Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nomor Tugas : 01
Mata Kuliah : Praktikum Mineralogi dan Petrologi

RESUME
KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI

Nama : Muhammad Raka Mahadika Wahidin


NPM : 10070122057
Shift Praktikum : III (Tiga) / 14.00-17.00 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Senin, 2 Oktober 2023
Hari/ Tanggal Resume : Senin, 2 Oktober 2023
Asisten : 1. Gilar Alfath A. K.
2. Muhammad Fawwaz Mursid
3. Muhammad Ripki Solahudin
4. Salman Al Farizy

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1445 H/2023 M
RESUME
KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI

A. Pengertian Kristal dan Kristalografi


Kristal dan Kristalografi merupakan ilmu yang saling berhubungan satu sama
lain dalam ilmu mineralogi. Kristal merupakan material yang memiliki bentuk
padatan polyhedral regular yang di batasi oleh permukaan yang halus serta
memiliki komposisi senyawa tertentu akibat dari aksi gaya interatomic dari
senyawa kimianya dan di dorong oleh faktor lingkungan, yang pada awalnya
hanya berupa gas atau cair. Dapat diperjelas kembali polyhedral berarti benda
padat yang memiliki batas oleh bidang datar atau secara sederhana dapat
disebut wajah kristal.

Sumber: Subota, 2011


Gambar 1
Kristal
Kristal memiliki pola internal yang menyusun bentuk serangkaian atom atau
ion-ion yang tersusun secara teratur, rangkaian ion dalam wujud satu dimensi
disebut dengan row sedangkan dua dimensi disebut net dan wujud tiga dimensi
disebut lattice. Lattice sendiri adalah struktur dalam kristal yang dibentuk oleh
unit-unit atau titik-titik sel sebagai bagian terkecil pembentuk kristal, unit sel ini
digambarkan sebagai sekumpulan kecil atom dengan tata letak yang teratur
membentuk tiga dimensi atau membentuk pola internal sebuah kristal.
Kristalografi adalah bagian dari ilmu mineralogi, kristalografi juga ilmu yang
meneliti susunan atom dalam padatan kristal. Dalam Bahasa Yunani kristalografi
yakni crystallon dan graphein. Dalam artian yang lebih luas, crystallon ialah
material padatan yang dapat dilihat secara transparan pada derajat tertentu.
Sedangkan graphein artinya menulis. Dengan demikian, Kristalografi merupakan
ilmu yang mempelajari bentuk geometri dan sifat-sifat material padatan kristal
terutama bentuk struktur kristal, ukuran kristal, bidang kristal, dan jarak antar
bidang kristal. Dalam kritalografi, pembahasan material padatan di fokuskan
pada struktur geometri, sifat-sifat fisika dan kimia material karena sifat fisika dan
kimia suatu material di pengaruhi oleh struktur geometri dan jenis atom-atom
penyusun suatu material. Pada prinsipnya, setiap materi padat, cair, dan gas
tersusun atas satu atau lebih atom.

B. Unsur Simetri Kristalografi


1. Zona dan Sumbu Simetri
Dapat diartikan zona merupakan satu rangkaian bidang-bidang kristal yang
memiliki garis potong sejajar satu sama lain. Sedangkan untuk sumbu
simetri merupakan garis imajiner, yang dimana putaran hablur dapat
menunjukan beberapa hablur yang serupa dengan saling berdekatan.
2. Inversi
Dalam unsur simetri kristalografi inversi dapat diartikan sebagai pusat (i)
yang memiliki beberapa titik pada setiap garis. Ketika titik tersebut ditarik dari
titik permukaan kristal dapat menimbulkan titik-titik tersebut saling
berlawanan dengan jarak yang sama dari titik pusat.
3. Rotasi
Rotasi merupakan unsur simetri yang menggambarkan kemampuan struktur
kristal untuk muncul identik ketika di putar sekitar sumbu tertentu dalam
struktur tersebut.
4. Pencerminan
Pencerminan atau bidang cermin memiliki permukaan bidang bayang yang
sama dalam ukuran serta bentuk, namun dengan arah yang berlawanan.
Arah berlawanan tersebut diakibatkan olah dua bidang bayang yang
memisah.

C. Pembagian Kelas Kristal


Saat ini dapat diketahui ada beberapa ribuan mineral di dunia yang sudah
ditemukan dan dari masing-masing mineral memiliki struktur kristal yang berbeda
sehingga penampakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap kelas
kristal adalah anggota salah satu dari enam sistem kristal. Sistem ini meliputi
salah satu dari enam sistem kristal. Sistem ini meliputi sistem kristal meliputi
sebagai berikut:
1. Triklin
Kristal dari sistem triklin memiliki tiga sumbu yang tidak sama panjang, yang
semuanya berpotongan pada sudut miring. Tidak ada sumbu yang tegak
lurus dengan sumbu lainnya.

Sumber: Rolanrusli, 2019


Gambar 2
Kelas Triklin
2. Monoklin
Kristal dari sistem monoklinik memiliki tiga sumbu utama yang tidak sama
panjang. Dua dari sumbu ini miring satu sama lain pada sudut miring ini
biasanya di gambarkan secara vertical. Sumbu ketiga tegak lurus dengan
dua lainnya. Oleh karena itu, kedua sumbu vertical tidak saling berpotongan
pada sudut siku-siku, meskipun keduanya tegak lurus. Beberapa mineral
yang mengikuti sistem kristal monoklinik diantaranya piroksen, amfibol,
ortoklas, azurit, dan malachite. Mineral pada sistem monoklinik cenderung
menghasilkan prisma yang panjang.

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 3
Kelas Monoklin
3. Orthorombik
Mineral dari sistem kristal orthorombik memiliki tiga sumbu utama yang
saling tegak lurus, yang masing-masing memiliki panjang yang berbeda satu
dengan yang lainnya.

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 4
Kelas Orthorombik
4. Tetragonal
Mineral yang memiliki sistem kristal tetragonal memiliki tiga sumbu utama
yang saling tegak lurus. Kedua sumbu horizontal memiliki panjang yang
sama, sedangkan sumbu vertical memiliki panjang yang berbeda dan dapat
lebih pendek atau lebih panjang dari dua sumbu lainnya.

Sumber: Rizqi, 2013


Gambar 5
Kelas Tetragonal
5. Trigonal dan Heksagonal
Mineral dari sistem kristal heksagonal memiliki tiga sumbu kristalografi yang
berpotongan pada 120° dan satu sumbu yang tegak lurus atau vertical
dengan tiga sumbu lainnya yang horizontal. Jenis mineral yang mengkristal
dengan sistem kristal heksagonal adalah apatit, beryl, dan kuarsa. Mineral
dari divisi ini cenderung menghasilkan kelas prisma dan piramida
heksagonal. Contoh yang mengkristal dengan sistem kristal rombohedral
atau trigonal adalah kalsit, dolomit, kuarsa renda, dan turmalin. Mineral
tersebut cenderung menghasilkan kelas prisma rhobohedral dan prisma
segitiga.
6. Isometri
Sistem kristal isometric juga dikenal sebagai sistem kubik. Sumbu
kristalografi yang digunakan dalam sistem ini memiliki panjang yang sama
dan saling tegak lurus saling membentuk sudut siku-siku satu sama lain.
Contoh mineral yang mengkristal dalam sistem isometric adalah halit,
magnetit, dan garnet.

Sumber: Rizqi, 2019


Gambar 6
Kelas Isometri

D. Proyeksi Kristal
Proyeksi kristal adalah penggambaran Kembali setiap bidang kristal menjadi
suatu titik. Penggambaran ini dilakukan dengan cara penentuan posisi bidang
kristal tersebut. Caranya dengan menarik garis tegak lurus atau menarik garis
normal dari suatu pusat kristal terhadap bidang kristal sehingga memotong
bidang proyeksi, dimana kristal seolah-olah ditempatkan pada pusat bola.
Proyeksi bidang muka kristal yang berbentuk titik pada bidang proyeksi
merupakan proyeksi kristalografis dari suatu kristal. Ada beberapa proyeksi
kristalografi meliputi:
1. Proyeksi Orthogonal
Proyeksi dimana bidang proyeksinya dapat diletakkan dimana saja pada
arah tertentu dari bola. Tetapi pada umumnya bidang proyeksi orthogonal
terletak di utara yang tegak lurus terhadap sumbu (U) dan Selatan (S) di atas
proyeksi gnomonic yaitu berupa bidang orthogonal (O). Cara proyeksinya
dilakukan dengan cara menarik garis tegak lurus dari titik-titik berupa kutub-
kutub bola ke bidang proyeksi orthogonalnya. Proyeksi orthogonal ini juga
digunakan untuk mendapatkan gambar 3 dimensional dari suatu bentuk
kristal di atas bidang kertas.
2. Proyeksi Gnomonik
Proyeksi gnomonic merupakan bidang singgung yang memotong kutub utara
bola. Proyeksi dari bidang permukaan kristal selanjutnya akan menembus
bidang singgung ini sebagai titik-titik yang merupakan bidang kutub.
3. Proyeksi Stereografi
Proyeksi stereografi merupakan metode untuk menggambarkan bentuk 3
dimensi ke dalam bidang planar 2 dimensi, dengan menggunakan setengah
dari proyeksi bola melalui titik pengamatan yang berasal dari bagian Selatan.
Metode proyeksi ini merupakan metode yang efektif untuk menampilkan
bentuk 3 dimensi objek sesuai dengan kondisi simetri yang sebenarnya.

A. Deskripsi Kristal
1. Sistem Kristal
Sistem digunakan untuk mengklasifikasikan kristal berdasarkan set
karakter sumbu simetrinya. Suatu kristal dapat memiliki lebih dari satu
sumbu simetri, bila memiliki lebih dari satu maka sumbu tersebut
saling berpotongan sehingga memiliki lebih dari satu sumbu maka
sumbu tersebut saling berpotongan sehingga memiliki satu titik
potong. Satu set sumbu simetri tersebut ada yang dapat diputar
bertumpu pada titik potongnya sehingga dapat menghasilkan posisi
yang berbeda namun tetap menghasilkan bidang simetri ada pula
yang tidak.
Sumber: Vincencius Cahya Dwinanda
Gambar 7
Sistem Kelas

2. SI Kristal
Silikon kristal memiliki struktur seperti intan, dimana empat atom mengelilingi
satu atom pusat secara tetrahedral membentuk ikatan kovalen. Silikon kristal
memiliki konstanta kisi sebesar 5,431 A. Material ini memiliki periodisitas
berjangkauan panjang (long range regularity) dimana atom-atom
penyusunnya membentuk pola tiga dimensi yang teratur dan berulang.
Silikon kristal memiliki empat elektron valensi, dua elektron menempati
orbital 3s dan dua electron lainnya menempati orbital 3p. Penurunan jarak
antar atom pada silicon menyebabkan terjadinya ikatan kovalen dan elektron
berputar mengelilingi atomnya, yang pada akhirnya terbentuk orbital baru.
3. Sumbu Lipat
Sumbu lipat dalam pembahasan kristal atau kristalografi tertuju pada sifat-
sifat simetri kristal yang dapat ditemukan dalam bahan padat kristalin.
Sumbu lipat terpacu pada sumbu rotasi, ketika sumbu lipat tersebut
digunakan untuk memutar suatu kristal dapat menghasilkan bentuk pola
yang sama.
KESIMPULAN

Kristal dan Kristalografi merupakan studi yang berhubungan. Dimana, kristal


merupakan suatu material padatan penyusun dari suatu batuan maupun mineral
yang memiliki bentuk padatan polyhedral regular. Kristal membentuk serangkaian
atom serta ion-ion yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu satu dimensi disebut
dengan row, dua dimensi net, dan tiga dimensi lattice. Kristal juga memiliki
cabang ilmu yaitu kristalografi, dimana kristalografi tersebut mempelajari lebih
dalam tentang kristal. Mulai dari struktur, ukuran, bidang serta jarak antar bidang
kristal.
Dalam Kristalografi terdapat beberapa kelas kristal. Kelas kristal berkaitan
tentang pemahaman suatu mineral dengan memiliki jumlah sumbu yang sama,
namun dengan letak sumbu yang berbeda. Dalam kelas kristal memaparkan
bagaimana struktur kristal yang sudah terpacu pada ke enam kelas tersebut.
Dengan masing-masing kelas memiliki perbedaan pada ketegak lurusan dan
Panjang dari suatu kelas. Ke tujuh kelas tersebut ialah triklin, monoklin,
orthorombik, tetragonal, trigonal dan heksagonal serta isometri.
Kristalografi menerapkan suatu studi terhadap kristal dengan cara
mengadakan proyeksi ulang atau melakukan penggambaran ulang terhadap
kristal dengan cara memakai Teknik menarik garis tegak lurus dari suatu pusat
kristal terhadap bidang kristal, mengakibatkan pemotongan bidang proyeksi
tersebut. Ada beberapa proyeksi kristal meliputi proyeksi bola, proyeksi
gnomonic, proyeksi orthogonal, dan proyeksi stereografi. Dalam kristal terdapat
silikon krisatl menyerupai struktur intan, dalam silicon kristal tersebut memiliki
empat atom yang berotasi pada satu atom inti secara tehtrahedral dengan
membangun ikatan kovalen. atom-atom tersebut memilki periodisitas
berjangkauan panjang yang dapat Menyusun pola tiga dimensi secara berulang
dan teratur.
DAFTAR PUSTAKA

1. Boby, Hendrik. 2012. “Kristalografi”. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2023


pukul 23.49

2. Kemal Fatah, Yuri. 2020. “Proyeksi Kristalografi”. Diakses pada tanggal 02


Oktober 2023 pukul 00.17

3. Mulyaningsih, Sri. 2018. “Kristalografi & Mineralogi”. Yogyakarta: Akprind


Press.

4, Purwanto, Tony. 2015. “Klasifikasi Kristal dan Unsur Simetri Kristal”.


Diakses pada tanggal 02 Oktober 2023 pukul 00.37 (Referensi Internet).

5. Wilardjo, L. 1998. “Kristalografi”. University of Michigan: Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
FORUM PENILAIAN RESUME

RESUME
Format (30) Isi (70)

TOTAL NILAI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai