Laporan Mineralogi
Laporan Mineralogi
OLEH:
ADRIAN GIMNASTIAR
D111 21 1078
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
acara IV yang berjudul Massa Jenis Mineral ini tepat pada waktunya sesuai yang
diharapkan. Pembuatan laporan praktikum ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kristalografi dan Mineralogi. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk memberi
Pada penyusunan laporan ini, kami mendapat bimbingan dan arahan untuk itu
kami berterima kasih kepada bapak Dr. Sufriadin, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah
Hasanuddin serta seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian
Laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam laporan ini serta
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL….....................…………………..………………………………………………...
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Pendahuluan.............................................................................................1
2.1 Mineral.....................................................................................................3
4.1 Hasil.......................................................................................................21
4.2 Pembahasan...........................................................................................24
BAB V PENUTUP............................................................................................30
5.1 Kesimpulan...............................................................................................30
5.2 Saran.......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.2 Handphone.....................................................................................................14
3.3 Neraca...........................................................................................................15
4.1 Kalsit.............................................................................................................25
4.2 Mangan..........................................................................................................25
4.3 Serpentin.......................................................................................................26
4.4 Gipsum..........................................................................................................27
4.5 Galena...........................................................................................................27
4.6 Magnetit.........................................................................................................28
4.7 Kalkopirit........................................................................................................29
4.8 Kuarsa...........................................................................................................29
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
PENDAHULUAN
mengenai mineral, baik dalam bentuk tunggal maupun dalam bentuk persenyawaan,
antara lain mempelajari sifat fisik, sifat kimia, keterdapatan, cara terjadi dan
terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
sistematis. Mineral dapat dijumpai di berbagai tempat, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa mineral tersebut
dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar,
sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali
beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai
mineral logam dan mineral non-logam. Mineral logam merupakan batuan atau mineral
mineral yang didalamnya terdapat unsur logam, yang dapat diambil untuk
kepentingan manusia. Unsur logam memiliki sifat fisik yang berbeda dengan unsur
non-logam contohnya sifat kemagnetan, kilap, cerat dan sifat fisik lainnya. Sifat fisik
mineral logam dapat dipelajari dengan mengetahui bentuk fisik secara langsung.
mengujinya dengan alat seperti pisau, kawat baja, serta magnet (Lutgens, 2006).
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan menelaah lebih jauh mengenai massa
akan pentingnya mengetahui massa jenis mineral. Oleh karena itu, untuk mengetahui
lebih jauh mengenai massa jenis mineral serta penggolongannya dan juga erat
kaitannya dengan sifat fisik mineral, maka dilaksanakanlah praktikum ini. Tujuan
praktikum ini agar praktikan mengerti mengenai cara menghitung massa jenis pada
mineral.
Universitas Hasanuddin Gowa dengan judul acara keempat yaitu Massa Jenis Mineral.
Dengan mengidentifikasi dan menghitung massa jenis dari contoh sampel mineral,
2.1 Mineral
Mineral dapat dikenali berdasarkan sifat fisik dari mineral tersebut, antara lain
warna, kilap, bentuk, belahan, kekerasan. Tiap mineral memiliki warna yang khas,
akan tetapi ada beberapa mineral yang memiliki warna yang hampir sama. Kilap atau
kilau mineral juga merupakan sifat fisik yang dapat digunakan untuk identifikasi
mineral. Bentuk kristal suatu mineral dikontrol oleh ikatan kimia mineral tersebut.
Belahan mineral dipengaruhi oleh ikatan lemah antar molekul. Kekerasan mineral
menunjukkan besarnya gaya tekan untuk membelah atau merusak stuktur mineral
tersebut. Sifat fisika suatu mineral mungkin juga bervariasi sesuai dengan variasi
komposisi kimianya. Komposisi mineral sangat bervariasi, mulai dari unsur murni dan
komposisi kimia yang pasti dengan susunan atom yang sangat teratur, mereka
biasanya dibentuk oleh proses anorganik. Ada banyak spesies mineral yang diketahui,
sekitar 100 di antaranya merupakan komponen mineral utama batuan, inilah yang
mineral terdiri dari zat padat tunggal dengan komposisi seragam yang tidak dapat
Fakta bahwa satu mineral dapat muncul dalam berbagai bentuk kristal dan
terlihat oleh mata lainnya, seperti kekerasan, perlu diukur menggunakan peralatan
sederhana. Mineral dibagi menjadi kelas sesuai dengan komponen muatan, contohnya
karbonat. Banyak sifat-sifat mineral yang dihasilkan dari susunan kimiawinya, misalnya
memiliki bahan kimia yang berkaitan dengan komposisi dan struktur kristalnya. Banyak
mineral silikat yang menjadi kelompok seperti Feldspar, Garnet, Mika, Amfibol, dan
fisik antar mineral. Setiap mineral memiliki sifat fisik yang berbeda antara mineral yang
satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi (Hibbard,
2002):
1. Bentuk Kristal
Bentuk kristal pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat
Hingga saat ini baru terdapat tujuh macam sistem kristal. Dasar penggolongan
sistem kristal tersebut ada tiga hal yaitu, jumlah sumbu kristal, letak sumbu
kristal yang satu dengan yang lain, dan parameter yang digunakan untuk
a. Sistem isometrik, sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering
dikenal sebagai sistem kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya tiga dan
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama
panjangnya.
tiga sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu A dan B
sumbu C tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu A, B, dan D
d. Sistem ortorombik, sistem ini disebut juga orthorombis dan mempunyai tiga
sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu
miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu A tegak lurus terhadap
sumbu B, B tegak lurus terhadap C, tetapi sumbu C tidak tegak lurus
terhadap sumbu A.
2. Warna
Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap,
seperti Galena, Magnetit, Pirit, dan Alokromatik, bila warna mineral tidak tetap,
3. Kilap
Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya.
Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukan logam. Kilap
logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya
seperti Emas, Galena, Pirit, Kalkopirit. Kilap non logam tidak memberikan kesan
seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini memiliki banyak macam dan
a. Kilap kaca (vitreous luster) memberikan kesan seperti kaca bila terkena
contohnya Intan.
Aktinolit, Gypsum.
bagian dalam dari kulit kerang, misalnya Talk, Dolomit, Muskovit, dan
Tremolit.
f. Kilap lemak (greasy luster) menyerupai lemak atau sabun, contonya Talk,
Serpentin.
g. Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull) kenampakannya buram seperti
4. Kekerasan
sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs (1773 – 1839).
Mineral tersebut dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih kecil dan
dapat digores oleh mineral lain yang bernomor besar, dengan kata lain skala
Mohs adalah skala relatif. Skala Mohs dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Mineral Kekerasan
Talk 1
Gipsum 2
Kalsit 3
Fluorit 4
Apatit 5
Orthoklas 6
Kuarsa 7
Topaz 8
Korundum 9
Intan 10
Untuk pengukuran kekerasan ini, dapat digunakan alat sederhana seperti kuku
tangan, pisau baja dan lain-lain, seperti terlihat pada Tabel 2.2 berikut:
Kawat Tembaga 3
5. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Gores atau cerat dapat sama
6. Belahan
melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya
b. Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih
c. Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah
7. Pecahan
Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak
rata dan tidak teratur. Pecahan ini dapat dibedakan menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
permukaan.
Asbes, Augit.
c. Pecahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan
d. Pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya mineral
Lempung.
bidang kristal yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batas-batas
kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya
terganggu oleh proses-proses yang lain. Struktur mineral dapat dibagi menjadi
beberapa, yaitu:
b. Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya
d. Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular,
9. Sifat Dalam
penghancuran. Sifat dalam ini terbagi lagi ke dalam beberapa kelompok yaitu
Massa adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk
berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi. Sebagai
contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di bumi dapat mengasosiasi berat
benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda yang
berada di bumi. Namun apabila benda tersebut berada di bulan, maka berat benda
tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah sama.
Volume atau bisa juga disebut dengan kapasitas adalah penghitungan seberapa
banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda
yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang beraturan misalnya
kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola. Benda yang tidak betraturan misalnya
batu yang ditemukan di jalan. Volume digunakan untuk menentukan massa jenis suatu
volumenya. Nilai massa jenis hanya bergantung pada jenis zat, tidak bergantung pada
massa atau volume zat. Dengan kata lain, nilai massa jenis suatu zat adalah tetap.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama. Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak bergantung pada
massa maupun volume zat, tetapi bergantung pada jenis zatnya, oleh karenanya zat
yang sejenis selalu mempunyai massa jenis yang sama. Satuan massa jenis adalah
Kg/m3 atau g/cm3 , jenis zat dapat diketahui dari massa jenisnya. Massa jenis rata-rata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(Sarjudi, 2008).
Satuan massa adalah kg atau gram dan satuan volume m 3 atau cm3 sehingga
satuan massa jenis adalah kg/m 3 atau g/cm3 . Massa jenis merupakan ciri khas benda.
Setiap benda yang sejenis memiliki massa jenis yang sama dan setiap benda yang
berlainan jenis memiliki massa jenis yang berbeda. Beberapa mineral yang sama dapat
memiliki massa jenis yang berbeda. Fenomena ini bisa terjadi karena adanya pengotor
yang ikut terikat dalam mineral tersebut. Pada dasarnya masa jenis juga dapat
dijadikan sebagai ukuran mendeskripsi sebuah mineral. Massa jenis suatu zat dapat
dihitung dengan mengetahui massa dan volume zat tersebut (Sarjudi, 2008).
sifat benda terapung, melayang, dan tenggelam di dalam zat cair. Benda yang
terapung berarti massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis zat cair. Benda melayang
berarti massa jenisnya sama dengan massa jenis zat cair. Sedangkan benda yang
tenggelam berarti massa jenisnya lebih besar dari massa jenis zat cair. Seiring
perkembangan sains dan teknologi, maka dapat dipisahkan bijih yang mengandung
Uranium dari Granit. Ini dilakukan karena Uranium memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Bijih tersebut dipecah-pecah menjadi kecil, kemudian dimasukkan ke dalam zat cair
menggunakan bahan aluminium dan titanium, karena bahan-bahan ini memiliki massa
jenis kecil sehingga ringan tetapi kuat. Bahan kendaraan bermotor tidak lagi
fiberglass, agar lebih ringan dan lentur. Begitu juga motor sekarang menggunakan
AKTIVITAS PRAKTIKUM
Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
3.1.1 Alat
2. Handphone
kegiatan praktikum.
8. Pipet Tetes
3.1.2 Bahan
1. Kertas HVS
2. Sampel Mineral
volumenya.
pertambahan volumenya.
5. Jika volume kurang jelas, maka pindahkan aquades ke gelas ukur hingga
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Stasiun 1
Rumus :
m m 348 , 8
ρ=
v = v 1−v o = 754 , 54−600 = 2,25 gr/cm3
Volume (ml)
Massa Massa jenis
(gram) (gr/cm3)
Awal Akhir Awal-Akhir
305,4
500 583.3 83.3 3,66
Rumus :
m m 305 , 4
ρ=
v = v 1−v o = 583 ,3−500 = 3,66 gr/cm3
2. Stasiun 2
Tabel 4.3 Perhitungan Massa Jenis Mineral No. Urut MJ-03
Volume (ml)
Massa Massa jenis
(gram) (gr/cm3)
Awal Akhir Awal-Akhir
Rumus :
m m 137 , 9
ρ=
v = v 1−v o = 467 , 7−400 = 2,0369 gr/cm3
Volume (ml)
Massa Massa jenis
(gram) (gr/cm3)
Awal Akhir Awal-Akhir
Rumus :
m m 368 ,97
ρ=
v = v 1−v o = 850−700 = 2,45 gr/cm3
3. Stasiun 3
Volume (ml)
Massa Massa jenis
(gram) (gr/cm3)
Awal Akhir Awal-Akhir
Rumus :
m m 1.770 , 3
ρ=
v = v 1−v o = 1.054 , 54−800 = 6,954 gr/cm3
Rumus :
m m 193 ,8
ρ=
v = v 1−v o = 360−300 = 3,23 gr/cm3
4. Stasiun 4
Volume (ml)
Massa Massa jenis
(gram) (gr/cm3)
Awal Akhir Awal-Akhir
Rumus :
m m 137 , 9
ρ=
v = v 1−v o = 467 , 7−400 = 2,0369 gr/cm3
Volume (ml)
Massa Massa jenis
(gram) (gr/cm3)
Awal Akhir Awal-Akhir
Hasil perbandingan massa jenis mineral asli dan massa jenis mineral yang
didapatkan pada saat proses praktikum di jabarkan pada tabel yang ada di bawah ini,
yaitu:
1.1.2 Tabel perbandingan massa jenis mineral
1.2 Pembahasan
berikut:
4.2.1 Stasiun 1
Pada stasiun 1 didapat mineral pertama nomor urut MJ-01 adalah mineral
Kalsit. Mineral ini dapat diketahui berdasarkan sifat-sifat fisiknya yaitu memiliki warna
segar putih kekuningan dan warna lapuk coklat, memiliki kilap kaca, dengan belahan
tiga arah dan sempurna (perfect) dan pecahan yang konkoidal, memiliki cerat putih
dengan kekerasan tiga skala Mohs. Mineral ini terbentuk ketika batu kapur dikenai
panas dan tekanan. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan massa
jenisnya 2,25 gr/cm3, sedangkan massa jenis yang asli dari kalsit yaitu 2,7 gr/cm3.
Hasil yang didapatkan berbeda dengan massa jenis aslinya karena pada saat
Pada stasiun 1 didapat sampel mineral kedua dengan nomor urut MJ-02 adalah
mineral Mangan. Mineral ini dapat diketahui berdasarkan sifat-sifat fisiknya yaitu
memiliki warna segar hitam dan warna lapuk coklat, memiliki kilap logam, dengan
belahan dua arah dan pecahan yang uneven, memiliki cerat hitam dengan kekerasan 5
skala Mohs. Mineral ini terbentuk dalam lingkungan batuan vulkanik. Mangan memiliki
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan massa jenisnya 3,66 gr/cm3,
sedangkan massa jenis yang asli dari Mangan yaitu 5,95 gr/cm3. Hasil yang didapatkan
berbeda dengan massa jenis aslinya karena pada saat pengukuran terdapat keselahan
yang dilakukan oleh praktikan sehingga data hasil pengukuran yang didapat kurang
akurat.
Pada stasiun 2 didapat sampel mineral pertama dengan nomor urut MJ-03
adalah mineral Serpentin. Sampel ini memiliki warna segar hijau tua dan warna lapuk
coklat, serta memiliki kilap sutera, memiliki belahan 1 arah dan pecahannya fibrous.
Mineral ini memiliki cerat berwarna putih, dan memiliki kekerasan 5 sampai 6,5.
Mineral ini biasa didapatkan di batuan beku, dan mineral ini memiliki kegunaan sebagai
bahan pupuk pospat. Berdasarkan praktikum ini diperoleh massa jenis mineral
Serpentin yaitu 2,0369 gr/cm3, sedangkan massa jenis aslinya yaitu 2,6-2,7 gr/cm3.
Hasil yang didapatkan berbeda dengan massa jenis aslinya ini disebabkan karena
Pada stasiun 2 didapat mineral kedua dengan nomor urut MJ-04 adalah mineral
Gipsum. Sampel ini memiliki warna segar putih dan warna lapuk putih juga, serta
memiliki kilap kaca, memiliki belahan 1 arah dan pecahannya uneven. Mineral ini
memiliki cerat berwarna putih, dan memiliki kekerasan 2,5. Mineral ini terbentuk dari
pembelahan batuan basalt didasar laut. Berdasarkan praktikum ini diperoleh massa
jenis mineral Serpentin yaitu 2,45 gr/cm3, sedangkan massa jenis aslinya yaitu 2,6-2,7
gr/cm3. Hasil yang didapatkan berbeda dengan massa jenis aslinya ini disebabkan
4.2.3 Stasiun 3
Pada stasiun 3 didapat sampel mineral pertama dengan nomor urut MJ-05
adalah mineral Galena. Sampel ini memiliki dua buah warna yaitu warna segar dan
warna lapuk, warna segar dari mineral ini adalah abu-abu dan warna lapuknya coklat,
serta memiliki kilap logam, memiliki belahan 2 arah dan pecahannya uneven. Mineral
ini memiliki cerat berwarna abu-abu, dan memiliki kekerasan 6,5. Mineral ini terbentuk
dari pembelahan batuan basalt didasar laut. Kegunaan mineral ini dipakai dalam
produk pembuatan pupuk. Berdasarkan praktikum ini diperoleh massa jenis mineral
Serpentin yaitu 6,954 gr/cm3, sedangkan massa jenis aslinya yaitu 2,6-2,7 gr/cm3.
Hasil yang didapatkan berbeda dengan massa jenis aslinya ini disebabkan karena
Pada stasiun 3 didapat sampel mineral kedua dengan nomor urut MJ-05 adalah
mineral Magnetit. Sampel ini memiliki dua buah warna yaitu warna segar dan warna
lapuk, warna segar dari Magnetit adalah hitam dan warna lapuknya adalah putih coklat
kekuningan, serta memiliki kilap kaca, tidak memiliki belahan dan pecahannya uneven.
Mineral ini memiliki cerat berwarna hitam, dan memiliki kekerasan 6,5. Mineral ini
terbentuk dari pembelahan batuan basalt didasar laut. Kegunaan mineral ini dipakai
dalam produk pembuatan pupuk. Berdasarkan praktikum ini diperoleh massa jenis
mineral Serpentin yaitu 3,23 gr/cm3, sedangkan massa jenis aslinya yaitu 2,6-2,7
gr/cm3. Hasil yang didapatkan berbeda dengan massa jenis aslinya ini disebabkan
4.2.4 Stasiun 4
Pada stasiun 4 didapat sampel mineral pertama dengan nomor urut MJ-07
adalah mineral Kalkopirit. Sampel ini memiliki warna segar putih dan warna lapuk putih
coklat, serta memiliki kilap kaca, memiliki belahan 2 arah dan pecahannya uneven.
Mineral ini memiliki cerat berwarna putih, dan memiliki kekerasan 7. Berdasarkan
praktikum ini diperoleh massa jenis mineral Serpentin yaitu 2,65 gr/cm3, sedangkan
massa jenis aslinya yaitu 2,6-2,7 gr/cm3. Hasil yang didapatkan berbeda dengan massa
jenis aslinya ini disebabkan adanya ketidak akuratan dalam melakukan pengukuran.
Pada stasiun 4 didapat sampel kedua dengan nomor urut MJ-08 adalah mineral
Kuarsa. Sampel ini memiliki warna segar putih dan warna lapuk coklat, serta memiliki
kilap kaca (vitreous luster), tidak memiliki belahan dan pecahannya konkoidal. Mineral
ini memiliki cerat berwarna putih, dan memiliki kekerasan tujuh. Mineral ini terbentuk
Kegunaan mineral ini dipakai dalam produk industri konstruksi dan sebagai bahan
pembuatan kaca. Berdasarkan praktikum ini diperoleh massa jenis mineral Kuarsa yaitu
2,65 gr/cm3, sedangkan massa jenis aslinya yaitu 2,6-2,7 gr/cm3. Hasil yang
didapatkan berbeda dengan massa jenis aslinya ini disebabkan karena adanya ketidak
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Setiap mineral memiliki massa jenis yang berbeda sehingga dapat dijadikan
indikator dalam mengidentifikasi mineral. Massa jenis mineral yang diperoleh dari
praktikum ini antara lain Kalsit yaitu 2,328 gr/cm3, Kuarsa yaitu 2,274 gr/cm3, Pirit
yaitu 3,94 gr/cm3, Magnetit yaitu 4,045 gr/cm3, dan Serpentin yaitu 1,95 gr/cm3.
5.2 Saran
5.2.1 Laboratorium
5.2.2 Praktikan
5.2.3 Asisten
mengerjakannya.
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono, D. S. 2001. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UIP.
Lutgens, K. F. 2006. Mineral Exploration. New Delhi: New India Publishing Agency.
Noor, Djauhari. 2008. Edisi Pertama Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.
Zuhdi, M. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.