7 +Article+3279+-+Rahmadari,+D +H +-+2021+-+3
7 +Article+3279+-+Rahmadari,+D +H +-+2021+-+3
SPIN
JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/spin
ABSTRACT
Hydroquinone and mercury are ingredients that are often added to beauty creams to whiten
skin. Mechanism of hydroquinone and mercury in whitening the skin is by inhibiting melanin
production. This study aims to identify hydroquinone and mercury and to determine the levels
of hydroquinone contained in beauty creams circulating in Alas District. This research is a
non-experimental descriptive study where 10 of beauty creams circulating in Alas District were
obtained using purposive sampling technique. Hydroquinone identification used FeCl3
reagent, meanwhile mercury identification used KI. The determination of hydroquinone levels
in the sample using a UV-Vis spectrophotometer. Based on the validation parameters, the
equation y = 0,0308x + 0,1262, linearity value with a correlation coefficient (r) is 0,9912,
LOD is 0.2925 ppm, LOQ is 0.9749 ppm and RSD value is 0,3884%. Based on the results of
the study, 8 samples containing hydroquinone with a sample A level is 2.7108%; sample C
1.8530%; sample D 2,3843%; sample E 2,9227%; sample F 2,7166%; sample G 1,5161%;
sample I 4.0043%; sample J 2,3793%. The qualitative test of mercury showed that 10 samples
of beauty cream contained mercury.
How to Cite
Rahmadari, D. H., Ananto, A. D., & Juliantoni, Y. (2021) Analisis Kandungan
Hidrokuinon Dan Merkuri Dalam Krim Kecantikan Yang Beredar Di Kecamatan Alas.
SPIN-Jurnal Kimia & Pendidikan Kimia. 3(1). 64-74.
*
Coresspondence Author: p-ISSN: 2580-2623
Email: agus_da@unram.ac.id e-ISSN: 2745-6854
© 2021 Tadris Kimia FTK UIN Mataram
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 65
PENDAHULUAN
Kosmetik merupakan produk yang 2011). Hidrokuinon >2% termasuk
diaplikasikan pada tubuh dengan tujuan golongan obat keras dan digunakan untuk
untuk mempercantik, membersihkan atau penyakit hiperpigmentasi, melasma,
meningkatkan penampilan (Okereke dkk., chloasma, bintik-bintik, dan post-
2015). Krim merupakan salah satu jenis inflammatory hyperpigmentation dan hanya
kosmetik yang memiliki berbagai kegunaan diberikan dengan resep dokter. Efek
seperti melembabkan kulit, mempercantik, samping dari penggunaan hidrokuinon
mengubah penampilan, hingga kegunaan dosis tinggi dan jangka panjang yaitu
proteksi seperti perlindungan dari infeksi exogenous ochronosis, katarak, pigmen milia
bakteri, infeksi jamur serta untuk koloid, sclera, pigmentasi kuku, hilangnya
menyembuhkan luka pada kulit (Rai dkk., elastisitas kulit, dan gangguan
2019). Berdasarkan observasi awal yang penyembuhan luka. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, 95,5% masyarakat dilakukan oleh Tan dkk. (2020)
di Kecamatan Alas pernah menggunakan menunjukkan bahwa selama 2014 sampai
krim kecantikan. Sebesar 61,1% 2019 terdapat 88 pasien yang mengalami
masyarakat di Kecamatan Alas exogenous ochronosis akibat hidrokuinon
menggunakan krim kecantikan dengan yang terkandung dalam krim pemutih,
tujuan untuk memutihkan wajah dan dimana 92,04% pasien merupakan pasien
sebesar 88,5% masyarakat pernah wanita.
menggunakan produk krim pemutih wajah. Merkuri merupakan salah satu
Produk pemutih wajah merupakan salah logam berat berbahaya yang bersifat racun
satu produk kosmetik dengan bahan aktif meskipun dalam konsentrasi rendah
yang bekerja menghambat pembentukan (Wulandari dan Diana, 2018). Merkuri
melanin serta merusak melanin yang telah biasanya ditambahkan ke dalam kosmetik
terbentuk sehingga menghasilkan warna karena dapat memutihkan wajah dengan
kulit yang lebih putih (Indriaty dkk., 2018). cara menghambat produksi melanin (Sun
Bahan aktif yang sering dijumpai dan dkk., 2017). Food and Drug Administration
ditambahkan ke dalam produk kosmetik (FDA) maupun BPOM telah melarang
pemutih wajah yaitu merkuri dan penggunaan merkuri dalam kosmetik
hidrokuinon (BPOM RI, 2018). karena dapat menyebabkan berbagai
Hidrokuinon memutihkan kulit dampak negatif, antara lain flek hitam,
dengan mekanisme yaitu menghambat alergi, iritasi kulit, dan pada dosis tinggi
enzim tirosinase sehingga konversi L-3,4- dapat menyebabkan kerusakan permanen
dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) pada otak, ginjal dan gangguan
menjadi melanin terhambat (Sofen dkk., perkembangan janin. Paparan dosis tinggi
2016). Berdasarkan Peraturan Kepala jangka pendek dapat menyebabkan
BPOM nomor KH.03.1.23.08.11.07517 muntah, diare, dan kerusakan paru-paru
tahun 2011 tentang Persyaratan teknis serta merupakan zat karsinogenik
bahan kosmetika menyebutkan, bahwa (penyebab kanker) pada manusia (BPOM
hidrokuinon telah dilarang digunakan RI, 2007). Krim yang mengandung bahan
sebagai pemutih dalam kosmetik. berbahaya memiliki ciri yaitu bertekstur
Hidrokuinon hanya digunakan untuk kuku lengket dan aroma yang menyengat
artifisial dengan kadar 0,02% (BPOM RI,
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 66
(Mohamad, 2014). Hal ini serupa dengan FeCl3. Hasil positif mengandung
sampel yang diperoleh pada penelitian ini hidrokuinon jika warna berubah menjadi
yang memiliki tekstur lengket dan aroma hijau hingga hitam (Chakti dkk., 2019).
yang menyengat.
Penelitian terkait analisis Validasi Metode
kandungan hidrokuinon dan merkuri telah Linearitas
banyak dilakukan, akan tetapi penelitian Linearitas dihitung secara statistik
terkait analisis kandungan hidrokuinon melalui koefisien korelasi (r). Perhitungan
dan merkuri dalam krim kecantikan tersebut dapat dilakukan dengan cara
khususnya yang beredar di Kecamatan memasukkan konsentrasi dan absorbansi
Alas belum pernah dilakukan. Hal inilah larutan baku (Gandjar dan Rohman, 2007).
yang mendorong penulis untuk melakukan Koefisien korelasi dikatakan memenuhi
penelitian terhadap krim-krim kecantikan syarat linieritas apabila nilai koefisien
yang beredar di Kecamatan Alas dengan kolerasi (r) mendekati 1 (Miller dan Miller,
tujuan untuk mengidentifikasi keberadaan 2010).
hidrokuinon dan merkuri serta
menentukan kadar hidrokuinon dalam Batas deteksi (Limit of Detection, LOD)
krim kecantikan yang beredar di dan Batas Kuantifikasi (Limit of
Kecamatan Alas. Quantification, LOQ)
Batas deteksi atau LOD (Limit of
METODE Detection) adalah konsentrasi minimum
analit yang masih dapat dideteksi di dalam
Alat dan Bahan Penelitian sampel, sedangkan batas kuantifikasi atau
Alat-alat yang digunakan dalam LOQ (Limit of Quantitation) adalah
peneitian ini yaitu timbangan analitik, konsentrasi minimum analit dalam sampel
hotplate, spektrofotometer UV-Vis Specord yang masih dapat memenuhi standar
200 plus, kertas saring whatman 42, lemari secara presisi dan akurasi. LOD dan LOQ
asam, tabung reaksi, mikropipet, dan alat- diperoleh secara statistik melalui garis
alat gelas. Bahan yang digunakan dalam regresi linier dari kurva kalibrasi (Harmita,
penelitian ini yaitu sampel berupa krim 2004)
kecantikan yang beredar di Kecamatan LOD =
3 Χ SD
b
Alas, baku hidrokuinon, asam klorida 10 Χ SD
(HCl) 4 N, besi (III) klorida (FeCl3) 1%, LOQ = b
etanol p.a 96% (C2H5OH), aquadest, HCl 4
N, natrium sulfat (Na2SO4), asam klorida Presisi
(HCl) p.a 36%, asam nitrat (HNO3) p.a Presisi merupakan ukuran
70%, pereaksi kalium iodida (KI) 0,5 N. keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan baku
Prosedur Penelitian relatif (RSD) dari sejumlah sampel yang
Uji kualitatiif Hidrokuinon berbeda signifikan secara statistik (Gandjar
Sampel krim masing-masing dan Rohman, 2007).
ditimbang sebanyak 0,1 g kemudian Σ(𝑥−𝑥̅ )2
SD =√
dilarutkan dalam 5 ml etanol 96% dan 𝑛−1
𝑆𝐷
dihomogenkan. Uji kualitatif dilakukan % RSD = x 100
𝑥̅
dengan menambahkan ± 5 tetes pereaksi
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 67
Kurva baku
0,6000
0,5000
Absorbansi
0,4000
0,3000
0,2000
y = 0.0308x + 0.1262
R² = 0.9912
0,1000
0,0000
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi
dipanaskan di atas hotplate sampai larut. serapannya pada panjang gelombang 294
Setelah sampel krim larut, dilakukan nm dan diperoleh absorbansi masing-
penyaringan menggunakan kertas saring masing sampel seperti yang ditunjukkan
yang telah diisi dengan natrium sulfat. pada tabel 2. Setelah diketahui absorbansi,
Penggunaan natrium sulfat bertujuan untuk maka dapat dihitung konsentrasi
menarik air agar tidak ada lagi fase air menggunakan persamaan Y = 0,0544x -
(Primadiamanti dkk., 2019). Filtrat hasil 0,1985 dan kadar hidrokuinon dari sampel
penyaringan dipipet sebanyak 0,6 ml ke (%b/b). Berdasarkan hasi perhitungan,
dalam labu ukur 10 ml kemudian kadar dan konsentrasi hidrokuinon dari
ditambahkan etanol 96% hingga tanda masing-masing sampel ditunjukkan pada
batas. Larutan kemudian diukur tabel 2.
Tabel 2. Hasil perhitungan hidrokuinon dalam sampel
KONSENTRASI KADAR
SAMPEL ABSORBANSI RATA-RATA
(PPM) (%)
0,3856
A 0,3770 0,3778 8,1651 2,7108
0,3707
0,3126
C 0,2884 0,2981 5,5812 1,8530
0,2934
0,3536
D 0,3419 0,3475 7,1817 2,3843
0,3469
0,4038
E 0,3897 0,3974 8,8034 2,9227
0,3988
0,3826
F 0,3740 0,3783 8,1824 2,7166
0,3783
0,2701
G 0,2647 0,2669 4,5667 1,5161
0,2659
0,4956
I 0,4944 0,4978 12,0610 4,0043
0,5034
0,3528
J 0,3523 0,3470 7,1665 2,3793
0,3359
Hg (s) + 2NO3- (aq) + 4H+ (aq) → Hg2+ (aq) + 2NO2(g) + 2H2O (l)
Berdasarkan uji yang telah terbentuknya endapan merah jingga yang
dilakukan, sebanyak 10 sampel positif merupakan HgI2 (merkuri(II) iodida).
mengandung merkuri ketika ditambahkan Reaksi yang terjadi antara ion merkuri
pereaksi KI 0,5 N seperti yang ditunjukkan (Hg2+) dengan kalium iodida (Chakti dkk.,
pada tabel 3. Hasil positif ditandai dengan 2019):
Hg2+ (aq) + 2KI (aq) → HgI2(s) + 2K(aq)
Merkuri (Hg) merupakan logam tekstur yang lengket dan aroma yang
berat bersifat toksik yang biasanya menyengat, sehingga masyarakat perlu
ditambahkan ke produk pemutih wajah. berhati-hati dalam membeli krim
Mekanisme merkuri sebagai agen pemutih kecantikan dan ketika menemukan krim
kulit yaitu dengan menekan dan yang memiliki ciri tersebut. Selain itu,
menghambat produksi melanin di dalam masyarakat juga wajib memastikan apakah
kulit. Diketahui bahwa merkuri krim yang digunakan aman atau tidak
menggantikan tembaga yang dibutuhkan dengan memeriksa nomor registrasi yang
untuk aktivitas tirosinase sehingga hal ini tertera di kemasan melalui aplikasi atau di
menyebabkan tidak aktifnya enzim yang laman https://cekbpom.pom.go.id/.
berperan dalam produksi melanin (Chan,
2011). Penggunaan merkuri (Hg) dalam SIMPULAN
krim pemutih dapat menyebabkan berbagai
dampak negatif, antara lain flek hitam, Berdasarkan peneltian yang telah
alergi, iritasi kulit, dan pada dosis tinggi dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
dapat menyebabkan kerusakan permanen dari 10 sampel yang diuji, 8 sampel positif
pada otak, ginjal dan gangguan mengandung hidrokuinon yaitu sampel A,
perkembangan janin. Paparan dosis tinggi C, D, E, F, G, I, dan J dengan kadar
jangka pendek dapat menyebabkan muntah, masing-masing (%b/b) yaitu 2,7108%;
diare, dan kerusakan paru-paru serta 1,8530%; 2,3843%; 2,9227%; 2,7166%;
merupakan zat karsinogenik (penyebab 1,5161%; 4,0043%, dan 2,3793%.
kanker) pada manusia (BPOM RI, 2007). Berdasarkan uji kualitatif merkuri
Sebagai saran dari penelitian ini menggunakan KI, 10 sampel krim
Perlu dilakukannya deteksi awal jika kecantikan positif mengandung merkuri.
membeli krim kecantikan. Krim yang
mengandung bahan berbahaya memiiki
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 73
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Hermawati, A. H., & Lathifah, Q. A. (2019).
(2011). Peraturan Kepala Badan Uji Kualitatif Merkuri Pada Krim
Pengawas Obat dan Makanan Pemutih Wajah Yang Tidak Terdaftar
Republik Indonesia Nomor Badan Pengawas Obat Dan Makanan
HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 Di Kabupaten Tulungagung. Borneo
Tentang Persyaratan Teknis Bahan Journal Of Medical Laboratory
Kosmetika. Jakarta : Badan Pengawas Technology. 1(2). 57-61.
Obat dan Makanan Republik Indriaty, S., Hidayati, N. R., & Bachtiar, A.
Indonesia. (2018). Bahaya Kosmetika Pemutih
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. yang Mengandung Merkuri dan
(2018). Temuan Kosmetik Ilegal dan Hidroquinon serta Pelatihan
Mengandung Bahan Dilarang/Bahan Pengecekan Registrasi Kosmetika di
Berbahaya serta Obat Tradisional Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon.
Ilegal dan Mengandung Bahan Kimia Jurnal Surya Masyarakat. 1(1). 8-11.
Obat. Jakarta : Badan Pengawas Obat Khan, A. D., & Alam, M. N. (2019).
dan Makanan Republik Indonesia. Cosmetics and Their Associated
Chakti, A. S., Simaremare, E. S., & Pratiwi, Adverse Effects: A Review. Journal of
R. D. (2019). Analisis Merkuri Dan Applied Pharmaceutical Sciences and
Hidrokuinon Pada Krim Pemutih Research. 2(1). 1–6.
Yang Beredar di Jayapura. Jurnal Sains Marieb, E. N., & Hoehn, K. (2013). Human
dan Teknologi. 8(1). 1-11. Anatomy and Physiology (Ninth
Chan, T. Y. K. (2011). Inorganic Mercury Edition). Boston : Pearson.
Poisoning Associated With Skin- Miller, J. N., & Miller J. C. (2010). Statistics
Lightening Cosmetic Products. And Chemometrics For Analytical
Clinical Toxicology. 49(1). 886-891. Chemistry Sixth Edition. England :
Fithriani, A., Zulharmita & Dinda, R.F. Pearson Education.
(2013). Identifikasi dan Penetapan Musiam, S., Noor, R. M., Ramadhani, I. F.,
Kadar Merkuri (Hg) dalam Krim Wahyuni, A., Alfian, R., Kumalasari,
Pemutih Kosmetik Herbal E., & Aryzki, S. (2019). Analisis Zat
Menggunakan Spektrofotometri Pemutih Berbahaya pada Krim
Serapan Atom. Jurnal Sains dan Malam di Klinik Kecantikan Kota
D. H. Rahmadari., A. D. Ananto., & Y. Juliantoni/ SPIN 3 (1) (2021) 64-74 74