Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH POLITIK

Konsep-konsep dan Teori yang Relevan dengan Kajian politik

DOSEN PENGAMPU:

DR. Erniwati, SS,M.Hum

KELOMPOK 1

OLEH:

1. Abdul Roziq (22046073)

2. Arif Tri Wiranda (22046082)

3. Mia Permata Sari (20046039)

4. Rahma Utari (22046135)

5. Veneska Putri Vindy Gulo (22046066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah
Sejarah Politik ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw.
Makalah yang berjudul “Konsep-konsep dan Teori yang Relevan dengan Kajian
politik” ini diharapkan agar pembaca dapat mengerti dan memahami apa pengertian dari
kekuasaan serta teori dalam perubahan politik. Tak hanya itu, kami juga berharap
makalah ini bisa bermanfaat untuk kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas terstruktur dari sekian kewajiban mata kuliah Sejarah Politik.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibuk Dr. Erniwati SS,M.Hum


selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Politik yang telah memberikan tugas ini
kepada kami dan telah memberikan bimbingan serta dukungan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyampaikan terima kasih juga kepada pihak-pihak
yang turut membantu dan mendukung pembuatan makalah ini.

Kami sadar jika dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah Teori-teori Ilmu Sejarah ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 10 September 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Kekuasaan.................................................................................................. 2

2.2 Teori Perubahan Politik ............................................................................................... 6

BAB IIIPENUTUP .............................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekuasaan selalu berwajah ambigu, mempesona dan menakutkan. Kekuasaan


mempesona karena dengan Kekuasaan seorang Raja atau Presiden dengan kharisma
besar, berpenampilan menarik, memikat dan menawan dapat menyatukan dan mengatur
kehtdupan masyarakat yang khas. Sebaliknya kekuasaan terasa menakutkan karena
cenderung disalahgunakan untuk menindas dan merampas kebebasan kehidupan
masyarakat.Kekuasaan menjadi cenderung busuk dan tidak iagi digunakan untuk tujuan
baik bagi kehidupan bersama.

Istilah kekuasaan mengandung rumusan atau pengertian yang amat luas, tetapl
darl berbagai rumusan atau pengertian kekuasaan yang dirumuskan para ilmuwan dari
berbagai disiplln ilmu, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kekuasaan adalah
kemampuan pelaku untuk rriempengaruhi tingkah laku orang lain sedeinlklan rupa,
sehingga tingkah laku orang lain tersebut sesual dengan kelnginan orang yang
mempunyai kekuasaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang di ajukan oleh pemakalah, yaitu
sebagai berikut:

1) Apa pengertian dari Kekuasaan


2) Apa saja Teori Perubahan Politik

1.3 Tujuan Rumusan Masalah


Penulisan rumusan masalah ini bertujuan sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui apa pengertian dari Kekuasaan
2) Untuk mengetahui apa saja Teori Perubahan Politik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kekuasaan


Kekuasaan berasal dari kata “kuasa” yang berarti kemampuan atau kesanggupan
untuk melakukan sesuatu. Kekuasaan merupakan konsep yang sangat penting dalam ilmu
sosial pada umumnya dan dalam ilmu politik pada khususnya. Dan juga Kekuasaan
adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi atau mengendalikan
perilaku orang lain atau kelompok lain.1

Pada hal ini politik mengasumsikan inti kekuasaan politik artinya memperjuangkan
dan mempertahankan kekuasaan. Kekuasaan erat kaitannya dengan pengaruh atau
mempengaruhi, kekuasaan pada umumnya berupa relasi dalam arti terdapat satu pihak
yang meguasai dan satu pihak yang tunduk, satu pihak memberikan perintah dan satu
pihak harus patuh pada perintah tersebut.

Weber (1954) mendefenisikan kekuasaan sebagai “kemungkinan bagi seseorang


untuk memaksakan orang orang lain untuk berperilaku sesuai dengan kehendaknya.” Jika
seorang perampok memaksa anda untuk menyerahkan dompet anda kepadanya, itu
merupakan salah satu contoh kekuasaan. Kekuasaan berfungsi ketika anda membayar
pajak dan ketika anda menandatangani suatu kesepakatan. Kekuasaan adalah salah satu
dari jenis jenis interaksi sosial, namun jelas sekali adanya perbedaan perbedaan penting
di antara tipe tipe kekuasaan yang dijalankan manusia. Yang paling mendasar adalah
perbedaan antara kekuasaan yang tidak legitim, absah, dan kekuasaan yang legitim.

Kekuasaan yang tidak legitim adalah kontrol yang dijalankan atas orang lain yang
tidak mengakui hak dari mereka yang menjalankan kekuasaan untuk melakukan
demikian. Jadi kekuasaan yang tidak legitim itu membutuhkan penggunaan atau
ancaman kekuatan fisik untuk memaksakan kepatuhan. Weber menyebutkan dengan
istilah coer-cion, paksaan. Sebaliknya kekuasaan yang legitim adalah kontrol yang
dijalankan atas orang lain berdasarkan persetujuan mereka mereka (orang orang yang
dikontrol itu) percaya bahwa mereka yang menjalankan kekuasaan itu memiliki hak
untuk melakukan demikian.

1
.Anton M, Moeliono,dkk,KamusBesarBahasaIndonesia, BalaiPustaka,Jakarta,1987,hal.476.

2
Menjalankan kekuasaan melalui paksaan membutuhkan kewaspadaan yang konstan. Jika
ini satu-satunya sumber kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin mereka tak akan
dapat mempertahankan kekuasaan mereka untuk jangka waktu yang lama sebaliknya
kekuasaan yang legitim seringkali dapat dijalankan dengan usaha yang sedikit dan ia
dapat menjadi sangat stabil mengapa karena pemimpin yang bersangkutan menjalankan
kekuasaan berdasarkan kehendak rakyat yang dipimpinnya.

Weber (1957) melukiskan tiga sumber hak yang mungkin untuk memerintah yaitu
menghasilkan apa yang ia sebut otoritas tradisional, otoritas karismatik, dan otoritas
legal.2

- Otoritas tradisional : Di banyak masyarakat orang mematuhi perintah mereka yang


memegang kekuasaan Karena pada dasarnya “itulah cara yang seharusnya dilakukan”
dalam tradisi mereka jadi para raja, ratu feudal, dan kepala suku tidak perlu menulis
peraturan hukum untuk memerintah. otoritas mereka didasarkan atas tradisi berdasarkan
adat istiadat yang sudah lama dipertahankan dan diwariskan dari orang tua kepada anak,
yang mempertahankan otoritas tradisional dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.

- Otoritas karismatik : Orang bisa juga tunduk pada kekuasaan bukan karena tradisi,
melainkan karena daya tarik luar biasa dari seorang individu, atau karena individu yang
bersangkutan memiliki kharisma yang luar biasa. Napoleon, Gandhi, mao zedong,
Soekarno ayatollah Khomeini adalah contoh-contoh pemimpin yang memiliki legitimasi
kekuasaan dari kharisma suatu kualitas personal yang luar biasa hebat, yang secara
populer dihubungkan dengan individu-individu tertentu. para pengikut mereka mengerti
pemimpin yang karismatik sebagai pribadi-pribadi yang ditakdirkan memiliki visi yang
luar biasa hebat, kekuasaan dari seorang penyelamat atau mendapat rahmat khusus dari
Tuhan.

- Otoritas legal : Sistem-sistem politik negara-negara industri sebagian besar


didasarkan atas otoritas legal yang oleh Weber disebut juga otoritas rasional. sistem-
sistem ini memperoleh legitimasi dari seperangkat peraturan dan prosedur yang eksplisit

2
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007), hal 190-193.

3
yang menguraikan secara agak rinci hak-hak dan kewajiban-kewajiban pemerintah.
secara tipikal, peraturan-peraturan dan prosedur prosedur itu dibuat tertulis. orang-orang
menerima atau mengakui kepatuhan mereka pada “hukum”. Hukum menspesifikasi
prosedur-prosedur yang memungkinkan individu-individu tertentu memegang jabatan-
jabatan kekuasaan, seperti gubernur atau presiden atau perdana menteri. tetapi otoritas
tetap tinggal dalam jabatan-jabatan tersebut, bukan pada individu-individu yang secara
temporer memegang jabatan-jabatan yang bersangkutan jadi suatu sistem politik yang
didasarkan pada otoritas legal seringkali disebut “pemerintahan oleh hukum bukan
pemerintahan oleh orang”. Individu-individu datang dan pergi seperti presiden Amerika
Serikat sering berganti-ganti tetapi jabatan itu sendiri, kepresidenan tetap tinggal tidak
berganti. jika para pemegang kekuasaan individual melampaui otoritas mereka, mereka
bisa dipaksa meninggalkan jabatan mereka dan diganti oleh orang-orang lain.

Pengertian kekuasaan menurut beberapa ahli kepemimpinan yaitu:

”Kekuasaan adalah kapasitas atau kemampuan untuk menghasilkan dampak atau


akibat pada orang lain” (House, 1984).

”Kekuasaan adalah potensi untuk mempengaruhi orang lain” (Bass, 1990)

”Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, dan


kemampuan untuk mengatasi (bertahan dari) pengaruh orang lain yang tidak diinginkan”
(Wagner dan Hollenbeck, 2005).

”Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain,


sehingga orang lain tersebut akan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh orang
yang memiliki kekuasaan” (Robbins dan Judge, 2007).

Kekuasaan mengandung suatu potensi/kemampuan yang belum tentu efektif jika


dilaksanakan, dan suatu hubungan ketergantungan. Bisa saja seseorang memiliki suatu
kekuasaan namun tidak digunakan oleh orang tersebut. Jadi kekuasaan merupakan suatu
kemampuan atau potensi yang tidak akan terjadi jika tidak digunakan oleh orang yang
memilikinya. Kekuasaan juga merupakan suatu fungsi ketergantungan. Semakin besar
ketergantungan Y kepada X, maka akan semakin besar kekuasaan X dalam hubungan
tersebut.

4
Jadi ketergantungan didasarkan pada alternatif yang dipersepsikan oleh Y dan
pentingnya alternatif yang ditempatkan oleh Y untuk dikendalikan oleh X. Seseorang
hanya dapat memiliki kekuasaan atas diri orang lain, jika ia dapat mengendalikan sesuatu
yang diinginkan oleh orang lain tersebut. Contoh: Orang-tua memiliki kekuasaan yang
sangat besar atas anaknya, pada saat anak tersebut kuliahnya masih dibiayai oleh orang-
tuanya. Ketika si anak telah lulus, dan kemudian ia bekerja serta memiliki pendapatan
sendiri, maka kekuasaan orang-tua atas dirinya semakin berkurang.

Kekuasaan sebagai kekuatan

Ada beberapa arti kekuasaan sebagai kekuatan menurut para ahli yaitu :
1. Yohanes Laba Maran dan Tadjudin N Effendy (2006) : Kekuasaan di artikan
sebagai kemampuan individu atau kelompok individu untuk membatasi keinginan
kelompok lain, dan mencegah keinginannya dikuasai oleh kelompok tersebut.

2. Ossip K Flechtheim (1952) : Kekuasaan adalah keseluruhan kemampuan, hubungan


hubungan dan proses yang menghasilkan ketaatan dari pihak lain, untuk tujuan tujuan
yang ditetapkan oleh pemegang kekuasaan.

3. Miriam Budiarjo (1990) : kekuasaan adalah kemampuan untuk mengakibatkan


seseorang bertindak dengan cara yang oleh bersangkutan tidak akan di pilih. Dengan kata
lain memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
kehendaknya.

Kekuasaan sebagai pengaruh


yaitu kekuasaan yang berkemampuan mempengaruhi dari satu orang ke orang lain.
Ada beberapa arti kekuasaan sebagai pengaruh menurut para ahli yaitu :
1. Stephen P Robbins (1996) : kekuasaan adalah suatu kapasitas yang dimiliki A untuk
mempengaruhi perilaku B, sehingga B melakukan sesuatu yang mau tidak mau harus
dilakukan.
2. Robert P clark (1989) : Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengubah atau
mempengaruhi pilihan kebijakan.
3. Keith faulks (2010) : kekuasaan adalah berupa pembentukan sikap, dimana A secara
langsung mengubah sikap B melalui koersi atau manipulasi dan pembentukan konteks.3

3
Muhtar Haboddin, “Memahami Kekuasaan Politik”, (Malang: Penerbit UB Press, 2017), hlm. 9.

5
2.2 Teori Perubahan Politik
Teori perubahan politik adalah teori yang membahas tentang bagaimana perubahan
politik terjadi dan apa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Teori ini mencakup
berbagai aspek seperti perubahan sistem politik, perubahan kebijakan, dan perubahan
sosial-politik

Perubahan adalah suatu keharusan karena perubahan merupakan esensi dari kemajuan
yaitu harus berpindah posisi semakin ke depan dari posisi semulanya. Perubahan harus
dikelola dengan baik dalam manajemen perubahan change manajemen dan manajemen
harapan serta kemajuan dalam keharmonisan seringkali menjadi jebakan bagi kita untuk
malas mempertahankan dinamika perubahan dalam kehidupan sedangkan politik adalah
bermacam-macam kegiatan dalam sistem politik atau negara yang menyangkut proses
dalam menentukan tujuan-tujuan perubahan.

Jadi perubahan politik adalah suatu keharusan yang merupakan esensi untuk
menjadikan perubahan politik agar menjadi lebih baik dari sebelumnya perubahan politik
yaitu bagaimana kita harus mengubah kebijakan yang seharusnya kebijakan yang dahulu
harus diganti agar untuk menjadi lebih baik sehingga suatu bangsa dapat menjadi lebih
baik dan lepas dari kepurukan.

Ada definisi lain dari para ahli diantaranya yakni perubahan politik dapat ditimbulkan
oleh konflik kepentingan dan gagasan atau nilai-nilai baru (Surbakti.1992:246).

Tom Bottomore (1992:82) menjelaskan secara rinci tentang perubahan sosial dan
politik. Peperangan di dalam negara bangsa nation state akan mengakibatkan perubahan
sosial politik tombo tomor mencatat bahwa perang punya pengaruh pengaruh terhadap
perubahan politik dan perkembangan masyarakat. Perang sebagai sarana perluasan
masyarakat manusia dan perang merupakan faktor utama dalam pembentukan negara itu
sendiri (1992:87). Selain itu pula Rafael Raga Maran mengatakan bahwasanya
perubahan politik mencangku perubahan pemerintah perubahan rezim atau dalam
beberapa kasus perbedaan keduanya contoh nya dari rezim Suharto mengalami
perubahan ke rezim baru dan perubahan pemerintahan contohnya perubahan
pemerintahan yang baru bisa saja membiasakan penerapan kebijakan-kebijakan baru
dalam bidang sosial maupun ekonomi.

6
Perubahan politik sesuatu yang lazim dalam kehidupan dengan perubahan proses dan
dinamika masyarakat hadir dan berjalan selain itu perubahan juga merupakan sesuatu
yang esensial dalam kehidupan tak terkecuali perubahan politik. perubahan politik adalah
perubahan yang mencakup perubahan pemerintah dan perubahan rezim atau perubahan
ya mencakup keduanya (Recer MCgee dalam Maran,2001) . Perubahan pemerintahan
ditandai dengan pergantian pejabat pemerintahan atau sekelompok orang yang
mengambil alih pemerintahan .perubahan dalam pemberitaan bisa di saja menimbulkan
konsekuensi konsekuensi yang jauh yang kawannya misalnya jika pemerintah yang baru.

a. Sebab-sebab perubahan politik

Perubahan politik bisa terjadi secara kontinyu di dalam masyarakat. Perubahan ini
berkaitan erat dengan perubahan kondisi internal dan eksternal sebagai dampak dari sifat
dan interaksi antar kelompok sosial yang ada pergantian aktor politik dan kepemimpinan
suatu masyarakat surutnya generasi tua dan munculnya generasi muda ke pentas politik.

Disamping itu perubahan politik juga kerap kaitannya dengan mobilitas


penduduk,inovasi, perubahan power kebudayaan, konflik,perang, revolusi, dan perubahan
lingkungan baik fisik maupun non fisik, baik lokal maupun global. Tom Butommore
(1992) menyatakan bahwa perubahan-perubahan politik yang cukup berarti dalam
disebabkan oleh beberapa faktor :

1. Diperkenalkan nyata teknologi baru


2. perubahan dinasti
3. perdagangan atau peperangan
4. kudeta istana
5. tampil nya raja yang kompeten atau tidak kompeten
6. munculnya pemimpin politik yang karismatik
7. Adanya gerakan-gerakan kultur and dan intelektual dan
8. pasang surutnya kelompok-kelompok sosial tertentu termasuk para elit yang
memiliki kepentingan sosial yang berbeda.

Dari berbagai faktor tersebut secara umum diakui bahwa perubahan politik yang
disebabkan oleh faktor ekonomi adalah sangat penting. Kaum Marxis misalnya
berpendapat bahwa transisi historis utama dari suatu bentuk masyarakat ke bentuk
masyarakat lain,disebabkan oleh perubahan cara produksi 15 kehidupan material dan

7
kegiatan ekonomi. Perkembangan kegiatan kegiatan ekonomi mengubah supra struktur
secara cepat koma dalam suatu produk revolusi sosial.

Namun di kalangan pemikir marxis sendiri timbul perbedaan pendapat tentang hal
tersebut. Pandangan atau teori lain dikemukakan oleh raymond Aron (Maran,2001) yang
mengungkapkan bahwa penyebab kehidupan sosial adalah kelahiran dan perkembangan
masyarakat industri, yang dirangsang oleh perkembangan sains dan teknologi modern
serta perluasan teori tersebut daerah pasca industri. Dia mengatakan bahwa sains dan
teknologi menentukan perkembangan ekonomi kehidupan sosial dan kebudayaan yang
pada gilirannya akan menentukan pada sifat perjuangan politik menonjolkan kelompok-
kelompok sosial baru menggeser keseimbangan kekuasaan di antara bangsa dan
meningkatkan campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi.

b. Faktor-faktor Perubahan

Politik Sebuah perubahan yang terjadi pasti memiliki suatu faktor menyebabkan
perubahan yang mana termasuk juga ke arah politik perubahan-perubahan Politik dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut diperkenalkan teknologi baru
perdagangan atau peperangan dan kudeta istana, perubahan dinasti, tampilnya raja yang
kompeten atau tidak kompeten munculnya pemimpin yang karismatik dan adanya
gerakan-gerakan yang kultural dan intelektual. Dalam kaitan itu bahwa sebuah perubahan
merupakan hasil interaksi kepentingan yang secara ketat dikontrol bahkan ditentukan oleh
posisi sosial atau kondisi material elit yang terlibat.

Ada faktor yang menyebabkan terjadi perubahan yaitu:


- Konflik kepentingan Konflik yang berupa ketegangan saja cenderung menimbulkan
perubahan di dalam sistem atau dampak kebijakan yang bersifat moderat, sedangkan
konflik yang berupa kontradiksi cenderung menggoyahkan keseimbangan sistem
sehingga dapat menimbulkan perubahan sistem dan dampak kebijakan yang bersifat
mendasar.
- Gagasan atau nilai-nilai baru Sebagai variabel yang independen yang menjelaskan
perbedaan antara sistem dan proses-proses perubahan dan reproduksi. Faktor lain
yang menimbulkan perubahan yakni ada berbagai kebijakan yang secara disengaja
terencana dan terorganisasikan dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kekuasaan berasal dari kata “kuasa” yang berarti kemampuan atau kesanggupan
untuk melakukan sesuatu. Kekuasaan merupakan konsep yang sangat penting dalam ilmu
sosial pada umumnya dan dalam ilmu politik pada khususnya. Pada hal ini politik
mengasumsikan inti kekuasaan politik artinya memperjuangkan dan mempertahankan
kekuasaan.

Kekuasaan erat kaitannya dengan pengaruh atau mempengaruhi, kekuasaan pada


umumnya berupa relasi dalam arti terdapat satu pihak yang meguasai dan satu pihak yang
tunduk, satu pihak memberikan perintah dan satu pihak harus patuh pada perintah tersebut.
Kekuasaan berfungsi ketika anda membayar pajak dan ketika anda menandatangani suatu
kesepakatan. Kekuasaan adalah salah satu dari jenis jenis interaksi sosial, namun jelas sekali
adanya perbedaan perbedaan penting di antara tipe tipe kekuasaan yang dijalankan manusia.

Kekuasaan yang tidak legitim adalah kontrol yang dijalankan atas orang lain yang
tidak mengakui hak dari mereka yang menjalankan kekuasaan untuk melakukan demikian.
Teori perubahan politik adalah teori yang membahas tentang bagaimana perubahan politik
terjadi dan apa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perubahan adalah suatu keharusan
karena perubahan merupakan esensi dari kemajuan yaitu harus berpindah posisi semakin ke
depan dari posisi semulanya.

Perubahan harus dikelola dengan baik dalam manajemen perubahan change


manajemen dan manajemen harapan serta kemajuan dalam keharmonisan seringkali menjadi
jebakan bagi kita untuk malas mempertahankan dinamika perubahan dalam kehidupan
sedangkan politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam sistem politik atau negara yang
menyangkut proses dalam menentukan tujuan-tujuan perubahan.

B. Saran
Pemakalah meyakini, penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
pemakalah mengharapkan kritik maupun saran guna kesempurnaan di masa datang. Dengan
demikian, pemakalah mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini ada kekhilafan atau
kekurangan. Atas perhatian, saran dan kritik tersebut sekali lagi diucapkan terima kasih

9
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Sridiyatmiko, P. S. U. (2015). ANALISIS KRITIS TENTANG PROSES


NORMALISASI HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA DAN
MALAYSIA (Kajian Sejarah Politik Hubungan Bilateral Tahun 1960-
1970). Historic Jurnal Penelitian dan Pemikiran Sejarah Vol. 9 No. 1 Juni 2015

Wicaksono, A. (2018). Sejarah Politik Indonesia dalam Novel Larasati Karya Pramoedya
Ananta Toer. Jentera: Jurnal Kajian Sastra, 7(1), 20-35.

Brooks. 2006. Organisational Behavior; Individuals, Groups and Organisation.Pearson


Education Limited, London.

Hellriegel, Slocum, Woodman. 2004. Organizational Behavior, 10th Edition. SouthWestern


Thompson Learning, USA

Kipnis, D., and S. M. Schmidt. 1982. Profiles of Organizational Strategies. Form M. San
Diego, CA: University Associates.

Sahid Komarudin. (2015). Memahami Sosiologi Politik. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Maran Rafael Raga. (2007). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Anton M, Moeliono,dkk,KamusBesarBahasaIndonesia,BalaiPustaka,Jakarta,1987,hal.476.

Muhtar Haboddin,“Memahami Kekuasaan Politik”,(Malang: Penerbit UB Press, 2017),hlm 9.

10

Anda mungkin juga menyukai