LAPORAN Identifikasi Spesifik 2019
LAPORAN Identifikasi Spesifik 2019
DINAS KESEHATAN
UPT KESMAS TEGALLALANG I
Jln. Raya Tegallalang Tlp. (0361) 976484
LAPORAN
HASIL IDENTIFIKASI, KAJIAN DAN TINDAK LANJUT
TERHADAP MASALAH-MASALAH SPESIFIK
DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN PELAYANAN
DI UPT KESMAS TEGALLALANG I TAHUN 2019
I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari
pembangunan secara keseluruhan. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan
adalah untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setingg-tingginya.
Untuk tercapainya tujuan pembangunan kesehatan maka diselenggarakanlah berbagai
upaya dalam bentuk program-program dan kegiatan secara menyeluruh, terintegrasi dan
terpadu dari semua komponen yang ada dimasyarakat, baik lintas program maupun
lintas sektor.
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut puskesmas
mempunyai fungsi penyelenggaraan UKM (Unit Kesehatan Masyarakat) tingkat
pertama dan UKP (Unit Kesehatan Perorangan) tingkat pertama diwilayah kerjanya.
1
diperlukan adanya identifikasi, kajian dan tindak lanjut terhadap masalah-masalah
spesifik dalam penyelenggaraan progam dan pelayanan penyelenggaraan upaya
Puskesmas.
Didalanm rangka meningkatkan mutu pelayanan puskesmas diperlukan adanya
identifikasi, kajian dan tindak lanjut terhadap masalah-masalah spesifik dalam
penyelenggaraan program dan penyelenggaraan upaya Puskesmas
2
Tabel 4.1 Kondisi Umum dan Lingkungan Wilayah Kerja UPT Kesmas
Tegallalang I Tahun 2018
DATA WILAYAH TAHUN 2018
UPT KESMAS TEGALLALANG I
KECAMATAN TEGALLALANG
KABUPATEN GIANYAR
Jumlah
Jarak Waktu Des S Dr.
Luas TK S PUS
ke tempuh Desa a D S Pos Prakt B Klinik RS
Nama Desa Wilayah / M TU /
pkm ke pkm Rumah KK Jiwa Ende Tert / M yan ik P Umum Swa
(Km2) PA Poske
(Km2) (mnt) mis ing M P du Swas S Swasta sta
UD A sdes
gal I ta
10,06 ±1 ±5 9,32
Tegallalang 1,917 1,861 0 0 4 6 1 2 0 11 5 4 0 0
Km2 Km² mnt 0
± 1,5 ± 15 5,32
Kenderan 6,88 Km2 577 1,203 0 0 2 3 0 0 1 11 1 1 0 0
Km2 mnt 6
± 2,2 ±9 5,84
Kedisan 7,18 Km2 460 1,154 0 0 2 3 1 0 2 9 0 1 0 0
Km² mnt 8
±4 ± 10 4,28
Keliki 4,52 Km2 981 1022 0 0 2 3 0 0 1 7 2 2 0 0
Km² mnt 3
28,64 24,7
Jumlah 3,935 5,240 0 0 10 15 2 2 4 38 8 8 0 0
Km2 77
KECAMATAN TEGALLALANG
KABUPATEN GIANYAR
Tabel 4.3 Data Kesehatan Lingkungan dan Jumlah siswa UPT Kesmas
Tegallalang I tahun 2018
Kesehatan Lingkungan Jumlah Siswa di Skreening
Siswa
Jumlah Siswa Sis Siswa SMP
Jumlah sarana air bersih kls 1
N Tempat Tempat Juml SD/MI wa kls 1
Nama Desa Jml SD/MI
O Pengola Tempat ah Jml wan
SP
han Umum Jamb Spa ita
Swad Sumur AL
Makana (TTU) an PAM L P L P kls L P
aya Gali
nn 6
1,75 1,8
1 19 77 1,362 495 13 0 486 545 70 94 172 162 146
Tegallalang 8 04
2 Kenderan 10 13 984 217 793 19 0 984 177 162 29 30 54 0 0
1,15 1,1 1,1
3 Kedisan 4 48 554 599 0 217 209 33 37 61 112 86
4 54 54
4 Keliki 35 1 974 984 0 21 996 996 196 155 38 25 54 0 0
215 493 107 107 17 18
Jumlah 68 139 4870 3117 1887 53 341 274 232
0 8 6 1 0 6
3
Program / Kegiatan yang diselenggarakan oleh UPT Kesmas
Adapun program/kegiatan pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan di
UPT Kesmas Tegallalang I untuk tahun 2019 adalah:
1. Balai pengobatan umum
2. Rawat Inap
3. Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Keluarga Berencana (KB) / kespro
6. Imunisasi
7. Gizi
8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
9. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM/Promkes)
10. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P)
11. Kesehatan Lingkungan
12. Labolatorium Sederhana
13. Pelayanan Kesehatan Khusus (Lansia, mata,THT,jiwa,Kesja)
14. Apotik (pelayanan Obat)
15. Akupresure
4
dan sudah tersedia pojok toga beserta tanaman obat sudah ada, sudah tersedia
ruang konseling. Belum tersedia poli TB sehingga pelayanan masih menjadi
satu di poli umum.
d. Ruang laboratorium : Sudah tersedia ruang pengambilan sampel darah, dan
sudah tersedia ruang pemeriksaan sampel secara terpisah, rumah dahak sudah
tersedia di luar gedung. Tersedia tempat pendingin reagen berupa Cold
Chain.
e. Apotik : tersedia apotik yang berada di luar gedung pelayanan di gedung
utara, tersedia pendingin ruangan untuk menjaga suhu udara.
f. Konseling terpadu : tersedia ruang konseling terpadu bersebelahan dengan
apotik, tersedia meja serta kursi yang cukup nyaman untuk menyampaikan
konseling.
g. Ruang ramah anak : tersedia ruang ramah anak di sebelah barat apotik
menghadap ke barat, disertai tempat bermain anak – anak di depan ruangan
ramah anak.
5. Situasi ruang rawat inap
a. Pintu masuk ruang rawat inap terpisah dengan UGD sudah tersedia pegangan
bagi pasien lansia .
b. Ruang tunggu pasien rawat inap berada di belakang pintu masuk rawat inap,
dan ruang tunggu pasien UGD berada di depan sebelah kanan pintu masuk
UGD.
c. Ruang persalinan dan nifas : tersedia ruang persalinan dan nifas di sebelah
selatan dengan pintu masuk di sebelah selatan, terpisah dengan pasien rawat
inap umum.
d. Ruang laktasi tersedia mengkhusus di antara ruang persalinan dengan ruang
nifas.
e. Sudah tersedia ruang sterilisasi sentral secara khusus.
f. Tersedia dapur dan spoolhock secara mengkhusus.
g. Pelayanan bagi pasien gawat darurat yang di observasi di tangani di ruang
Triage dengan pintu masuk melalui UGD.
6. Situasi lainnya
a. Gudang arsip ditempatkan mengkhusus dan dirapikan di lemari yang terletak
di koperasi Puskesmas
b. Gudang barang terletak di belakang rawat inap dengan susunan barang sudah
terpisah antara barang rusak dengan barang tidak rusak.
c. Gudang obat tersedia secara terpisah dengan apotik, dimana gudang obat
terletak di sebelah timur pintu masuk pasien bersalin dan nifas, tersedia
pendingin ruangan untuk menjaga suhu udara di dalam ruangan.
5
d. Tersedia gudang oksigen secara terpisah yang berada di sebelah timur
gudang obat.
e. Tersedia koperasi di bagian depan gudang
f. Di lantai 2 gedung pelayanan tersedia dapur kecil yang sudah dimanfaatkan
g. Tersedia wifi untuk mempermudah dalam akses Pcare.
Situasi SDM
Tabel 4.4 Data Jumlah Jenis Tenaga Tahun 2019 di UPT Kesmas Tegallalang I
6
9 Penderita diabetes mendapatkan pelayanan 100 1.036 179 17,28
kesehatan sesuai standar
10 Orang dengan gangguan jiwa berat 100 56 56 100,00
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
11 Penderita Tuberkolosis mendapatkan 100 16 7 43,75
pelayanan sesuai standar
12 Orang dengan terinfeksi HIV (ibu hamil, 100 374 388 103,74
pasien tuberkolosis, pasien infeksi menular,
waria/transgender, pengguna Napza dan
warga binaan lembaga pemasyarakatan,
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
standar
7
2. Upaya kesehatan perorangan
Sedangkan didalam upaya kesehatan perorangan masalah masalah spesifik dalam
penyelenggaran program dan pelayanan penyelenggaraan upaya puskesmas
perorangan adalah
2.1 Masalah-masalah terkait resiko kecelakaan : sarana dan prasarana fisik
2.2 Masalah-masalah terkait resiko pencemaran : penanganan limbah non medis
dan penanganan limbah medis
2.3 Situasi sumber daya manusia : jumlah tenaga di layanan klinis terbatas dan
perubahan jadwal kegiatan karena adanya adat/upacara agama
2.4 Kendala dalam sarana prasarana kegiatan/upaya: kondisi sarana dan prasarana
pellayanan (alkes dll) dan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan
2.5 Adanya perubahan kebijakan : adanya perubahan kebijakan di tingkat
desa/kecamatan, dan adanya perubahan kebijakan di tingkat kabupaten dan
adanya perubahan ditingkat provinsi/nasional
8
banjar, jadwal kerja bakti, jadwal pertemuan/arisan PKK) misalnya,
penyuluhan di sore/malam hari pada saat ada kegiatan pertemuan/rapat
banjar/PKK dan pertemuan lainnya.
1.2 Kendala dalam sarana prasarana kegiatan/upaya
Hampir sebagian besar kegiatan UKM bertempat di fasilitas/sarana yang
dimiliki oleh masyarakat baik itu balai banjar, kantor desa, ataupun tempat
pertemuan lainnya. Sehingga kondisi sarana dan prasarana tersebut juga
sangat menentukan didalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
Seperti halnya kegiatan posyandu biasanya dilaksanakan di balai banjar,
karena sesuatu hal tripod timbangan tidak bisa ditempatkan di dalam balai
banjar tetapi di halaman atau bahkan di selasar. Sehingga hal ini akan
berpengaruh terhadap penyelenggaraan posyandu misalnya hujan atau panas
atau alas tidak rata sehingga dapat berpengaruh kepada proses dan hasil
penimbangan. Di samping itu konsisi sarana posyandu seperti tripod,
timbangan, sarung timbang, adanya meja juga mempengaruhi pelaksanaan
kegiatan posyandu. Sarana lainnya seperti tidak adanya pengeras suara, ruang
pertemuanyang terbuka berpengaruh pula saat mengadakan penyuluhan yang
menggunakan LCD proyektor.
1.3 Situasi dan jadwal kegiatan Lintas Sektor terkait:
Program/kegiatan Puskesmas sangat terkait dengan banyak lintas sektor di
dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dimana
sasaran penyelenggaraan program puskesmas mulai dari ibu hamil, bayi,
balita, anak sekolah, remaja, pasangan usia subur sampai lansia, sehingga
sektor terkait dengan program dan sasaran tersebut juga mempengaruhi
penyelenggaraan upaya. Seperti halnya sekolah dengan UPT Dikpora,
posyandu dengan PMD (pemberdayaan/pemerintahan masyarakat desa)
kegiatan posyandu juga terkait dengan UPT PP dan KB, kegiatan KIA/KB
juga terkait dengan UPT PP dan KB. Termasuk juga terkait dengan kantor
desa dan kecamatan. Beberapa UPT tersebut termasuk desa dan kecamatan
mempunyai rencana/kalender kegiatan khususnya UPT dikpora yang telah
memiliki kalender pendidikan terkait dengan pelaksanaan belajar mengajar
sisiwa dari TK sampai dengan SMU, sehingga hal ini juga berpengaruh
terhadap pelaksanaan kegiatan UKM. Misalnya kegiataan sekrining dan
pemeriksaan pada siswa SD dan sederajat harus menyesuikan dengan
kalender pendidikan yang ada, termasuk juga kegiatan-kegiatan UKM lainnya
yang menggunakan anak sekolah sebagai sasaran juga harus menyesuikan
sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar
1.4 Situasi sumber daya manusia
9
Situasi sumber daya manusia/petugas juga berpengaruh terhadap
penyelenggaraan UKM, baik itu jumlah maupun kompetensi tenaga/petugas.
Contohnya jumlah kompetensi kader posyandu/kader desa siaga dan kader
lansia yang aktif sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan kegiatan
dimasing-masing, dimana adanya perubahan anggota kader dalam setiap
tahunnya karena menyangkut proses penyelenggaraan kegiatan dan
pencatatan serta pelaporan kegiatan. Demikian halnya dengan petugas
Puskesmas yang menjadi coordinator/pelaksanaan program/kegiatan jumlah
dan kompetensinya pun berpengaruh.
10
menimbulkan resiko kecelakaan, misalnya bagi pasien lansia. Gedung dan
bangunan yang memenuhi standar sehingga tidak rawan runtuh atau roboh.
Fasilitas fisik perlu dimodifikasi sehingga tidak menimbulkan kejadian
kecelakaan baik pasien/sasaran maupun bagi petugas. Sesuai dengan
ketentuan yang berlaku maka diperlukan sarana dan prasarana fisik yang sesui
bagi pasien disabel seperti ram, kondisi lantai juga supaya aman tidak licin
ataupun berlubang sehingga tidak menimbulkan resiko. Tembok juga dibuat
sesuai dengan ketentuan. Fasilitas air dan listrik juga diperlukan sesuai
dengan ketentuan dan keperluan kebutuhan dasar pasien secara umum dan
untuk standar kebersihan sarana dan prasarana pelayanan lainnya. Listrik
juga sangat penting khususnya untuk menjalankan komputer dan sarana
lainnya
2.2 Situasi sumber daya manusia
Jumlah dan kompetensi petugas pelayanan di dalam gedung juga berpengaruh
terhadap penyelenggaraan kesehatan di puskesmas, jumlah dokter yang masih
terbatas sangat mempengaruhi pelayanan. Jika melihat jumlah pasien yang
ada, begitu juga dengan jumlah tenaga pelayanan lainnya. Kompetensi
petugas juga sangat mempengaruhi pelayanan seperti belum semua petugas
mempunyai persyaratan pelatihan yang dipersyaratkan bagi tenaga medis
tertentu (dokter,perawat ,bidan dll) perlunya peningkatan kompetensi melalui
pelatihan-pelatihan
2.3 Kendala dalam sarana dan prasarana kegiatan/upaya
Kondisi dan kelengkapan alat kesehatan juga sangat berpengaruh terhadap
penyelenggaraan pelayanan misalnya alkes rusak atau tidak lengkap, tentu
saja akan mengganggu pelayanan.
2.4 Adanya perubahan kebijakan
Adanya perubahan kebijakan dari pemerintah pusat tentang JKN juga
berpengaruh terhadap arah dan kebijakan penyelenggaraan pelayanan UKP di
puskesmas, dimana bagi peserta yang terdaftar di puskesmas akan mendapat
pelayanan sesui ketentuan (tidak membayar), sedangkan pasien yang tidak
terdaftar menjadi pasien bayar/umum. Kemudian sistem rujukan online bagi
peserta BPJS juga mempengaruhi pelayanan.
11
Untuk mecegah adanyan masalah didalam penyelenggaraan UKM, maka tindak
lanjut yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1.1.Koordinasi dengan sasaran/masyarakat dan Lintas Sektor (UPT Dikpora,
PPKB, PMD) dalam penyusunan rencana kegiatan/jadwal kegiatan sehingga
diperoleh kesepakatan tentang penyusunan jadwal kegian UKM
1.2.Menghubungi (telepon, sms, langsung) terkait penyelenggaraan kegiatan
UKM, untuk memastikan bahwa informasi telah sampai sesuai dengan
ketentuan.
1.3.Mengusulkan kebutuhan sarana dan prasarana kegiatan UKM (baik
pemeliharaaan maupun pengadaan kepada Lintas Sektor terkait, ataupun dari
puskesmas jika memungkinkan sesuai dengan ketentuan)
1.4.Melaksanakan pembinaan, pelatihan/refreshing kader secara berkala untuk
meningkatkan kemampuan kader.
1.5.Mengoptimalkan upaya advokasi, koordinasi dan komunikasi lintas sektor
terkait perubahan-perubahan kebijakan ataupun hal-hal lain terkait
penyelenggaraan pelayanan
1.6.Mengoptimalkan sarana komunikasi Lintas Sektor (minlok Lintas Sektor,
pertemuan-pertemuan Lintas Sektor, dan kegiatan-kegiatan lainnya) dalam
rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan pelayanan puskesmas.
2. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
2.1.Menajemen resiko lingkungan fisik dilakukan dengan tetap melakukan
monitoring dan pemeliharaan berkala bagi fasilitas fisik.
2.2.Menajemen resiko pencemaran lingkungan dengan menajemen pengelolaan
limbah. Dengan tetap melakukan kerjasama dengan pihak ke-3, maupun pola
pengelolaan limbah (handling) dari unit pelayanan ke penampungan
sementara. (APD dan handling sampah medis dan non medis di ruangan/unit
unit pelayanan sesuai dengan ketentuan)
3. Mengusulkan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan (alkes dan sarana
penunjang lainnya sesuai ketentuan), merencanakan pemeliharaan maupun
pengadaan sarana dan prasarana puskesmas sesuai dengan ketentuan.
4. Merencanakan monitoring, pembinaan bagi petugas pelayana, refreshing dan
sharing informasi pasca pelatihan, serta mengusulkan pelatihan bagi petugas
sesuai dengan ketentuan
VIII. PENUTUP
Demikian hasil identifikasi peluang pengembangan/inovasi dan rencana tindak
lanjut yang memungkinkan untuk meningkatkan pengelolaan dan penyelenggaraan
upaya kesehatan baik UKM maupun UKP.
12
Mengetahui Gianyar, .......................................
Kepala UPT Kesmas Tegallalang I Pembuat laporan
13