Anda di halaman 1dari 90

PEMROGRAMAN DAN LOGBOOK ARSITEKTUR

(PERIODE SEMESTER GENAP 2021 – 2022)

MUSEUM DIRGANTARA
DI KECAMATAN PINANG KOTA TANGERANG

DISUSUN OLEH :

TESSALONIKA J.C MAMUAYA


NIM : 19.A1.0055

PEMBIMBING :

Ir. FX Bambang Suskiyatno, MT

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
MARET 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Arsitektur memiliki makna yang luas dalam perancangan dan konstruksi


bangunan. Dalam proses merancang, bangunan harus memiliki estetika, kekuatan,
dan fungsi; sehingga tercipta keseimbangan dari 3 unsur tersebut. Proyek ini
bertujuan untuk menciptakan 3 unsur dalam Arsitektur tersebut, dengan mengikuti
model serta tren yang sedang terjadi.

Museum merupakan tempat penyimpanan benda bersejarah yang dapat


dimanfaatkan untuk pembelajaran maupun pariwisata dalam masyarakat. Di
Indonesia, masyarakat masih memiliki niat yang kurang untuk berkunjung ke museum.
Hal tersebut dapat terjadi karena pemahaman masyarakat tentang Museum masih
kurang. Pemahaman masyarakat tentang Museum sebagai tempat penyimpanan
benda-benda kuno, bangunan museum tidak menarik, sehingga menjadi suatu alasan
kurangnya apresiasi serta kunjungan masyarakat di Museum. Padahal jika dipelajari
lebih lanjut, museum memiliki peran dalam mengembangkan pengetahuan.

Dirgantara memiliki arti ruang yang ada di sekeliling dan melingkupi bumi,
terdiri atas ruang udara dan antariksa. Museum Dirgantara merupakan museum yang
isinya adalah koleksi benda-benda sejarah yang sebagian besar didominasi oleh
pesawat terbang, koleksi yang berkaitan dengan penerbangan, maupun sejarah
terciptanya pesawat terbang itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa potensi sebuah


museum untuk berkembang mempunyai harapan yang besar dan akan memiliki
pengaruh di masa yang akan datang. Infrastruktur maupun aksesibilitas di sekitar
museum akan memberi nilai tambah karena hal tersebut merupakan faktor yang
mempengaruhi jumlah pengunjung yang akan datang ke museum. Arsitek memiliki
tantangan dalam mendesain museum yang instagramable, karena di zaman yang
didominasi oleh social media dalam penyebaran berita, membuat bangunan harus
menarik dan berbeda sehingga orang-orang (apalagi generasi Z dan Alpha yang
bergantung dengan teknologi dan tidak bisa lepas dari social media) akan tertarik
berkunjung ke museum karena penasaran dengan bangunannya.
I.2. BATASAN DAN ANGGAPAN

A. Batasan
Berdasarkan TOR Tugas dan materi SPA Bentang Lebar, didapat
informasi berikut :
1. Tugas programming dalam bentuk sketsa, uraian, gambar, studi,
dalam logbook ukuran A4.
2. Buku eksplorasi ilmiah/logbook (berisi Programming, eksplorasi desain,
kajian-kajian, tidak boleh copy paste, kecuali gambar studi preseden)
dalam word.
3. Permasalahan museum harus ada solusi desainnya :
a. Desain bangunan harus menarik (instagramable)
b. Karena daya minat masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke
museum kurang, desain harus bisa attract masyarakat. Membuat
masyarakat tertarik mengunjungi, saat melihat bangunan
museum untuk pertama kali.
c. Museum memiliki galeri temporer
4. Adapun hal-hal yang harus dikembangkan sebagai berikut :
a. Pemahaman esensi desain
b. Tema desain Museum Dirgantara
c. Program ruang
d. Analisis aktifitas

B. Anggapan
Tapak yang dipilih untuk mendesain Museum Dirgantara sudah
memenuhi syarat berikut :
1. Tidak ada masalah dengan regulasi dan siap dibangun Museum
Dirgantara.
2. Koleksi museum sudah lengkap.
3. Biaya untuk membangun sudah tersedia.
4. Jaringan yang tersedia di lokasi perencanaan dapat dikembangkan.
5. Tapak memiliki aksesibilitas yang mudah, dimana berbagai jenis
kendaraan dapat masuk.
6. Aspek pengembangan dilaksanakan oleh saya mahasiswa UNIKA.
I.3. DESKRIPSI PROYEK

Proyek yang akan dikerjakan adalah Museum Dirgantara, yang adalah jenis
bangunan umum (diperuntukan untuk publik/ masyarakat umum). Museum memiliki
banyak pengertian seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

A. Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum,


Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,
memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.
B. Definisi museum berdasarkan konferensi umum ICOM (International
Council Of Museums) yang ke-22 di Wina, Austria, pada 24 Agustus 2007
menyebutkan bahwa Museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak
mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka
untuk umum, yang mengumpulkan, merawat, meneliti, mengomunikasikan,
dan memamerkan warisan budaya dan lingkungannya yang bersifat
kebendaan dan tak benda untuk tujuan pengkajian, pendidikan, dan
kesenangan.
C. Menurut Association of Museum (1998) definisi tentang museum adalah
Museum membolehkan orang untuk melakukan penelitian untuk inspirasi,
pembelajaran, dan kesenangan.
D. Secara etimologis kata museum berasal dari bahasa latin yaitu "museum"
("musea"). Aslinya dari bahasa Yunani “mouseion” yang merupakan kuil yang
dipersembahkan untuk Muses (9 dewi seni dalam mitologi Yunani), dan
merupakan bangunan tempat pendidikan dan kesenian.

Gambar 1. Grand Egyptian Museum, Cairo, Egypt.


Gambar 2 dan 3. Interior museum The Great Tapestry of Scotland.

. Menurut KBBI kata Dirgantara berarti ruang yang ada di sekeliling dan
melingkupi bumi, terdiri atas ruang udara dan antariksa. Dapat disimpulkan bahwa
Museum Dirgantara adalah bangunan yang berfungsi menampilkan dan merawat
artefak yang berkaitan dengan ruang udara, serta museum membolehkan orang
dalam melakukan penelitian di dalamnya.

I.4. PENDEKATAN DESAIN

Konsep Green Building atau Bangunan Hijau menjadi salah satu konsep dalam
Museum Dirgantara yang akan saya buat. Green building diharapkan mampu
berkontribusi secara langsung dalam menahan laju pemanasan global. Tidak hanya
sampai disitu, penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan
menjadi poin utama yang terus dibahas dalam sebuah konsep green building,
sehingga masalah ketersediaan lingkungan hijau mampu terselesaikan dengan baik.
I.5 STUDI PROYEK SEJENIS (STUDI PRESEDEN)
Gambar 4. Tampak depan museum yang terlihat dari google maps

Museum ini merupakan bagian dari Yayasan Smithsonian. Pada museum ini, terdapat koleksi terbesar pesawat terbang
dan wahana antariksa. Museum ini juga pusat yang vital untuk penelitian sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi
penerbangan dan penerbangan luar angkasa, dan juga pengetahuan planet dan geologi dan geofisika.
Karena kedekatan museum dengan gedung Capitol Amerika Serikat, Smithsonian menginginkan sebuah bangunan
yang secara arsitektur mengesankan tetapi tidak akan terlalu mencolok dibandingkan dengan gedung Capitol.
Arsitek yang berbasis di St. Louis, Gyo Obata dari HOK merancang museum dengan gaya “Estetika Modern”; Obata
mengambil inspirasi dari hanggar pesawat. Obata, juga mengutip pengaruh Galeri Seni Nasional John Russell Pope dalam
massa formal, rencana, dan bahan desainnya.
Gambar 5. Infrastruktur di sekitar museum

Gambar 6 dan 7. Ad Astra ("to the stars"), pahatan pada pintu masuk bangunan dan Museum Dirgantara Nasional Amerika Serikat
C. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Lokasi : Kompleks Landasan Udara Adisucipto, Jl. Raya Janti, Karang Janbe, Banguntapan, Kec. Banguntapan,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Arsitek : Tidak Diketahui
Dibangun : 4 April 1969
Di museum ini, kita bisa melakukan perjalanan melewati relung masa lalu dengan melihat koleksi peninggalan sejarah
perjuangan TNI AU. Dengan jumlah koleksi hampir mendekati angka 10000 kita bisa merasakan nafas perjuangan para pendiri
TNI AU melalui dokumentasi berupa foto, prasasti, patung founding fathers TNI AU, model pakaian dinas serta tidak
ketinggalan pula wahana diorama. Museum ini juga memiliki koleksi peralatan perjuangan mulai dari beragam jenis Alutsita
(Alat Utama Sistem Senjata), hingga teknologi informasi (radio pemancar dan radar). Untuk memudahkan pengunjung dalam
melihat koleksi Museum Dirgantara ini, pihak pengelola membagi tujuh ruangan yang berbeda, antara lain Ruang Utama,
Ruang Kronologi I dan II, Ruang Alutsista, Ruang Paskhas, Ruang Diorama dan Ruang Minat Dirgantara.
Koleksi Muspusdirla meliputi benda-benda yang terkait dengan sejarah perjuangan dan perkembangan TNI AU.
Koleksi-koleksi yang dipamerkan terdiri atas benda-benda alutsista TNI AU, seperti pesawat terbang, radar, Senjata, seragam,
replika, foto, lukisan, dan diorama. Pembagian ruang pameran terlihat di tabel :
Tabel 1 : Ruang Pameran di Museum Dirgantara Yogyakarta

No Nama Ruang Kegunaan


Memamerkan koleksi berupa replika pataka jajaran
1 Ruang Utama Kotama TNI AU, patung empat Pahlawan Nasional
TNI AU, lambang Swa Bhuwana Paksa, foto Kepala
Staf TNI AU, lukisan, foto tokoh penerima Bintang
Swa Bhuwana Paksa, tanda-tanda kehormatan
militer.
Memamerkan koleksi dokumentasi yang
2 Ruang Kronologi menggambarkan sejarah perjuangan dan
perkembangan TNI AU
Memamerkan berbagai koleksi seragam yang
3 Ruang Seragam pernah digunakan TNI AU sejak tahun 1945 hingga
saat ini.
Ruang Kotama dan Memamerkan koleksi foto dan benda yang
4
Kasau berkaitan denagan Kotama di jajaran TNI AU.
Memamerkan koleksi pesawat tempur pernah
5 Ruang Alutsista digunakan oleh TNI AU dari tahun 1945 hingga
tahun 1970-an
Memamerkan berbagai koleksi yang
6 Ruang Diorama menggambarkan berbagai persitiwa bersejarah
dalam pembentukkan TNI AU
Memamerkan koleksi foto dan lambang skadron,
Ruang Minat koleksi pesawat Starlite dan pesawat Fisher, koleksi
7
Dirgantara senjata, miniatur pesawat, koleksi buku-buku
terbitan TNI AU serta dilengkapi dengan Ruang Mini
Theater yang berkapasitas 60 orang untuk memutar
film-film sejarah dan dunia kedirgantaraan

Gambar 8 dan 9. Ruang Utama dan Ruang Kronologi

Gambar 10 dan 11. Ruang Seragam dan Ruang Kotama/Kasau


Gambar 12 dan 13. Ruang Alutsista dan Ruang Diorama

Gambar 14 dan 15. Ruang minat Dirgantara dan Ruang Simulator


BAB 2

STUDI MUSEUM DIRGANTARA

II.1. PENGERTIAN PROYEK

Museum yang akan saya desain berfokus pada sejarah dan benda koleksi
pesawat terbang efektif pertama yang adalah penerbangan terkendali pertama.
Menggunakan pesawat terbang bermesin yang lebih berat daripada udara, bersama
dengan pendirian tonggak sejarah lainnya dalam bidang era dirgantara. Prestasi ini
dicapai oleh Wright bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright), Samuel F. Cody,
dsb (1904 – 1950).

Museum merupakan milik swasta yang memfasilitasi penelitian deskriptif serta


studi tentang pesawat. Untuk sumber dana, berasal dari penjualan tiket masuk
museum, tiket parkir, serta event-event yang akan dilaksanakan di galeri temporer dan
stage. Pengadaan event bertujuan supaya pengunjung tidak hanya mengunjungi
museum sekali, tetapi bisa sering mengunjungi museum dikarenakan adanya event-
event menarik yang akan diadakan.

Museum didesain dengan tujuan mendokumentasikan dan menghargai


penemuan penting yang merupakan salah satu perkembangan di dalam dunia
transportasi dan teknologi yang sering dipakai oleh manusia. Museum saya berfokus
pada tujuan Penelitian deskriptif dan Pembelajaran umum.

Gambar 16. Penerbangan Penerbangan pertama Wright Bersaudara. Orville yang


mengendalikan pesawat, sedangkan Wilbur tampak berlari di samping setelah melepaskan
pegangannya untuk menyeimbangkan pesawat.
A. Tujuan Museum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 1995 Tentang Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya
Di Museum, bahwa tujuan museum diantaranya adalah :
1. Pemeliharaan dan Pemanfaatan benda cagar budaya di museum
bertujuan untuk melestarikan dan memanfaatkannya dalam rangka
menunjang pengembangan kebudayaan nasional.
2. Pemeliharaan dan Pemanfaatan benda cagar budaya di museum
dilakukan melalui upaya penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan
pemanfaatan.
Tujuan museum secara umum adalah sebagai berikut :
1. Menghindarkan bangsa dari kemiskinan kebudayaan.
2. Memajukan kesenian dan kerajinan rakyat.
3. Turut menyalurkan dan memperluas pengetahuan dengan cara masal.
4. Memberikan kesempatan bagi penikmat seni.
5. Membantu metodik dan didaktik sekolahan dengan cara kerja yang
berfaedah pada setiap kunjungan murid-murid ke museum.
6. Memberikan kesempatan dan bantuan dalam penyelidikan ilmiah.
Museum mengelola bukti material hasil budaya dan/atau material alam
dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata
untuk dikomunikasikan dan dipamerkan kepada masyarakat umum melalui
pameran.

B. Kegiatan Museum
Kegiatan museum secara rinci dijelaskan oleh Drs. Moch. Amir Sutaarga
(Sutaarga, 1989). Sebagai berikut :
1. Pengumpulan atau Pengadaan
a. Mempunyai nilai budaya, ilmiah, dan nilai estetika.
b. Dapat diidentifikasi fisiknya.
c. Bisa dikatakan barang tersebut adalah dokumen.
2. Pemeliharaan
a. Aspek teknis, benda dipelihara dan dapat diawetkan.
b. Aspek administrasi, adanya keterangan tertulis.
3. Konservasi
Suatu usaha untuk mencegah benda koleksi rusak.
4. Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh kurator untuk kepentingan museum. Lalu
ada juga penelitian yang dilakukan oleh masyarakat umum.
5. Pendidikan
Seminar, diskusi, ceramah, pameran, pemutaran film, dsb.

C. Pendirian Museum (Hukum)


Untuk mendirikan sebuah museum harus memperhatikan acuan hukum
di bawah ini :
1. UU RI No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
2. PP No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU RI No. 5 Tahun 1992.
3. PP No. 19 Tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar
Budaya di Museum.
4. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM. 33 / PL.303 /
MKP / 2004 Tentang Museum.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk berdirinya sebuah museum :


1. Lokasi Museum, strategis, mudah dijangkau, tidak ada polusi, bukan
daerah rawa / berlumpur.
2. Bangunan museum dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan
bangunan lama. Bangunan museum minimal terdiri atas 2 kelompok :
a. Bangunan Pokok
1) Pameran tetap
2) Pameran temporer
3) Auditorium
4) Kantor
5) Perpustakaan
6) Laboratorium konservasi
7) Ruang penyimpanan koleksi
b. Bangunan Penunjang
1) Pos keamanan
2) Toko souvenir
3) Kantin
4) Toilet
5) Tempat parkir
3. Memiliki koleksi
a. Koleksi memiliki nilai sejarah, ilmiah, dan estetika.
b. Koleksi data diterangkan secara jelas asalnya.
c. Koleksi dapat dijadikan monumen, jika berbentuk bangunan.
d. Koleksi dapat diidentifikasi secara geologi dan biologi.
e. Koleksi dapat menjadi bahan pendukung penelitian.
f. Koleksi adalah benda asli.
g. Koleksi adalah benda unik.
4. Peralatan museum, memiliki sarana dan prasarana untuk menyimpan,
memelihara, serta mengawetkan koleksi yang ada.
5. Organisasi, memiliki struktur organisasi yang jelas.
6. Sumber Dana Tetap, untuk keberlangsungan suatu museum.

Perencanaan pendirian museum harus menjelaskan tentang :


1. Jenis museum.
2. Koleksi
3. Lokasi
4. Bangunan, berdasarkan persyaratan dan didesain sehingga dapat
mendukung kegiatan yang berlangsung di dalamnya.
5. Peralatan-peralatan yang berada di dalam museum.
6. Ketenagaan, memiliki tenaga yang ahli di bidangnya (museum).

Pelaksanaan pendirian Museum :


1. Memiliki izin, seperti di bawah ini :
a. Izin penggunaan tanah untuk bangunan museum dari Badan
Pertanahan Nasional (Sertifikat) dan Dinas Tata Kota (Rencana
Tata Kota).
b. Izin mendirikan bangunan (IMB)
2. Setelah memperoleh izin, pendirian museum memasuki tahap :
a. Mendirikan Bangunan setelah memperoleh IMB dan sesuai
master plan. Apabila biaya terbatas, maka pendirian museum
dapat dilaksanakan dengan sistem skala prioritas.
b. Penyiapan ketenagaan, sambil mendirikan bangunan, harus
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli atau tenaga pengelola yang
sesuai dengan keperluan.
c. Pengadaan koleksi, merupakan koleksi yang diperlukan.

Setiap instansi pemerintah, yayasan, atau badan usaha yang akan


mendirikan museum wajib mengajukan permohonan kepada Pemerintah
Provinsi dengan tembusan kepada Direktur Jendral yang bertanggung jawab
di bidang permuseuman. Permohonan tersebut harus dilengkapi dengan
proposal yang memuat :
1. Tujuan pendirian museum
2. Data koleksi sesuai dengan tujuan pendirian museum
3. Rencana jangka pendek dan rencana jangka Panjang
4. Gambar situasi bangunan museum, harus memuat ruang pameran,
ruang penyimpanan koleksi, ruang perawatan, dan ruang administrasi,
serta peralatan museum.
5. Keterangan status tanah hak milik atau sekurang-kurangnya berstatus
hak guna bangunan (HGB) dan izin mendirikan bangunan (IMB).
6. Keterangan tenaga pengelola (pimpinan, tenaga administrasi, dan
tenaga teknis).
7. Keterangan sumber pendanaan tetap
Selanjutnya permohonan tersebut akan diteliti oleh Tim Penilai. Tim
penilai bertugas meneliti kelengkapan dokumen permohonan, melakukan
peninjauan lokasi, melakukan pengecekan terhadap koleksi, serta melaporkan
hasil dan saran pertimbangan persetujuan atau penolakan kepada Pemerintah
Provinsi.

D. Pengguna Museum
Berdasarkan buku (Pedoman Museum Indonesia, 2008) pengguna di
dalam sebuah museum terbagi menjadi 2 kategori :
1. Pengelola Museum
a. Administrasi
b. Teknis
2. Pengunjung Museum
Berdasarkan tujuannya dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Pengunjung yang melakukan studi.
2. Pengunjung yang melakukan penelitan deskriptif.
3. Pengunjung pelaku rekreasi.

E. Studi Pencahayaan
Ching, Francis D.K, and Binggeli, Corky (2011) mengatakan tentang
cahaya adalah sebuah energi yang memancarkan cahaya. Pada area yang
luas, cahaya yang keluar dari sumbernya akan terpancar ke berbagai arah dan
menyebar. Intensitas cahaya yang tersebar akan berbeda jika dilihat dari jarak
dimana sumbernya berasal.
Di dalam sebuah museum terdapat elemen pencahayaan, yang
merupakan salah satu elemen terpenting. Pencahayaan berperan penting
untuk menampilkan wujud tekstur, bentuk, warna serta material yang ada
disekitar. Terdapat 2 kualitas pencahayaan yaitu :
1. Hard light, merupakan cahaya yang begitu kuat atau menghasilkan
bayangan yang akan terlihat jelas serta menghasilkan kontras yang
tinggi (gelap-terangnya).
2. Soft light, merupakan cahaya yang kontrasnya lebih tipis dan bayangan
yang dihasilkan tidak begitu jelas.
Untuk merancang tata cahaya buatan di sebuah ruangan ada hal
penting yang akan menjadi peran sebagai sebuah pemberi bentuk pada
elemen-elemen interior. Hal itu adalah titik focus dan titik letak yang akan
menjadi area jatuhnya cahaya. Menurut sumbernya pencahayaan dibagi
menjadi 2 yaitu :
1. Pencahayaan alami, sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain
menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.
2. Pencahayaan buatan, sumber pencahayaan yang diperoleh dari
sumber buatan (lampu).
Di museum yang akan saya desain, saya menggunakan pencahayaan
seperti di bawah ini :
1. General lightning, pencahayaan umum dan utama yang secara merata
menerangi sebuah ruangan.
2. Task lightning, pencahayaan ruangan yang terarah dan terpusat,
memiliki intensitas cahaya yang lebih banyak daripada cahaya
sekitarnya. Fungsi task lighting adalah untuk memberikan penerangan
pada area tertentu.
3. Accent lightning, pencahayaan ruangan yang terarah dan mampu
menciptakan efek visual yang menarik. Accent lightning digunakan
khusus untuk menyorot area tertentu pada suatu ruangan, seperti
lukisan, ukiran-ukiran yang dipajang, tanaman, maupun dekorasi
lainnya.

Gambar 17. Pencahayaan.

Gambar 18. Sketsa Jenis Pencahayaan.


F. Studi Antropometri
Studi antropometri diperlukan untuk menemukan dimensi-dimensi ideal
yang berkaitan dengan display, jarak visual, serta ruang gerak di dalam
museum.
1. Rentang Pergerakan Kepala

Gambar 19 dan 20. Daerah Visual (Panero, Zelnik 1979)

Rentang sudut pandang optimal di atas pada kenyataannya masih


dipengaruhi oleh rentang pergerakan atau rotasi kepala, baik arah
pergerakan horizontal maupun vertikal. Rotasi kepala arah horizontal
yang nyaman berkisar 45º arah kiri atau kanan dari titik nol, sedangkan
arah rotasi vertikal yang nyaman sekitar 30º ke atas dan ke bawah dari
titik nol.

2. Rentang Kenyamanan Visual

Gambar 21 dan 22. Daerah Visual (Panero, Zelnik 1979)


Bidang-bidang visual merupakan bagian yang diukur dalam besaran
sudut pada saat kepala dan mata tak bergerak. Berdasarkan studi
bidang visual di bawah ini, besar dari zona pengamatan optimal bagi
materi-materi display kira-kira sebesar 30º di bawah garis pandang
standar.

3. Dimensi Struktur Tubuh Manusia terhadap tata pamer


Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak
(tetap diam). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini dikenal
dengan statik antropometri. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi
tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri,
duduk, ukuran kepala, tinggi, panjang lutut pada saat berdiri dan duduk,
panjang lengan, dsb. Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh
pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang
berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan.
Gambar 23. Dimensi Tubuh Manusia (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 24. Posisi Pengamat Pria saat berdiri (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 25. Posisi Pengamat Wanita saat berdiri (Panero, Zelnik 1979)
Gambar 26. Jarak Posisi Pengamat (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 27. Penentuan Jarak untuk Display benda teks / benda 2D (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 28. Jarak Posisi Pengamat (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 29. Jarak Posisi Pengamat terhadap benda 3D


4. Ruang Gerak dan Sirkulasi

Gambar 30. Pergerakan berjalan ke depan (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 31. Ukuran Pergerakan berjalan ke depan (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 32. Sirkulasi koridor dan jalan lintasan (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 33. Akomodasi pemakai bertubuh besar dan kecil yang berjalan
pada sebuah koridor atau lintasan (Panero, Zelnik 1979)
Gambar 34. Ukuran Akomodasi pemakai bertubuh besar dan kecil yang berjalan
pada sebuah koridor atau lintasan (Panero, Zelnik 1979)

Gambar 35. Sirkulasi bagi penyandang disabilitas dan ukurannya (Panero, Zelnik 1979)

G. Studi Tata Letak Ruang Pamer


Membuat sebuah Konsep Penataan Ruang Pameran Tetap di dalam
museum memang bukan suatu pekerjaan mudah. Menata ruang pameran tetap
berarti melakukan penataan interior ruang dalam lengkap dengan koleksi
museum beserta keseluruhan alat kelengkapan pendukungnya. Tata letak
adalah teknik penataan letak benda-benda koleksi untuk menunjukkan rnaksud
dan tujuan benda-benda koleksi yang ada. Dalam mempersiapkan
penyelenggaraan pameran museum diperlukan sarana pendukung yang
memadai dan menarik (Sunarso, 2000) :
1. Vitrine
Vitrine adalah lemari pajang untuk menata benda-benda koleksi. Umumnya
dipergunakan untuk tempat memamerkan benda-benda 3 dimensi, benda-
benda yang tidak boleh disentuh, benda-benda karena kecil bentuknya
atau karena tinggi nilainya.

Gambar 36. Vitrine di museum

Vitrine harus memenuhi persyaratan :


a. Keamanan koleksi harus terjamin
b. Memberi kesempatan kepada pengunjung agar lebih leluasa dan
mudah serta enak melihat koleksi yang ditata di dalamnya.
c. Pengaturan cahaya tidak boleh menggangu pengunjung dan tidak
boleh merusak koleksi yang terdapat di dalamnya.
d. Bentuk vitrine harus disesuaikan dengan ruangan

2. Panel

Gambar 37. Text Panel


Sebagai sarana pameran, panel berfungsi sebagai tempat meletakkan
benda-benda dua dimensi, misalnya foto, gambar, lukisan, peta, dll.
Merencanakan panel harus memperhatikan :
a. Panel mudah dilihat dan bagus dipandang
b. Mudah dipindahkan sesuai dengan fungsinya
c. Konstruksinya kokoh

3. Box Standard

Gambar 38. Box Kaca

Gunanya untuk memamerkan benda-benda yang berbentuk tiga dimensi.


Ada dua macam “box standard” yang berukuran kecil ialah untuk alas
benda-benda kecil yang diletakkan di dalam vitrine sebagai alat bantu agar
benda-benda di dalam lemari itu dapat ditata dengan komposisi yang baik,
sesuai dengan yang kita inginkan untuk menampilkan koleksi yang akan
kita tonjolkan.

4. Pembatas

Gambar 39. Tiang Pembatas di dalam museum MACAN.


Menggunakan pembatas tertentu menggunakan tali, rantai, maupun
membuat perbedaan ketinggian lantai sebagai peringatan bagi pengunjung
untuk tidak memasuki atau menyentuh area benda koleksi. Jika barang
koleksi tidak diberi pembatas, maka pengunjung dapat memasuki,
menyentuh, memperagakan, menaiki, hingga bermain pada sekitar area
benda koleksi.

5. Alat Pembantu

Gambar 40. Pesawat Terbang yang digantung

Benda-benda koleksi berukuran sedang hingga besar digantungkan di atas


pengunjung, sehingga terasa bahwa benda koleksi tersebut masih terbang
di udara (efek psikologis).

II.2. PENGUMPULAN DATA

A. Metoda Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder melalui
internet, dimana penulis tidak secara langsung mengambil data sendiri tapi
meneliti dan memanfaatkan data yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain. Data
merupakan suatu fakta atau gambaran yang dikumpulkan dan nantinya akan
diolah sehingga menghasilkan informasi yang berguna. Informasi inilah yang
akan digunakan sebagai alat pengambilan keputusan.
B. Faktor Manusia
Pengunjung museum adalah bagi mereka yang memiliki kepentingan
dalam penelitian dan Pendidikan. Dari pola sirkulasi pengguna dapat
ditentukan pembentukan ruang dan kedekatan antar setiap ruang, yang
mencakup ruang pengelola, ruang servis dan ruang public.
Kegiatan pada museum Dirgantara dapat dikelompokkan menjadi empat
yaitu : kegiatan utama, kegiatan penunjang, kegiatan pengelola, dan kegiatan
servis.
Tabel 2 : Kegiatan Utama dalam Museum Dirgantara

KEGIATAN UTAMA
Kategori Sifat
Aktifitas Pelaku Ruang
Kegiatan Kegiatan
- Mengantre untuk
membeli tiket - Staff tiket
- Melihat koleksi - Pengunjung - Loket
pesawat - Staff - Ruang Publik
- Melihat Foto pemandu Pameran
penemu/ - Security
pengembang
- Melihat sejarah - Pengunjung
- Ruang
perjuangan dan - Staff
Pameran Publik
Pameran perkembangan Pemandu
Kronologi
Koleksi pesawat terbang - Security
- Melihat koleksi
- Pengunjung
seragam/setelan - Ruang
- Staff
yang pernah Pameran Publik
Pemandu
dipakai pada saat Seragam
- Security
penerbangan
- Melihat benda
- Pengunjung
(teknologi) yang - Ruang
- Staff
dipakai saat Pameran Publik
Pemandu
membuat Alutsista
- Security
pesawat terbang
- Melihat pameran
- Pengunjung
3 dimensi yang - Ruang
- Staff
memvisualkan Pameran Publik
Pemandu
kisah sejarah Diorama
- Security
pesawat terbang
- Pengunjung
- Melihat miniature - Ruang Minat
- Pemandu Publik
pesawat terbang Dirgantara
- Security
- Pengunjung
Kunjungan - Penelitian - Lobby
(Rombongan)
Khusus ke - Berkumpul - Ruang Publik
- Pemandu
Museum - Pembelajaran Pameran
- Security

Tabel 3 : Kegiatan Penunjang dalam Museum Dirgantara

KEGIATAN PENUNJANG
Kategori Sifat
Aktifitas Pelaku Ruang
Kegiatan Kegiatan
- Pengunjung
Tayangan - Staff
- Menonton Film - Mini Theater Publik
Film operasional
- Pemandu
Perpustakaan - Pengunjung - Perpustakaan
- Membaca buku Publik
Dirgantara - Librarian mini
- Membeli
makanan dan - Pengunjung
- Snack corner
Kuliner minuman ringan - Staff Publik
- Restoran
- Bersantai / - Koki
istirahat sejenak
- Membeli - Pengunjung - Giftshop / toko
Belanja Publik
Souvenir - Staff toko souvenir
Pertunjukan - Menonton - Pengunjung
- Stage Publik
(Show kecil) pertunjukan - Showman
Tabel 4 : Kegiatan Pengelola dalam Museum Dirgantara

KEGIATAN PENGELOLA
Kategori Sifat
Aktifitas Pelaku Ruang
Kegiatan Kegiatan
Kegiatan - Berkoordinasi - Ruang Kerja
kepala dengan atasan - Kepala - Ruang Arsip
- Privat
museum, dan staff Museum - Ruang Tamu
- Publik
kepala - Menerima tamu - Kepala Divisi - Restoran
divisi - MCK - Toilet
- Berkoordinasi
- Ruang Kerja
dengan atasan
Kegiatan - Ruang Arsip - Privat
dan staff - Staff divisi
Staff Divisi - Restoran - Publik
- Menerima tamu
- Toilet
- MCK
- Ruang
- Mengoperasikan operator
Kegiatan
alat - Staff - Ruang ME - Privat
Staff
- Merawat alat operasional - Ruang AHU - Publik
Operasional
- MCK - Ruang Genset
- Restoran

Tabel 5 : Kegiatan Servis dalam Museum Dirgantara

KEGIATAN SERVIS
Kategori Sifat
Aktifitas Pelaku Ruang
Kegiatan Kegiatan
- Mengoperasikan - Ruang
alat Operator
Kegiatan
- Menggunakan - Staff - Ruang ME
staff - Servis
fasilitas yang operasional - Ruang AHU
operasional
berada di dalam - Ruang Genset
museum - Toilet
- Merawat alat dan
fasilitas museum

Gambar 41. Diagram Kegiatan Pengelola.

Tugas dalam “melaksanakan kerja” :


1. Kepala museum
a. Memiliki tanggung jawab dalam penggalangan dana, SDM,
pengelolaan staf, maupun anggaran sehari-hari.
2. Kurator
a. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan pengelolaan koleksi
museum.
b. Melaksanakan pengadaan, inventarisasi, penyimpanan,
peminjaman, dan penghapusan koleksi museum.
c. Merencanakan dan melakukan kajian koleksi untuk pameran
museum.
d. Menyusun materi publikasi berdasarkan hasil kajian koleksi.
3. Staf Museum
a. Menyimpan catatan dalam koleksi komputer dalam database
yang dapat diakses oleh staf museum, pendidik, dan anggota
masyarakat.
b. Memberi saran tentang program pendidikan dan desain pameran,
mengadakan kuliah, lokakarya tentang kegiatan mereka.
4. Staf Servis
a. Membersihkan, merawat, merapikan dan selalu memeriksa
museum.

Gambar 42. Diagram Kegiatan Pengunjung


Fasilitas yang ada di museum memiliki jam operasionalnya. Hari Senin
merupakan hari libur, sehingga hari ini dapat dimanfaatkan oleh pengelola
sebagai kegiatan perawatan maupun workshop.
Tabel 6 : Waktu Operasional Bangunan

WAKTU OPERASIONAL BANGUNAN


Kelompok
Fasilitas Kegiatan Jadwal
Fasilitas
Selasa – Minggu
Loket Penjualan Tiket
(09.00 – 17.00)
Fasilitas Pameran Selasa – Minggu
Ruang Pameran
Utama Kedirgantaraan (09.00 – 17.00)
Selasa – Minggu
Lounge dan Lobby Menerima pengunjung
(09.00 – 17.00)
Khusus Pengunjung Selasa – Minggu
Ruang Serbaguna
(Workshop, seminar) (09.00 – 17.00)
Wahana Simulator
Selasa – Minggu
menggunakan Virtual Simulasi Penerbangan
(09.00 – 17.00)
Reality
Selasa – Minggu
Perpustakaan Mini Membaca buku
(09.00 – 17.00)
Fasilitas
Menonton film tentang Selasa – Minggu
Penunjang Mini Theater
sejarah kedirgantaraan (09.00 – 17.00)
Senin – Minggu
Restoran Makan dan Minum
(09.00 – 17.00)
Penjualan Selasa – Minggu
Toko Souvenir
Cenderamata (09.00 – 17.00)
Selasa – Minggu
Plaza Pertunjukan Pertunjukan
(10.00 – 17.00)
Senin – Minggu
Ruang Kerja Pengelola Bekerja
Fasilitas (09.00 – 17.00)
Pengelola Bekerja, Senin – Minggu
Ruang Informasi
mengoordinasi (09.00 – 17.00)
Ruang keamanan dan Menjaga museum / Senin – Minggu
CCTV memonitor (09.00 – 17.00)
Ruang Operator
Fasilitas Ruang ME Senin – Minggu
Mengoperasikan Alat
Servis Ruang AHU (09.00 – 17.00)
Ruang Genset
Senin – Minggu
Loading dock Bongkar / muat barang
(09.00 – 17.00)

Pendekatan kebutuhan ruang pada museum Dirgantara dapat dianalisis


melalui pelaku dan aktivitasnya :
Tabel 7 : Pelaku dan Aktifitas

PELAKU DAN AKTIVITAS


Kebutuhan Jenis
Pelaku Aktifitas Sifat
Ruang Kegiatan
Datang Entrance Gate Publik Outdoor
Parkir Tempat Parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Membeli tiket Loket Publik Outdoor
Mencari informasi Ruang informasi Publik Indoor
Melihat pameran
berupa koleksi foto
Ruang Pameran
penemu pesawat Publik Indoor
Pengunjung Utama
terbang pertama dan
tanda kehormatan,
Melihat pameran
gambaran sejarah
perjuangan dan
Ruang Pameran
perkembangan Publik Indoor
Kronologi
pesawat terbang
(awal mula pesawat
terbang tercipta)
Melihat koleksi
seragam / pakaian
yang pernah dipakai
pada saat
Ruang Seragam Publik Indoor
penerbangan
pesawat pertama oleh
wright bersaudara,
dsb
Melihat pameran
benda koleksi
Melihat pameran
Ruang display
koleksi pesawat Publik Indoor
koleksi
udara (1900 – 1950)
Melihat pameran
gambaran 3 dimensi
untuk
Ruang pameran
memvisualisasikan Publik Indoor
diorama
kisah sejarah
dirgantara (1900 –
1950)
Melihat pameran
berupa miniatur
kedirgantaraan yang
bertujuan untuk Ruang pameran
Publik Indoor
menarik perhatian minat dirgantara
para pengunjung
khususnya generasi
muda
Mengisi daya kamera
Charger booth Publik Indoor
/ HP
Melihat tayangan film Mini Teater Publik Indoor
Wahana simulasi
Simulasi dirgantara Publik Indoor
Virtual Reality
Membaca buku Perpustakaan mini Publik Indoor
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Membeli souvenir Toko Souvenir Publik Indoor
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Berkumpul Lobby Publik Indoor
Reservasi Ruang Informasi Publik Indoor
Informasi Ruang Informasi Publik Indoor
Melihat pameran
berupa koleksi foto
Ruang Pameran
penemu pesawat Publik Indoor
Pengunjung Utama
terbang pertama dan
khusus /
tanda kehormatan,
reservasi
Melihat pameran
gambaran sejarah
perjuangan dan
Ruang Pameran
perkembangan Publik Indoor
Kronologi
pesawat terbang
(awal mula pesawat
terbang tercipta)
Melihat koleksi
seragam / pakaian Ruang Seragam Publik Indoor
yang pernah dipakai
pada saat
penerbangan
pesawat pertama oleh
wright bersaudara,
dsb
Melihat pameran
benda koleksi
Melihat pameran
Ruang display
koleksi pesawat Publik Indoor
koleksi
udara (1900 – 1950)
Melihat pameran
gambaran 3 dimensi
untuk
Ruang pameran
memvisualisasikan Publik Indoor
diorama
kisah sejarah
dirgantara (1900 –
1950)
Melihat pameran
berupa miniatur
kedirgantaraan yang
bertujuan untuk Ruang pameran
Publik Indoor
menarik perhatian minat dirgantara
para pengunjung
khususnya generasi
muda
Seminar Ruang Serbaguna Publik Indoor
Mengisi daya kamera
Charger booth Publik Indoor
/ HP
Melihat tayangan film Mini Teater Publik Indoor
Wahana simulasi
Simulasi dirgantara Publik Indoor
Virtual Reality
Membaca buku Perpustakaan mini Publik Indoor
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Membeli souvenir Toko Souvenir Publik Indoor
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Absensi Resepsionis Publik Indoor
Bekerja Ruang Kepala Privat Indoor
Berkoordinasi dengan
Ruang Staff Privat Indoor
staff
Menerima tamu Ruang Kepala Privat Indoor
Menyimpan dan
Pengelola Ruang Arsip Privat Indoor
mengambil arsip
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor

Staff Loket, Datang Entrance gate Publik Outdoor


Resepsionis, Parkir Area parkir Publik Outdoor
Informasi Drop off Entrance Publik Outdoor
Absensi Resepsionis Publik Indoor
Pelayanan tiket,
Loket, Lounge Publik Indoor
reservasi, informasi
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Absensi Resepsionis Publik Indoor
Ruang operator,
Operasi perangkat,
Ruang ME, Ruang
utilitas, dan Servis Indoor
Genset, Ruang
maintenance
Staff AHU
Operasional Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor

Staff Parkir Area parkir Publik Outdoor


Keamanan Drop off Entrance Publik Outdoor
Absensi Resepsionis Publik Indoor
Mengawasi Ruang CCTV dan
Privat Indoor
Pengunjung Keamanan
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Absensi Resepsionis Publik Indoor
Menunggu
Lounge Publik Indoor
Pengunjung
Memandu
Ruang Pameran Publik Indoor
Staff Pengunjung
Pemandu Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Pustakawan
Drop off Entrance Publik Outdoor
Absensi Resepsionis Publik Indoor
Melayani peminjaman
buku, menjaga Perpustakaan mini Publik Indoor
perpustakaan
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Absensi Resepsionis Publik Indoor
Melayani foto-foto Photo booth Publik Indoor
Melayani penjualan
Toko Souvenir Publik Indoor
souvenir
Staff Booth
Membeli makan dan
Foto Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Staff Parkir Area parkir Publik Outdoor
Pengelola Drop off Entrance Publik Outdoor
Kuliner Menyiapkan makanan
Dapur Servis Indoor
dan minuman
Melayani penjualan
Snack corner Publik Indoor
snack
Memasak Dapur Servis Indoor
Melayani penjualan
hidangan dan Restoran Publik Indoor
minuman
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Absensi Resepsionis Publik Indoor
Membersihkan dan
menjaga kebersihan Museum Servis Indoor
bangunan museum
Cleaning
Membeli makan dan
Service Restoran Publik Indoor
minum
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Showman
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Ganti kostum Ruang ganti Privat Indoor
Pertunjukan Stage / Plaza Publik Indoor
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor
Datang Entrance gate Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
Bertamu Ruang Pengelola Privat Indoor
Membeli makan dan
Restoran Publik Indoor
minum
Tamu
Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor
Istirahat Seating bench Publik Indoor
Beribadah Tempat ibadah Publik Indoor
BAK / BAB Toilet Servis Indoor
Pulang Exit gate Publik Outdoor

Tabel 8 : Analisa Sifat Ruang

ANALISA SIFAT RUANG


Publik Semi Publik Privat Servis
Ruang kerja
Entrance gate Ruang Serbaguna Tempat Ibadah
kepala museum
Ruang kerja
Exit gate Perpustakaan Mini Toilet
kepala divisi
Area parkir Ruang kerja
Ruang ME
pengunjung kepala urusan
Area parkir
Ruang kerja staff
pengelola dan Ruang Operator
anggota divisi
staff
Loket Ruang rapat Ruang Genset
Lobby Ruang Arsip Ruang AHU
Ruang Informasi Ruang Ganti Tempat Chiller
Ruang Pameran
(Hall of Fame)
Ruang Pameran
kronologi
Ruang Pameran
Seragam
Ruang Pameran
Alutsista
Ruang Pameran
Diorama
Ruang Pameran
Minat Dirgantara
Mini Theater
Wahana
Simulator (Virtual
Reality)
Photo booth
Restoran
Toko Souvenir
Stage
Atm Center
C. Ruang
Ruang merupakan salah satu pembentuk rancangan arsitektur yang begitu dominan. Adapun beberapa unsur-
unsur ruang yang mempengaruhinya yaitu :
1. Kebutuhan Ruang
2. Fungsi
3. Tipe Ruang
4. Dimensi Ruang
5. Kebutuhan Ruang Outdoor
6. Kebutuhan Luas Seluruh Ruang

Tabel 9 : Perhitungan Studi Besaran Ruang

FASILITAS UTAMA
Perabot Kapasita Standar Jumla Besara
N Nama Tota Sirkulas
Aktifitas Jumla s Manusi h n Total
o Ruang Nama Luas Total l i
h Manusia a Ruang Ruang
Ruang Penerima
1.4 2.8
Meja 2
m2 m2
Menjual 0.36 1.44 1 m2 / 13.92
1 Loket Kursi 4 5 5 m2 1 9.94 m2 40%
Tiket m2 m2 orang m2
0.35 0.7
Lemari 2
m2 m2
Informatio Mencari Meja 1.4 2.8 1 m2 / 100 121.64 170.3
2 2 100 1 40%
n Centre, Informasi, Resepsionis m2 m2 orang m2 m2 m2
Lounge, Menunggu 0.36 1.44
Kursi 4
Charger , charge m2 m2
booth peralatan Sofa 2 0.96 7.68
8
elektronik dudukan m2 m2
Sofa 1 0.54 4.32
8
dudukan m2 m2
0.45 1.8
Meja 4
m2 m2
Charger 0.36 3.6
10
booth m2 m2
Ruag 0.9 m2 / 45
3 Teras 50 1 45 m2 30% 58.5 m2
peralihan orang m2
Total 242.73 m2
Ruang Pameran
6 Patung
orang yang
Ruang Melihat 0.36 2.16
berhasil 6
Pameran Pameran, m2 m2
menerbangka 1 m2 / 100 109.36 153.1
1 Utama Berfoto, 100 1 40%
n pesawat orang m2 m2 m2
(Hall of Merawat
Pigura toko-
Fame) benda 0.36 7.2
toko penting 20
m2 m2
1904-1950
Ruang Melihat Disajikan
0.18 3.6 1 m2 / 100 112.24 157.14
2 Pameran pameran, dalam bentuk 20 100 1 40%
m2 m2 orang m2 m2 m2
Kronologi membaca, panel
melihat Mannequin
1.44 8.64
seragam berada dalam 6
m2 m2
lemari display
Melihat
Ruang pameran,
1 m2 / 100
3 Pameran melihat Meja display 1 m2 20 20 m2 100 1 120 m2 40% 168 m2
orang m2
Diorama miniature
3D
Pesawat
78.72 78.72
Biplane 1
m2 m2
(1903)
Pesawat
Fixed wing 70 m2 1 70 m2
Melihat (1904)
pameran Pesawat
103.8 103.8
pesawat Triplane 1
6 m2 6 m2
Ruang terbang (1908)
1 m2 / 100 1,425.5
4 Pameran pertama Pesawat 100 1 950.38 50%
orang m2 7 m2
Alutsista yang Fabre 119 119
1
digunakan Hydravion m2 m2
1900 - (1910)
1950 Pesawat
354.9 354.9
Boeing 247 1
5 m2 5 m2
(1933)
Pesawat
53.85 53.85
Heinkel 1
m2 m2
HE178 (1937)
Pesawat
Supersonic 70 m2 1 70 m2
(1947)
Ruang Miniatur
Melihat
Pameran pesawat 1 m2 / 100 149.8
5 miniatur 1 m2 7 7 m2 100 1 107 m2 40%
Minat diatas meja orang m2 m2
pesawat
Dirgantara display
Total 2053.61 m2
242.73 m2 + 2053.61 m2 = 2296.34 m2

Pesawat yang berada di dalam museum merupakan replika (tiruan) dari aslinya. Berikut ini adalah gambarnya :

1. Pesawat Biplane (1903)


2. Pesawat Fixed Wing (1904)

3. Pesawat Triplane (1908)


4. Pesawat Hydravion (1910)

5. Boeing 247 (1933)


6. Heinkel HE 178 (1937)

7. Pesawat Supersonic (1947)


Studi besaran ruang berdasarkan :

- TSS : Time Saver Standart

- NAD : Neufert Architect Data

- SRK : Studi Ruang Khusus

- ASS : Asumsi berdasarkan studi analisis

- HDI : Human Dimension & Interior Space

- MPDM : Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Perhitungan sirkulasi berdasarkan buku Time Saver Standart for Building Type 2nd Edition, sebagai berikut :

- 5% - 10 % : Sirkulasi minimum

- 20% : Kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi

- 30% : Tuntutan kenyamanan fisik

- 40% : Tuntutan kenyamanan psikologis

- 50% : Tuntutan sesuai dengan spesifik kegiatan

- 70% - 100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan


FASILITAS PENGELOLA
Perhitungan Luas
Nama Jumlah Luas
Aktivitas Studi Luas Sirkulasi Ruang
Ruang Ruang (m2) Kapasitas Unit Set Perabot
(m2) (m2)
Meja kerja,
Bekerja di TSS
10.23 1 kursi utama, 10,23
meja kerja HDI
kursi tamu
Ruang Duduk di TSS
1.2 4 Sofa 4,8
Kepala sofa HDI 5 40%
Museum Menerima TSS
0.96 1 Meja tamu 0,96
tamu HDI
Menyimpan TSS
1 1 File drawer 1
berkas HDI
JUMLAH 1 16,99 6,796 23,786
Ruang Meja kerja,
Bekerja di TSS
Kepala 5,76 3 1 kursi utama, 5,76 30%
meja kerja HDI
Divisi kursi tamu
Menyimpan TSS
1 1 File drawer 1
berkas HDI
JUMLAH 4 6,76 2,028 35,152
Meja kerja,
Bekerja di TSS
Ruang 5,76 1 kursi utama, 5,76
meja kerja HDI
Kepala 3 kursi tamu 30%
Urusan Menyimpan TSS
1 1 File drawer 1
berkas HDI
JUMLAH 1 6,76 2,028 8.788
Bekerja di TSS Meja kerja,
3,78 9 34,02
meja kerja HDI kursi
Ruang Staff
9 30%
Anggota Menyimpan TSS
1 9 File drawer 9
berkas HDI
JUMLAH 2 43,02 12,906 111,85
Menyimpan
Ruang & TSS set file
3,5 4 14 30%
Arsip mengambil HDI drawer
berkas
JUMLAH 1 14 4,2 18,2
1 meja
TSS Meja rapat,
Rapat 24,3 rapat, 24,3
Ruang ASS kursi
15 15 kursi 30%
Rapat
Menyimpan TSS Lemari
2,4 1 2,4
barang HDI penyimpanan
JUMLAH 1 26,7 8,01 34,71
Melihat TSS Set meja,
3,78 2 7,56
Ruang monitor HDI kursi
2 30%
CCTV Menyimpan TSS Lemari
2,4 1 2,4
barang HDI penyimpanan
JUMLAH 1 9,96 2,988 12,948
Duduk di TSS
0,35 4 Kursi 1,4
kursi HDI
Ruang Menyimpan TSS
2,4 5 1 Lemari 2,4 30%
Keamanan barang HDI
Meja TSS
3,78 1 Meja, kursi 3,78
keamanan HDI
JUMLAH 2 7,58 2,274 19,708
Menyimpan TSS Lemari
2,4 1 9,6
Ruang barang HDI penyimpanan
4 30%
Pemandu Duduk TSS
0,35 4 Kursi 1,4
dikursi HDI
JUMLAH 1 11 3,3 14,3
JUMLAH 279.41
SIRKULASI ANTAR RUANG 30% 83.82
TOTAL 363.23

FASILITAS PENUNJANG
Perhitungan Luas
Jumlah Luas Sirku
Nama Ruang Aktivitas Studi Luas Ruang
Ruang (m2) Kapasitas Unit Set Perabot lasi
(m2) (m2)
Menonton TSS
Mini theater
tayangan SRK
JUMLAH 1 97,3791
Simulator
Simulasi pesawat P-
Wahana
penerbangan ASS 1,08 5 4 51 mustang, 4,32 50%
simulator
(virtual reality) simulator
pesawat
glider
kampret,
simulator
pesawat
Mitsubishi
Army – 98
Guntei,
simulator
balon udara

Simulasi
keselamatan
ASS 12 3 1 Layar, 9 kursi 12
penerbangan
(augmented
reality
JUMLAH 1 16,32 8,16 24,48
Perpustakaan
Membaca buku ASS
mini
JUMLAH 1 349,28
Foto
Photo booth menggunakan ASS
atribut
JUMLAH 1 81
Menikmati
Restoran TSS Set 1 meja, 2
hidangan di 2,8 110 28 78,4 50%
HDI sofa
meja makan
Menikmati TSS Set bar, 10
10,88 12 1 10,88
minuman HDI kursi
JUMLAH 1 89,28 44,64 133,92
TSS Meja kasir,
Membayar 1,5 1 1 1,5
HDI kursi
Toko Melihat NAD
1,625 10 Rak 16,25 50%
souvenir merchandise HDI
Mencoba TSS Dressing
1,26 2 2 2,52
pakaian HDI room
10,13
JUMLAH 1 20,27 30,405
5
TSS
Stage Pertunjukan 0,95 5 1 Panggung 4,75 100%
HDI
JUMLAH 1 4,75 4,75 9,5
Menonton TSS
Plaza 0,95 550 - - 522,5 50%
petunjukan HDI
261,2
JUMLAH 1 522,5 5 783,75
Mengambil
ATM Center ASS 3 8 8 Mesin ATM 24 30%
uang
JUMLAH 1 24 7,2 31,2
Ruang Pelajaran TSS
0,95 300 - - 285 30%
serbaguna umum HDI
JUMLAH 1 285 85,5 370,5
Jumlah 1911.4
Sirkulasi Antar Ruang 30% 573.42
Total 2484.83
FASILITAS SERVIS
Perhitungan Luas
Nama Jumlah Luas Sirkul
Aktivitas Studi Luas Ruang
Ruang Ruang (m2) Kapasitas Unit Set Perabot asi
(m2) (m2)
Beribadah NAD 1,17 20 20 Sajadah 23,4
Mushola TSS 30%
Wudhu 0,98 10 10 Kran air 9,8
HDI
JUMLAH 1 33,2 9,96 43,16
TSS
BAB 1,68 5 Toilet 8,4
HDI
Lavatory NAD
BAK 0,6 10 5 Urinoir 3 30%
(Pria) TSS
TSS
Mencuci muka 0,98 2 Wastafel 1,96
HDI
JUMLAH 4 13,36 4,008 69,472
TSS
BAB/BAK 1,68 8 Toilet 13,44
Lavatory HDI
10 30%
(Wanita) TSS
Mencuci muka 0,98 2 Wastafel 1,96
HDI
JUMLAH 4 15,4 4,62 20,02
TSS
Lavatory BAB/BAK 2,88 1 Toilet 2,88
HDI
(Disabilitas 1 30%
TSS
Pria) Mencuci muka 0,98 1 Wastafel 0,98
HDI
JUMLAH 4 3,86 1.158 20,072
TSS
Lavatory BAB/BAK 2,88 1 Toilet 2,88
HDI
(Disabilitas 1 30%
TSS
Wanita) BAB/BAK 0,98 1 Wastafel 0,98
HDI
JUMLAH 4 3,86 1.158 20,072
Ruang
Mengontrol listrik ASS - 1 Panel listrik 5 30%
MEE
JUMLAH 5 5 1.5 32.5
Ruang Mengontrol Mesin
ASS - 1 20 30%
Pompa ruang pompa Pompa
JUMLAH 1 20 6 26
Ruang Mengontrol Mesin
ASS - 1 30 30%
Genset mesin genset Genset
JUMLAH 1 30 9 39
Ruang Mengontrol
ASS - 1 Mesin AHU 20 30%
AHU mesin AHU
JUMLAH 2 20 5 50
Ruang Mengontrol
ASS - 1 Mesin chiller 50 30%
Chiller mesin chiller
JUMLAH 1 50 15 65
Menyiapkan TSS
0,45 1 Serving table 0,45
makanan HDI
Mencuci TSS
3,96 1 Kitchen sink 3,96
peralatan dapur HDI
Mengambil TSS
1,35 1 Kulkas 1,35
bahan makanan HDI
Membuat
Pantry TSS 3 30%
makanan 2,55 1 Kompor 2,55
HDI
dengan kompor
Membuat
TSS
makanan 1,54 1 Oven 1,54
HDI
dengan oven
Duduk di meja TSS Set meja
1,68 1 1,68
makan HDI makan
JUMLAH 1 11,53 3,459 14,989
Menyiapkan TSS
0,45 1 Serving table 0,45
makanan HDI
Menyiapkan TSS
3,96 1 Kitchen sink 3,96
makanan HDI
Mengambil TSS
1,35 2 Kulkas 2,7
Dapur bahan makanan HDI
Resto Membuat 6 50%
TSS
makanan 2,55 4 Kompor 10,2
HDI
dengan kompor
Membuat
TSS
makanan 1,54 2 Oven 3,08
HDI
dengan oven
Menyimpan TSS 2,4 4 9,6
HDI Lemari
barang
14,99
JUMLAH 1 29,99 44,985
5
Menyiapkan TSS
0,45 1 Serving table 0,45
makanan HDI
Menyiapkan TSS
3,96 1 Kitchen sink 3,96
makanan HDI
Mengambil TSS
1,35 1 Kulkas 1,35
bahan makanan HDI
Dapur Membuat
TSS 4 50%
Cafetaria makanan 2,55 2 Kompor 5,1
HDI
dengan kompor
Membuat
TSS
makanan 1,54 1 Oven 1,54
HDI
dengan oven
Menyimpan TSS
2,4 1 Lemari 2,4
barang HDI
JUMLAH 1 14,8 7,4 22,2
Menyimpan TSS Lemari
Janitor 2,4 1 1 2,4 20%
peralatan HDI penyimpanan
JUMLAH 4 2,4 0,48 11,52
Menyimpan NAD Lemari
Gudang 2,4 4 8 19,2 30%
barang HDI penyimpanan
JUMLAH 2 19,2 5,76 49,92
Loading dan
Loading
unloading ASS - 25 50%
dock
barang
JUMLAH 1 25 12,5 37,5
JUMLAH 566.39
SIRKULASI ANTAR RUANG 30% 169.92
TOTAL 736.31

Tabel 10 : Rekapitulasi Luas Bangunan Museum Dirgantara

LUAS BANGUNAN
Fasilitas Utama 2296.34 m2
Fasilitas Pengelola 363.23 m2
Fasilitas Penunjang 2484.83 m2
Fasilitas Servis 736.31 m2
TOTAL 5880.71 m2
SIRKULASI 30% 1764.21 m2
TOTAL + SIRKULASI 30% 7664.92 m2
PEMBULATAN 7700 m2
KEBUTUHAN LUAS PARKIR
PENGELOLA

Jumlah pekerja : 50 orang

Mobil : 20

Motor : 30

PENGUNJUNG

Jumlah Pengunjung / hari : 550 orang per hari

Mobil (40%) : 220 orang

- 2 penumpang (50%) : 110 orang, 55 mobil


- 4 penumpang (50%) : 110 orang, 27 mobil (Total : 82 mobil)

Motor (40%) : 220 orang → (80%) 176 motor

Kendaraan umum (15%) : 82 orang → (50%) 41 taxi/angkot

Bus pariwisata (5%) : 27 orang → (20%) 5 bus


D. Kebutuhan Luas Tapak

Untuk mengetahui luas tapak yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan
yang berlaku, kami menghitung kebutuhan luas tapak sebagai berikut :

Diketahui :

1. KDB : 60%
2. KLB :2
3. Luas Bangunan : 7700 m2

Jadi untuk mencari luas tapak, dapat digunakan cara berikut :

Luas dasar bangunan = (Luas Bangunan / KLB)

= 7700 : 2

= 3850 m2

Jadi luas tapak = Luas dasar bangunan : KDB

= 3850 : 40%

= 9625 m2

E. Sistem Bangunan

Sistem bangunan merupakan bagian kelengkapan sebagai pendukung


bangunan yang dipasang dengan tujuan agar bangunan tersebut dapat beroperasi
secara optimal. Sistem yang dipakai dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sistem teknologi yang dipakai


a. Lift, penggunaan lift sebagai alat transportasi vertikal.
b. Pintu otomatis, main entrance menggunakan pintu otomatis.

2. Sistem komunikasi
Menggunakan saluran telepon dari Telkom. Sedangkan untuk alat-alat
komunikasinya menggunakan telepon, intercom, PABX. Semua alat
komunikasi ini diharapakan dapat digunakan antar ruang agar mempermudah
dalam hal berkomunikasi.
3. Sistem pencahayaan dan penghawaan
Sistem cahaya menggunakan sistem pencahayaan buatan yang berasal dari
lampu LED yang telah terbukti menghemat penggunaan listrik secara
signifikan. Namun ada juga beberapa yang menggunakan pencahayaan alami
yang berasal dari bukaan-bukaan bangunan. Penghawaan sendiri terdapat 2
yaitu penghawaan yang berasal dari AC dan penghawaan alami.

4. Sistem struktur
a. Struktur atap menggunakan folded plate, space frame, dan cable
system.
b. Pondasi yang digunakan : pondasi footplate, sumuran, dan mini pile.

5. Utilitas bangunan yang ada di museum


a. Air bersih, menggunakan bak/tangki penampungan
b. Air kotor
c. Limbah padat
d. Sistem AC
e. Instalasi listrik
f. Jaringan telekomunikasi
g. Jaringan kebakaran

6. Sistem keamanan
Untuk menjaga keamanan Museum Dirgantara, pemasangan CCTV di setiap
lantai bersifat wajib dan juga CCTV akan dipasang di spot-spot vital untuk
mencegah hal yang tidak diinginkan. Security akan berada di pintu masuk
Museum Dirgantara dan akan dilakukan pemeriksaan dengan alat scanner
garett dan sistem keamanan berupa walkthrough metal detector.

7. Sistem keselamatan
Karena bangunan memiliki 2 lantai, maka akan disediakan tangga darurat.
Serta adanya sistem keselamatan kebakaran dengan fire alarm yang ada di di
bangunan, dan diletakkan di tempat yang terlihat dan terdengar oleh
pengunjung. Selanjutnya ada sprinkle air dengan radius 6-9 meter dan juga
adanya hydrant yang diletakkan di luar dan di dalam bangunan.
BAB 3

TAPAK MUSEUM DIRGANTARA

III.1. LOKASI

Lokasi tapak berada di kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Gambar 43 dan 44. Peta Kota Tangerang Selatan dan Kecamatan Pinang
Pinang adalah sebuah kecamatan di Kota Tangerang, Provinsi Banten,
Indonesia. Kecamatan Pinang terletak di bagian selatan Kota Tangerang dan
berbatasan langsung dengan Kabupaten Tangerang di sebelah selatan. Di kecamatan
ini terdapat kawasan kota terencana Alam Sutera dan perguruan tinggi swasta
Universitas Bina Nusantara. Batasannya sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Cipondoh

Timur : Kecamatan Karang Tengah dan Kecamatan Ciledug

Barat : Kecamatan Serpong Utara

Selatan : Kecamatan Tangerang, Kecamatan Cibodas, Kecamatan Kelapa Dua

Perancangan Museum Dirgantara ini merupakan museum yang diprioritaskan


untuk penelitian dan pendidikan. Lokasi perancangan museum telah tertera di
ketentuan-ketentuan di atas yaitu lokasi yang strategis dan lokasi lingkungan yang
sehat. Lokasi tapak perancangan Museum Dirgantara seperti di bawah ini :

Gambar 45. Lokasi Tapak dan Pertimbangannya

• Lokasi yang ditandai “Pertimbangan 1” sempat menjadi alternatif tapak, tapi


setelah ditelusuri sudah menjadi tanah proyek oleh pengembang alam sutera.
Saat ini sedang dalam proses membangun.
• Lokasi yang ditandai “Pertimbangan 2” setelah ditelusuri lebih lanjut, lokasi
kurang mendukung karena infrastruktur masih agak jauh jika dibandingkan
dengan “Lokasi Tapak”. Lalu lokasi ini merupakan lokasi yang dilewati oleh
kendaraan yang lajunya cukup kencang, jadi kesempatan untuk melihat
bangunan museum masih kurang.

A. Lokasi Tapak
Lokasi perancangan Museum Dirgantara terletak di Komplek Alam
Sutera Jalan Jalur Sutera Barat Panunggangan Timur Pinang RT.001,
RT.001/RW.004, Panunggangan Timur, Pinang, Kota Tangerang, Banten.

Gambar 46 dan 47. Lokasi Tapak dan Infrastruktur di sekitarnya.

LUAS TAPAK ADALAH 53,625 m2


B. Topografi Tapak

Gambar 48. Garis berwarna merah merupakan garis kontur.

Gambar 49. Elevasi yang ditunjukan oleh garis kontur memanjang.

Gambar 50. Elevasi yang ditunjukan oleh garis kontur melintang.

Berdasarkan gambar yang diambil dari google earth tersebut, tapak


memiliki kontur dengan kemiringan 4-10% yang dikategorikan sedang/landai.
C. Kondisi Tapak

Gambar 51. Keadaan di Tapak

Jarak tapak ke bandara internasional Soekarno-Hatta sekitar kurang


lebih 18 km, sehingga bangunan tidak terbatasi oleh salah satu peraturan
pemerintah tentang tinggi bangunan yang berada dekat dengan landasan
pesawat. Tapak berada di depan jalan jalur sutera baru yang berhubungan
dengan jalan jalur sutera boulevard (jalan ini menuju toll Jakarta – Tangerang).
Belum ada pedestrian dan drainase di sekitar tapak, sehingga perlu diolah
dalam proses desain. Situasi di sekitar tapak masih terjaga kualitas alamnya.
Dimana udara segar, serta banyak tanaman peneduh di sekitar tempat ini.
Infrastruktur di sekitar tapak terbilang cukup lengkap karena terdapat mall,
kampus, bangunan apartemen-apartemen, serta perkantoran di bagian timur
kawasan ini.

D. Regulasi Bangunan
PERDA No. 15 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah :
KDB : Maksimal 40%
KLB : Maksimal 2,4
KDH : Minimal 20%
Tinggi Bangunan : Maksimal 2 Lantai
Lebar Jalan : 8 meter
GSB : 4 meter
E. Iklim / Suhu di Tapak
Berikut merupakan perkiraan cuaca di Tangerang selama 1 minggu (Minggu 3
April 2022 – Sabtu 9 April 2022).

Gambar 52. Perkiraan Cuaca

F. Batas – Batas Tapak


Terlihat di gambar di bawah ini :

Gambar 53. Batas – Batas Tapak


Gambar 54. Batas – batas yang terlihat di sekitar tapak

G. Estetika Lingkungan
Lingkungan tertata dengan baik dan rapi dimana vegetasi peneduh
memiliki jarak yang kurang lebih sama (kurang lebih 10 meter). Tidak ada
sampah yang berserakan, tidak ada pedagang liar di sekitar tapak, dan tidak
ada kendaraan yang parkir sembarangan. Hal-hal ini menambah nilai tapak dan
membuat tampilan yang natural.

Gambar 55. Lingkungan di sekitar tapak.


H. Vegetasi dan Sumber Air
Terdapat pohon Trembesi di dalam dan di sekitar tapak yang memiliki
fungsi sebagai peneduh dan merupakan area hijau yang harus dipertahankan.
Rerumputan juga tumbuh dengan baik disini. Sumber air bisa langsung dari
dalam tanah maupun air PDAM. Berikut beberapa manfaat pohon trembesi :
1. Ukurannya besar, sehingga sangat cocok sebagai peneduh.
2. Batang pohon dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Pohon bermanfaat dalam reboisasi dan penghijauan.

Gambar 56. Vegetasi di depan tapak.

Gambar 57. Vegetasi di utara tapak.

I. View
View terbaik berada di utara dan selatan tapak. Di utara terdapat jalan
tol, sedangkan view selatan adalah kampus Binus yang eksterior bangunannya
sangat unik dan mencolok. Dalam membuat bukaan untuk view harus diatur
karena bukaan timur dan barat akan membuat sinar matahari masuk ke dalam
bangunan dan bisa membuat suhu udara menjadi panas.

Gambar 58. View Utara.

Gambar 59. View Selatan

J. Jalur Jalan Menuju Tapak


Untuk mencapai tapak dapat melalui jalan Jalur Sutera Baru.
Pencapaian cukup mudah karena jalan ini memiliki lebar kurang lebih 8 meter,
kendaraan besar pun dapat melewatinya dengan mudah. Jalur kedua adalah
jalan Jalur Sutera Utara yang lebarnya sama dengan jalan Jalur Sutera Baru
(8 meter).

Gambar 60. Pencapaian menuju tapak.

Gambar 61. Peta Aksesibilitas di sekitar tapak.

K. Potensi Tapak
Tapak memiliki potensi seperti di bawah :
1. Terdapat banyak vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh di sekitar tapak.
2. Aksesibilitas menuju tapak yang mudah.
3. Infrastruktur di sekitar tapak terbilang lengkap dimana terdapat area
belanja, tempat tinggal, perkantoran, dan tempat makan.
4. View yang ditawarkan adalah bangunan-bangunan tinggi yang berada di
sekitar tapak.

L. Kendala Tapak
Tapak yang dipilih memiliki kendala sebagai berikut :
1. Tidak ada pedestrian di sekitar tapak
2. Drainase berada di bawah tanah, sehingga harus diolah terlebih dahulu.
3. Kebisingan utama berasal dari depan tapak (selatan) dimana merupakan
jalan utama yang sering dilalui oleh berbagai jenis kendaraan. Sumber
kebisingan kedua berasal dari utara tapak yang merupakan jalan toll Jakarta
– Tangerang.

III.2. Analisis Tapak

Analisis ini berdasarkan buku Site Analysis oleh Edward T. White, sebagai berikut :

A. Location
Dapat mencakup peta negara bagian dan peta kota yang menunjukkan
lokasi situs dalam kaitannya dengan kota secara keseluruhan. Peta kota juga
dapat menunjukkan jarak dan waktu tempuh ke fungsi terkait di bagian lain
kota. Tapak berlokasi di Indonesia, Komplek Alam Sutera Jalan Jalur Sutera
Barat Panunggangan Timur Pinang RT.001, RT.001/RW.004, Kelurahan
Panunggangan Timur, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Gambar 62. Peta yang menampilkan kota Tangerang.

B. Neighborhood Context
Menyajikan lingkungan terdekat, mungkin tiga sampai empat blok di luar
batas situs. Hal ini mungkin diperpanjang lebih lanjut untuk memasukkan faktor
penting atau karena skala proyek. Peta dapat menunjukkan penggunaan yang
ada dan yang diproyeksikan, bangunan, zonasi dan kondisi lainnya yang
mungkin berdampak pada proyek.

Gambar 63. Peta yang menampilkan bangunan di sekitar tapak.

Hubungannya dengan bangunan museum yang akan dibangun :


1. Jalan Tol yang berada dekat dengan tapak memungkinkan orang-orang
yang berada di luar kota melihat museum dan mampir mengunjunginya.
2. Banyaknya apartemen-apartemen di sekitar tapak memungkinkan para
penghuninya mengunjungi museum dengan tujuan rekreasi/sekedar
istirahat dari pekerjaannya.
3. Terdapat kampus BINUS yang letaknya di depan tapak, hal tersebut
memberikan peluang berbagai pengunjung mahasiswa untuk melakukan
penelitian, studi, dan rekreasi di museum.
4. Mall Alam Sutera yang berada di sebelah timur tapak memungkinkan
adanya pengunjung yang tertarik ke museum.

C. Size and Zoning


Semua dokumen berupa aspek dimensi termasuk batas-batas, lokasi
dan dimensi. (Batasan ketinggian, area parkir, penggunaan yang diizinkan, dll.)
KDB : Maksimal 40%
KLB : Maksimal 2,4
KDH : Minimal 20%
Tinggi Bangunan : Maksimal 2 Lantai
Lebar Jalan : 8 meter
GSB : 4 meter
1. Kebutuhan Ruang Terprogram
= 7700 m2

2. Luas Lantai Dasar


= Luas total bangunan : KLB
= 7700 : 2
= 3850 m2

3. Luas Tapak
= Luas Dasar Bangunan : KDB
= 3850 : 40%
= 9625 m2

4. Luas Ruang Hijau dan Parkir


= Luas Tapak – Luas Lantai Dasar
= 9625 – 3850
= 5775 m2

D. Legal
Analisis ini menyajikan hukum deskripsi properti, perjanjian dan
pembatasan, kepemilikan sekarang, yurisdiksi pemerintah (kota atau
kabupaten) dan proyeksi masa depan apa pun yang dapat memengaruhi
proyek (seperti fakta bahwa situs berada di area pembaruan perkotaan kota
masa depan atau dalam batas-batas perluasan universitas).
1. Hukum Deskripsi Properti
Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum,
Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,
memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.

2. Kepemilikan
Museum dikelola oleh organisasi swasta.
3. Yurisdiksi Pemerintah
Yurisdiksi adalah kewenangan bedasarkan hukum, yang mana
kewenangan ini bukan lah hal yang berdiri sendiri, melainkan bedasarkan
hukum dan dibatasi oleh nilai-nilai hukum.
a. UU RI No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
b. PP No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU RI No. 5 Tahun 1992.
c. PP No. 19 Tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar
Budaya di Museum.
d. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM. 33 / PL.303 /
MKP / 2004 Tentang Museum.

E. Natural Physical Features


Meliputi meliputi kontur, pola drainase, tanah jenis dan daya dukung,
pohon, batu, pegunungan, puncak, lembah, dan kolam.
1. Kontur

Gambar 64. Garis berwarna merah merupakan garis kontur.

Gambar 65. Elevasi yang ditunjukan oleh garis kontur memanjang.


Gambar 66. Elevasi yang ditunjukan oleh garis kontur melintang.

Memiliki kontur dengan kemiringan 4-10% yang dikategorikan


sedang/landai. Di bagian yang menurun akan terjadi penurunan elevasi,
sehingga dalam desain akan terjadi perbedaan ketinggian yang tidak terlalu
signifikan.
2. Drainase
Di sekitar tapak belum terdapat drainase, sehingga masih perlu diolah.

Gambar 67 dan 68. Belum ada drainase di sekitar tapak.

Gambar di bawah ini merupakan respon :


Gambar 69. Respon untuk drainase.

3. Jenis Tanah
Tanah di dalam tapak adalah tanah Litosol, yaitu tanah yang baru
mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda.
Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam
pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. Terlihat
di dalam tapak beberapa tumbuhan tumbuh dengan subur.

Gambar 70. Keadaan Tapak.

4. Pohon
Jenis pohon yang berada di sekitar tapak adalah pohon Trembesi.
Gambar 71. Pohon trembesi berada di sepanjang jalan tapak.

Lalu responnya seperti gambar di bawah :

Gambar 72. Pohon trembesi berada di sepanjang jalan tapak.

Pohon Trembesi yang berada di sekitar tapak (berdasarkan foto diatas)


akan dipertahankan. Lalu penambahan vegetasi akan didasarkan pada titik-
titik yang telah saya tandai. Vegetasi berfungsi sebagai peneduh,
pembatas, dan pengendali pandangan.
F. Circulation
Memperlihatkan semua kendaraan dan pola pergerakan pejalan kaki di sekitar
situs. Data termasuk durasi dan puncak (traffic) lalu lintas kendaraan di
sekitarnya dan pergerakan pejalan kaki, halte bus.

Gambar 73. Peta Aksesibilitas di sekitar tapak.


Di sekitar tapak belum terdapat pedestrian dan halte bus, sehingga hal ini akan
ditambahkan untuk menunjang aksesibilitas ke dalam museum dirgantara.
Untuk responnya sebagai berikut :

Gambar 74. Respon terhadap sirkulasi

1. Pedestrian (ditunjukan dengan garis berwarna biru) diletakan di sekitar


tapak untuk menunjang kegiatan pejalan kaki yang akan menuju ke
museum.
2. Untuk drainase akan berada di bawah pedestrian. Drainase memiliki fungsi
untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga
lahan dapat difungsikan secara optimal.
3. Halte bus berada di barat tapak (jalan kolektor), peletakan halte bus di jalan
kolektor adalah untuk meminimalisir adanya kemacetan di jalan utama.
4. Dikarenakan tapak dekat dengan beberapa bangunan publik, jalan arteri
selalu padat pada saat jam berangkat kerja (06.00 – 08.00), jam makan
siang (11.00 – 13.00), maupun jam pulang kerja (16.00 – 19.00).

G. Utilities
Kategori ini berkaitan dengan jenis, kapasitas, dan lokasi semua utilitas yang
dekat dengan tapak. Jenis utilitas meliputi listrik, gas, saluran pembuangan, air
dan telepon.

Gambar 75. Utilitas di dalam tapak

1. Drainase berada di bawah tanah, dan diatas drainase adalah pedestrian.


Drainase berfungsi supaya tidak ada genangan air dan mencegah banjir.
2. Lampu penerangan sudah berada di sekitar tapak (ditandai dengan
lingkaran berwarna kuning). Lalu jaringan listrik serta jaringan telepon di
sekitar tapak berada di bawah tanah. Jadi jaringannya sudah dibuat oleh
pengembang alam sutera.
3. Lalu akan ditambahkan 3 fire hydrant sebagai salah satu alat penunjang
(bantuan darurat) jika terjadi kebakaran.
H. Climate
Menyajikan kondisi iklim terkait seperti curah hujan, hujan salju, kelembaban
dan variasi suhu. Termasuk juga arah angin dan arah jalur matahari.

I. Noise
Kebisingan di sekitar tapak.

Anda mungkin juga menyukai