Pancasila 2
Pancasila 2
DOSEN PENGAMPU :
NASIKIN, M. Pd.
Disusun Oleh :
1. Suliani
2. Sumiati
3. Diah Nur Habibah
4. Mustofa Arifin
5. Ahmad Khadir
6. Armanda
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah
Mata Kuliah Pancasila yang berjudul “Pancasila sebagai Sistem Filsafat” dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Setelah membaca makalah ini Tim penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan pembaca tentang Cara meyusun paragraf yang baik .
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, Bapak Nasikin, M. Pd., dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu
kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun
bagi perbaikan makalah kami selanjutnya
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..…………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………ii
BAB 2. PEMBAHASAN……………………………………………………………….…3
3. Bagaimana sila-sila Pancasila menjadi kestauan yang Sistematis, Hierarkis, dan Logis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Filsafat.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Pancasila sebagai suatu filsafat.
3. Untuk mengetahui sistem dan cabang filsafat
4. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila sebagai suatu kesatuan yang Sistematis,
Hierarkis, dan Logis
5. Untuk mengetahui Unsur-unsur Pancasila sebagai sistem Filsafat
1.4 Manfaat
1. Seluruh lapisan masyarakat khususnya kaum muda Bangsa Indonesia dapat
memahami bagaimana arti penting dari pancasila sebagai filsafat.
2. Para pembaca diharapkan dapat mengamalkan seluruh ajaran dari pancasila.
3. Dapat memotivasi seluruh generasi muda agar lebih mencintai dasar negaranya
4. Dapat mendidik bagaimana seharusnya perilaku masyarakat dalam mengartikan,
memaknai, serta mengimplementasikan arti pancasila sebagai filsafat.
2
BAB. 2
PEMBAHASAN
Seorang yang berfilsafat (filsuf) akan mengambil apa yang telah ditangkap Dalam
pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah kemudiaan memandangnya di Bawah suatu
horizon yang lebih luas, yakni sebagai unsur kehidupan manusia yang Menyeluruh.
Prof. Dr. Ismaun, M.Pd.: Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan
Manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara
Kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk
Mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan
Kearifan atau kebenaran yang sejati.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga
Manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu
Dialamiya kesungguhan.
1. Persoalan Metafisis
Persoalan metafisis termasuk persoalan yang sangat luas karena
keberadaannya meliputi semua hal yang ada dalam alam semesta. Kelompok
persoalan ini dibagi dalam tiga macam.
a. Persoalan ontologis
Para filsuf sejak dahulu berusaha mengungkapkan makna dari
keberadaan (eksistensi). Berikut adalah beberapa pertanyaan penting yang
dicoba dijawab.
1) Apakah arti ada?
2) Apakah golongan-golongan dari keberadaan?
3) Apakah sifat dasar dari keberadaan dan kenyataan yang terakhir?
4) Apakah cara-cara yang berbeda dari kategori logis yang berlainan
(misalnya, objek fisik, pengertian universal, abstraksi, dan bilangan)
dapat dikatakan ada?
b. Persoalan kosmologis
Para filsuf sejak dahulu juga tertarik pada asal mula, perkembangan, dan
susunan kosmos/alam semesta. Mereka berusaha menjawab pertanyaan
berikut.
1) Macam tata tertib apakah yang paling dasar dalam alam semesta sebagai
suatu keseluruhan?
2) Apakah sifat dasar dari hubungan sebab dan akibat?
3) Apakah ruang itu dan apakah ruang tidak terbatas?
4) Apakah ruang itu dan apakah waktu mempunyai permulaan?
2. Persoalan Epistemologis
Persoalan epistemologis secara tradisional mencakup berbagai hal seperti
berikut.
a. Persoalan tentang kemungkinan pengetahuan.
b. Persoalan tentang asal mula pengetahuan.
c. Persoalan tentang validitas pengetahuan.
d. Persoalan tentang batas-batas pengetahuan.
e. Persoalan tentang jenis-jenis pengetahuan.
f. Persoalan tentang kebenaran.
3. Persoalan Metodologis
Manusia. Moralitas adalah suatu kumpulan ide tentang apa yang baik dan
Buruk pada perilaku manusia serta apa yang benar dan salah pada tindakan
Atau buruk mengenai perilakunya dan pertimbangan benar atau salah dalam
Tindakannya.
7. Persoalan Estetis
Persoalan etis pada mulanya berpusat pada ide tentang keindahan.
Persoalan estetis dewasa ini sangat rumit dan menyentuh banyak bidang studi
Tanda, dan teori nilai. Dewasa ini, persoalan estetis telah diperluas menjadi
Bidang pengetahuan ilmiah. Filsafat dan ilmu merupakan dua hal yang tidak
Sama walaupun berkaitan satu sama lain. Dalam dunia modern dewasa ini,
Ada dua kelompok pemikir, yaitu para filsuf dan ilmuwan yang berbeda
Oleh karena itu, bidang pengetahuan ini dibagi menjadi tujuh cabang filsafat
1. Metafisika
a. Ontologi
Ini menyelidiki sifat datar dari yang nyata secara fundamental dan cara-
cara yang berbeda dari kategori logis yang berlainan serta dapat dikatakan
ada. Seperti halnya dalam metafisika, suatu makna ganda terdapat dalam arti
ontologi dewasa ini. Dalam kerangka tradisional, ontologi dianggap sebagai
teori tentang asas-asas umum dari hal yang ada, sedangkan dalam
pemakaiannya dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
b. Kosmologi
Ini menyelidiki jenis tata tertib yang paling fundamental dalam
kenyataan. Apakah untuk segala sesuatu yang menjadi seperti apa adanya dan
bukan sebaliknya (tata tertib sebab)? Apakah hanya ada kebetulan yang
murni? Apakah tata tertib teleologis yang mengandung penyesuaian sarana-
sarana kepada tujuan-tujuan? Sekarang, kosmologi merupakan cabang dari
astronomi yang membahas asal mula, struktur yang luas, dan perkembangan
alam semesta.
2. Epistemologi
Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat sistematis yang
membahas pengetahuan. Hampir semua filsuf berpendapat bahwa
epistemologi merupakan penyelidikan filsafati terhadap pengetahuan,
khususnya tentang kemungkinan, asal mula, kesahan, batas-batas, jenis-jenis,
sifat dasar pengetahuan, dan kebenaran. Hasil yang pasti ialah metafisika dan
epistemologi saling tergantung secara logis.
3. Metodologi
Metodologi merupakan cabang filsafat sistematis yang membahas
metode. Metode adalah suatu tata cara, teknik, atau jalan yang telah
dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apa pun.
Apakah pengetahuan akal sehat, pengetahuan kemanusiaan (humaniora), atau
pengetahuan filsafati dan ilmiah. Metodologi dibagi menjadi dua bagian.
a. Metode ilmu
Khusus membahas metode ilmiah, yaitu semua metode yang dipakai
untuk mengumpulkan.
b. Metodologi filsafat
Khusus membahas metode-metode filsafati. Pembahasan itu bukanlah
merupakan suatu usaha yang sederhana dan mudah karena banyak metode
dapat dipakai dan harus dipakai. Ada banyak macam metode dalam filsafat,
salah satunya metode logika. Salah satu objek dari metode logika adalah
deduksi. Deduksi adalah salah satu dari berbagai ragam penyimpulan. Hal ini
membawa pembicaraan dari metodologi sampai logika.
4. Logika
Logika membahas penalaran. Penalaran adalah suatu corak pemikiran
khas yang dimiliki manusia dari pengetahuan yang ada untuk memperoleh
pengetahuan lainnya, terutama sebagai sarana dalam pemecahan suatu
masalah. Salah satu ragam penalaran disebut penyimpulan, yaitu rangkaian
aktivitas pemikiran untuk tiba pada suatu keterangan baru (dinamakan
kesimpulan) dari satu atau lebih keterangan lain yang telah diketahui
(dinamakan pangkal pikir/premis) dan kesimpulan itu haruslah merupakan
kelanjutan atau akibat yang runtut dari pangkal pikir yang bersangkutan.
a. Logika tradisional
Bersumber pada logika yang berasal dari Aristoteles dan mempunyai
penerapan-penerapan dalam metafisika, epistemologi, dan etika.
b. Logika modern
Perkembangan logika yang baru dalam matematika, khususnya logika
simbolis, yang mempunyai penerapan-penerapan dalam berbagai ilmu,
seperti fisika, biologi, dan psikologi.
5. Etika
Etika merupakan satu cabang filsafat sistematis yang membahas
moralitas. Moralitas ialah suatu himpunan ide mengenai hal-hal yang baik
atau buruk pada perilaku manusia dan hal-hal yang benar atau salah pada
tindakan manusia. Seperti halnya keseluruhan filsafat, etika merupakan suatu
bidang pengetahuan filsafati yang di dalamnya terjadi perbedaan pendapat
yang luas di kalangan para filsuf. Di antara sebagian filsuf, ada pendapat
bahwa etika tidaklah begitu banyak mencatat sifat-sifat yang baik dan
tindakan-tindakan benar pada manusia, melainkan membenarkan atau alasan alasan mengapa
manusia dapat disebut baik moral atau tindakannya dapat
dikatakan benar secara moral.
Pada dewasa ini, etika menjadi dua ragam.
a. Etika umum
Ini merupakan etika yang berlaku umum dalam kehidupan manusia
Sehari-hari.
b. Etika khusud
Etika yang dibatasi pada sesuatu segi khusus dalam kehidupan manusia.
Contohnya berikut ini.
1) Etika politik, yaitu etika yang bersangkutan dengan kehidupan politik
Pada umumnya
2) Etika pemerintahan, yaitu etika yang bersangkutan dengan semua hal
Ihwal pemerintahan dari sesuatu negara (The Liang Gie, 2006:1.3 dan
Sutrisno Hudoyo, 1985:17)
6. Estetika (The Liang Gie, 2006:1.3 dan Soeliantoro, 1993:15)
1. Filsafat Hukum
Melihat sejarah filsafat Barat. Filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari
Hukum secara filosofis. Maka, objek filsafat hukum adalah hukum. Filsafat
Hukum tidak dimasukkan sebagai cabang ilmu hukum, tetapi bagian dari
Teori hukum (legal theory) atau disiplin hukum. Maka dari itu, teori hukum
Tidak sama dengan filsafat hukum karena yang satu mencakupi yang lainnya.
2. Filsafat Ilmu
Dugaan dan kecenderungan yang tidak terlepas dari pemikiran para ilmuwan
Konsep, dan teori tentang ilmu yang sudah dianalisis serta diklasifikasikan.
(www.anneahira.com).
3. Filsafat Kebudayaan
Dialektik menghadapi arus ini telah menjadi bahan kajian para pemikir,
Grelovejogja.wordpress.com).
4. Filsafat Pendidikan
Kelompok besar.
5. Filsafat Politik
Mencakup tata politik, bentuk negara, pengaturan pajak, dan tata ekonomi
Filsafat politik telah lahir semenjak manusia mulai menyadari bahwa tata
6. Filsafat Agama
Filsafat agama adalah filsafat yang membuat agama menjadi objek
pemikiran. Dalam hal ini, filsafat agama dibedakan dari beberapa ilmu yang
juga mempelajari agama, seperti antropologi budaya, sosiologi agama, dan
psikologi agama. Kekhasan ilmu-ilmu itu adalah mereka bersifat deskriptif.
Berbeda dengan ilmu-ilmu deskriptif, filsafat agama mendekati agama secara
menyeluruh. Filsafat agama mengembangkan logika, teori pengetahuan, dan
metafisika agama. Filsafat agama dapat dijalankan oleh orang-orang
beragama yang ingin memahami secara lebih mendalam arti, makna, dan
segi-segi hakiki agama-agama. Masalah-masalah yang dipertanyakan antara
lain adalah hubungan antara Allah, dunia, dan manusia; akal budi dan wahyu;
pengetahuan dan iman; baik dan jahat; sosok pengalaman Yang Kudus dan
Yang Syaitani; apriori religius; paham-paham, seperti mitos dan lambang;
dan akhirnya cara-cara untuk membuktikan kerasionalan iman kepada Allah
serta masalah theodicea.
7. Filsafat Sejarah
Filsafat sejarah merupakan ilmu yang mempelajari serta menyelidiki
teori yang berkenaan dengan perkembangan manusia sebagai makhluk sosial
dan dibagi menjadi dua bagian. Pertama, metafisika sejarah (filsafat sejarah
spekulatif) yang mempelajari latar belakang sejarah, dasar-dasar hukumnya, arti dan motivasi
dalam sejarah. Kedua, logika sejarah (filsafat sejarah kritis) yang disebut juga metodologi
sejarah yang menekankan pada studi tentang kebenaran dari fakta dan data sejarah,
mencitakan keobjektifan sejarah, sertamengadakan interpretasi dan eksplanasi terhadap
peristiwa sejarah.
Filsafat sejarah dilihat dari segi strukturnya ada tiga pola. Pertama,
Sejarah secara linear (garis lurus). Perkembangan sejarah menuju titik akhir
Hidup yang bersifat biologis (organisme biologis) atau yang bersifat cyclis
(http://adityavatara2widiadi.multiply.com/journal).
8. Filsafat Seni
Manusia akan lebih mudah. Dengan kesenian, kehidupan manusia akan lebih
Filsafat bahasa memiliki istilah lain, yaitu filsafat analitik atau filsafat
Ini sebagai suatu yang menganggap analisis bahasa sebagai tugas mendasar
Filsuf. Filsafat bahasa ini merupakan cabang filsafat khusus yang membahas
2.3 Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Satu Kesatuan Sistematis, Hierarkis, dan
Logis
mempunyai bentuk piramidal. Kalau dilihat dari inti-isinya, urut-urutan lima sila
Dalam susunan hierarkis dan piramidal ini, maka Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam susunan yang demikian, menurut Effendi (1995: 106-107) maka sila
yang ada di belakangnya merupakan pengkhususan dari sila yang ada di mukanya
dan oleh karena itu pelaksanaannya tergantung pada pelaksanaan sila yang ada di
beberapa dasar seperti dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis.
A. Unsur Ketuhanan
adanya pencipta yaitu Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling
Budha, Islam dan Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena
keadaan alam sedemikian rupa maka bangsa Indonesia berusaha mempertahankan dan
mengembangkan hidupnya untuk bisa mengatasi tantangan alam tersebut. Salah satu
jawaban yang diberikan berupa pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini
ada yang menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-hari dan karena
kemampuan yang mereka miliki, maka bentuk kepercayaan yang menguasai alam,
adanya kekuatan gaib yang terdapat pada alam ini dan lain sebagainya. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itupun sudah percaya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Setelah agama Hindu dan Budha datang di Indonesia, bangsa
Indonesia banyak memeluk agama-agama tersebut. Demikian pula agama islam yang
telah dipeluk oleh sebagian besar bangsa Indonesia dengan penuh keyakinan. Pada
masa itu pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya pengaruh
agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya peninggalan, tulisan dan adat
istiadat
B. Unsur Kemanusiaan
bangsa kita mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan
adalah bawaan kodrat manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber
tersebut sebenarnya semua bangsa mesti mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa
Adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa
pandangan pendirian dan sikap Bangsa lain. Sejak dahulu bangsa Indonesia selalu
menerima bangsa lain dengan ramah tamah, karena suatu bangsa tidak akan hidup
C. Unsur Persatuan
bertindak bukan semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta
kepentingan pribadi. Oleh karena itu unsur persatuan sudah terdapat didalam
D. Unsur Kerakyatan
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah
rakyat. Dalam bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani
Demos yang berarti Rakyat Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang
baru bagi bangsa Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus 1945 di Indonesia
belum pernah ada pemerintahan yang bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun
sebenarnya unsur-unsurnya sudah ada, yang selama itu tidak pernah dimanfaatkan
E. Unsur Keadilan
Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain
apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya
kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja,
berbuat untuk kepentingan bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti
bekerja sama dan membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa
Sila kedua ini mewakili menjunjung tinggi kesetaraan hak dan kewajiban manusia, yang
membutuhkan kepekaan terhadap situasi lingkungan sekitar dengan menerapkan sikap empati
yang tinggi. Penerapan Pancasila sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bisa kamu
lakukan melalui hal-hal berikut:
Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyak suku, agama, ras dan
adat istiadat (RAS).
Dengan menghargai perbedaan tersebut, kita wajib untuk saling mencintai sesama manusia,
mengembangkan sikap tenggang rasa dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Selalu menjaga adab atau kesopananan, budi pekerti di berbagai kondisi dan situasi.
Tidak melakukan diskriminasi atau membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama warga
negara sekalipun berbeda tingkat pendidikan, kondisi ekonomi dan lain sebagainya.
Berani untuk menyampaikan kebenaran dan menegur orang lain jika melakukan perilaku yang
tidak sesuai dengan adab dan etika kemanusiaan.
Menjaga keseimbangan dalam pelaksanaan hak dan kewajiban, jangan sampai hak dan
kewajiban kita merugikan atau mencederai hak dan kewajiban orang lain.
Berpartisipasi di dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Persatuan rakyat Indonesia adalah sebuah kekuatan dasar yang dibutuhkan untuk
mempertahankan keamanan dan pertahanan Indonesia dari ancaman yang berasal dari dalam
maupun luar negeri. Penting bagi kita semua untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan di
tengah masyarakat dengan tidak mudah dipecah belah, apalagi lewat berita hoax yang marak
disebar belakangan ini. Jadi apa sih yang bisa kamu lakukan untuk menjaga persatuan
Indonesia dan mengaplikasikan sila ketiga Pancasila?
Ikut dalam pemilihan umum dengan menggunakan hak pilih atau mengajak orang lain untuk
menggunakan hak pilihnya.
Mencalonkan diri atau mengajukan seseorang untuk menjabat suatu jabatan tertentu sebagai
salah satu perwujudan demokrasi, baik dalam sektor pemerintahan maupun dalam kehidupan
sehari-hari.
Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan
setiap permasalahan dalam bermasyarakat.
Menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan pendapat kita.
Tidak melakukan paksaan pada orang lain agar menyetujui apa yang kita katakan atau
lakukan. Begitu juga sebaliknya, tidak ada yang bisa dan boleh memaksakan kehendaknya
kepada kita.
Mengawasi dan memberikan saran serta pendapat terhadap penyelenggaraan kedaulatan
rakyat yang dilakukan oleh pemerintah.
Berusaha sebaik mungkin untuk membantu orang-orang yang sedang dilanda kesulitan.
Meningkatkan kepekaan sosial dengan mengadakan kegiataan kerelawanan yang bisa
membantu sesama seperti bakti sosial, donor darah, mengajar, konser amal, dll.
Bersikap adil dalam aktivitas apapun yang kita lakukan dan dengan siapapun kita
berhubungan.
Tidak mengganggu orang lain dan menegur siapapun yang mengganggu ketertiban dan
keamanan di tengah masyarakat.
Menghargai karya atau hasil karsa cipta yang dimiliki orang lain dan yang kita hasilkan
sendiri.
Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dalam
membantu orang lain untuk memperjuangkan keadilan.