Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

“PERKEMBANGAN HAN DALAM KETATANEGARAAN INDONESIA”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Hukum Administrasi Negara
Dosen Pengampu : Asip Suyadi, SH., MH

Disusun Oleh :
1. Annisa Maulani Zahra (221010200978)
2. Aryuda Muhammad N. R. (221010200971)
3. Athala Radja Diksana (221010200939)
4. Erzha Verdian Saputra (221010202299)
5. Kristiani Tulit Demon (221010200141)
6. Muhammad Rafly (191010201509)
7. Yalsi Elfindo (221010200952)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Han
Dalam Ketatanegaraan Indonesia” dengan tepat waktu. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asip Suyadi, SH., MH. selaku dosen
pengampu mata kuliah Hukum Administrasi Negara yang telah memberikan tugas ini.
Sehingga Penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.

Penulis berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca. Bagi Penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Penulis. Untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 01 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii


BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
1.3. Tujuan ................................................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
2.1. Sejarah Terbentuknya Hukum Administrasi Negara ............................................ 4
2.2. Hubungan Antara HAN dengan HTN .................................................................. 4
2.3. Perkembangan Hukum Administrasi Negara Dalam Ketatanegaraan Indonesia ........... 6
BAB III .......................................................................................................................... 9
PENUTUP ..................................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hukum adminstrasi negara menghendaki bagaimana pemerintahan dikelola dan


diselenggarakan dengan baik. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik tidak hanya
berdasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan pemerintahan yang baik semata, namun
legalitas tindakan dan perbuatan pemerintah memiliki relevansi terhadap hukum yang
berlaku.

Hukum administrasi negara sejatinya melihat perbuatan pemerintah dari segi


hukum, yang memiliki konsekuensi akibat-akibat dari hukum tersebut. Dan akibat dari
hal itu berupa hak dan kewajiban baik yang diperoleh pelaku perbuatan maupun kepada
siapa yang ditujukan perbuatan itu. Hal ini dapat terjadi baik kepada pihak yang
membuat aturan hukum ataupun kepada pihak yang diperintah dan menjadi subjek
penataan hukum pemerintahan. Namun untuk mengetahui seberapa besar konsekuensi
tersebut haruslah dipahami melalui kacamata pemerintahan tentang mengapa penataan
tersebut perlu dilakukan hingga minimbulkan konsekuensi dalam penerapannya. Dan
untuk memahami perbuatan pemerintahan ini maka perlu terlebih dahulu memahami
tugas dari pemerintahan dalam konteks hukum yang berlaku. Yang pada gilirannya
menuntut pemahaman atas konsep pemerintah dan dalam kaitannya sebagai suatu studi.

Perkembangan pergulatan pemikiran ilmuwan administrasi negara diwarnai


sebuah era pencarian jati diri Ilmu Administrasi Negara yang tidak pernah selesai.
Kegamangan para ilmuwan administrasi negara dalam meninggalkan induknya, yaitu
Ilmu Politik, untuk membangun eksistensinya secara mandiri bermula dari kegagalan
mereka dalam merumuskan apa yang mereka sebut sebagai prinsip-prinsip administrasi
sebagai pilar pokok Ilmu Administrasi Negara. Keruntuhan gagasan tentang prinsip-
prinsip administrasi ditandai dengan terbitnya tulisan Paul Applebey (1945) yang
berjudul Government is Different. Dalam tulisannya tersebut Applebey berargumen
bahwa institusi pemerintah memiliki karakteristik yang berbeda dengan institusi swasta
sehingga prinsip-prinsip administrasi yang diadopsi dari manajemen swasta tidak serta

1i
merta dapat diadopsi dalam institusi pemerintah. Karya Herbert Simon (1946) yang
berjudul The Proverbs of Administration semakin memojokkan gagasan tentang prinsip-
prinsip administrasi yang terbukti lemah dan banyak aksiomanya yang keliru.
Kenyataan yang demikian membuat Ilmu Administrasi Negara mengalami "krisis
identitas‟ dan mencoba menginduk kembali ke Ilmu Politik. Namun demikian, hal ini
tidak berlangsung lama ketika ilmuwan administrasi negara mencoba menemukan
kembali fokus dan lokus studi ini.

2i
1.2. Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah terbentuknya HAN?


2. Apa hubungan antara HAN dan HTN?
3. Bagaimana perkembangan HAN dalam ketatanegaraan Indonesia?

1.3. Tujuan

1. Pembaca mengetahui sejarah dari terbentuknya HAN


2. Pembaca mengetahui dan memahami hubungan antara HAN dengan HAN
3. Pembaca mengetahui sejauh apa perkembangan HAN dalam ketatanegaraan
Indonesia.

3
i
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Terbentuknya Hukum Administrasi Negara

Menurut Prof. Van Vollenhoven yang pertama memberikan nama tersendiri


terhadap bidang HAN adalah seorang sarjana Perancis yaitu De Gerando (Prof. Jr.
Baron) dengan istilah “droit administratief” (1819), yang kemudian diikuti oleh Prof.
Mr. J. Oppenheinm. Pendapat tersebut kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Van
Vollenhoven, yang menggambarkan hubungan antara “Hukum Tata Negara dalam arti
sempit dan Hukum Tata Usaha Negara” atau Staatsrecht (HTN) dan
“Administratiefrecht” (HAN). Pada dasarnya pendapat Van Vollenhoven adalah sebagai
berikut : HTN menyoroti “de staat in rust” (hukum negara dalam keadaan diam),
sedangkan HAN menyoroti “de staat in beweging” (hukum negara dalam keadaan
bergerak).

Pada mulanya di dalam kuliah-kuliah pada perguruan tinggi, HAN selalu


diberikan bersama - sama dengan HTN (Staatsrecht en Administratiefrecht). Pada tahun
1946, di Belanda baru ada pemisahan antara HTN dan HAN. Di Indonesia, dalam kuliah
di Sekolah Tinggi Hukum (RHS yang didirikan sejak tahun 1924), HAN diberikan
dalam satu mata kuliah bersama dengan HTN dengan judul “Staats en
Administratiefrecht van Nederlands Indie” (yang diasuh oleh Prof. Mr. J.H.A. Logeman
sampai dengan tahun 1941). Baru setelah tahun 1946 dengan adanya Reglemen
Perguruan Tinggi diadakan pemisahan antara HTN (diberikan oleh Prof. Resink) dengan
HAN (diberikan oleh Prof. Prins). Pada waktu itu istilah yang dipakai adalah Hukum
Tata Usaha Negara (HTUN). Istilah tersebut masih tetap dipergunakan pada awal
didirikannya Universitas Indonesia.

2.2. Hubungan Antara HAN dengan HTN

Hubungan antara hukum tatanegara (constitutional law) dan hukum administrasi


negara (administrative law) adalah sangat erat dalam konteks ketatanegaraan sebuah
negara. Keduanya merupakan cabang-cabang penting dari hukum yang beroperasi
bersama-sama untuk mengatur struktur, fungsi, dan operasi pemerintahan.

4i
Berikut adalah beberapa cara di mana hukum tatanegara berhubungan dengan
hukum administrasi negara:

1) Kedudukan Konstitusi sebagai Landasan Hukum: Konstitusi suatu negara adalah


hukum dasar yang menentukan struktur dan prinsip-prinsip dasar pemerintahan.
Hukum tatanegara merinci kekuasaan dan kewenangan organ-organ pemerintah,
serta hak-hak dan kewajiban warganegara. Hukum administrasi negara harus selalu
sesuai dengan ketentuan-ketentuan konstitusi.
2) Pengujian Konstitusionalitas: Di banyak negara, terdapat lembaga atau yurisdiksi
khusus yang bertugas memeriksa apakah tindakan-tindakan pemerintah dan
undang-undang yang dihasilkan oleh legislatif sesuai dengan konstitusi. Hal ini
memastikan bahwa kebijakan dan tindakan administratif negara tidak melanggar
prinsip-prinsip konstitusional.
3) Kontrol Kekuasaan Pemerintah: Hukum tatanegara seringkali menentukan
mekanisme pengawasan dan keseimbangan kekuasaan antara cabang-cabang
pemerintahan (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Hukum administrasi negara
mengatur bagaimana kekuasaan ini dijalankan dalam praktiknya.
4) Perlindungan Hak-Hak Warganegara: Hukum tatanegara menjamin hak-hak dasar
warganegara, seperti kebebasan berbicara, hak atas persamaan di mata hukum, dan
hak-hak sipil. Hukum administrasi negara harus memastikan bahwa administrasi
pemerintahan tidak melanggar hak-hak ini.
5) Prosedur dan Kewajiban Administratif: Hukum administrasi negara mengatur
prosedur-prosedur yang harus diikuti oleh pemerintah dalam mengambil keputusan
administratif, termasuk prosedur pengadilan administratif. Prinsip-prinsip ini harus
sesuai dengan konstitusi dan hukum tatanegara.

5i
2.3. Perkembangan Hukum Administrasi Negara Dalam Ketatanegaraan
Indonesia
Hukum administrasi telah berkembang dalam suasana manakala pihak
pemerintah mulai menata masyarakat dan dalam kaitan itu menggunakan sarana
hukum, umpamanya dengan menetapkan keputusan-keputusan larangan tertentu atau
dengan menerbitkan sistem-sistem perizinan. Oleh karena itu dapat disepakati bahwa
hukum administrasi dalam bentuk sangat awalnya sudah terlalu kuno, oleh karena pihak
pemerintah juga sejak dahulu kala telah bertanggungjawab atas penataan dan
Pengelolaan masyarakat secara lebih kurang.

Hukum administrasi dalam bentuk yang demikian ini nampaknya senantiasa


merupakan "hukum administrasi luar biasa",yakni suatu hukum administrasi dalam
bentuk suatu peraturan perundang-undangan tertentu, juga ketentuan- ketentuan
pelaksanaan tambahan yang tertentu dan jika diperlukan beberapa yurisprudensi dalam
suatu bidang konkrit yang terbatas dari urusan pemerintah maka orang sudah melihat
dalam pertengahan pertama dari abad ke-20 contoh-contoh hukum administrasi dalam
bentuk aturan-aturan menurut undang-undang untuk mencegah rintangan,untuk
melindungi monumen-monumen,untuk meningkatkan pembangunan perumahan yang
baik,untuk meningkatkan keselamatan dalam situasi ketenagakerjaan,dan sebagainya.

Hasilnya adalah suatu hukum administrasi yang sangat tersebar dengan kata lain,
timbulah berbagai macam hukum administrasi yang perlu disesuikan dengan tugas
Pemerintah yang akan dilaksanakan.

Dengan berkembangnya tugas-tugas Pemerintah itu,orangdapat melihat bahwa


pada berbagai bidang urusan Pemerintah itu terjadi suatu penumpukan dari pengeluaran
aturan dan keputusan-keputusan pemerintahan. Dengan demikian terjadi bidang-bidang
hukum administrasi yang luar biasa yang merupakan lebih dan kurang sebagai yang
berdirisendiri; hukum perpajakan,hukum pencegahan atau hukum lingkungan,hukum
pengaturan lapangan,dan seterusnya.Setiap bidang hukum administrasi mengenal
undang-undangnya sendiri,pemeberian aturan dan yang selanjutnya diberlakukan,tetapi
juga para praktisinya sendiri dan,dalam lingkungan universitas,mata kuliahnya sendiri.

6i
Sebagai lawan istilah"hukum administrasi luar biasa "kita kenal istilah “hukum
administrasi umum” .Sebegitu peranan pihak pemerintah menjadi lebih penting atas
berbagai bidang sosial dan dengan demikian hukum administrasi khusus meningkatpada
bidang-bidang itu dan menjadi tambah sulit,maka timbul kebutuhan untuk mempelajari
unsur-unsur bersama dari hukum administrasi khusus itu dalam kaitannya satu sama
lain. Oleh karena itu,disemua bidang urusan pemerintah kita temukan umpamanya
"perizinan",dan pada setiap bidang timbul pertanyaan apakah suatu izin dapat "ditarik
kembali".

Perkembangan hukum administrasi umum boleh dikatakan baru saja tumbuh


dibanyak negara. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa baru sejak pada kedua,
mulai berkembang hukum administrasi umum sebagai bagian dari ilmu hukum. Dapat
dikatakan bahwa, perkembangan hukum (pemerintahan) administrasi umum yang
sedang giat dilaksanakan dibanyak negara,bergerak dalam tiga taraf secara berturut-
turut. Pada setiap taraf ditambahkan suatu faktor yang jangkauannya jauh.

a) Pada mulanya perkembangan hukum administrasi umum itu hanya merupakan


suatu perkembangan dalam ilmu pengetahuan sendiri. Buku-buku diterbitkan
yang menjelaskan bentuk-bentuk hukum bersama dan dalam kaitannya dengan
bentuk - bentuk itu membentuk suatu teori. Namun, perkembangan ilmiah itu
sendiri tidaklah mencukupi untuk membuat hukum pemerintahan umum
menjadi berkembang dengan baik.
b) Perkembangan kedua yang penting dimulai dengan diperkenalkannya peradilan
administrasi negara. Manakala pembuatan undang-undang memutuskan untuk
memberi kesempatan mengajukan banding pada seorang hakim administrasi
negara terhadap keputusan-keputusan atas dasarsejumlah besar undang-
undang,maka melalui yurisprudensi timbul suatu interpretasi (penafsiran)
bersama atas unsur-unsur yang serupa dalam berbagai undang-undang. Maka
adapula kemungkinan bahwa,hakim menganggap pemerintah terikat pada
prinsip-prinsip etika pemerintahan yang tidak tertulis yang mengaakibatkan
terjadinya suatu pola norma bersama yang berlaku bagi pelaksanaan semua jenis
dari instasi pemerintahan. Tanpa adanya suatu peradilan administrasi negara

7i
yang mencakup semuanya,perkembangan hukum pemerintahan umum akan
tetap bernasib terbatas. Dengan diperkenalkannya peradilan administrasi negara
dalam banyak hal sekaligus diberikan suatu dorongan yang besar terhadap
pembentukan teori dalam bidang hukum pemerintahan umum.
c) Perkembangan yang ketiga timbul manakala pembuat undang-undang
memutuskan dengan tujuan menyelaraskan tindakan-tindakan pemerintah untuk
mengadakan pembuatan undnag-undang umum, yakni aturan-aturan sah yang
dalam garis besarnya berlaku bagi pelaksana wewenang tertentu,dengan kata
lain,yang berlaku untuk pelaksanaan wewenang atas dasar undang-undang yang
sama sekali berlainan. Dengan demikian,diberbagai negara ada perundang-
undangan umum dalam kasus memasuki rumah, mempersiapkan keputusan,
memotivasi keputusan, penetapan prosedur surat - surat keberatan dan banyak
hal lain yang berlaku secara bersamaan dengan semua bagian khusus dari
hukum administrasi. Untungnya ialah semua warga negara, senantiasa
mengetahui siapa pegawai dan alat pemerintahan, norma mana yang berlaku.

Perkembangan perundang-undangan umum, memungkinkan pembangunan dari


hukum administrasi umum secara mantap.Memang perundang-undangan menuju
selanjutnya pada pembuatan aturanaturan dan yurisprudensi. Ilmu pengetahuan akan
dapat lebih memusatkan diri secara khusus kepada perundang-undang umum itu.

8i
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari makalah ini, bahwa Hukum Tatanegara Dan Hukum
Administrasi Negara bekerja bersama-sama untuk menciptakan kerangka kerja yang
memungkinkan pemerintah berfungsi dengan baik sambil tetap memastikan bahwa
tindakan-tindakan pemerintah sesuai dengan konstitusi dan melindungi hak-hak
warganegara. Hubungan erat antara keduanya penting untuk menjaga prinsip-prinsip
demokrasi, supremasi hukum, dan perlindungan hak asasi manusia dalam sebuah
negara.

Terdapat hubungan hukum yang memungkinkan para pejabat (Administrasi


Negara) melakukan tugasnya masing-masing. Dengan kata lain, Hukum Administrasi
Negara tediri atas peraturan-peraturan yang mengatur alat – alat pelengkapan negara
bekerja sesuai dengan tugasnya masing - masing. Selain hal tersebut aktifitas akifitasnya
juga bersifat membina, membimbing, mengurus, melayani, masyarakat dan melakukan
kebaikan.

Ketiga taraf perkembangan hukum administrasi umum yang tadi diuraikan itu
biasanya dalam kurun waktu dilihat secara berturut-turut, namun itu tidak selalu
demikian Jika kita memberlakukan ajaran-tiga-taraf itu pada hukum administrasi umum
diIndonesia,maka dapat dikatakan bahwa dengan dibentuknya peradilan administrasi
negara maka telah mulai dilaksanakan taraf yang kedua.

9i
DAFTAR PUSTAKA

Razy, Fakhruddin. "Buku Ajar Hukum Administrasi Negara." (2020).


Ridwan, Ir H. Juniarso, and MH Achmad Sodik Sudrajat. Hukum administrasi Negara
dan Ketatanegaraan di Indonesia. Nuansa Cendekia, 2020.
Asyiah, Nur. Hukum Administrasi Negara. Deepublish, 2018.

Kuliah, Mata. "Hukum Administrasi Negara." (2018).


Utama, Johan. "Pengertian Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara."
(2014).
Faizal, Liky. "Buku Ajar Hukum Tata Negara."

i
10

Anda mungkin juga menyukai