Resume Materi Profesionalisme SDM Kesehatan
Resume Materi Profesionalisme SDM Kesehatan
NIM : 10012682024034
Sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga
keseahatan strategis dan tenaga kesehatan kesehatan non profesi serta tenaga pendukukng/
penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam
upaya dan menejemen kesehatan.
Contoh
SDM pada Labkesda Kota lubuklinggau masih sangat terbatas, kekurangan analis, perawat
dan tenaga administrasi. Beberapa tahun terakhir adanya moratorium menghambat
rekruitmen kepegawaian, padahal setiap tahunnya pegawai ada yang pensiun. Tidk
terpenuhinya pegawai tersebut menghambat tugas dan pokok organisasi misalnya jika
pegawai tersebut sakit maka pemeriksaan ditunda karena memang yang punya keahlian
hanya pegawai tersebut, sehingga secara tidak langsung maka menghambat pembangunan
kesehatan. Begitupun perencanaan kebijakan dan program SDM kesehatan masih lemah,
walaupun sudah diperkaenalkan sisistem Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK).
Karena belum sosialisasi secara komprehensif sehingga pada kenyataan nya dilapangan
antara Kepala Bagian Organisasi dan BKPSDM tidak sejalan sehingga penerapan
SISDMK masih tidak sinkron. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian dan
pengembangan sumber daya manusia sedangkan Kepala Bagian Organisasi mempunyai
tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan pedoman, petunjuk teknis,
bimbingan Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Analisis dan Formasi Jabatan. Contohnya di
labkesda fungsional sanitarian merupakan fungsional yanng harus ada sedangkan bagian
organisasi menetapkan sanitarian tidak ada pada labkesda berbeda dari BKPSDM, dan ini
masih jadi masalah sampai sekarang.
Begitupun pada saat proses rekreuitmen masih saja terjadi ketidak singkronan antara
pengajuan dan penerimaan pegawai. Sedangkan untuk merekrut pegawai non PNS belum
nisa dilaksanakan kerena terkendala Dana atau penggajian pada pegawai tersebut.
Sama halnya dengan pembinaan dan pengawasan pegawai masih sangat kurang, kadang-
kadang tidak konsistennya terhadap hukuman kepada pegawai yang telah melanggar
aturan, misalnya kehadiran yang lebih dari 3 hari tanpa keteranga. Sehingga para pembuat
pelaksana kebijakan dalam hal ini Pimpinan UPTD atau TATA UPTD menjadi tidak
termotivasi karena proses pengawasan dan pembinaan dari BPSDM masih lemah.
Profesionalisme
Profesional SDM merupakan . seseorang atau sekumpulan orang yang mengemban amanat
untuk memenuhi memperoleh, memeliharadan mengembangkankaryawan untyk memenuhi
kebutuhan pengetahuan dan keahlian guna mencapai efektifitas organisasi dalam mencapai
visi dan misinya.
a. Pelaynan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibiltas dari pemberi
layanan (aparatur pemerintah)yang efektif dalam pencapaian tujuan dan sasaran
b. Untuk mencapai palayanan publik yang profesional maka perlu memahami prinsip-
prinsip pelayanan publik yang baik yaitu kesedehanaan, kejelasan, kepastian, waktu
akurasi dan kenyamanan
c. Prinsip pelayanan publik diatas harus disesuaikan dengan pengembangan dan kebutuhan
masyarakatdalam mewujudkan pelayanan publik yang prima sesuai dengan tuntutan dan
harapan masyarakat.
Prinsip pelayanan labkesda kota lubuklinggau bisa dilihat dari motto terpecaya dalam
pelayanan . pada prinsipnya terkandung jaminan bahwa palayanan yang akan diberikan
mempunyai nilai bermutu, baik secara kualitas pemeriksaan yaitu dengan peralatan dan
metode yang sesuai denga satandar, maupun dengan transparannya tarif pelayanan.
Karena tarif palayan sudah terpampang pada banner di ruang tunggu. Pada formulir
pemriksaan dijelaskan waktu penyelesaian pekerjaan , akurasi dan metode yang dipakai
sehingga konsumen mengetahui proses palayanan. Pada akhirnya pelayanan Labkesda bisa
memberikan kenyamanan dan keakuratan pemeriksaan sehingga bisa membantu
menegakkan diagnosis penyakit atau membantu pembangunan kesehatan lainnya.
Personil laboratorium klinis diharapkan mematuhi etika, peraturan yang ditetapkan dari
pimpinan serta perbuatannya. Organisasi untuk kredensial profesional perawatan
kesehatan memiliki kode etik yang harus diikuti oleh anggotanya. Salah satu contoh
adalah kode etik untuk para profesional laboratorium yang diadopsi oleh American
Society for Clinical Laboratory Science (ASCLS).
Prinsip-prinsip dalam kode ini menekankan bahwa profesional laboratorium memiliki
tanggungjawab kepada pasien, kolega, profesi mereka, dan masyarakat. Profesional
laboratorium memiliki kewajiban kepada pasien untuk:
Profesional laboratorium memiliki kewajiban kepada teman sejawat dan profesi mereka
untuk:
Prinsip dan cita-cita yang dinyatakan dalam kode etik ASCLS berlaku untuk perilaku etika
dan profesional untuk semua petugas kesehatan. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip
seperti yang diberikan di sini, sehinha tujuan utama — menjaga keselamatan dan
kesejahteraan pasien — dapat dicapai.
Penampilan dan kebersihan pribadi penting untuk semua petugas kesehatan, termasuk
petugas laboratorium. Semua personil harus menunjukkan penampilan yang bersih, rapi,
dan profesional. Hal ini menginspirasi kepercayaan pasien pada para pekerja. Fasilitas
layanan kesehatan dan laboratorium memiliki aturan berpakaian, dan banyak aturan-
aturan terkait langsung dengan praktik keselamatan pasien. Misalnya, diperlukan sepatu
tertutup — ini mencegah cedera pada kaki akibat tumpahan atau patah yang tidak
disengaja. Pakaian longgar, perhiasan .menggantung tidak diizinkan karena dapat
menyebabkan cedera pada pasien, menyembunyikan mikroorganisme, atau terjebak dalam
instrumen. Aturan berpakaian lainnya terkait dengan keselamatan pasien; Pekerja dilarang
menggunakan produk pribadi yang wangi untuk mencegah terjadinya masalah bagi pasien
yang sensitif atau alergi terhadap aroma yang kuat.
Registrasi tenaga kesehatan adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah
dimiliki sertifikat kompetensi dan telah memiliki kualifikasi tertentulainnya serta diakui
secara hukum untuk menjalankan prskrik dan/ atau pekerjaan profesinya (permenkes
no.161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan).
Masalah Sumber Daya Manusia di Laboratorium adalah alokasi dalam hal kuantitas dan
kualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di Laboratorium, salah satu upaya
adalah dengan melakukan Uji Kompetensi. Uji Kompetensi diutamakan bagi SDM yang
sebelumnya telah mengikuti Pelatihan secara Terstruktur dan Berjenjang.
Setiap pegawai fungisonal harus memilki STR, Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang telah memiliki STR dapat melakukan aktivitas
pelayanan kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap tenaga kesehatan telah memiliki
ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan
lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi.