Anda di halaman 1dari 3

Konsep Microteaching

Pembelajaran mikro masih dapat dipandang sebagai salah satu bentuk inovasi dalam
pendidikan keguruan untuk mempersiapkan, membina, dan meningkatkan keterampilan
mengajar bagi guru maupun calon guru. Pembelajaran mikro pada dasarnya merupakan suatu
pendekatan atau kegiatan pembelajaran di mana segala sesuatunya “dikecilkan” atau
disederhanakan dan dilaksanakan dalam situasi laboratoris yang terencana, terkontrol, dan
berkelanjutan untuk membentuk/ mengembangkan keterampilan mengajar guru atau calon
guru. Penyederhanaan tersebut di antaranya mencakup jumlah peserta didik, waktu, bahan
pelajaran, dan jenis keterampilan mengajar yang dilatihkan.

Pembelajaran Biasa Microteaching


Peserta Didik 30 - 40 orang 5 - 10 orang
Waktu 30 - 45 menit 10 - 15 menit
Bahan pelajaran Luas Terbatas (bahan pelajaran hanya
mencakup satu dua aspek yang
sederhana)
Keterampilan Terintegrasi Parsial, terisolasi (kegiatan
mengajar mengajar difokuskan pada
keterampilan mengajar tertentu)

Keterampilan mengajar yang telah diperoleh melalui pembelajaran mikro menjadi


modal dasar yang sangat berharga untuk menghadapi tugas pembelajaran yang sebenarnya.
Akan tetapi mengingat pembelajaran mikro sebagai sarana tempat berlatih dilakukan tidak
dalam kelas yang sebenarnya (not real class room teaching), maka untuk menghadapi
kegiatan pembelajaran di kelas yang sebenarnya, calon guru atau guru tetap harus melakukan
proses adaptasi disesuaikan dengan kondisi dan situasi kelas yang dihadapi.

Teknik Peerteaching

Proses peer teaching melibatkan tiga tim untuk topik penelitian kolaborasi enam siswa.Dihubungkan
untuk sebuah kurikulum atau pokok kerja pengajar-pengajar, dan pengajar untuk Grup tutor mereka.
Model dalam ruang kerja pembelajaran dan pengajaran, peerteaching harus interaktif dan student-
centred. Kuliah provokatif dianggap tidak dapat diterima. Mengikuti peer teaching dan pengkajian,
para siswa secara individu diwajibkan melengkapi tanggapan mereka tentang proses yang telah
dijalani. Dengan kata lain, tugas mereka disini meliputi :

a. Bekerjasama membahas rencana belajar/pembelajaran kelompok


b. Proses pengkajian dilengkapi oleh tutor/guru, tim pengajar kelmpok, dan empat asesor
Kelompok
c. Melanjutkan penulisan tanggapan oleh para siswa secara individu tentang proses
pembelajaran kelompok, dengan beberapa referensi untuk mengkaji tim pengajar/tutor dan
Asesor keompok

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan teknik peer teaching:

1. Besar Kelompok

Besar kelompok mempengaruhi terlibat atau tidaknya semua peserta didik dalam aktifitas yang
dimaksudkan. Besar optimal yang dianjurkan untuk kebanyakan kelompok peer teaching adalah lima
sampai sepuluh anggota karena kelompok dengan ukuran seperti itu kemungkinan akan lebih
kohesif, lebih interaktif, dan memungkinkan dilakukannya pemfokusan bersama, yang akan
mempengaruhi pembentukan hubungan (Johnson and Johnson, 1991; Dimock and Devine, 1996;
Westberg and Jason, 1996; Hare, Blumberg, Davies, and Keent, 1994)

2. Lingkungan Fisik

Ada sejumlah faktor di dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi pembelajaran. Warnawarna
terang yang menyolok, pencahayaan yang terlalu redup atau terlalu terang dalam sebuah ruangan,
suara dari luar, suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, dan penghawaan yang tidak adekuat,
dapat mepengaruhi derajat partisipasi beberapa anggota kelompok dan dapat meghambat atau
memfasilitasi dialog kelompok (Johnson and Johnson, 1991).

3. Faktor-faktor Desain Mata Ajaran

Faktor-faktor desain mata ajaran yang perlu dipertimbangkan adalah lama semester, frekuensi sesii,
durasi setiap sesi, dan pengalaman sama pembimbing. Peserta didik membutuhkan jadwal yang
memberikan mereka waktu untuk menyelidiki dan menganalisis informasi. Selain itu, harus ada
setidaknya satu hari diantara mata ajaran yang dapat dimanfaatkan peserta didik untuk
menyelesaikan isu pembelajaran mereka dan memeprsiapkan diri untuk sesi selanjutnya.

Beberapa strategi yang harus dirubah dari peserta didik:

a. Pengamat dan pencatat yang pasif menjadi pendengar aktif dan terlibat aktif dalam diskusi
b. Persiapan diri yang minimal sebelum mata ajaran dimulai menjadi persiapan diri yang lebih
baik
c. Dari individu yang sekedar hadir menjadi individu yang berani mengambil resiko
d. Individu yang sesuka hati hadir dalam kelas menjadi individu yang memenuhi harapan
kelompok dalam hal kehadiran
e. Kompetisi menjadi kerja sama dalam rekan
f. Pembelajaran dimotivasi diri menjadi pembelajran saling ketergantungan
g. Menganggap otoritas pengetahuan diperoleh dari teks dan pengajar menjadi sikap
menerima diri sendiri dan rekan sebagai sumber pembelajaran yang relevan

Kriteria program pengembangan pengajar (fasilitator) yang direkomendasikan:

· Komponen struktur kelompok

· Aspek-aspek proses kelompok

· Menciptakan suatu konteks untuk diskusi terbuka

· Mendorong kreativiats dalam diskusi


· Mengenali dan menangani konflik kelompok

· Mengevaluasi tingkat keterampilan dan kemampuan pengajar dan peserta didik

Anda mungkin juga menyukai