Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN


Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Manajemen
Dosen pengampu :NOVRIZAL Nur ,SE,MM

Disusun oleh :
Apriadi saputra :101221010111
Olvi lestari :1012210101135
Trina ramadhani syfitri :101221010107
Mario sulhendra :101221010126

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TEMBILAHAN
2022/2023
Daftar Isi

Daftar Isi…………………………………………………………………………1
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang…………………………………………………………2
2. Rumusan Masalah……………………………………………………...3
Bab II. Pembahasan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan…………………………………….4
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan……………………………4
3. Fase Pengambilan Keputusan…………………………………………...5
4. Teknik Pengambilan Keputusan………………………………………...7
5. Macam – Macam Keputusan Manajemen……………………………....7
6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan………………………………...8
7. Gaya Pengambilan Keputusan………………………………………....12
8. Model Pengambilan Keputusan…………………………………..……13
9. Pengambilan Keputusan Individu…………………………………...…15
10. Pengambilan Keputusan Kelompok………………………………….16
Bab III. PENUTUP
1. Kesimpulan……………….…………………………………………..18
2. Kritik dan Saran……………………………………………………...18
3. Daftar Pustaka………………………………………………………..18

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-
perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator.
Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif
penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif
keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat
ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan.
Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan
dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen.
Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan
sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses
perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam
pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah,
dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang
mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu
organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan
usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan
yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan
untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan.
Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai
identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan
seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam
membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari
2
adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup
baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian
dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda
organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan
secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

2. Rumusan Masalah
Pada tahap perumusan masalah ini yang menjadi pertanyaan yaitu terkait dengan
1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan
2. Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan
3. Macam-macam pengambilan keputusan
4. Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan
5. Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun
alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :

1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan


yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh


kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan


1. Fungsi pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai
fungsi antara lain:
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional maupun secara
organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan
datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

2. Tujuan Pengambilan Keputusan

4
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai
tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan
tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut

3. Fase Pengambilan Keputusan


Menurut Simon, fase – fase dalam proses pengambilan keputusan pada mulanya hanya ada
tiga :
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan

Namun kemudian Simon kembali menambahkan sebuah fase dalam proses pengambilan
keputusan yaitu :
4. Fase Implementasi

Penambahan tersebut ternyata belum berakhir karena kemudian Simon kembali menambahkan
satu fase dalam pengambilan keputusan sehingga secara keseluruhan ada lima fase :
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan
4. Fase Implementasi
5. Fase Monitoring

Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan.
Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang –
peluang masalah.
Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang
berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.

5
Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah,
mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya, dan mendefinisikan secara
eksplisit.

Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin dilakukan.
Sebuah model masalah pengambilan keputusan dibangun, dites, dan divalidasi.
Pemodelan meliputi konseptualisasi masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk
kuantitatif dan atau kualitatatif.

Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu
komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu.
Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat
untuk model.

Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja.

6
Gambar 1: Bagan Proses Pengambilan Keputusan :

Kesimpulan
Pengambilan keputusan melibatkan empat fase utama yaitu ; fase inteligensi, fase desain, fase
pilihan, dan fase implementasi.
Pada fase inteligensi, masalah (peluang) diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan diuraikan (jika
diperlukan).

Pada fase desain, suatu model sistem dibuat, kriteria pemilihan ditetapkan, alternatif dihasilkan,
hasil diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat.
Pada fase pilihan, berbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi yang terbaik (atau
yang cukup baik) dimulai. Berbagai teknik pencarian disediakan.
Komputer dapat mendukung semua fase pengambilan keputusan dengan mengotomatisasi
tugas/proses yang diperlukan.

4. Teknik Pengambilan Keputusan


Teknik yang biasa dilakukan dalam kegiatan manajerial meliputi:
1. Operational Research/Riset Operasi: Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan
pemecahan persoalan.
2. Linier Programming: Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan
3. Gaming War Game: Teori penentuan strategi.
4. Probability: Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak
normal.

5. Macam – Macam Keputusan Manajemen


Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu:
Keputusan yang terprogram (programmed decision)
Keputusan setengah terprogram (half-programmed decision)
Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decision).

1. Keputusan terprogram/ keputusan terstruktur :

7
Keputusan terprogram/ terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-ulang
dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
padad manjemen tingkat bawah
Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan,
yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.

2. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur :


Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur merupakan keputusan yang sebagian
dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan
ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yg
terperinci.
Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi
keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah
keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus
menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar
investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan
keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan secara cermat.

3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur :


Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur merupakan keputusan yangg tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Keputusan ini terjadi di manajemen
tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman
manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa
mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan
keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui.
Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan
perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan


Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu
sebagai berikut :

8
Ø Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.

Ø Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang


mungkin.

Ø Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.

6.1.Menurut Para Ahli


Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan

Menurut Peter Drucer :


1. Menetapkan masalah
2. Manganalisa masalah
3. Mengembangkan alternatif
4. Mengambil keputusan yang tepat
5. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

Menurut Stonner
Menentukan penyebab masalah
• Tentukan masalah
• Diagnosis penyebab
• Menguji penyebabnya
Mengembangkan Alternatif
• Mencari alternative yang kreatif dan tidak buru-buru mengevaluasi
Evaluasi Alternatif dan Pemilihan alternative yang Baik
• Evaluasi alternative
• Pilih alternative terbaik
Melaksanakn keputusan dan mengadakn tindak lanjut.
9
• Antisipasi masalah potensial
• Menggunakan tindakan preventif
• “Set up” tindakan kontigensi.

6.2.Menurut James L. Gibson


James L. Gibson, dkk mengemukakan proses pengambilan keputusan seluruhnya terdiri atas
enam tahapan.

Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani masalah yang identik, maka manajer tidak
dituntut untuk mengembangkan dan mengevaluasi setiap munculnya masalah.

Tahap 1.
Identifikasi dan definisi masalah

Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan pertimbangan yang
mendalam. Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan
pada perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya. Beberapa
indikator lain yang dapat membantu dalam melihat permasalahan organisasi adalah sebagai
berikut ;

a. Penyimpangan kinerja
Indikator ini muncul apabila terjadi sebuah perubahan secara tiba – tiba pada beberapa
pola kinerja yang telah ditetapkan. Contohnya, meningkatnya perputaran karyawan,
tingkat absensi yang meningkat, penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin
meningkat, dan banyaknya produk yan rusak.

b. Kritikan orang lain


Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa menjadi pentujuk adanya masalah.
Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang dikomsumsi, pemerintah
memberikan tindakaan hukum, dan serikat buruh yang mungkin memberikan keluhannya.

c. Lingkungan

10
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara. Contoh jika pesaing
sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk organisasi, maka
timbul suatu masalah.

Tipe – Tipe Masalah

a. Masalah terstruktur dan tidak terstruktur


Masalah–masalah terstruktur merupakan masalah pada umumnya, terus terang dan jelas
dalam hal informasi yang membutuhkan untuk menyelesaikanya. Sebagai contoh,
masalah–masalah pribadi biasanya terjadi ketika pembuatan keputusan kenaikan gaji dan
promosi permintaan liburan, tugas-tugas kepanitian, dan sebagainya.

Masalah tidak terstruktur (unstructured problems) merupakan masalah yang


membingungkan dan memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang baru atau tidak
terduga. Contohnya, perusahaan dihadapi pada problem dimana unit bisnisnya terpaksa
dijual karena hilangnya pelanggan.

b. Masalah menghadapi krisis


Suatu masalah krisis merupakan masalah yang tidak terduga dan dapat menghancurkan
jika tidak tertangani dengan cepat dan tepat. Para manajer menghadapi persoalan krisis
multi dimensi dan mereka mengantisipasi krisis–krisis itu dengan berbagai cara, misalnya
dengan membentuk sistem informasi krisis.

Tahap-tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan.

Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern
yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan
menjadi alternatif yang mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa
keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika,
peraturan yang ada.

Tahap 3.
Evaluasi alternatif pemecahan
11
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang
tinggi. Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko
dengan tidak pasti berada diantara dari ekstern tersebut. Oleh karena itu hubungan antara
alternatif keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :
Kodisi kepastian.
Kondisi berisiko
Kondisi ketidakpastian

Tahap 4.
Memilih alternatif

Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara
alternatif – alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan alternaif adalah
memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan mencapai
sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.

Tahap 5.
Implementasi keputusan

Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang yang terkait dan
mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan manajer
tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi
juga pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah
tersebut menjadi perilaku dalam organisasi.

Tahap 6.
Evaluasi dan pengendalian

Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika
ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.

12
7. Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti
latar belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dala
mendekati masalah tersebut antara lain :

Ø Pertama, penghindar masalah. Seorang penghindari masalah mengabaikan informasi yang


menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan tidak ingin
menghadapi masalah.

Ø Kedua, penyelesian masalah. Seorang penyelesaian masalah mencoba menyelesaikan


masalah-masalah apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi
masalah-masalah yang timbul.

Ø Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah
guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.

8. Model Pengambilan Keputusan


Teori manajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam pembuatan keputusan.
Kedua model tersebut adalah model klasik dan model administrasi.

1. Model Keputusan Klasik

Model keputusan klasik (classical decision) berpandangan bahwa manager bertindak dalam
kepastian. Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat rasional utuk pembuatan
keputusan manajerial.

2. Model keputusan Administratif

Menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi:


a. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
b. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c. Cepat puas (satisfice).

13
Dan ada 3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam
perspektif, yaitu:
a. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)
Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya
informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan
uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk
mengingat sejumlah dasar informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu
dipelajari oleh pembuatan keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan
gambaran sasaran organisasi jelas terbayang dalam benak.

b. Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk menyederhanakan
pembuatan keputuasan

c. Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)


Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat keputusan,
“siapa yang akan memutuskan?” merupakan keputusan pertama yang harus dibuat manajer.
Keputusan ini bias sangat rumit.

Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :

a. Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara
memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok
mencapai consensus. Model ini disebut juga sebagai model normatif.
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
o Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi
tersebut.
o Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah
dievaluasi.
o Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.
14
b. Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga
menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga
memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-
keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Model Keputusan


Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input sebagai bahan dasar
pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan organisasi, kendala-kendala
intern, kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif pemecahan masalah. Interaksi tersebut
diharapkan akan menghaslkan output yang baik yang berupa pelaksanaan keputusan,
pengendalian, dan umpan baliknya.

Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan
2. pengaruh politik
3. emosionalisme
4. tingkat pendidikan
5. model keputusam faktual.

Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model keputusan

9. Pengambilan Keputusan Individu


Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai. Beberapa faktor
perilaku hanya mempengaruhi aspek–aspek tertentu dari proses pengambilan keputusan.
Faktor tersebut adalah :

Ø Kepribadian nilai,
Ø Kencendrungan akan resiko, dan
Ø Kemungkinan ketidakcocokkan.

15
Kepribadian
Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari beberapa variable terpilih teradap proses
pengambilan kepriadian, tetapi memasukan juga rangkaian variable lain yaitu :

Ø Variabel kepribadian : Hal ini mencakup sikap, kepercayaan individu.


Ø Variabel situasional : Menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati, yang dihadapi oleh
orang – orang itu sendiri.
Ø Variabel interaksional : Hal ini menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-orang sebagai
akibat dari interaksi situasi tertentu dengan ciri-ciri khas kepribadian orang.

Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan bagian dasar dari
pikiran seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses pengambilan keputusan
manajemen sebagai berikut ;
Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai pemilihan kesepatan
dan penentuan prioritas.
Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai berbagai macam
kemungkinan.
Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan memperngaruhi
alternatif manakah yang akan dipilih.
Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam memilih cara
pelaksanaanya.
Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat dihindari apabila
mengambil tindakan.

Kecenderungan Akan Resiko


Seseorang pengambil keputusan yang agak segan mengambil resiko akan menetapkan sasaran
yang bebeda, mengevaluasi alternatif secara berbeda juga. Orang tersebut akan berusaha
menetapkan pilihan dimana resiko atau ketidakpastian sangat rendah, atau dimana kepastian
akan hasilnya sangat tinggi.

Kemungkinan Ketidakcocokan

16
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat dikurangi dengan
mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih memungkinkan menggunakan
satu atau beberapa metode berikut ini untuk mengurangi ketidak cocokan mereka :
Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.
Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang dapat mendukung
keputusan mereka.
Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur – unsur positif dari
keputusanya.

10. Pengambilan Keputusan Kelompok


Pengambilan keputusan oleh kelompok berarti mengikutsertakan dan memberi kesempatan
pada yang terpengaruh oleh keputusan untuk ikut serta, sehingga membantu mengembangkan
kemampuan anggota kelompok. Orang yang ikut dalam pengambilan keputusan akan lebih
antusias dalam pelaksanaan nanti.
Dalam mengunakan kelompok, manajer harus memperhatikan keuntungan dan kerugian dari
kelompok tersebut.

Keuntungan :
Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.
Komunikasi yang lebih baik akan muncul.

Kerugian :
Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu yang hilang
banyak.
Menimbulkan kompromi
Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi kelompok.
Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana pihak terkait
melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah,
menganalisa masalah, menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan
berdasarkan hasil pertimbangan, dan melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam
kegiatan manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang tidak
memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan keputusan
yang didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

B. Kritik dan saran


Pengambilan keputusan baik dalam organisasi, perusahaan, maupun dalam lembaga
pemerintahan yang berhubungan dengan proses manajemen merupakan bagian dari kegiatan
manajemen yang sangat vital berkaitan dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana
efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Karena itu setiap aspek dari pengambilan
keputusan aruslah diperhatikan dengan saksama tanpa meninggalkan sedikitpun celah.

18
Daftar Pustaka
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.
Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi,
Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai