Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTORIAL 3

PEMBELAJARAN PKN SD

Oleh:

DESAK PUTU SAPITRI


NIM. 859030056

510451 POKJAR GIANYAR


UPBJJ UT 77 DENPASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
RANCANGAN TUGAS TUTORIAL PEMBELAJARAN PKN SD
(PENGUASAAN KONSEP)

Nama Mata Kuliah : PEMBELAJARAN PKN SD


Nama Pengembang : NI KETUT SUBADRI, S.Pd.M.Pd
Masa Tutorial : 2022.2 Sumber Materi
:
Jumlah Soal : 5 (lima)
Skor Maksimal : 100
BMP
Jenis Tugas : PENGUASAAN KONSEP PDGK4201
Waktu : 60 menit Modul
9,10,11,12

Kompetensi Khusus:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan Pembelajaran PKn tematis di kelas I, II, dan III
2. Mahasiswa dapat menjelaskan Pembelajaran PKn SD berbasis Portofolio di kelas IV, V, dan
VI.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik warga negara Indonesia dalam konteks individu
yang Berbhineka Tunggal Ika.
4. Siswa dapat menjelaskan penilaian dalam pendidikan kewarganegaraan SD

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan:


1. Langkah-langkah model Pembelajaran Tematis PKn SD kelas I, II, dan III
2. Langkah-langkah model pembelajaran PKn SD berbasis Portofolio
3. Karakteristik warga negara Indonesia dalam konteks individu yang berbhineka Tunggal Ika
4. Penilaian dalam pendidikan kewarganegaraan SD

Uraian Tugas
Pembelajaran tematis merupakan salah satu model pembelajaran terpadu. Pembaharuan dan inovasi
dalam PKn serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif
yang menuntut konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian yang berwawasan demokrasi dan
hak asasi manusia (HAM).
Soal no. 1
Coba jelaskan karakteristik pembelajaran terpadu!
Soal no. 2
Apa yang bisa dilakukan jika ada kompetensi dasar yang tidak bisa dikaitkan dalam pembelajaran
tematik, coba jelaskan !
Soal no. 3
Tujuan apa yang hendak dicapai oleh guru bila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis
portofolio?
Soal no. 4
Coba sebutkan dan jelaskan langkah-langkah model pembelajaran berbasis potofolio!
Soal no. 5
Mengapa pelaksanaan penilaian dalam mata pelajaran PKn harus dilakukan secara multisistem dan
dilaksanakan secara terus menerus?

Tutor,

Ni Ketut Subadri, S.Pd.M.Pd


JAWABAN
1. Adapun karakteristik pembelajaran terpadu dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. sebagaimana Menurut Depdikbud (1996:3), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan
aktif.
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus,tidak dari sudut
pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkann siswa untuk
memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan
membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau mengahadapi kejadian
yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan
yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang
dipelajari. Rujukan yang nyata dari semua konsep yang diperoleh dan keterkaitannya
dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.
Selanjutnya, hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul
dalam kehidupannya.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan
konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka
memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi
dan pengetahuan yang diperoleh sifatya lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan
cahaya diperoleh siswa melalui eksperimen. Guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan
pemberitahuan.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara
fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang
optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikaian, pembelajaran
terpadu bukan hanya sekedar merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata
pelajran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu
tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa
dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.
B. Senada dengan hal tersebut di atas sebagaimana, Hilda Karli dan Margaretha (2002:15)
mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut :
Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu
dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala
sisi.
Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep
yang dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah- masalah nyata di dalam kehidupannya.
Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri.
Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung
dapat memotivasi anak untuk belajar.
C. Sejalan dengan itu, Tim Pengembang PGSD (1977: 7) mengemukakan bahwa
pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri berikut ini :
1. Berpusat pada anak (Student Centered)
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang
memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa
dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu
pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya. Siswa dapat mencari
tahu sendiri apa yang dia butuhkan. Hal ini sesuai dengan penedekatan belajar modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. peran guru lebih banyak sebagai
fasilitator yaitu memberkan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar.
Contoh: Guru melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator, salah satunya menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan. Sehingga kelas lebih terasa nyaman dan mengasyikan untuk
belajar. Selain itu, guru dapat berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan praktikum. Guru
hanya memberi petunjuk dan mengarahkan proses pelaksanaan praktikum. Siswa
melaksanaakan praktikum sendiri sesuai dengan arahan dari guru. Siswa mencatat hasil
praktikumnya. Guru meluruskan konsep yang salah. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
praktikum

2. Memberikan pengalaman langsung pada anak (Direct Experince)


Pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep
dan prisip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan
secara langsung sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung. Siswa
akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,
bukan sekedar memperoleh informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai
aktor pencari fakta serta informasi untuk mengembangkan pengetahuannya. Dengan
pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar
untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Contoh:
Guru mengajak siswa ke tempat sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari, misalnya
museum, pantai, gunung, kebun, dan lain sebagainya. Dengan pengalaman langsung tersebut,
siswa dapat mengetahui dengan jelas serta memahami materi yang dipelajari.
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala
atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak/dibatasi. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena
pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan
bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
Bahkan dalam pelaksanaan kelas-kelas awal, fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
Contoh: Guru bercerita “Menjenguk Teman yang Sakit”.
“Jam 06.30, Andi pergi ke sekolah. Sebelum berangkat, tidak lupa Andi berpamitan kepada
kedua orang tuanya. Sesampainya disekolah, Andi dan teman-temannya dikejutkan dengan
berita bahwa Jery teman sekelasnya tidak masuk sekolah karena mengalami kecelakaan lalu
lintas. Jery melanggar peraturan lalu lintas karena ia mengendarai sepeda di sebelah kanan
jalan. Andi dan teman-temannya iuran untuk menjenguk Jery. Uang iuran terkumpul
Rp.100.000,00. Uang tersebut dibelikan 2 bungkus Roti tawar, masing-masing seharga Rp.
7.500,00. Selain itu membeli buah-buahan : 1 kilogram Apel seharga Rp.20.000,00 dan 2
kilogram jeruk seharga Rp. 30.000,00 dan sisanya ditaruh di dalam amplop untuk diberikan
kepada Jery.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk
semacam jalinan antarskema yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep
yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari siswa. Hal ini
mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dari kegiatan ini diharapkan dapat
berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan apa yang diperoleh dari
belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan siswa tersebut
sehari-hari. Dengan demikian siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.
Hal ini diperlukan untik membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
Siswa belajar tentang jual beli dengan menggunakan metode bermain peran. Ada yang
berperan sebagai penjual dan pembeli. Dalam bermain permain peran tersebut, terjadi
interaksi antara penjual dan pembeli. Dalam berinteraksi sebagai penjual dan pembeli
terdapat komunikasi. Jadi, siswa dapat belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik
(mata belajaran Bahasa Indonesia), materi tentang pasar tersebut (penjual, pembeli, tawar-
menawar) termasuk dalam mata pelajaran IPS dan tawar menawar harga yang terjadi antara
penjual dan pembeli termasuk dalam pembelajaran matematika. Jadi, dalam kegiatan
pembelajaran tersebut terdapat kebermaknaan antar konsep mata pelajaran satu dengan mata
pelajaran lain.
5. Bersikap luwes (Fleksibel)
Pembelajaran terpadu bersifat luwes, sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu bahan
ajar dengan mata pelajaran lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
dimana sekolah dan siswa berada. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. Menggunakan
prinsip belajar menyenangkan bagi siswa. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti
kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Dengan
demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Contoh: Guru dengan fleksibel dapat mengaitkan beberapa bahan ajar. Dalam mengaitkan
beberapa bahan ajar tersebut, guru menyesuaikan dengan lingkungan sekitar siswa. Misalnya
dalam pelajaran olahraga, siswa sedang bermain bola. Kemudian dalam pembelajaran IPA
materi gravitasi bumi, guru membahas kembali kegiatan ketika olah raga. Guru menanyakan
mengapa bola dilempar akan jetuh ke tanah?.
2. Apa yang bisa dilakukan jika ada kompetensi dasar yang tidak bisa dikaitkan dalam
pembelajaran tematik, adapun yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut diantaranya
melakukan pemetaan terlebih dahulu, pemetaan ini pada nantinya mampu menganalisis
apakah kompetensi dasar brkaitan atau tidak, bisa dipadukan atau tidak dalam pemetaan ini
apabla kompetensi dasar tidak bisa dikaitkan maka perlu adaya petimbangan dan pemetaan,
dalam pemetaan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat di tiap-tiap
materi pelajaran, berikutnya mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran
yang dapat dipadukan, dan selanjutnya baru menentukan tema sebagai pemersatu.
b. Menetapkan tema-tema terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi kompetensi
dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang dipilih apabila dalam hal
ini tidak dapat di kaitkan maka sebagai guru harus berproses dalam memilih kompetensi
dasar yang berkaitan apabila tidak memiliki keterkaitan maka pembelajaran tematik tidak
akan mampu berjalan. Maka sebagai seorang guru harus mengukur kelemahan yang di hadapi
dalam pembelajaran tematik Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut
kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi. Serta Pembelajaran tematik
memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna untuk
mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
3. Tujuan yang hendak dicapai oleh guru bila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis
portofolio, dimana dilihat dari pengertian dari Portofolio adalah merupakan kumpulan hasil
kerja siswa,yang menggambarkan taraf pencapaian kegiatan belajar dan pekerjaan terbaik
dari siswa, dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu
kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari
data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang di kaji,
sehingga tujuan dari model pembelajaran Berbasis Portofolio dimana siswa dituntut untuk
berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif dan bertanggung jawab serta melalui model
pembelajaran berbasis portofolio diharapkan siswa dapat:
1. Memperoleh pengalaman yang lebih besar tentang masalah yang dikaji.
2. Belajar bagaimana cara yang lebih kooperatif dengan orang lain untuk memecahkan
masalah.
3. Meningkatkan keterampilan dalam meneliti.
4. Memperoleh pemahaman yang lebih baik.
5. Belajar bagaimana berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah.
6. Meningkatkan rasa percaya dirinya, karena merasa telah dapat memecahkan masalah.

Dengan demikian, peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang
di kembangkan melalui pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan.

4. Adapun Langkah-langkah model pembelajaran berbasis potofolio meliputi:

1) Mengidentifikasi Masalah

Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama siswa yaitu
mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui tentang masalah yang
ada dalam masyarakat, memberi tugas rumah tentang masalah apa yang ada di masyarakat.
Dalam mengerjakan pekerjaan rumah, siswa diharapkan untuk mencari informasi tentang
masalah yang akan dikaji dengan cara melakukan wawancara dengan orang-orang dalam
masyarakat sekitar, mencari informasi melalui sumber- sumber tertulis dan media
elektronika. Semua informasi yang diperoleh harus dicatat untuk didiskusikan di kelas.

2) Memilih Masalah untuk Kajian Kelas


Sebelum memilih masalah yang akan dikaji, hendaknya para siswa mengkaji terlebih dahulu
pengetahuan yang mereka miliki tentang masalah-masalah yang ada pada masyarakat, dengan
langkah sebagai berikut: mengkaji masalah yang telah dikumpulkan dan selanjutnya
dituliskan pada papan tulis, mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang
akan dikaji, dan melakukan penelitian lanjutan tentang masalah yang terpilih untuk dikaji
dengan mengumpulkan informasi.

3) Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji kelas


Guru hendaknya membimbing siswa dalam mendiskusikan sumber informasi misalnya
mencari informasi melalui perpustakaan, surat kabar, pakar, organisasi masyarakat, kantor
pemerintah, TV, radio atau menyebar angket dan poling. Bahan informasi yang terkumpul
dapat disatukan dalam sebuah map untuk dijadikan bahan portofolio dokumentasi.
4) Membuat Portofolio Kelas
Ada beberapa langkah dalam tahap ini, yaitu :
a) kelas dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk
membuat suatu bagian portofolio. Keempat kelompok itu adalah :
kelompok 1 bertugas menjelaskan masalah yang dikaji,
kelompok 2 bertugas menjelaskan berbagai kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah,
kelompok 3 bertugas mengusulkan kebijakan untuk mengatasi masalah,
kelompok 4 bertugas membuat rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah.
b) Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio.
c) Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh kelompok satu mungkin
bermanfaat bagi kelompok lain, hendaknya saling bertukar informasi.
d) Guru menjelaskan spesifikasi portofolio yakni terdapat bagian penayangan dan bagian
dokumentasi pada setiap kelompok.
e) Penyajian Portofolio (Show Case) dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio
tampilan (tayangan) maupun portofolio dokumentasi. Show case dapat dilakukan dengan cara
show case satu kelas, show case antar kelas dalam satu sekolah, show case antar sekolah
dalam lingkup wilayah.
5) Merefleksi pada Pengalaman Belajar
Dalam hal ini guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah
mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan topik yang dipelajari sebagai upaya belajar
kelas secara kooperatif.
5. Penilaian dalam mata pelajaran PKn harus dilakukan secara multisistem dan dilaksanakan
secara terus menerus, dikarenakan sistem pelajaran tersebut memuat moral nilai Bangsa yang
harus ditindaklanjuti dan diamalkan selamanya. Penilaian hendaknya dilakukan secara
berkelanjutan atau direncanakan dan dilakukan terus-menerus agar mendapatkan gambaran
yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi oleh siswa. Keberlanjutan
pendidikan karakter pendidikan kewarganegaraan merupakan wujud lembaga pendidikan
ataupun lembaga lainnya untuk menanamkan jiwa nasionalisme terhadap generasi berikutnya.
Pendidikan kewarganegaraan menjadi wahana untuk mempersiapkan generasi muda dengan
bekal yang cukup dalam pergaulan kehidupan yang dibutuhkan. Kemampuan berpikir kritis,
tanggung jawab, mempunyai sikap dan tindak yang demokratis menjadi media pendukung
dalam pembentukan karakter bangsa dimana pendidikan kewarganegaraan memiliki peran
penting dalam pembentukan karakter bangsa. Pembentukan karakter bangsa melalui
pendidikan kewarganegaraan menjadi suatu keharusan karena dapat membentuk generasi
muda yang cerdas, juga mempunyai budi pekerti yang luhur sehingga keberadaanya dalam
kehidupan bermasyarakat menjadi bermakna dan mempunyai karakter, serta berahlak mulia.

Anda mungkin juga menyukai