Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEOLOGI ISLAM / ILMU KALAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Untuk Mata Kuliah


“Studi Islam Integratif”

Dosen Pengampu :

Dr. ZUFRIANI, M. HI

Disusun oleh:
1. JUHARMAN
2. DEWI
3. DENDI REZA PUTRA

PASCASARJANA IAIN KERINCI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. atas segala rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teologi
Islam/Ilmu Kalam”. Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberi informasi
baru bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Program Pasca Sarjana Manajemen
Pendidikan Islam.
Sholawat dan salam tetap terhaturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak mungkin
makalah ini tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Zufriani, M.Hi selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Studi Islam Integratif.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini. karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dalam diri penulis,
mohon kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Sungai Penuh, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Masalah.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Penamaan Ilmu Kalam......................................................................................3
B. Pengertian, Dasar-Dasar Dan Sejarah Ilmu Kalam............................................5
C. Sebab-Sebab Munculnya Ilmu Kalam...............................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…....................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu kalam merupakan objek kajian berupa ilmu pengetahuan dalam agama
Islam yang dikaji dengan menggunakan dasar berfikir berupa logika dan dasar
kepercayaan-kepercayaaan pribadi atau suatu golongan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan akan eksistensi atau keberadaan Tuhan, bagaimana Tuhan,
seperti apa wujudnya dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang
berhubungan dengan Tuhan.
Pembahasan di atas terlihat merupakan dasar-dasar dari pembahasan ilmu
kalam itu sendiri dan bagaimana peranannya atau korelasinya dengan kurikulum
pendidikan agama Islam. Dengan begitu diharapkan kita mampu meenguasai dasar
pembahasan tentang ilmu kalam dan korelasinya dengan kurikulum pendidikan
Islam.
Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan
keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang
beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan
Tuhan yang ada dalam al-Qur’an, Hadits, ucapan sahabat yang mendengar
langsung perkataan Nabi dan lain sebagainya, sudah cukup. Namun tatkala
masalah ini dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil
naqli tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang meyakini kebenaran
al-Qur’an dan beriman kepadanya. Karenanya diperlukan lagi interpretasi akal
terhadap dalil yang sudah ada dalam al-Qur'an tersebut untuk menjelaskannya.
Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat biasa sebagai diskusi
untuk mempertajam pemahaman keIslaman, namun lama-kelamaan ia membentuk
sebuah kelompok pro-kontra yang berjuang pada kebencian, permusuhan dan
bahkan peperangan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sebab-sebab penamaan ilmu kalam ?
2. Bagaimana pengertian ilmu kalam ?
3. Bagaimana sejarah ilmu kalam ?
4. Bagaimana perkembangan ilmu kalam ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui sebab-sebab penamaan ilmu kalam
2. Mengetahui pengertian ilmu kalam
3. Mengetahui sejarah ilmu kalam
4. Mengetahui perkembangan ilmu kalam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENAMAAN ILMU KALAM


1. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Kalam
Ilmu Kalam dinamakan dengan Ilmu Kalam, yaitu dikarenakan dua alasan yaitu
sebagai berikut :
a) Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas dari pada dalil-
dalil akal yang sesuai dengan logika, dimana penampilannya melalui
perkataan (Kalam) yang jitu dan tepat. Ahli-ahli ilmu kalam adalah orang-
orang yang ahli dalam berbicara, ahli dalam mengemukakan argumentasi
dalam persoalan yang dibahasnya.
b) Persoalan yang terpenting dan ramai dibicarakan serta diperbincangkan
pada masa-masa pertama Islam, terutama diawal pertumbuhan ilmu Kalam
ialah Firman Allah (kalam Allah), yaitu Al Qur’an. Apakah kalam Allah itu
Qadim atau Hadist.
2. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, soal-
soal yang wajib, Mustahil, dan Jaiz bagi Allah dan Rasul-Nya, serta mengupas
dalil-dalil yang mungkin sesuai dengan akal, guna membuktikan adanya zat
yang mewujudkan, kemudian juga mengupas dalil-dalil Sam’iyat guna
mempercayai sesuatu dengan yakin. oleh karena itu ilmu kalam dinamai pula
dengan ilmu Tauhid sebab ilmu ini membahas keesaan Allah. Baik dhatnya
sifatnya serta Afalnya.
3. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Ushuluddin
Ushuluddin adalah serangkaian kata yang terdiri dari ushul dan ad-din.
Ushul adalah jama’ dari ashl yang berarti pokok, dasar, fundamen sedangkan
ad-din artinya adalah agama. Jadi perkataan Ushuluddin menurut loghatnya
berarti pokok atau dasar-dasar agama. “Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang
membahas padanya tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil-
dalil qath’I dan dalil-dalil akal fikiran”. Alasan dinamai dengan ilmu

3
Ushuluddin yaitu karena ilmu ini membahas tentang prinsip-prinsip agama
Islam.
4. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Aqoid
Aqaid artinya simpulan – buhul, yakni kepercayaan yang tersimpul
dalam hati. Aqaid adalah jama’ dari aqidah. M. Hasby As Sidiqi menjelaskan
dalam bukunya tentang maudhu’ tauhid, dia mengatakan bahwa maudhu’tauhid
adalah pokok pembicaraan ilmu tauhid yaitu aqidah yang diterangkan dalil-
dalilnya. Syekh Thahir Al Jazairy menerangkan: “Aqidah Islam ialah hal-hal
yang diyakini oleh orang-orang Islam, artinya mereka menetapkan atas
kebenarannya”.
Jadi, ini dinamakan dengan ilmu Aqaid disebabkan ilmu ini berbicara
tentang kepercayaan Islam.
5. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Ma’rifah
Ilmu kalam disebut dengan ilmu Ma’rifah karena ilmu ini membahas
terhadap hal-hal yang berkenaan dengan sifat-sifat-Nya yang wajib, mustahil,
dan jaiz bagi-Nya.sedangkan Ma’rifah artinya adalah pengenalan atau
mengenal.
6. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Teologi Islam
Penulis-penulis barat banyak menggunakan sebutan theology Islam,
tentang ilmu Kalam, baik dari segi loghat maupun istilah. Theology terdiri dari
dua kata yaitu “theos” yang berarti Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh
karena itu theology bermakna ilmu tentang tuhan atau ilmu tentang ketuhanan.
Teologi Islam merupakan istilah dari ilmu kalam, yang diambil dari
bahasa Inggris, theority William Reese mendefinisikannya dengan discourse or
reason concerning God (diskusi atau pemikiran tentang Tuhan). Dengan
mengutip kata-kata William Reese lebih jauh mengatakan, “Theology to be a
discipline resting truth and independent of both philosophy and science”.
(Teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu
serta independent filsafat dan ilmu pengetahuan). Sementara itu, Gove
menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan
pengalaman agama secara rasional.

4
7. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Fiqhul Akbar
Abu Hanifah menyebut ilmu ini dengan Fiqhul Akbar. Menurut persepsi
beliau, hukum Islam yang dikenal dengan istilah Fiqh terbagi atas dua bagian,
pertama Fiqh al-Akbar, membahas keyakinan atau pokok-pokok agama atau
ilmu Tauhid. Kedua, Fiqh Al-Asghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan
masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabang saja. Oleh
karena itu abu hanifah cs menamakan ilmu kalam dengan nama Fiqh Al-Akbar.
Yang artinya membahas dan mengkaji keyakinan atau pokok-pokok agama atau
ilmu Tauhid.

B. PENGERTIAN, DASAR-DASAR DAN SEJARAH ILMU KALAM


1. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:ilmu
ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu
ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama. Disebut ilmu
tauhid karena ilmu ini membahas ke-Esaan Allah SWT.
Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yang diambil dari
Bahasa Inggris, theology. William L. Reese mendefisinikannya
dengan discourse or reason concerning God(diskursus atau pemikiran tentang
Tuhan).
Sementara itu Musthafa Abdul Raziq berkomentar, “ilmu ini (ilmu kalam)
yang berkaitan dengan akidah imani ini sesungguhnya dibangun di atas
argumentasi-argumentasi rasional. Atau, ilmu yang berkaitan dengan akidah
Islami ini bertolak atas bantuan nalar ”. sementara itu Al-Farabi mendefinisikan
ilmu kalam sebagai berikut : “ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas
Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang
berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang
berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu
ketuhanan secara filosofis”

5
Ibnu Khaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut: “ilmu kalam
adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai aargumentasi tentang akidah
imani yang diperkuat dalil-dalil rasional”.
Adapun ilmu ini dinamakan ilmu Kalam, disebabkan :
a) Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad
permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Al-qur’an) itu qadim atau
hadits.
b) Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini
tampak jelas dalam pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang
mempergunakan dalil naqli (Al-Qur’an dan hadits), kecuali sesudah
menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalil-
dalil fikiran.
Dinamakan Ilmu Kalam karena pembicaraan tentang Tuhan dibahas
dengan logika. Maksudnya menggunakan dalil-dalil aqliyah ; dari
permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi Allah.
2. Dasar-dasar dan ruang lingkup ilmu kalam
a. Al-quran
Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak menyinggung
hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah:
Q.S. al-Ikhlas (122): 3-4

۴ ‫ ُيوَلْد َو َلْم َيِلْد َلْم‬۳. ‫َاَح ٌد ُكُفًو ا َّلٗه َي ُك ْن َو َلْم‬


Artinya: “Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakan (3) dan tidak ada
sesuatu yang sama dengan Dia (4)”
b. Hadis
Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang
dibahas ilmu kalam yang dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi
mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam, diantaranya
adalah: “hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan
bahwa Rasulullah bersabda, “orang-orang Yahudi akan terpecah belah

6
menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh
puluh golongan.”
c. Pemikiran manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam
sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam. Sebelum filsafat
Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam sendiri telah
menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum jelas maksudnya
(al-mutasyabihat)1.
Seperti halnya filosof muslim yaitu Abu Bakar Muhammad Ibnu
Zakaria Al-Razi atau yang di kenal dengan Al-Razi yang mendukung
penggunaan akal dalam memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan bahwa akal
manusia kuat untuk mengetahui yang baik serta apa yang buruk, untuk tahu
kepada Tuhan, dan untuk mengatur hidup manusia di dunia2.
d. Insting
Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh karena itu
kepercayaaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia
pertama. William L. Reese mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan
dengan ketuhanan ini yang dikenal dengan istilah theologia, telah
berkembang sejak lama dan muncul dari mitos. Selanjutnya teologi itu
berkembang menjadi teologi alam dan teologi wahyu3.
Sebelum membahas mengenai ruang lingkup ilmu kalam kita harus
mengetahui ajaran dasar agama yang tidak boleh diperselisihkan seperti:
1. Allah maha Esa
2. Muhammad adalah Rasul
3. Al-Quran adalah wahyu

1
Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS, Bandung: Pustaka
Setia,2009, h. 13-21.
2
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999, h. 18
3
op. cit. h. 26-27

7
4. Hari akhirat itu pasti
5. Surga dan neraka itu ada.
Selanjutnya yang menjadi tema besar ajaran ilmu kalam (ruang lingkup),
seperti:
1. Allah mempunyai sifat di luar dzat atau tidak
2. Diutusnya Rasul wajib atau tidak
3. Al-quran Qadim atau baharu
4. Surga dan neraka itu jasmani atau rohani
5. Melihat Tuhan di akhirat, dengan jasmani atau rohani
6. Dan lain-lain4.
3. Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh
persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin affan
yang berbuntut pada penolakan Muawwiyah atas kekhalifahan Ali bin abi
Thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi perang Siffin yang berakhir
dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu muslihat Amr
bin Al ash, utusan dari pihak Muawwiyah dalam tahkim. Kelompok yang
awalnya berada dengan Ali menolak keputusan tahkim tersebut mereka
menganggap Ali telah berbuat salah atas keputusan tersebut sehingga mereka
meninggalkan barisannya, kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu
orang yang keluar dan memisahkan diri.
Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap
mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok Syiah.
Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan kalam yang pertama muncul
adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir5.
Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu kalam ini
timbul berawal dari masalah politik yaitu ketika Utsman bin Affan wafat
terbunuh dalam suatu pemberontakan . sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai
4
M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 2001, h. 8-9.
5
op.cit. h. 27-28.

8
khalifah namun pencalonan Ali ini banyak mendapat pertentangan dari para
pemuka sahabat di Mekkah. Tantangan kedua datang dari Muawwiyah,
gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat Utsman bin Affan. Ia pun
tidak mau pengangkatan Ali sebagai khalifah. Muawwiyah menuntut untuk
menghukum para pembunuh Utsman bin Affan.

C. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA ILMU KALAM


Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkara-
perkara akidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi
s.a.w. atau zaman para sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi
penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi nama Ilmu Kalam. Ilmu ini
muncul dan berkembang atas sebab-sebab internal dan eksternal.
1. Sebab-sebab internal
Berikut ini adalah sebab-sebab internal yang menjadi puncak munculnya ilmu
Kalam:
1) Al-Quran di dalam ajarannya kepada tauhid menceritakan aliran-aliran
penting dan agama-agama yang bertebaran pada zaman Nabi s.a.w., lalu al-
Quran menolak perkataan-perkataan mereka. Secara tabi'i, para ulama telah
mengikuti cara al-Quran di dalam menolak mereka yang bertentangan, di
mana apabila penentang memperbaharui cara, maka kaum muslimin juga
memperbaharui cara menolaknya.
2) Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir keseluruhan umat
Islam di dalam keimanan yang bersih dari semua pertikaian dan perdebatan.
Dan apabila kaum muslimin selesai melakukan penaklukan negeri dan
kedudukannya telah mantap, mereka beralih pembahasan sehingga
menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan mereka.
3) Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam perselisihan
mereka mengenai soal-soal keagamaan. Jadilah partai-partai politik tersebut
sebagai satu aliran keagamaan yang mempunyai pandangannya sendiri.
Partai (kelompok) Imam Ali r.a. membentuk golongan Syiah, dan manakala
mereka yang tidak setuju dengan Tahkim dari kalangan Syiah telah

9
membentuk kelompok Khawarij. Dan mereka yang membenci perselisihan
yang berlaku di kalangan umat Islam telah membentuk golongan Murji'ah.

2. Sebab-sebab ekternal
Berikut ini adalah sebab-sebab eksternal yang menjadi puncak munculnya ilmu
Kalam:
1) Banyaknya orang yang memeluk agama Islam setelah penaklukan beberapa
negeri adalah terdiri dari penganut agama lain seperti yahudi, Nasrani, Ateis
dan lain-lain. Kadangkala mereka menzahirkan pemikiran-pemikiran agama
lama mereka bersalutkan pakaian agama mereka yang baru (Islam).
2) Kelompok-kelompok Islam yang pertama, khususnya Muktazilah, perkara
utama yang mereka tekankan ialah mempertahankan Islam dan menolak
hujah mereka yang menentangnya. Negeri-negeri Islam terdoktrin dengan
semua pemikiran-pemikiran ini dan setiap kelompok berusaha untuk
membenarkan pendapatnya dan menyalahkan pendapat kelompok lain.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah melengkapkan diri mereka dengan
senjata ilmu Falsafah, lalu Muktazilah telah mempelajarinya agar mereka
dapat mempertahankan Islam dengan senjata yang telah digunakan oleh
pihak yang menyerang.
3) Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik), hingga
memaksa mereka untuk mempelajarinya supaya dapat menolak kebatilan-
kebatilan (keraguan-keraguan) yang ada di dalam ilmu tersebut.
3. Kemunculan aliran-aliran Islam
Masalah khilafah (pemerintahan) adalah masalah yang menyebabkan telah
terjadi perselisihan yang kuat antara kaum muslimin. Kesan dari perselisihan ini
ialah, terbentuknya beberapa kelompok besar di dalam Islam, yaitu:
1) Syiah: Mereka ialah orang-orang yang berpendapat bahawa yang lebih
berhak terhadap pemerintahan selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. ialah
saiyidina Ali r.a.
2) Khawarij: Yaitu mereka yang tidak menyetujui majlis Tahkim. Mereka
keluar dari kelompok saiyidina Ali.

10
3) Murji'ah: Yaitu mereka yang membenci perselisihan dan menjauhi dua
kelompok di atas.
Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu ramai dari
kalangan penganut agama lain yang memeluk Islam. Mereka ini menzahirkan
pemikiran-pemikiran baru yang diambil dari agama lama mereka tetapi diberi rupa
bentuk Islam.
Iraq, khususnya di Basrah merupakan tempat segala agama dan aliran. Maka
terjadilah perselisihan apabila ada satu golongan yang menafikan kemahuan
(iradah) manusia. Kelompok ini diketuai oleh Jahm bin Safwan. Dan antara
pengikutnya ialah para pengikut aliran Jabbariyah yang diketuai oleh Ma'bad al-
Juhni. Aliran ini lahir ditengah-tengah kekacauan pemikiran dan asas yang
dibentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka.
Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi penjelasan
mengenai akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan jalan yang ditempuh oleh al-
Quran. Antara yang masyhur di kalangan mereka ialah Hasan al-Basri.
Dan sebahagian dari kesan perselisihan antara Hasan al-Basri dengan
muridnya Washil bin Atho' ialah lahirnya satu kelompok baru yang dikenali
dengan Muktazilah. Perselisihan tersebut ialah mengenai hukum orang beriman
yang mengerjakan dosa besar, kemudian mati sebelum sempat bertaubat.
Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah imam Abu Mansur
al-Maturidi yang berusaha menolak golongan yang berakidah batil. Mereka
membentuk aliran al-Maturidiah. Kemudian muncul pula Abul Hasan al-Asy'ari
yang telah mengumumkan keluar dari kelompok Mu'tazilah dan menjelaskan asas-
asas pegangan barunya yang bersesuaian dengan para ulama dari kalangan fuqahak
dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya dikenal sebagai aliran Asya'riah. Dan dari dua
kelompok ini, terbentuklah kelompok Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Dan kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa kemunculan kelompok-
kelompok di dalam Islam adalah kembali kepada dua perkara:
1) Perselisihan mengenai pemerintahan
2) Perselisihan di dalam masalah usul atau asas agama.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Kalam adalah
suatu ilmu yang membahas tentang akidah dengan dalil-dalil aqliyah (rasional
ilmiah) dan sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para penentang dan
sejarah dalam pendeklarasian ilmu kalam tidak luput dari sejarah perpecahan
prinsip teologi umat islam yang masih ketika itu dipicu persoalan politik dan
kedangkalan ukhuwah dalam prilaku perebutan singgasana kekuasaan dan ilmu
kalam tidak lepas dari ilmu tauhid , ilmu tauhid adalah salah satu cabang ilmu
study keislaman yang lebih memfokuskan pada pembahasan wujud allah dengan
segala sifat nya serta tentang para rasul nya , sifat – sifat dan segala perbuatannya
dengan berbagai pendekatan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS,
Bandung: Pustaka Setia,2009, h. 13-21.
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999,
h. 18.
M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 2001,
h. 8-9.
M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta: Perkasa, 1990,
h. 3-6.
Muarif Hasan Ambary, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Aksara-Van-Hoeve Jaz 2 , 2003
Cet. 9
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag, Kajian ilmu kalam, Jakarta: Kencana, 2007

13
14

Anda mungkin juga menyukai