Anda di halaman 1dari 6

Mengubah Sampah Jadi Berguna Ala Ibu Muda Desa Jatiroke,

Sumedang

Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat
dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya
perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan
dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan
dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti
bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan.

Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami
perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan
adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh
luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat,
dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.

Berdasarkan hasil survey kelompok saya, kami memilih masalah penanggulangan


sampah menjadi barang yang berguna di Desa Jatiroke, Sumedang mengingat banyak sekali
sampah yang tidak terpakai dan tertumpuk di jalanan sehingga membuat pemandangan tidak
enak untuk dilihat serta bau yang kurang sedap. Desa Jatiroke merupakan sebuah desa yang
berada di wilayah Kecamatan Jatinangor. Lokasinya berada di ujung timur wilayah
Kecamatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan
Cimanggung. Jarak dengan pusat Kecamatan Jatinangor sekitar tiga kilometer ke arah timur.
Desa Jatiroke memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Desa ini didirikan dan kemudian
dipimpin langsung oleh Raden Kimas Arep pada tahun 1822. Pada waktu itu wilayah Desa
Jatiroke mencakup wilayah yang luas dari Sungai Citarik sampai Tanjungsari dan Cinulang.
Wilayahnya merupakan kawasan yang ditumbuhi oleh pohon jati. Ketika masa
kepemimpinannya habis, mencari pengganti Raden Kimas Arep lumayan susah. Akhirnya
ditunjuklah juru tulis Jelekong menjadi pejabat kepala desanya yang bernama Mad Hapi. Di
bawah kepemimpinan Mad Hapi ini wilayah Jatiroke dimekarkan menjadi Jatiroke,
Cimanggung, Cileles dan Cisempur. Dan terakhir, pada tahun 1981 Desa Jatiroke dimekarkan
kembali menjadi dua desa yaitu Desa Jatiroke dan Desa Jatimukti. Terkait namanya, Desa
Jatiroke berasal dari kata Jati dan Roke. Jati menunjukkan pohon jati, dan roke berarti dahan
yang kuat. Jadi, Jatiroke merupakan pohon jati yang memiliki dahan yang kuat. Dahulunya,
pohon jadi menjadi tanaman yang mendominasi kawasan Jatiroke ini. Sebagaimana disajikan
oleh Kecamatan Jatinangor dalam Angka tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang, pada tahun 2013 Desa Jatiroke merupakan sebuah desa
dengan yang memiliki status sebagai pedesaan. Kemudian klasifikasinya, Desa Jatiroke
merupakan sebuah desa swakarsa. Secara topografis, wilayah Desa Jatiroke memiliki bentang
permukaan tanah berupa lereng perbukitan. Ketinggian wilayah dimana kantor desa berada
pada 707 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, wilayah Desa Jatiroke dikelilingi
oleh wilayah-wilayah sebagai berikut: Desa Hegarmanah di sebelah utara, Desa Cinanjung
Kecamatan Tanjungsari di sebelah timur, Desa Cisempur dan Desa Jatimukti di sebelah
selatan serta Desa Hegarmanah di sebelah baratnya. Secara administratif, Desa Jatiroke
terbagi ke dalam tiga buah dusun yaitu Dusun Jatiroke, Dusun Jatisari dan Dusun Kiarapada.
Sementara jumlah Rukun Warga dan Rukun Tetangganya masing-masing sebanyak lima RW
dan 29 RT.

Kami melalukan observasi ke Desa Jatiroke, Sumedang pada hari Jumat, tanggal 2
Juni 2017. Mengapa kami memilih Desa Jatiroke untuk dilakukannya observasi tentang
mengubah sampah menjadi barang berguna? Karena selain untuk mengurangi sampah yang
tertumpuk kita juga ingin memberikan pembelajaran tentang apa itu sampah, terbagi ke
dalam berapa jenis, bagaimana menanggulanginya, serta dampak apa saja yang dapat
ditimbulkan dari sampah itu sendiri. Di Desa Jatiroke, Sumedang mayoritas penghuni yang
aktif adalah ibu-ibu muda jadi sangat berpotensi untuk diberikan pembekalan-pembekalan
yang bermanfaat dan tentunya tidak harus mengeluarkan biaya yang besar.

Pengertian sampah itu sendiri ialah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sampah merupakan material sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :


1. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah
dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah
yang dihasilkan biasanya cenderung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat
basah, kering, abu plastik dan lainnya.
2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah
tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-
tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk
tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya
berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-
kaleng serta sampah lainnya.

Jenis-jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, berdasarkan
asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut :
1. Sampah organic : sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar
tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran,
buah-buahan dan lain-lain.
2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara
biologis, non hayati. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut
di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa
disebut sampah kering.
3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan
beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.
Dampak negatif sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam
waktu yang lama akan mencermarkan tanah. Ada banyak dampak yang ditimbulkan olh
sampah,
- Dampak terhadap kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik
bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.
Penyakitnya seperti diare, kolera, tifus, jamur pada kulit.
- Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari
air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan
lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
- Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal pentingnya adalah meningkatnya pembiayaan.

Dilakukan pengelolaan sampah dengan konsep 3R, program menggunakan kembali


sampah secara langsung, baik fungsi yang sama maupun fungsi lain (Reuse), mengurangi
yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah (Reduce), dan
mendaur ulang yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan
(Recycle), metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan
dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan untuk digunakan kembali atau kotak kardus bekas sereal. Pengumpulan bisa
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah
khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan,
pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika.
Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources
recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.

Dalam observasi kami menerapkan konsep teori Difusi Inovasi yang pada dasarnya
menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui
saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi
lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola
yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera
setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat
lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut.
Anggota yang kita pilih adalah ibu-ibu PKK muda Desa Jatiroke, Sumedang. Sesuai dengan
pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini,
kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
2. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada
penerima.
3. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu
sangat berkaitan dengan dimensi waktu.
4. Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Dari teori Difusi Inovasi ini Ibu-Ibu PKK muda Desa Jatiroke, Sumedang
mendapatkan inovasi baru untuk mengolah sampah yang tadinya tidak berguna untuk apapun
menjadi hal yang berguna dan tentunya dapat mengurangi pencemaran lingkungan desanya
tersebut.

Ruang lingkup sendiri kita membahas tentang manusia dengan lingkungannya.


Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan,
minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Seringkali lingkungan yang
terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah
yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian
seseorang. Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam
sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Lingkungan adalah suatu media
dimana makhuk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi
yang khas yang terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang
menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks. Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di desa, lingkungan
biotiknya berupa ibu-ibu tetangga, hewan dan semua makhluk hidup yang ada di desa
tersebut, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di desa. Adapun lingkungan abiotik berupa
udara, rumah, meja kursi, dan berbagai macam benda mati yang ada disekitar. Selain
membahas ruang lingkup tentang manusia dengan lingkungannya disini juga dapat dilihat
dari segi ekonominya. Pemanfaatan sampah untuk meghasilkan nilai ekonomis masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan sampah yaitu dengan memanfaatkan sampah menjadi sesuatu
yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat, diantaranya adalah:
Daur Ulang (Recycling)
Sampah-sampah yang dibuang karena dianggap sudah tidak berguna lagi, sebenarnya
masih dapat dimanfaatkan. Benda-benda itu bisa diubah menjadi benda lain atau dicetak
ulang untuk benda yang sama, seperti : plastik, kertas, kaca, dan botol bekas.
Contoh : Daur ulang bahan kertas
Kertas yang sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat kartu
undangan, kotak perhiasan, kotak pensil, buku dan lain-lain dengan cara mengubah kertas-
kertas bekas menjadi bubur kertas. Selanjutnya dicetak, dikeringkan dan kemudian dapat
dibentuk sesuai dengan keperluan.
Daur ulang bunga kering
Agar bunga dapat bertahan lebih lama dan memiliki nilai seni yang tinggi, bunga dapat
dikeringkan dan dikombinasikan dengan bahan limbah lain seperti ranting tanaman, daun,
kulit dan biji buah. Semua bahan tersebut dirangkai melalui pengeleman dan dibentuk
menjadi booklet yang indah atau asesoris lain sebagai dekorasi ruangan.

Jadi dari awal yang sudah saya paparkan, kami melalukan observasi ke Desa Jatiroke
Sumedang pada hari Jumat tanggal 2 Juni 2017. Tempat untuk melakukan observasi kami
lakukan di rumah Ibu RW Desa Jatiroke itu sendiri. Ibu RW Desa Jatiroke Sumedang
bernama Ibu Tati. Kami melakukan observasi kepada sekitar 6 orang ibu-ibu muda bernama
1. Ibu Tati ( Ibu RW)
2. Ibu Asri
3. Ibu Rike
4. Ibu Neneng
5. Ibu Iin
6. Ibu Ai

Rata- rata umur mereka masih terbilang muda sekitar 20-an sampai 30-an. Kita
melakukan observasi dimulai dari jam 9 sampai jam 11 siang.
Berikut rundown acara yang telah kita rencanakan :

Kamis, 1 Juni 2017


13.00.15.00 : Geladi resik
15.00-17.30 : Membeli perlengkapan
20.00-21.00 : Mempersiapkan bingkisan

Jumat, 2 Juni 2017


08.30-08.45 : Perjalanan menuju Desa Jatiroke
08.45-09.00 : Persiapan
09.00-09.10 : Pembukaan
09.10-09.30 : Pemeragaan pembuatan kreasi dari sampah
09.30-10.30 : Pembuatan kreasi dari sampah oleh ibu-ibu
10.30-10.45 : Awarding
10.45-11.00 : Foto bersama dan beres-beres

Alat-alat yang dibutuhkan :


1. Kotak Kardus Bekas Makanan ( cereal, susu bubuk dll ) seukuran
2. Gunting
3. Penggaris
4. Pulpen
5. Lem
6. Kertas Lipat

Hal pertama yang kita lakukan yaitu pembukaan serta memberi pengertian sedikit tentang
apa itu sampah. Selanjutnya kegiatan yang ditujukkan dimulai, ibu-ibu membuat sebuah tas
kreasi dan dihias sesuai selera mereka dengan menggunakan kotak kardus bekas makanan
yang telah kita sediakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kegiatan ini bisa disebut
juga “Up-cycling” yaitu mengubah barang bekas (sampah unorganik) menjadi barang
berguna tanpa melalui proses pengolahan bahan. Modal utamanya adalah kreativitas. Kualitas
barang yang diubah menjadi lebih memiliki nilai tambah baik secara fungsi maupun
lingkungan. Setelah selesai, kita memberikan penilaian dan menentukan siapa yang berhak
mendapatkan penghargaan sebagai bentuk dari apresiasi. Pemenang juara 1 yaitu Ibu Rike
dinilai karena kerapihan dan tepat waktu sedangkan yang paling kreatif yaitu Ibu Ai.
DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan-sosial/
( diakses Selasa 6 juni 2017, 12.46 WIB )
http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html
( diakses Selasa 6 Juni 2017, 13.02 WIB )
http://sumedangtandang.com/direktori/detail/desa-jatiroke.htm
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 10.50 WIB )
https://ayodarling.wordpress.com/2013/04/07/jenis-jenis-sampah/
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 11.26 WIB )
https://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 11.34 WIB )
https://setyawanws.wordpress.com/2011/05/31/manusia-dan-lingkungan/
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 14.58 WIB )
http://www.kompasiana.com/purwanti_asih_anna_levi/up-cycling-mengubah-barang-bekas-
menjadi-lebih-berguna_552a530ef17e61b277d62472
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 15.56 WIB )
http://k4ry4ilmi4ku.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-sampah-untuk-menghasilkan.html
( diakses Rabu 7 Juni, 16.56 WIB )
Power Point Teori Difusi Inovasi, Mata Kuliah Komunikasi Perubahan Sosial
( diakses Selasa 6 Juni 13.34 WIB )

Anda mungkin juga menyukai