Anda di halaman 1dari 10
ANALISA JUEMAL lial Eve am Alia leredit Angkatan 1 V) Dosen Renspopu i Aris Prasebyoninysily, €5T,M. Kec, Ve Drsusun Oley > Nama? Wolidul Macrurchs A Aid Keb MIM: Abaauos PROGRAM STUDI FEBIDANAN PROGAM SARIANA fakulta \lMu KESEHATAN Udivercipar FUSUMA HUSADA SURAKART A TAHUN AFADEMIp 2022/2023 Dipindai dengan CamScanner A. udu ural —__Fatlor= rato berhuougan dengan Wladin Anerate Pada ud aa $$$“ B. Populats FE s leu hami\ di wilayal kerja Puckectmac Bandar Jaya Lala b Vabupaten lahat tahun 2016 Sehanyak 44 fecpondleny C. Sarmpel - = Tekni Samyliny + Penenhicn Sampel dilaleukau "1 purposive samplma (Sampel yan” dite near —————— Seca, Alea | = JJuwilal Sampel 2 Sam pel pada _pendlitinn tnt aclalal 44 fer ponder —d. Tempat dan wattu gendilran -Temmpat penelitian : Puskes dar Jaga = Waku penditan : Bulan December Aol 2. Jews ponditran Jenis_penclinan merepaleess ent pendibraun kuanhitalie axclibe £, Desain Penelitran Desa penelikan tv nungquaakan desain Cross Seebonal 3. ‘jens Analiza Oak Ogquinalen one aua\ita ee wang, dijon adalal 1, Analtis Univartal 2. Analcer _ pivariat Analerr bivarrat menyqunaven up Stabrskie cli Squere unser derajat leeper cayaain 26h, Anabira for dArqunakoun untuk meliat Wuoungan autara VarTabel fang ately Aten Aetjadian PEK yada lou Nani hubunyeur avtarn Usta bu hail varibas, Jara Kelabiran ui Beua yonoycrahuan, Dipindai dengan CamScanner JURNAL KEBIDANAN Vol 5, No 2, April 2019 : 106-115 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA. PADA IBU HAMIL. Tessa Sjahrlant”, Vera Faridah® ‘ProdPendidkan Doktor, Fakultas Kedoktoran, Universitas Malahayati mai: fessasahi@arallcom ‘ProdiPendidikan Dokter, Fakuites Kedokteran, Universitas Malahayati Emal: verataridah@malahayellacld ABSTRACT The prevalence of anemia in pregnant women fn Indonesia ranges from 20-8086, bul in ‘general @ lt of slodies show greater 50%. In the western part of Indonesia It Is high, Aceh is 56.6%, Noah ‘Sumatra is 77.8%, West Sumatra is 8.9%, Riau fs 65.6%, Jambi is 74.2%, South Sumatra is 58.5%, Lampung 60, ™. Purpose: To analyee the factors associated with the incidence af anemia in pregnant women in the ‘working area of Lahat Bandar Jaya Labat Heath Center i 2016: “Methods: Sampling using analytical design, cross sectional design with purposive sampling technique, the ‘sample amounted fo 49 respondents. The independent variables aro tha age of pregnant women, party, bith distance, gestational age, and knowledge. And the dependent variabie is the incidence of anemia in pregnant women. Data wore analyzed using Chi Square. Results: The highest age of pregnant women was <20 years ol and> 36 years ol as many as 28 ‘espandenis (75.1%), <4 paity as many 5 45 respondents (81.63%), <2 years bith spans were 26 respondents (83, 196), TM Wl as many as 25 respondents (51.0%), ess knowledge as many ag 28 respondents (87.1%), the Incidence of anemia was 26 respondents (53.1%). There was a relationship between the age of pregnant women = 0,000, bith stance (p= 0.000), gestational age (p = 0,000), and knowiedgo fp = 0,000), wth the incidence ‘of anemia in pregnant women, And there is no pariy relationship (p = 0.472) with anemia in pregnant women, Conclusion: There is relationship between the age of pregnant women, bith distance, gestational age, and knowledge, with the incidence of anemia in pregnant women. And there is no relationship between pavity and the incidence of anemia in pregnant women Kepnod : anemia in pregnant women, bith cistance,parly, gestational age ABSTRAK Latar betakang -Prevalens! anemia pada wanita hamil di indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada lumumrya banyak pereliian yang menunjukkan lebih basar yaitu 50%. Oi wizyah Indonesia agian. barat tergalong tinggi, Aceh 56,6%, Sumatera utara 77.8%, Sumatera Barat 6.9%, Riau 65,6%, Jambi 74,2%, ‘Sumatera Selatan §8,3%, Lampung 60.7%. “Tujuan penelian : Untuk menganalisis faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada bu hat wieya tra Pusoaran Saar Jaye Laat Kable ahaha DO nae i ‘Melode: Pengambilan samipal menggunakan desain analitk, rancangan cross seciional dengan teknik ‘purposive sampling, Sampel berumiah 4Sresponden, Dengan variabal infopenden adalah usiaibu hamil, paritas, Jprak kelahiran, usia Kehamilan, dan pengetahuan. Dan varabel dependen adalah keladian anamia pada ibu hamil. Data dianatisis menggunakan Chi Square. Hsil peneltian: Usia iby amd terbanyak yaitu usta <20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 28 responden (75,1%), partas <4 sebanyak 45 responden (81,63%%), jarak kelahiran <2 tahun sebanyak 26 responden (53,1%), ‘TMI! sobanyak 25 responden (510%), pengelahuan kurang sebanyak 28 responden (57, 1%), kejadian anomia ‘ebanyak 26 responden (53,1%). Ada hubungan antara usia iby hard (p = 0,000), jarek kelahiran (p = 0,000), sla Kehamilan (p = 0,000), dan pengetahuan (p = 0,000), dengan kajadian anemia pada ibu ham. Dan tidak ada hubungan pass (p = 0.472) dengan anemia pada tou harril Dipindai dengan CamScanner ‘Faktor-Fattor Yang Berusbungan Dengan Kajadian Anemia Pada iby Ham 107 ‘Simpuian ; Ada hubungan antara usia ibu hami, jarak ketahiran, usia kehamilan, dan pengetahuan, dengan kejacian anemia pada iby hamil, Dan tidak ada hubungan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hari Kata kunc': Anemia ibu hamil, Jarak Kelahiran, Paritas, Usia kehemilan, PENDAHULUAN ‘Anemia adalah statu kondisi lau: keadaan ‘ditandal dengan penurunan Kadar hemoglobin (HE), ‘hematckt atau jumlah sel darah merah. Kadar Hb ‘dan sel darah sangat bervariasi tergantung pada ‘sa, jenis kelamin, ketinggian suatu tempat, serta keadaan fisiciog tetentu (Sudoyo, 2013), Menurut Depies (2009) anemia datam kehamitan adalah kondisi iby dengan kadar hemoglobin dibawah 11 197% pada trimester I dan ll atau <10,5 gr pada trimester I Anemia lebih sering djumpai datam keharilan karena dalam kehartilan kebutuhan akan zat-zat makonan bertambeh dan terjadi perubahan- erubahan dalam darah dan sumsum tulang (Prawiroharcho, 2014), Anemia pada. umumnya Aerjadi di seluuh dunia, tervtama di negara bberkembang, pada kelempok sosial ekonomi rendah, — rrelputi —pencidkan, _pekerjaan, Pengapatan. Pada kelompok dewasa terjadi pada Wanita usia reproduks, tervtama wanda hamil dan wanta menyusui Karena banyak mengalami defisiensi Fe Menurut World’ Health Organiza prevalensi ibu hamil yang _mengalami anemia defisiensi Fe — sekiter 35-75% yang semakin meningkat seiing dengan pertambahan usia kehamilan, Semertara persentase werita hamil dari keluarga miskin ters meningkat seting bertambahnys usia Kehamilan dalam timesier | (sebanyak 8%), trimester li sebanyak 12%, dan timester Il sebanyak 29% (Fatmah, 2014). ‘Secara keselunhan, anemia terjacé pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju (Farah, 2014). Sedangkan menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) 9% pada negara maju, 40,1% di negara indonesia, Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapl pada umumnya ‘banyak peneliian yang menunjukkan anemia pada ‘wanita hamil yang lebih besar dari §0%. Oi wiyah Indonesia bagian barat daerah tergolong tingg, anemia di Aceh sebanyak 566%, Sumatera utara 778%, Sumatera Barat 6.9%, Riau 65.6%, Jambi 14.2%, Sumatera Selatan 58.3%, Lampung 60,7%. Dalam penanggulangan anemia pada Ibu ham Depkes telah mempunyal kebijaksanaan agar ‘anemia tidak berdampak tethadap kandi ersalinan dan nifas yang heresko terhadap kematian (Handoko, 2010). Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif seperti gangguan dan hambatan pada pertumbuhan dan Krekurangan Hb dalam dara mengalibatkan furangnya oksigen yang dtransferke seluuh tubuh ‘maupun otak (Manuabea, 2010). Dari peneltign Herawat, dkk (2010), Fatar- faktor yang Berhubungan dengan Anemia Gizi pada Ibu Hamil di Puskesmas Jataksana Kuningan Tahun 2010. Jumal Kesehstan Kartha, 1(1), pst. dixetahul batwa dati 81 responden yang diel, sebagian besar_ —responden (543%) menderita anemia dengan kadar haemoglobin < 11 gr (Heraweati, chk, 2010). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan indonesia/SOKI (2012), Angka Kematian bu (AKI) lercaist mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata tata kematian ini jauh melonjak dibandingkan hesil ‘SDK! tahun 2007 yang mencapai 228 per 100 ru, meningkainys kernatian ibu tentu sangat mempersulit pemerintahan yang beriekad menurunkan AKI hingga 108 per 100 ribu pada 2015 sesvai dengan target Milanium Development GoalsiMDGs (Kemenkes, 2012). ‘Anemia pada ibu hemil masih merupakan saih satu masalan masional karen mencerminkan nila kesejahteraan sosial ekonomi masyeraka dan pengaruhnya sangat besar tehadap kuaitas sumber daya manusia. Anemia kehamvan disebut “potential danger to mather and child, kareng iulah ‘anemia memerlukan pethatian dari sercua plhak yang lerkait datam pelayanan Kesehatan pada lini iterdepan (Manuaba, 2010}. Tahun 1970 Depkes Rt telah melaksanzkan ‘uatu program pemberian tablet besi pada ibu hail i -Puskesmas dan posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah, cimana satu tablet bers! 200 mg ferosuifat dan 0.25 mg asam {ola (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat. Setiap bu hari dianjurkan minum tablet bes! dengan dosis sat tablet seliap hai selama ehamilannya dan empat puluh hati setelah melahirkan, Tablat bes! disedlakan oleh pemerintah dan derian kepada iby hari secara gratis melalui sarana pelayanan Kesehalan (Depkes Ri, +2009), Kebutuhan 2at besi pada setiop kehamilan + 900 mg Fe untuk pembentukan sel darah ibd, Jums| Kebidanan Volume 5, Nemar 2, Apel 2018 Dipindai dengan CamScanner 110 Tecsa Sjahriami, Vera Farida Tabol 6 Tabel Distribus! Frekuens! Responden Berdasarkan Kejadian Anemia in Anemia FrekuensiPresentase ‘Anemia 26 53.1% Tidak Anemia 23 46.9% Total 49 100%. Dati tabe! Distrbusi Frekuens! Responden ‘Berdasarkan Kejadian Anemia diatas tetinat ‘ejadian anemia sebanyak 26 responden (53,1%), ddan tidak anemia sebanyak 23 responden (46,9%). ‘Analisa ini digunakan untuk —melihat ‘hubungan antara variabel yang diteiti dengan kjacian KEX pada ibu ham, ubungan antara sia ib har, paras, jarak kelahran, usia keharnlan, ddan pengetahwuan. Uj statstk yang diakuian pada sanalsis bivarat Ini adalah chi square dengan sderajal kepercayaan 95% (a = 95%). Berdasarkan has uj statistik akan diperoleh rlai probabiltas (p- value) < 0,05 (pada Cl; 95%) maka HO citoak dan Ha diteima yong beari ada hubungan yang bermakna don jika probebilias (p-valve) > 0.05 maka HO diterima dan Ha ditolak yang bearti tidak ada hubungan yang bermakna (Siswanto, Susila Analisis Bivariat ddan Suyanto, 2013). Tabel 7 Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadlan Anemia = Kejadion Anemia Variabet ee OURO cl Usia Ibu _<20 tahun dan >35 tahun, 2 6 28 Hamil Sra 5 7 Fr 00000 15,583 3787-6412 ‘Tabel diatas menunjukkan bafwa sebagian besar responden adalah usia <20 tahun dan >35 tahun, dengan hubungan yang signifkan antara sia ibu hamil dengan kejadian anemia (p 0,000) dengan resiko usis ibu hamil<20 tahun dan >35 tahun dapat menyebabkan kejacian anemia sebesar 15 kali lpat ‘Tabel & Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemi Veriabel aaa POR 24 3 4 Paritas = a ar go abel ciatas menunjukkan bahwre sebagian —-—rubungan yang tidak signifken antera paritas besar responden dengan partes <4, dengan dengan kejacian anemia (p 0472) ‘abel 9 Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian Anernia ‘Anemia Variabel ci Bp OR cl “2 tahun, dengan hubungan yang signifkan antara jarak elahiran dengan kejadian anemia (p 0,000) dengan resixojarak kelahiran <2 tshun dapat menyebabkan kejadian anemia sebesar 22 kal ipa, Jornal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, Apri 2019. ‘sebagian besar responden dengan usia keharnilan TM III, dengan hubyngan yang signifikan antara usia kehamilan dengan kejadian anernia (p 0,000) dengan resiko usia kehamilan TM | dan It dapat menyebabkan kejadian anemia sebesar 19 Kall lipat. Dipindai dengan CamScanner FaktonFakior Yong Beshubungan Dengan Kejedian Anemia Peds Iba Hamil 111 Tabel 10 Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia Varabel ‘mons fish 8 p OR cl Usiakeharilan eat tg —Fp « Boo 9.960 4,682-85,360 ‘abel 14 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia Wariabel ‘Anemia ae n Pp OR cl Pengelanean — 28K 18 ___3_F¥ gag 5000 3.443-65.55 ‘Tabel datas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan pengetahwan Kurang, dengan hubungan yang signifikan antara ppengetahuan dengan Keladian anemia (p 0,000) dengan resko pengetahuan kurang dapat menyebabkan kejadian anemia sebesar 15 kai Nipat. PEMBAHASAN Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian ‘Anemia Dari hasil peneliian didapatkan responden wusia <20 tahun dan 35 tehun yang mengalami ‘kejadian anemia sebnayak 22 orang (44,9%). Hal ini sesuai dengan Depkes (2014) dimana kadar Hb 7,0-40,0 mgidl banyak ditemukan pada kelompok lumur <20 tahun sebanyak 46% dan kelarpok umur 35 tahun atau lebih sebanyak 48%, Bila umur ibu pada seal hail relatif muds (<20 tahun) akan beresiko terkena anemia, hal ini gikarenakan pada Uumur tersebut masih terjaci pertumouhan yang ‘membutuhkan zat gizi lebih banyak dbandingkan Gengan umur Giatasnye Bila zat giz tidak tempenuhi, akan terjadi kompensas! zat glzi antara bu dengan bayinya (Wiianto, 2012), Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak teralu tua, tumur yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35, tahun beresiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil jugameliputi kesiapan fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Depkes, 2014). Remaja adalah individu yang berumur 10-19 tahun. Penyebab vutama kemallan pada perempuan berumur 15-19 tahun adalah ‘komplikasi kehamilan, persainan, dan komplikas! ‘keguguran, Kehamilan dini mungkin akan menyebabican para remaja muda yang sudah menkah merupakan keharusan sosial (Karena mereka dharapkan untuk membukttkan Kesuburan mereka), tetapi remaja fetap menghadapi resiko-resko kesehatan ssehubungan dengan kehamilan dini dengan tidak memandang status perkawinan mereka. Kehamrilan yang terjadi pada sebelum remaja berkerbang secara. penuh, juga dapat memberikan resika bermakna pada bayi termasuk cedera pada saat persalinan, erat badan lahir rendah, dan kemungkinan bertahan hidup yang lebth rendah untuk bayi ersebul. Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan iby maupun pertumbuhan dan perkembangan janin karena bbelum matangnya alat reproduksi untuk ami Penyult pada kehamilan rémaja (<20 tahun) leit tinggi dibandingken karan wektu reproduksi sehat antara 20-30 tahun, keadaan tersebut akan makin menyuiltken bila dlambah dengan tekanan (Sires) psikologi, sosial, ekonomi, schingga memudahkan terfadinys keguguran, Kehamilan remaja Gbawah sia 20 tshun mempunyai resi; ering mengalami anemia, gangguan tumbuh kembang janin, keguguran, preamturitas, atau BBLR, gangguan persalinan, preeklampsi, dan perdarahan antepartum (Prawirchardio, 2014), Resixo mengalami anemia dan keguguran spontan tampak meningkat dengan bertambahnya usia torutama setelah usla 30 tahun, balk kromasom Janin Its nomal atau tidak, wanita dengan usia yang lebih tua lebin besar keemunglinan. mengatemi kequguran bak jarinnya normal atau abnormal. Semakin fanjt usia wanita, ssemiakin tipis cadangan telur yang ada, indung telur juga semakin kurang peka terhadap rangsangan onadatropin. Makin lanjut usia wanita, maka resiko ferjadinya abortus makin meningkat disebabkan arena menurunnya kualtas sel telur atau ovum dan meningkatnya resiko kejadian ketainan kromosom (Prawirohardo, 2044). Jurnai Kebidanan Volume 5, Nomor 2, April 2018 Dipindai dengan CamScanner 112 Tessa Sjahriani, Vera Faridah Berbeda dengan peneltan Herawatl, C., ckk (2010) bahwa dari 81 responden, dari 30 respondan ‘umur iby yang beresiko sebagian besar iby menderta anemia (70%), dan dari hasil ‘uj hubungan diketahui p value (0,3%2) yang berart ‘dak ada hubungan antara ‘umur dengan kejadian anemia gia} pada iby hami. Juga peneltian yong dliakukan oleh Lulu (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur ibu yang berumur 20 tahun an > 36 tahun dengan ibu yang berumur antara 20-35 tahun (p>0.05). fou yang berumur dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun lebih rentan menderits anemia disebabkan leh faktor fisk dan psikis. Wanita yang hamil di usia kurang dari 20 tahun beresiko terhadap anemia Karena pada usia ini sering tera kekurangan gizi. Hal ini muncul biasanya kerena usia remaja menginginkan tubuh yang Ideal sehingga mendorong untuk metakukan iet’ yang ketat_tanpa_—mempethatkan kesoimbangan gizi sshingga pada saai memasuki kehamilan dengan status gizi kurang. Sedangkan ibu yang berusia diatas 35 tahun rentan terhadap penuunan gaya tahan tubuh, —_sehingga ‘mengakitatkan ibu hamil mudah terkena infeksi dan terserang penyakit (Lulu, 2008). Hubungan Paritas dengan Kejadian Anemia pada bu Hail Dari hasil peneitian didapatkan partes <4 sebanyak 45 responden (91,835), hal in) sesual dengan peneitian Nurhidayati (2013) dimana distrbusi teringgi adalah paritas rendah yaitu jumlah anak yang pemah dilahirkan tou baik hidup ‘maupun mati <4 kali kelahiran yaity sebanyak 79 responden (87.5%). Dimana makin tinggi paritas ‘maka makin tinggresiko kematian maternal, yang dapat diantisipasi dengan program Keluarga Berencana (Prawirchardjo, 2014). Partas 24 dapat meningkatkan frekuens! omplikasi pada kehamilan dan persalinan, seperti meningkalnya resiko terjadinya kematian janin ‘dalam kandungan dan perdarahan sebelum dan setelah melahirkan dimana hal tersebut dapat berakibat fatal, sebab wanita yang sudah sering melahirkan dapat berakibat kerusakan pada pembuluh darah dan vashulatisas! dinding uterus akioat persalinan yang lampau, sehingga aliran darah ke plasenta tidak memadai, yang akhimya dapat menurunkan fungsinya dan mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke Jenin. Meili riwayat banyak smengeluarkan darah dapat menyebabkan tejadinya ‘anemia pada kehamilan berkutnys (Prawircharti, 2014), Jurmal Kebidanan Volume $, Nomor 2, April 2019 Dar penelitian Noversii, E. (2012) diketahui bahwa responden yang mengalami anemia lebih banyak pada pats tinggi ya sebanyak 64,3 %, bila dibandingkan pada paritas rendah sebanyak 40,4 %, Penelitan tersebut juga menunjukkan tidak adanya bubungan antara partas dengan kejadian anemia, yang kemungkinan dsebabkan leh faktor lain yang. mempengarthi pada iu hamil dengan paras tnggi seperti sikep, tindakan, jarak kehamilan sebelumnya. Selain itu, pada saat peneliian beberapa _responden ‘ditemukan memiliki paritas <4, termasuk ibu hamil ‘yang sedang hamil anak pertama, sehingga tidal sdperoleh perbedaan yang bermakna antara ibu hamil yang anemia dengan yang tidak anemia. Dari peneitian Herawat, C, chk (2010) sSketabui —bahwa pada bu yang ‘mempunyai paiias beresiko sama-sama mempunyai resiko mengalami anemia gizi (50%), dan dani hasil uj hubungan cidapatkan p valve (1,00) yang berart tidak ada hubungan antara pasitas dengan kejadian ane mia gi pada bu hamil Peneltian ini berbeda dengan hasil peneliian yang dilakukan ‘oleh Mamah (2006} dalam Herawat.C., dik (2010), pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Najalengka, menyataken bahwa ibu dengan paris >4 mempunyal resiko lebih tinggl ‘banding dengan bu. yang _mengalami partes <4 kali, dengan nilai p=0.024. Anemia pada kehamilan isebabkan oleh adanya_hemodiusi atau engenceran —darch.Sacara_—_fisiclogis "bu dengan paritas atau rivayat kelahiran yang teralu sering akan mengatami peningkatan volu plasma dareh yang lebih besar —sehingga ‘menyebabkan hemodiusi yang lebih besar pula, Ibu yang telah melahirkan lebih dari 4 kali berisko mengalami komplkss! serius seperti perdarahan, hal ini dipengaruhi keadaan anemi selama kehamilan. Disamping itu pendarahan yang tera rmengakibatkan ibu banyak kehilangan haemoglobin dan cadangan zat esi _menurun sehingga kehamilan berikuinya menjadi lebih berisika untuk ‘mengalami anemia tagi (Herawati, C., dk, 2010), Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian ‘Anemia pada Ibu Hamil Dari hasil peneliian didapatkan jarak kelahiran <2 tahun yaitu sebanyak 26 responden (63.1%). Hal ink sesual peneliian Nurhidayati (2013) dimana distibusi terfinggi adalah jarak Kelahiran >2- tahun sampai <10- tahun sebanyak 53. responden (66,3%) (Nuthidayat, 2013). Jarak kelahiran terial dekat dapat Dipindai dengan CamScanner ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dangun Kejadian Anemia Pods Ibu Hamil 113 ‘menyebabkan terjadinya anemia, Salah satu faktor yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada ‘wana ham adalah jarak keiahiran pond, karena kondis!ibu mash bel puih dan pemenuhan keebutuhan zatzal_giti belum optimal, sudah harus memenubi kebutuhan nutri yang dikancungnya (Prawiechardjo, 2014), Dari peneliian Noverstitl, E. (2012) diketahui bahwa responden yang mengelami anemia lebih banyak pada jarak kehamilan yang deket ya sebanyak 75,0 % bila dibandingkan pada jarak kehamilan yang jauh sebanyak 31,7. Berdasarkan hasil_ uj menggunakan Covtinulty Corrections, ditapatkan nilal p=0,004 (0,065) yang ‘menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara Jarak kehamian sebelumnya dengan Kejadian anemia pada bu amit timester I, i wiayah kerja Puskesmas Air Ding kota Padang pada tahun 2012. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian ‘Anemia pada Ibu Hamil Dari asi peneltisn didapatkan usia kehamilan terbanyak ada pada TM tll yaitu sebanyak 25 responden (61.0%) dengan p-value 0,000, Menurut Herawali, C:, dkk (2010) meningkatnya usia keharilan ibu bereskko besar menimbuikan anemia, apatila tidak dlimbang| dengan pola makan yang seimbang dan ‘kongumsi Fe secara teratur. Dimana pada ibu hamil di Puskesmas Bandar Jaya Lahat Kabupaten Lahat sdiduga faktorrendahnya kesadaran bu ham TM Il ‘untuk mengkonsumsi tablet basi sangat mempengarihi Pen Herawat, Cdk (2010) menyebutkan ——bahwa——_—hebungan antara ‘umur dengan kejedian anemia g2i pada ibu hami ( 0,003). Status anemiapada —kehaman menunjukkan awa proporsi anemia pada kehamilan tisemester Il sebesar 72.7% Ini menunjukan bahva umur kehamilan tisemester febin banyak —_-menderta anemia dibanding (risomester Idan trimester Il, Hemodiusi atau engenceran darah selama Kehamilan akan ‘mencapai maksimal §8 bulan, faktor hemoditus! ini dapat menyebabkan kadar hemoglebin darah iu menurun hingga mencapai 10 gril. Oleh sebab itu, semakin meningkatnya usia kehaman ibu make resko untuk menderita. anemia menjadi semakin bbesar apabila tidak dimibangi dengan pola makan yang seimbang dan konsumsi Fe secarateratur, Hal ini betbeda dengan penelitan Martul dan Sukati (2014) yang menyalakan bahwa ada ecenderungan hubungan negaf antara_ umur kehamilan dengan kadar Hb iby hami. Hal ini disebaban oleh karena teradinya perubahan fsilogis pada kehamian yang dimulai pada minggu ko-6 kehamion yaits bentambehnye volume plasma yang mencapai puncaknya pada minggu ke-26, ssehingga mengakibatkan penurunan kadar Hb. Hubungan Pengeiahuan dengan Kejadian ‘Anemia pada Ibu Hamil Dari hasil peneltian didapatkan bahwa pengetahuan terbanyak yaitu pengetahuan kurang sebanyak 26 responden (57.1%), dimana hal ini sejalan dengon peneliian Salmariantty (2012) yang menyetoken bohiva prevalensi iby hamil yang mengalarni anemia dengan pengetehuen kurang sebainyax 48 responden (66.7%) dan pengelahuan baie sebanyak 24 responden (33,33). Pengetahuan giz dan kesehatan akan berpengamuh terhadap pola onsumsi pangan. Semakin banyak pengelahuan tentang giz dan Kesehatan, maka akan semakn beragam pula jenis makanan yang dikonsumsi sebingga dapat dapat memenuhi kecukupan giz memperthankan — kesehalan individu «dan menghindari anemia. Tablet besi dapat ‘menimbulkan efek samping yang menggangqu, sehingga ibu hamil cenderung menotak konsumsi obat tersebut Penolakan tersebut sebenamya beerpangkal dari keldaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka memrlukan tambahan zat bes. Untuk itu agar dapat dipahami makan itu hamil dirasakan perlu diberi pendidiken yang tepat mengenai bahaya yang mengancam ahibet anemia, dimana salah satu penyebab anemia adalah defisiens zat bes (Avian, 2012), Dari peneitian Noversiti,E. (2012) diketabui batwa responden yang mengalami anemia lebih banyak pada tingkal pengetatwen kurang ait sebanyek 100 %, bila dibandingkan pada tingkat engetahuan sedang sebanyak 75,0 %, dan tngkat pengetahuan tinggi sebanyak 45,9 %, Berdasarkan hasil uj menggunakan Pearson. Chi-Squave, éidapatkan nial a cael (<9.05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang sangat sigtifkan tara’ tingkal-—_pengetahuan 35 tahun sebaryak 28 JurnalKebidanan Volume §, Nomar 2, Apri 2018 Dipindai dengan CamScanner 114. Tessa Sjarian, Vera Farah responden (75.1%), partes <4 sebanyak 45 responden (81,6394), jarak kelahiran <2 tahun sebanyak 26 responden (63,1%), TM Ill sebanyak 25 responden (51,0%), pengetahuan kurang sebanyak 28 responden (57,1%), kelacian anemia sebanyak 26 responden (63,1%).Ada_hubungan yang bermakna aniara usia. iby hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Bandar Jaya Lahat Kabupaten Lahal (p-value = 0,000)Tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian anemia di Puskesmas Bandar Jaya Lahat Kabupaten Lahal {p-value = 0,472) Ada hubungan yang bermakna anata jarak Kelahiran dengan kejadian anetria di Puskesmas Bandar Jaya Lahat Kabupaten Lahal (p-vaive = 0,000).Ada hubungan yang bemakna antara usia kehamilan dengan kejadian anemia di Puskesmas Bandar Jaya Lahat Kabupaten Lahat (p-vaive = 0,000).Ada hubungan yang bemaka antara pengetatwan fou hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Bandar ‘Jaya Lahat Kabupaten Lahat (p-value = 0,000), SARAN Berdasarkan hasil peneliian penelii menyarankan hal-hal sebagai berkut - Insiansi eschatan ager dapat meningkatkan edu terkail engetahuan tentang kehamilan untuk mencegah kejadian anemi, Kontrol Kehamitan yang teratur di puskesmas atau tenaga keschatan, usia kehamilan yang aman yaity usia 20 sampai 36 tanun dan kehamilan yang terencana dengan pengaturan jarak kelahiran >2 tahun Pasangan yang ingin mem anak diharapkon untuk mengikuti edukasi tentang kehamilan yang diadakan oleh instansi kesehatan setempat, mempethatikan usia kehamlan yang aman yal usia 20 sampal 35 tahun, dan memperhatikan jarak kehamilan yang aman >2 tahun.tbu ham diharapkan dapat melakukan kontrol Kehamilan yang teratur di puskesmas atau tenaga Kesehatan, dan menjaga kehamilan agar terhinndar dari kejadian aneia pada ibu hail DAFTAR PUSTAKA Avisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar imu Gi, Buku Kedokteran EGC. Jakarta, (2012, Hal 113-125, BKKBN. Gerakan Keluarga Berencana dan Sefahtora. 2044, Hal 57-63, CChairiain dan Estu Lestar, Pedoman Tekrik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan, EGC, akearta, 2011, Hal 34-38, Depkes RI. Pedontan Operasional Keluarga Sadar ‘Gzi di Desa Siaga. Jakarta, 2009, Hal 67. Depkes Ri. Profil Kesehatan Indonesia, 2010, Jamal Kebidanan Volume 5, Nomor 2, Aprit 2018 Depkes aoa Tindak lanjut Ibu Harn. 2014. Hal Dinas Kesehatan Propins! Sumatera Selatan, Profil Kesehatan di Sumatera Selatan. 2010. Esse Puli, dtk, Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pola Konsumsi dengan Kejadian Anemia Giai pada tbu Hamil di Puskesmas Kass Kasi. Media Gizi Pangan, 2012. Falah. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta Raja Grafindo Persada. 2014. Hal 66-70. Handoko dan Proverawati, A. Nubsi Janin dan tbu Hamil. Yogyakarta, Nuha Media, 20410. Hal 125-132, Hartanto, H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta, 2003, Haryan, |. Program Diet tbu Hamil, Cakravala. Yogyakarta, 2014, Hal 67-92. Herawati, €., Astui, S. and Cireton, S, 2010. Faktorfaktor yang Berhubungan dengan ‘Anemia Gii pada Ibu Ham di Puskesmas alaksana Kuringan Tahun 2010. Jumat Kesehatan Kartika, 1(1), pp.51-8. Jannah, N. Asuhan Kebidanan, Kehamilan. Yogyakarta, Andi. 2012. Hal 145-146. Kementrian Kesehatan Ri. Pedoman Interpretast Data Klinik. 2011. Hal 13-16. Kementrian Kesehatan Rl. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Hal 26-70. Khomsan, A. Pengelahuan, Sikep dan Periaky tentang Anemia pada Peserta dan Bukan Peserta Program Suplementast Tablet Gest pada Ibu Hamil. Media Gizi dan Keluarga, 2013, Hal 17, Lulu, 2009, Faktor yang bberhubungan dengan status anemia pada asuhan antenatal di Puskesmas Kecamatan Pasar minggu Jakarta selatan, ‘2009. Tesis.: FKM Ul. Depok Manuaba, dk. lima KebidananPenyabit Kandungan dan Kelvarga Berencana Edisi 2, Jakarla, EGC. 2010, Hal 237-238. Martuti $ dan Sukati §. Profi Kesehatn bu Ham di Propinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat, Peneliian Gi dan Makanan Pusiitbang Gizi Bogor, 2014. Noverstt, E, 2012 Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Tou HamilTrimester Ill oi Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kata Padang tahun 2012, STIKES —Peringsewu_ Lampung, Notoatmadio, S. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta, 2012. Hal 37-182. Dipindai dengan CamScanner Falktor-Faktor Yang Beshubungan Dengan Kejadian Anemia Pads tow Hamit 115, Prawirchardjo, 8. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matemal dan Nasional. Ed 1. Pt Bina Pustaka,Jakarte, 2014, Hal 281-264 Saifuddin, Abdul Bari. mu Kebidanan. Ed 3. EGC, Jakarta, EGC, 2012. Hal 6375. Saimaranity, Faktorfatior Yang Berhubungan dengan Anemia pada lbu Hera di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Temblahan Kabupaten Indragit Hiir Tahun 2012. Universitas Indonesia, 2012 Siew, 8. Sia, 8 Sata O, Miodl Peneitian Kesehatan Kedokteran, Bursa imu, Yogyakarta. wn Sudo 4 Wi Buku NarPeyadl Dal. Pusat Penerbitan Oepartemen limu Feu baa Pa Jakarta, 2013. Hal 1109-1112. ‘Sunarsih dan Vivian. Komplikesi pada Kehamnlan : ‘Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan, Salemba Medika. Jakarta, 2013. Hal 45- 43, Sylvia P.A. Patoisciog| Konsep-Konsep Penyait Edisi 6. Penerbit Buku Kedokieran EGC. Jakarta, 2006. Hal 256-257, ‘Wardinar, dik. Buku Anemia pada Ibu Hamil dan Konsep Penalalaksanaan. Trans Info Media. Jekarta, 2007. Hal 5. ‘Wijanto, Dampak Suplementasi Tablet Tambah Darah dan Faktorfakor yang Berpengarih terhadap Anemia Gizi Ibu Hamil di Kabupaten Banga, Propinsi Sulawes! Tengah. Bogor, 2012. Jurmat Kebidanan Volume 5, Noriar 2, April 2019 Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai