Uas Kompersos
Uas Kompersos
Sumedang
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat
dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya
perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan
dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan
dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti
bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan.
Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami
perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan
adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh
luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat,
dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Kami melalukan observasi ke Desa Jatiroke, Sumedang pada hari Jumat, tanggal 2
Juni 2017. Mengapa kami memilih Desa Jatiroke untuk dilakukannya observasi tentang
mengubah sampah menjadi barang berguna? Karena selain untuk mengurangi sampah yang
tertumpuk kita juga ingin memberikan pembelajaran tentang apa itu sampah, terbagi ke
dalam berapa jenis, bagaimana menanggulanginya, serta dampak apa saja yang dapat
ditimbulkan dari sampah itu sendiri. Di Desa Jatiroke, Sumedang mayoritas penghuni yang
aktif adalah ibu-ibu muda jadi sangat berpotensi untuk diberikan pembekalan-pembekalan
yang bermanfaat dan tentunya tidak harus mengeluarkan biaya yang besar.
Pengertian sampah itu sendiri ialah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sampah merupakan material sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Jenis-jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, berdasarkan
asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut :
1. Sampah organic : sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar
tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran,
buah-buahan dan lain-lain.
2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara
biologis, non hayati. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut
di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa
disebut sampah kering.
3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan
beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.
Dampak negatif sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam
waktu yang lama akan mencermarkan tanah. Ada banyak dampak yang ditimbulkan olh
sampah,
- Dampak terhadap kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik
bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.
Penyakitnya seperti diare, kolera, tifus, jamur pada kulit.
- Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari
air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan
lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
- Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal pentingnya adalah meningkatnya pembiayaan.
Dalam observasi kami menerapkan konsep teori Difusi Inovasi yang pada dasarnya
menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui
saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi
lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola
yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera
setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat
lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut.
Anggota yang kita pilih adalah ibu-ibu PKK muda Desa Jatiroke, Sumedang. Sesuai dengan
pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini,
kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
2. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada
penerima.
3. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu
sangat berkaitan dengan dimensi waktu.
4. Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Dari teori Difusi Inovasi ini Ibu-Ibu PKK muda Desa Jatiroke, Sumedang
mendapatkan inovasi baru untuk mengolah sampah yang tadinya tidak berguna untuk apapun
menjadi hal yang berguna dan tentunya dapat mengurangi pencemaran lingkungan desanya
tersebut.
Jadi dari awal yang sudah saya paparkan, kami melalukan observasi ke Desa Jatiroke
Sumedang pada hari Jumat tanggal 2 Juni 2017. Tempat untuk melakukan observasi kami
lakukan di rumah Ibu RW Desa Jatiroke itu sendiri. Ibu RW Desa Jatiroke Sumedang
bernama Ibu Tati. Kami melakukan observasi kepada sekitar 6 orang ibu-ibu muda bernama
1. Ibu Tati ( Ibu RW)
2. Ibu Asri
3. Ibu Rike
4. Ibu Neneng
5. Ibu Iin
6. Ibu Ai
Rata- rata umur mereka masih terbilang muda sekitar 20-an sampai 30-an. Kita
melakukan observasi dimulai dari jam 9 sampai jam 11 siang.
Berikut rundown acara yang telah kita rencanakan :
Hal pertama yang kita lakukan yaitu pembukaan serta memberi pengertian sedikit tentang
apa itu sampah. Selanjutnya kegiatan yang ditujukkan dimulai, ibu-ibu membuat sebuah tas
kreasi dan dihias sesuai selera mereka dengan menggunakan kotak kardus bekas makanan
yang telah kita sediakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kegiatan ini bisa disebut
juga “Up-cycling” yaitu mengubah barang bekas (sampah unorganik) menjadi barang
berguna tanpa melalui proses pengolahan bahan. Modal utamanya adalah kreativitas. Kualitas
barang yang diubah menjadi lebih memiliki nilai tambah baik secara fungsi maupun
lingkungan. Setelah selesai, kita memberikan penilaian dan menentukan siapa yang berhak
mendapatkan penghargaan sebagai bentuk dari apresiasi. Pemenang juara 1 yaitu Ibu Rike
dinilai karena kerapihan dan tepat waktu sedangkan yang paling kreatif yaitu Ibu Ai.
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan-sosial/
( diakses Selasa 6 juni 2017, 12.46 WIB )
http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html
( diakses Selasa 6 Juni 2017, 13.02 WIB )
http://sumedangtandang.com/direktori/detail/desa-jatiroke.htm
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 10.50 WIB )
https://ayodarling.wordpress.com/2013/04/07/jenis-jenis-sampah/
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 11.26 WIB )
https://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 11.34 WIB )
https://setyawanws.wordpress.com/2011/05/31/manusia-dan-lingkungan/
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 14.58 WIB )
http://www.kompasiana.com/purwanti_asih_anna_levi/up-cycling-mengubah-barang-bekas-
menjadi-lebih-berguna_552a530ef17e61b277d62472
( diakses Rabu 7 Juni 2017, 15.56 WIB )
http://k4ry4ilmi4ku.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-sampah-untuk-menghasilkan.html
( diakses Rabu 7 Juni, 16.56 WIB )
Power Point Teori Difusi Inovasi, Mata Kuliah Komunikasi Perubahan Sosial
( diakses Selasa 6 Juni 13.34 WIB )