E-7 - 3 - EL2202 - Farrel Aryaputra P
E-7 - 3 - EL2202 - Farrel Aryaputra P
Abstrak—Pada Praktikum ini yang berjudul Rangkaian bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi
Resonansi,Faktor Daya,dan Koreksi Daya.Mempelajari pada sirkuit listrik.
teori dasar tentang resonansi, faktor daya, dan koreksi
daya pada sirkuit listrik, serta bagaimana menghitung Melalui praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat
besaran-besaran tersebut pada rangkaian seri dan paralel. memahami konsep resonansi, faktor daya, dan koreksi daya
Selain itu, mahasiswa juga akan belajar teknik pengukuran pada sistem listrik, serta dapat mengukur dan menghitung
faktor daya pada sirkuit listrik.Setelah dilakukan besaran-besaran tersebut pada sirkuit listrik. Diharapkan
percobaan, didapatkan hasil bahwa pada rangkaian dengan mengikuti praktikum ini, praktikan dapat mencapai
resonansi seri dan paralel, terdapat frekuensi resonansi orientasi tujuan yang diinginkan seseuai yang tertulis pada
yang memperlihatkan impedansi minimum dan arus modul.
maksimum. Selain itu, faktor daya pada sirkuit listrik Adapun tujuan dari percobaan modul 3 ini ialah :
dapat diukur menggunakan wattmeter dan faktor daya 1. Mengenal sifat rangkaian RLC
dapat ditingkatkan dengan melakukan koreksi faktor daya 2. Mengenal resonansi seri, resonansi paralel, resonansi
menggunakan kapasitor. seri paralel
3. Dapat membedakan sifat resonansi seri dan paralel
4. Dapat menghitung dan/atau memperkirakan frekuensi
Kata Kunci—Resonansi, Faktor Daya, Koreksi Daya, resonansi rangkaian RLC
Rangkaian RLC 5. Mengetahui dan memahami faktor daya dari rangkaian
R dan L
6. Mengetahui cara memperbaiki faktor daya dari
I. PENDAHULUAN
rangkaian R dan L
Pada praktikum modul 3 ini berisikan tentang Rangkaian
resonansi, faktor daya, dan koreksi daya.Didalamnya II. LANDASAN TEORI
membahas tentang konsep dasar dari rangkaian resonansi,
faktor daya, dan koreksi daya pada sistem listrik. Rangkaian Gelombang AC (Alternating Current) adalah jenis
resonansi merupakan salah satu konsep penting dalam gelombang listrik yang arah dan magnitudonya berubah secara
elektronika yang digunakan untuk menghasilkan frekuensi periodik. Artinya, arus listrik pada gelombang AC mengalir
tertentu pada sebuah rangkaian listrik. Pada laporan praktikum bolak-balik dalam arus dan tegangan pada waktu yang berbeda,
ini, kita akan mempelajari cara menghitung besaran resonansi sehingga nilai arus dan tegangan selalu berubah antara nilai
pada rangkaian seri dan paralel, serta cara mengukur faktor positif dan negatif sehingga membentuk sinusoidal.Pada
daya pada sebuah sirkuit listrik. Selain itu, kita juga akan rangkaian seri, tegangan AC akan dibagi di antara semua
mempelajari teknik koreksi faktor daya pada sistem listrik, yang elemen rangkaian. Oleh karena itu, impedansi total rangkaian
seri akan lebih besar daripada impedansi masing-masing resistansinya (R), sedangkan impedansi induktor dan kapasitor
elemen. Jika frekuensi sumber AC sama dengan frekuensi bergantung pada frekuensi sumber AC (ω), induktansi (L), dan
resonansi rangkaian, maka rangkaian akan mengalami kapasitansi (C), masing-masing. Impedansi total dapat dihitung
resonansi, di mana impedansi total akan menjadi minimum dan menggunakan rumus berikut:
arus listrik maksimum.Pada rangkaian paralel, tegangan AC
akan sama di seluruh elemen rangkaian. Oleh karena itu, 𝑍 = 𝑅 + 𝑗(XL - XC )
impedansi total rangkaian paralel akan lebih kecil daripada
impedansi masing-masing elemen. Jika frekuensi sumber AC di mana Z adalah impedansi total, R adalah resistansi, XL
sama dengan frekuensi resonansi rangkaian, maka rangkaian adalah impedansi induktor, XC adalah impedansi kapasitor, dan
akan mengalami resonansi, di mana impedansi total akan j adalah bilangan imajiner (√-1).Jika impedansi induktor (XL )
menjadi maksimum dan arus listrik minimum.Pada rangkaian lebih besar dari impedansi kapasitor (XC ), maka rangkaian
RLC, impedansi total bergantung pada nilai kapasitansi dan disebut rangkaian seri RLC kapasitif, di mana arus akan
induktansi rangkaian serta frekuensi sumber AC. Jika frekuensi terlambat dibandingkan dengan tegangan. Sebaliknya, jika
sumber AC sama dengan frekuensi resonansi rangkaian, maka impedansi kapasitor (XC ) lebih besar dari impedansi induktor
rangkaian akan mengalami resonansi, di mana impedansi total (XL ), maka rangkaian disebut rangkaian seri RLC induktif, di
akan menjadi minimum dan arus listrik maksimum.Selain itu, mana arus akan mendahului tegangan. Jika impedansi kapasitor
pada rangkaian yang menggunakan sumber AC, terdapat juga dan induktor sama (XC = XL ) maka rangkaian disebut
konsep fase. Fase adalah perbedaan waktu antara dua rangkaian resonansi seri RLC, Rangkaian ini sering dijumpai
gelombang AC. Jika dua gelombang AC yang memiliki penggunaannya dalam aplikasi elektronik, seperti dalam filter
frekuensi sama dan magnitudo berbeda memiliki fase yang dan osilator [1].
sama, maka keduanya dikatakan berada dalam fase. Namun,
jika dua gelombang AC memiliki fase yang berbeda, maka B. Resonansi Seri
keduanya dikatakan berada di luar fase atau out-of-phase.
Resonansi seri pada rangkaian RLC terjadi ketika impedansi
A. Rangkaian RLC dari total rangkaian menjadi minimum pada frekuensi
resonansi. Arus yang mengalir pada rangkaian mencapai nilai
Rangkaian RLC merupakan rangkaian listrik yang tersusun puncaknya, sedangkan tegangan pada rangkaian mencapai nilai
dari beberapa komponen umum yaitu resistor(R), induktor(L), minimum. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya kondisi
dan kapasitor(C) yang dihubungkan dengan sumber arus listrik resonansi ini terjadi ketika (XC = XL ) impedansi induktor (XL )
AC.Berikut gambaran rangkaian RLC : dan impedansi kapasitor (XC ) sama besarnya dan saling
meniadakan.
1
𝜔0 =
√𝐿𝐶
𝑍=𝑅
Gambar 1. Rangkaian RLC
Sumber : Ruangguru.com di mana Z adalah impedansi total, dan R adalah resistansi
pada rangkaian.Pada rangkaian resonansi seri, tegangan pada
Sumber AC yang umum digunakan dalam rangkaian RLC kapasitor dan induktor pada frekuensi resonansi berada pada
adalah sumber sinusoidal. Sumber sinusoidal dapat fase yang berlawanan. Dalam hal ini, tegangan pada kapasitor
digambarkan sebagai fungsi matematika berikut: (VC) berada di depan tegangan pada induktor (VL) sebesar 90
derajat atau π/2 radian. Sedangkan, arus pada rangkaian pada
𝑉(𝑡) = 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡 + Φ) frekuensi resonansi berada pada fase yang sama dengan
tegangan sumber AC [1].
di mana V(t) adalah tegangan pada waktu t, Vm adalah
amplitudo atau nilai puncak tegangan, ω adalah frekuensi C. Resonansi Paralel
angular sumber AC, t adalah waktu, dan Φ adalah fase pada
waktu t=0.Impedansi total pada rangkaian RLC adalah jumlah Resonansi paralel pada rangkaian RLC adalah kondisi
kompleks dari impedansi resistor, impedansi induktor, dan ketika impedansi total rangkaian RLC menjadi maksimum pada
impedansi kapasitor. Impedansi resistor hanya bergantung pada frekuensi resonansi.
menginstal kapasitor atau mengubah konfigurasi beban. Faktor
daya tanpa koreksi adalah faktor daya awal sebelum adanya
koreksi faktor daya.
III. METODOLOGI
Pasang inductor dan kapasitor seri dan di IV. HASIL DAN ANALISIS
parallel kan dengan inductor dan diserikan
lagi dengan resistor A. Percobaan 1: Rangkaian Seri R,L,C (Resonansi Seri)
Tabel 1. Rangkaian Seri
• Xl = JωL
= J x 2,54453.10^6 x 33.10^-5
= 839,6949 J
• Xc = 1 / JωC
= 1 / J x 2,54453.10^6 x 47.10^-11
= 836,16997 J
• Vin = Vmax / √2
= 0,236 / √2 Gambar 2.1 Channel 2 Pada Osiloskop
= 0,16 V
• Vout = R / Z x Vin
= 47 / 46,86 x 0,16 Gambar 2.2 Gambar Rangkaian Paralel RLC
= 0,160 V Perhitungan:
Dik:
• Vc = Xc / Z x Vin R = 47Ω
= 836,16997 / 46,86 x 0,16 L = 330 uH = 33.10^-5 H
= 2,85 V C = 470 Pf = 47.10^-11 F
• Vl = Xl / Z x Vin Dit:
= 839,6949 / 46,86 x 0,16 F = 1 / 2π√LC
=2,86V
Dalam percobaan 1 yaitu terkait dengan rangkaian RLC
yang Dalam Perdibuat secara seri. Dari hal tersebut hal pertama
dirasa cukup janggal yaitu perhitungan pada bagian Vout
karena hasil yang didapat dari perhitungan tersebut
= 1 / 2π√33.10^-5 x 47.10^-11 memiliki nilai yang cukup jauh dan signifikan
= 1 / 2π x 3,93.10^-2 dibandingkan dengan nilai-nilai pada bagian yang lainnya.
= 404974 Hz Hal tersebut salah satunya dapat terjadi karena penggunaan
• ω = 2πf rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan,
= 2π x 404974 yang mana pada percobaan 2 ini untuk mencari dari nilai
= 2,54453.10^6 Vout yang digunakan yaitu menggunakan rumus Vout =
I.R sehingga rumus yang digunakan tersebut tentunya
• Xl = JωL sangat jauh berbeda dengan percobaan lainnya yang
= J x 2,54453.10^6 x 33.10^-5 menggunakan Vout = R/Z x Vin.
= 839,6949 J
B. Percobaan 3: Rangkaian Paralel L dengan Seri L dan C
• Xc = 1 / JωC Tabel 3. Rangkaian Paralel L dengan Seri L dan C
= 1 / J x 2,54453.10^6 x 47.10^-11
= 836,16997 J
• Vin = Vmax / √2
= 0,02 / √2
= 0,014 V
• Z = Xl.Xc / Xl+Xc + R
= 839,6949 x 836,16997 / 839,6949 x 836,16997
+ 47
= 465,96
• I = V / |Z|
= 0,014 / |465,96|
= 3.10^-5 A Gambar 3.1 Channel 2 Pada Osiloskop
• Vout = I.R
= 3.10^-5 x 47
= 1,41.10^-3 V
• Vab = I x |z|
= 3.10^-5 x |465,96|
= 0,014 V
• Vbo = Vab
• Xc = 1 / JωC
= 1 / J x 2,54453.10^6 x 47.10^-11
= 836,16997 J
• Vin = Vmax / √2
= 0,172 / √2
= 0,12 V
V. SIMPULAN