MENYANDARKAN AKTIVITAS HANYA KEPADA ALLAH SWT, Kelompok 2 PAI 3A-1
MENYANDARKAN AKTIVITAS HANYA KEPADA ALLAH SWT, Kelompok 2 PAI 3A-1
Oleh:
Nurhikmah : 22010020
Kholijar : 22010015
Dosen Pengampu:
Elida Purnama, M.Pd
MANDAILING NATAL
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya sepantasnya kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan
yang maha kuasa, sehingga dengan kekuasaannya dapatlah kita menjalankan
aktivitas sehari-hari dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat Islam
dari segala penjuru dunia amin.
Limpahan rahmat dari Allah SWT, makalah ini dapat diselesaikan dengan
tepat waktu dan kesugguhan hati. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Studi Materi Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah, juga berniat
membagi wawasan kepada para pembaca.
Sejalan dengan itu, pemakalah mengucapkan terimakasih yang tidak
terhingga kepada kedua orang tua, dengan kerja keras, dukungan serta doa yang
ikhlas, sampailah kami di titik sekarang ini. Terimakasih kepada dosen pengampu
yang sudi memberikan kami ilmu pengetahuan, semangat dan dukungan yang
tidak pernah padam, juga sabar menghadapi kami yang fakir dengan ilmu
pengetahuan ini. Terimakasih kepada teman-teman yang selalu memberikan
semangat terhadap berbagai kegiatan yang memberi manfaat, semoga kebaikan
yang kita lakukan dengan hati yang ikhlas, mendapatkan ridha Allah SWT amin.
Pemakalah menyadari, dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan. Demi perbaikan dan perubahan yang terbaik,
kritik dan saran yang membangun semangat, sangat kami harapkan.
Akhir kata, kepada Allah SWT kami memohon ampun, semoga makalah
ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
KATA PENGANTAR....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tauhid dalam bahasa Arab adalah penyatuan, Sedangkan dalam
Islam, Tauhid bermaksud menegaskan penyatuan dengan Allah. Lawan
dari Tauhid adalah menghindar.
Tauhid secara bahasa artinya mengetahui dengan sebenarnya Allah
itu ada dan Esa. Secara istilah, Tauhid adalah suatu ilmu yang
membentangkan tentang wujud (adanya Allah) dengan sifat-sifat-Nya
yang wajib.
Allah SWT yang menciptakan sendiri kerajaan-Nya, Tidak ada
Tuhan selain Allah. Maksudnya, manusia hanya bersandar kepada Allah
SWT, tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tiada pemberi dan
menolak melainkan Allah SWT. Syariat menyuruh kita beribadah hanya
kepada Allah.
Tauhid bukanlah hanya sekedar ucapan, akan tetapi harus
dibuktikan dengan cerminan sikap seorang manusia. Tentu apapun
kegiatan yang dilakukan, disamping berusaha, haruslah beserah diri
kepada Allah SWT, karena hanya Allah yang maha berkuasa atas
penciptaan-Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan kebesaran Allah di alam semesta?
2. Bagaimana yang dikatakan Allah itu Esa?
3. Apa isi kandungan Surah Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan kebesaran Allah di alam semesta.
2. Untuk mengetahui penjelasan Allah itu Esa.
3. Untuk mengetahui kandungan dari Surah Al-Fatihah, An-Nas, Al-
Falaq dan Al-Ikhlas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebesaran Allah di Alam Semesta
Manusia harus mempunyai keyakinan yang kuat, karena dengan
keyakinan yang kuat akan membawa umat manusia menuju jalan
kebahagiaan yang di sertai ridha-Nya Allah SWT.1 Mempunyai keyakinan,
akan Allah sebagai pencipta dan pengendali alam semesta,
اْسَتٰو ى َع َلى اْلَع ْر ِۗش َم ا َلُك ْم ِّم ْن ُد ْو ِنٖه ِم ْن َّو ِلٍّي َّو اَل َش ِفْيٍۗع َاَفاَل َتَتَذَّك ُرْو َن
Artinya: “Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemasyam
di atas ‘Ars. Bagimu tidak ada seorangpun penolong maupun
pemberi syafaat selain Dia. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?.” (QS. As.sajdah: 4)
Juga dalam surah lain Allah SWT berfirman,
ًۚة
مَْن َع ِمَل َص اِلًحا ِّم ْن َذ َك ٍر َاْو ُاْنٰث ى َو ُهَو ُم ْؤ ِم ٌن َفَلُنْح ِيَيَّنٗه َح ٰي وًة َطِّيَب َو َلَنْج ِز َيَّنُهْم َاْج َر ُهْم
ِبَاْح َس ِن َم ا َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو ن
َو اَل َأَنا ِإاَّل ِبَر ْح َم ٍة ِم َن ِهللا، َو اَل ُيِج يُر ُه ِم َن الَّناِر،ال ُيْد ِخ ُل َأَح ًدا ِم ْنُك ْم َع َم ُلُه اْلَج َّنَة
1
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah.
(Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan dan Kementerian Agama
Republik Indonesia, 2014), hal. 12-14
Artinya: “Tidak ada amalan seorang pun yang bisa memasukkannya ke
dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga
denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah”. (HR Muslim)
ِاَّنِنْٓي َاَنا ُهّٰللا ٓاَل ِاٰل َه ِآاَّل َاَن۠ا َفاْع ُبْد ِنْۙي َو َاِقِم الَّص ٰل وَة ِلِذ ْك ِرْي
Artinya: “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.”
(QS. Taha: 14)
3
Yunahar Ilyas dkk, Tafsir At-Tanwir. (Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, 2016), hal. 6
dengan ikhlas dan tulus mengabdi kepada-Nya, mengesakan dan
menyucikan dari siapa saja yang menantangnya. Karena Allah lah
yang mengatur dunia dan seisinya dan menguasai hari pembalasan,
Dialah yang maha kuasa atas segalanya.
Surah al-fatihah juga menuntun umat manusia menjadi hamba
yang shalih, agar dapat bergabung bersama orang-orang yang di ridhai
Allah SWT. Artinya, agar manusia tidak menempuh jalan kesesatan
yang mendatangkan mudharat bagi dirinya sendiri.4
2. Isi kandungan Surah An-Nas
Berikut surah An-Nas ayat 1-6 dan terjemahannya,
4
M. Abdul Gofar, Tafsir Ibnu Katsir. (Kairo: Mu-Assasah Daar Al-Hilaal, 1994), hal. 31
Raja manusia itu bermaksud, Zat yang mengatur dan menguasai
manusia. Dia berbuat sekehendaknya, pemilik segala kekuatan dan
kekuasaan.
Sembahlah dia maksudnya, Dialah yang berhak diseru, tempat
berharap dan menciptakan.
Bisikan setan yang biasa bersembunyi maksudnya, jika manusia
lalai, maka muncul dalam dirinya keraguan yang menjadi awal
keburukan dari setan, jika ia berzikir memohon perlindungan dari
Allah, maka perasaan tersebut hilang.
Pemakalah menyimpulkan, dalam surah an-Nas diperintahkan
kepada manusia oleh Allah SWT, jika memohon perlindungan
bermohonlah kepada-Nya, karena Allah yang maha berkuasa atas
segala sesuat, raja dia atas raja, tiada yang mampu menandinginya.5
3. Isi kandungan surah Al-Falaq
Berikut surah Al-Falaq ayat 1-5 dan terjemahannya,
ۡل
ُقۡل َاُعۡو ُذ ِبَر ِّب ا َفَلِق.
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh
(fajar).”
ِم ۡن َش ِّر َم ا َخ َلَۙق
“Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan.”
َو ِم ۡن َش ِّر َغاِس ٍق ِاَذ ا َو َقَۙب
“Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.”
َو ِم ۡن َش ِّر الَّنّٰف ٰث ِت ِفى اۡل ُع َقِۙد
“Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup
pada buhul-buhul (talinya)”
َو ِم ۡن َش ِّر َح اِسٍد ِاَذ ا َح َس َد
“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
As-Singkili mengatakan, bahwa nabi Muhammad SAW
diperintahkan untuk berlindung kepada Tuhan penguasa suasana
5
Rizal Mubit, Tafsir dan Keutamaan Surah An-Nas. (Gresik: Universitas Kiai Abdullah
Faqih Manyar, 2019), hal. 1-3
subuh dari segala kejahatan yang diciptakan-Nya. Dari segala bentuk
yang mencelakainya.
Ayat selanjutnya ditafsirkan oleh Hamka, adanya kemungkinan
hal-hal yang buruk terjadi pada malam hari. Karena kegelapan
membuat suasana semakin mencengkam.
Hamka juga mengatakan pada ayat keempat, harus selalu
memohon perlidungan kepada Allah dari berbagai macam mantra dan
sihir, yang digunakan oleh orang lain berniat mencelakai.6
Menurut pemakalah, kandungan dari surah al-falaq adalah,
menuntun manusia agar memohon perlindungan kepada Allah SWT,
khususnya pada malam gelap, waktu subuh dari siapa saja yang
berniat untuk mencelakai. Sesungguhnya Allah lagi maha kuat atas
segala sesuatu. Maka mohon perlindunganlah kepada-Nya.
4. Isi kandungan Surah Al-Ikhlas
Berikut surah Al-Ikhlas ayat 1-4 dan terjemahannya,
ُقْل ُهَو ُهّٰللا َاَح ٌۚد
6
Jurnal Wendi Purwanto, Penafsiran Surah Al-falaq. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2018), Vol. 03. No. 2, hal. 215-216
ini bertentangan dengan sifat ketuhanan yang tidak membutuhkan
siapapun.
Allah adalah Tuhan, yang mana kepada-Nyalah bergantung segala
makhluk. Sedangkan dia tidak butuh kepada siapapun, melainkan
makhluklah yang membutuhkannya, karena tanpa pertolongan dari Allah
SWT, makhluk tidak akan tercipta dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Allah tidak beranak, tidak pula diperanakkan dan tidak mempunyai
istri, tidak ada suatu zat pun yang menyerupainya.
Surat al-ikhlas menyatakan, tidak ada yang sebanding dan setara
dengan Allah SWT, baik dalam hakikat wujudnya maupun dalam sifat
Zat-Nya.
Pemakalah menarik kesimpulan dari beberapa penjelasan di atas
bahwa, Surah al-ikhlas berisi kandungan, menguatkan kepada manusia
untuk meyakini Allah itu esa, kepada-Nyalah bergantung semua makhluk,
makhluklah yang membutuhkannya, tidak ada yang sebanding dan setara
dengan-Nya. Maka manusia, bersandarlah hanya kepada Allah SWT
semata, agar memperoleh kebahagiaan di sisi-Nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manusia harus menyadari dan menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari bahwa, segala usaha yang dilakukan hendaknya berserah diri
kepada Allah SWT, karena usaha tanpa berserah diri kepada Allah
adalah orang yang sombong.
2. Menyadari tentang keagungan, kemuliaan Allah SWT, hanya Allah
yang pantas di puja puji, karena segala yang ada di dunia ini tercipta
atas kehendak dan dalam kendalinya. Hanya kepada-Nya lah manusia
meminta pertolongan.
3. Allah itu berdiri dengan sendirinya, tidak ada yang sebanding dan
setara dengan-Nya, haruslah manusia bersandar kepada Allah semata,
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang
dilarang-Nya. Agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
B. Saran
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah wawasan
para pembaca, kritik dan masukan yang memberi semangat sangat
pemakalah harapkan, guna perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gofar, Abdul M, 1994. Tafsir Ibnu Katsir. Kairo: Mu-Assasah Daar Al-Hilaal.
Ilyas, Yunahar dkk, 2016. Tafsir At-Tanwir. Yogyakarta: Majelis Tarjih dan
Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Jurnal Purwanto, Wendi, 2018. Penafsiran Surah Al-Falaq. Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, Vol. 3. No. 2.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an Hadis Madrasah
Tsanawiyah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral
Pendidikan dan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Mubit, Rizal, 2019. Tafsir dan Keutamaan Surah An-Nas. Gresik: Universitas
Kiai Abdullah Faqih Manyar.