Makalah SosioAntro
Makalah SosioAntro
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meski tidak sepenuhnya benar, mendidik anak itu mirip menyemai benih pohon.
Misalnya Anda ingin menanam pohon kurma yang benih atau bibitnya diambil dari tanah
Arab, Anda perlu menganalisis dan mengondisikan tanah serta cuaca yang cocok sebelum
benih kurma ditanam di Indonesia. Logika ini juga berlaku dalam dunia pendidikan,
meskipun bibit pohon tidak persis sama dengan anak manusia. Banyak anak yang
memiliki bakat hebat, tapi karena kondisi sekolahnya tidak mendukung, anak dimaksud
tidak tumbuh optimal. Bakatnya terpendam, bahkan mati. Sebaliknya,anak yang
kepintaran dan bakatnya sedang-sedang saja, tapi karena lingkungan sekolahnya bagus,
anak tersebut tumbuh sebagai anak yang mandiri dan sukses. Berdasarkan argumen di
atas, kemudian muncul formula bahwa apa yang disebut school culture sangat vital
perannya bagi sebuah proses pendidikan. Sayangnya selama ini kita lebih sibuk berbicara
kurikulum, jumlah ketersediaan guru, tunjangan guru, dan target kelulusan dalam ujian
nasional sedikit sekali berbicara tentang budaya sekolah.
Padahal akhir-akhir ini pemerintah mulai berbicara pentingnya pembentukan karakter
(akhlak). Tanpa budaya sekolah yang bagus akan sulit melakukan pendidikan karakter
bagi peserta didik kita. Jika budaya sekolah sudah mapan, siapa pun yang masuk dan
bergabung ke sekolah itu hampir secara otomatis akan mengikuti tradisi yang telah ada.
Pada dasarnya kualitas sebuah lembaga pendidikan bisa dilihat dari sejauh mana
keberhasilannya dalam meningkatkan kualitas mulai dari kultur organisasi atau institusi.
Khusus dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah kultur yang dibangun adalah
nilai atau norma yang dianut dari generasi ke generasi.
Peran kultur di sekolah akan sangat mempengaruhi perubahan sikap maupun perilaku
dari warga sekolah. Kultur sekolah yang positif akan menciptakan suasana kondusif bagi
tercapainya visi dan misi sekolah, demikian sebaliknya kultur yang negatif akan membuat
pencapaian visi dan misi sekolah mengalami banyak kendala. Kultur sekolah yang baik
misalnya kemauan menghargai hasil karya orang lain, kesungguhan dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban, motivasi untuk terus berprestasi, komitmen serta dedikasi kepada
tanggungjawab. Sedangkan kultur yang negatif misalnya kurang menghargai hasil karya
orang lain, kurang menghargai perbedaan, minimnya komitmen, dan tiadanya motivasi
berprestasi pada warga sekolah.
1
Berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia, juga perlu diciptakan kultur
yang baik. Pada semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus ada komunikasi
dan kolaborasi yang apik sehingga mendukung sebuah lembaga untuk terus berinovasi,
untuk terus melakukan perubahan yang positif, atau Tajdid. Tenaga pendidik dan
kependidikan yang memiliki kultur yang baik akan meciptakan suasana pembelajaran
kepada peserta didik yang juga menyenangkan, dilakukan dengan kesungguhan dan
sepenuh hati.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kultur sekolah.
2. Mengetahui hakekat membangun kultur masyarakat sekolah.
3. Mengetahui upaya membangun kultur masyarakat sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kultur Sekolah
Sekolah sebagai suatu sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat berkaitan erat
dengan mutu sekolah, yakni: proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen
sekolah, serta kultur sekolah. Program aksi untuk peningkatan mutu sekolah secara
konvensional senantiasa menekankan pada aspek pertama, yakni meningkatkan mutu
proses belajar mengajar, sedikit menyentuh aspek kepemimpinan dan manajemen
sekolah, dan sama sekali tidak pernah menyentuh aspek kultur sekolah. Sudah barang
tentu pilihan tersebut tidak terlalu salah, karena aspek itulah yang paling dekat dengan
prestasi siswa. Namun, sejauh ini bukti-bukti telah menunjukkan, sebagaimana
dikemukakan oleh Hanushek di atas, bahwa sasaran peningkatan kualitas pada aspek
PBM saja tidak cukup. Dengan kata lain perlu dikaji untuk melakukan pendekatan in-
konvensional yakni, meningkatkan mutu dengan sasaran mengembangkan kultur
sekolah.
Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok
masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik
dalam ujud fisik maupun abstrak. Kultur ini juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku,
nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan
lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh
karena itu, suatu kultur secara alami akan diwariskan oleh satu generasi kepada generasi
berikutnya. Sekolah merupakan lembaga utama yang yang didesain untuk memperlancar
proses transmisi kultural antar generasi tersebut.
Dalam dunia pendidikan, semula kultur suatu bangsa (bukan kultur sekolah) yang
diduga sebagai faktor yang paling menentukan kualitas sekolah. Konsep kultur di dunia
pendidikan berasal dari kultur tempat kerja di dunia industri, yakni merupakan situasi
yang akan memberikan landasan dan arah untuk berlangsungnya suatu proses
pembelajaran secara efisien dan efektif. Salah satu ilmuwan yang memberikan
sumbangan penting dalam hal ini adalah Antropolog Clifford Geertz yang
mendefinisikan kultur sebagai suatu pola pemahaman terhadap fenomena sosial, yang
terekspresikan secara eksplisit maupun implisit. Berdasarkan pengertian kultur menurut
Clifford Geertz tersebut di atas, kultur sekolah dapat dideskripsikan sebagai pola nilai-
nilai, norma-norma, sikap, ritual, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam
3
perjalanan panjang sekolah. Kultur sekolah tersebut sekarang ini dipegang bersama baik
oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa, sebagai dasar mereka dalam
memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok
masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik
dalam ujud fisik maupun abstrak. Kultur juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-
nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan
sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya.
Kultur masyarakat sekolah adalah segala aktivitas yang disekati dan dilakukan
sekolah oleh warga sekolah. Kultur masyarakat sekolah dalam dalam kondisi positif akan
menciptakan suasana kondusif bagi tercapainya visi dan misi sekolah, demikian
sebaliknya kultur yang negatif akan membuat pencapaian visi dan misi sekolah
mengalami banyak kendala. Kultur sekolah yang baik misalnya kemauan menghargai
hasil karya orang lain, kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, motivasi
untuk terus berprestasi, komitmen serta dedikasi kepada tanggungjawab.
8
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Putra.
Manan, Imran. 1989. Anthropologi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud.
Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud.
Kaawoan, Selviyanti. 2014. Membangun Kultur Sekolah. Gorontalo: Institusi Agama Islam
Negeri Sultan Amai Gorontalo.