Kongres Mahasantri Ma'had Aly Ke-1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Pembukaan Kongres Ke-1 Ma’had Aly Se-

Indonesia; Ketua Amaly Himbau Mahasantri


Untuk Lebih Kreatif
Tebuireng.online- Dalam Kongres Pertama Mahasantri Ma’had Aly Se-
Indonesia, Dr. KH. Abdul Djalal, M. Ag., menghimbau para mahasantri Ma’had Aly
untuk lebih kreatif. “Kreatif artinya mencipta. Arti mahasantri adalah santri yang penuh
kreatifitas yang harus berkarya walau sudah alumni dan menciptakan mahakarya yang
hebat.” Ungkap beliau yang menjabat sebagai Ketua Amaly (Asosiasi Ma’had Aly)
dalam orasinya. Adapun acara tersebut diadakan di Aula Bachir Ahmad Lantai 3 Gedung
KH. M. Yusuf Hasyim pada Rabu (06/02/19).

Dr. KH. Abdul Djalil, M. Ag. selaku ketua Amaly turut hadir memberikan orasi
ilmiah sekaligus membuka acara kongres ini. Acara kongres didahului dengan proses
pelantikan ikrar dari para pengurus DEMA (Dewan Mahsantri) dan SEMA (Senat
Mahasantri) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.

Penjelasan beliau dimulai dengan mengulas arti ‘Mahasantri’. Menurut beliau,


sebagian orang tidak setuju dengan istilah ini karena terkesan sombong dan tidak
tawadlu’. Tetapi hemat beliau, justru ini memang mempunyai arti yang dalam yaitu
mahasantri sama dengan mahakarya yang tidak sekedar karya. “Menurut saya, mahasantri
adalah mahakarya karena karya itu hidup sepanjang masa sudah bertahun-tahun tapi tetap
bisa mempengaruhi fikiran dan perilaku kita itulah mahakarya.” Papar beliau dalam orasi
ilmiahnya.

Lanjutnya, beliau mengutip pendapat Ibnu Arabi bahwa insan kamil adalah insan
yang kreatif. “Menurut Ibnu Arabi, insan yang kamil adalah insan yang kreatif.”. “Jadi
karya-karya yang besar monumental dan dikenal orang adalah hasil dari usaha totalitas
dari anak manusia. Inilah barangkali bagi saya makna mahasantri bukan sekedar
mahasiswa, bukan hanya wa yu’allimuhumul kitaba wal hikmah tapi juga wa
yuzakkihim” Jelas beliau yang juga menjelaskan bahwa mahasantri tidak hanya dituntut
kreatif secara intelektual tetapi juga harus kreatif secara spirtual, wa yuzakkihim.

Setelah pembukaan rangkaian acara kongres pertama ini, dilanjutkan dengan doa
yang dipimpin oleh Syaikh Bilal Mahmud Afifi Ghonim dan ziaroh bersama di maqbaroh
masyayikh Tebireng.

Anda mungkin juga menyukai