Tugas Manajemen
Tugas Manajemen
Disusun oleh :
Apriadi saputra :101221010111
Olvi lestari :1012210101135
Trina ramadhani syfitri :101221010107
Mario sulhendra :101221010126
Daftar Isi…………………………………………………………………………1
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang…………………………………………………………2
2. Rumusan Masalah……………………………………………………...3
Bab II. Pembahasan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan…………………………………….4
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan……………………………4
3. Fase Pengambilan Keputusan…………………………………………...5
4. Teknik Pengambilan Keputusan………………………………………...7
5. Macam – Macam Keputusan Manajemen……………………………....7
6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan………………………………...8
7. Gaya Pengambilan Keputusan………………………………………....12
8. Model Pengambilan Keputusan…………………………………..……13
9. Pengambilan Keputusan Individu…………………………………...…15
10. Pengambilan Keputusan Kelompok………………………………….16
Bab III. PENUTUP
1. Kesimpulan……………….…………………………………………..18
2. Kritik dan Saran……………………………………………………...18
3. Daftar Pustaka………………………………………………………..18
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
Pada tahap perumusan masalah ini yang menjadi pertanyaan yaitu terkait dengan
1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan
2. Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan
3. Macam-macam pengambilan keputusan
4. Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan
5. Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai
tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan
tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut
Namun kemudian Simon kembali menambahkan sebuah fase dalam proses pengambilan
keputusan yaitu :
4. Fase Implementasi
Penambahan tersebut ternyata belum berakhir karena kemudian Simon kembali menambahkan
satu fase dalam pengambilan keputusan sehingga secara keseluruhan ada lima fase :
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan
4. Fase Implementasi
5. Fase Monitoring
Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan.
Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang –
peluang masalah.
Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang
berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.
5
Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah,
mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya, dan mendefinisikan secara
eksplisit.
Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin dilakukan.
Sebuah model masalah pengambilan keputusan dibangun, dites, dan divalidasi.
Pemodelan meliputi konseptualisasi masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk
kuantitatif dan atau kualitatatif.
Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu
komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu.
Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat
untuk model.
Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja.
6
Gambar 1: Bagan Proses Pengambilan Keputusan :
Kesimpulan
Pengambilan keputusan melibatkan empat fase utama yaitu ; fase inteligensi, fase desain, fase
pilihan, dan fase implementasi.
Pada fase inteligensi, masalah (peluang) diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan diuraikan (jika
diperlukan).
Pada fase desain, suatu model sistem dibuat, kriteria pemilihan ditetapkan, alternatif dihasilkan,
hasil diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat.
Pada fase pilihan, berbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi yang terbaik (atau
yang cukup baik) dimulai. Berbagai teknik pencarian disediakan.
Komputer dapat mendukung semua fase pengambilan keputusan dengan mengotomatisasi
tugas/proses yang diperlukan.
7
Keputusan terprogram/ terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-ulang
dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
padad manjemen tingkat bawah
Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,
yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
8
Ø Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
Ø Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.
Menurut Stonner
Menentukan penyebab masalah
• Tentukan masalah
• Diagnosis penyebab
• Menguji penyebabnya
Mengembangkan Alternatif
• Mencari alternative yang kreatif dan tidak buru-buru mengevaluasi
Evaluasi Alternatif dan Pemilihan alternative yang Baik
• Evaluasi alternative
• Pilih alternative terbaik
Melaksanakn keputusan dan mengadakn tindak lanjut.
9
• Antisipasi masalah potensial
• Menggunakan tindakan preventif
• “Set up” tindakan kontigensi.
Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani masalah yang identik, maka manajer tidak
dituntut untuk mengembangkan dan mengevaluasi setiap munculnya masalah.
Tahap 1.
Identifikasi dan definisi masalah
Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan pertimbangan yang
mendalam. Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan
pada perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya. Beberapa
indikator lain yang dapat membantu dalam melihat permasalahan organisasi adalah sebagai
berikut ;
a. Penyimpangan kinerja
Indikator ini muncul apabila terjadi sebuah perubahan secara tiba – tiba pada beberapa
pola kinerja yang telah ditetapkan. Contohnya, meningkatnya perputaran karyawan,
tingkat absensi yang meningkat, penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin
meningkat, dan banyaknya produk yan rusak.
c. Lingkungan
10
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara. Contoh jika pesaing
sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk organisasi, maka
timbul suatu masalah.
Tahap-tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan.
Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern
yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan
menjadi alternatif yang mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa
keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika,
peraturan yang ada.
Tahap 3.
Evaluasi alternatif pemecahan
11
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang
tinggi. Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko
dengan tidak pasti berada diantara dari ekstern tersebut. Oleh karena itu hubungan antara
alternatif keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :
Kodisi kepastian.
Kondisi berisiko
Kondisi ketidakpastian
Tahap 4.
Memilih alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara
alternatif – alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan alternaif adalah
memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan mencapai
sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.
Tahap 5.
Implementasi keputusan
Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang yang terkait dan
mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan manajer
tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi
juga pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah
tersebut menjadi perilaku dalam organisasi.
Tahap 6.
Evaluasi dan pengendalian
Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika
ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.
12
7. Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti
latar belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dala
mendekati masalah tersebut antara lain :
Ø Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah
guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.
Model keputusan klasik (classical decision) berpandangan bahwa manager bertindak dalam
kepastian. Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat rasional utuk pembuatan
keputusan manajerial.
13
Dan ada 3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam
perspektif, yaitu:
a. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)
Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya
informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan
uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk
mengingat sejumlah dasar informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu
dipelajari oleh pembuatan keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan
gambaran sasaran organisasi jelas terbayang dalam benak.
b. Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk menyederhanakan
pembuatan keputuasan
Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara
memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok
mencapai consensus. Model ini disebut juga sebagai model normatif.
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
o Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi
tersebut.
o Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah
dievaluasi.
o Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.
14
b. Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga
menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga
memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-
keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah.
Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan
2. pengaruh politik
3. emosionalisme
4. tingkat pendidikan
5. model keputusam faktual.
Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model keputusan
Ø Kepribadian nilai,
Ø Kencendrungan akan resiko, dan
Ø Kemungkinan ketidakcocokkan.
15
Kepribadian
Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari beberapa variable terpilih teradap proses
pengambilan kepriadian, tetapi memasukan juga rangkaian variable lain yaitu :
Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan bagian dasar dari
pikiran seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses pengambilan keputusan
manajemen sebagai berikut ;
Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai pemilihan kesepatan
dan penentuan prioritas.
Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai berbagai macam
kemungkinan.
Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan memperngaruhi
alternatif manakah yang akan dipilih.
Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam memilih cara
pelaksanaanya.
Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat dihindari apabila
mengambil tindakan.
Kemungkinan Ketidakcocokan
16
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat dikurangi dengan
mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih memungkinkan menggunakan
satu atau beberapa metode berikut ini untuk mengurangi ketidak cocokan mereka :
Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.
Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang dapat mendukung
keputusan mereka.
Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur – unsur positif dari
keputusanya.
Keuntungan :
Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.
Komunikasi yang lebih baik akan muncul.
Kerugian :
Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu yang hilang
banyak.
Menimbulkan kompromi
Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi kelompok.
Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana pihak terkait
melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah,
menganalisa masalah, menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan
berdasarkan hasil pertimbangan, dan melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam
kegiatan manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang tidak
memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan keputusan
yang didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.
18
Daftar Pustaka
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.
Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi,
Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.
19