Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2685-6581 (Online)

ISSN 1693-7449 (Cetak)

DOI: kosongkan dulu

Homepage: https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/alislah

| ARTIKEL Al-Ishlah, Volume 20, Desember 2022

Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Ahmad Idris1, Muhammad Radi2,

1
Pendidikan Agama Islam, STAI DDI Parepare, Indonesia. Ahmadidr777@gmail.com
2
Pendidikan Agama Islam, STAI DDI Parepare, Indonesia.

ABSTRAK

The purpose of this writing is for educators or the like to know the basic concepts of evaluation and
how to apply them in evaluating learning in schools. According to the results of the material,
evaluation consists of assessment and measurement. This writing uses the method of literature study
and uses a qualitative approach. When connected with the learning context, evaluation is very
important and has a very strategic position, because it is one of the learning methods. The scope of
evaluation includes several programs such as learning processes, learning activities, and learning
outcomes. Aims to find out how effective and efficient the learning system is. Usually, the evaluation
principle consists of objective, cooperative, continuity, comprehensive, practical, and fair. Judging
from its type, learning evaluation is divided into evaluation of planning, efficiency, monitoring,
development, impact, and comprehensive program. Specifically, the principles of learning evaluation
consist of pedagogy, integration, accountability, and coherence. And when viewed from the side of the
object learning evaluation includes transformation, input, and output. From the subject of learning
evaluation, namely educators, workers who have been trained, students can also evaluate themselves.
And from the learning evaluation technique, namely by testing and non-testing. Educators must be able
to evaluate students in terms of their mindset (Aqliyah), morals, and intelligence from within. The
implication is that the evaluation carried out by educators in schools must be based on continuity,
integration and comprehensiveness so that everything goes according to what is desired.

Keywords: (Basic Concepts of Evaluation, PAI Learning)

All rights reserved. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial ShareAlike 4.0 International
LicenseLicensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
Page | 1
Al-Ishlah, Volume 20, Desember 2022

ABSTRAK Bahasa Indonesia

Tujuan penulisan ini untuk tenaga pendidik atau semacamnya agar mengetahui konsep dasar dari
evaluasi dan cara mengaplikasikanya dalam evaluasi pembelajaran di sekolah. Sesuai hasil materi,
evaluasi terdiri dari penilaian dan pengukuran. Penulisan ini menggunakan metode studi literatur dan
mengunakan pendekatan kualitatif. Apabila dihubungkan dengan konteks pembelajaran, evaluasi
sangat penting serta memiliki kedudukan yang sangat strategis, karena merupakan salah satu metode
pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi mencakup beberapa program seperti proses pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Bertujuan untuk mengetahui seberapa efektivitas dan
efisienya sistem pembelajaran tersebut. Biasanya, prinsip evaluasi terdiri dari objektif, kooperatif,
kontinuitas, komprehensif, praktis, dan adil. Dilihat dari jenisnya, evaluasi pembelajaran terbagi atas
evaluasi perencanaan, efisiensi, monitoring, pengembangan, dampak, dan program komprehensif.
Secara khusus, prinsip evaluasi pembelajaran terdiri atas pedagogis, keterpaduan, akuntabilitas, dan
koherensi. Dan jika dilihat dari sisi objeknya evaluasi pembelajaran meliputi transformasi, input, dan
output. Dari subjek evaluasi pembelajaran yaitu pendidik, pekerja yang sudah dilatih, peserta didik juga
bisa mengevaluasi dirinya. Dan dari teknik evaluasi pembelajaran yaitu dengan tes dan non-tes. Tenaga
pendidik harus bisa mengevaluasi peserta didik dari segi pola pikirnya (Aqliyah), akhlakya, serta
kecerdasan dari dalam hatinya. Implikasinya, evaluasi yang dilakukan pendidik di sekolah harus
berdasarkan kontinuitas, terinregrasi, serta komprehensif agar semua berjalan sesuai apa yang
diinginkan.

Kata Kunci : (Konsep Dasar Evaluasi, Pembelajaran PAI)

1. Pendahuluan
Manusia yang berkualitas dilahirkan dari sistem pendidikan yang terlaksana dengan baik
yaitu antara perencanaan, pelaksanaan evaluasinya berproses dengan baik. Olehnya itu pendidikan
dalam sebuah negara mesti diperhatikan dengan serius. Mengajar bukan satu-satunya keterampilan
yang harus dimiliki seorang pendidik, tetapi pendidik juga dituntut untuk mampu melaksanakan
evaluasi dengan benar sesuai kaidah-kaidah evaluasi. Namun hal yang paling utama dipahami
oleh seorang pendidik itu sendiri dalam melakukan evaluasi adalah konsep dasar evaluasi
pembelajaran itu sendiri. Dengan adanya evaluasi, tenaga pendidik akan terdorong untuk lebih
meningkatkan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran sehingga kualitas belajar siswa
akan lebih meningkat dan siswa akan lebih terdorong untuk lebih giat lagi dalam belajar.
(Mahirah, 2017).

Dalam penelitian Syafri Tahun 2016, menemukan sebuah fenomena terhadap guru PAI
yang belum menjalankan evaluasi dengan baik karena keterbatasan kemampuan guru PAI dalam
melaksanakan evaluasi disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap konsep evaluasi
pembelajaran. Berdasarkan konsep evaluasi pembelajaran, penilaian peserta didik bukan hanya di
akhir proses pembelajaran tetapi juga harus dilakukan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran
di kelas. Semua mata pelajaran yang ada, wajib melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan peserta didik pada saat proses pembelajaran dan begitu juga dengan pendidikan agama
islam seperti yang diungkapkan dalam penelitian Qawaid & Setianingsih (2006) bahwa guru PAI
memiliki peran dalam pembentukan guru yang bermutu sebagai sosok sentral yang mewariskan nilai-
nilai akhlak dan moral pada setiap siswa. Namun pada kenyataanya, yang terjadi di dunia pendidikan
masih belum terasa perananya meskipun kualitas dan kuantitas guru pada saat sekarang ini sudah
lebih berkembang dari guru-guru pada umumnya. Guru-guru bukan hanya dituntut untuk menguasai
kompetensi individual, keteladanan, dan kepribadian tetapi seorang guru juga di tekankan untuk
menguasai kompetensi pedagogik dengan baik serta sikap profesional yang unggul.
Ahmad Idris, Muh. Radi / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Islam Page | 2
Al-Ishlah, Volume 20, Desember 2022

Sebagaimana latar belakang, maka penulisan artikel tentang konsep dasar evaluasi
pembelajaran PAI sangatlah penting untuk memberikan penjelasan secara terperinci bagaiamana
evaluasi pembelajaran PAI.

2. Metode Penelitian
Pendekatan kualitatif serta metode studi literatur merupakan landasan dari pembahasan ini, teknik
pengumpulan data berasal dari berbagai dokumen lalu dikaji berdasarkan fakta dan data yang ada.
(Metode penelitian studi pustaka). (Gunawan 2013:175) menyimpulkan bahwa sifat alami data dari
dokumen ini tidak membatasi pada ruang dan waktu sehingga peneliti lebih leluasa mempelajari hal-hal
yang pernah terjadi pada masa lampau.
Adapun data yang diambil dari dokumen tersebut dibagi dari berbagi jenis bahan, yaitu buku,
catatan harian, surat dari pemerintah atau swasta, otobiografi, dokumen-dokumen pribadi, memorial
kliping, pengumpulan data dari sumber literatur dalam bentuk dokumen, baik dari hasil seminar, buku,
jurnal, atau diskusi dari peneliti yang ahli dan relevan, serta data dari website, server, dan flashdisk.
(Arikuto, 2013: 24) Mengatakan bahwa setelah data tersusun sesuai dengan apa yang diinginkan
kemudian data tersebut dianalisis. Penelitian analisis isi merupakan pembahasan berdasarkan informasi
dari dokumenter yang berupa gambar, tulisan, maupun rekaman.

3. Hasil dan Pembahasan

Konsep dasar Evaluasi


Nilai atau penilaian merupakan nama lain dari evaluasi, Al-Taqdir dalam bahasa arab diartikan penilaian.
dalam bahasa inggris evaluasi adalah evaluation. Berasal dari akar kata value dan Al-Qimah dalam
bahasa arab yaitu nilai. Dalam bahasa dan sastra arab muqayasah atau pengukuran bisa diartikan suatu
aktivitas atau kegiatan yang dikerjakan untuk mengukur suatu objek. Dalam bahasa inggris sendiri,
pengukuran diartikan dengan measurement. Adapun yang dikemukakan oleh (Sudijono. 2008: 1-5).
Mengemukakan bahwa evaluasi itu hanya mencakup dua aspek penting yakni pengukuran dan penilaian.
Jadi penilaian bisa disimpulkan sebagai salah satu kegiatan untuk memutuskan sesuatu berdasarkan aspek
personal atau pada ukuran perilaku baik dan buruk, sehat atau sakit, dan sebagainya.

Menurut pendapat kami, evaluasi ialah suatu proses atau kegiatan yang bersifat sistematis, menyeluruh,
dan berkelanjutan dalam hal penjaminan, pengendalian dan penetapan kualitas (nilai dan arti) berbagai
macam komponen pembelajaran berdasarkan suatu kriteria dan pertimbangan tertentu. Evaluasi
melibatkan berbagai teknik yang tentu tidak dapat begitu saja diabaikan oleh seorang pendidik. Evaluasi
semata-mata bukanlah hanya sekumpulan teknik saja, melainkan juga merupakan sebuah proses yang
berkelanjutan dan menjadi hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Tujuan
evaluasi pembelajaran yaitu untuk mengetahui sejauh manakah efisiensi kegiatan proses pembelajaran
yang dilaksanan dan untuk mengetahui efektifitas dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.

Perlu kita ketahui bahwa satu hal yang menggambarkan kegiatan evaluasi adalah kegiatan yang diakhiri
dengan pengambilan keputusan. Maka (Mahmudi, 2011) menafsirkan bahwa keputusan inilah berkaitan
dengan nilai dan manfaat dari evaluasi. Jika kita mengkaji dari segi ruang lingkupnya evaluasi lebih
meluas dari penilaian, penilaian sendiri hanya berfokus pada aspek-aspek tertentu dari bagian ruang
lingkup penilaian itu sendiri. Apabila hal yang akan kita nilai hanya bagian kecil dari komponen
pembelajaran, seperti hasil belajar, maka kata yang cocok untuk mengambarkanya adalah penilaian bukan
evaluasi. Apabila hal yang akan kita nilai adalah suatu sistem dari pembelajaran tertentu, maka yang
menjadi ruang lingkupnya adalah semua yang berkaitan dengan komponen pembelajaran dan istilah yang
cocok untuk menggambarkanya adalah evaluasi bukan penilaian. Di lain sisi (Arifin, 2012: 2).
Mengemukakan bahwa pengukuran, evaluasi, dan penilaian memiliki hubungan yang erat tapi berbeda
sifat. Jika pengukuran bersifat kuantitatif (angka/skor) mengunakan suatu alat ukur untuk menentukanya,
maka evaluasi dan penilaian bersifat kualitatif. Dari penjelasan tersebut kita bisa memahami bahwasanya

Ahmad Idris, Muh. Radi / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Islam Page | 3


Al-Ishlah, Volume 20, Desember 2022

evaluasi terdiri dari penilaian dan pengukuran. Ciri-ciri evaluasi bisa di lihat dari pengambilan keputusan
di akhir. Karena hal ini berhubungan dengan manfaat evaluasi dan keberhargaan

(Sudijono 2008: 17) Tujuan dari evaluasi yaitu ada dua, tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan khusus
yang pertama untuk memberi motivasi bagi peserta didik dalam proses menempuh program pendidikan.
tanpa adanya evaluasi, peserta didik tidak akan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya dan juga
perserta didik tidak akan bersemangat dalam memperbaiki nilainya. Kedua untuk melihat faktor-faktor
yang menghambat ketidak berhasilan dan untuk mengetahui penyebab keberhasilan peserta didik dalam
mengikuti program pendidikan. Sehingga kedepannya bisa di temukan cara-cara perbaikan. Sedangkan
tujuan umum : Pertama untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah digunakan dari suatu metode
pembelajara dalam kurun waktu tertentu Kedua, untuk mengumpulkan keterangan yang bisa dijadikan
sebagai bukti dalam hal perkembangan peserta didik dan dalam jangka waktu tertentu setelah mengikuti
proses pembelajaran. Dan fungsi dari evaluasi pembelajaran ialah: untuk pengembangan dan perbaikan.
Jadi pengembangan dan perbaikan tidak hanya dilakukan dalam proses pembelajaran dan hasil dari
pembelajaran. Tapi juga harus di lakukan disetiap komponen pembelajaran yang ada. (Arifin 2012:19-20)

Evaluasi pendidikan di sekolah memiliki ruang lingkup yang meliputi 3 komponen utama, pertama,
evaluasi yang berhubungan dengan hasil pendidikan, kedua evaluasi yang berhubungan dengan program
pendidikan dan evaluasi yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pendidikan (Sudijono 2008: 29).
Jika dilihat dari segi input, evaluasi pendidikan terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek sikap,
kepribadian, dan kemampuan. Jika kepribadian yang menjadi sasaran evaluasinya maka tes instrumen
bersifat baku yang harus digunakan dan psikolog atau orang yang ahli di bidangnya menjadi subjek
evaluasinya. Apabila prestasi belajar yang menjadi sasaranya maka dosen pengampu mata pelajaran dan
guru tertentu yang menjadi subjek evaluasinya dan jika sikap dari peserta didik yang merupakan sasaran
dari evaluasinya, maka petugas yang telah mengetahui tata cara menilai sikap seseorang dan guru yang
menjadi subjek evaluasinya (Sudijono, 2008: 25-29).

Pembagian evaluasi pembelajaran ada 5, yaitu : Pertama evaluasi program komprehensif, kedua evaluasi
pengembangan dan perencanaan, ketiga evaluasi dampak, keempat evaluasi monitoring, kelima evaluasi
efisiensi ekonomis.

Secara umum, ada dua macam teknik evaluasi, yaitu : teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes yaitu
mengumpulkan informasi yang sifatnya lebih resmi dan teknik ini mempunyai batasan batasan tertentu.
Dan jika dihubungkan dengan evaluasi di kelas, maka tes mempunyai peran ganda, yaitu bukan hanya

Ahmad Idris, Muh. Radi / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Islam Page | 4


Al-Ishlah, Volume 20, Desember 2022

melihat keberhasilan dari program pembelajaran tapi evaluasi juga berfungsi untuk mengukur
kemampuan siswa. Jika dilihat dari kegunaanya, ada tiga mecam tes yang dilakukan untuk mengukur
siswa yaitu : tes sumatif, tes formatif, dan tes diagnostik. Dan dari teknik non tes yaitu terdiri dari;
pengamatan (observation), skala bertingkat (rating scale), kuisioner (questionare), wawancara
(interview), daftar cocok (check-list) dan riwayat hidup (Daryanto, 2012: 28-36).

4. Kesimpulan

Dalam pembelajaran PAI, evaluasi harus dilakukan secara terintegritasi dan menyeluruh. Evaluasi
berkedudukan sangat penting karena berperan sangat inti dalam mengetahui berhasil atau tidaknya suatu
proses pembelajaran. Dengan adanya evaluasi, kita bisa mengetahui seberapa efektif dan efisiensinya
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan di sisi lain kita bisa mengetahui kapasitas peserta didik dan
pendidik itu sendiri. Sehingga kalau ada faktor yang belum optimal dalam proses pembelajaran maka bisa
dilakukan perbaikan. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran PAI seharusnya berkaitan dengan semua
ranah baik aqliyah, qolbiyah, dan amaliyah. Prinsipnya harus terintergrasi, adil, komprehensip,
kontinuitas, koherensi, kooperatif, objektif, akuntabilitas dan praktis. Unsur-unsur objek evaluasi
pembelajaran PAI meliputi trasformasi, input dan output. Jika dilihat dari segi input adalah peserta didik.
Dari segi trasformasi yaitu guru, sistem administrasi, sarana prasarana, cara penilaian, kurikulum dan
personal lainnya. Dan dari segi output yaitu merupakan lulusan dari suatu sekolah. Adapun sebagai
subjeknya ialah pendidik, guru mata pelajaran lain dan kolaborasi dengan petugas yang sudah dibina
(psikolog), bahkan seorang pesera didik juga dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Adapun teknik evaluasi
pembelajaran PAI jangan hanya memakai teknik tes, tetapi juga harus di gabungkan (kolaborasi) dengan
teknik non tes, sebab untuk mengevaluasi pembelajaran PAI itu tidak cukup kalau hanya menggunakan
data data yang terukur di dalam teknik tes.
Jadi evaluasi pembelajaran PAI di sekolah harus dilaksanakan secara terintegritas, komprehensif dan
secara kontinuitas. Dengan demikian, pendidik PAI juga harus megevaluasi tingkah laku perkembangan
peserta didik dalam aspek aqliyah, qolbiyah, dan amāliyah

5. Pernyataan Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement)

Ucapan terima kasih kepada Ibu dan bapak selaku dosen pembimbing, dan terima kasih atas bimbingan
dan dukungannya. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu dan menjadi sumber informasi selama pengerjaan jurnal ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan jurnal ini. Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih belum sempurna. Karena penulis
juga masih dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bermanfaat. Maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan jurnal ini dan harap maklum. Dan semoga isi
dari jurnal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR REFERENSI

Tatang Hidayat, Abas Asyafah (2019) Konsep Dasar Evaluasi Dan Implikasinya Dalam Evaluasi
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah (Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Jawa Barat1,)

Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran : Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad Idris, Muh. Radi / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Islam Page | 5


Al-Ishlah, Volume 20, Desember 2022

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Mahmudi, I. (2011). CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. Jurnal At-Ta’dib, 6(1), 112–
124.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran : Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Daryanto. (2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad Idris, Muh. Radi / Al-Ishlah Jurnal Pendidikan Islam Page | 6

Anda mungkin juga menyukai