Anda di halaman 1dari 5

Kelompok Sosial

Ahmad Idris

a. Klasifikasi kelompok sosial


Kelompok sosial adalah himpunan atau kumpulan orang-orang yang membentuk suatu
kesatuan, yang saling berhubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Kelompok sosial
dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, seperti cara terbentuknya, kualitas
hubungan antar anggotanya, dan struktur yang dimilikinya. Berikut adalah beberapa klasifikasi
kelompok sosial yang umum dikenal

Berdasarkan cara terbentuknya:


- Kelompok semu: kelompok yang terbentuk secara tidak resmi dan tidak memiliki struktur
yang jelas.
- Kelompok nyata: kelompok yang terbentuk secara resmi dan memiliki struktur yang jelas

Berdasarkan kualitas hubungan antar anggotanya:


- Kelompok sosial etnis: kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan etnis atau ras.
- Kelompok sosial bangsa: kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan negara atau
bangsa.
- Kelompok sosial masyarakat: kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan wilayah atau
tempat tinggal.
- Kelompok sosial paguyuban: kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan hobi atau
minat.
- Kelompok sosial patembayan: kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan
kepentingan

Berdasarkan struktur yang dimilikinya:


- Kelompok primer: kelompok yang terdiri dari anggota yang memiliki hubungan yang sangat
dekat dan intens, seperti keluarga atau teman dekat.
- Kelompok sekunder: kelompok yang terdiri dari anggota yang memiliki hubungan yang
kurang dekat dan intens, seperti rekan kerja atau tetangga.
- Kelompok formal: kelompok yang memiliki struktur dan aturan yang ditetapkan dengan
jelas, seperti organisasi politik atau bisnis.
- Kelompok informal: kelompok yang tidak memiliki struktur dan aturan yang ditetapkan
dengan jelas, seperti kelompok teman atau komunitas

Dalam klasifikasi kelompok sosial, terdapat juga kelompok sosial teratur dan tidak teratur.
Kelompok sosial teratur merupakan kelompok masyarakat yang terbentuk berdasarkan
kesadaran bahwa mereka adalah bagian dari kelompok sosial tersebut, sedangkan kelompok
sosial tidak teratur hanya berlangsung dalam waktu singkat serta tidak mempunyai peraturan
yang mengikat
b. Dalam konteks psikologi sosial, "relasi-relasi intergroup" mengacu pada interaksi dan dinamika
antara kelompok-kelompok yang berbeda. Ini mencakup cara orang-orang dari kelompok yang
berbeda berinteraksi, persepsi mereka terhadap kelompok lain, dan bagaimana faktor-faktor
seperti stereotip, prasangka, dan diskriminasi dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok.
Berikut adalah beberapa konsep kunci terkait relasi-relasi intergroup:
- Stereotip: Keyakinan umum atau gambaran mental yang disimpulkan dari karakteristik
umum anggota kelompok tertentu. Stereotip sering kali merupakan gambaran yang
sederhana dan tidak akurat tentang kelompok tertentu.
- Prasangka: Sikap negatif atau positif terhadap kelompok tertentu. Prasangka dapat muncul
berdasarkan stereotip dan pengalaman pribadi atau sosial.
- Diskriminasi: Perlakuan yang tidak adil atau berbeda terhadap individu atau kelompok
berdasarkan karakteristik kelompok tersebut, seperti ras, etnisitas, jenis kelamin, atau
agama.
- Konflik antar kelompok: Ketegangan atau konflik yang muncul antara dua kelompok atau
lebih. Konflik dapat timbul dari persaingan sumber daya, perbedaan nilai, atau faktor
lainnya.
- Kategorisasi sosial: Proses mental di mana individu mengelompokkan orang-orang ke dalam
kategori-kategori sosial berdasarkan karakteristik tertentu, seperti warna kulit, agama, atau
nasionalitas.
- Identitas Sosial: Perasaan dan pengertian individu tentang dirinya sendiri sebagai anggota
dari suatu kelompok. Identitas sosial dapat memperkuat hubungan dalam kelompok dan
memperlebar jurang antar kelompok.
- Kontak Antar Kelompok: Teori kontak sosial menyatakan bahwa interaksi positif antara
anggota kelompok yang berbeda dapat mengurangi prasangka dan meningkatkan
pemahaman satu sama lain.
- Efek Ingroup dan Outgroup: Adanya kecenderungan untuk memandang kelompok sendiri
(ingroup) secara positif dan kelompok lain (outgroup) secara negatif. Hal ini dapat
menciptakan perasaan superioritas dan prasangka terhadap kelompok lain.
- Teori Realisme Konflik: Mengemukakan bahwa konflik antar kelompok muncul karena
persaingan atas sumber daya yang terbatas.
Pemahaman dan penelitian mengenai relasi-relasi intergroup dapat membantu mengidentifikasi
faktor-faktor yang memengaruhi hubungan antar kelompok dan merancang intervensi untuk
mengurangi konflik, meningkatkan pemahaman lintas kelompok, dan mempromosikan
kerjasama.
c. Fungsi kelompok sosial

- Sosialisasi
Kelompok sosial adalah agen sosialisasi yang kuat. Melalui interaksi dalam kelompok,
individu mempelajari norma, nilai, dan perilaku sosial yang diterima dalam masyarakat. Ini
membantu individu menjadi bagian dari masyarakat dan memahami peran sosial mereka.

- Dukungan Emosional
Kelompok sosial menyediakan dukungan emosional kepada anggotanya. Dalam situasi sulit
atau stres, individu dapat mencari dukungan dari teman-teman, keluarga, atau kelompok
sosial lainnya untuk mengatasi masalahnya.

- Identitas dan Kepentingan Bersama


Keanggotaan dalam kelompok membentuk bagian penting dari identitas individu. Kelompok
sosial memberikan kerangka kerja untuk identifikasi individu dan menciptakan rasa
solidaritas berdasarkan kepentingan bersama, seperti budaya, agama, atau tujuan tertentu.

- Keamanan dan Perlindungan


Kelompok sosial menyediakan keamanan dan perlindungan kepada anggotanya. Dalam
keadaan yang mengancam, individu merasa lebih aman ketika mereka berada dalam
kelompok yang dapat memberikan dukungan dan perlindungan kolektif.

- Koordinasi dan Kerjasama


Kelompok sosial memungkinkan koordinasi dan kerjasama dalam pencapaian tujuan
bersama. Setiap anggota kelompok dapat memiliki peran dan tanggung jawabnya sendiri,
dan kerjasama antar anggota kelompok memfasilitasi pembagian kerja dan pencapaian
tujuan bersama.

- Pemberian Identitas dan Status


Keanggotaan dalam kelompok dapat memberikan identitas dan status kepada individu.
Status sosial dapat berkaitan dengan peran dalam kelompok dan diakui oleh anggota
lainnya.

- Pengembangan Keterampilan Sosial


Interaksi dalam kelompok membantu pengembangan keterampilan sosial, termasuk
kemampuan berkomunikasi, negosiasi, dan pemecahan masalah. Ini penting untuk berfungsi
secara efektif dalam masyarakat.

- Pengaturan Konflik
Kelompok sosial menyediakan mekanisme untuk mengelola dan menyelesaikan konflik.
Norma-norma sosial dan aturan dalam kelompok dapat menjadi pedoman untuk menangani
perselisihan.
d. Dinamika Kelompok sosial
Dinamika kelompok sosial adalah peristiwa yang dapat memengaruhi tindakan, proses, dan
perubahan yang terjadi di dalam kelompok atau antar kelompok social. Dinamika kelompok
sosial berkaitan dengan pembentukan struktur sosial, norma, perasaan saling memiliki, dan
internalisasi setiap norma. Dinamika kelompok sosial juga bisa didefinisikan sebagai konsep yang
menjelaskan tentang proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang serta bisa
menyesuaikan diri terhadap keadaan yang akan selalu berubah seiring berjalannya waktu.
Dalam dinamika kelompok sosial, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hubungan kelompok sosial, seperti perilaku atau tindakan dalam kelompok social. Hal tersebut
bisa terjadi melalui berbagai bentuk interaksi yang dinamis dengan adanya situasi sosial yang
mendukung. Dinamika kelompok sosial dapat memengaruhi berbagai hal dalam suatu
kelompok, seperti interaksi antar-anggota, pengambilan keputusan di internal kelompok, hingga
tujuan dari suatu kelompok.
Beberapa ciri dan tujuan dinamika kelompok sosial antara lain

- Ciri: selalu bergerak, berkembang, dan bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan yang akan
selalu berubah seiring berjalannya waktu.
- Tujuan: memengaruhi tindakan, proses, dan perubahan yang terjadi di dalam kelompok atau
antar kelompok sosial.
e. Peranan Keluarga terhadap Perkembangan
Keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan individu, termasuk dalam
perkembangan sosial. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang dihadapi oleh individu
dan menjadi tempat individu belajar tentang norma, nilai, dan perilaku social. Keluarga juga
menjadi tempat individu belajar tentang interaksi sosial, seperti cara berbicara, berbagi, dan
bekerja sama dengan orang lain. Peran keluarga dalam perkembangan sosial individu dapat
dilihat dari beberapa aspek, seperti

- Pembentukan identitas sosial: Keluarga membantu individu dalam membentuk identitas


sosialnya, seperti identitas gender, agama, dan budaya.
- Pembentukan keterampilan sosial: Keluarga membantu individu dalam mengembangkan
keterampilan sosial, seperti berbicara, mendengarkan, dan bekerja sama dengan orang lain.
- Pembentukan nilai dan norma sosial: Keluarga membantu individu dalam memahami nilai
dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
- Pembentukan hubungan sosial: Keluarga membantu individu dalam membangun hubungan
sosial dengan orang lain, seperti teman, tetangga, dan anggota masyarakat lainnya.
- Dalam dinamika kelompok sosial, keluarga juga dapat mempengaruhi terbentuknya
kelompok sosial dan interaksi sosial individu dengan kelompok lain

Keluarga dapat membentuk nilai dan norma sosial yang akan membentuk perilaku individu
dalam kelompok social. Dengan demikian, peran keluarga sangat penting dalam membentuk
perkembangan sosial individu dan membantu individu dalam berinteraksi dengan kelompok
sosial lainnya.

Anda mungkin juga menyukai