desain dan strategi pembelajaran.


Berdasarkan asumsi bahwa setiap siswa mempunyai jenis kecerdasan yang
berbeda, jadi guru harus membuat rancangan pembelajaran yang variatif. rancangan
pembelajaran yang variatif tujuannya untuk memberi ruang kepada siswa dengan cara
belajar yang berbeda. Ada siswa yang mudah belajar dengan cara melihat dengan
komposisi warna-warna tertentu, ada yang mudah menangkap dengan cara memberikan
gerakan-gerakan, ada yang dapat denganmendengar atau hanya dengan abstraksi saja.
Berdasarkan hal diatas, kami memahami bahwa, ketika guru akan mendesain atau
merancang metode dan strategi pembelajaran, harus disesuaikan dengan kemampuan dan
gaya belajar peserta didik, artinya dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya
memakai satu metode dan strategi saja, akan tetapi guru harus memakai metode dan
strategi yang bervariasi, agar peserta didik akan mudah memahami dan menguasai materi
yang dijelaskan oleh guru.

PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM


KONTEKS STANDAR PROSES PENDIDIKAN
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua
strategi pembelajaran cocok di gunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua
keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, guru perlu
memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut :
a. Berioentasi pada tujuan
Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan
guru. Guru yang senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi
penyampaian, seakan-akan dia berfikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai

10
https://wisnuskom.blogspot.co.id/2013/12/teori-kecerdasan-ganda-multiple.html, Diakses
Tanggal12 April 2017.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼91

dengan strategi yang demikian. Hal ini tentu saja keliru. Apabila kita menginginkan
siswa terampil menggunakan alat tertentu, katakanlah terampil menggunakan
termometer sebagai alat pengukur suhu badan, tidak mungkin menggunakan strategi
penyampaian (bertutur). Untuk mencapai tujuan yang demikian, siswa harus
berpraktik secara langsung.11
Jadi dapat kami pahami bahwa, untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
yang maksimal maka sebaiknya kita menggunakan strategi penyampaian yang sesuai
atau cocok dalam kegiatan pembelajaran itu sendiri. Misalnya dalam penyampaian
materi shalat tidak mungkin strategi penyampaiannya hanya menggunakan metode
ceramah pasti peserta didik akan bosan, sebaiknya dibarengi dengan praktek agar
peserta didik dapat mengerti yang mereka lakukan. Maka tujuan pembelajarannya
akan tercapai sesuai harapan.

b. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah
berbuat, memperboleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang di harapkan.
Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktifitas siswa.12
Jadi dapat kami pahami bahwa, dalam memilih strategi pembelajaran kita
harus bisa memilih strategi yang pas dengan karakeristik/kebutuhan peserta didik,
agar pembelajaran akan lebih efektif, karena dalam menyampaikan materi
pembelajaran itu bukan sekedar hanya menyampaikan saja, melainkan kita harus
mampu membuat peserta didik paham dan mengerti apa yang kita sampaikan agar
mereka bisa mengingat dan menguasainya dengan baik. Selain itu guru harus
menggunakan strategi belajar mengajar yang dapat mendorong peserta didik untuk
beraktivitas pada saat proses pembelajaran didalam kelas.

c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun
kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai
adalah perubahan perilaku setiap siswa.
Jadi dapat kami pahami bahwa, dalam proses pembelajaran kita sebaiknya
menyampaikan materi, bukan hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran
itu, melainkan kita harus mempunyai cara untuk membuat peserta didik senang
dengan cara kita mengajar, agar peserta didik dapat mengerti dengan baik apa yang
kita sampaikan. Di samping itu, kita juga harus mampu mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, agar lebih menyenangkan. Misalnya
dalam menyampaikan perilaku-perilaku terpuji, nah dari situ peserta didik akan
mulai memahami, dan mereka akan mengamalkan atau mengikuti hal-hal positif dari
yang kita sampaikan.

d. Integritas
Mengajar harus di pandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi
siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan
tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh

11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 131.
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,., h. 132.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼92

karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek


kepribadian siswa secara terintegrasi.13
Jadi dapat dipahami bahwa, guru mengajar tidak hanya berusaha
mengembangkan satu aspek saja misalnya guru hanya berusaha mengembangkan
aspek kognitif saja, tetapi guru harus mengajar dengan tujuan untuk mengembangkan
seluruh kemampuan yang ada peserta didik yang mencakup ketiga aspek, yaitu aspek
kognitif (pengetahuan), aspek afektif (perilaku), dan aspek psikomotorik
(keterampilan).
Di samping itu, bab IV pasal 19 peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 di
katakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta membagikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi
peserta didik. Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlah
prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut:
a) Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa menge]ajar bukan hanya
sekadar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar di
anggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk
belajar.
Dapat kami pahami bahwa, prinsip interaktif mengandung makna bahwa
mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan
tetapi mengajar di anggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.
Maksudnya, seorang pengajar bukan hanya sekedar menyampaikan
pengetahuan tetapi juga dapat mengarahkan sekalian mempraktekkan apa yang akan
di sampaikan agar mudah di terima oleh peserta didik dan seorang pengajar tidak
hanya berperan aktif di sekolah akan tetapi dilingkungan juga seorang guru menjadi
panutan bagi masyarakat sekitar.
b) Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa
untuk mencoba dan melakukan sesuatu berbagai informasi dan pemecahan masalah
dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi merupakan
hipotesis yang merangsang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya.
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu berbagai informasi dan pemecahan
masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi
merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya.
Proses pembelajaran yang dimaksud yaitu, pembelajaran dan inspiratif harus
bersamaan karena setiap peserta didik mempunyai karakter yang berbeda-beda
sehingganya seorang pengajar harus memperlihatkan bahwa salah satu contoh yang
menjadi inspiratig itu adalah seorang pengajar.

13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,., h. 133.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼93

c) Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh
potensi peserta didik. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang
manakala peserta didik terbebas dari rasa takut dan menegangkan.14
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa
terbebas dari rasa takut dan menegangkan.Kenapa dikatakan proses pembelajaran
adalah proses pengembangan potensi, karena didalam proses pembelajaran dapat
memberikan pengetahuan-pengetahuan yang awalnya belum diketahui peserta didik
menjadi tahu dan dari proses pembelajaran dapat diketahui potensi atau kemampuan
siswa sesuai dengan kemampuan peserta didik.
d) Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang kerja otak secara
maksimal.
Artinya bahwa, guru harus mempersiapkan strategi mengajar yang dapat
menantang peserta didik untuk berfikir, misalnya guru mengajukan pertanyaan yang
dapat membuat peserta didik itu berfikir keras untuk mencari tahu jawaban dari
pertanyaan tersebut.
e) Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.
Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh
karena itu, untuk membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas
guru dalam setiap proses pembelajaran.15
Dari uraian diatas, dapat diartikan bahwa strategi yang digunakan guru itu,
harus dapat mendorong atau memotivasi peserta didik untuk belajar. Misalnya
dengan menggunakan strategi yang membuat peserta didik merasa senang seperti
bermain, sehingga peserta didik, terdorong untuk belajar dan aktif didalam proses
pembelajaran.
Dapat disimpulkan,prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam
konteks standar proses pendidikan harus memenuhi keempat kriteria yang telah ada,
dimana seorang guru harus memilih strategi yang sesuai dengan prinsip-prinsip
dalam melakukan proses pembelajaran agar pembelajaran yang kita lakukan berjalan
dengan efektif dan efesien.

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES


Strategi pembelajaran MI pada hakikatnya adalah upaya mengoptimalkan
kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap individu (siswa) untuk mencapai
kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.16Dari penjelasan ini, dapat
dipahami bahwa strategi pembelajaran yang berbasis MI merupakan strategi yang dapat
menggali kemampuan yang tersembunyi, yang ada pada masing-masing peserta didik.
Dan strategi ini dapat membantu guru pada saat mengajar didalam kelas.

14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,., h. 134.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,., h. 135.
16
http://meilina-jasmine.blogspot.co.id/2011/12/aplikasi-teknologi-pendidikan-dalam.html,
Diakses Tanggal 25 April 2017.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼94

Amstrong, seorang pakar di bidang Multiple Intelligences mengatakan, bahwa


dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi
pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan.Meskipun demikian, ia
menambahkan, bahwa tidak ada rangkaian strategi pembelajaran yang bekerja secara
efektif untuk semua siswa. Setiap siswa memiliki kecenderungan tertentu pada kedelapan
kecerdasan yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, dapat kami pahami bahwa, dalam multiple
intelligences merupakan pembelajaran yang dapat dipahami oleh setiap peseta didik
secara berbeda-beda pemahamannya, karena setiap stategi yang di ajarkan oleh guru
belum tentu akan di pahami oleh semua peserta didik.
Oleh karena itu, suatu strategi mungkin akan efektif pada sekelompok siswa,
tetapi akan gagal bila diterapkan pada kelompok lain. Dengan dasar ini sudah seharusnya
guru memperhatikan jenis kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa agar
dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan potensi yang
ada pada diri siswa. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa setiap
strategi yang ada pada masing-masing kecerdasan dapat diimplemtasikan untuk semua
mata pelajaran yang ada dalam kurikulum.
Berdasarkan hal diatas,kami memahami bahwa setiap peserta didik mempunyai
kemampuan dan kecerdasasan yang berbeda. Jadi guru harus bisa melihat kemampuan
peserta didik, sampai dimana materi yang dia pahami dan matapelajaran apa yang dia
sukai,karenatidak semua peserta didik menguasai matapelajaran yang diberikan oleh
guru,jadi guru harus menggunakan strategi yang mencakup, semua kecerdasan yang ada
pada peserta didik, dalam proses pembelajaran,agar peserta didik tidak merasa bosan dan
menyukai materi yang di berikan oleh guru tersebut.
Pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI), pada prakteknya adalah
memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya
mempertahankan kecerdasan lainnya, pada standar minimal yang telah ditentukan oleh
sekolah atau lembaga.17

Selain itu, pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI), adalah suatu upaya
mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk
mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.Artinya, bahwa
pembelajaran multiple intelligences yaitu, pembelajaraan yang mengacu pada pemikiran
peserta didik, yang secara optimal kita ketahui mengenai pemikiraan para peserta didik

Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa, guru harus menyusun dan merencanakan terlebih


dahulu, strategi pembelajaran yang akan digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran,
agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai secara efektif dan efisien. Salah satu
strategi yang dapat digunakan adalah strategi belajar mengajar berbasis multiple
intelligences.

Dimana strategi belajar mengajar berbasis multiple intelligences adalah pemandu


atau acuan bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efesien.

17
https://kirimtugas.wordpress.com/2014/05/12/strategi-pembelajaran-berbasis-multiple-
intelligence/, Diakses Tanggal 25 April 2017.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Al-Muzakki: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol.2, No.1, Februari 2020, 84-95
CCS ISSN: 1978-1520 ◼95

Maksudnya adalah strategi ini akan membantu guru, agar bisa membuat anak didiknya
akan mudah memahami materi yang dijelaskan dan membuat jalannya proses
pembelajaran menjadi efektif. Sebab strategi belajar-mengajar dan multiple intelligences
ini menggunakan startegi yang sesuai dengan gaya belajar dan kecerdasan siswanya.

Didalam strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences ini, ada tujuh


kecerdasan yang harus diperhatikan guru dalam menyusun strategi dalam belajar
mengajar agar sesuai dengan karakteristik peserta didik, yaitu:
a) Kecerdasan Linguistik (berkaitan dengan bahasa)
b) Kecerdasan Logis-Matematis
c) Kecerdasan Spasial
d) Kecerdasan Musikal
e) Kecerdasan Badani (Kinestetik)
f) Kecerdasan Interpersonal
g) Kecerdasan Intrapersonal
Strategi pembelajaran yang berbasis MI merupakan strategi yang dapat menggali
kemampuan yang tersembunyi, yang ada pada masing-masing peserta didik. Dan strategi
ini dapat membantu guru pada saat mengajar didalam kelas. Pembelajaran berbasis
multiple intelligences (MI) pada prakteknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol
pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya
pada standar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah atau lembaga.
Selain itu, pembelajaran berbasis multiple intelligences (MI), adalah suatu upaya
mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk
mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum.
Artinya, bahwa pembelajaran multiple intelligences yaitu pembelajaraan yang
mengacu pada pemikiran peserta didik yang secara optimal kita ketahui mengenai
pemikiraan para peserta didik.

Daftar Pustaka

Agung,Leo Dan Suryani, Nunuk.Strategi Belajar Mengajar, Yokyakarta: Penerbit


Ombak, 2012.
http://meilina-jasmine.blogspot.co.id/2011/12/aplikasi-teknologi-pendidikan-
dalam.html,Diakses Tanggal 25 April 2017.
http://www.biologimu.com/2015/03/multiple-intelligence.html, Diakses Tanggal 03
April 2017.
https://kirimtugas.wordpress.com/2014/05/12/strategi-pembelajaran-berbasis-multiple-
intelligence/, Diakses Tanggal 25 April 2017.
https://wisnuskom.blogspot.co.id/2013/12/teori-kecerdasan-ganda-multiple.html,
Diakses Tanggal12 April 2017.
Jasmine, Julia. Metode Mengajar Multiple Intelligences.Bandung: Nuansa Cindekia,
2012.
Sanjaya, Wina., Strategi Pembelajaran, Jakarta: Pramedia Group, 2016.
Zain, Aswan.Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

Anda mungkin juga menyukai