Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI PROFESIONALISME SDM KESEHATAN

TUGAS KULIAH : MANAGEMEN SDM KESEHATAN

NAMA : YETI SUKENI

NIM : 10012682024034

TEMPAT KERJA: LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH KOTA


LUBUKLINGGAU

Sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga
keseahatan strategis dan tenaga kesehatan kesehatan non profesi serta tenaga pendukukng/
penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam
upaya dan menejemen kesehatan.

Contoh

 Tenaga keseshatan profesi : dokter (penanggung jawab laboratorium klinik), analis ,


sanitarian, perawat dan tenaga laboratorium lainnya yaitu tehnik kimia.
 Tenaga Kesehatan Non Profesi : SDM yang berbasis Sarjana Kesehatan masyarakat,
sebagai kegiatan adminitrasi, dan dibagian keselamatan kerja
 Tenaga pendukung atau penunjang : SDM yang berbasis sarjana ekonomi untuk
adminitrasi

Masalah Startegis SDM Kesehatan saat ini dan masa depan

a. Pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan belum dapat memenuhi


kebutuhan SDM untuk pembangunan kesehatan
b. Perencanaan Kebijakan dan Program SDM Kesehatan masih lemah dan belum
didukung sistem informasi SDm kesehatan yang memadai
c. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Kesehatan.
Kualitas hasil pendidikan SDm Kesehatan dan pelatihan kesehatan pada umumnya
masih belum memadai.
d. Dalam pendayagunaan SDM kesehatan, pemerataan SDM kesehatan masih
berkualitas masih kurang. Pengembangan karir, sistem penghargaan dan sanksi
belum sebagaimana mestinya. Rugulasi untuk mendukung SDM kesehatan masih
terbatas, serta
e. Pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan serta dukungan sumber daya SDM
kesehatan

SDM pada Labkesda Kota lubuklinggau masih sangat terbatas, kekurangan analis, perawat
dan tenaga administrasi. Beberapa tahun terakhir adanya moratorium menghambat
rekruitmen kepegawaian, padahal setiap tahunnya pegawai ada yang pensiun. Tidk
terpenuhinya pegawai tersebut menghambat tugas dan pokok organisasi misalnya jika
pegawai tersebut sakit maka pemeriksaan ditunda karena memang yang punya keahlian
hanya pegawai tersebut, sehingga secara tidak langsung maka menghambat pembangunan
kesehatan. Begitupun perencanaan kebijakan dan program SDM kesehatan masih lemah,
walaupun sudah diperkaenalkan sisistem Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK).
Karena belum sosialisasi secara komprehensif sehingga pada kenyataan nya dilapangan
antara Kepala Bagian Organisasi dan BKPSDM tidak sejalan sehingga penerapan
SISDMK masih tidak sinkron. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian dan
pengembangan sumber daya manusia sedangkan Kepala Bagian Organisasi mempunyai
tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan pedoman, petunjuk teknis,
bimbingan Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Analisis dan Formasi Jabatan. Contohnya di
labkesda fungsional sanitarian merupakan fungsional yanng harus ada sedangkan bagian
organisasi menetapkan sanitarian tidak ada pada labkesda berbeda dari BKPSDM, dan ini
masih jadi masalah sampai sekarang.

Begitupun pada saat proses rekreuitmen masih saja terjadi ketidak singkronan antara
pengajuan dan penerimaan pegawai. Sedangkan untuk merekrut pegawai non PNS belum
nisa dilaksanakan kerena terkendala Dana atau penggajian pada pegawai tersebut.

Masih terbatasanya pengembangan atau peningkatan mutu pegawai melalui pelatihan,


karena terkendala anggaran, sedangkan dilaboratirium penting sekali untuk up date
pengetahuan dan keterampilan.

Sama halnya dengan pembinaan dan pengawasan pegawai masih sangat kurang, kadang-
kadang tidak konsistennya terhadap hukuman kepada pegawai yang telah melanggar
aturan, misalnya kehadiran yang lebih dari 3 hari tanpa keteranga. Sehingga para pembuat
pelaksana kebijakan dalam hal ini Pimpinan UPTD atau TATA UPTD menjadi tidak
termotivasi karena proses pengawasan dan pembinaan dari BPSDM masih lemah.

Profesionalisme

Profesional SDM merupakan . seseorang atau sekumpulan orang yang mengemban amanat
untuk memenuhi memperoleh, memeliharadan mengembangkankaryawan untyk memenuhi
kebutuhan pengetahuan dan keahlian guna mencapai efektifitas organisasi dalam mencapai
visi dan misinya.

Pelayana Publik Profesional

a. Pelaynan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibiltas dari pemberi
layanan (aparatur pemerintah)yang efektif dalam pencapaian tujuan dan sasaran
b. Untuk mencapai palayanan publik yang profesional maka perlu memahami prinsip-
prinsip pelayanan publik yang baik yaitu kesedehanaan, kejelasan, kepastian, waktu
akurasi dan kenyamanan
c. Prinsip pelayanan publik diatas harus disesuaikan dengan pengembangan dan kebutuhan
masyarakatdalam mewujudkan pelayanan publik yang prima sesuai dengan tuntutan dan
harapan masyarakat.

Prinsip pelayanan labkesda kota lubuklinggau bisa dilihat dari motto terpecaya dalam
pelayanan . pada prinsipnya terkandung jaminan bahwa palayanan yang akan diberikan
mempunyai nilai bermutu, baik secara kualitas pemeriksaan yaitu dengan peralatan dan
metode yang sesuai denga satandar, maupun dengan transparannya tarif pelayanan.
Karena tarif palayan sudah terpampang pada banner di ruang tunggu. Pada formulir
pemriksaan dijelaskan waktu penyelesaian pekerjaan , akurasi dan metode yang dipakai
sehingga konsumen mengetahui proses palayanan. Pada akhirnya pelayanan Labkesda bisa
memberikan kenyamanan dan keakuratan pemeriksaan sehingga bisa membantu
menegakkan diagnosis penyakit atau membantu pembangunan kesehatan lainnya.

Managemen sebagai Profesi

 Penekanan pada kegiatan yang dilakukan sekelompok orang dengan menggunakan


keahlian –keahlian tertentu
 Keahlian-keahlian tersebut diperoleh karena telah memenuhi syarat atau standar
tertentu dan diakui oelh masyarakat
 Dengan keahlian tersebut seseorang dapat memperoleh suatu status
 Sekelompok orang yang bekerja dalam organisasi dengan menggunakan keahlian
tertentu dapat dikelompokkan dalam organisasi profesional

Ciri-ciri sesuatu sebagai profesi

a. Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip- prisnip umum


b. Para profesional medapatkan status mereka karena mencapai standar prestasi kerja
tertentu, bukan karena favorit, politik , agama atau sosial
c. Para profesionalisme harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat dan dan disiplin
bagi mereka yang menyandang profesi.

Personil laboratorium klinis diharapkan mematuhi etika, peraturan yang ditetapkan dari
pimpinan serta perbuatannya. Organisasi untuk kredensial profesional perawatan
kesehatan memiliki kode etik yang harus diikuti oleh anggotanya. Salah satu contoh
adalah kode etik untuk para profesional laboratorium yang diadopsi oleh American
Society for Clinical Laboratory Science (ASCLS).
Prinsip-prinsip dalam kode ini menekankan bahwa profesional laboratorium memiliki
tanggungjawab kepada pasien, kolega, profesi mereka, dan masyarakat. Profesional
laboratorium memiliki kewajiban kepada pasien untuk:

 Memberikan layanan berkualitas tinggi dan mempertahankan standar praktik yang


tinggi
 Lakukan penilaian yang kuat dalam membangun, melakukan, dannmengevaluasi
pengujian laboratorium
 Menjaga kerahasiaan informasi pasien yang ketat
 Menjaga privasi dan martabat pasien
 Berusaha untuk melindungi pasien dari praktik yang tidak kompeten oleh orang lain

Profesional laboratorium memiliki kewajiban kepada teman sejawat dan profesi mereka
untuk:

 Pertahankan reputasi kejujuran, integritas, dan keandalan


 Pertahankan martabat dan rasa hormat terhadap profesi
 Berkontribusi pada kemajuan profesi
 Membangun hubungan kerja yang kooperatif dan saling menghormati dengan para
profesional kesehatan

Profesional laboratorium memiliki tanggung jawab kepada masyarakat untuk:

 Gunakan kompetensi profesional mereka untuk berkontribusi pada kesejahteraan


umum masyarakat
 Mematuhi hukum dan peraturan yang berkaitan dengan praktik ilmu laboratorium
klinis
 Lebih giat dalam hal apapun dalam menjalankan profesi untuk memenuhi standar
perawatan dan praktik yang tinggi.

Prinsip dan cita-cita yang dinyatakan dalam kode etik ASCLS berlaku untuk perilaku etika
dan profesional untuk semua petugas kesehatan. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip
seperti yang diberikan di sini, sehinha tujuan utama — menjaga keselamatan dan
kesejahteraan pasien — dapat dicapai.

Kualitas yang Diinginkan dalam Profesional Laboratorium


Kualitas pribadi tertentu diinginkan pada semua profesional kesehatan. Hal ini termasuk
kejujuran, integritas, dedikasi, dapat diandalkan, kerja sama, kompetensi, kebijaksanaan,
dan sikap peduli. Keterampilan komunikasi yang baik dan kemampuan untuk berhubungan
baik dengan sesama pekerja juga merupakan kualitas yang diperlukan. Selain itu, pelamar
untuk program kesehatan profesional harus berharap bahwa proses melamar kerja akan
mencakup pemeriksaan latar belakang kriminal dan tes narkoba.
Kualitas pribadi tambahan dan kemampuan fisik diperlukan oleh personel laboratorium
untuk berhasil lulus dalam profesi laboratorium klinis. Tes ini termasuk stamina fisik,
penglihatan yang baik, keterampilan manual, kecerdasan yang baik, dan bakat untuk ilmu
biologi. Pekerja laboratorium harus memiliki kemampuan yang jeli, termotivasi, mampu
melakukan manipulasi dan perhitungan yang tepat, dan juga harus memiliki keterampilan
organisasi yang baik.

Penampilan dan kebersihan pribadi penting untuk semua petugas kesehatan, termasuk
petugas laboratorium. Semua personil harus menunjukkan penampilan yang bersih, rapi,
dan profesional. Hal ini menginspirasi kepercayaan pasien pada para pekerja. Fasilitas
layanan kesehatan dan laboratorium memiliki aturan berpakaian, dan banyak aturan-
aturan terkait langsung dengan praktik keselamatan pasien. Misalnya, diperlukan sepatu
tertutup — ini mencegah cedera pada kaki akibat tumpahan atau patah yang tidak
disengaja. Pakaian longgar, perhiasan .menggantung tidak diizinkan karena dapat
menyebabkan cedera pada pasien, menyembunyikan mikroorganisme, atau terjebak dalam
instrumen. Aturan berpakaian lainnya terkait dengan keselamatan pasien; Pekerja dilarang
menggunakan produk pribadi yang wangi untuk mencegah terjadinya masalah bagi pasien
yang sensitif atau alergi terhadap aroma yang kuat.

Privasi / Kerahasiaan Pasien


Profesional laboratorium melakukan tugasnya kepada pasien dengan memberikan layanan
yang kompeten dan mempertahankan standar tinggi. Salah satu prinsip penting yang harus
dipatuhi adalah privasi pasien. Informasi pasien bersifat rahasia. Kerahasiaan ini hanya
harus didiskusikan dengan karyawan lain yang ada di pelayanan kesehatan tersebut yang
terkait langsung dengan suatu kasus yang “perlu tahu” untuk meningkatkan perawatan
pasien.

Aturan privasi di bawah Health Insurance Portability and Accountability Act


(HIPAA) menjelaskan hak pasien terhadap privasi mereka, serta keadaan yang
mengharuskan di mana informasi pasien tersebut dapat dibagikan untuk memberikan
perawatan terbaik..

Interaksi Antara Personil Laboratorium dan Pasien


Seringkali, satu-satunya pasien kontak dengan laboratorium adalah melalui teknisi
laboratorium, teknologi medis, atau flebotomist yang mengumpulkan sampel darah dari
mereka. Paling baik, tidak menyenangkan untuk mengambil darah dari vena atau
jari. Profesional laboratorium harus menyadari setiap saat stres yang dirasakan pasien
ketika dirawat di rumah sakit atau saat mereka sedang tidak sehat. Karyawan harus
profesional, sopan, sabar, dan memperhatikan pasien.

Upaya Peningkatan Profesionalisme

Registrasi tenaga kesehatan adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah
dimiliki sertifikat kompetensi dan telah memiliki kualifikasi tertentulainnya serta diakui
secara hukum untuk menjalankan prskrik dan/ atau pekerjaan profesinya (permenkes
no.161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan).

Tujuan Pendidikan Pelatihan tenaga Kesehatan


 Meningkatkan mutu tenaga kesehatan berdasarkan kompetensi profesi dan
berorientasi kepada paradigma sehat sehingga menghasilkan tenaga kesehatan yang
memenuhi harapan masyarakat
 Menghasilkan sumber daya masniasi kesehatan yang lebih bermutu sehingga mampu
melaksanakan perubahan, pertumbuhan dan perkembangan baik kinerja, sumber
daya manusia kesehatan tersebut maupun kinerja institusi tempat kerjanya
 Dengan demikian peranan pedidikan dan pelatihan menjadi penting , terutama
dengan adanya perkembangan tehnologi yang semakin pesat.

Masalah Sumber Daya Manusia di Laboratorium adalah alokasi dalam hal kuantitas dan
kualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di Laboratorium, salah satu upaya
adalah dengan melakukan Uji Kompetensi. Uji Kompetensi diutamakan bagi SDM yang
sebelumnya telah mengikuti Pelatihan secara Terstruktur dan Berjenjang.

Setiap pegawai fungisonal harus memilki STR, Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang telah memiliki STR dapat melakukan aktivitas
pelayanan kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap tenaga kesehatan telah memiliki
ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan
lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi.

Begitupun akreditasi merupakan salah satu pengakuan bahwa laboratorium berjalan


berdasarkan standar yang telah dibuat oleh mentari kesehatan, dan salah satu cara
menjadikan organisasi ini menjadi profesional.

Anda mungkin juga menyukai