Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


(PDGK 4407)

NAMA : NI PUTU EGA MAYUNI

NIM : 859030823

KELAS : 2B9

UPBJJ UT 77 DENPASAR

PRODI PGSD S1 (MASUKAN SARJANA) KURIKULUM BARU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
Soal :
1. Keberbakatan bukannya suatu kondisi yang tidak memunculkan masalah, tetapi kadang-
kadang menimbulkan masalah baik bagi anak itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Jelaskan
dampak anak berbakat ditinjau dari aspek akademik, sosial/emosi, dan fisik/kesehatan!
2. Anak berbakat membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda dengan anak pada
umumnya, agar dapat mendorong anak tersebut berprestasi. Sebutkan tiga hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran bagi anak berbakat!
3. Sebutkan tiga penyebab terjadinya tunanetra dan bagaimana cara perawatannya!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan visualisasi, ingatan kinestetik, dan persepsi obyek, agar
individu tunanetra berfungsi dengan baik di dalam lingkungannya?
5. Ada tiga strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran anak tunanetra, yaitu strategi
individualisasi, kooperatif, dan modifikasi. Jelaskan maksud dari masing-masing strategi
tersebut?
6. Ada empat upaya pencegahan terjadinya tunarungu, yaitu sebelum nikah (pranikah), hamil
(prenatal), persalinan (natal), dan setelah kelahiran (post natal). Berikan masing-masing satu
contoh dari upaya pencegahan terjadinya tunarungu!
7. Bagaimana dampak ketunarunguan dan gangguan komunikasi terhadap pencapaian prestasi
akademik anak?
8. Jelaskan perbedaan antara sistem pendidikan integrasi dengan sistem pendidikan inklusif bagi
anak tunarungu!

Jawaban :

1. Dampak anak berbakat ditinjau dari aspek akademik, sosial/ emosi, dan fisik/kesehatan:
a. Dampak anak berbakat ditinjau dari aspek akademik adalah perkembangan kognitif anak
berbakat lebih cepat dari teman sebayanya akan menyebabkan kebosanan dengan
pengajaran konvensional, kesulitan dalam hubungan sosial dalam kelompok usia,
kesulitan dalam mengintegrasikan kelompok, kecewa karena harus menunggu kelompok.
Tingkat perkembangan kognitif tidak dapat difasilitasi secara optimal .
b. Dampak anak berbakat ditinjau dari aspek sosial/ emosi, merupakan kemampuan anak
berbakat dalam menyerap dan mengumpulkan informasi tidak sesuai dengan
perkembangan emosi dan kognitif yang dapat menyebabkan perkembangan emosi tidak
stabil. Kondisi perkembangan seperti ini membuat individu rentan terhadap kritik,
sinisme, dan oposisi, dan harga diri serta tujuan mereka mungkin tidak realistis.
c. Dampak anak berbakat ditinjau dari aspek fisik/kesehatan, kesehatan lebih baik atau di
atas rata-rata, kreativitas dan kecerdasan tinggi

2. Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran bagi anak berbakat
adalah :
a. Pembelajaran anak berbakat ditandai dengan kecepatan dan kompleksitas yang lebih
tinggi daripada pembelajaran anak normal, tergantung pada kemampuannya.
b. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual, tetapi juga mengembangkan
kecerdasan emosional karena kreativitas dan motivasi batin anak untuk berprestasi. Anak-
anak sangat berbakat membutuhkan perhatian khusus dalam pendidikan mereka karena
pendidikan mereka secara kualitatif berbeda dari orang lain. Dengan menekankan teknik
berorientasi penemuan dan pendekatan induktif, anak berbakat harus dicegah untuk
belajar dengan hati sebanyak mungkin.
c. Pembelajaran anak berbakat berorientasi pada transformasi proses, isi dan produk.
Sehingga gaya mengajar guru menyajikan kepada siswa isi materi yang sesuai dengan
berpikir tingkat tinggi, menawarkan banyak pilihan, mencari penemuan, mendukung
penalaran atau penalaran, kebebasan memilih, interaksi dan stimulasi kelompok, serta
kecepatan dan variasi proses.

3. Penyebab terjadinya tunanetra dan cara perawatanya antara lain:

 Albinisme adalah kondisi dialami ketika terdapat kekurangan pigmen pada sebagian
maupun seluruh tubuhnya. Pada kondisi ini, rambut menjadi putih kulit sangat terang
iris mata berwarna putih/putih kemerahan. Biasanya penderita albinisme akan
megalami penglihatan yang buruk serta peka terhadap cahaya. Adapun perawatan
albnisme ini bisa dengan memberikan perawatan khusus pada lensa yang dapat
meningkatkan pengelihatan serta mengurangi jumlah cahaya masuk ke mata.

 Amblyopia, istilah ini diterapkan pada englihatan yang buruk yang tidak diakibatkan
oleh suatu penyakit yang dapat teramati, dan yang tidak dapat dikoreksi dengan kaca
mata. Perawatan biasanya berupa mengoreksi ketidkseimbangan mendasar dari kedua
belah matanya melalui pembedahan atau pembeian lensa korekstif dan/atau emberi
tambalan sementara pada mata yang kuat untuk memaksa mata yang lemah agar
bekerja lagi.

 Buta warna, kondisi ini lebih menonjol kejadiannya pada laki-laki dan pada umumnya
merupakan karakteristik yang diwariskan berdasarkan garis kelamin melalui
chromosome jantan, meskipun dapat pula terjadi akibat keracunan atau penyakit retina.
Perawatan biasanya menggunakan kacamata atau lensa kontak khusus agar dapat
membantu dalam membedakan warna. Saat ini juga sudah banyak aplikasi pada
smartphone yang dapat membantu pengidap buta warna untuk membedakan
warna

 Myopia (penglihatan dekat), ini terjadi apabila bola mata lebih panjang daripada
yang normal atau apabila terdapat perubahan di dalam bola mata sehingga
mengakibatkan sinar membelok secara abnormal. Perawatannya biasanya
menggunakan lensa korektif sesuai dengan resep untuk dapat melihat lagi secara
normal.

 Nistagmus, merupakan gerakan otot mata yang menghentak-hentak secara tak


sadar dan terus menerus. Gerakan ini dapat kesemua arah atau hanya ke arah
tertentu saja, tetapi biasanya lebih jelas ke arah tertentu pada individu tertentu.
Ketajaman penglihatan berkurang karena tidak dapat menatap suatu objek secara
fokus. Biasanya gangguan ini dapat disembuhkan. Penderita akan merasa lebih
nyaman apabila ia sedikit memiringkan atau menggerakkan kepalanya untuk
mengimbangi gerakan-gerakan tak sadar tersebut.

 Glaukoma, dalam kondisi ini cairan bening di dalam bagian depan mata tidak
mengalir keluar sebagaimana mestinya, sehingga tekanan yang berlebihan
terjadi didalam bola mata. Jika tekanan tersebut tidak dikendalikan maka
struktur mata yang lunak itu akan semakin rusak sehingga penglihatan menjadi
kabur, bidang pandangan menjadi sempit dan akhirnya buta total. Glaukoma ini
biasanya dapat disembuhkan dengan pengobatan yang melemaskan saluran
pembuangan dan menghilangkan sumbatannya sehingga cairan mata dapat
keluar.
 Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata sehingga menghambat masuknya cahaya.
Katarak bersifat bawaan sejak lahir namun perkembangannya akan meningkat
seiring perkembangan usia. Perawatan yang efektif adalah dengan cara
pembedahan membuang lensa yang terkena katarak, pencakokan lensa intraocular
dan harus memakai kacamata konvensioanal.

4. Yang dimaksud dengan visualisasi, ingatan kinestetik dan persepsi obyek agar individu
tunanetra berfungsi dengan baik di dalam lingkungannya:
a. Visualisasi, adalah metode yang digunakan penyandang tunanetra untuk
mengakrabkan diri dengan lingkungan sekitar dan membantu mereka bernavigasi
secara mandiri melalui ingatan visual (visual memory) atau visualisasi (mental map).
Visualisasi juga penting ketika penyandang tunanetra bertemu dan berbicara dengan
orang lain. Penting baginya untuk berjabat tangan selama perkenalan, karena dengan
begitu dia dapat mempelajari sesuatu tentang orang yang dimaksud darinya.
b. Ingatan kinestetik, adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh
interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi dan keseimbangan (yang
dikontrol oleh sistem vestibular), yang berpusat dibagian atas dari telinga bagian
dalam. Sistem ini peka terhadap percepatan, posisi dan gerak kepala. Ingatan kinestetik
ini dimiliki oleh semua orang. Ingatan ini hanya terbentuk ketika sesudah orang
melakukan gerakan yang sama di daerah yang sama atau untuk kegiatan yang sama
secara berulang-ulang.
c. Persepsi obyek, adalah kemampuan yang memungkinkan penyandang tunanetra untuk
melihat objek di samping atau di depan mereka, bahkan ketika mereka tidak memiliki
penglihatan sama sekali dan tidak menyentuh objek tersebut. Fenomena tersebut dapat
dijelaskan sebagian dengan mendengar gema langkahnya sendiri atau suara lain yang
dipantulkan oleh objek.

5. Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran anak tunanetra adalah sebagai berikut:

a. Strategi individualisasi yaitu strategi yang mempergunakan suatu program yang


disesuaikan dengan perbedaan individu baik itu karakteristik, kebutuhan, dan
kemampuan secara perorangan. Strategi ini dikenal dengan Individualized Education
Program (IEP), atau Program Pendidikan Individualisasi(PPI).

b. Strategi kooperatif merupakan strategi yang menekankan unsur gotong royong atau
saling membantu satu sama yang lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.
c. Strategi modifikasi merupakan strategi yang bertujuan untuk mengubah prilakusiswa
kearah yang lebih baik melalui kondisioning/pembiasaan, dan membantunya untuk
lebih produktif agar menjadi individu yang mandiri untukmeningkatkan keterampilan
sosialnya. Strategi ini dapat diterapkan dalam meningkatkan ketrampilan sosial anak
tunanetra.

6. Ada empat upaya pencegahan terjadinya tunarungu meliputi :

a. Sebelum nikah / pranikah, dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan darah dan
melakukan konseling genetika.
b. Hamil / prenatal, dapat dicegah dengan mengkonsumsi gizi yang baik dan seimbang

c. Saat melahirkan (natal), dapat dicegah dengan tidak menggunakan alat penyedot dan
apabila Ibu terjangkit virus herpes simpleks pada daerah vaginanya maka kelahiran
diwajibkan dilakukan secara Caesar.
d. Setelah melahirkan (post natal) upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan imunisasi
dasar dan rubella, menjaga telinga dari kebisingan, serta apabila anak mengaami sakit
influenza segera diobati.

7. Dampak tunarungu dan gangguan komunikasi terhadap pencapaian prestasi akademik, secara
umum anak tunarungu tanpa kecacatan lain memiliki kecerdasan normal tetapi seringkali
memiliki prestasi akademis yang lebih buruk daripada teman sebayanya yang dapat
mendengar. Perkembangan potensi intelektual dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa,
sedangkan dampak nyata anak tunarungu adalah terhambatnya kemampuan berbahasa.
Kecerdasan anak tunarungu tidak berkembang secepat anak mendengar. Anak tunarungu
cenderung memiliki keberhasilan akademis yang buruk, tetapi tidak di semua mata pelajaran.
Dalam pengembangan keterampilan akademik, keterampilan bahasa memainkan peran
reseptif dan ekspresif, karena bahasa merupakan pintu gerbang menuju pengetahuan. Dan
informasi disampaikan melalui bahasa. Sehingga penderita gangguan bicara bisa memblok
seseorang mencapai sesuatu secara akademis.

8. Perbedaan sistem pendidikan integrasi dengan sistem pendidikan inklusif bagi anak tunarungu
yaitu sistem pendidikan integrasi adalah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada anak tunarungu untuk belajar bersama siswa reguler di sekolah reguler. Sistem
integrasi memiliki bentuk integrasi yang berbeda-beda, sehingga anak tunarungu dapat
mengikuti bentuk integrasi sesuai dengan kemampuannya. Dalam sistem terintegrasi, tingkat
integrasi dapat bervariasi dari integrasi minimal hingga integrasi penuh
Sistem pendidikan inklusi adalah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
anak tunarungu untuk belajar bersama siswa reguler di sekolah reguler. Dalam pendidikan
inklusi, sistem sekolah disesuaikan dengan kebutuhan khusus anak tunarungu atau anak
berkebutuhan khusus lainnya. Dalam sistem pendidikan inklusif, penyandang tunarungu
terintegrasi penuh

Anda mungkin juga menyukai