Makalah Puasa Kelompok 8
Makalah Puasa Kelompok 8
AGAMA
“ PUASA”
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Puji syukur kepada Allah yang Maha Esa karena berkat rahmat karuni- Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “ Puasa ” di mana ini adalah mata kuliah “ Agama ”.
Adapun makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna baik dari segi teknik penyajian
maupun dari segi penyusunan.
Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini, maka kami siap menerima kritik
dan saran dari pembaca yang dapat memperbaiki makalah ini lebih selanjutnya dan kami
ucapkan terima kasih kepada dosen, keluarga dan teman di kampus yang telah memberikan
saran dan kritik kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
walaupun jauh dari kata sempurna.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
ii
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Puasa dan Dasar Hukum Puasa....................................................................3
1. Puasa Ramadhan.............................................................................................................7
2. Puasa Kafarat..................................................................................................................7
3. Puasa Nazar.....................................................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rukun islam yang keempat adalah puasa. Sebagaiman rukun – rukun lainnya
seperti ikrar dua kalimat syahadat, mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat,
menunaikan haji, jika puasa ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki
Allah SWT maka ia akan menghasilkan fungsi pendidikan diri. Dengan berpuasa,
seorang muslim berarti tngah membiasakan diri untuk menjalani berbagai akhlak
utama yang berfondasikan ketakwaan kepada Allah SWT.
Ibadah puasa adalah ibadah yang telah dipilih oleh Allah SWT, Tuhan semesta
alam sebab orang yang berpuasa itu tidak melakukan sesuatu, melainkan hanya
meninggalkan syahwatnya (kesenangan nafsunya). Dengan puasa, ia meninggalkan
hal – hal yang dicintainnya semata hanya karena cintanya kepada Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan puasa ?
2. Apa saja macam – macam puasa ?
3. Apa saja syarat dan rukun puasa ?
4. Apa yang menjadi keutamaan dan hikmah dari puasa ?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan puasa, syarat puasa serta rukun
puasa.
2. Dapat mengetahui keutamaan puasa dan hikmah puasa.
3. Dapat mengetahui macam – macam puasa .
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Abi Abdillah Muhammad bin Qasim al- Syafi'i “Puasa menurut
syara' adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya
seperti keinginan untuk bersetubuh dan keinginan perut untuk makan semata-
mata karena taat (patuh) kepada Tuhan dengan niat yang telah ditentukan seperti
niat puasa Ramadlan, puasa kifarat atau puasa nadzar pada waktu siang hari
mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Sedangkan menurut Ibn
Kasir, puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan berjimak disertai niat
yang ikhlas karena Allah Yang Maha mulia dan Maha agung karena puasa
mengandung manfaat bagi kesucian, kebersihan dan kecemerlangan diri dari
percampuran dengan keburukan dan akhlak yang rendah. Oleh karena itu, puasa
meningkatkan penyembuhan sifat rakus dan sombong manusia yang awalnya
telah diobati dengan sholat melalui ruku dan sujud agar manusia jujur tentang
akan siapa dirinya dan tidak melakukan kerusakan karena kerakusan dan
kesombongannya.
2
puasa hari kesepuluh pada bulan tujuh menurut perhitungan mereka dan berpuasa
sampai malam. Intinya dari berbagai puasa yang dikerjakan adalah mengacu
kepada tujuan perbaikan
Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik pengertian bahwa puasa
(shiyam) adalah suatu substansi ibadah kepada Allah Swt yang memiliki syarat
dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari segala keinginan syahwat,
perut dan dari segala sesuatu yang masuk ke dalam kerongkongan, baik berupa
makanan, minuman, obat dan semacamnya, sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari yang dilakukan oleh muslim yang berakal, tidak haid dan tidak pula
nifas yang dilakukan dengan yakin dan disertai dengan niat.
ٰٓيـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا ُك ِتَب َع َلۡي ُک ُم الِّص َياُم َک َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ۡي َن ِم ۡن َقۡب ِلُک ۡم َلَع َّلُك ۡم َتَّتُقۡو َۙن
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah ayat
183).
3
hanya orang yang beriman maka perntah berpuasa adalah salah satu perintah
yang meminta pengorbanan kesenangan dia dan kebiasaan tiap hari.
2. Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa sunnah yang dilakukan secara selang-seling. Artinya, puasa
ini dapat dilakukan pada satu hari puasa dan esoknya tidak berpuasa, serta begitu
seterusnya. Puasa ini, pada awalnya ditujukan untuk meneladani puasa Nabi Daud As.
Puasa ini, juga memiliki keutamaan untuk menjauhi kita dari perbuatan dosa, dikaruniai
akhlak yang baik, dikaruniai rasa syukur yang tinggi, serta pemikiran yang cerdas.
4. Puasa Sya’ban
Puasa Sya’ban adalah puasa yang dijalankan pada bulan Sya’ban. Puasa ini, paling
utama dijalankan menjelang Ramadhan. Seperti diketahui, keistimewaan dari puasa pada
bulan Sya;ban adalah hari dimana Allah menaikkan segala amalan kita.
4
Puasa ini adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Asyhurul Hurum, atau bulan
yang dimuliakan oleh Allah SWT. Jumhur Ulama, sepakat bahwa bulan yang dimuliakan
oleh Allah adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Untuk puasa wajib, apa saja ya jenisnya ? berikut jenis – jenis puasa wajib :
1. Puasa Ramadhan
َنَو ْيُت َصْو َم َغ ٍد َعْن َأَداِء َفْر ِض َشْه ِر َر َم َض اِن هِذِه الَّس َنِة ِهلِل َتَعاَلى
Artinya:
“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena
Allah Ta’ala.”
5
2. Puasa Kafarat
Puasa kafarat merupakan puasa yang wajib dilakukan untuk “mengganti” puasa Ramadhan
yang “rusak”. Puasa ini wajib dijalankan apalagi bagi mereka yang “merusak” puasa
Ramadhan karena melakukan hubungan seksual.
Pelaksanaan puasa kafarat sama saja dengan pelaksanaan puasa pada umumnya.
Mulai dari melakukan sahur, menahan makan dan minum sampai hari petang. Perbedaan
yang paling mencolok adalah bacaan niatnya, yakni
Artinya:
“Saya berniat puasa esok untuk melaksanakan kifarat karna Allah Ta’ala”
3. Puasa Nazar
Mengenai puasa nadzar, Allah SWT telah berfirman mengenai hal tersebut:
6
ۡل ۡل ۡل ۡل ۡل
ُثَّم َيۡق ُض وْا َتَفَثُهۡم َو ُيوُفوْا ُنُذ وَر ُهۡم َو َيَّطَّو ُفوْا ِبٱ َبۡي ِت ٱ َعِتيِق
Artinya:
Bacaan niat tersebut dibaca saat malam hari sebelum melakukan puasa nazar.
Artinya:
a) Berakal (‘aqli)
7
c) Kuat berpuasa (qadir)
Orang yang tidak kuat untuk berpuasa baik karena tua atau sakit yang tidak dapat
diharapkan sembuhnya, tidak diwajibkan atasnya puasa, tapi wajib bayar fidyah.
a) Islam
b) Mumayiz (mengerti dan mampu membedakan yang baik dengan yang baik)
c) Suci dari pada darah haid, nifas dan wiladah Wanita yang diwajibkan puasa selama mereka
tidak haid
b. Rukun Puasa
Ada dua rukun puasa. Tanpa memenuhi rukun puasa, tidak ada. Dua
rukun puasa itu yaitu:
1) Niat
Allah SWT mendidik manusia agar memiliki sepuluh karakter mulia yang akan
mengantarkannya meraih ampunan dan pahala berupa surga dari Allah Yang Maha Ar –
rahman Ar – Rahim. Ibadah puasa wajib maupun sunnah termasuk puasa Ramadhan adalah
salah satu dari sepuluh karakter mulia itu. Hal yang sebagaimana janji Allah yang ditegaskan
dalam Al – Qur’an surah Al – Ahzab
ِاَّن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلٰم ِت َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم ٰن ِت َو اْلٰق ِنِتْيَن َو اْلٰق ِنٰت ِت َو الّٰص ِدِقْيَن َو الّٰص ِد ٰق ِت َو الّٰص ِبِرْيَن َو الّٰص ِبٰر ِت َو اْلٰخ ِش ِع ْيَن
ّٰۤص
َو اْلُم َتَص ِّد ٰق ِت َو الَّص ۤا ِٕىِم ْيَن َو ال ِٕىٰم َو اْلٰخ ِش ٰع ِت َو اْلُم َتَص ِّد ِقْيَن ِت َو اْلٰح ِفِظ ْيَن ُف ُرْو َج ُهْم َو اْلٰح ِفٰظ ِت َو الَّذ اِك ِرْيَن َهّٰللا َك ِثْي ًرا َّوالَّذ اِك ٰر ِت
َاَع َّد ُهّٰللا َلُهْم َّم ْغ ِفَر ًة َّو َاْج ًرا َع ِظ ْيًم ا
“ 35. Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki
dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki
dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan
8
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. “
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpuasa merupakan metode Islam dalam rukunnya untuk memberikan kekuatan
kepada manusia untuk berbuat mulia dengan pendidikannya, berkepedulian social yang
tinggi dan peka dalam menghubungkan setiap ibadah dengan kecintaannya kepada
Allah Swt. Berpuasa juga diwajibkan kepada orang-orang sebelum ummat Nabi
Muhammad Saw. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung program penuhanan
seorang manusia kepada Allah Swt (sehingga menjadi hamba-Nya) untuk
mengingatkan dirinya bahwa ia adalah makhluk yang tidak luput dari lupa dan salah.
Kelupaan dan kesalahan akan melahirkan kerakusan dan kesombongan sehingga
menciptakan kerusakan di bumi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih
yang sebesar-besarnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Andy, Safriadi. 2018. Hakikat Puasa Ramadhan dalam Perspektif Tasawuf (Tafsir Q.S Al-
Baqarah:183). Jurnal Ibn Abbas UINSU.
Bisri, Adib. 1999. Kamus Indonesia Arab, Arab Indonesia. Surabaya Pustaka Progressifme.
Daud, Muhammad. 1998. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soenarjo. 1989. Al-Quran dan Terjemahannya. Semarang: CV. Toha Putra.
Yunasril, Ali. 2012. Buku Induk Rahasia dan Makna Ibadah. Jakarta:Zaman..
11
12