Makalah Ulumul Qur An
Makalah Ulumul Qur An
Makalah Ulumul Qur An
Disusun Oleh :
1. Nanda Bahrul Li Ummah ( 2311203036 )
2. Mohamad Adam Ashadi ( 2311203033 )
3. Faizal Amin Al-Aziz ( 2311203008 )
4. Chaira Dzikriyatul Halwa ( 2311203028 )
5. Annisa Yasmin Holis ( 2311203029)
6. Husnul Khatimah ( 2311203007)
سيد نا و. احلمد اﷲ رب العاملني الصالة و السال م على اشرف األ نبياء و املر سلني
قالوا.موالنا حممد و على أله وأصحابه و قرابته و من تبعهم با حسان اىل يوم الدين
رب زدنا علما نافعا وارقنا.سبحانك ال علم لنا اال ما علمتنا انك انت العليم احلكيم
.فهما واسعا يا فتاح يا عليم
Puji Syukur Kami Panjatkan Ke Hadirat Allah SWT, Yang Atas Rahmat-Nya
Maka Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Yang Berjudul “ Memahami
Sejarah Pembukuan Al-Qur’an”.
Shalawat Serta Salam Marilah Kita Curahkan Kepada Junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW Beserta Keluarga, Sahabat, Dan Para Pengikutnya.
Semoga Kita Semua Mendapatkan Syafaatnya Di Hari Akhir Nanti.
Adapun Penulisan Makalah Ini Merupakan Salah Satu Tugas Yang
Diberikan Oleh Mata Kuliah Ulumul Qur’an Sekaligus Sebagai Bahan Pelajaran
Kepada Siapa Saja Yang Membacanya, Serta Terlebih Kepada Kami Yang
Membuatnya. Dalam Penulisan Makalah Ini Kami Merasa Masih Banyak
Kekurangan-Kekurangan, Baik Pada Teknik Penulisan Maupun Materi,
Mengingat Akan Kemampuan Yang Kami Miliki. Untuk Itu Kritik Dan Saran Dari
Semua Pihak Sangat Kami Harapkan Demi Kesempurnaan Pembuatan Makalah
Ini.
i
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah pedoman hidup umat Islam yang memuat prinsip-
prinsip dasar terkait ilmu pengetahuan dan peradaban, ini bukan berarti
bahwa al-Quran adalah buku ilmiah atau ensklopedi ilmu, tetapi ia lebih layak
disebut sebagai sumber yang memberikan motivasi dan inspirasi untuk
melahirkan ilmu pengetahuan dan peradaban dengan berbagai dimensi. Ia
adalah kalam ilahi yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. selama
sekitar 23 tahun. Masyarakat Arab, terutama yang bertempat di wilayah Hijaz,
adalah masyarakat yang pertama mendengar dan berinteraksi ( tatafâ ‘al)
dengan al-Quran via Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw. adalah
sang pendidik dan guru terbaik yang telah mampu dan sukses dalam mengajar
dan membentuk generasi terbaik umat Islam, generasi sahabat. Bisa
dibayangkan jika generasi sahabat tidak semangat dan aktif dalam menghafal
dan mempelajari al-Quran dan hadis dari Nabi Muhammad saw., apakah kita
dapat membaca dua sumber utama hukum Islam dan dasar serta pedoman
seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari?. ( We are often rich of teories,
but always poor of examples) artinya: kita sering kaya teori, tetapi selalu
miskin keteladanan . Di dalam al-Quran Surat Al Ahzab : 21, Allah berfirman
yang artinya: (sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu). Ini berarti bahwa pembacaan serta penelitian tentang sejarah,
biografi dan perilaku Nabi Muhammad saw., sebagai teladan terbaik
merupakan hal yang sangat penting dalam islamic studies.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengajaran Al-Qur’an Pada Masa Nabi SAW
2. Bagaimana Proses Pengumpulan Naskah Al-Qur’an
3. Bagaimana Proses Penggandaan Al-Qur’an
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pngajaran Al-Qur’an Pada Masa Nabi SAW
2. Untuk Mengetahui Proses Pengumpulan Naskah Al-Qur’an
3. Untuk Mengetahui Proses Penggandaan Al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
3
Rasulullah sendiri. Para penulis wahyu tersebut kemudian mendapat
julukan sebagai Kutabul Wahyu. Adapun para penulis wahyu pada masa
nabi muhammad yaitu Khulafaur Rasyidin, Muawiyah, Zaid bin Sabit,
Ubai bin Ka’ab, Khalid bin Al-Walid dan Tsabit bin Qays.6 Namun
karena keterbatasan media tulis yang digunakan pada waktu itu sehingga
para sahabat menggunakan apa saja yang dapat digunakan sebagai media
tulis dalam menuliskan wahyu.
Beberapa media tulis yang digunakan para sahabat untuk
menuliskan wahyu sebegaimana yang disampaikan oleh az-Zarqany
adalah : lembaran lontar atau perkamen (Riqa), batu tulis berwarna putih
(Likhaf), pelapah kurma (Asib), tulang belikat(Aktaf), tulang rusuk
(Adlla’), lembaran kulit (Adim).7 Namun yang menjadi catatan dari
pengumpulan alQur‟an pada masa Rasulullah adalah walupun telah ada
penulisan pada masa Rasulullah atas perintah beliau sendiri, hanya saja
pada saat itu al-Qur‟an yang dituli masih berupa lembaran yang tercecer
dan belum disatukan. Mengenai hal tersebut, az-Zarqany secara khusus
menjelaskan alasan yang mendasari hal tersebut, yaitu :8 1. Keterbatasan
Media untuk membukukan al-Qur’an pada masa Rasulullah, tidak seperti
pada masa Abu Bakar bahkan Utsman yang cenderung lebih mudah
menemukan bahan baku pembukuannya. 2.
Pada saat itu para Qari masih sangat banyak, dan Islam belum
menyebar seperti pada masa Abu Bakar maupun Ustman. 3. Singkatnya
jarak antara berhentinya wahyu dan wafatnya Nabi. 4. Ayat-Ayat al-
Qur‟an yang turun terkadang untuk menghapus keberlakuan ayat
sebelumnya. 5. Al-Qur‟an tidak turun sekaligus, melainkan dengan jalan
sedikit demi sedikit (Munajaman) selama rentang duapuluh tahun atau
lebih. 6. Urutan ayat turun kepada Nabi berdasarkan Asbabun Nuzul,
sedangkan urutan ayat dalam al-Qur‟an tidak disusun berdasakan hal
tersebut.
4
F. dengan orang-orang
Ajam.Mereka yang
telah memeluk islam
ingin mempelajari al-
G. qur’an,sebagai
sumber utama ajaran
agama islam.Padahal al-
qur’an pada masa itu
dibaca dan
H. ditulis dalam berbagai
bentuk bacaan dan
tulisan dimana masing-
masing pembaca
mengkalim
I. bahwa bacaan dan
model penulisannya
benar.Untuk menghindari
sengketa ini,yang sudah
J. mengarah pada
perpecahan maka
Ustman sebagai
khalifah pada masa
itu mengambil
K. kebijakan dengan
mengkodifikasi kembali
al-qur’an.Kodifikasi
kali ini diusulkan
oleh
L. Khuzaifah
berdasarkan peristiwa
pertentangan antara
pendududk Syam dan
Irak mengenai
M. qira’ah ketika
menaklukkan Armenia
dan Azerbajian.Dia
berkata kepada
Utsman
N. “Perbaikilah umat
ini sebelum mereka
bersengketa (mengenai
kitab suci) seperti
O. persengketaan
Nasrani dan
Yahudi”.Maka Utsman
meminta Hafsah
mengirim kepadanya
P. naskah Al-Qur’an
(yang ditulis pada
masa Abu
BAkar).Setelah ditulis
naskah itu
Q. ddikembalikan lagi
kepada Hafsah.Dengan
menyatukan tbentuk
tulisannya berdasarkan
Al-
R. Qur’an yang ditulis
pada masa Abu
Bakar,Utsman
membentuk tim
penulisan dan
S. memerintahkan
mereka agar Al-
Qur’an ditulis pada
satu mushaf dan
selainnya harus
T. dimusnahkan.Pekerja
an ini melahirkan suatu
ilmu yang dikenal
dengan ilmu rasm al-
qur’an
U. Pada masa Khalifah
Utsman bin Afan wilayah
islam sudah semakin luas
banyak orang
V. non-arab memeluk
agama islam.Terjadi
interaksi dan asimilasi
antara orang-orang
Arab
W. dengan orang-orang
Ajam.Mereka yang
telah memeluk islam
ingin mempelajari al-
X. qur’an,sebagai
sumber utama ajaran
agama islam.Padahal al-
qur’an pada masa itu
dibaca dan
Y. ditulis dalam berbagai
bentuk bacaan dan
tulisan dimana masing-
masing pembaca
mengkalim
Z. bahwa bacaan dan
model penulisannya
benar.Untuk menghindari
sengketa ini,yang sudah
AA. mengarah pada
perpecahan maka
Ustman sebagai
khalifah pada masa
itu mengambil
BB. kebijakan dengan
mengkodifikasi kembali
al-qur’an.Kodifikasi
kali ini diusulkan
oleh
CC. Khuzaifah
berdasarkan peristiwa
pertentangan antara
pendududk Syam dan
Irak mengenai
DD. qira’ah ketika
menaklukkan Armenia
dan Azerbajian.Dia
berkata kepada
Utsman
EE. “Perbaikilah umat
ini sebelum mereka
bersengketa (mengenai
kitab suci) seperti
FF. persengketaan
Nasrani dan
Yahudi”.Maka Utsman
meminta Hafsah
mengirim kepadanya
GG. naskah Al-Qur’an
(yang ditulis pada
masa Abu
BAkar).Setelah ditulis
naskah itu
HH. ddikembalikan lagi
kepada Hafsah.Dengan
menyatukan tbentuk
tulisannya berdasarkan
Al-
II. Qur’an yang ditulis
pada masa Abu
Bakar,Utsman
membentuk tim
penulisan dan
JJ. memerintahkan
mereka agar Al-
Qur’an ditulis pada
satu mushaf dan
selainnya harus
KK. dimusnahkan.Pekerja
an ini melahirkan suatu
ilmu yang dikenal
dengan ilmu rasm al-
qur’an
LL. Pada masa Khalifah
Utsman bin Afan wilayah
islam sudah semakin luas
banyak orang
MM. non-arab
memeluk agama
islam.Terjadi interaksi
dan asimilasi antara
orang-orang Arab
NN. dengan orang-orang
Ajam.Mereka yang
telah memeluk islam
ingin mempelajari al-
OO. qur’an,sebagai
sumber utama ajaran
agama islam.Padahal al-
qur’an pada masa itu
dibaca dan
PP. ditulis dalam berbagai
bentuk bacaan dan
tulisan dimana masing-
masing pembaca
mengkalim
QQ. bahwa bacaan dan
model penulisannya
benar.Untuk menghindari
sengketa ini,yang sudah
RR. mengarah pada
perpecahan maka
Ustman sebagai
khalifah pada masa
itu mengambil
SS. kebijakan dengan
mengkodifikasi kembali
al-qur’an.Kodifikasi
kali ini diusulkan
oleh
TT. Khuzaifah
berdasarkan peristiwa
pertentangan antara
pendududk Syam dan
Irak mengenai
UU. qira’ah ketika
menaklukkan Armenia
dan Azerbajian.Dia
berkata kepada
Utsman
VV. “Perbaikilah umat
ini sebelum mereka
bersengketa (mengenai
kitab suci) seperti
WW. persengketaan
Nasrani dan
Yahudi”.Maka Utsman
meminta Hafsah
mengirim kepadanya
XX. naskah Al-Qur’an
(yang ditulis pada
masa Abu
BAkar).Setelah ditulis
naskah itu
YY. ddikembalikan lagi
kepada Hafsah.Dengan
menyatukan tbentuk
tulisannya berdasarkan
Al-
ZZ. Qur’an yang ditulis
pada masa Abu
Bakar,Utsman
membentuk tim
penulisan dan
AAA. memerintahkan
mereka agar Al-
Qur’an ditulis pada
satu mushaf dan
selainnya harus
BBB. dimusnahkan.Peker
jaan ini melahirkan suatu
ilmu yang dikenal
dengan ilmu rasm al-
qur’an
Pada masa Khalifah Utsman bin Afan wilayah islam sudah
semakin luas banyak orang non-arab memeluk agama islam. Terjadi
interaksi dan asimilasi antara orang-orang Arab dengan orang-orang
Ajam.Mereka yang telah memeluk islam ingin mempelajari al- qur'an,
sebagai sumber utama ajaran agama islam.Padahal al-qur'an pada masa itu
dibaca dan ditulis dalam berbagai bentuk bacaan dan tulisan dimana
masing-masing pembaca mengkalim bahwa bacaan dan model penulisannya
benar.
Untuk menghindari sengketa ini yang sudah mengarah pada
perpecahan maka Ustman sebagai khalifah pada masa itu mengambil
kebijakan dengan mengkodifikasi kembali al-qur'an.Kodifikasi kali ini
diusulkan oleh Khuzaifah berdasarkan peristiwa pertentangan antara
pendududk Syam dan Irak mengenai qira'ah ketika menaklukkan Armenia
dan Azerbajian.Dia berkata kepada Utsman "Perbaikilah umat ini sebelum
mereka bersengketa (mengenai kitab suci) seperti persengketaan Nasrani
dan Yahudi".Maka Utsman meminta Hafsah mengirim kepadanya naskah
Al-Qur'an (yang ditu lis pada masa Abu BAkar).Setelah ditulis naskah itu
ddikembalikan lagi kepada Hafsah.
Dengan menyatukan tbentuk tulisannya berdasarkan Al-Qur'an
yang ditulis pada masa Abu Bakar, Utsman membentuk tim penulisan dan
memerintahkan mereka agar Al-Qur'an ditulis pada satu mushaf dan
selainnya harus dimusnahkan Pekerjaan ini melahirkan suatu ilmu yang
dikenal dengan ilmu rasm al-qur'an atau ilmu rasmi al-utsmani,yang
selanjutnya menjadi salah satu kajian dalam ulum qur'an. Tim penulisan al-
qur'an pada masa ini beranggotakan Zaid bin Tsabit, Said bin Ash,dan
Abdurrahman bin Al-Harits.¹4
Ada dua hal yang membedakan mushaf yang ditulis pada masa
Ustman ini dengan mushaf-mushaf yang ada sebelumnya,yaitu susunan
surah dan qiro'ah.Para sahabat yang menulis al-qu r'an untuk pribadinya
mempunyai susunan surah yang berbeda dengan mushaf Utsmani.dan dalam
penulisannya mereka selalu memasukkan penafsiran suatu ayat dalam
penulisan Surah Al-Baqarah (2) ayat 198.ia memasukkan kata fi musim al-
hajj setelah kata min rabbikum.Demikian pula penambahan kata shalihah
setelah kata kulla safinah dalam surah Al-Khafi (18) ayat 79.
Kodifikasi ini dibuat dalam empat rangkap.Kemudian tiga rangkap
diantaranya dikirim ke Syam Kufah.dan Basrah gubernur dimasing-masing
wilayah boleh menggandakannya asal bentuk dan susunan surah yang sama.
Inilah yang kemudian disebut dengan mushaf utsmani Naskah al-qur'an
yang berbeda dengan naskah mushaf utsmani ini dimusnahkan guna
menghindari perpecahan5
CCC.
5
Kadar M Yusuf,2012,Studi Al-Qur’an,Jakarta:AMZAH,hlm 38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam Kesimpulannya, Sejarah Pembukuan Al-Qur’an adalah proses
yang teliti, berhati-hati,dan terus menerus dilakukan oleh umat islam
untuk menjaga keakuratan dan keaslian al-qur’an. Al-qur’an adalah kitab
suci yang dipercaya oleh umat islam sebagai wahyu allah yang tidak
pernah berubah dan merupakan petunjuk bagi umat muslim di seluruh
dunia
2. Kesimpulan dari Proses naskah, al qur’an adalah naskah-naskah al-qur’an
yang ada saat ini telah melalui proses seleksi yang ketat dan hati-hati
sebelum diakui sebagai bagian resmi dari al-qur’an yang diturunkan dari
allah.para sahabat nabi dan ulama pada masa awal islam berperan penting
dalam proses ini dengan mengumpulkan dan memverifikasi naskah-
naskah al-qur’an yang tersebar. Dalam proses pengumpulan naskah, para
penghafal al-qur an memainkan peran yang krusial. Mereka menghafal
dan mengingat seluruh teks al-qur’an dengan sempurna, dan kemudian
mentransfernya secara lisan kepada generasi berikutnya.
3. Kesimpulan tentang penggandan Mushaf Al-Qur’an
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, wilayah Islam semakin meluas,
dan banyak orang non-Arab yang menganut agama Islam. Terjadi
interaksi dan asimilasi antara orang Arab dan non-Arab. Orang-orang
yang telah memeluk agama Islam ingin mempelajari Al-Quran sebagai
sumber utama ajaran agama Islam. Namun, pada masa itu, Al-Quran
dibaca dan ditulis dalam berbagai bentuk, dan masing-masing pembaca
mengklaim bahwa bacaan dan model penulisannya benar. Untuk
menghindari terjadinya kejadian yang berakhir pada perpecahan, Khalifah
Utsman mengambil kebijakan kodifikasi ulang Al-Quran. Kebijakan ini
diusulkan oleh sahabat Hudzaifah ibnul Yaman, yang melaporkan konflik
antara masyarakat Syam dan Irak mengenai qira'ah saat penaklukan
Armenia dan Azerbaijan. Utsman memerintahkan agar Al-Quran
dikumpulkan dalam satu mushaf yang disebut Mushaf Utsmani atau Al-
Imam. Proses kodifikasi Al-Quran ini melibatkan sejumlah ulama dan
sahabat, dan hasilnya adalah beberapa mushaf yang sangat terbatas.
Mushaf Utsmani atau Al-Imam menjadi fase ketiga dalam sejarah
kodifikasi Al-Quran. Tiga salinan mushaf Utsmani dikirim ke daerah
Syam, Kufah, dan Basrah, dengan izin bagi gubernur di masing-masing
daerah untuk menggandakannya, asalkan bentuk dan susunan surahnya
sama. Kodifikasi Al-Quran ini dilakukan untuk mencegah perpecahan,
dan mushaf Al-Quran yang berbeda dengan mushaf Utsmani yang
dihancurkan. Meskipun ada beberapa pandangan yang berbeda mengenai
tujuan dan motif di balik kodifikasi ini, kebijakan Utsman dalam
menyatukan bacaan dan penulisan Al-Quran telah mendapatkan apresiasi
dari kalangan sahabat
DAFTAR PUSTAKA