Teori Humanistik Merubah Mindset Berfikir
Teori Humanistik Merubah Mindset Berfikir
BAB 1
PENDAHULUAN
Cara yang paling umum untuk menggambarkan kepribadian adalah dalam hal
karakteristik yang dapat diukur. Investigasi awal ke dalam struktur kepribadian berpusat pada
upaya untuk mengenali dan menyebutkan ciri-ciri seseorang yang dapat menjelaskan
perbedaan perilaku. Pemalu, agresif, penurut, malas, ambisius, setia, dan penakut adalah
beberapa sifat yang biasanya tertanam dalam diri seseorang. Ciri-ciri kepribadian adalah ciri-
ciri yang muncul dalam berbagai konteks. Meskipun motivasi mungkin telah dimulai sejak
masa kanak-kanak, kepribadian seseorang belum sepenuhnya berkembang hingga masa
remaja. Hal ini dikarenakan masa remaja menandai awal dari pematangan individu itu sendiri.
Cara kepribadian seseorang berkembang secara signifikan dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti sikap, bakat, keterampilan, minat, dan perasaan. Selain itu, perilaku seseorang akan
mengungkapkan kebutuhan, motivasi, dan tujuan mereka, yang juga akan mengungkapkan
kepribadian mereka. Hal yang sama berlaku untuk persepsi. Faktor lain, atau faktor ekstrinsik,
seperti sosialisasi, faktor budaya, nilai, ideologi, politik, dan lain sebagainya, juga akan
berdampak pada kepribadian.
Teori humanistik merupakan salah satu teori belajar dalam psikologi pendidikan.
Teori humanistik adalah teori yang paling ideal dalam pembelajaran (Irham & Wiyani, 2016).
Pendekatan psikologis diperlukan untuk menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar
yang baik yaitu melalui pendekatan teori humanistik dimana pembelajaran akan berjalan
sesuai dengan kondisi psikologis dan perilaku siswa dalam belajar. Dari uraiain yang sudah
dijelaskan diatas beserta permasalahanya paper ini akan menjelaskan lebih detail bagaimana
pengaruh teori humanistik terhadap hasil akademik siswa yang dilakukan oleh saudara saya.
Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang nantinya dijawab oleh seorang
peneliti, berdasarkan permasalahan yang ada rumusan penelitian ini adalah “Pengaruh Teori
Humanistik Mengubah Mindset Seseorang Dalam Pembelajaran”
PEMBAHASAN
i. Pemaparan Teori
Teori belajar humanistik secara umum diartikan sebagai kegiatan yang mendorong baik
jasmani maupun rohani untuk mempercepat proses perkembangan. Terlepas dari kenyataan
bahwa belajar lebih dimaknai secara sempit sebagai upaya penguasaan rahasia-rahasia
pengetahuan sebagai rangkaian pembentukan kepribadian secara menyeluruh. Perkembangan
perilaku tidak tergantung pada pertumbuhan fisik. Perubahan atau perkembangan hanya
dibawa oleh proses belajar, termasuk modifikasi kebiasaan atau rutinitas, berbagai kapasitas
intelektual, dan sikap.4
Humanisme berpendapat bahwa orang bertanggung jawab atas kehidupan dan tindakan
mereka sendiri dan memiliki kebebasan untuk membentuk sikap dan kepribadian mereka
sendiri. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh seberapa baik siswa dapat
mengidentifikasi dirinya dan lingkungannya, mengingat humanisme masih memegang teguh
tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia sebagai manusia. Bercita-cita mencapai tingkat
aktualisasi diri tertinggi adalah tujuan yang harus diusahakan oleh pembelajar. Tujuan dari
teori humanistik adalah untuk memahami perilaku belajar siswa daripada pengamat.
Humanisme berpendapat bahwa siswa harus menjadi pusat pembelajaran, dengan guru hanya
berfungsi sebagai fasilitator. Untuk mencapai tujuan aktualisasi diri dalam lingkungan yang
mendukung, sikap dan pengetahuan adalah prasyarat. Pada hakekatnya, manusia adalah
makhluk unik dengan kapasitas aktualisasi diri dan motivasi untuk mengejarnya. Akibatnya,
setiap orang mengejar tujuan ini sendiri..
1. Abraham Maslow
Menurut pendukung teori humanistik, belajar berproses dan kemudian kembali ke
individu. Teori ini, yang bersandar pada filsafat, adalah yang paling abstrak dari teori
belajar behavioristik, kognitif, dan konstruktivis. Pada kenyataannya, sudut pandang ini
memberikan pembahasan yang paling lengkap tentang belajar dan segala seginya. Ini
menunjukkan bahwa, daripada belajar secara umum, sudut pandang ini lebih tertarik
untuk mempelajari pemikiran yang terbaik dan paling relevan..8
a. Biografi Abraham Maslow
Maslow hidup di era ketika psikologi sebagai bidang ilmiah melihat munculnya
banyak ide dan aliran segar. Fungsionalisme Amerika yang muncul diciptakan oleh
William James. Sementara behaviorisme Sigmund Freud dan John B. Watson
mendapatkan popularitas di Amerika di Wina, psikologi Gestalt dikembangkan di
Jerman. Dua aliran psikoanalisis Sigmund Freud dan teori kepribadian John B.
Watson mendapat tempat di universitas-universitas Amerika ketika Abraham Maslow
menerbitkan karyanya sebagai buku pada tahun 1954 dengan judul Motivasi dan
Kepribadian. Watson dan behaviorismenya..
Maslow, seorang psikolog, dianggap oleh banyak orang sebagai pendiri psikologi
humanistik. Kontribusinya terhadap geografi dan demografi adalah yang
membuatnya populer. Namanya menjadi terkenal akibat teori hirarki kebutuhan yang
dicetuskannya. Teori kebutuhan adalah cara berpikir tentang kesejahteraan spiritual
yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan alami manusia untuk aktualisasi diri..
Maslow, yang lahir di New York pada tahun 1908, terkenal atas kontribusinya
dalam pengembangan konsep aktualisasi diri. Di California Amerika, dia meninggal
pada tahun 1970. Maslow adalah orang yang cerdas; Namun, dia tidak selalu
bertingkah aneh sebagai seorang anak karena hubungannya yang tegang dengan
ibunya yang tegas. Dia ingat menjadi anak pemalu yang senang membaca buku.
Maslow, bagaimanapun, hanya memiliki ketidaksukaan sekilas untuk dirinya sendiri.
Dia menyadari potensinya dan kemudian mendirikan gerakan psikologi humanistik,
yang mendorong perubahan sosial yang konstruktif. social yang positif
b. Teori belajar humanistik Abraham Maslow
Sudut pandang humanistik (perspektif humanistik) menuntut siswa untuk
mencapai potensi penuh mereka selama proses pertumbuhan dan perkembangan dan
memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup mereka sendiri. Siswa diperlakukan
sebagai subjek mandiri yang dapat menetapkan tujuan hidupnya sendiri dalam
perspektif humanistik. Untuk mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap
kehidupannya sendiri dan kehidupan orang-orang di sekitarnya, siswa dibimbing.
Pendidikan humanistik mengakui bahwa upaya menjalin hubungan dan jalur
komunikasi pribadi dengan orang lain dan dengan kelompok merupakan tujuan
pembelajaran yang utama. Pendidikan berfungsi sebagai bentuk pendampingan agar
peserta didik mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kaitannya dengan tujuan
pendidikan. Ini lebih dari sekadar menyampaikan pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan bahasa siswa. Kunci keberhasilan pendidikan adalah kemampuan
mengkomunikasikan makna antara guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan
berkembang menjadi manusia yang unggul dan bijaksana. Siswa harus diberitahu
bahwa pendidikan karakter diperlukan. Agar siswa mencapai potensi penuh mereka,
pendidik membantu mereka mengeksplorasi, mengembangkan, dan menerapkan
keterampilan mereka.
Maslow, yang dianggap sebagai pendiri gerakan psikologi humanistik,
berpandangan bahwa orang bertindak dengan cara yang membantu mereka
mendapatkan pemahaman dan penghargaan terbaik tentang siapa mereka. Teori yang
cukup dikenal sampai saat ini adalah teori hirarki kebutuhan. Manusia termotivasi
untuk memuaskan kebutuhan mereka, menurut pendapatnya. Ada berbagai tingkatan
untuk kebutuhan tersebut, dimulai dari yang paling mendasar. Menurut teori
psikologinya, seseorang akan terlibat dalam suatu tugas dengan semangat yang lebih
besar jika semakin mendesak kebutuhan atau semakin signifikan pencapaian yang
dimilikinya..
Sudut pandang ini sangat mirip dengan teori Abraham Maslow (1954, 1971)
bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi
dapat dipenuhi. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan seseorang dipenuhi
dalam urutan menurun, dimulai dengan kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta dan
kepemilikan, harga diri, dan aktualisasi diri..
Keamanan menjadi penting setelah kebutuhan tubuh telah terpenuhi. Orang yang
merasa tidak aman membutuhkan keseimbangan dan aturan yang baik, dan mereka
berusaha menghindari hal-hal yang tidak disukai dan asing. Kebutuhan akan rasa
aman mengacu pada keinginan untuk memperoleh rasa aman dari uang yang
diperoleh dan untuk menjaga diri aman dari bahaya, kecelakaan, kehancuran
finansial, penyakit, dan kesusahan. Saat mengatur kebutuhan semacam ini, seringkali
terwujud sebagai minat pada hal-hal seperti keamanan karir, budaya senioritas,
serikat pekerja atau pekerja, keamanan tempat kerja, bonus gaji, dana pensiun,
investasi, dan sebagainya..
Keamanan menjadi penting setelah kebutuhan tubuh telah terpenuhi. Orang yang
merasa tidak aman membutuhkan keseimbangan dan aturan yang baik, dan mereka
berusaha menghindari hal-hal yang tidak disukai dan asing. Kebutuhan akan rasa
aman mengacu pada keinginan untuk memperoleh rasa aman dari uang yang
diperoleh dan untuk menjaga diri aman dari bahaya, kecelakaan, kehancuran
finansial, penyakit, dan kesusahan. Saat mengatur kebutuhan semacam ini, seringkali
terwujud sebagai minat pada hal-hal seperti keamanan karir, budaya senioritas,
serikat pekerja atau pekerja, keamanan tempat kerja, bonus gaji, dana pensiun,
investasi, dan sebagainya.
Dari aktualisasi diri yang paling rendah hingga aktualisasi diri yang paling tinggi,
kebutuhan-kebutuhan tersebut terbagi dalam tahapan atau tingkatan. Kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan memiliki, dan
kebutuhan harga diri adalah lima kebutuhan yang dimiliki manusia menurut hierarki
kebutuhan Maslow. kebutuhan), dan kebutuhan aktualisasi diri. Oleh karena itu,
pendidikan humanistik harus mencakup 5 kebutuhan tersebut. Kebutuhan Maslow
yang tertinggi dan paling sulit dipahami, aktualisasi diri, adalah dorongan untuk
mewujudkan potensi penuh seseorang sebagai manusia. Menurut Maslow, aktualisasi
tidak akan terjadi sampai kebutuhan dasar terpenuhi. Maslow mengingatkan bahwa
mayoritas orang tidak pernah mengaktualisasikan diri dan berhenti mengembangkan
diri yang tinggi.Dalam konteks pembelajaran, kehadiran teori Maslow tentang
motivasi dapat menjadi satu rujukan ilmiah dalam membangun motivasi sumber daya
Manusia (SDM) dalam dunia pendidikan. Motivasi dalam pembelajaran akan
mendorong siswa agar mengembangkan potensinya secara maksimal. Sehingga
untuk membangun motivasi dalam konteks ini membutuhkan kerangka teori yang
membahas kebutuhan manusia secara menyeluruh Adapun implikasi positif teori ini
ke dalam pembelajaran PAI adalah sebagai berikut.
Aman secara fisik berarti terhindar dari kriminalisasi, teror, binatang buas,
orang lain, tempat yang kurang aman, dan lain sebagainya. sedangkan secara
psikologis Aman, seperti tidak marah, tidak dibully, tidak dihina, tidak
dipindahkan tanpa penjelasan, diturunkan pangkat dan sebagainya. Guru
bertugas menyediakan keamanan yang diperlukan di kelas. Merupakan tugas
guru untuk menetapkan aturan dan memastikan kenyamanan kelas dan keamanan
siswa.
c. Kebutuhan sosial
d. Kebutuhan ego
Keinginan untuk sukses dan kekuasaan adalah contoh dari kebutuhan ego.
Seseorang membutuhkan kepercayaan dan tanggung jawab orang lain. Memberi
siswa tugas yang sulit akan memuaskan ego mereka saat mereka sedang belajar.
Setiap prestasi siswa, sekecil apa pun, pantas untuk diakui. Prestasi siswa dapat
ditingkatkan dengan memberikan mereka penghargaan..
e. Kebutuhan aktualisasi
ii. Deskripsi
Pada bagian deskripsi, penulis akan menyampaikan beberapa hal terkait karakteristik
saudara penulis, diantaranya :
1. Saudara penulis merupakan seorang guru disalah satu sekolah dengan mata pelajaran
Pendidikan Agama.
2. Sifat yang dimiliki oleh saudara penulis sangat teguh terhadap prinsip yang dimilikinya
dan cenderung keras.
3. Idealis terhadap sesuatu dan cenderung susah menerima masukan dari orang lain
apalagi orang yang baru dia kenal
1. Metode Pembelajaran
Metode dalam suatu pembelajaran dikelas sangat menentukan hasil akhir dalam suatu
pembelajaran, apabila mengggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa maka
suasana yang terdapat dalam kelas akan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam
hal ini saudara penulis mengubah cara pembelajaranya dimana lebih memberikan
kepercayaan dan ruang terhadap siswa sehingga selain aspek kognitif yang didapat, aspek
psikisnyapun akan mengikutinya.
Setiap siswa memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainya, hal ini merupakan tugas seorang pendidik agar mampu menyatukan semua bentuk
ataupun karakteristik antar siswa agar menjadi satu bentuk yang maksimal dalam suatu
pembelajaran. Saudara saya beranggapan bahwa setelah mencoba melakukan pendekatan
secara psikologis membuat siswa lebih terbuka dalam pembelajaran, aktif dalam melakukan
kegiatan contohnya sering bertanya dan diskusi antar teman. Hal ini jelas sangat
meningkatkan pemahaman siswa karena keaktifan siswa menjadi nilai tambah dalam suatu
pembelajaran tertentu
Dengan dilakukanya pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan kapasitas siswa
membuat siswa akan lebih nyaman ketika pembelajaran, hal ini yang nantinya membuat siswa
akan lebih dekat dengan guru. Hal serupa yang disampaikan oleh saudara saya bahwa siswa
atau peserat didik yang diampunya menjadi lebih dekat dengan guru karena rasa nyaman
ketika pembelajaran dikelas
Dalam suatu kegiatan pembelajaran perlu dilakukan ulangan harian sebagai acuan apakah
siswa tersebut memahami setiap materi yang diajarkan. Saudara penulis menjelaskan bahwa
hasil nilai ulangan harian yang didapatkan termasuk dalam kategori baik setelah mengubah
metode pembelajaranya menjadi lebih memahami siswa, lebih dekat dengan siswa dan lebih
mengerti apa yang di inginkan oleh siswa.
Akhir dalam sebuah pembelajaran setelah dilakukanya suatu kegiatan dan penyampaian
materi didalam sebuah kelas adalah nilai akhir dalam mata pelajaran tersebut. Saudara saya
mengungkapkan bahwa hasil yang diperoleh adalah sangat memuaskan, hampir keseluruhan
siswa mendapatkan nilai yang maksimal dalam mata pelajaran pendidikan agama yang
dilakukan oleh saudara saya.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
aspek psikologis seseorang sangat menentukan dan penting dalam suatu pembelajaran, hal ini
dikarenakan sis kognitif atau pengetahuan akan muncul dengan beberapa faktor diantaranya rasa
nyaman, dipercaya, dan saling dibutuhkan khususnya dalam pembelajaran
BAB III
PENUTUP
i. Kesimpulan
ii. Saran
1. Sosialisasi Guru
Perlu adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pendidik bukan hanya terkait kognitifnya
saja tapi juga perlu sosialisasi bagaimana mengembangkan sisi kemanusiaan yang ada dalam
diri peserta didik itu sendiri sehingga materi yang diajarkan akan diterima dengan bagik
2. Peran Orang Tua
Ilmu yang didapatkan oleh seseorang bukan hanya disekolah saja, maka dari itu peran
orang tua dalam mendidik anak-anaknya harus terampil ketika dirumah, sehingga siswa
ketika disekolah sudah siap dalam menerima pembelajaran ketika dikelas