PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
Universitas Sriwijaya
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui respirasi pada buah-
buahan diukur berdasarkan jumlah CO2 yang di produksi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aggur
Anggur merupakan buah non klimaterik, yaitu pada proses pematangan pola
respirasinya akan meningkat, kemudian turun secara perlahan - lahan. Oleh karena
itu jika buah anggur dipanen belum cukup umur, maka akan mempunyai kualitas
rendah, yaitu rasanya belum manis, adanya perubahan fisik yang meliputi warna,
tekstur, susut berat, tebal tipisnya lapisan lilin sehingga daya tarik buah menjadi
kurang bagus, disamping itu nilai gizinya terutama vitamin C akan rendah. Dalam
keadaan seperti inilah buah tersebut kurang dapat diterima oleh konsumen atau
pengelola buah ( Purwaningsih dan Leksono, 2012).
2.2 Apel
2.3 Belimbing
Universitas Sriwijaya
memanfaatkan buah ini sebagai buah yang dikonsumsi secara langsung atau hanya
diolah menjadi sari buah, jus, keripik, manisan serta sirup Belimbing manis
merupakan salah satu sumber antioksidan alam yang sangat bagus, seperti vitamin
C, epikatekin dan asam galat dalam bentuk gallotanin. Dalam100g buah
belimbing manis mengandung air, kalori,protein, lemak, karbohidrat, serat
makanan, gula, beberapa senyawa mineral, dan vitamin ( Rachmawati, 2017).
2.4 Jeruk
Jeruk merupakan salah satu jenis jeruk dengan prospek yang cukup baik.
Kebutuhan jeruk dunia diperkirakan 60% nya dipenuhi oleh jeruk siam. Pada
umumnya, buah jeruk dipasarkan pada suhu kamar. Masalah utama dalam
penyimpanan buah jeruk pada suhu kamar adalah penurunan kualitas akibat
menurunnya berat serta nilai gizi seperti vitamin C dan nilai gizi lainnya. Hal ini
disebabkan oleh proses transpirasi dan respirasi yang berlangsung cepat dan terus
menerus. Penyimpanan dengan udara terkendali merupakan salah satu dari
teknologi yang paling penting dalam penyimpanan buah-buahan. Teknologi
modifikasi atmosfir merupakan satu dari cara penyimpanan dimana tingkat
konsentrasi O2 lebih rendah dan tingkat konsentrasi CO2 lebih tinggi, bila
dibandingkan dengan udara normal (Marisi, 2016).
2.5 Mangga
Universitas Sriwijaya
2.6 Pisang
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : 1)beaker glass, 2)
buret, 3) erlenmeyer, 4) kotak, 5) pipet tetes 6) toples kaca, 7) statif.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) anggur, 2) apel, 3)
belimbing, 5) HCl, 6) indicator pp, 7) jeruk, 8) mangga, 9) NaOH, 10) pisang.
Universitas Sriwijaya
4. Masukkan Erlenmeyer yang telah berisi dengan larutan NaOH tersebut
kedalam toples kaca lalu diamkan selama 1 jam.
5. Setelah 1 jam dititrasi larutan NaOH tersebut dengan larutan HCl yang telah
ditetesin indicator pp sebanyak dua tetes.
6. Catat berapa banyak HCL yang digunakan selama proses titrasi
7. Ulangi langkah diatas selama 5 hari.
BAB 4
4.1 Hasil
Universitas Sriwijaya
ml blanko – ml contoh) x N HCl x BM CO2
2
Hari ke-1
Laju respirasi pisang = (50 ml – 27 ml) x 0,05 x 44
2
= 23 x 0,05 x 44
2
= 25,3 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi belimbing = (50 ml – 19,3 ml) x 0,05 x 44
2
= 30,7 x 0,05 x 44
2
= 33,77 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi blanko = (50 ml – 37,8 ml) x 0,05 x 44
2
= 12,2 x 0,05 x 44
2
= 13,42 mg CO2/kg/jam
Hari ke-2
Laju respirasi pisang = (50 ml – 48,2 ml) x 0,05 x 44
2
= 1,8 x 0,05 x 44
2
= 1,98 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi belimbing = (50 ml – 45,1 ml) x 0,05 x 44
2
= 4,9 x 0,05 x 44
2
= 5,39 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi blanko = (50 ml – 7 ml) x 0,05 x 44
2
= 43 x 0,05 x 44
2
= 47,3 mg CO2/kg/jam
6
Universitas Sriwijaya
Hari ke-3
Laju respirasi pisang = (50 ml – 38,5 ml) x 0,05 x 44
2
= 11,5 x 0,05 x 44
2
= 25,3 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi belimbing = (50 ml – 38 ml) x 0,05 x 44
2
= 12 x 0,05 x 44
2
= 47,08 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi blanko = (50 ml – 10,5 ml) x 0,05 x 44
2
= 39,5 x 0,05 x 44
2
= 43,45 mg CO2/kg/jam
Hari ke-4
Laju respirasi pisang = (50 ml – 31,9 ml) x 0,05 x 44
2
= 18,1 x 0,05 x 44
2
= 46,2 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi belimbing = (50 ml – 36 ml) x 0,05 x 44
2
= 14 x 0,05 x 44
2
= 45,1 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi blanko = (50 ml – 14,5 ml) x 0,05 x 44
2
= 35,5 x 0,05 x 44
2
= 39,05 mg CO2/kg/jam
Hari ke-5
Laju respirasi pisang = (50 ml – 45,5 ml) x 0,05 x 44
2
Universitas Sriwijaya
= 4,5 x 0,05 x 44
2
= 4,95 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi belimbing = (50 ml – 40,5 ml) x 0,05 x 44
2
= 9,5 x 0,05 x 44
2
= 10,45 mg CO2/kg/jam
Laju respirasi blanko = (50 ml – 8,5 ml) x 0,05 x 44
2
= 41,5 x 0,05 x 44
2
= 45,65 mg CO2/kg/jamGrafik
C. Pola Respirasi
60
50 47.3 47.08 46.2
45.1 45.65
40 43.45
39.05 pisang
33.7
30
25.3 25.3 belimbing
20
13.42 blanko
10 10.45
5.39 4.95
0 1.98
0 2 4 6
Universitas Sriwijaya
4.2 Pembahasan
Pembahasan praktikum kali ini yaitu tentang pola respirasi yang terjadi
pada buah. Respirasi adalah suatu proses yang melibatkan terjadinya penyerapan
oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2) serta energi yang digunakan
untuk mempertahankan reaksi metabolisme dan reaksi lainnya yang terjadi di
dalam jaringan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju respirasi dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor eksternal (faktor lingkungan) dan faktor
9
Universitas Sriwijaya
internal. faktor internal yang terjadi disini yaitu jenis komoditi (klimaterik atau
non-klimaterik) dan kematangan atau tingkat umurnya, akan menentukan pola
respirasi yang spesifik untuk setiap jenis buah-buahan dan sayuran. Bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu pisang dan belimbing. Buah pisang termasuk
bahan pangan yang mudah rusak (perishable) karena masih berlangsungnya
proses respirasi meskipun buah tersebut sudah dipanen. Buah pisang merupakan
buah klimakterik dikarenakan pada pisang menunjukkan adanya peningkatan CO2
yang mendadak selama pematangan buah. Kecepatan pemasakan pisang terjadi
karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula Proses
pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan
buah dimana ditandai dengan terjadinya perubahan warna, tekstur buah dan bau
pada buah.
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
2. Buah klimakterik adalah buah yang mengalami kenaikan respirasi secara tiba-
tiba.
6. NaOH berfungsi sebagai pengikat CO2 selama buah disimpan didalam toples.
11
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, M. 2015. Variasi Proses Dan Grade Apel (Malus Sylvestris Mill) Pada
Pengolahan Minuman Sari Buah Apel: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. 3(3) : 939-949.
Nurjannah. 2015. Kajian Laju Respirasi Dan Produksi Etilen Sebagai Dasar
Penentuan Waktu Simpan Sayuran Dan Buah-Buahan. Jurnal Bionatura.
4(3) : 148-156.
Purwaningsih dan Leksono. 2012. Pengaruh Umur Petik Dan Lama Penyimpanan
Terhadap Kandungan Vitamin C Pada Buah Anggur (Vitis Vinifera L.).
El-Hayah. 2(2) : 64-69.
Yassin, T. 2013. Pengaruh Komposisi Gas Terhadap Laju Respirasi Pisang Janten
Pada Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi. Jurnal Teknik Pertanian
Lampung. 2()3 : 147-160.
12
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
13
Universitas Sriwijaya