Anda di halaman 1dari 11

SPIN 3 (1) (2021)

SPIN
JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/spin

ANALISIS KANDUNGAN HIDROKUINON DAN MERKURI DALAM KRIM


KECANTIKAN YANG BEREDAR DI KECAMATAN ALAS
ANALYSIS OF HYDROQUINONE AND MERCURY IN BEAUTY CREAMS DISTRIBUTED IN ALAS
DISTRICT

Diantama Hiraswari Rahmadari 1*, Agus Dwi Ananto 2, Yohanes Juliantoni 3


1,2,3
Program Studi Farmasi, Universitas Mataram, Mataram, 83125.
DOI: 10.20414/spin.v3i1.3279
History Article ABSTRAK
Accepted: Hidrokuinon dan merkuri merupakan bahan yang sering ditambahkan dalam krim
2021-04-24 kecantikan dengan tujuan untuk memutihkan kulit. Mekanisme hidrokuinon dan
reviewed: merkuri dalam memutihkan kulit pada prinsipnya yaitu dengan menghambat
2021-06-06 produksi melanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hidrokuinon dan
Published: merkuri serta menentukan kadar hidrokuinon yang terkandung dalam krim
2021-06-24 kecantikan yang beredar di Kecamatan Alas. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif non eksperimental dimana sebanyak 10 sampel krim kecantikan yang
Kata Kunci: beredar dikecamatan Alas diperoleh dengan menggunakan teknik purposive
Hidrokuinon; Krim sampling. Identifikasi hidrokuinon dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan
kecantikan; pereaksi FeCl3, sedangkan identifikasi merkuri menggunakan pereaksi KI.
Merkuri; Penentuan kadar hidrokuinon dalam sampel dilakukan secara kuantitatif dengan
Spektrofotometer menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan perhitungan parameter
UV-Vis validasi, diperoleh persamaan y = 0,0308x + 0,1262, nilai linearitas dengan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,9912, LOD sebesar 0,2925 ppm, LOQ sebesar 0,9749
Keywords: ppm dan presisi dengan nilai RSD sebesar 0,3884%. Berdasarkan hasil yang telah
Beauty Cream; diperoleh, sebanyak 8 sampel krim kecantikan positif mengandung hidrokuinon
Hydroquinone; dengan kadar sampel A sebesar 2,7108%; sampel C 1,8530%; sampel D 2,3843%;
Mercury; UV-Vis sampel E 2,9227%; sampel F 2,7166%; sampel G 1,5161%; sampel I 4,0043%;
Spectrophotometer sampel J 2,3793%. Uji kualitatif merkuri menggunakan pereaksi KI menunjukkan
bahwa sebanyak 10 sampel krim positif mengandung merkuri.

ABSTRACT
Hydroquinone and mercury are ingredients that are often added to beauty creams to whiten
skin. Mechanism of hydroquinone and mercury in whitening the skin is by inhibiting melanin
production. This study aims to identify hydroquinone and mercury and to determine the levels
of hydroquinone contained in beauty creams circulating in Alas District. This research is a
non-experimental descriptive study where 10 of beauty creams circulating in Alas District were
obtained using purposive sampling technique. Hydroquinone identification used FeCl3
reagent, meanwhile mercury identification used KI. The determination of hydroquinone levels
in the sample using a UV-Vis spectrophotometer. Based on the validation parameters, the
equation y = 0,0308x + 0,1262, linearity value with a correlation coefficient (r) is 0,9912,
LOD is 0.2925 ppm, LOQ is 0.9749 ppm and RSD value is 0,3884%. Based on the results of
the study, 8 samples containing hydroquinone with a sample A level is 2.7108%; sample C
1.8530%; sample D 2,3843%; sample E 2,9227%; sample F 2,7166%; sample G 1,5161%;
sample I 4.0043%; sample J 2,3793%. The qualitative test of mercury showed that 10 samples
of beauty cream contained mercury.

How to Cite
Rahmadari, D. H., Ananto, A. D., & Juliantoni, Y. (2021) Analisis Kandungan
Hidrokuinon Dan Merkuri Dalam Krim Kecantikan Yang Beredar Di Kecamatan Alas.
SPIN-Jurnal Kimia & Pendidikan Kimia. 3(1). 64-74.
*
Coresspondence Author: p-ISSN: 2580-2623
Email: agus_da@unram.ac.id e-ISSN: 2745-6854
© 2021 Tadris Kimia FTK UIN Mataram
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 65

PENDAHULUAN
Kosmetik merupakan produk yang 2011). Hidrokuinon >2% termasuk
diaplikasikan pada tubuh dengan tujuan golongan obat keras dan digunakan untuk
untuk mempercantik, membersihkan atau penyakit hiperpigmentasi, melasma,
meningkatkan penampilan (Okereke dkk., chloasma, bintik-bintik, dan post-
2015). Krim merupakan salah satu jenis inflammatory hyperpigmentation dan hanya
kosmetik yang memiliki berbagai kegunaan diberikan dengan resep dokter. Efek
seperti melembabkan kulit, mempercantik, samping dari penggunaan hidrokuinon
mengubah penampilan, hingga kegunaan dosis tinggi dan jangka panjang yaitu
proteksi seperti perlindungan dari infeksi exogenous ochronosis, katarak, pigmen milia
bakteri, infeksi jamur serta untuk koloid, sclera, pigmentasi kuku, hilangnya
menyembuhkan luka pada kulit (Rai dkk., elastisitas kulit, dan gangguan
2019). Berdasarkan observasi awal yang penyembuhan luka. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, 95,5% masyarakat dilakukan oleh Tan dkk. (2020)
di Kecamatan Alas pernah menggunakan menunjukkan bahwa selama 2014 sampai
krim kecantikan. Sebesar 61,1% 2019 terdapat 88 pasien yang mengalami
masyarakat di Kecamatan Alas exogenous ochronosis akibat hidrokuinon
menggunakan krim kecantikan dengan yang terkandung dalam krim pemutih,
tujuan untuk memutihkan wajah dan dimana 92,04% pasien merupakan pasien
sebesar 88,5% masyarakat pernah wanita.
menggunakan produk krim pemutih wajah. Merkuri merupakan salah satu
Produk pemutih wajah merupakan salah logam berat berbahaya yang bersifat racun
satu produk kosmetik dengan bahan aktif meskipun dalam konsentrasi rendah
yang bekerja menghambat pembentukan (Wulandari dan Diana, 2018). Merkuri
melanin serta merusak melanin yang telah biasanya ditambahkan ke dalam kosmetik
terbentuk sehingga menghasilkan warna karena dapat memutihkan wajah dengan
kulit yang lebih putih (Indriaty dkk., 2018). cara menghambat produksi melanin (Sun
Bahan aktif yang sering dijumpai dan dkk., 2017). Food and Drug Administration
ditambahkan ke dalam produk kosmetik (FDA) maupun BPOM telah melarang
pemutih wajah yaitu merkuri dan penggunaan merkuri dalam kosmetik
hidrokuinon (BPOM RI, 2018). karena dapat menyebabkan berbagai
Hidrokuinon memutihkan kulit dampak negatif, antara lain flek hitam,
dengan mekanisme yaitu menghambat alergi, iritasi kulit, dan pada dosis tinggi
enzim tirosinase sehingga konversi L-3,4- dapat menyebabkan kerusakan permanen
dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) pada otak, ginjal dan gangguan
menjadi melanin terhambat (Sofen dkk., perkembangan janin. Paparan dosis tinggi
2016). Berdasarkan Peraturan Kepala jangka pendek dapat menyebabkan
BPOM nomor KH.03.1.23.08.11.07517 muntah, diare, dan kerusakan paru-paru
tahun 2011 tentang Persyaratan teknis serta merupakan zat karsinogenik
bahan kosmetika menyebutkan, bahwa (penyebab kanker) pada manusia (BPOM
hidrokuinon telah dilarang digunakan RI, 2007). Krim yang mengandung bahan
sebagai pemutih dalam kosmetik. berbahaya memiliki ciri yaitu bertekstur
Hidrokuinon hanya digunakan untuk kuku lengket dan aroma yang menyengat
artifisial dengan kadar 0,02% (BPOM RI,
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 66

(Mohamad, 2014). Hal ini serupa dengan FeCl3. Hasil positif mengandung
sampel yang diperoleh pada penelitian ini hidrokuinon jika warna berubah menjadi
yang memiliki tekstur lengket dan aroma hijau hingga hitam (Chakti dkk., 2019).
yang menyengat.
Penelitian terkait analisis Validasi Metode
kandungan hidrokuinon dan merkuri telah Linearitas
banyak dilakukan, akan tetapi penelitian Linearitas dihitung secara statistik
terkait analisis kandungan hidrokuinon melalui koefisien korelasi (r). Perhitungan
dan merkuri dalam krim kecantikan tersebut dapat dilakukan dengan cara
khususnya yang beredar di Kecamatan memasukkan konsentrasi dan absorbansi
Alas belum pernah dilakukan. Hal inilah larutan baku (Gandjar dan Rohman, 2007).
yang mendorong penulis untuk melakukan Koefisien korelasi dikatakan memenuhi
penelitian terhadap krim-krim kecantikan syarat linieritas apabila nilai koefisien
yang beredar di Kecamatan Alas dengan kolerasi (r) mendekati 1 (Miller dan Miller,
tujuan untuk mengidentifikasi keberadaan 2010).
hidrokuinon dan merkuri serta
menentukan kadar hidrokuinon dalam Batas deteksi (Limit of Detection, LOD)
krim kecantikan yang beredar di dan Batas Kuantifikasi (Limit of
Kecamatan Alas. Quantification, LOQ)
Batas deteksi atau LOD (Limit of
METODE Detection) adalah konsentrasi minimum
analit yang masih dapat dideteksi di dalam
Alat dan Bahan Penelitian sampel, sedangkan batas kuantifikasi atau
Alat-alat yang digunakan dalam LOQ (Limit of Quantitation) adalah
peneitian ini yaitu timbangan analitik, konsentrasi minimum analit dalam sampel
hotplate, spektrofotometer UV-Vis Specord yang masih dapat memenuhi standar
200 plus, kertas saring whatman 42, lemari secara presisi dan akurasi. LOD dan LOQ
asam, tabung reaksi, mikropipet, dan alat- diperoleh secara statistik melalui garis
alat gelas. Bahan yang digunakan dalam regresi linier dari kurva kalibrasi (Harmita,
penelitian ini yaitu sampel berupa krim 2004)
kecantikan yang beredar di Kecamatan LOD =
3 Χ SD
b
Alas, baku hidrokuinon, asam klorida 10 Χ SD
(HCl) 4 N, besi (III) klorida (FeCl3) 1%, LOQ = b
etanol p.a 96% (C2H5OH), aquadest, HCl 4
N, natrium sulfat (Na2SO4), asam klorida Presisi
(HCl) p.a 36%, asam nitrat (HNO3) p.a Presisi merupakan ukuran
70%, pereaksi kalium iodida (KI) 0,5 N. keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan baku
Prosedur Penelitian relatif (RSD) dari sejumlah sampel yang
Uji kualitatiif Hidrokuinon berbeda signifikan secara statistik (Gandjar
Sampel krim masing-masing dan Rohman, 2007).
ditimbang sebanyak 0,1 g kemudian Σ(𝑥−𝑥̅ )2
SD =√
dilarutkan dalam 5 ml etanol 96% dan 𝑛−1
𝑆𝐷
dihomogenkan. Uji kualitatif dilakukan % RSD = x 100
𝑥̅
dengan menambahkan ± 5 tetes pereaksi
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 67

Uji Kuantitatif Hidrokuinon hingga kemudian dipanaskan diatas


Pembuatan larutan baku hidrokuinon hotplate. Hasil pemanasan disaring
Hidrokuinon murni 100 mg menggunakan kertas saring yang telah diisi
dilarutkan dalam 10 ml etanol 96%. dengan 1 g natrium sulfat ke dalam labu
Larutan kemudian dipindahkan ke dalam ukur 100 ml. Hasil penyaringan dipipet
labu ukur 100 ml dan ditambahkan etanol sebanyak 0,6 ml ke dalam labu ukur 10 ml
96% sampai tanda batas. Larutan dikocok kemudian ditambahkan etanol 96% hingga
hingga homogen dan diperoleh konsentrasi tanda batas. Larutan dihomogenkan dan
larutan baku hidrokuinon sebesar 1000 diukur serapannya pada panjang
ppm. Larutan baku 1000 dipipet sebanyak gelombang yang telah didapat pada
10 ml ke dalam labu ukur 100 ml kemudian prosedur sebelumnya (Primadiamanti
ditambahkan etanol 96% sampai tanda dkk., 2019).
batas. Larutan dikocok hingga homogen
dan diperoleh konsentrasi larutan baku Uji Kualitatif Merkuri
hidrokuinon sebesar 100 ppm. Pembuatan larutan aqua regia
Sebanyak 75 mL HCl pekat dan 25
Penentuan panjang gelombang maksimum mL HNO3 pekat dimasukkan ke dalam
Larutan baku hidrokuinon 100 ppm labu ukur 100 mL, kemudian
dipipet sebanyak 15 mL ke labu ukur 100 dihomogenkan (Trisnawati dkk., 2017).
mL dan dilarutkan dengan etanol 96%
hingga tanda batas, sehingga diperoleh Preparasi sampel dengan destruksi basah
konsentrasi 15 ppm. Larutan baku 15 ppm Sampel krim sebanyak 2 g
kemudian diukur pada panjang gelombang ditambahkan aquadest sebanyak 25 ml dan
200-400 nm. 10 ml aqua regia. Campuran diaduk
kemudian dipanaskan pada suhu 100°C.
Pembuatan kurva baku Campuran didinginkan kemudian disaring
Larutan baku 15 ppm dipipet menggunakan kertas saring.
masing-masing sebanyak 2 ml; 3,3 ml; 4,6
ml; 6 ml; 7,3 ml; 8,6 ml ke dalam labu ukur Uji kualitatif dengan pereaksi KI 0,5 N
10 ml dan ditambahkan etanol 96% sampai Uji kualitatif dilakukan dengan
tanda batas. Konsentrasi yang diperoleh memipet larutan uji hasil destruksi basah
yaitu 3 ppm, 5 ppm, 7 ppm, 9 ppm, 11 ppm, sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi
dan 13 ppm. Masing-masing konsentrasi kemudian ditambahkan 5 tetes larutan KI
diukur pada panjang gelombang 0,5 N secara perlahan melalui dinding
maksimum yang telah didapat dari tabung. Jika reaksi dengan KI
prosedur sebelumnya dengan larutan menghasilkan endapan merah jingga,
blanko yaitu etanol. Kurva standar maka sampel positif mengandung merkuri
diperoleh dengan memplot konsentrasi dan (Apriani & Indah, 2019).
absorbansi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan kadar hidrokuinon
Sampel krim sebanyak 500 mg Analisis kandungan hidrokuinon
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan merkuri dilakukan pada 10 sampel krim
kemudian ditambahkan 12 tetes HCl 4 N kecantikan yang beredar di Kecamatan
dan 100 ml etanol 96%. Campuran di aduk Alas. Krim kecantikan dipilih dengan
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 68

teknik purposive sampling dan memenuhi dengan perubahan warna menjadi


kriteria yaitu sampel berupa krim kehitaman (Chakti dkk., 2019). Sampel
kecantikan yang diklaim memiliki efek yang positif mengandung hidrokuinon
memutihkan wajah dan beredar di ditunjukkan pada tabel 1. Pereaksi FeCl3
Kecamatan Alas serta tidak teregistrasi digunakan dalam uji kualitatif karena ketika
BPOM. Sampel yang diperoleh direaksikan dengan hidrokuinon akan
dikumpulkan dan diberi kode sebagai menghasilkan suatu senyawa kompleks
sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I dan sampel (Chakti, 2019). Reaksi yang terjadi antara
J untuk memudahkan dalam análisis. FeCl3 dan hidrokuinon merupakan reaksi
Langkah awal dalam análisis reduksi oksidasi yang mengakibatkan
kandungan hidrokuinon yaitu dengan uji terjadinya perubahan warna yang
kualitatif menggunakan pereaksi FeCl3. merupakan parameter dari uji kualitatif.
Berdasarkan uji kualitatif yang telah Reaksi antara hidrokuinon dan FeCl3
dilakukan, sebanyak 8 sampel positif sebagai berikut (Musiam dkk., 2019):
mengandung hidrokuinon yang ditandai
C6H6O2 (Hidrokuinon) + Fe3+ → C6H4O2 (Kuinon) + Fe2

Tabel 1. Hasil uji kualitatif hidrokuinon menggunakan pereaksi FeCl 3


Sampel Hasil Teori Kesimpulan
A Perubahan warna menjadi kehitaman Sampel positif +
B Tidak ada perubahan warna mengandung -
C Perubahan warna menjadi kehitaman hidrokuinon jika +
D Perubahan warna menjadi kehitaman terjadi perubahan +
E Perubahan warna menjadi kehitaman warna menjadi +
F Perubahan warna menjadi kehitaman hijau sampai hitam +
G Perubahan warna menjadi kehitaman (Chakti, 2019) +
H Tidak ada perubahan warna -
I Perubahan warna menjadi kehitaman +
J Perubahan warna menjadi kehitaman +

Setelah sampel dinyatakan positif serapan optimum dari hidrokuinon yang


pada uji kualitatif, selanjutnya diukur kadar selanjutnya akan digunakan untuk
hidrokuinon secara kuantitatif mengukur absorbansi sampel
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. (Primadiamanti dkk., 2019). Selanjutnya
Pengujian kuantitatif dilakukan dengan yaitu pembuatan kurva baku dengan
mengukur absorbansi dari masing-masing membuat seri konsentrasi 3 ppm, 5 ppm, 7
sampel yang positif mengandung ppm, 9 ppm, 11 ppm, dan 13 ppm yang
hidrokuinon pada panjang gelombang diukur absorbansinya pada panjang
maksimum. Berdasarkan pengukuran, gelombang maksimum. Pengukuran antara
diperoleh panjang gelombang maksimum nilai absorbansi dan konsentrasi
yaitu 294 nm dengan absorbansi sebesar menghasilkan persamaan Y = 0,0308x +
0,8586. Penentuan panjang gelombang 0,1262 (Gambar 1).
maksimum bertujuan untuk mengetahui
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 69

Kurva baku
0,6000
0,5000

Absorbansi
0,4000
0,3000
0,2000
y = 0.0308x + 0.1262
R² = 0.9912
0,1000
0,0000
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi

Gambar 1. Kurva baku hidrokuinon

Linearitas suatu metode merupakan LOQ (Limit of Quantitation) adalah


ukuran seberapa baik kurva baku yang konsentrasi minimum analit dalam sampel
menghubungkan antara respon (y) dengan yang masih dapat memenuhi standar secara
konsentrasi (x) (Gandjar dan Rohman, presisi dan akurasi (Harmita, 2004).
2007). Linearitas dihitung secara statistik Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai
melalui koefisien korelasi (r). Berdasarkan LOD 0,2925 ppm dan 0,9749 ppm. Apabila
perhitungan diperoleh nilai koefisien konsentrasi hidrokuinon yang terukur
korelasi (r) yaitu 0,9912 yang menunjukkan dalam sampel krim lebih besar dari 0,2925
bahwa r mendekati 1. Nilai koefisien ppm, maka sinyal yang terukur merupakan
korelasi yang mendekati 1 menunjukkan sinyal yang berasal dari hidrokuinon dan
adanya hubungan yang linear antara hasil pengukuran dapat dipercaya.
absorbansi yang terukur dengan konsentrasi Sebaliknya, apabila konsentrasi yang
analit (Chakti dkk., 2019). diperoleh kurang dari 0,2925 ppm, maka
Presisi merupakan ukuran diduga bahwa sinyal yang diperoleh
keterulangan metode analisis dan biasanya merupakan sinyal yang bukan berasal dari
diekspresikan sebagai simpangan baku hidrokuinon. Nilai LOQ atau batas
relatif dari sejumlah sampel yang berbeda kuantifikasi yang diperoleh sebesar 0,9749
signifikan secara statistik (Gandjar & ppm, apabila hasil pengukuran lebih dari
Rohman, 2007). Presisi dinyatakan dengan 0,9749 ppm maka hasil pengukuran dapat
nilai RSD (Relative Standard Deviasion). dikatakan akurat.
Semakin kecil nilai RSD yang diperoleh, Pada proses penentuan kadar,
maka ketelitiannya semakin tinggi, sampel di preparasi terlebih dahulu dengan
begitupun sebaliknya. Semakin besar nilai menimbang 500 mg sampel krim kemudian
RSD yang diperoleh maka ketelitiannya dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml.
semakin rendah. Hasil uji presisi diperoleh Sampel krim tersebut kemudian ditetesi
nili RSD yaitu 0,3884% yang menunjukkan dengan 12 tetes HCl 4 N dan dilarutkan
bawah tingkat ketelitiannya tinggi karena dengan etanol 96% sebanyak 100 ml.
nilai RSD ≤ 1% (Sumadri, 2005). penambahan HCl bertujuan agar
Batas deteksi atau LOD (Limit of hidrokuinon yang terdapat dalam krim
Detection) adalah konsentrasi minimum dapat terpisah dari senyawa lain yang ada di
analit yang masih dapat dideteksi di dalam dalam krim (Primadiamanti dkk., 2019).
sampel. Sedangkan batas kuantifikasi atau Larutan sampel kemudian diaduk dan
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 70

dipanaskan di atas hotplate sampai larut. serapannya pada panjang gelombang 294
Setelah sampel krim larut, dilakukan nm dan diperoleh absorbansi masing-
penyaringan menggunakan kertas saring masing sampel seperti yang ditunjukkan
yang telah diisi dengan natrium sulfat. pada tabel 2. Setelah diketahui absorbansi,
Penggunaan natrium sulfat bertujuan untuk maka dapat dihitung konsentrasi
menarik air agar tidak ada lagi fase air menggunakan persamaan Y = 0,0544x -
(Primadiamanti dkk., 2019). Filtrat hasil 0,1985 dan kadar hidrokuinon dari sampel
penyaringan dipipet sebanyak 0,6 ml ke (%b/b). Berdasarkan hasi perhitungan,
dalam labu ukur 10 ml kemudian kadar dan konsentrasi hidrokuinon dari
ditambahkan etanol 96% hingga tanda masing-masing sampel ditunjukkan pada
batas. Larutan kemudian diukur tabel 2.
Tabel 2. Hasil perhitungan hidrokuinon dalam sampel
KONSENTRASI KADAR
SAMPEL ABSORBANSI RATA-RATA
(PPM) (%)
0,3856
A 0,3770 0,3778 8,1651 2,7108
0,3707
0,3126
C 0,2884 0,2981 5,5812 1,8530
0,2934
0,3536
D 0,3419 0,3475 7,1817 2,3843
0,3469
0,4038
E 0,3897 0,3974 8,8034 2,9227
0,3988
0,3826
F 0,3740 0,3783 8,1824 2,7166
0,3783
0,2701
G 0,2647 0,2669 4,5667 1,5161
0,2659
0,4956
I 0,4944 0,4978 12,0610 4,0043
0,5034
0,3528
J 0,3523 0,3470 7,1665 2,3793
0,3359

Berdasarkan perhitungan, terdapat 8 BPOM nomor KH.03.1.23.08.11.07517


sampel yang positif mengandung tahun 2011 tentang Persyaratan teknis
hidrokuinon yaitu sampel A, C, D, E, F, G, bahan kosmetika menyebutkan, bahwa
I, dan J dengan kadar masing-masing hidrokuinon telah dilarang digunakan
(%b/b) yaitu 2,7108%; 1,8530%; 2,3843%; sebagai pemutih dalam kosmetik.
2,9227%; 2,7166%; 1,5161%; 4,0043%, dan Hidrokuinon hanya digunakan untuk kuku
2,3793%. Berdasarkan Peraturan Kepala artifisial dengan kadar 0,02% (BPOM RI,
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 71

2011). Hidrokuinon >2% termasuk berpengaruh pada degradasi melanosom


golongan obat keras dan digunakan untuk dan kerusakan melanosit (Gillbro & Olsson,
penyakit hiperpigmentasi, melasma, 2011).
chloasma, bintik-bintik, dan post- Selain uji kandungan hidrokuinon,
inflammatory hyperpigmentation dan hanya dilakukan pula uji kandungan merkuri
diberikan dengan resep dokter. Berdasarkan dalam krim kecantikan. Merkuri
hasil uji, terdapat 6 dari 8 sampel yang merupakan logam berat bersifat toksik yang
mengandung hidrokuinon >2%. Dampak sering dijumpai dan ditambahkan ke dalam
buruk pemakaian obat keras seperti produk kosmetik pemutih wajah (BPOM
hidrokuinon tanpa pengawasan dokter yaitu RI, 2018). Sebelum dilakukan uji merkuri
iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa secara kualitatif, sampel harus didestruksi
terbakar (BPOM RI, 2007). Efek samping terlebih dahulu karena merkuri merupakan
jangka panjang yaitu exogenous ochronosis, senyawa anorganik (Hermawati &
katarak, pigmen milia koloid, sclera, Lathifah, 2019). Destruksi merupakan
pigmentasi kuku, hilangnya elastisitas kulit, proses pemecahan senyawa menjadi unsur-
dan gangguan penyembuhan luka. unsurnya sehingga dapat dianalisis (Nasir,
Exogenous chronosis adalah efek samping 2020). Umumnya terdapat 2 jenis destruksi,
kronis paling umum yang terkait dengan yaitu destruksi basah dan destruksi kering.
penggunaan hidrokuinon topikal jangka Destruksi basah merupakan proses
panjang. Secara klinis, exogenous ochronosis pemecahan sampel menggunakan asam-
ditandai dengan hiperpigmentasi asam kuat baik secara tunggal maupun
asimtomatik, eritema, papula, papulonodul campuran yang kemudian dioksidasi
pada area tubuh yang terpapar sinar menggunakan zat oksidator (Nasir, 2020).
matahari (wajah, dada bagian atas, dan Pada penelitian ini digunakan teknik
punggung) (Sarkar dkk., 2013; Khan & destruksi basah karena unsur yang akan
Alam, 2019). dianalisis yaitu merkuri. Merkuri
Hidrokuinon sering kali merupakan salah satu logam berat beracun
disalahgunakan dan ditambahkan ke dalam yang memiliki sifat mudah menguap pada
krim karena dapat memutihkan kulit. suhu tinggi. Apabila dilakukan destruksi
Mekanisme hidrokuinon dalam kering, dikhawatirkan merkuri akan hilang
memutihkan kulit yaitu dengan atau habis menguap sebelum dianalisis
menghambat tirosinase sehingga konversi (Fithriani dkk., 2013).
L-3,4- dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) Preparasi sampel dengan teknik
menjadi melanin menjadi terhambat (Sofen destruksi basah menggunakan aqua regia
dkk., 2016). Melanin merupakan pigmen merupakan campuran asam-asam kuat HCl
warna kulit, sehingga semakin rendah kadar pekat dan HNO3 pekat dengan
melanin maka semakin putih warna kulit perbandingan volume 3:1 untuk melarutkan
(Marieb dkk., 2013). Hidrokuinon juga logam dengan proses yang lebih cepat
menginduksi pembentukan spesies oksigen (Yulia dkk., 2019). Penambahan aqua regia
dan menyebabkan kerusakan oksidatif pada dimaksudkan agar dapat memecah ikatan
membran lipid dan protein seperti logam organik menjadi Hg2+. Penggunaan
tirosinase. Hidrokuinon memiliki HNO3 pekat bertujuan melarutkan logam
mekanisme lain yaitu menghambat merkuri dari sampel. Reaksi yang terjadi
pigmentasi dengan mengurangi glutathione, antar logam merkuri dengan HNO3 pekat
mengurangi sintesis DNA dan RNA yang adalah sebagai berikut (Chakti dkk., 2019) :
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 72

Hg (s) + 2NO3- (aq) + 4H+ (aq) → Hg2+ (aq) + 2NO2(g) + 2H2O (l)
Berdasarkan uji yang telah terbentuknya endapan merah jingga yang
dilakukan, sebanyak 10 sampel positif merupakan HgI2 (merkuri(II) iodida).
mengandung merkuri ketika ditambahkan Reaksi yang terjadi antara ion merkuri
pereaksi KI 0,5 N seperti yang ditunjukkan (Hg2+) dengan kalium iodida (Chakti dkk.,
pada tabel 3. Hasil positif ditandai dengan 2019):
Hg2+ (aq) + 2KI (aq) → HgI2(s) + 2K(aq)

Tabel 3. Hasil uji kualitatif merkuri dengan KI


Sampel Hasil Teori Kesimpulan
A Terbentuk endapan merah jingga Sampel positif +
B Terbentuk endapan merah jingga mengandung +
C Terbentuk endapan merah jingga merkuri jika +
D Terbentuk endapan merah jingga terbentuk endapan +
E Terbentuk endapan merah jingga merah jingga +
F Terbentuk endapan merah jingga (Apriani dan +
G Terbentuk endapan merah jingga Indah, 2019). +
H Terbentuk endapan merah jingga +
I Terbentuk endapan merah jingga +
J Terbentuk endapan merah jingga +

Merkuri (Hg) merupakan logam tekstur yang lengket dan aroma yang
berat bersifat toksik yang biasanya menyengat, sehingga masyarakat perlu
ditambahkan ke produk pemutih wajah. berhati-hati dalam membeli krim
Mekanisme merkuri sebagai agen pemutih kecantikan dan ketika menemukan krim
kulit yaitu dengan menekan dan yang memiliki ciri tersebut. Selain itu,
menghambat produksi melanin di dalam masyarakat juga wajib memastikan apakah
kulit. Diketahui bahwa merkuri krim yang digunakan aman atau tidak
menggantikan tembaga yang dibutuhkan dengan memeriksa nomor registrasi yang
untuk aktivitas tirosinase sehingga hal ini tertera di kemasan melalui aplikasi atau di
menyebabkan tidak aktifnya enzim yang laman https://cekbpom.pom.go.id/.
berperan dalam produksi melanin (Chan,
2011). Penggunaan merkuri (Hg) dalam SIMPULAN
krim pemutih dapat menyebabkan berbagai
dampak negatif, antara lain flek hitam, Berdasarkan peneltian yang telah
alergi, iritasi kulit, dan pada dosis tinggi dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
dapat menyebabkan kerusakan permanen dari 10 sampel yang diuji, 8 sampel positif
pada otak, ginjal dan gangguan mengandung hidrokuinon yaitu sampel A,
perkembangan janin. Paparan dosis tinggi C, D, E, F, G, I, dan J dengan kadar
jangka pendek dapat menyebabkan muntah, masing-masing (%b/b) yaitu 2,7108%;
diare, dan kerusakan paru-paru serta 1,8530%; 2,3843%; 2,9227%; 2,7166%;
merupakan zat karsinogenik (penyebab 1,5161%; 4,0043%, dan 2,3793%.
kanker) pada manusia (BPOM RI, 2007). Berdasarkan uji kualitatif merkuri
Sebagai saran dari penelitian ini menggunakan KI, 10 sampel krim
Perlu dilakukannya deteksi awal jika kecantikan positif mengandung merkuri.
membeli krim kecantikan. Krim yang
mengandung bahan berbahaya memiiki
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 73

DAFTAR PUSTAKA Teknologi Farmasi. 18(1). 28-34.


Gandjar, I. G., & Rohman, A. (2007). Kimia
Apriani., & Indah, S. (2019). Mercury Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka
Identification In Facial Whitening Pelajar.
Creams Sold In Cengkareng Market
West Jakarta. Syntax Literate : Jurnal Gillbro, J. M., & Olsson, M. J. (2011). The
Ilmiah Indonesia. 4(12). 56-63. Melanogenesis and Mechanisms of
Skin-Lightening Agents - Existing and
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2007). New Approaches. International Journal
Public Warning/Peringatan No. of Cosmetic Science. 33(3). 210–221.
HK.00.01.432.6081 tentang Kosmetik
Mengandung Bahan Berbahaya dan Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan
Zat Warna yang Dilarang, 1 Agustus Validasi Metode dan Cara
2007. Jakarta : Badan Pengawas Obat Perhitungannya. Majalah Ilmu
dan Makanan Republik Indonesia. Kefarmasian. 1(3). 117 –135.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Hermawati, A. H., & Lathifah, Q. A. (2019).
(2011). Peraturan Kepala Badan Uji Kualitatif Merkuri Pada Krim
Pengawas Obat dan Makanan Pemutih Wajah Yang Tidak Terdaftar
Republik Indonesia Nomor Badan Pengawas Obat Dan Makanan
HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 Di Kabupaten Tulungagung. Borneo
Tentang Persyaratan Teknis Bahan Journal Of Medical Laboratory
Kosmetika. Jakarta : Badan Pengawas Technology. 1(2). 57-61.
Obat dan Makanan Republik Indriaty, S., Hidayati, N. R., & Bachtiar, A.
Indonesia. (2018). Bahaya Kosmetika Pemutih
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. yang Mengandung Merkuri dan
(2018). Temuan Kosmetik Ilegal dan Hidroquinon serta Pelatihan
Mengandung Bahan Dilarang/Bahan Pengecekan Registrasi Kosmetika di
Berbahaya serta Obat Tradisional Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon.
Ilegal dan Mengandung Bahan Kimia Jurnal Surya Masyarakat. 1(1). 8-11.
Obat. Jakarta : Badan Pengawas Obat Khan, A. D., & Alam, M. N. (2019).
dan Makanan Republik Indonesia. Cosmetics and Their Associated
Chakti, A. S., Simaremare, E. S., & Pratiwi, Adverse Effects: A Review. Journal of
R. D. (2019). Analisis Merkuri Dan Applied Pharmaceutical Sciences and
Hidrokuinon Pada Krim Pemutih Research. 2(1). 1–6.
Yang Beredar di Jayapura. Jurnal Sains Marieb, E. N., & Hoehn, K. (2013). Human
dan Teknologi. 8(1). 1-11. Anatomy and Physiology (Ninth
Chan, T. Y. K. (2011). Inorganic Mercury Edition). Boston : Pearson.
Poisoning Associated With Skin- Miller, J. N., & Miller J. C. (2010). Statistics
Lightening Cosmetic Products. And Chemometrics For Analytical
Clinical Toxicology. 49(1). 886-891. Chemistry Sixth Edition. England :
Fithriani, A., Zulharmita & Dinda, R.F. Pearson Education.
(2013). Identifikasi dan Penetapan Musiam, S., Noor, R. M., Ramadhani, I. F.,
Kadar Merkuri (Hg) dalam Krim Wahyuni, A., Alfian, R., Kumalasari,
Pemutih Kosmetik Herbal E., & Aryzki, S. (2019). Analisis Zat
Menggunakan Spektrofotometri Pemutih Berbahaya pada Krim
Serapan Atom. Jurnal Sains dan Malam di Klinik Kecantikan Kota
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 74

Banjarmasin. Jurnal Insan Farmasi Kesehatan Andalas. 9(2). 162-167.


Indonesia. 2(1). 18–25.
Trisnawati, F.A., Yulianti, C.H., &
Nasir, M. (2020). Spektrometri Serapan Atom. Ebtavanny, T.G. (2017). Identifikasi
Banda Aceh : Syiah Kuala University Kandungan Merkuri pada Beberapa
Press. Krim Pemutih yang Beredar di
Pasaran (Studi dilakukan di Pasar
Okereke, J. N., Udebuani, A. C., Ezeji, E. U.,
DTC Wonokromo Surabaya). Journal
Obasi, K. O., & Nnoli, M. C. (2015).
of Pharmacy and Science. 2(2). 35-40.
Possible Health Implications
Associated with Cosmetics: A Review. Wulandari., & Diana, V. E. (2018). Uji
Science Journal of Public Health. 3(5). Kandungan Merkuri (Hg) pada
58–63. Kosmetik Krim Pemutih Wajah yang
Dipasarkan di Pasar Petisah Kota
Primadiamanti, A., Feladita, N., & Juliana,
Medan. Dunia Farmasi. 3(1). 44–51.
R. (2019). Penetapan Kadar
Hidrokuinon pada Krim Pemutih Yulia, R., Putri, A., & Hevira, L. (2019).
Herbal yang Dijual di Lorong King Analisis Merkuri Pada Merk Krim
Pasar Tengah Kota Bandar Lampung Pemutih Wajah dengan Metode
Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom.
Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Analis Jurnal Katalisator. 4(2). 103-110
Farmasi. 4(1). 10-16.
Rai, P., Poudyl, A. P., & Das, S. (2019).
Pharmaceutical Creams and Their Use
in Wound Healing: A Review. Journal
of Drug Delivery and Therapeutics. 9(3).
907–912.
Sarkar, R., Arora, P., & Garg, K. V. (2013).
Cosmeceuticals for
Hyperpigmentation: What is
Available. Journal of Cutaneous and
Aesthetic Surgery. 6(1). 4-11.
Sofen, B., Prado, G., & Emer, J. (2016).
Melasma and Post Inflammatory
Hyperpigmentation: Management
Update and Expert Opinion. Skin
Therapy Lett. 21(1). p. 1-7.
Sun, G. F., Hu, W. T., Yuan, Z. H., Zhang,
B. A., & Lu, H. (2017). Characteristics
of Mercury Intoxication Induced By
Skin-Lightening Products. Chinese
Medical Journal. 130(24). 3003– 3004.
Tan, S. T., Singgih, R., & Wu, V. (2020).
Prevalensi Okronosis Eksogen Akibat
Penggunaan Krim Pemutih Yang
Mengandung Hidrokuinon Periode
Januari 2014 – Januari 2019. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai