Disusun oleh :
DewiPujiAstuti (C1803006)
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2019
A. TujuanPraktikum
1. Mahasiswadiharapkandapatmengamatipoarespirasipadabuah
2. Mahasiswa mampumembedakan buah non klimaterik dapat diubah dengan
menggunakan gas etilen dan asetilen
B. DasarTeori
Kader (2005) menyatakan bahwa buah klimakterik yaitu buah yang menunjukkan
kenaikan produksi karbondioksida dan etilen yang besar saat penuaan. Contoh buah
klimakterik yaitu apel, alpukat, pisang, mangga, dan tomat. Selama proses pematangan,
buah klimakterik menghasilkan lebih banyak etilen endogen daripada buah
nonklimakterik. Etilen endogen adalah gas etilen yag dihasilkan oleh buah yang telah
matang dengan sendirinya yang dapat memicu pematangan buah lain di sekitarnya.
Buah yang dapat diperam atau dipacu tingkat kematangannya adalah golongan buah
klimaterik, yaitu buah-buahan yang memperlihatkan produksi CO2 yang mendadak
meningkat tinggi saat matang. Buah pisang termasuk buah klimakterik yaitu buah
dengan pola respirasi yang diawali dengan peningkatan secara lambat, kemudian
meningkat, dan menurun lagi setelah mencapai puncak. Sedangkan buah jeruk termasuk
buah non klimakterik, yaitu buah yang mempunyai pola respirasi hampir mendatar.
Buah non klimakterik ini biasa dipetik saat buah sudah matang di pohon (ripe). Jika
buah non klimakterik dipetik sebelum matang, maka buah tidak akan dapat menjadi
matang (Sjaifullah 2006).
Pemasakan buah dapat terjadi saat buah masih berada pada pohonnya maupun
setelah dipetik. Proses pemasakanterkait dengan laju respirasi optimaltiap produk
pertanian berbeda-beda. Oleh karenanya buah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu buah
klimaterik dan non-klimaterik. Hal ini terkait dengan penanganan pasca panen yang
berbeda pula. Buah klimaterik dapat dipercepat proses pematangannya dengan diberikan
etilen atau asetilen (karbit) untuk memicu proses penguningan atau degreening. Proses
degreeningdapat menguntungkan jika pemberian asetilen tepat dan merugikan jika
perhitungan hari pematangan dan dosis asetilen tidak tepat, menyebabkan buah
mengalami fase lewat masak. (Hadiwiyoto,2009).
Perlu pengamatan lebih lanjut dalam penggunaan asetilen atau etilen pada
pengaplikasian degreening buah klimaterik dan non-klimaterik.Kesegaran komoditi
hortikultura, terutama dalam perdagangan pertanian merupakan salah satu kriteria mutu.
Buah yang mempunyai laju respirasi tinggi umumnya lebih cepat rusak. Oleh karena itu
dalam praktikum proses degreening (penguningan) pada buah klimaterik dan non-
klimaterik, dapat mengetahui perubahan sifat fisiologis, kimia dan fisik pada buah
pisang selama proses pematangan, sehingga menyebabkan perubahan warna, tekstur,
rasa dan aroma.Hal ini berkaitan dengan pemberian penanganan pascapanen yang tepat
akan mempertahankan mutu pada produk tersebut. Mutu yangdapat dipertahankan akan
memberikan nilai ekonomi yang sesuai dengan keadaan produk saat itu (Hadiwiyoto,
2009).
C. AlatdanBahan
1. NaOH 0,1 N
2. HCL 0,1 N
3. Indicator fenoftalein 1%
4. Pisang
5. Jeruk
6. Aquades
7. Gelas baker
8. Timbangan
9. Erlenmeyer
10. Pipettetes
11. Gelasukur
D. Prosedurkerja
1. Siapakn semua bahan yang dibutuhkan
2. Lalu siapkan larutan NaOH dan HCL kedalam baker glass dengan ukruan
1000 ml pastikan bahan yang akan di uji dapat terendam
3. Lalu timbang buah pisang dan jeruk tanap pengupasan kullitnya
4. Lalu masukan buah kedalam masing-masing larutan
5. Setelah itu diamkan selama 1 jam
6. Setelah itu ambil larutan yang telah di rendami buah dengan Erlenmeyer
sebanyak 250 ml kemudian di tetesin indicator PP yaitu Larutan PP samapi
terbentuk warna merah jambu
7. Setelah itu di titrasi kembali dengan HCL sampai warnanya biru
E. Hasil dan Pembahasan
Pembahsan
Dari percoabaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa laju respirasi pada
buah terjadi lebih cepat dengan menambahkan beberapa bahan aktif terbukti karna buah
menjadi lebih lembek sedangkan untuk pengamatan dengan titastri larutan Fenofelin
tidak menunujukan perubahan warna yg signifikan
Kesimpulan :
Laju respirasi terjadi dapat terjadi dengan menambahkan bebrapa bahan aktif
pada bauh itu sendiri, laju respirasi sendiri dapat terjadi juga dengan beberapa faktor
contohnya jenis buah tersebut buah klimaterik atau non klimaterik pada buah klimaterik
respirasiterjadi sangat tinggi karna dipacunya buah untuk mencapai pucak kematangan
yang sempurna sehingga laju respirasi sangat tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Sjaifullah,2006. Petunjuk Memilih Buah Segar. Jakarta :P.T. Penebar Swadaya .Cetakan
Pertama.