Anda di halaman 1dari 16

TEORI HUMANISTIK MERUBAH MINDSET BERFIKIR

BAB 1

PENDAHULUAN

i. Latar Belakang Masalah

Cara yang paling umum untuk menggambarkan kepribadian adalah dalam hal
karakteristik yang dapat diukur. Investigasi awal ke dalam struktur kepribadian berpusat pada
upaya untuk mengenali dan menyebutkan ciri-ciri seseorang yang dapat menjelaskan
perbedaan perilaku. Pemalu, agresif, penurut, malas, ambisius, setia, dan penakut adalah
beberapa sifat yang biasanya tertanam dalam diri seseorang. Ciri-ciri kepribadian adalah ciri-
ciri yang muncul dalam berbagai konteks. Meskipun motivasi mungkin telah dimulai sejak
masa kanak-kanak, kepribadian seseorang belum sepenuhnya berkembang hingga masa
remaja. Hal ini dikarenakan masa remaja menandai awal dari pematangan individu itu sendiri.
Cara kepribadian seseorang berkembang secara signifikan dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti sikap, bakat, keterampilan, minat, dan perasaan. Selain itu, perilaku seseorang akan
mengungkapkan kebutuhan, motivasi, dan tujuan mereka, yang juga akan mengungkapkan
kepribadian mereka. Hal yang sama berlaku untuk persepsi. Faktor lain, atau faktor ekstrinsik,
seperti sosialisasi, faktor budaya, nilai, ideologi, politik, dan lain sebagainya, juga akan
berdampak pada kepribadian.

Perspektif humanistik berpendapat bahwa manusia memiliki keinginan bawaan untuk


mengejar tujuan yang baik, yang memungkinkan mereka untuk terus berkembang menuju
kesempurnaan (Sardiman,2007 dalam Hidayat dan Abdillah,2019). Manusia harus menjalani
proses belajar agar dapat membawa perubahan yang positif. Proses belajar dapat terjadi di
mana saja, baik dalam suasana formal maupun informal. Pendidikan formal, atau bersekolah,
dapat membantu mengubah orang agar mereka dapat berfungsi lebih baik dalam lingkungan
formal. Sedangkan belajar dapat terjadi dalam suasana nonformal dalam keluarga,
masyarakat, dan bangsa. Menurut Depdiknas (2013) dalam Hidayat dan Abdillah (2019),
pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam
upaya membantu orang dewasa sebagai individu. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu “Membangun
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan mandiri”. menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”, pendidikan
bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, terdidik, memiliki pengetahuan
yang luas, dan berakhlak mulia.
Saya memiliki saudara laki-laki yang telah lulus dalam masa perkuliahnya dan baru
bekerja menjadi seorang guru, saudara saya sering mengeluh mengenai nilai akademik yang
hasilkan oleh siswanya sangat rendah, padahal saudara saya sudah meyakini bahwa apa yang
diajarkan sudah sesuai dan sangat jelas, kemudian ayah saya yang seorang guru menyarankan
agar jangan terpaku terhadap sisi kognitifnya saja tapi aspek kemanusianya juga harus
ditonjolkan. Beradasrakan obrolan tersebut ayah saya beranggapan bahwa saudara saya
seolah-olah masalah utama yang harus diselesaikan adalah masalah akademik. Sedangkan
masalah psikologis yang terjadi pada siswa hanya dianggap sebelah mata. Masalah psikologis
yang dialami oleh siswa sebenarnya masih sangat berhubungan dengan perkembangan
akademik siswa. Kondisi psikologis siswa menentukan prestasi akademik siswa di sekolah.
Pendidik tidak boleh mementingkan aspek mengajar saja tapi harus melibatkan siswa untuk
aktif dalam memaksimalkan potensinya baik fisik maupun psikis sehingga dapat berkembang
secara optimal (Rohman, 2019). Untuk itu para pendidik diharapkan untuk memahami
tentang ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan.

Teori humanistik merupakan salah satu teori belajar dalam psikologi pendidikan.
Teori humanistik adalah teori yang paling ideal dalam pembelajaran (Irham & Wiyani, 2016).
Pendekatan psikologis diperlukan untuk menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar
yang baik yaitu melalui pendekatan teori humanistik dimana pembelajaran akan berjalan
sesuai dengan kondisi psikologis dan perilaku siswa dalam belajar. Dari uraiain yang sudah
dijelaskan diatas beserta permasalahanya paper ini akan menjelaskan lebih detail bagaimana
pengaruh teori humanistik terhadap hasil akademik siswa yang dilakukan oleh saudara saya.

ii. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang nantinya dijawab oleh seorang
peneliti, berdasarkan permasalahan yang ada rumusan penelitian ini adalah “Pengaruh Teori
Humanistik Mengubah Mindset Seseorang Dalam Pembelajaran”

iii. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian yaitu agar data dapat ditemukan, dikembangkan, dan


dibuktikan Sedangkan hasil dari penelitian akan memperoleh suatu pengetahuan baru
sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh mengenai teori
humanistic dalam mengubah mindset seseorang
iv. Metodologi Penelitian

Penelitian ini mengadopsi metodologi deskriptif kualitatif. Dengan penelitian deskriptif


kualitatif, masalah dirumuskan sedemikian rupa sehingga mengarahkan
penyelidikan atau pendokumentasian situasi sosial yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas, dan mendalam. Dengan bantuan deskripsi verbal dan tertulis,
pendekatan kualitatif berusaha memahami fenomena apa yang dialami peserta penelitian,
seperti perilaku, persepsi, minat, motivasi, dan tindakan. Tujuan dari pendekatan kualitatif
ini adalah untuk mengumpulkan semua data yang tersedia.
BAB II

PEMBAHASAN

i. Pemaparan Teori

PENGERTIAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Teori belajar humanistik secara umum diartikan sebagai kegiatan yang mendorong baik
jasmani maupun rohani untuk mempercepat proses perkembangan. Terlepas dari kenyataan
bahwa belajar lebih dimaknai secara sempit sebagai upaya penguasaan rahasia-rahasia
pengetahuan sebagai rangkaian pembentukan kepribadian secara menyeluruh. Perkembangan
perilaku tidak tergantung pada pertumbuhan fisik. Perubahan atau perkembangan hanya
dibawa oleh proses belajar, termasuk modifikasi kebiasaan atau rutinitas, berbagai kapasitas
intelektual, dan sikap.4

Humanisme berpendapat bahwa orang bertanggung jawab atas kehidupan dan tindakan
mereka sendiri dan memiliki kebebasan untuk membentuk sikap dan kepribadian mereka
sendiri. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh seberapa baik siswa dapat
mengidentifikasi dirinya dan lingkungannya, mengingat humanisme masih memegang teguh
tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia sebagai manusia. Bercita-cita mencapai tingkat
aktualisasi diri tertinggi adalah tujuan yang harus diusahakan oleh pembelajar. Tujuan dari
teori humanistik adalah untuk memahami perilaku belajar siswa daripada pengamat.
Humanisme berpendapat bahwa siswa harus menjadi pusat pembelajaran, dengan guru hanya
berfungsi sebagai fasilitator. Untuk mencapai tujuan aktualisasi diri dalam lingkungan yang
mendukung, sikap dan pengetahuan adalah prasyarat. Pada hakekatnya, manusia adalah
makhluk unik dengan kapasitas aktualisasi diri dan motivasi untuk mengejarnya. Akibatnya,
setiap orang mengejar tujuan ini sendiri..

Untuk membantu siswa berpikir secara induktif, mengutamakan praktik, dan


menekankan nilai partisipasi siswa dalam pembelajaran, pendidik harus mengajarkan kepada
siswa bagaimana menerapkan teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran. Ini dapat
digunakan dalam diskusi untuk memungkinkan siswa mengungkapkan pikiran mereka di
depan audiens. Guru mendorong siswanya untuk bertanya tentang materi yang tidak mereka
pahami. Menurut perspektif humanistik, belajar melibatkan pertumbuhan kepribadian
seseorang, spiritualitas, perkembangan perilaku, dan kemampuan untuk memahami fenomena
sosial. Kenyamanan dan kegembiraan siswa selama proses pembelajaran, serta perubahan
positif dalam perilaku, pengendalian diri, dan pola berpikir mereka, merupakan indikator
keberhasilan aplikasi.7

TOKOH TEORI BELAJAR HUMANISTIK

1. Abraham Maslow
Menurut pendukung teori humanistik, belajar berproses dan kemudian kembali ke
individu. Teori ini, yang bersandar pada filsafat, adalah yang paling abstrak dari teori
belajar behavioristik, kognitif, dan konstruktivis. Pada kenyataannya, sudut pandang ini
memberikan pembahasan yang paling lengkap tentang belajar dan segala seginya. Ini
menunjukkan bahwa, daripada belajar secara umum, sudut pandang ini lebih tertarik
untuk mempelajari pemikiran yang terbaik dan paling relevan..8
a. Biografi Abraham Maslow
Maslow hidup di era ketika psikologi sebagai bidang ilmiah melihat munculnya
banyak ide dan aliran segar. Fungsionalisme Amerika yang muncul diciptakan oleh
William James. Sementara behaviorisme Sigmund Freud dan John B. Watson
mendapatkan popularitas di Amerika di Wina, psikologi Gestalt dikembangkan di
Jerman. Dua aliran psikoanalisis Sigmund Freud dan teori kepribadian John B.
Watson mendapat tempat di universitas-universitas Amerika ketika Abraham Maslow
menerbitkan karyanya sebagai buku pada tahun 1954 dengan judul Motivasi dan
Kepribadian. Watson dan behaviorismenya..
Maslow, seorang psikolog, dianggap oleh banyak orang sebagai pendiri psikologi
humanistik. Kontribusinya terhadap geografi dan demografi adalah yang
membuatnya populer. Namanya menjadi terkenal akibat teori hirarki kebutuhan yang
dicetuskannya. Teori kebutuhan adalah cara berpikir tentang kesejahteraan spiritual
yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan alami manusia untuk aktualisasi diri..
Maslow, yang lahir di New York pada tahun 1908, terkenal atas kontribusinya
dalam pengembangan konsep aktualisasi diri. Di California Amerika, dia meninggal
pada tahun 1970. Maslow adalah orang yang cerdas; Namun, dia tidak selalu
bertingkah aneh sebagai seorang anak karena hubungannya yang tegang dengan
ibunya yang tegas. Dia ingat menjadi anak pemalu yang senang membaca buku.
Maslow, bagaimanapun, hanya memiliki ketidaksukaan sekilas untuk dirinya sendiri.
Dia menyadari potensinya dan kemudian mendirikan gerakan psikologi humanistik,
yang mendorong perubahan sosial yang konstruktif. social yang positif
b. Teori belajar humanistik Abraham Maslow
Sudut pandang humanistik (perspektif humanistik) menuntut siswa untuk
mencapai potensi penuh mereka selama proses pertumbuhan dan perkembangan dan
memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup mereka sendiri. Siswa diperlakukan
sebagai subjek mandiri yang dapat menetapkan tujuan hidupnya sendiri dalam
perspektif humanistik. Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap
kehidupannya sendiri dan kehidupan orang-orang di sekitarnya, siswa dibimbing.
Pendidikan humanistik mengakui bahwa upaya menjalin hubungan dan jalur
komunikasi pribadi dengan orang lain dan dengan kelompok merupakan tujuan
pembelajaran yang utama. Pendidikan berfungsi sebagai bentuk pendampingan agar
peserta didik mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kaitannya dengan tujuan
pendidikan. Ini lebih dari sekadar menyampaikan pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan bahasa siswa. Kunci keberhasilan pendidikan adalah kemampuan
mengkomunikasikan makna antara guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan
berkembang menjadi manusia yang unggul dan bijaksana. Siswa harus diberitahu
bahwa pendidikan karakter diperlukan. Agar siswa mencapai potensi penuh mereka,
pendidik membantu mereka mengeksplorasi, mengembangkan, dan menerapkan
keterampilan mereka.
Maslow, yang dianggap sebagai pendiri gerakan psikologi humanistik,
berpandangan bahwa orang bertindak dengan cara yang membantu mereka
mendapatkan pemahaman dan penghargaan terbaik tentang siapa mereka. Teori yang
cukup dikenal sampai saat ini adalah teori hirarki kebutuhan. Manusia termotivasi
untuk memuaskan kebutuhan mereka, menurut pendapatnya. Ada berbagai tingkatan
untuk kebutuhan tersebut, dimulai dari yang paling mendasar. Menurut teori
psikologinya, seseorang akan terlibat dalam suatu tugas dengan semangat yang lebih
besar jika semakin mendesak kebutuhan atau semakin signifikan pencapaian yang
dimilikinya..
Sudut pandang ini sangat mirip dengan teori Abraham Maslow (1954, 1971)
bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi
dapat dipenuhi. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan seseorang dipenuhi
dalam urutan menurun, dimulai dengan kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan
kepemilikan, harga diri, dan aktualisasi diri..

1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Persyaratan dasar adalah apa yang merupakan kebutuhan fisiologis. Kadang-


kadang disebut sebagai kebutuhan biologis di tempat kerja, bersamaan dengan
kebutuhan untuk dibayar, cuti, menerima tunjangan pensiun, berlibur, memiliki ruang
kerja yang nyaman, memiliki penerangan yang cukup, dan memiliki suhu ruangan
yang nyaman. Persyaratan ini harus dipenuhi terlebih dahulu untuk aktivitas sehari-
hari karena biasanya yang paling kuat dan menarik. Hal ini menunjukkan bahwa
dorongan yang paling kuat mungkin merupakan kebutuhan fisiologis pada seseorang
yang merasa kekurangan dalam kesehariannya. Dalam arti tertentu, orang yang
menggambarkan diri mereka miskin mungkin selalu terdorong oleh kebutuhan ini..17

2) Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs)

Keamanan menjadi penting setelah kebutuhan tubuh telah terpenuhi. Orang yang
merasa tidak aman membutuhkan keseimbangan dan aturan yang baik, dan mereka
berusaha menghindari hal-hal yang tidak disukai dan asing. Kebutuhan akan rasa
aman mengacu pada keinginan untuk memperoleh rasa aman dari uang yang
diperoleh dan untuk menjaga diri aman dari bahaya, kecelakaan, kehancuran
finansial, penyakit, dan kesusahan. Saat mengatur kebutuhan semacam ini, seringkali
terwujud sebagai minat pada hal-hal seperti keamanan karir, budaya senioritas,
serikat pekerja atau pekerja, keamanan tempat kerja, bonus gaji, dana pensiun,
investasi, dan sebagainya..

3) Kebutuhan Untuk Diterima (Social Needs)

Keamanan menjadi penting setelah kebutuhan tubuh telah terpenuhi. Orang yang
merasa tidak aman membutuhkan keseimbangan dan aturan yang baik, dan mereka
berusaha menghindari hal-hal yang tidak disukai dan asing. Kebutuhan akan rasa
aman mengacu pada keinginan untuk memperoleh rasa aman dari uang yang
diperoleh dan untuk menjaga diri aman dari bahaya, kecelakaan, kehancuran
finansial, penyakit, dan kesusahan. Saat mengatur kebutuhan semacam ini, seringkali
terwujud sebagai minat pada hal-hal seperti keamanan karir, budaya senioritas,
serikat pekerja atau pekerja, keamanan tempat kerja, bonus gaji, dana pensiun,
investasi, dan sebagainya.

4) Kebutuhan Untuk Dihargai (Self Esteem Needs)

Kebutuhan untuk dihormati, juga dikenal sebagai kebutuhan "ego", tampaknya


berada pada tingkat berikutnya dalam teori hierarki kebutuhan. Keinginan untuk
membuat kesan yang baik dan kebutuhan untuk merasa diperhatikan, diakui, dan
dihargai oleh orang lain terkait dengan kebutuhan ini. Keinginan akan pengakuan,
tanggung jawab yang tinggi, status yang tinggi, dan rasa diakui atas kontribusinya
kepada kelompok semuanya dapat dilihat dalam pengorganisasian ketika ada
kebutuhan akan penghargaan.Kebutuhan Aktualisasi-Diri (Self Actualization)

Kebutuhan ini, yang termasuk kebutuhan tingkat tertinggi, adalah untuk


pemenuhan pribadi. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk mengembangkan bakat
dan potensi diri, untuk memaksimalkan keterampilan seseorang, dan untuk
meningkatkan diri sebagai pribadi. Dengan memberi orang kesempatan untuk belajar,
tumbuh, dan mengekspresikan kreativitas mereka, serta menerima pelatihan untuk
membantu mereka mendapatkan pekerjaan yang tepat dan sukses, kelompok dapat
memenuhi kebutuhannya akan aktualisasi diri pribadi..

Menurut Abraham Maslow “Self-actualization, namely, to the tendency for him


to become actualized. This tendency might be hrase as the desire to become more and
more what one idiosyncratically is, to become everything that one is capable of
becoming. Artinya bahwa keinginan untuk terus menerus menggunakan seluruh
kemampuan atau keinginan untuk memperbaiki diri merupakan tanda kebutuhan
akan aktualisasi diri. Bahkan setelah memenuhi kebutuhan tersebut baik kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki,
maupun kebutuhan akan penghargaanseseorang akan tetap merasa tidak puas. Ia
merasa ada kualitas atau potensi yang belum terwujud, dan ketidakpuasan ini
bersumber dari dorongan terdalam itu. Intinya, seseorang perlu terbuka dan jujur
tentang semua kualitas dan potensinya.21
c. Implikasi Teori Abraham Maslow dalam Pendidikan Agama Islam

Seorang pelopor psikologi humanistik, Maslow. Maslow berpendapat bahwa


orang memiliki keinginan yang kuat untuk sepenuhnya menerima dan memahami
siapa diri mereka. Teori yang paling terkenal hingga saat ini adalah Hirarki
Kebutuhan. Manusia termotivasi oleh pemenuhan kebutuhan dasarnya, menurut
Maslow. Dari yang paling kecil sampai yang paling mengaktualisasikan diri,
kebutuhan ini dapat dibagi menjadi tahapan atau tingkatan. Kebutuhan fisiologis,
kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan memiliki, dan kebutuhan
harga diri adalah lima kebutuhan yang dimiliki manusia menurut hierarki kebutuhan
Maslow. kebutuhan), serta kebutuhan aktualisasi diri. Oleh karena itu, kelima
kebutuhan ini harus tercakup dalam pendidikan humanistik..22

Dari aktualisasi diri yang paling rendah hingga aktualisasi diri yang paling tinggi,
kebutuhan-kebutuhan tersebut terbagi dalam tahapan atau tingkatan. Kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan memiliki, dan
kebutuhan harga diri adalah lima kebutuhan yang dimiliki manusia menurut hierarki
kebutuhan Maslow. kebutuhan), dan kebutuhan aktualisasi diri. Oleh karena itu,
pendidikan humanistik harus mencakup 5 kebutuhan tersebut. Kebutuhan Maslow
yang tertinggi dan paling sulit dipahami, aktualisasi diri, adalah dorongan untuk
mewujudkan potensi penuh seseorang sebagai manusia. Menurut Maslow, aktualisasi
tidak akan terjadi sampai kebutuhan dasar terpenuhi. Maslow mengingatkan bahwa
mayoritas orang tidak pernah mengaktualisasikan diri dan berhenti mengembangkan
diri yang tinggi.Dalam konteks pembelajaran, kehadiran teori Maslow tentang
motivasi dapat menjadi satu rujukan ilmiah dalam membangun motivasi sumber daya
Manusia (SDM) dalam dunia pendidikan. Motivasi dalam pembelajaran akan
mendorong siswa agar mengembangkan potensinya secara maksimal. Sehingga
untuk membangun motivasi dalam konteks ini membutuhkan kerangka teori yang
membahas kebutuhan manusia secara menyeluruh Adapun implikasi positif teori ini
ke dalam pembelajaran PAI adalah sebagai berikut.

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis


kebutuhan pangan dan air, sandang dan papan, serta kebutuhan biologis. yang
dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, menjadikannya kebutuhan yang paling
mendasar. Karena kebutuhan dasar siswa sangat mendesak, memenuhinya harus
menjadi prioritas utama. Guru harus memberi siswa kesempatan atau dukungan
yang mereka butuhkan untuk melakukannya. Sebelum memilih strategi
pembelajaran yang terbaik untuk pembelajaran PAI, sebaiknya pendidik
mengetahui kebutuhan yang menjadi landasan motivasi dalam mencapai tujuan
pembelajaran Islam. Ini termasuk mengakomodasi kebutuhan akan rasa aman
fisik dan psikologis.
.
b. Mengakomondasi kebutuhan rasa aman secara fisik maupun psikis.

Aman secara fisik berarti terhindar dari kriminalisasi, teror, binatang buas,
orang lain, tempat yang kurang aman, dan lain sebagainya. sedangkan secara
psikologis Aman, seperti tidak marah, tidak dibully, tidak dihina, tidak
dipindahkan tanpa penjelasan, diturunkan pangkat dan sebagainya. Guru
bertugas menyediakan keamanan yang diperlukan di kelas. Merupakan tugas
guru untuk menetapkan aturan dan memastikan kenyamanan kelas dan keamanan
siswa.

c. Kebutuhan sosial

Seseorang harus memiliki kebutuhan sosial agar dianggap sebagai anggota


komunitas sosialnya. Seorang siswa perlu merasa dihargai oleh rekan-rekannya
agar dapat belajar secara efektif. Guru hendaknya memperhatikan kebutuhan
sosial siswa agar mereka dapat berinteraksi secara efektif dan merasakan
keterhubungan dengan teman dan lingkungannya.

d. Kebutuhan ego

Keinginan untuk sukses dan kekuasaan adalah contoh dari kebutuhan ego.
Seseorang membutuhkan kepercayaan dan tanggung jawab orang lain. Memberi
siswa tugas yang sulit akan memuaskan ego mereka saat mereka sedang belajar.
Setiap prestasi siswa, sekecil apa pun, pantas untuk diakui. Prestasi siswa dapat
ditingkatkan dengan memberikan mereka penghargaan..

e. Kebutuhan aktualisasi

Ini adalah kebutuhan untuk menunjukkan dan memvalidasi diri sendiri


kepada orang lain. Pada titik ini, seseorang akan memaksimalkan potensi yang
dimilikinya. Siswa memerlukan lingkungan dan suasana yang mendukung agar
dapat berkembang secara maksimal. Dengan bantuan teori motivasinya,
Abraham Maslow melihat manusia sebagai objek yang mampu mewujudkan
potensi dirinya dan menjadi individu yang utuh. Pemikiran ini sejalan dengan
tujuan ajaran Islam yang selalu mendahulukan nilai-nilai agama sebagai sumber
motivasi seseorang untuk bertindak. Salah satunya adalah menjalankan tugas
khilafah di muka bumi ini.

ii. Deskripsi

Pada bagian deskripsi, penulis akan menyampaikan beberapa hal terkait karakteristik
saudara penulis, diantaranya :

1. Saudara penulis merupakan seorang guru disalah satu sekolah dengan mata pelajaran
Pendidikan Agama.
2. Sifat yang dimiliki oleh saudara penulis sangat teguh terhadap prinsip yang dimilikinya
dan cenderung keras.
3. Idealis terhadap sesuatu dan cenderung susah menerima masukan dari orang lain
apalagi orang yang baru dia kenal

Berdasarkan deskripsi tersebut sudah cukup menggambarkan bagaimana sifat dan


karakteristik yang dimiliki oleh saudara penulis, mengutip permasalahan yang ada pada
bagian latar belakang dimana harus lebih menonjolkan juga sisi psikologisnya khususnya
dalam pembelajaran dikelas, yakni dengan menggunakan teori humanistic.

iii. Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah pengkajian ulang terhadap validitas hasil penelitian.


Pembahasan hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai pemikiran asli peneliti untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis guna
menjawab pertanyaan pada penelitiannya. Adapun hasil penelitian yang didapatkan dalam
penulisan ini ialah :

1. Metode Pembelajaran

Metode dalam suatu pembelajaran dikelas sangat menentukan hasil akhir dalam suatu
pembelajaran, apabila mengggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa maka
suasana yang terdapat dalam kelas akan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam
hal ini saudara penulis mengubah cara pembelajaranya dimana lebih memberikan
kepercayaan dan ruang terhadap siswa sehingga selain aspek kognitif yang didapat, aspek
psikisnyapun akan mengikutinya.

2. Siswa lebih terbuka

Setiap siswa memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainya, hal ini merupakan tugas seorang pendidik agar mampu menyatukan semua bentuk
ataupun karakteristik antar siswa agar menjadi satu bentuk yang maksimal dalam suatu
pembelajaran. Saudara saya beranggapan bahwa setelah mencoba melakukan pendekatan
secara psikologis membuat siswa lebih terbuka dalam pembelajaran, aktif dalam melakukan
kegiatan contohnya sering bertanya dan diskusi antar teman. Hal ini jelas sangat
meningkatkan pemahaman siswa karena keaktifan siswa menjadi nilai tambah dalam suatu
pembelajaran tertentu

3. Dekat dengan guru

Dengan dilakukanya pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan kapasitas siswa
membuat siswa akan lebih nyaman ketika pembelajaran, hal ini yang nantinya membuat siswa
akan lebih dekat dengan guru. Hal serupa yang disampaikan oleh saudara saya bahwa siswa
atau peserat didik yang diampunya menjadi lebih dekat dengan guru karena rasa nyaman
ketika pembelajaran dikelas

4. Nilai Ulangan Harian Meningkat

Dalam suatu kegiatan pembelajaran perlu dilakukan ulangan harian sebagai acuan apakah
siswa tersebut memahami setiap materi yang diajarkan. Saudara penulis menjelaskan bahwa
hasil nilai ulangan harian yang didapatkan termasuk dalam kategori baik setelah mengubah
metode pembelajaranya menjadi lebih memahami siswa, lebih dekat dengan siswa dan lebih
mengerti apa yang di inginkan oleh siswa.

5. Nilai Akhir Memuaskan

Akhir dalam sebuah pembelajaran setelah dilakukanya suatu kegiatan dan penyampaian
materi didalam sebuah kelas adalah nilai akhir dalam mata pelajaran tersebut. Saudara saya
mengungkapkan bahwa hasil yang diperoleh adalah sangat memuaskan, hampir keseluruhan
siswa mendapatkan nilai yang maksimal dalam mata pelajaran pendidikan agama yang
dilakukan oleh saudara saya.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
aspek psikologis seseorang sangat menentukan dan penting dalam suatu pembelajaran, hal ini
dikarenakan sis kognitif atau pengetahuan akan muncul dengan beberapa faktor diantaranya rasa
nyaman, dipercaya, dan saling dibutuhkan khususnya dalam pembelajaran
BAB III

PENUTUP

i. Kesimpulan

Dalam pandangan humanism, belajar bertujuan untuk menjadikan manusia selayaknya


manusia, keberhasilan belajar ditandai bila peserta didik mengenali dirinya dan lingkungan
sekitarnya dengan baik. Peserta didik dihadapkan pada target untuk mencapai tingkat
aktualisasi diri semaksimal mungkin. Teori humanistic berupaya mengerti tingkah laku
belajar menurut pandangan peserta didik dan bukan dari pandangan pengamat. Penerapan
teori humanistic pada kegiatan belajar hendaknya pendidik menuntun peserta didik berpikir
induktif, mengutamakan praktik serta menekankan pentingnya partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran. Hal tersebut dapat diaplikasikan dengan diskusi sehingga peserta didik mampu
mengungkapkan pemikiran mereka di hadapan audience. Maslow terkenal sebagai bapak
aliran psikologi humanistic, ia yakin bahwa manusia berperilaku guna mengenal dan
mengapresiasi dirinya sebaik-baiknya. Teori yang termasyhur hingga saat ini yaitu teori
hierarki kebutuhan. Menurutnya manusia terdorong guna mencukupi kebutuhannya.
Kebutuhan-kebutuhan itu mempunyai level, dari yang paling dasar hingga level tertinggi.
Dalam teori psikologinya yaitu semakin besar kebutuhan maka pencapaian yang dipunyai
oleh individu semakin sungguh-sungguh menggeluti sesuatu.

Hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, bahwa sesorang memiliki


kemampuan kognitif itu sangat penting, namun perlu diingat bahwa kemampuan kognitif itu
akan muncul ketika sisi piskologisnya juga baik, seseorang akan menerima ilmu pengetahuan
dengan maksimal ketika kondisi psikis yang dialaminya juga stabul sehingga ilmu didapatkan
akan maksimal

ii. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah :

1. Sosialisasi Guru

Perlu adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pendidik bukan hanya terkait kognitifnya
saja tapi juga perlu sosialisasi bagaimana mengembangkan sisi kemanusiaan yang ada dalam
diri peserta didik itu sendiri sehingga materi yang diajarkan akan diterima dengan bagik
2. Peran Orang Tua

Ilmu yang didapatkan oleh seseorang bukan hanya disekolah saja, maka dari itu peran
orang tua dalam mendidik anak-anaknya harus terampil ketika dirumah, sehingga siswa
ketika disekolah sudah siap dalam menerima pembelajaran ketika dikelas

Anda mungkin juga menyukai