Tugas Makalah Sosiologi
Tugas Makalah Sosiologi
DOSEN PENGAMPUH :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu, menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. PENGERTIAN SOSIOLOGI OLAHRAGA...........................................4
B. BIDANG KAJIAN OLAHRAGA.......................................................................6
C. RUANG LINGKUP SOSIOLOGI OLAHRAGA.............................................8
D. SOSIOLOGI OLAHRAGA SEBAGAI ILMU..................................................9
E. KELOMPOK SOSIAL DALAM OLAHRAGA...............................................13
F. LEMBAGA SOSIAL DALAM OLAHRAGA..................................................14
G. MASA DEPAN SOSIOLOGI OLAHRAGA....................................................18
H. TRADISI AGONISTIK, MANFAAT DAN TUJUAN SOSIOLOGI OLAHRAGA. .19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi olahraga adalah bidang studi yang mempelajari peran dan dampak
olahraga dalam masyarakat. Ini mencakup analisis tentang bagaimana olahraga
mempengaruhi hubungan sosial, nilai budaya, dan identitas individu dan
kelompok dalam masyarakat.
Sosiologi olahraga sebagai ilmu memiliki latar belakang yang sangat penting.
Pertama, olahraga memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sosial
dan budaya manusia. Kedua, olahraga menjadi ajang pertandingan yang
mengakibatkan terjadinya interaksi antar individu dan kelompok, serta terjadinya
1
konflik-konflik sosial. Ketiga, olahraga juga menjadi alat penting dalam
membangun hubungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sosiologi olahraga?
2. Bagaimana konsep Bidang Kajian olahraga ?
3. Apa saja dan bagaimana ruang lingkup sosiologi olahraga ?
4. Bagaimana Sosiologi Olahraga sebagai Ilmu ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu sosiologi olahraga.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep bidang kajian olahraga.
3. Untuk mengetahui apa dan bagaimana ruang lingkup sosiologi olahraga.
4. Untuk mengetahui bagaimana ilmu dalam sosiologi olahraga.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Latar belakang munculnya kajian sosiologi olahraga ini dapat dikaji dari
fenomena yang ada dalam dunia keolahragaan, yaitu: pertama ilmu
keolahragaan menggunakan pendekatan inter-disiplin dan cross-disiplin dalam
4
memecahkan permasalahan yang dihadapi, kedua, telah diyakini dan diakui
kebenarannya suatu teori yang menyatakan: “sport is reflect the social
condition” atau “ sport is mirror of society”.
1. Secara mikro
Kajian ilmu olahraga difokuskan pada upaya-upaya meningkatkan
kualitas dan kuantitas teori dan hukum pendukung ilmu olahraga,
sehingga dihasilkan temuan-temuan yang dapat memperkokoh
keberadaan olahraga sebagai fenomena aktivitas gerak insani yang
berbentuk pertandingan ataupun perlombaan, guna mencapai
prestasi yang tinggi. Kajian secara mikro dilakukan dalam konteks
internal keolahragaan, yang secara epistemologi diarahkan pada
proses pemerolehan ilmu yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas gerak insani secara lebih efektif dan efisien.
2. Secara makro
Kajian ilmu olahraga diarahkan pada aspek fungsional kegiatan
olahraga bagi siapapun yang terlibat langsung maupun tidak
langsung, seperti pelaku (atlet), penikmat (penonton), pemerintah,
pebisnis dan sebagainya. Pada konteks itu, olahraga dikaji secara
aksiologis untuk mengetahui pengaruh olahraga pada pelakunya
sendiri atau khalayak luas, terutama pengaruh sosial yang
mengakibatkan posisi olahraga tidak lagi dipandang sebagai
aktivitas gerak insani an sich, melainkan telah berkembang secara
cepat merambah pada aspek-aspek perikehidupan manusia secara
luas. Olahraga pada era kini telah diakui keberadaan sebagai suatu
fenomena yang tidak lagi steril dari aspek politik, ekonomi, sosial,
5
dan budaya. Sehingga tidak berlebihan dikatakan bahwa
pemecahan permasalahan dalam olahraga mutlak diperlukan
pendekatan dari berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah
sosiologi
6
Sistem sosial yang bersangkutan dengan garis-garis sosial
dalam kehidupan bersama, seperti kelompok olahraga, tim,
klub dan sebagainya.
Masalah figur sosial, scperti figur olahragawan, pembina, yang
berkaitan dengan usia, pendidikan, pengalaman dan
sebagainya.
b. Plessner dalam studi sosiologi olahraga menekankan pentingnya
perhatian yang harus diarahkan pada pengembangan olahraga dan
kehidupan dalam industri modem dengan mengkaji teori kompensasi
c. Philips dan Madge menulis buku "Women and Sport"
menguraikan tentang fenomena kewanitaan yang aktif melakukan
dipandang dari sudut sosiologi.
d. G. Magname yang menulis buku "Sosiologie Van de Sport"
menguraikan tentang kedudukan olahraga dalam kehidupan sehari-
hari, masalah olahraga rekreasi, masalah juara, dan hubungan antara
olahraga dan kebudayaan.
e. John C. Phillips dalam bukunya yang berjudul Sociology of Sport,
mengkaji tema-tema yang berhubungan dengan olahraga dan
kebudayaan, pertumbuhan dan rasionalisasi dalam olahraga, pengaruh
olahraga terhadap pelakunya, olahraga dalam lembaga pendidikan,
wanita dalam olahraga, dan bisnis olahraga.
f. Abdul Kadir Ateng menawarkan pokok kajian sosiologi olahraga
yang meliputi pranata sosial, seperti sekolah dan organisasi lain, dan
proses sosial, seperti perkembangan status sosial atau prestise dalam
kelompok dan masyarakat.
7
berkaitan dengan peranan dan isu gender, masalah ras, agama, nilai, norma,
aspek politik, ekonomi, dan rasionalisasi kegiatan olahraga di negara maju.
1. Sistem sosial
Sistem sosial dalam kajian sosiologi olahraga adalah semua hal yang
memiliki hubungan dengan garis sosial di dalam kehidupan masyarakat.
Sistem sosial dalam studi sosiologi olahraga ini menyangkut tentang
kelompok sosial, tim dalam olahraga, klub dan hal lainnya yang
berhubungan erat dengan interaksi dan proses integrasi sosial dalam
masyarakat.
8
Berikut ini adalah bidang kajian sosiologi olahraga. Bidang kajian sosiologi
olahraga sangat luas, mengingat hal itu para ahli berupaya mencari batasan bidang
kajian yang relevan misalnya:
1. Sosiologi adalah ilmu sosial berbeda jika dibandingkan dengan ilmu alam /
kerohanian.
9
4. Sosiologi meupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional artinya
didasarkan pada observasi obyektif terhadap kenyataan dengan menggunakan
penalaran.
Obyek suatu disiplin ilmu dibedakan menjadi obyek material dan obyek
formal. Obyek material adalah sesuatu yang menjadi bidang/kawasan kajian ilmu,
sedang obyek formal adalah sudut pandang / paradigma yang digunakan dalam
mengkaji obyek material. Sebagai ilmu sosial,obyek material sosiologi adalah
masyarakat, sedang obyek formalnya adalah hubungan antar manusia, dan proses
yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
10
sosial, yaitu organisasi sosial dan pranata. Beragam pranata yang ada ternyata
terkait dengan fenomena olahraga.
11
defenisi sosiologi olahraga yang akseptabel bagi mus ilmuan yang menggeluti
ilmu ini. Loy dan Kenyon (1969) menemukan adanya dua kotub orientasi yang
berbeda di kalangan ilmuan tersebut dalam menetapkan tujuan dari sosiologi
olahraga yakni:
12
tetapi memaparkan dan menjelaskan perilaku sosial manusia dalam konteks
olahraga.
Gerald S Kenyon dan John W. Loy sebagai dua orang tokoh dari kelompok
non- normatif, dalam suatu karya tulis patungan berpendapat bahwa sosiologi
olahraga banyak diilhami oleh sosiologi dan psikologi sosial. Kenyon dan Loy
(1969) mendefenisikan sosiologi olahraga sebagai "kajian tentang tingkah laku
sosial manusia dalam konteks olahraga" dapat disimpulkan bahwa kelompok
berorientasi normatif lebih mementingkan nilai ekstrinsik dari kegiatan olahraga,
sedangkan kaum yang berorientasi non-formatif lebih mementingkan nilai
instrinsiknya Namun kedua kelompok tersebut telah menunjukkan adanya objek
formal dari sosiologi olahraga yang tidak tersentuh oleh ilmu- ilmu lainnya.
2. Makna kegiatan fisik bagi orang dewasa sebagai fungsi umur, jantung,
terhadap kegiatan jasmani sebagi lungsi pendidikan, status sosio ekonomik
dan daerah asal
13
datang akan banyak ilmuan olahraga, sosiologi dan psikologi sosial yang
mengadakan pembahasan tentang konsep- konsep kunci tersebut. Para ilmua
dalam bidang ini, termasuk yang dari ICSSPE sedang bekerja keras, antara lain,
merumuskan model teoritik tentang perilaku kelompok dan individu dalam
konteks olahraga.
14
a) Katagori statistik: pengelompok atas dasar cm tertentu yang relatif sama,
misalnya usia, jenis kelamin dan sebagainya.
b) Katagori sosial: merupakan kelompok individu yang sadar akan adanya
ciriciri yang dimiliki bersama, misalnya lsori, 1Dl, PWI dan sebagainya.
c) Kelompok sosial: didasarkan atas kekerabatan, misalnya keluarga, batih,
dan sebagainya.satu dengan lainnya. Dibandingkan dengan cabang olahraga
bola voli, struktur dan fungsi teknis sepak bola juga tidak sama. Sama-sama
melakukan passing bola, passing dalam bola voli menunjukkan perbedaan
dibandingkan dengan passing dalam sepak bola.
F. LEMBAGA SOSIAL DALAM OLAHRAGA
Konsep lembaga sosial secara sosiologis dipandang sebagai dua hal,
pertama sebagai suatu lembaga atau organisasi, kedua sebagai pranata atau
seperangkat nilai, norma atau aturan yang digunakan pada suatu kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan khusus; atau sebagai suatu sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi komplek
kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat, Konsekuensi
penggunaan konsep lembaga sosial dalam dunia olahraga adalah pemahaman
lembaga olahraga sebagai suatu organisasi keolahragaan seperti KONI dan klub -
klub olahraga; sebagai suatu pranata keolahragaan, disikapi sebagai nilai atau
norma-norma yang sudah melembaga dan digunakan untuk mengatur proses
penyelenggaraan aktivitas olahraga. Konsep melembaga berarti bahwa aturan itu
telah diketahui, dipahami, diakui, disepakati, ditaati dan dihargai untuk digunakan
sebagai aturan baku bagi pelaksanaan aktivitas olahraga. Organisasi keolahragaan
formal yang ada mencakup kawasan dari tingkat lokal, daerah, nasional, regional
sampai internasional, misalnya di Indonesia dikenal KONl sebagai organisasi
independen yang mengelola olahraga prestasi.Pada skala internasional dikenal
IOC yang mengelola kegiatan olimpiade, Pada lingkup cabang olahraga, dikenal
organisasi kecabangan, misalnya pada cabang sepak bola, di Indonesia dikelola
oleh PSSI, di Eropa dengan UEFAnya, sedang FIFA mengelola pada skala
internasional. Organisasi keolahragaan dalam bentuk lainnya dapat berupa klub-
klub olahraga, yang keberadaannya sangat beragam sesuai dengan visi dan
misinya masing-masing, sehingga dapat dikalsifikasikan menjadi klub olahraga
prestasi, klub kebugaran jasmani dan rekreasi, klub olahraga massal, dan
sebagainya. Melihat karakteristik visi dan misi, cakupan wilayah dan jenis cabang
olahraga yang dikelola, menyebabkan perbedaan pranata yang digunakannya,
artinya pada masing-masing kegiatan tersebut selalu diikat oleh nilai-nilai dan
norma-norma yang spesifik.
Menurut Koentjaraningrat, jenis pranata sosial antara lain :
a) Domestic institution yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi
keperluan
kekerabatan. Olahraga dalam konteks ini dapat difungsikan sebagai sarana
pemersatu bangsa, meningkatkan kecintaan terhadap bangsa dan negara,
membangkitkan semangat gotong royong.
15
b) Economic institution yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi
Keperluan hidup manusia dalam bidang mata pencaharian. Dimensi olahraga
telah melebar sebagai pangsa pasar yang prospektif, mengingat animo
khalayak sebagai pelaku, penyelenggara dan penikmat kian bertambah,
sehingga peluang bisnis komersial berkembang kondusif di dalamnya.
c) Education institution yaitu pranata yang berfungsi untuk memenuhi
keperluan sosialisasi, penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi
warga masyarakat yang memiliki kemampuan seperti yang diharapkan.
Olahraga bisa dimanfaatkan sebagai media untuk pendidikan, yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia sesuai dengan yang dicita-citakan
masyarakat.
d) Scientific institution yaitu pranata yang berfungsi memenuhi keperluan
ilmiah manusia sebagai upaya memahami semesta lingkungannya. Olahraga
sebagai obyek penelitian guna verifikasi kebenaran nilai/kebermaknaannya
bagi manusia, kedua, aktivitas olahraga juga berkenaan dengan pelibatan diri
pada alam sekitar, artinya pencapaian tujuan secara efektif dan efisien dalam
olahraga sangat ditentukan oleh kemampuan ilmiah dalam memahami
medan laganya, ketiga, integritas ilmiah, seperti keberanian, kejujuran dan
keterbukaan dalam melaksanakan dan melaporkan kajian ilmiahnya, identik
dengan nilai-nilai positif dalam olahraga.
e) Religious institution yaitu pranata yang berfungsi .memenuhi keperluan
manusia untuk berhubungan dan berbakti kepada Tuhan atau alam ghaib.
Tumbangnya rekor memberi pelajaran bahwa masih ada yang lebih tinggi di
atas sana, kedua,sebelum, selama dan sesudah menghadapi event olahraga,
pelaku yang terlibat di dalamnya lebih intensif dalam "mendekatkan diri"
kepadaNya, menggunakan segala cam supranatural untuk meraih sukses dan
sebagainya.
f) Esthetic and recreational institution yaitu pranata yang berfungsi
memenuhikeperluan manusia unti menghayati rasa keindahan dan untuk
rekreasi. Aspekkeindahan merupakan unsur essensial dalam melakukan
gerakan, bahkan merupakan faktor penentu/indikator prestasi tinggi (senam
ritmik, loncat indah dsb ), juga kegiatan seremonial dan sarana prasarana
yang digunakan, salah satu perimbangannya adalah segi keindahannya
(upacara pembukaan, pakaian, sepatu, acesoris, stadion dsb ). Beberapa
modifikasi aturan, alat dan lapangan olahraga memungkinkan terciptanya
bentuk permainan yang menyenangkan, mudah, meriah, menarik dan massal
untuk kegiatan rekreasi, sebagai imbangan terhadap aktivitas sehari-hari
yang penuh dengan ketegangan, kejenuhan dan tekanan.
g) Political institution yaitu pranata yang berfungsi memenuhi keperluan
manusia untuk mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan da1am
kehidupan masyarakat. Ekshibisi/pertandingan persahabatan dalam olahraga
di antara dua kubu yang bermusuhan sangat kental muatan politisnya;
kesuksesan salah satu warganya dalam event olahraga internasional
16
membangkitkan jiwa patriotisme, cinta tanah air dan kebanggaan bagi warga
lainnya, bahkan sebagai saran untuk menunjukkan hegemoni dalam segi
politisnya; kesuksesan suatu daerah sebagai juara umum event olahraga
regional, secara sempit kadang diartikan sebagai . kesuksesan kepemimpinan
daerah tersebut dalam me1aksanakan pembangunan; bahkan pemboikotan
terhadap event olahraga dilakukan karena alasan politis.
h) Somatic institution yaitu pranata yang berfungsi memenuhi keperluan
fisik dan kenyamanan hidup manusia. Obyek olahraga adalah gerak fisik
manusia, dan salah satu tujuan olahraga yang paling nyata adalah
perubahan-perubahankepadaNya, menggunakan segala cam supranatural
untuk meraih sukses dan sebagainya.
f) Esthetic and recreational institution yaitu pranata yang berfungsi
memenuhi keperluan manusia unti menghayati rasa keindahan dan untuk
rekreasi. Aspek keindahan merupakan unsur essensial dalam melakukan
gerakan, bahkan merupakan factor penentu/indikator prestasi tinggi (senam
ritmik, loncat indah dsb ), juga kegiatan seremonial dan sarana prasarana
yang digunakan, salah satu perimbangannya adalah segi keindahannya
(upacara pembukaan, pakaian, sepatu, acesoris, stadion dsb ). Beberapa
modifikasi aturan, alat dan lapangan olahraga memungkinkan terciptanya
bentuk permainan yang menyenangkan, mudah, meriah, menarik dan massal
untuk kegiatan rekreasi, sebagai imbangan terhadap aktivitas sehari-hari
yang penuh dengan ketegangan, kejenuhan dan tekanan.
17
dalam olahraga mempelajari adanya tipe-tipe perilaku anggotanya dalam
mencapai tujuan bersama, Kelompok sosial biasanya terwadahi dalam lembaga
sosial, yaitu organisasi sosial dan pranata Beragam pranata yang ada ternyata
terkait dengan fenomena Sosiologi olahraga merupakan ilmu terapan, yaitu kajian
sosiologis pada masalah keolahragaan. Proses sosial dalam olahraga menghasilkan
karakteristik perilaku dalam bersaing dan bekerjasama membangun suatu
permainan yang dinaungi oleh nilai, norma, dan pranata yang sudah melembaga.
Kelompok sosial dalam olahraga mempelajari adanya tipe-tipe perilaku
anggotanya dalam mencapai tujuan bersama, Kelompok sosial biasanya terwadahi
dalam lembaga sosial, yaitu organisasi sosial dan pranata Beragam pranata yang
ada ternyata terkait dengan fenomena olahraga.
Peran teori bagi Sosiolog Olahraga sama saja dengan perannya bagi Ilmuan
lain. Teori merupakan dasar bagi penelitian. Ia merumuskan hipotesis,
menggabungkan beberapa temuan penelitian untuk membuat generalisasi dan
menimbun celah-celah pengetahuan. Beruntunglah sosiolog olahraga karena
beberapa teori sosiolog matahir sangat relevan untuk mengkaji aspek-aspek
sosiologis dalam olahraga pada masyarakat modern. Sebagai contoh teori prilaku
kolektif (collective behavior) dari sosiologi sangat membantu untuk diterapkan
dalam setting olahraga misalnya dalam menjelaskan prilaku Supporter sebagai
kelompok penonton yang terkadang sangat fanatic dengan tim pujaannya.
1. Simulasi komput
Teknik simulasi computer dapat di terapkan dalam mengungkap dinamika
tim, perkembangan dan penurunan spotr, maupun dalam hal prilaku
penonton
2. Laboratorium situasi permainan
Dalam laboratorium sekarang ini orang sudah dapat membuat simulasi
mengenai lingkungan yang mengelilingi permainan.
3. Kajian-kajian Interdisipliner
18
Kerja sama antara para ilmuan fsiologi latihan, fisiologi,sosiologi dan
sosiologi olahraga diharapkan dapat membuahkan pengetahuan yang
tadinya tidak diketahui
4. Pengembangan model sosial
Perlu diciptakan model-model, baik yang statis maupun dinamis untuk
dapat dijadikan landasan bagi pemaparan dan penjelasan atas keberartian
olahraga bagi individu maupun kelompok.
5. Kajian lintas-nasional dan lintas Budaya
Hukum-hukum yang di temui dan teori-teori yang dibangun dapat
digeneralisir ke Negara-negara dan budaya lain
6. Teori Bermain
Sekarang ini teori bermain seperti dianaktirikan oleh para ilmuwan yang
lebih banyak menumpahkan perhatiannya kepada sport. Padalah dalam
sosiologi olahraga, teori-teori bermain justru perlu digali
7. Makna Olahraga dan Kegiatan Fisik dalam Waktu Senggang
Dewasa ini semakin marak minat orang dalam sosiologi waktu luang. Ini
perlu dimanfaatkan oleh sosiolog olahraga
8. Perubahan sosial dan Sport
Diantara ciri-ciri peradban (terutama peradaban barat) dewasa ini adalah
terjadinya perubahan sosial yang sangat cepat, baik perubahan dalam
hakekat lembaga sosial maupun dalam nilai-nilai sosial.
19
untuk menetapkan siapa yang akan dinobatkan sebagai petani terbaik pada musim
panen itu. Ini merupakan bagaian dari gaya hidup mereka yang terbuka,
bersahabat dan koperatif.
20
ini adalah tradisi agonistic dari zaman Yunani kuno. Kontes yang serius telah
menjadi inti kehidupan sosial Yunani Kuno. Kontes yang serius telah menjadi inti
kehidupan sosial
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23