Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AGAMA

“ PUASA”

Disusun Oleh :
Kelompok 8

1. ALYA MARSA DELAURA


2. DARA PUTRI AYU ANDINI
3. ELSA CLAUSASMITA
4. RAHMA FRECIA AMADANI
5. SHINTA OKTARI

Dosen Pengampu Mata Kuliah : IZZI FEKRAT , M.Pd


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah yang Maha Esa karena berkat rahmat karuni- Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “ Puasa ” di mana ini adalah mata kuliah “ Agama ”.
Adapun makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna baik dari segi teknik penyajian
maupun dari segi penyusunan.
Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini, maka kami siap menerima kritik
dan saran dari pembaca yang dapat memperbaiki makalah ini lebih selanjutnya dan kami
ucapkan terima kasih kepada dosen, keluarga dan teman di kampus yang telah memberikan
saran dan kritik kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
walaupun jauh dari kata sempurna.

Padang , 8 September 2023

Kelompok 8

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1

ii
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Puasa dan Dasar Hukum Puasa....................................................................3

B. Macam – macam Puasa..................................................................................................5

1. Puasa Ramadhan.............................................................................................................7
2. Puasa Kafarat..................................................................................................................7
3. Puasa Nazar.....................................................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12

B. Saran.............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rukun islam yang keempat adalah puasa. Sebagaiman rukun – rukun lainnya
seperti ikrar dua kalimat syahadat, mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat,
menunaikan haji, jika puasa ditunaikan sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki
Allah SWT maka ia akan menghasilkan fungsi pendidikan diri. Dengan berpuasa,
seorang muslim berarti tngah membiasakan diri untuk menjalani berbagai akhlak
utama yang berfondasikan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ibadah puasa adalah ibadah yang telah dipilih oleh Allah SWT, Tuhan semesta
alam sebab orang yang berpuasa itu tidak melakukan sesuatu, melainkan hanya
meninggalkan syahwatnya (kesenangan nafsunya). Dengan puasa, ia meninggalkan
hal – hal yang dicintainnya semata hanya karena cintanya kepada Allah SWT.

Puasa juga merupakan hubungan rahasia diantara seorang hamba dengan


Tuhannya. Orang lain hanya melihat bahwa orang yang berpuasa itu melakukan hal –
hal yang bisa membatalkan puasa secara lahiriyah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan puasa ?
2. Apa saja macam – macam puasa ?
3. Apa saja syarat dan rukun puasa ?
4. Apa yang menjadi keutamaan dan hikmah dari puasa ?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan puasa, syarat puasa serta rukun
puasa.
2. Dapat mengetahui keutamaan puasa dan hikmah puasa.
3. Dapat mengetahui macam – macam puasa .

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa dan Dasar Hukum Puasa


1. Pengertian Puasa

Secara terminologi, pengertian puasa banyak dikemukakan oleh para


ahli, di antaranya oleh :

Menurut Abi Abdillah Muhammad bin Qasim al- Syafi'i “Puasa menurut
syara' adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya
seperti keinginan untuk bersetubuh dan keinginan perut untuk makan semata-
mata karena taat (patuh) kepada Tuhan dengan niat yang telah ditentukan seperti
niat puasa Ramadlan, puasa kifarat atau puasa nadzar pada waktu siang hari
mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Sedangkan menurut Ibn
Kasir, puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan berjimak disertai niat
yang ikhlas karena Allah Yang Maha mulia dan Maha agung karena puasa
mengandung manfaat bagi kesucian, kebersihan dan kecemerlangan diri dari
percampuran dengan keburukan dan akhlak yang rendah. Oleh karena itu, puasa
meningkatkan penyembuhan sifat rakus dan sombong manusia yang awalnya
telah diobati dengan sholat melalui ruku dan sujud agar manusia jujur tentang
akan siapa dirinya dan tidak melakukan kerusakan karena kerakusan dan
kesombongannya.

Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”.Menurut syara’ ialah


menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar
hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata-mata, serta disertai niat
dan syarat-syarat tertentu.Puasa adalah bagian ibadah kedua setelah sholat dalam
rukun Islam. Ibadah puasa yang dimaksud dalam hal ini adalah ibadah puasa
Ramadhan. Puasa tidak hanya di masa Rasulullah Saw, namun juga telah ada
sejak di masa Nabi Musa As, meskipun tidak ada ketentuan di Taurat, Jabur dan
Injil tentang peraturan akan waktu dan bilangan dalam berpuasa. Nabi Musa As,
pernah berpuasa selama 40 hari, sampai saat ini para kaum yahudi tetap
mengerjakan puasa meskipun tidak ada ketentuan, seperti puasa selama
seminggu untuk mengenang kehancuran Jerusalem dan mengambilnya kembali,

2
puasa hari kesepuluh pada bulan tujuh menurut perhitungan mereka dan berpuasa
sampai malam. Intinya dari berbagai puasa yang dikerjakan adalah mengacu
kepada tujuan perbaikan

Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik pengertian bahwa puasa
(shiyam) adalah suatu substansi ibadah kepada Allah Swt yang memiliki syarat
dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari segala keinginan syahwat,
perut dan dari segala sesuatu yang masuk ke dalam kerongkongan, baik berupa
makanan, minuman, obat dan semacamnya, sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari yang dilakukan oleh muslim yang berakal, tidak haid dan tidak pula
nifas yang dilakukan dengan yakin dan disertai dengan niat.

2. Dasar Hukum Puasa

Allah Swt. memerintahkan hambanya untuk beribadah kepada-Nya. Pada bulan


Ramadhan Allah Swt. mewajibkan pada umat-Nya yang beriman untuk menjalankan ibadah
puasa. Sebagaimana dalam firman Allah SWT. surat al-Baqarah ayat 183 :

‫ٰٓيـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا ُك ِتَب َع َلۡي ُک ُم الِّص َياُم َک َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ۡي َن ِم ۡن َقۡب ِلُک ۡم َلَع َّلُك ۡم َتَّتُقۡو َۙن‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah ayat
183).

Pada awal ayat dipergunakan kata-kata panggilan kepada orang-orang


yang beriman amanu tentu hal ini mempunyai maksud yang terkandung
didalamnya. Karena puasa itu bukan suatu ibadah yang ringan, yakni harus
menahan makan, minum, bersenggama dan keinginan-keinginan lainnya. Sudah
tentu yang dapat melaksanakan ibadah tersebut hanyalah orang-orang yang
beriman saja. Dalam hal ini Prof. Hamka menjelaskan : Abdillah bin Mas‟ud
pernah mengatakan, bahwa apabila sesuatu ayat telah dimulai dengan panggilan
kepada orang-orang yang percaya sebelum sampai ke akhirnya kita sudah tahu
bahwa ayat ini mengandung suatu perihal yang penting ataupun suatu larangan
yang berat. Sebab Tuhan Yang Maha Tahu telah memperhitungkan terlebih
dahulu bahwa yang bersedia menggalangka bahu buat memikul perintah ilahi itu

3
hanya orang yang beriman maka perntah berpuasa adalah salah satu perintah
yang meminta pengorbanan kesenangan dia dan kebiasaan tiap hari.

B. Macam – macam Puasa


Berpuasa menjadi salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah SWT supaya kita
dapat memperoleh ridho dari-Nya. Kegiatan berpuasa meliputi adanya puasa wajib dan puasa
sunnah. Berikut contoh puasa sunnah yaitu :
1. Puasa Senin Kamis
Puasa Senin Kamis adalah puasa sunnah yang dilaksanakan hanya pada hari Senin
dan Kamis. Puasa ini, merupakan puasa yang paling sering diamalkan oleh Rasulullah
SAW, semasa hidupnya. Puasa Senin Kamis memiliki keutamaan menjauhkan diri dari
perbuatan dosa.

2. Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa sunnah yang dilakukan secara selang-seling. Artinya, puasa
ini dapat dilakukan pada satu hari puasa dan esoknya tidak berpuasa, serta begitu
seterusnya. Puasa ini, pada awalnya ditujukan untuk meneladani puasa Nabi Daud As.
Puasa ini, juga memiliki keutamaan untuk menjauhi kita dari perbuatan dosa, dikaruniai
akhlak yang baik, dikaruniai rasa syukur yang tinggi, serta pemikiran yang cerdas.

3. Puasa Asyura Puasa


Puasa Asyura’. Puasa ini, dilaksanakan pada 10 Muharram. Syarat dan rukun puasa
ini sama dengan puasa sunnah lainnya. Meskipun puasa ini adalah puasa Sunnah, namun
diceritakan apabila umat Muslim melakukan puasa ini, Allah akan menghapus satu tahun
dosa yang telah dia lakukan.

4. Puasa Sya’ban
Puasa Sya’ban adalah puasa yang dijalankan pada bulan Sya’ban. Puasa ini, paling
utama dijalankan menjelang Ramadhan. Seperti diketahui, keistimewaan dari puasa pada
bulan Sya;ban adalah hari dimana Allah menaikkan segala amalan kita.

5. Puasa Asyhurul Hurum

4
Puasa ini adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Asyhurul Hurum, atau bulan
yang dimuliakan oleh Allah SWT. Jumhur Ulama, sepakat bahwa bulan yang dimuliakan
oleh Allah adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

6. Puasa tiga hari pada pertengahan


Bulan Puasa tiga hari pada pertengahan bulan adalah puasa yang dilakukan pada
tanggal 13, 14, dan 15 di bulan-bulan Hijriah. Puasa ini merupakan bentuk puasa sunnah
yang apabila dilaksanakan akan mendatangkan kebaikan. Puasa tiga hari pada
pertengahan bulan memiliki keutamaan berupa pelipatgandaan pahala ibarat puasa yang
telah dilakukan sepanjang tahun.

Untuk puasa wajib, apa saja ya jenisnya ? berikut jenis – jenis puasa wajib :

1. Puasa Ramadhan

a. Pengertian Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib yang dilakukan selama satu


bulan penuh dalam satu kali setahun. Puasa Ramadhan menjadi rukun iman yang
ketiga. Bulan Ramadhan menjadi bulan yang dipenuhi oleh keberkahan dan
ampunan Allah SWT. Selain itu, dalam bulan Ramadhan juga terdapat malam
yang mempunyai kemuliaan lebih dari seribu bulan sekalipun yakni Lailatul
Qadar. Pada malam Lailatul Qadar kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk
beribadah dan memohon ampunan kepada-Nya supaya mendapatkan rahmat-
Nya. Berikut niat puasa ramadhan :

‫َنَو ْيُت َصْو َم َغ ٍد َعْن َأَداِء َفْر ِض َشْه ِر َر َم َض اِن هِذِه الَّس َنِة ِهلِل َتَعاَلى‬
Artinya:

“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena
Allah Ta’ala.”

5
2. Puasa Kafarat

a. Pengertian Puasa Kafarat

Puasa kafarat merupakan puasa yang wajib dilakukan untuk “mengganti” puasa Ramadhan
yang “rusak”. Puasa ini wajib dijalankan apalagi bagi mereka yang “merusak” puasa
Ramadhan karena melakukan hubungan seksual.

b. Bacaan Niat Puasa Kafarat

Pelaksanaan puasa kafarat sama saja dengan pelaksanaan puasa pada umumnya.
Mulai dari melakukan sahur, menahan makan dan minum sampai hari petang. Perbedaan
yang paling mencolok adalah bacaan niatnya, yakni

‫نَو ْيُت َصْو َم َغ ٍد ِلَك َفاَرِة َفْر ًض اِ ِهلل َتَعاَلى‬

Artinya:

“Saya berniat puasa esok untuk melaksanakan kifarat karna Allah Ta’ala”

3. Puasa Nazar

a. Pengertian Puasa Nazar


Puasa nadzar adalah puasa yang telah dijanjikan seseorang karena dirinya berhasilkan
mendapatkan suatu kebaikan. Dalam puasa nadzar ini menjadi wajib untuk dilaksanakan
karena janji yang sebelumnya telah ia panjatkan kepada Allah SWT. Contohnya ketika kita
berkata “Jika saya berhasil dalam ujian skripsi besok, saya akan berpuasa”. Maka perkataan
tersebut wajib untuk dilaksanakan.

Mengenai puasa nadzar, Allah SWT telah berfirman mengenai hal tersebut:

6
‫ۡل‬ ‫ۡل‬ ‫ۡل‬ ‫ۡل‬ ‫ۡل‬
‫ُثَّم َيۡق ُض وْا َتَفَثُهۡم َو ُيوُفوْا ُنُذ وَر ُهۡم َو َيَّطَّو ُفوْا ِبٱ َبۡي ِت ٱ َعِتيِق‬

Artinya:

“…dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka


melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)” (Al-Hajj: 29)

b. Bacaan Niat Puasa Nazar

Sebelum melaksanakan puasa nazar, kita diwajibkan untuk membaca niat


terlebih dahulu. Niat tersebut tidak hanya disebut dalam hati saja, tetapi juga
dilafalkan secara lisan.

Bacaan niat tersebut dibaca saat malam hari sebelum melakukan puasa nazar.

Berikut bacaan niat untuk puasa nazar:

‫َنَو ْيُت َصْو َم الَّنَذ ِر ِهّٰلِل َتَعالَى‬

(Nawaitu shauman nadzri lillahi ta’aala)

Artinya:

“Aku berniat puasa nazar karena Allah ta’ala”

C. Syarat Puasa dan Rukun Puasa


a. Syarat Puasa

Pada ulama ahli fiqh membedakan syarat-syarat puasa atas:

1) Syarat wajib puasa yang meliputi:

a) Berakal (‘aqli)

Orang yang gila tidak diwajibkan puasa

b) Baligh (sampai umur)

Oleh karena itu anak-anak belum wajib berpuasa

7
c) Kuat berpuasa (qadir)

Orang yang tidak kuat untuk berpuasa baik karena tua atau sakit yang tidak dapat
diharapkan sembuhnya, tidak diwajibkan atasnya puasa, tapi wajib bayar fidyah.

2) Syarat Syah Yang Mencakup Puasa

a) Islam

Orang yang bukan Islam (kafir)

b) Mumayiz (mengerti dan mampu membedakan yang baik dengan yang baik)

c) Suci dari pada darah haid, nifas dan wiladah Wanita yang diwajibkan puasa selama mereka
tidak haid

d) Dikerjakan dalam waktu atau hari yang dibolehkan puasa.

b. Rukun Puasa

Ada dua rukun puasa. Tanpa memenuhi rukun puasa, tidak ada. Dua
rukun puasa itu yaitu:

1) Niat

2) Menahan diri dari segala yang membukakan

D. Keutamaan Puasa dan Hikmah Puasa

Allah SWT mendidik manusia agar memiliki sepuluh karakter mulia yang akan
mengantarkannya meraih ampunan dan pahala berupa surga dari Allah Yang Maha Ar –
rahman Ar – Rahim. Ibadah puasa wajib maupun sunnah termasuk puasa Ramadhan adalah
salah satu dari sepuluh karakter mulia itu. Hal yang sebagaimana janji Allah yang ditegaskan
dalam Al – Qur’an surah Al – Ahzab

‫ِاَّن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلٰم ِت َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم ٰن ِت َو اْلٰق ِنِتْيَن َو اْلٰق ِنٰت ِت َو الّٰص ِدِقْيَن َو الّٰص ِد ٰق ِت َو الّٰص ِبِرْيَن َو الّٰص ِبٰر ِت َو اْلٰخ ِش ِع ْيَن‬
‫ّٰۤص‬
‫َو اْلُم َتَص ِّد ٰق ِت َو الَّص ۤا ِٕىِم ْيَن َو ال ِٕىٰم َو اْلٰخ ِش ٰع ِت َو اْلُم َتَص ِّد ِقْيَن ِت َو اْلٰح ِفِظ ْيَن ُف ُرْو َج ُهْم َو اْلٰح ِفٰظ ِت َو الَّذ اِك ِرْيَن َهّٰللا َك ِثْي ًرا َّوالَّذ اِك ٰر ِت‬
‫َاَع َّد ُهّٰللا َلُهْم َّم ْغ ِفَر ًة َّو َاْج ًرا َع ِظ ْيًم ا‬

“ 35. Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki
dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki
dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan

8
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. “

Beberapa hikmah puasa Ramadhan secara rinci dapat disarikan beberapa


sumber hokum islam sebagai berikut :

1. Ibadah puasa sebagai sarana meraih ketakwaan kepada Allah SWT.


2. Ibadah puasa sebagai sarana mensyukuri nikmat Allah SWT.
3. Ibadah puasa melatih diri untuk mengekang jiwa atau membersihkan jiwa,
melembutkan hati dan mengendalikan diri dari arah yang negatif.
4. Ibadah puasa memandu hati lebih fokus untuk untuk berdzikir dan berfikir
tentang keagungan dan kebesaran Allah SWT.
5. Ibadah puasa menjadikan orang yamng kaya semakin mensyukuri nikmat Allah
yang dianugerahkan kepadanya dan meneguhkannya menjadi dermawan.
6. Ibadah puasa memunculkan sifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap orang
– orang fakir miskin dan kaum lemah
7. Ibadah puasa melatih kesabaran dan meraih pahala kesabaran.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpuasa merupakan metode Islam dalam rukunnya untuk memberikan kekuatan
kepada manusia untuk berbuat mulia dengan pendidikannya, berkepedulian social yang
tinggi dan peka dalam menghubungkan setiap ibadah dengan kecintaannya kepada
Allah Swt. Berpuasa juga diwajibkan kepada orang-orang sebelum ummat Nabi
Muhammad Saw. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung program penuhanan
seorang manusia kepada Allah Swt (sehingga menjadi hamba-Nya) untuk
mengingatkan dirinya bahwa ia adalah makhluk yang tidak luput dari lupa dan salah.
Kelupaan dan kesalahan akan melahirkan kerakusan dan kesombongan sehingga
menciptakan kerusakan di bumi.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih
yang sebesar-besarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andy, Safriadi. 2018. Hakikat Puasa Ramadhan dalam Perspektif Tasawuf (Tafsir Q.S Al-
Baqarah:183). Jurnal Ibn Abbas UINSU.
Bisri, Adib. 1999. Kamus Indonesia Arab, Arab Indonesia. Surabaya Pustaka Progressifme.
Daud, Muhammad. 1998. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soenarjo. 1989. Al-Quran dan Terjemahannya. Semarang: CV. Toha Putra.
Yunasril, Ali. 2012. Buku Induk Rahasia dan Makna Ibadah. Jakarta:Zaman..

11
12

Anda mungkin juga menyukai