Anda di halaman 1dari 23

GO-JEK

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lompat ke: navigasi, cari


GO-JEK
Industri/ Teknologi
jasa
Kantor Jakarta, Indonesia
pusat
Daerah Jabodetabek, Denpasar,
layanan Bandung, Surabaya,
Makassar, Medan,
Palembang, Semarang,
Solo, Yogyakarta, Malang,
Balikpapan, Manado,
Bandar Lampung, Padang,
Pekanbaru dan Batam
Tokoh Nadiem Makarim (CEO)
penting Michaelangelo Moran (Co-
Founder)
Rama Notowidigdo (CPO)
Kevin Aluwi (CFO)
Slogan An ojek for every need
Karya Anak Bangsa'
Situs web Situs resmi

Seorang penumpang menggunakan jasa angkutan GO-JEK


GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal
Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh
Nadiem Makarim.[1][2] Layanan GO-JEK tersedia di beberapa
kota besar di Indonesia diantaranya : Jabodetabek, Bali,
Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Palembang,
Semarang, Solo, Malang, Yogyakarta, Balikpapan, Manado,
Bandar Lampung, Padang, Pekanbaru dan Batam. Hingga
bulan Juni 2016, aplikasi GO-JEK sudah diunduh sebanyak
hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi
Android.[3]. Saat ini juga ada untuk iOS, di App Store.

Daftar isi [sembunyikan]

Pranala luar
Kontroversi[sunting | sunting sumber]
Menjamurnya penggunaan jasa GO-JEK membuat adanya
kecemburuan di antara tukang ojek pangkalan. Pada
tanggal 9 Juni 2015 seseorang dalam akun Path
menuliskan insiden bahwa pengemudi GO-JEK yang
dipesannya diusir oleh tukang ojek pangkalan di Kuningan
yang tidak terima rezekinya dirampas.[4] Dua kali dia
memanggil sopir GO-JEK, dua kali pula pengemudi GO-JEK
lari karena takut dipukuli tukang ojek pangkalan. Akhirnya
dia naik ojek pangkalan dengan tarif jauh lebih mahal
dibanding tarif sopir GO-JEK. Sekadar diketahui, tarif ojek
GO-JEK lebih pasti karena ditentukan lewat aplikasi
sehingga tidak perlu tawar-menawar.[4]
Tanggapan[sunting | sunting sumber]
Menjamurnya penggunaan layanan GO-JEK di
Jabodetabek membuat perusahaan layanan transportasi
pemesanan taksi asal Malaysia, GrabTaxi, meluncurkan
aplikasi yang serupa GO-JEK yaitu GrabBike.[5] Layanan
tersebut diluncurkan pada bulan Mei 2015.[5]
Fitur dan Layanan GO-JEK[sunting | sunting sumber]
1 Pengiriman Barang (GO-SEND)
2 Transportasi (GO-RIDE)
3 Pesan makanan (GO-FOOD)
4 Berbelanja (GO-MART)
5 Antar barang banyak/besar (GO-BOX)
6 Bersih-bersih (GO-CLEAN)
7 Kecantikan (GO-GLAM)
8 Pijat/refleksi (GO-MASSAGE)
9 Jadwal Transjakarta, dan pengantaran dari/ke halte
terdekat (GO-BUSWAY)
10 Pesan tiket (GO-TIX)
11 Transportasi Mobil (GO-CAR)
12 Montir (GO-AUTO)
13 Obat Kesehatan (GO-MED)
14 Pulsa (GO-PULSA)
15 Belanja Barang (GO-SHOP)
Fitur dan Layanan GO-JEK Yang Akan
Datang[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
1 ^ "NADIEM MAKARIM, CEO GO-JEK Indonesia". New Cities
Summit 2015. Diakses tanggal 20 Juni 2015.
2 ^ "Nadiem Makarim, Pendiri Go-Jek yang Sudah Bantu 10 Ribu
Sopir Ojek". Diakses tanggal 20 Juni 2015.
3 ^ "GO-JEK". http://play.google.com. Google, Inc. Diakses
tanggal 20 Juni 2015.
4^ a b
"Pengemudinya Diteror, Ini Tanggapan Go-jek". Diakses
tanggal 20 Juni 2015.
5^ a b
"GrabTaxi perkenalkan layanan booking ojek GrabBike di
Jakarta". Diakses tanggal 20 Juni 2015.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
• Situs web resmi GO-JEK
• Situs web resmi GO-BOX
• Situs web resmi GO-MASSAGE
• Situs web resmi GO-CLEAN
• Situs web resmi GO-TIX
• GO-JEK di iTunes Preview
• GO-JEK di Google Play
• GO-JEK di Facebook
GO-JEK di Twitter

https://id.wikipedia.org/wiki/GO-JEK

Pengemudi Gojek dikabarkan akan mogok kerja alias


offbid selama tiga hari mulai Rabu hingga Jumat (5-7/7).
Mitra pengemudi juga disebut bakal melakukan aksi demo
di depan kantor Gojek pada 6 Juli.
"Besok para driver gojek katanya mau demo off bid. Ok ini
gua setuju dan sah-sah aja. Tapi tolong jgn buat order
fiktif."
Follow

Driver Gojek Pro @DriverGojekPro


Besok para driver gojek katanya mau demo off bid.
Ok ini gua setuju dan sah-sah aja.

Tapi tolong jgn buat order fiktif.


11:04 PM - Jul 4, 2017
2 2 Replies2 2 Retweetslikes
Twitter Ads info and privacy

Aksi mogok ini disebabkan kebijakan baru manajemen


Gojek yang berlaku sejak 3 Juli mengenai sistem poin
tambahan driver di Jabodetabek. Ada pengemudi yang
menyatakan rugi karena sistem baru tersebut.

Saat dikonfirmasi kepada salah satu pengemudi Gojek


yang namanya tidak ingin disebut, benar memang ada
perubahan sistem penambahan poin. Namun tidak banyak
driver yang akan melakukan aksi mogok dan demo.

"Demo kayaknya nggak, paling ngambek aja. Itu juga


hanya perorangan saja. Teman-teman saya ya narik-narik
aja yang penting jujur dan tanggung jawab," kata sumber
yang sudah hampir tiga tahun pagi dan malam berprofesi
sebagai Kang Gojek ini.

Sumber juga tidak setuju jika sistem ini disebut merugikan


pengemudi. Sebab, hanya poin dan bonus saja yang
sistemnya diubah.
"Jadi hitungannya, kalau kita angkut penumpang Go Ride
dulu 1-5 km dapet 1 poin, 6-10 km dapat 1,5 poin, 10-20 km
dapat 2 poin, lebih dari itu 3 poin. Kalau di atas jam 11
malam biasanya ditambah satu poin lagi, jadi dapet tiga
poin. Poin itu berdasarkan jarak dan waktu narik. Jadi
kalau saya narik 1 km di jam 11 malam, saya biasanya
dapat 2 poin, 1 dari poin dasar dan satunya poin
tambahan," terangnya.

Namun, mulai tanggal 3 Juli itu, poin dasar dan poin


tambahan yang diberikan di jam sibuk dan di atas 23.00-
05.00 untuk layanan Go Ride, Go Food dan Go Send
langsung diberikan dalam bentuk uang tunai. Tunai yang
diberikan juga tergantung jarak dan layanan. Layanan Go
Shop dan Go Mart masih memiliki poin tambahan dengan
persyaratan baru.

Pilihan Redaksi
16 Ada Dana Segar Rp 133
Miliar untuk Startup
Indonesia
17 Konflik GrabCar jadi
Momen Tepat Pemerintah
Campur Tangan
18 Gojek Bakal Ikuti Aturan
Batas Tarif Taksi Online
19 Empat Poin Aturan Baru
Kemenhub soal Taksi
Online
Seluruh poin maksimal yang bisa didapatkan driver dari
satu trip adalah 1 poin untuk layanan Go Ride dan Go
Send, sama dengan poin dasarnya. Layanan lain seperti
Go Food dan Go Med maksimal 2 poin per order sedangkan
Go Shop dan Go Mart maksimal 3 poin.

Perubahan poin maksimal dan persyaratan baru di poin


tambahan inilah yang dipermasalahkan oleh pengemudi.
Namun seperti diterangkan Gojek dalam lamannya, poin
maksimal untuk layanan Go Mart sebenarnya naik dari 2
poin menjadi 3 poin per order.

Di sisi lain, sumber mengatakan sistem baru ini tak


mempengaruhi penghasilan. Dia menyatakan justru
senang dengan sistem baru sebab supir tidak perlu
menunggu mendapat 14 poin dahulu untuk mendapatkan
Rp20 ribu atau total bonus Rp90 ribu.

"Kalau di penghasilan sebenarnya nggak ngaruh. Saya


justru malah senang karena langsung dikasih bonus,
nggak nunggu 14 [poin]. Biasanya nunggu 14 dulu baru
dikasih bonus Rp20 ribu. Kalau bonus 14, 20 itu emang
lama. Di jam-jam sibuk dan wilayah tertentu saja dapatnya
seperti di Mega Kuningan, Sudirman, tapi kalau nggak
wilayah itu ya nggak ditambahin," papar pria dengan kulit
sawo matang ini.

Kendati demikian, memang driver perlu bekerja lebih


ekstra untuk mendapatkan 20 poin yang kini tak
didongkrak poin tambahan. Driver hanya bisa
mengandalkan poin dasar.

"Untuk mendapatkan poin 20 itu kalau nganter Go Food di


atas 10km itu kan dulu cukup tujuh kali aja mbak kalau
tengah malem. Kalau sekarang kan mau nggak mau harus
10 kali. Apalagi kalau Go Ride ya 20 kali. Driver kan jadi
mikir-mikir kalau itu. Masalah poin aja sebenarnya,"
tambahnya.

Sambil menyeruput es cendolnya, pria asal Jawa Tengah


ini juga bercerita bahwa tidak ada yang berubah di
penghasilannya sejak sistem ini berlaku. Seharian dia bisa
mendapat Rp3,4 juta jika mengambil 10 orderan dan belum
termasuk bonusnya.
"Makanya saya juga heran kok masih pakai demo segala.
Tapi ya memang sulit mengatur ribuan driver, dari
angkatan saya saja 80 ribu," pungkasnya.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170705161630-
185-225907/sistem-baru-penilaian-gojek-dikeluhkan-
pengemudi/

Biografiku.com. Nama Nadiem Makarim sebagai Pendiri GO-JEK


semakin terkenal seiring dengan 'booming' nya nama Go-Jek di
Indonesia. Go-Jek merupakan sebuah perusahaan jasa transportasi
dengan menggunakan ojek dengan segala kemudahan dan
kenyamanan yang ditawarkan kepada penggunanya yang berdiri pada
tahun 2011 tapi Nadiem Makarim lebih senang menyebut perusahaan
GO-JEK sebagai perusahaan Teknologi.

Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi mobile, GO-JEK berhasil


merevolusi industri transportasi Ojek. Fitur yang ditawarkan GO-JEK pun
berbagai macam seperti pengiriman barang, pesan antar makanan,
berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan, dimana semua ide itu
berawal dari Nadiem Makarim. Sangat sedikit informasi yang didapat
oleh biografiku.com mengenai profil masa kecil Nadiem Makarim.

Dari berbagai sumber yang didapat, pria kelahiran Singapura, 4 Juli


1984 ini memiliki ayah bernama Nono Anwar Makarim yang berasal dari
Pekalongan yang berprofesi sebagai pengacara dan ibu bernama Atika
Algadrie dari Pasuruan yang bekerja di bidang non-profit. Nadiem
Makarim memiliki dua saudara perempuan. Istri Nadiem Makarim
bernama Franka Franklin, mereka menikah pada tahun 2014 yang lalu.

Profil Nadiem Makarim


Di ketahui bahwa Nadiem Makarim mulai bersekolah SD di Jakarta,
kemudian ia lulus SMA di Singapura, dari Singapura ia kemudian
melanjutkan pendidikannya di jurusan International Relations di Brown
University, Amerika Serikat. dan selama setahun ia mengikuti program
foreign exchange di London School of Economics. Ia juga melanjutkan
studinya di Harvard Business School, Harvard University dan lulus
dengan menyandang gelar MBA (Master Business Of Administration).

Nadiem Makarim diketahui pernah bekerja di sebuah perusahaan


Mckinsey & Company sebuah konsultan ternama di Jakarta dan
menghabiskan masa selama tiga tahun bekerja disana. Diketahui pula ia
pernah bekerja sebagai Co-founder dan Managing Editor di Zalora
Indonesia kemudian menjadi Chief Innovation officer kartuku. Berbekal
banyak pengalaman selama bekerja, Nadiem Makarim kemudian
memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan
perusahaan GO-JEK pada tahun 2011.
...Saya tidak betah kerja di perusahaan orang lain. Saya ingin
mengontrol takdir saya sendiri - Nadiem Makarim.
Alasan sederhana itulah yang membuat Nadiem Makarim mencoba
merintis perusahaan sendiri yang kemudian dikenal dengan nama GO-
JEK berbekal pengalaman kerja serta memiliki jiwa enterpreneurship.
Ide bisnis transportasi GO-JEK sendiri berasal dari pemikiran Nadiem
ketika ia berdiskusi dengan tukang ojek langganannya. Nadiem Makarim
jarang menggunakan mobil karena mobilitasnya yang tinggi, ia lebih
sering menggunakan jasa ojek.

Dari perbicangannya dengan para tukang ojek, ia menemukan


kenyataan bahwa hampir sebagian besar tukang ojek menghabiskan
waktunya hanya menunggu pelanggan saja dan susah untuk mencari
pelanggan, di sisi lain kemacetan Jakarta makin memburuk maka di
butuhkan sebuah layanan transportasi yang cepat
Nadiem Makarim dan Perusahaan Ojek Modern Berteknologi
Kemudian pada tahun 2011, GO-JEK sebagai perusahaan resmi
didirikan oleh Nadiem Makarim yang kemudian menjabat sebagai CEO
GO-JEK. Layanan Go-jek menawarkan kemudahan serta kecepatan
dengan bekerja sama dengan para Tukang Ojek di bawah nauangan
perusahaan GO-JEK. Layanan Go-jek Nadiem Makarim menawarkan
jasa pengantaran barang dan makanan, transportasi, serta jasa belanja.

GO-JEK semakin berkembang setelah pada tahun 2014 mendapat


suntikan dana dari perusahaan investasi asal singapura yaitu Northstar
Group, kemudian perusahaan ojek milik Nadiem Makarim tersebut juga
mendapat suntikan dana pada tahun yang sama dari dua perusahaan
yakni Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd.

Kemudian nama GO-JEK makin semakin terkenal pada tahun 2015


ketika merilis aplikasi mobilenya sehingga makin banyak menarik minat
pelanggan baru yang menggunakan jasanya. Nadiem Makarim sendiri
benar-benar memanfaatkan perkembangan teknologi untuk kemudahan
pelanggan menggunakan jasa GO-JEK nya. Para pelanggan GO-JEK
dapat menggunakan aplikasi melalui smartphone mereka untuk
memesan layanan GO-JEK, selain itu Tarif dari GO-JEK didasarkan
pada jarak tempuh dan pembayarannya dapat menggunakan credit (my
wallet).

Awalnya Nadiem Makarim pada awal mendirikan perusahaan GO-JEK,


ia hanya membawahi 20 orang tukang ojek, namun sekarang ia sudah
memiliki 10 ribu orang tukang Ojek yang tersebar di berbagai wilayah di
Indonesia dibawah naungan perusahaannya. Segala inovasi ia lakukan
sehingga bisnisnya kemudian banyak diliput oleh media sebagai
perusahaan yang merevolusi transportasi ojek.

Itulah informasi mengenai Biografi Nadiem Makarim Sang pendiri GO-


JEK dan kisah berdirinya perusahaan GO-JEK. Semoga Informasi ini
dapat bermanfaat dan menjadi Inspirasi bagi para pembaca
biografiku.com sekalian. Salam sukses.

http://www.biografiku.com/2015/08/biografi-nadiem-
makarim-pendiri-go-jek.html

SEJARAH
Di Ibukota Jakarta saat ini sedang dijejali dengan pengendara
motor yang menggunakan jaket berwarna hijau. Mungkin
hampir setiap jalan pasti ada satu atau dua orang yang
menggunakan jaket dan helm hijau tersebut. Pengendara
motor yang menggunakan jaket dan helm hijau tersebut adalah
para driver gojek. Gojek merupakan layanan ojek online yang
dikelola oleh PT go-jek Indonesia. Pendiri gojek adalah seorang
pemuda asli Indonesia. Gojek ini memang sedang sangat
heboh. Seperti jamur di musim dingin, semakin lama semakin
banyak penggunanya dan berkembang terus menerus.
Gojek di dirikan pada tahun 2011. Awalnya gojek melayani
lewat panggilan telepon saja. Seperti panggilan pada taksi.
Tetapi semakin kesini gojek semakin berkembang dan pada
awal tahun 2015 kemarin, meluncurkan aplikasi android gojek.
Ini lebih memudahkan para pengguna melihat sekarang
smartphone seperti menjadi gaya hidup bagi orang perkotaan.
Inovasi ini memberikan keuntungan lebih banyak lagi pada
pendiri gojek dan para driver gojek. Mungkin anda penasaran
dengan orang yang telah berinisitaf mendirikan gojek ini dan
membuat perubahan di ibu kota jakarta. Mari kita bahas lebih
lanjut lagi di bawah ini.
Sejarah Berdirinya Gojek
Gojek berdiri pada tahun 2011 oleh seorang pemuda yang
sangat kreatif. Pendiri gojek bernama Michaelanglo maron dan
Nadiem makarin. Mereka mendirikan sebuah perusahaan yang
diberi nama PT Go-jek Indonesia. Perusahaan ini bertujuan
untuk menghubungkan ojek dengan penumpang ojek. Mereka
melihat para ojek pangkalan hanya menghabiskan waktu
seharian dan belum tentu mendapatkan pelanggan. Jadi
mereka membuat perusahaan ini, untuk membantu para
tukang ojek mendapatkan penumpangnya dengan lebih cepat
dan efisien. Sampai sekarang tujuan mereka memang terbukti
ampuh. Tukang ojek harus lebih produktif supaya bisa
mendapat penghasilan yang lebih banyak.

Para tukang ojek pangkalan tersebut terkadang menunggu 8


sampai 10 jam, tetapi paling hanya mendapatkan 4 sampai 7
orang penumpang saja. Pendiri gojek berinisiatif membuat
sesuatu yang berbeda. Gojek ini menggunakan sebuah system
yang lebih tertata rapi. Awalnya gojek hanya melayani lewat
call center saja, tetapi lambat laun gojek mulai berkembang
dan membuat aplikasi gojek. Dengan aplikasi ini, anda bisa
memesan secara online, membayar secara kredit dan
mengetahui keberadaan driver yang akan menjemput anda.
inilah salah satu kelebihan dari gojek dibandingkan dengan
ojek pangkalan lainnya.

Pada awal pendaftaran menjadi driver gojek, akan terdapat


berbagai pelatihan. Bagaimana melayani pelanggan yang baik,
tidak boleh ugal-ugalan di jalan, mematuhi lalu lintas dan
menggunakan pakaian yang safety. Pendiri gojek ini memang
sangat mengutamakan kepuasan pelanggan. Ketika
menggunakan gojek anda akan diberikan jaket, helm, penutup
kepala dan juga masker. Jadi memang benar-benar mematuhi
lalu lintas yang ada. Selain itu para driver gojek juga diajari
bagaimana menggunakan aplikasi gojek, m-bangking dan
masih banyak lainnya.
Untuk keuntungan, terdapat pembagian 20/80. 20% untuk
kantor dan 80% untuk driver. Terkadang para driver gojek bisa
mendapatkan 10 sampai 20 pelanggan setiap harinya. Apalagi
gojek tak hanya melayani antar jemput orang saja. Tetapi juga
bisa mengirim paket, memesan makanan dan masih banyak
lainnya. Kelebihan dari gojek ini memang lebih banyak. Dari
pendiri gojek ini, lahirlah sebuah system baru yang membantu
kemacetan di Jakarta
http://tipsdaftar.blogspot.co.id/2015/10/sejarah-berdirinya-
gojek-dan-pendiri.html

Misi GO-jek :
Kecepatan : Melayani dengan cepat, dan terus belajar dan berkembang dari pengalaman.
Inovasi : Terus menawarkan teknologi baru untuk mempermudah hidup Anda.
Dampak Sosial : Memberikan dampak positif sosial sebesar-besarnya untuk masyarakat
Indonesia.
Memberikan Dampak Sosial Melalui Teknologi
Di awali dengan memberitahu kepada semua orang bahwa kami adalah startup asli Indonesia
dengan misi sosial. Kami ingin meningkatkan kesejahteraan sosial dengan menciptakan
efisiensi pasar. Melalui teknologi kami berusaha menyebarkan dampak sosial yaitu
kehidupan yang lebih baik untuk driver dan keluarganya dengan meningkatkan jumlah
penghasilan mereka. Layanan utama GO-JEK sangat penting bagi kota dengan tingkat lalu
lintas yang padat seperti Jakarta dan kota lainnya di mana kami beroperasi. GO-JEK
menawarkan manfaat besar baik untuk para pelanggan dan penyedia jasa.

http://taksi-online.info/sejarah-berdirinya-perusahaan-gojek

Nadiem Makarim tidak pernah menyangka jika Go-Jek yang


dirintisnya sejak Agustus 2010 bisa berkembang pesat. Dari awalnya
hanya bermitra dengan sekitar 1.000 pengemudi ojek, sekarang
jumlah mitranya sudah lebih dari 10.000 orang. Perkembangan ini
seiring dengan diluncurkannya aplikasi Go-Jek di telepon selular pada
awal tahun ini.
?Jadi memang itulah kekuatan mobile app, membuat customer mudah
mengakses kami. Total sudah 650 ribu pengunduh aplikasi Go-Jek ini
sejak Januari,? kata Nadiem baru-baru ini.
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah lanskap ekonomi
bisnis. Kemelimpahan informasi telah membuat pasar semakin
selektif untuk memilih produk yang akan dikonsumsinya. Ibaratnya,
meski banyak tersedia warung kopi, tapi Starbucks yang dikunjungi.
Perkembangan teknologi informasi juga yang turut mengubah model
bisnis dari kepemilikan terpusat pada satu pihak, menjadi tersebar.
Istilahnya, ekonomi berbagi atau sharing economy.
Prinsip ini yang juga diterapkan Go-Jek. Di dalam situsnya,Go-Jek
menyebut dirinya sebagai perusahaan berjiwa sosial yang memimpin
revolusi industri transportasi ojek. Go-Jek tidak memiliki alat
produksi berupa sepeda motor dan tenaga kerja (pengemudi), yang
menjadi pokok bisnisnya. Tapi, mereka bermitra dengan para tukang
ojek yang mempunyai kendaraan untuk bekerja sama membuka pasar
baru. Alhasil, ada kolaborasi antara perusahaan dengan pemilik
kendaraan tanpa hubungan hierarki manajerial yang ketat. Pemilik
kendaraan tetap otonom atas pekerjaannya dan alat produksi yang
dimilikinya.
Perkembangan teknologi informasi ini yang oleh Paul Mason katakan
telah membawa kita ke era post-kapitalisme. Ketika hubungan yang
semakin longgar antara kerja dan waktu luang, serta makin
meningkatnya kerja kolaboratif. Ini terlihat dari perkembangan
Wikipedia yang membuat ensiklopedia menjadi percuma untuk dibeli.
Termasuk Go-Jek dan Uber Taxi yang menggerus pasar ojek
pangkalan dan perusahaan taksi konvensional. (Baca: Kontroversi
Taksi Uber di 16 Negara)
***
Nadiem mengisahkan, pembentukan Go-Jek dilatarbelakangi
pengalamannya sebagai pelanggan ojek pangkalan. Dia
memperhatikan, sistem kerja pengemudi ojek di pangkalan yang
mayoritas waktunya dihabiskan untuk menunggu dan mengantre
calon pelanggan. Apalagi, biasanya pelanggan baru ramai di waktu
pagi dan sore hari, pada saat jam pergi dan pulang kantor. (Baca: Go-
Jek, antara Pangkalan dan Waktu Luang)
Tapi ilham untuk membentuk Go-Jek didapatnya dari tugas kuliah
saat menyelesaikan Master of Business Administration dari Havard
University. Ketika itu, dia ingin membuat model bisnis pengelolaan
ojek yang baik. Pengemudi ojek bukan hanya mengantar penumpang,
tapi juga dapat melayani jasa lain, seperti pengantaran barang dan
pemesanan belanja.
Berbekal pengalaman dari tugas tersebut, setelah merampungkan
studinya, Nadiem kembali pulang ke Indonesia dengan membawa
konsep pengelolaan bisnis ojek yang lebih jelas. Walaupun itu
dilakukan secara sampingan lantaran dirinya juga masih bekerja
sebagai Managing Director Zalora Indonesia.
Kendati demikian, Nadiem tidak mau Go-Jek disebut sebagai
perusahaan transportasi. Menurutnya, Go-Jek adalah perusahaan
teknologi di bidang jasa transportasi. Dengan sistem kemitraan, Go-
Jek hanya berperan sebagai perantara antara tukang ojek dan calon
pelanggan, tanpa harus datang ke pangkalan. Dengan sistem ini,
tukang ojek mendapatkan panggilan lebih banyak dan pola bagi hasil
80:20. Go-Jek hanya mengambil 20 persen dari ongkos yang diterima
pengemudi.
Seiring perkembangan, Go-Jek pun melengkapi para mitranya dengan
perangkat telepon pintar (smartphone), jaket, helm, serta rekening
dengan deposit awal Rp 100 ribu. Nantinya di setiap pemesanan, jatah
tersebut akan terpotong dengan sendirinya sesuai hitungan jarak
antaran, dan akan diisi ulang oleh pengemudi jika sudah habis.
?Jadi semacam dompet digital. Misalnya driver mengantar dengan
nominal harga Rp 35 ribu, nanti secara otomatis bilangan dompet
digital si driver-nya akan turun sebesar 20 persen dari Rp 35 ribu.
Nanti kalau angka dompet digitalnya sudah Rp 0, driver akan mengisi
ulang dompet digitalnya di ATM CIMB Niaga atau Alfamart,? ujar
pria kelahiran 4 Juli 1984 ini.
Sistem kerja seperti ini disebut Nadiem memberikan kebebasan
tempat dan waktu bagi tukang ojek dalam mencari nafkah. Hal ini
diakui Nadiem turut berperan dalam membludaknya jumlah driver
Go-jek dari hanya 1.000 pengemudi pada awal 2015 menjadi 10 ribu
pengemudi pada saat ini.
?Kebebasan itu yang kami berikan, mereka bebas dari pangkalan,
mereka bebas dari pungli, mereka bisa bekerja kapan pun mereka mau
sembari mengurus anak istrinya, dan mereka bisa mendapatkan Rp 6
juta sampai Rp 10 juta tiap bulan,? kata dia.
Nadiem mengakui pada saat ini pihaknya masih mengalami kerugian.
Namun dia yakin nantinya masyarakat akan banyak beralih
menggunakan moda ini, ?Kami akan memberikan kesempatan bagi
masyarakat Indonesia menikmati layanan seperti ini dan percaya
kepada kami,? ujarnya.
Dia juga tidak menutup kemungkinan ekspansi Go-jek akan
menggapai seluruh wilayah Indonesia. Pada saat ini Go-Jek telah
beroperasi di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali, ?
Makanya kami ingin mengundang seluruh tukang ojek pangkalan
untuk bergabung dengan kemitraan ini,? katanya.
Mengenai pajak, dia menyatakan, perusahaannya membayar pajak
penghasilan (PPh) badan. Ini pun terobosan, lantaran pemerintah
dapat memungut pajak dari sektor yang selama ini dianggap informal.
Namun dia meminta agar pemerintah tidak memajaki para driver Go-
Jek secara langsung pada saat ini.
?Biar saja kami yang membayar pajak, nantilah kalau mau memajaki
tukang ojek tunggu mereka makmur selama beberapa tahun ke depan
baru dipajaki,? kata Nadiem.
Wakil Ketua Komisi Perhubungan DPR Yudi Widiana mengatakan,
Go-Jek merupakan terobosan dalam sektor transportasi. Dia meminta
pemerintah tidak represif dalam menindaklanjuti masalah perizinan
dan pajak perusahaan seperti Go-Jek ini.
?Karena kalau pemerintah represif maka inovasi yang dilahirkan
malah tidak efisien,? kata Yudi dalam sebuah diskusi beberapa waktu
lalu.
Yudi berjanji akan membantu perusahaan-perusahaan seperti Go-Jek
untuk tetap beroperasi dengan mengajukan revisi Undang-Undang
Transportasi. ?Ini untuk menata ulang pola transportasi makro kita.?

Startup Sebagai Solusi


Masyarakat
Kemajuan startup lokal tanah air dalam kurun waktu terakhir memiliki
perkembangan yang cukup membanggakan. Tak dipungkiri, dengan
tajamnya kenaikan kuantitas masyarakat kelas menegah, juga semakin
besarnya pengguna internet yang ada di Indonesia, memiliki pengaruh
pada rintisan perusahaan startup di Indonesia. Dikarenakan potensi pasar
yang besar ini lah yang pada akhirnya berimbas pada startup-startup di
Indonesia dapat bertahan hanya menargetkan pasar tanah air.

Accurate Online, sebagai software pembukuan terpercaya mendata,


Indonesia dengan lebih dari 250 juta penduduk, diperkirakan akan menjadi
negara ketiga terbesar dengan populasi terbanyak setelah India dan China
dalam jangka waktu 20 tahun ke depan. Pendapatan per kapita tanah air
kita menyentuh angka USD 3.500 (Rp 45 juta), berada di tengah-tengah
China dan India, namun tumbuh dengan rasio dua kali lipat dalam lima
tahun terakhir. Hal ini didukung pula oleh pemerintahan Indonesia yang
mempunyai target untuk menaikkan pendapatan nasional tersebut sebesar
lima hingga tujuh persen, dengan mengundang investasi asing untuk
infrastruktur dan pembangunan industri baru.

Indonesia sendiri merupakan negara berkembang yang memiliki banyak


masalah yang butuh dipecahkan. Mulai dari makanan, transportasi,
kesehatan, sistem pembayaran, edukasi, agrikultur, dan lainnya. Startup
muncul pada umumnya dikendarai oleh perseorangan yang menemukan
celah bisnis terhadap suatu masalah yang dihadapi oleh banyak
masyarakat. Sehingga tidak hanya berfokus untuk meraih keuntungan
sebanyak-banyaknya, namun dengan berdirinya startup diharapkan
menjadi solusi masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan ini, para
inovator diharapkan memperhatikan faktor seperti peluang, dan solusi apa
yang dibutuhkan oleh masyarakat, agar startup yang mereka bangun
memiliki daya saing tinggi dan berjalan sukses.

Sebagai sebuah contoh, salah satu startup yang kini menjelma sebagai
perusahaan sukses berkembang adalah Go-Jek. Nadiem Makarim, founder
dari Go-Jek tersebut menemukan bahwa apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat pada lingkup transportasi publik adalah untuk mendapatkan
fasilitas transport yang aman, murah, dan juga cepat. Nadiem mendirikan
Gojek atas pemikiran yang didapat setelah ia melakukan diskusi dengan
tukang ojek langganannya. Ia menemukan fakta bahwa banyak tukang
ojek sebelumnya banyak membuang waktu dipangkalan karena menunggu
pelanggan yang datang menghampiri.
Di sisi lain, Nadiem melihat kemacetan di Jakarta yang semakin parah
membuat masyarakat membutuhkan sebuah layanan transportasi yang
cepat untuk mendukung mobilitas. Dari masalah tersebut, Nadiem
Makarim menemukan jawaban untuk membantu masyarakat untuk
menemukan solusi transportasi. Atas dasar masalah tersebut, pada tahun
2011 ia pun mendirikan Go-Jek, yang tentunya merupakan inovasi yang
memang dibutuhkan masyarakat.

Contoh lain, startup aplikasi delivery bahan makanan yang bernama


HappyFresh. Perusahaan rintisan ini juga memberikan layanan khusus
berupa setiap pesanan akan dilayani oleh shopper yang secara permanen
bersiaga di toko mitra HappyFresh. Hal ini juga memungkinkan pengguna
menjadwalkan pengiriman bahan makanan dari beberapa hari sebelumnya.
Markus Bihler, CEO dari HappyFresh mengatakan, bahwa ide HappyFresh
muncul karena adanya kebutuhan akan makanan yang sehat di tengah
padatnya jadwal yang dimiliki penduduk urban. Satu-satunya cara adalah
makan di luar, namun, konsumen mayoritas ingin tahu secara rinci bahan
makanan apa saja yang akan dikonsumsi.
http://disini.solusiukm.com/startup-sebagai-solusi-masyarakat/

KENDALA

Melihat perkembangan GOJEK memang sangat menarik karena GOJEK


merupakan startup pioner dibidang ojek online sehingga tampaknya cukup
fair jika GOJEK dijadikan contoh, harapannya perkembangan GOJEK ini
dapat menjadi suatu success story yang dapat diambil sebagai lessson
learned bagi startup lainnya.

Jika beberapa waktu yang lalu terdapat booming euforia GOJEK yang
"menjangkiti" banyak masyarakat dikota-kota besar dimana banyak
masyarakat baik yang belum memiliki pekerjaan maupun yang sudah
memiliki pekerjaan (dan mengajukan resign) hingga ibu-ibu rumah tangga
sangat antusias untuk gabung menjadi driver GOJEK maka saat ini
sepertinya efuforia tersebut sudah tidak seheboh beberapa waktu lalu.

Ada beberapa hambatan atau lebih tepatnya tantangan yang harus dihadapi
oleh GOJEK. Tantangan tersebut antara lain :

1. Tarif GOJEK sebetulnya "kurang" kompetitif. Ya, seperti kita ketahui


bersama tarif gojek yang dulu Rp. 10.000 s.d 25 KM kemudian naik
menjadi Rp. 15.000 s.d 25 KM dan saat ini turun lagi menjadi Rp. 10.000
s.d 25 KM merupakan tarif promo atau dengan kata lain pihak GOJEK
masih melakukan subsidi terhadap pelanggan. Adapun tarif sebenarnya
bisa jauh diatas tarif promo tersebut yang nilainya bisa lebih tinggi dari
tarif ojek konvensional/pangkalan

2. GOJEK belum memberlakukan tarif riilnya karena masih melihat


kompetitornya seperti GRABBIKE yang juga masih memberlakukan tarif
promo. Mungkin pihak GOJEK berpikiran jika menaikan tarif saat ini,
maka pelanggannya akan pindah ke GRABBIKE yang masih
memberlakukan tarif promo. Karena untuk menggunakan layanan dari
GOJEK ke GRABBIKE masyarakat tinggal menginstal aplikasi
GRABBIKE pada ponsel mereka.

3. Menurut informasi dari pihak GOJEK yang dihimpun dari berbagai


media, pihak GOJEK sebenarnya lebih menyasar pada pelanggan yang
tidak "price sensitive" atau tidak terlalu mempersoalkan tarif layanan, tapi
lebih mengutamakan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan. Padahal
jika diteliti lebih jauh, pasar GOJEK yang terbentuk saat ini sebagian besar
adalah pelanggan kalangan menengah bawah yang masih "price sensitive",
dimana mereka tertarik menggunakan GOJEK karena tarifnya yang
kompetitif selain kemudahan, transparansi harga, kemanan dan
kenyamanan yang tidak ditawarkan oleh ojek konvensional.

4. Banyak bermunculan kompetitor ojek online. Tidak dapat dipungkiri


jika ada startup baru yang muncul dan mampu berkembang dengan pesat
maka akan muncul kompetitor-kompetitor sejenis yang juga ingin
menguasai pasar tersebut. Tentunya pihak GOJEK sudah menyiapkan
strategi dan amunisi agar tetap memiliki competitive advantages dibidang
ojek online karena mereka sudah mendapatkan keuntungan sebagai pioner
dibidang ini, walaupun hal tersebut tidak dapat menjamin keunggulan
GOJEK karena pada akhirnya pasarlah yang lebih menentukan ojek online
mana yang akan bertahan.

5. Maraknya manipulasi oleh driver GOJEK. Ini merupakan isu yang harus
ditangani secara serius oleh pihak GOJEK, dimana terjadi kelemahan
sistem yang memungkinkan driver GOJEK melakukan order fiktif untuk
mendapatkan keuntungan yang berlebih dan sangat merugikan pihak
GOJEK.

6. Masalah privasi pelanggan atau potensi penyalahgunaan data pelanggan


GOJEK. Akhir-akhir ini media sosial cukup diramaikan oleh salah satu
postingan yang berisi "teror" dari oknum driver GOJEK yang merasa tidak
terima dengan review yang diberikan oleh salah satu penumpangnya.
Oknum driver GOJEK tersebut mengirim pesan SMS yang bernada
ancaman ke penumpang yang memberikan review negatif. Selain itu ada
pula oknum driver GOJEK yang memanfaatkan nomor HP penumpangnya
untuk melakukan "menggoda" penumpang tersebut. Mungkin masalah
privasi tersebut terlihat sepele, namun data-data tersebut jika dimanfaatkan
oleh oknum yang tidak bertanggung jawab akan sangat merugikan.
Bayangkan saja tindak kejahatan yang mungkin muncul ketika seorang
yang memiliki niat buruk mengetahui alamat kerja, alamat rumah dan
nomor Handphone seseorang... belum lagi jika orang tersebut
memperhatikan juga keadaan rumah, lingkungan rumah calon korban.....
yah semoga saja hal tersebut hanya menjadi kekhawatiran saja.

Setidaknya itulah tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh GOJEK


dalam waktu dekat. Sangat menarik untuk dilihat bagaimana pihak
GOJEK mencari solusi untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Karena bagaimanapun GOJEK sendiri sudah banyak membantu
masyarakat baik pengguna layanan maupun driver GOJEK yang sangat
terbantu terutama dari sisi pendapatan.
http://update-aplikasi-terbaru.blogspot.co.id/2015/09/hambatan-dan-tantangan-yang-
harus.html

INOVASI
Ditengah himpitan permasalahan macet di Jakarta, Gojek menjadi
salah satu transportasi alternatif yang mulai digandrungi kaum
urban. Gojek adalah layanan pemesanan ojek yang merupakan buah
karya putera Indonesia lulusan Harvard. PT Gojek Indonesia sendiri
didirikan oleh Nadiem Makarim dan Michaelangelo Moran dan mulai
beroperasi di Jakarta sejak tahun 2011. Gojek menghubungkan
antara pengguna jasa dengan tukang ojek melalui aplikasi GO-JEK.
Para pelanggan cukup memesan lewat ponsel, mengetahui kisaran
tarif yang harus dibayar, dan bisa melacak keberadaan ojek yang
dipesan melalui GPS yang ada di aplikasi ataupun menghubunginya
langsung. Pembayarannya dilakukan secara non tunai dengan
sistem kredit yang bisa di top up lewat aplikasi.
Menurut Nadiem, hal ini bertujuan agar tukang ojek yang biasanya
mangkal di suatu tempat bisa lebih produktif dan berpenghasilan.
Disisi lain para pengguna layanan ojek dimudahkan karena bisa
melakukan order dimanapun dan driver gojek akan datang pada
waktu yang tepat.
Hal ini senada dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki
Tjahaja Purnama. Orang nomor satu di Jakarta yang lebih akrab
dipanggil Ahok ini mengatakan Gojek merupakan sebuah inovasi
dalam transportasi. Dengan beroperasinya Gojek mampu membuat
tukang ojek lebih efisien, tukang ojek tak perlu lagi menghabiskan
waktu untuk ngetem disembarang tempat menunggu penumpang.
Dengan slogan An Ojek for Every Need, Gojek tidak hanya
menyediakan layanan transportasi angkutan penumpang, namun
juga melayani Jasa Kurir untuk pengiriman dokumen dan barang,
Jasa Belanja dan Go Food untuk pesan antar makanan.
Tidak berhenti sampai disitu saja, jelang lebaran ini, Gojek
meluncurkan layanan Go-World yang menawarkan tiga layanan baru,
yaitu Jasa Pembersih untuk bersih-bersih rumah atau kantor, Jasa
Pijat untuk pijat panggilan, dan Jasa Kecantikan layaknya salon
keliling. Semua jenis layanan dapat dipesan oleh pelanggan lewat
aplikasi.
Menejemen Gojek berharap dengan diluncurkannya layanan ini
dapat mengikis para penganggur yang memiliki keahlian namun
susah mencari kerja, memudahkan pelanggan yang ditinggal mudik
pembantunya, memudahkan semua orang memiliki jasa relaksasi
dan kecantikan tanpa harus pergi ke spa ataupun
salon.kabarCSR/ika.

http://www.kabarcsr.com/gojek-inovasi-dalam-transportasi/

Sampai saat ini, Gojek telah diunggah tiga juta kali dan melayani 15
kota. Namun Piotr enggan membocorkan mengenai keuntungan yang
telah diraih on-demand mobile platform tersebut. Menurut Piotr,
fokus utama mereka pada pelayanan.
"Kita selalu fokus customer experience. Kita fokus bagaimana Gojek
sebagai perusahaan bisa meningkatkan ekonomi digital di Indonesia.
Kalau benefit, kita enggak lihat sisi itu," katanya.
Bagi Piotr, visi dan misi Gojek adalah yang utama, yakni
menjembatani kebutuhan masyarakat. Hal tersebut menurutnya yang
utama ketimbang memikirkan keuntungan perusahaan.
"Kesempatan sebagai driver, pria, wanita, dapat pekerjaan stabil,
kesempatan untuk merchant, ukm, itu visi misinya. Lalu social
impact, dari customer sendiri, balik lagi dengan ekosistem Gojek,
keterbatasan sehari-hari di Jakarta dijembatani oleh Gojek," katanya.
kare(one)
http://www.viva.co.id/digital/startup/880568-inovasi-gojek-
manjakan-pelanggan-di-2017

Inovasi ini memberikan keuntungan lebih banyak lagi pada pendiri gojek dan para
driver gojek. Mungkin anda penasaran dengan orang yang telah berinisitaf mendirikan gojek
ini dan membuat perubahan di ibu kota jakarta. Mari kita bahas lebih lanjut lagi di bawah ini.
Para tukang ojek pangkalan tersebut terkadang menunggu 8 sampai 10 jam, tetapi paling
hanya mendapatkan 4 sampai 7 orang penumpang saja. Pendiri gojek berinisiatif membuat
sesuatu yang berbeda. Gojek ini menggunakan sebuah system yang lebih tertata rapi.
Awalnya gojek hanya melayani lewat call center saja, tetapi lambat laun gojek mulai
berkembang dan membuat aplikasi gojek. Dengan aplikasi ini, anda bisa memesan secara
online, membayar secara kredit dan mengetahui keberadaan driver yang akan menjemput
anda. inilah salah satu kelebihan dari gojek dibandingkan dengan ojek pangkalan lainnya.

Para driver GO-JEK mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat


semenjak bergabung sebagai mitra dengan mendapatkan akses ke
lebih banyak pelanggan melalui aplikasi kami. Mereka juga
mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, akses kepada
lembaga keuangan dan asuransi, cicilan otomatis yang terjangkau, serta
berbagai fasilitas yang lain.
GO-JEK telah beroperasi di 50 kota di Indonesia, seperti Jakarta,

Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Palembang, Semarang,

Yogyakarta, Balikpapan, Malang, Solo, Manado, Samarinda, Batam,

Sidoarjo, Gresik, Pekanbaru, Jambi, Sukabumi, Bandar Lampung,

Padang, Pontianak, Banjarmasin, Mataram, Kediri, Probolinggo,

Pekalongan, Karawang, Madiun, Purwokerto, Cirebon, Serang, Jember,

Magelang, Tasikmalaya, Belitung, Banyuwangi, Salatiga, Garut,

Bukittinggi, Pasuruan, Tegal,Sumedang, Banda Aceh, Mojokerto, Cilacap,

Purwakarta, Pematang Siantar, dan Madura serta pengembangan di

kota-kota lainnya pada tahun mendatang.


GOJEK perusahaan yang memiliki sebuah slogan yaitu An Ojek For Every
Need adalah perusahaan transportasi asal Indonesia yang melayani angkutan
manusia dan barang melalui jasa ojek melalui aplikasi yang dengan teknologi
location based akan mencarikan driver yang posisinya paling dekat dengan
pemesan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem
Makarim. Layanan GO-JEK tersedia di wilayah Jabodetabek, Bali, Bandung,
Makassar dan Surabaya. Hingga bulan Juni 2015, aplikasi GO-JEK sudah
diunduh sebanyak 400 ribu kali di Google Play pada sistem operasi Android.
Gojek menawarkan 8 jasa layanan yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan yaitu
GO-BOX yang merupakan layanan yang baru di launching pada bulan Oktober
ini yang melayan untuk memesan mobil pickup, mobil boks, truk engkel dan
truk engkel bokxuntuk antar dan kirim barang dalam jumlah besar, GO-SEND
yang merupakan pengiriman barang layaknya JNE atau Sicepat tapi masih
dalam 1 kota, GO-RIDE layanan gojek, GO-FOOD seperti delivery makanan,
GO-MART yang melayani pembelian barang seperti kita belanja di supermarket
atau minnimarket tapi kurir ojeknya yang belanja, dan masih ada yang versi
betanya yaitu GO-CLEAN yang seperti layanan pembantu (membersihkan
rumah atau kantor atau yang lainnya), GO-GLAM layanan salon dan terakhir
GO-MASSAGE yang merupakan layanan untuk memesan tukang pijat.
Pada area jabodetabek kurir ojek menacapai lebih dari 1000 driver. Yang ditulis
pada metrotvnews.com pembagian hasil antara kurir ojek dan perusahaan adalah
20/80, 20 untuk perusahaan dan 80 untuk kurir itu diluar dari pesanan makanan
jika memilih untuk delivery makanan, itu hanya jasa antar (ojeknya). Soal
omset CEO GOJEK menanyampaikan pada media bahwa itu adalah rahasia
perusahaan.
Menurut saya walaupun GOJEK sudah banyak pesaing yang masing-masing
memiliki kelebihannya sendiri, GOJEK masih yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat, dan untuk drivernya sendiri sudah menjamur dimana-mana.
Karena harga ongkos kurir yang sudah jelas tanpa ada tambahan apapun kecuali
jika pelanggannya yang memberikan tambahan dengan suka rela menjadikan
salah satu kelebihan gojek yang saya rasakan.
Ditambah di 2 bulan terakhir ini GOJEK menambahkan beberapa layanan
yang seperti GO-BOX dan lainnya yang masih berbentuk beta, membuat
GOJEK memiliki kelebihan lagi. Dengan adanya produk baru ini juga terdapat
promo-promo disitu yang bisa menarik pelanggan lebih banyak lagi, begitu pula
para pegawai dan driver, yang mungkin dikedepannya GOJEK ini bisa meluas
cakupan wilayahnya sampai seluruh Indonesia.
Kisah Sukses Nadiem Makarim sang Pendiri Gojek

Nadiem lebih memilih menggunakan ojek saat pulang atau pergi ke kantor ketimbang
mengunakan mobil pribadi karena merasa lebih aman, tingkat kecelakaan pada pengguna
ojek sangat kecil. Bahkan ia hampir 5 kali sehari naik ojek. Selama menggunakan jasa ojek,
ia tidak pernah mengalami kecelakaan tidak seperti saat ia menggunakan taksi, dirinya pernah
dua kali kecelakaan, kendaraan pribadi tiga kali kecelakaan, dan naik motor pribadi satu kali
kecelakaan. Lantaran sering menggunakan jasa ojek, Nadiem pun sering ngobrol dengan para
tukang ojek langganannya. Dari hasil obrolan dan pengamatannya, ia mengetahui bahwa
sebagian besar waktu tukang ojek banyak dihabiskan untuk mangkal dan menunggu
penumpang. Saat di pangkalan ojek, biasanya tukang ojek bergiliran dengan tukang ojek
lainnya. Sudah giliran, kadang penumpang sepi. Sementara itu, dari sisi pengguna jasa,
keamanan dan kenyamanan ojek beum terjamin 100 persen. Dari hasil riset itulah ia
mendapatkan ide membuat inovasi bagaimana orang bisa dengan mudah memesan ojek
melalui ponsel tanpa harus repot ke pangkalan ojek, jadi orang yang jauh dengan pangkalan
ojekpun dapat menikmatinya. Tukang ojek sendiri tidak harus mangkal. Bagi penumpang,
menggunakan ojek juga lebih aman karena jelas dan terdaftar. Ide Nadiem ini juga sejalan
dengan salah satu tugas kuliah ketika mengambil master di Harvard Business School. Saat
awal merintis bisnis, ia hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek.

Melihat perkembangan GOJEK memang sangat menarik karena GOJEK


merupakan startup pioner dibidang ojek online sehingga tampaknya cukup
fair jika GOJEK dijadikan contoh, harapannya perkembangan GOJEK ini
dapat menjadi suatu success story yang dapat diambil sebagai lessson
learned bagi startup lainnya.

Jika beberapa waktu yang lalu terdapat booming euforia GOJEK yang
"menjangkiti" banyak masyarakat dikota-kota besar dimana banyak
masyarakat baik yang belum memiliki pekerjaan maupun yang sudah
memiliki pekerjaan (dan mengajukan resign) hingga ibu-ibu rumah tangga
sangat antusias untuk gabung menjadi driver GOJEK maka saat ini
sepertinya efuforia tersebut sudah tidak seheboh beberapa waktu lalu.

Anda mungkin juga menyukai