Resume 1 Petro
Resume 1 Petro
Nomor Tugas : 01
Mata Kuliah : Praktikum Mineralogi dan Petrologi
RESUME
KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI
D. Proyeksi Kristal
Proyeksi kristal adalah penggambaran Kembali setiap bidang kristal menjadi
suatu titik. Penggambaran ini dilakukan dengan cara penentuan posisi bidang
kristal tersebut. Caranya dengan menarik garis tegak lurus atau menarik garis
normal dari suatu pusat kristal terhadap bidang kristal sehingga memotong
bidang proyeksi, dimana kristal seolah-olah ditempatkan pada pusat bola.
Proyeksi bidang muka kristal yang berbentuk titik pada bidang proyeksi
merupakan proyeksi kristalografis dari suatu kristal. Ada beberapa proyeksi
kristalografi meliputi:
1. Proyeksi Orthogonal
Proyeksi dimana bidang proyeksinya dapat diletakkan dimana saja pada
arah tertentu dari bola. Tetapi pada umumnya bidang proyeksi orthogonal
terletak di utara yang tegak lurus terhadap sumbu (U) dan Selatan (S) di atas
proyeksi gnomonic yaitu berupa bidang orthogonal (O). Cara proyeksinya
dilakukan dengan cara menarik garis tegak lurus dari titik-titik berupa kutub-
kutub bola ke bidang proyeksi orthogonalnya. Proyeksi orthogonal ini juga
digunakan untuk mendapatkan gambar 3 dimensional dari suatu bentuk
kristal di atas bidang kertas.
2. Proyeksi Gnomonik
Proyeksi gnomonic merupakan bidang singgung yang memotong kutub utara
bola. Proyeksi dari bidang permukaan kristal selanjutnya akan menembus
bidang singgung ini sebagai titik-titik yang merupakan bidang kutub.
3. Proyeksi Stereografi
Proyeksi stereografi merupakan metode untuk menggambarkan bentuk 3
dimensi ke dalam bidang planar 2 dimensi, dengan menggunakan setengah
dari proyeksi bola melalui titik pengamatan yang berasal dari bagian Selatan.
Metode proyeksi ini merupakan metode yang efektif untuk menampilkan
bentuk 3 dimensi objek sesuai dengan kondisi simetri yang sebenarnya.
A. Deskripsi Kristal
1. Sistem Kristal
Sistem digunakan untuk mengklasifikasikan kristal berdasarkan set
karakter sumbu simetrinya. Suatu kristal dapat memiliki lebih dari satu
sumbu simetri, bila memiliki lebih dari satu maka sumbu tersebut
saling berpotongan sehingga memiliki lebih dari satu sumbu maka
sumbu tersebut saling berpotongan sehingga memiliki satu titik
potong. Satu set sumbu simetri tersebut ada yang dapat diputar
bertumpu pada titik potongnya sehingga dapat menghasilkan posisi
yang berbeda namun tetap menghasilkan bidang simetri ada pula
yang tidak.
Sumber: Vincencius Cahya Dwinanda
Gambar 7
Sistem Kelas
2. SI Kristal
Silikon kristal memiliki struktur seperti intan, dimana empat atom mengelilingi
satu atom pusat secara tetrahedral membentuk ikatan kovalen. Silikon kristal
memiliki konstanta kisi sebesar 5,431 A. Material ini memiliki periodisitas
berjangkauan panjang (long range regularity) dimana atom-atom
penyusunnya membentuk pola tiga dimensi yang teratur dan berulang.
Silikon kristal memiliki empat elektron valensi, dua elektron menempati
orbital 3s dan dua electron lainnya menempati orbital 3p. Penurunan jarak
antar atom pada silicon menyebabkan terjadinya ikatan kovalen dan elektron
berputar mengelilingi atomnya, yang pada akhirnya terbentuk orbital baru.
3. Sumbu Lipat
Sumbu lipat dalam pembahasan kristal atau kristalografi tertuju pada sifat-
sifat simetri kristal yang dapat ditemukan dalam bahan padat kristalin.
Sumbu lipat terpacu pada sumbu rotasi, ketika sumbu lipat tersebut
digunakan untuk memutar suatu kristal dapat menghasilkan bentuk pola
yang sama.
KESIMPULAN
RESUME
Format (30) Isi (70)
TOTAL NILAI
LAMPIRAN