Anda di halaman 1dari 19

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSONAL TERHADAP


SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR

Dessy Larimbi
dessylarimbi.0510230055@gmail.com
Bambang Subroto
Rosidi
Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

ABSTRACT

The purpose of this study was to test the impact of personal factors to auditor’s professional skepticism at Non
Big 4 audit firms in East Java. Personal factors which tested in this study were personality type, auditor’s sex,
and audit experience. Auditor’s personality types were classified based on Myers-Briggs Type Indicator (MBTI),
audit experience was measured by auditor tenure, and auditor’s professional skepticism was measured by Hurtt
(2010) professional skepticism scale. Sample used in this study were auditors at Non Big 4 audit firms in East
Java, which selected by easy sampling technique (convenience sampling). Questionnaire was used as research
instrument. Datas in this study were analyzed by multiple regression analysis. The results of this study indicate
that INFP (introvert, intuition, feeling, perceiving) and ENFJ (extrovert, intuition, feeling, judging) personality
type affects auditor’s professional skepticism. This study also found that audit experience affects auditor’s
professional skepticism. The more experience an auditor, the higher the professional skepticism. On the other
hand, sex differences of auditors at Non Big 4 audit firms in East Java turned out to have no effect on
professional skepticism.

Keywords: auditor’s professional skepticism, personality type, auditor’s sex, audit experience, Myers-Briggs
Type Indicator (MBTI), Hurtt (2010) professional skepticism scale.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor-faktor personal terhadap skeptisisme
profesional auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP) Non Big 4 di Jawa Timur. Faktor-faktor personal
yang diuji dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian, jenis kelamin auditor, dan pengalaman audit.
Tipe kepribadian auditor diklasifikasikan berdasarkan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI),
pengalaman audit diukur dengan masa kerja auditor, dan skeptisisme profesional auditor diukur
dengan skala skeptisisme profesional Hurtt (2010). Sampel dalam penelitian ini adalah auditor di
Kantor Akuntan Publik (KAP) Non Big 4 di Jawa Timur yang dipilih menggunakan teknik
pengambilan sampel yang mudah (convenience sampling). Instrumen penelitian yang digunakan
adalah kuisioner. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian INFP (introvert, intuition, feeling, perceiving)
dan ENFJ (extrovert, intuition, feeling, judging) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor.
Penelitian ini juga menemukan bahwa pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisisme
profesional auditor. Semakin banyak pengalaman seorang auditor, maka semakin tinggi skeptisisme
profesionalnya. Selain itu, perbedaan jenis kelamin auditor di KAP Non Big 4 di Jawa Timur ternyata
tidak berpengaruh pada skeptisisme profesional.

Kata kunci: skeptisisme profesional auditor, tipe kepribadian, jenis kelamin auditor, pengalaman
audit, Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), skala skeptisisme profesional Hurtt (2010).

PENDAHULUAN auditor agar dapat melaksanakan audit


Skeptisisme profesional perlu diterapkan dengan standar yang tinggi. Penerapan
89
90 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

skeptisisme profesional yang memadai akan memiliki skeptisisme profesional lebih ting-
membantu auditor mendeteksi potensi sa- gi dibandingkan dengan tipe kepribadian
lah salah saji material dalam laporan keua- auditor yang lain. Dengan meneliti tipe
ngan, sehingga dapat meminimalisir risiko kepribadian menggunakan Myers-Briggs
pengguna laporan keuangan memperoleh Type Indicator (MBTI), Noviyanti (2008)
informasi yang menyesatkan dan mengam- menemukan bahwa auditor dengan tipe
bil keputusan yang salah. Kegagalan dalam kepribadian NT (intuition-thinking) dan ST
menerapkan skeptisisme profesional ter- (sensing-thinking) lebih skeptis disbanding-
masuk pelanggaran dalam standar audit kan auditor dengan tipe kepribadian lain-
dan dapat dikenakan sangsi. nya. NT dan ST mengambil keputusan se-
Salah satu skandal terkait skeptisisme cara rasional dan objektif. Hal inilah yang
profesional auditor di Indonesia pernah menyebabkan auditor dengan tipe ST dan
dialami oleh KAP Prasetio, Sarwoko & NT mempunyai skeptisisme profesional
Sandjaja. Pada akhir tahun 2002, KAP yang yang relatif lebih tinggi dibandingkan de-
berafiliasi dengan Ernst and Young (EY) ini ngan auditor dengan tipe kepribadian lain-
ikut terseret kasus terbitnya 3 (tiga) versi nya (Noviyanti, 2008).
laporan keuangan PT. Bank Lippo, Tbk per Jenis kelamin auditor juga dapat me-
30 September 2002 yang seluruhnya dinyata nentukan skeptisisme profesional yang di-
kan “telah diaudit (audited)” (BAPEPAM, milikinya. Hal ini didasarkan pada pemi-
2003). Partner KAP Prasetio, Sarwoko & kiran bahwa pria dan wanita akan me-
Sandjaja yang bertanggung jawab atas audit nunjukkan perbedaan perilaku dalam ber-
PT. Bank Lippo, Tbk tahun 2003 ikut tindak didasarkan pada sifat yang dimiliki
dikenakan sangsi administratif atas masalah dan kodrat yang telah diberikan secara
ini karena dianggap terlambat menyampai- biologis (Nugrahaningsih, 2005). Beberapa
kan informasi penting mengenai penilaian penelitian skeptisisme profesional di luar
kembali terhadap Agunan Yang Diambil negeri menunjukkan hasil yang menarik
Alih (AYDA) dan Penyisihan Penghapusan bahwa skeptisisme profesional auditor wa-
Aktiva Produktif (PPAP). Hal ini menjadi- nita ternyata lebih tinggi dibandingkan de-
kan isu tentang skeptisisme profesional ngan auditor pria. Charron dan Lowe (2008)
auditor menarik untuk diperhatikan. menemukan bahwa skeptisisme profesional
Skeptisisme profesional yang dimiliki akuntan manajemen wanita lebih tinggi
oleh auditor satu dengan yang lain dapat dibandingkan skeptisisme profesional akun-
berbeda. Hal itu dipengaruhi oleh sifat-sifat tan manajemen pria. Hasil penelitian
skeptisisme yang terdapat dalam diri Fullerton dan Durtschi (2005) bahkan lebih
masing-masing auditor (trait skepticism). spesifik menjelaskan bahwa skeptisisme
Sifat-sifat skeptisisme tersebut menjelaskan profesional auditor lebih tinggi untuk audi-
mengapa auditor tidak secara konsisten ber- tor internal wanita yang lebih muda (ber-
perilaku skeptis, atau mereka bervariasi umur kurang dari 40 tahun). Dengan demi-
secara substansial dalam menunjukkan kian, jenis kelamin diduga turut berpe-
skeptisisme profesional mereka (Hurtt et al., ngaruh terhadap skeptisisme profesional
2008). Selain itu, sebagian auditor memiliki auditor.
skeptisisme (bahkan di luar tugas audit), Pengalaman audit diduga pula dapat
sementara yang lain tidak atau kurang memengaruhi skeptisisme profesional audi-
skeptis (Tuanakotta, 2011: 80). tor. Untuk dapat melaksanakan skeptisisme
Faktor-faktor personal seperti tipe ke- profesional, auditor harus memahami impli-
pribadian, jenis kelamin auditor, serta pe- kasi direksional bukti terhadap risiko audit,
ngalaman audit diduga dapat memengaruhi dan juga harus memiliki kemampuan untuk
skeptisisme profesional auditor. Auditor menerapkan pengetahuan mereka tentang
dengan tipe kepribadian tertentu ternyata pola bukti dan frekuensi kecurangan/non-
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 91

kecurangan (Nelson, 2009). Auditor dengan lebih dalam tentang skeptisisme profesional
masa kerja lebih lama umumnya telah me- dari aspek pribadi auditor.
lakukan lebih banyak penugasan audit, se- Penelitian ini memberikan bukti empi-
hingga memiliki pengalaman lebih banyak ris mengenai pengaruh tipe kepribadian
dalam mendeteksi potensi kesalahan dan dan pengalaman audit terhadap skeptisisme
kecurangan selama audit. Oleh karena itu, profesional auditor. Selain itu, penelitian ini
auditor yang lebih berpengalaman akan le- memberikan dukungan terhadap teori ke-
bih tinggi skeptisisme profesionalnya di- pribadian dan sifat, dengan memberikan
bandingkan dengan auditor yang kurang bukti bahwa skeptisisme profesional juga
berpengalaman (Gusti dan Ali, 2008). dipengaruhi oleh faktor-faktor personal
Penelitian-penelitian mengenai skepti- auditor seperti tipe kepribadian dan penga-
sisme profesional di dalam negeri umum- laman audit. Penelitian ini juga meleng-
nya dilakukan dengan menggabungkan kapi/memperkaya khasanah aspek perilaku
berbagai faktor, baik dari dalam (internal) dalam auditing mengenai pengaruh tipe
maupun dari luar diri auditor (eksternal). kepribadian dan pengalaman audit ter-
Faktor-faktor yang diteliti pengaruhnya ter- hadap skeptisisme profesional auditor.
hadap skeptisisme profesional auditor da- Penelitian ini memberikan beberapa
lam penelitian-penelitian sebelumnya men- kontribusi praktis bagi Kantor Akuntan
cakup etika, kompetensi, pengalaman audit, Publik (KAP). Penelitian ini memotivasi
risiko audit, kepercayaan, penilaian risiko KAP untuk mengaplikasikan Myers-Briggs
kecurangan, dan tipe kepribadian (Suraida, Type Indicator (MBTI) dan skala skeptisisme
2005; Noviyanti, 2008; Anugerah et al., profesional Hurtt (2010) untuk memahami
2011). Namun demikian, faktor-faktor yang karakteristik tipe kepribadian dan skepti-
diduga berpengaruh terhadap skeptisisme sisme profesional yang dimiliki oleh para
profesional auditor dalam beberapa pene- auditornya. Penelitian ini memberikan pe-
litian tersebut masih menunjukkan hasil doman bagi proses rekrutmen dan pelatihan
yang tidak konsisten. di KAP untuk merekrut auditor baru
Ketidakkonsistenan beberapa hasil pe- dengan karakteristik individu (terutama
nelitian tentang skeptisisme profesional dari dari segi tipe kepribadian) dan skeptisisme
dalam negeri tersebut membuka peluang profesional auditor yang sesuai dengan
bagi peneliti untuk menguji kembali faktor- kebutuhan KAP. Selain itu, penelitian ini
faktor yang berpengaruh terhadap skepti- memotivasi KAP untuk memberikan pe-
sisme profesional auditor, terutama yang latihan dan supervisi yang tepat dalam
berkaitan dengan faktor-faktor personal. Di rangka meningkatkan skeptisisme profesi-
samping itu, penelitian-penelitian sebelum- onal auditor menjadi lebih baik. Bagi
nya juga belum menyoroti skeptisisme pro- Dewan Standar Profesi Institut Akuntan
fesional secara khusus dari aspek pribadi Publik Indonesia (DSP IAPI), penelitian ini
auditor. Oleh sebab itu, penelitian ini menjadi masukan untuk melakukan evalu-
menguji pengaruh faktor-faktor personal asi terhadap Pernyataan Standar Audit
tersebut terhadap skeptisisme profesional (PSA) yang berhubungan dengan skepti-
auditor di KAP Non Big 4 di Jawa Timur. sisme profesional.
Penelitian ini menggabungkan pengukuran
skeptisisme profesional yang berbasis sifat TINJAUAN TEORETIS
skeptisisme (trait skepticism) dari skala Teori Kepribadian
skeptisisme profesional Hurtt (2010) dengan Kepribadian adalah seluruh pemikiran,
faktor-faktor personal berupa tipe kepri- perasaan, dan perilaku nyata baik yang
badian, jenis kelamin auditor, dan pengala- disadari maupun yang tidak disadari (Jung
man audit, agar mampu menggali bukti sebagaimana yang dikutip oleh Yusuf dan
Nurihsan (2011:74). Empat fungsi pikiran
92 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

manusia menurut Jung sebagaimana yang (3) Merasa (feeling) (“Apa arti dari benda
dikutip oleh Friedman dan Schustack (2008: tersebut?”); dan (4) Berintuisi (intuiting)
134) antara lain: (1) Menginderai (sensing) (“Darimana asalnya dan kemana pergi-
(“Apakah ada sesuatu di sana?”); (2) Ber- nya?”).
pikir (thinking) (“Apa yang ada di sana?”);

Sensing Intuitive

ISTJ ISFJ INFJ INTJ


Judging
Introvert
ISTP ISFP INFP INTP

Perceiving
ESTP ESFP ENFP ENTP

Extravert
Judging ESTJ ESFJ ENFJ ENTJ

Thinking Feeling Thinking

Gambar 1
Tipe-tipe Kepribadian menurut Myers-Briggs Type Indicator
Sumber: Rutledge (2011)

Keterangan:
ISTJ : Introvert (I), Sensing (S), Thinking (T), Judging (J)
ISFJ : Introvert (I), Sensing (S), Feeling (F), Judging (J)
INFJ : Introvert (I), iNtuition (N), Feeling (F), Judging (J)
INTJ : Introvert (I), iNtuition (N), Thinking (T), Judging (J)
ISTP : Introvert (I), Sensing (S), Thinking (T), Perception (P)
ISFP : Introvert (I), Sensing (S), Feeling (F), Perception (P)
INFP : Introvert (I), iNtuition (N), Feeling (F), Perception (P)
INTP : Introvert (I), iNtuition (N), Thinking (T), Perception (P)
ESTJ : Extrovert (E), Sensing (S), Thinking (T), Judging (J)
ESFJ : Extrovert (E), Sensing (S), Feeling (F), Judging (J)
ENFJ : Extrovert (E), iNtuition (N), Feeling (F), Judging (J)
ENTJ : Extrovert (E), iNtuition (N), Thinking (T), Judging (J)
ESTP : Extrovert (E), Sensing (S), Thinking (T), Perception (P)
ESFP : Extrovert (E), Sensing (S), Feeling (F), Perception (P)
ENFP : Extrovert (E), iNtuition (N), Feeling (F), Perception (P)
ENTP : Extrovert (E), iNtuition (N), Thinking (T), Perception (P)

Sebagai tambahan dari keempat fungsi daripada yang lain. Teori kepribadian ini
tersebut, Jung mendeskripsikan dua sikap mendasari salah satu bentuk inventori
utama: ekstroversi (extroversion) dan intro- kepribadian yang sangat terkenal yaitu
versi (introversion). Ekstroversi dan intro- Myers-Briggs Type Indicator, sebagaimana
versi juga terdapat pada setiap individu, disajikan pada gambar 1.
namun salah satunya akan lebih dominan
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 93

Temperamen anggap sebagai sebuah aspek kepribadian


Temperamen adalah konfigurasi dari auditor yang stabil. Sifat-sifat skeptis ini
sifat-sifat kepribadian yang dapat diamati, dikatakan stabil, karena dapat bertahan re-
seperti kebiasaan berkomunikasi, pola-pola latif lebih lama dibandingkan dengan
tindakan, dan satu set karakteristik sikap- skeptisisme profesional yang dipicu oleh
sikap, nilai-nilai, dan bakat (Keirsey, 1998). kondisi dari luar diri auditor. Menurut
Berdasarkan teori kepribadian Jung, Keirsey Hurtt (2010), sifat-sifat yang dapat meng-
(1998) mengelompokkan manusia ke dalam gambarkan skeptisisme profesional yang
empat temperamen sebagai berikut: (1) dimiliki oleh seorang auditor antara lain: (1)
Temperamen SP - Pengrajin (Artisans) Tem- Pikiran mempertanyakan (questioning mind).
peramen SP dimiliki oleh orang-orang de- Pikiran mempertanyakan mengindikasikan
ngan tipe kepribadian ESTP, ESFP, ISTP, bahwa skeptis meminta alasan, bukti, pem-
dan ISFP. Temperamen SP memiliki ke- benaran, atau pembuktian. Ensiklopedia
mampuan alami untuk unggul dalam seni, Wikipedia menyamakan istilah memper-
tidak hanya kesenian murni tetapi juga tanyakan (questioning) dengan skeptisisme
dalam bidang atletik, militer, politik, me- yang diartikan sebagai sebuah keadaan dari
kanik, dan industri. (2) Temperamen SJ – ketidakpastian atau keraguan, atau menan-
Penjaga (Guardians). Temperamen SJ dimili- tang keyakinan yang telah dipegang se-
ki oleh orang-orang dengan tipe kepri- belumnya (Wikipedia, 2010). Skeptis tidak
badian ESTJ, ESFJ, ISTJ, dan ISFJ. Tempe- yakin akan adanya kebenaran absolut,
ramen SJ memiliki kemampuan alami da- sehingga mereka akan terus mempertanya-
lam mengelola barang dan jasa, mulai dari kan sesuatu untuk memperoleh bukti yang
supervisi hingga pemeliharaan dan penga- lebih jelas dan lebih lengkap. (2) Penang-
daan. Temperamen SJ menggunakan ke- guhan penilaian (suspension of judgment).
mampuannya untuk menjaga segala sesuatu Penangguhan penilaian merupakan salah
berjalan dengan semestinya di lingkungan satu ciri dari skeptisisme. Istilah skeptis
mereka. (3) Temperamen NT – Rasional diturunkan dari kata benda Yunani skepsis,
(Rationals). Temperamen NT dimiliki oleh yang berarti pemeriksaan, pertanyaan,
orang-orang dengan tipe kepribadian ENTJ, pertimbangan (Thorsrud, 2004). Dengan
ENTP, INTJ, dan INTP. Temperamen NT membuat pertimbangan, berarti skeptis
memiliki kemampuan alami untuk me- cenderung menangguhkan penilaian dan
mecahkan masalah. Temperamen NT ter- menunda kesimpulan hingga mereka mem-
tarik untuk mengatasi masalah sistem- peroleh kebenaran dan kepastian atas infor-
sistem kompleks yang ada di sekitar kita, masi yang diperlukan. (3) Pencarian penge-
misalnya seperti sistem organik, mekanik, tahuan (search for knowledge). Skeptisisme
atau sosial. (4) Temperamen NF – Idealis identik dengan pencarian pengetahuan.
(Idealists). Temperamen NF dimiliki oleh Bagi skeptis, pengetahuan adalah sebuah
orang-orang dengan tipe kepribadian ENFJ, pencapaian (Johnson, 1978: 21). Naess se-
ENFP, INFJ, dan INFP. Temperamen NT bagaimana yang dikutip oleh Johnson (1978:
memiliki kemampuan alami untuk bekerja 91) menyatakan bahwa skeptis matang ada-
dengan orang-orang, misalnya dalam bi- lah seorang pencari, yang membiarkan se-
dang pendidikan, konseling, pelayanan gala pertanyaan tentang pengetahuan ter-
sosial, jurnalisme, atau kementerian. buka. Skeptis memiliki karakter untuk
mempertanyakan sesuatu dan tidak ber-
Sifat-sifat yang Menyusun Skeptisisme sedia mengambil kesimpulan sebelum
Profesional Auditor mengetahui semua informasi yang tersedia,
Beberapa sifat dapat menunjukkan sehingga ia menjadi haus akan informasi
bahwa auditor memiliki skeptisisme pro- dan berupaya untuk mencari pengetahuan
fesional, dan sifat-sifat tersebut dapat di- atas informasi yang ingin diketahuinya. (4)
94 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

Pemahaman antarpribadi (interpersonal sisme profesional auditor. Penghargaan diri


understanding). Memahami motivasi dan memungkinkan auditor skeptis untuk me-
perilaku orang adalah komponen funda- lawan upaya persuasi, serta menantang
mental dari skeptisisme (Hurtt, 2010). asumsi atau kesimpulan lain. Menurut Linn
Skeptis perlu memahami orang lain dalam et al. sebagaimana yang dikutip oleh Hurtt
rangka mengidentifikasi apakah seseorang (2010), skeptis harus memiliki beberapa
memiliki potensi untuk memberikan infor- tingkat penghargaan diri yang memungkin-
masi yang menyesatkan. Dengan memaha- kan mereka untuk menilai wawasan mereka
mi orang, skeptis dapat mengetahui dan sendiri setidaknya sama baiknya dengan
menerima bahwa masing-masing individu orang lain.
dapat memiliki persepsi berbeda terhadap
suatu objek atau peristiwa yang sama. (5) Rerangka Konseptual dan Hipotesis
Otonomi (autonomy). Otonomi merupakan Rerangka Konseptual Penelitian
kemampuan penting yang menentukan Rerangka konseptual dalam penelitian
skeptisisme profesional seorang auditor. ini digambarkan dalam Gambar 2. Dalam
Hal ini terlihat ketika seorang auditor penelitian ini, skeptisisme profesional di-
memutuskan untuk dirinya sendiri tingkat teliti sebagai sebuah karakteristik individual
bukti yang diperlukan untuk menerima auditor yang multi dimensional sebagai-
hipotesis tertentu (Hurtt, 2010). Mautz dan mana yang dikemukakan oleh Hurtt (2010).
Sharaf (1985: 35) mendukung pentingnya Menurut Hurtt (2010), sifat-sifat yang dapat
otonomi bagi auditor dengan menjelaskan menggambarkan skeptisisme profesional
bahwa auditor harus memiliki keberanian yang dimiliki oleh seorang auditor antara
profesional tidak hanya untuk memeriksa lain: a) Pikiran mempertanyakan (questi-
secara kritis dan membuang saran dari oning mind). b) Penangguhan penilaian
orang lain, tetapi juga untuk menyerahkan (suspension of judgment). c) Pencarian penge-
temuannya sendiri untuk beberapa hal tahuan (search for knowledge). d) Pemahaman
secara terpisah dan mencari evaluasi. (6) antarpribadi (interpersonal understanding). e)
Penghargaan diri (self-esteem). Sifat peng- Otonomi (autonomy). f) Penghargaan diri
hargaan diri juga dikaitkan dengan skepti- (self-esteem)

Faktor-Faktor Personal

Tipe Kepribadian (X1) H1

Jenis Kelamin Auditor (X2)


H2 Skeptisisme Profesional Auditor
(Y)

Pengalaman Audit (X3) H3

Gambar 2
Rerangka Konseptual Penelitian

Dari rerangka konseptual di atas, pene- man audit terhadap skeptisisme profesional
liti akan melakukan tiga pengujian. Per- auditor.
tama, menguji pengaruh tipe kepribadian
terhadap skeptisisme profesional auditor. Tipe Kepribadian dan Skeptisisme Pro-
Kedua, menguji pengaruh jenis kelamin fesional Auditor
auditor terhadap skeptisisme profesional Tipe kepribadian seseorang dapat me-
auditor. Ketiga, menguji pengaruh pengala- nentukan pilihan orang tersebut terhadap
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 95

pekerjaan yang disukainya. Profesi akun- H1 : Tipe kepribadian berpengaruh ter-


tansi, seperti audit dan pajak merupakan hadap skeptisisme profesional audi-
profesi yang cenderung prosedural karena tor.
lingkup pekerjaannya berbasis standar
audit dan peraturan pajak. Lingkungan Jenis Kelamin Auditor dan Skeptisisme
pekerjaan semacam ini menarik bagi tempe- Profesional Auditor
ramen SJ (sensing, judging) yang senang Karakteristik biologis unik yang ter-
mencari keamanan (security seeking). Tempe- dapat dalam diri pria dan wanita dapat
ramen SJ teliti terhadap jadwal dan me- memengaruhi cara mereka bersikap dan
miliki “mata yang tajam” untuk prosedur- berperilaku terhadap suatu hal. Pendekatan
prosedur yang tepat (Tan, 2011). Oleh sebab sosialisasi jenis kelamin (Gender Sociali-
itu, temperamen SJ tampak dominan dalam zation) menunjukkan bahwa pria dan
lingkungan profesi akuntansi. wanita membawa nilai-nilai dan sifat-sifat
Beberapa penelitian MBTI sebelumnya yang berbeda ke tempat kerja. Perbedaan
menunjukkan adanya kecenderungan tipe- nilai-nilai dan sifat-sifat yang dibawa ter-
tipe kepribadian tertentu dalam lingkungan sebut dapat menyebabkan pria dan wanita
akuntansi. Penelitian Kovar et al. (2003) memberikan respon berbeda terhadap pe-
menemukan bahwa 34,6% mahasiswa akun- kerjaan mereka.
tansi cenderung memiliki tipe kepribadian Teori Selectivity Hypothesis Meyers-Levy
STJ (sensing, thinking, judging). Briggs et al. juga mendukung adanya perbedaan men-
(2007) juga menemukan bahwa ISTJ dasar dalam cara yang dilakukan pria dan
(introvert, sensing, thinking, judging) dan wanita untuk mengolah informasi. Menurut
ESTJ (extrovert, sensing, thinking, judging) teori Selectivity Hypothesis, pria merupakan
adalah 2 tipe kepribadian yang paling prosesor informasi selektif, memperoleh
umum ditemui pada mahasiswa akuntansi. informasi secara heuristik, dan cenderung
Penelitian Andon et al. (2010) juga men- untuk melewatkan isyarat-isyarat kecil,
dukung hasil tersebut dengan menunjukkan sedangkan wanita terlibat dalam usaha
bahwa STJ (sensing, thinking, judging) ber- penuh, komprehensif, dan melakukan ana-
sama-sama dengan NTJ (intuition, thinking, lisis tiap bagian pada informasi yang ter-
judging) menjadi tipe kepribadian yang sedia (Richard et al., 2007). Perbedaan ter-
dominan pada mahasiswa akuntansi de- sebut sedikit banyak mempengaruhi cara
ngan persentase sebesar 19,4%. kerja pria dan wanita pada tugas tertentu
Tipe kepribadian auditor juga dapat dan kondisi tertentu.
berpengaruh terhadap skeptisisme profesi- Pria cenderung lebih efisien untuk
onal yang dimilikinya. Berkaitan dengan tugas-tugas sederhana, sementara wanita
hubungan antara tipe kepribadian dan cenderung lebih efisien pada tugas-tugas
skeptisisme profesional auditor, penelitian yang lebih kompleks. Dalam tugas-tugas
Noviyanti (2008) menunjukkan bahwa audi- yang kurang kompleks, strategi heuristik
tor dengan tipe kepribadian ST (sensing- yang dipilih oleh pria biasanya dapat di-
thinking) dan NT (intuition-thinking) lebih laksanakan lebih cepat dibandingkan stra-
skeptis dibandingkan auditor dengan tipe tegi elaboratif yang dipilih oleh wanita.
kepribadian lainnya. Hasil penelitian Novi- Strategi elaboratif lebih cocok digunakan
yanti (2008) tersebut memperlihatkan bah- dalam tugas-tugas kompleks, sehingga
wa auditor dengan tipe kepribadian ST dan wanita lebih hemat waktu dalam menyele-
NT cenderung telah memiliki skeptisisme saikan tugas-tugas kompleks dibandingkan
profesional yang berasal dari dalam dirinya. dengan pria. Semakin kompleks suatu tugas
Berdasarkan literatur dan hasil-hasil dengan berbagai kunci penyelesaian, maka
penelitian yang telah dijelaskan di atas, laki-laki memerlukan waktu yang lama
maka dapat dirumuskan hipotesis berikut: dibanding dengan perempuan dalam
96 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

menyelesaikan tugas yang bersangkutan Skeptisisme profesional seorang audi-


(Zulaikha, 2006). tor dapat dipengaruhi oleh pengalaman
Perbedaan jenis kelamin auditor juga audit yang dimilikinya. Model ingatan
ditemukan berpengaruh terhadap skepti- memprediksi bahwa melalui pengalaman,
sisme profesional auditor. Hasil penelitian individu membentuk struktur pengetahuan
Fullerton dan Durtschi (2005) menunjukkan atau skema yang memberikan petunjuk
bahwa rata-rata respon untuk seluruh kons- lebih jauh mengenai informasi yang relevan
truk skeptisisme (Pikiran mempertanyakan, terkait tugas (task-relevant information)
Penangguhan penilaian, Pencarian penge- (Bedard dan Graham, 2002). Data-data
tahuan, Pemahaman antarpribadi, Otonomi, maupun informasi yang tersedia dalam
Penghargaan diri) lebih tinggi pada auditor audit seringkali berkonflik. Oleh karena itu,
internal wanita yang lebih muda (berumur pengalaman audit membantu auditor untuk
kurang dari 40 tahun), memiliki sertifikasi memiliki pola pikir yang lebih terstruktur
profesional, dan memiliki pengalaman de- dan lebih fokus pada informasi yang rele-
ngan kecurangan selama karir mereka. van.
Sementara itu, Charron dan Lowe (2008) Pengalaman dapat memfasilitasi timbul
menemukan bahwa skeptisisme profesional nya skeptisisme profesional dalam diri
akuntan manajemen wanita lebih tinggi auditor apabila pengalaman tersebut telah
dibandingkan dengan akuntan manajemen memberikan pengetahuan tentang frekuensi
pria. Dengan demikian, secara umum pene- kesalahan dan non kesalahan, serta pola
litian-penelitian tersebut memberikan bukti bukti yang menunjukkan risiko tinggi dari
bahwa skeptisisme profesional yang dimi- salah saji dalam laporan keuangan (Nelson,
liki oleh auditor wanita lebih tinggi di- 2009). Pengalaman tersebut berpengaruh
bandingkan dengan auditor pria. terhadap skeptisisme profesional auditor,
Berdasarkan literatur dan hasil-hasil karena pengetahuan tentang penyebab ke-
penelitian yang telah dijelaskan di atas, salahan dan frekuensi kesalahan akan mem-
maka dapat dirumuskan hipotesis berikut: buat auditor bereaksi pada pos-pos yang
H2 : Jenis kelamin auditor berpengaruh berisiko tinggi, serta menjadikan auditor
terhadap skeptisisme profesional audi- lebih waspada terhadap potensi timbulnya
tor. kesalahan yang sama pada audit berikut-
nya. Ballou et al. (2004) menyatakan bahwa
Pengalaman Audit dan Skeptisisme Pro- auditor lebih mungkin mengenali dampak
fesional Auditor item yang meningkatkan risiko pada uku-
Pengalaman dan profesionalitas meru- ran kinerja proses bisnis ketika posisi
pakan aspek yang penting bagi auditor. strategis perusahaan berada dalam area-
Standar audit di Indonesia menyatakan bah- area yang tidak berkaitan dengan jejak-jejak
wa persyaratan profesional yang dituntut norma industri dibandingkan jika posisi
dari auditor independen adalah orang yang strategis tersebut sejalan dengan norma-
memiliki pendidikan dan pengalaman ber- norma industri.
praktik sebagai auditor independen. Mereka Penelitian-penelitian sebelumnya ten-
tidak termasuk orang yang terlatih untuk tang pengalaman audit di Indonesia mem-
atau berkeahlian dalam profesi atau jabatan berikan indikasi bahwa pengalaman audit
lain (PSA No. 02, SA Seksi 110). Pengalaman memiliki pengaruh terhadap skeptisisme
auditor dapat ditinjau dari segi lamanya profesional auditor. Hasil penelitian Suraida
waktu maupun banyaknya penugasan yang (2005) menunjukkan bahwa pengalaman
pernah ditangani (Suraida, 2005; Gusti dan audit bersama-sama dengan etika, kompe-
Ali, 2008). Auditor yang semakin berpe- tensi, dan risiko audit berpengaruh ter-
ngalaman umumnya ditunjukkan dengan hadap skeptisisme profesional auditor dan
jenjang karir yang semakin tinggi di KAP. ketepatan pemberian opini akuntan publik.
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 97

Penelitian Anugerah et al. (2011) mendu- Definisi Operasional Variabel Penelitian


kung hasil penelitian Suraida (2005) dengan Variabel Dependen
menunjukkan bahwa faktor pengalaman Skeptisisme Profesional Auditor
audit bersama-sama dengan faktor etika, Skeptisisme profesional dalam pene-
penilaian risiko kecurangan, dan faktor- litian ini didefinisikan sebagai karakteristik
faktor situasi audit berpengaruh terhadap individual auditor yang multi dimensional
skeptisisme profesional auditor. (Hurtt, 2010). Indikatornya diadopsi dari
Berbagai hasil penelitian di atas mem- skala skeptisisme profesional Hurtt (2010)
berikan gambaran bahwa pengalaman audit sebagai berikut:
sebelumnya membawa dampak terhadap 1. Pikiran mempertanyakan (questioning
skeptisisme profesional auditor. Secara eks- mind)
plisit, Gusti dan Ali (2008) menyebutkan 2. Penangguhan penilaian (suspension of
bahwa seorang auditor yang lebih ber- judgment)
pengalaman akan lebih tinggi skeptisisme 3. Pencarian pengetahuan (search for
profesionalnya dibandingkan dengan audi knowledge)
tor yang kurang berpengalaman. Oleh ka- 4. Pemahaman antarpribadi (interpersonal
rena itu, berdasarkan literatur-literatur yang understanding)
telah dijabarkan di atas, maka dapat di- 5. Otonomi (autonomy)
rumuskan hipotesis berikut: 6. Penghargaan diri (self-esteem)
H3 : Pengalaman audit berpengaruh ter- Variabel skeptisisme profesional audi-
hadap skeptisisme profesional audi- tor dalam penelitian ini diukur dengan
tor. skala Likert 1–6, dengan skor 1 adalah
“Sangat Tidak Setuju (STS)” hingga skor 6
METODE PENELITIAN “Sangat Setuju (SS)”.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Variabel Independen
auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Tipe Kepribadian
Publik (KAP) Non Big 4 di Jawa Timur. Variabel tipe kepribadian dalam pene-
Jumlah populasi auditor di KAP Non Big 4 litian ini didefinisikan sebagai karakteristik
di Jawa Timur tidak diketahui. tertentu dari individu yang menggambar-
kan cara-cara yang ditempuh individu da-
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel lam bereaksi terhadap dan berinteraksi
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan orang lain (Noviyanti, 2008). Varia-
sebanyak 200 auditor yang bekerja di bel tipe kepribadian dalam penelitian ini
Kantor Akuntan Publik (KAP) Non Big 4 di merupakan variabel dummy dari 16 tipe
Jawa Timur. Jumlah tersebut ditentukan kepribadian berdasarkan Myers-Briggs Type
berdasarkan aturan untuk menentukan Indicator (MBTI).
ukuran sampel dari Roscoe (1975) se-
bagaimana yang dikutip oleh (Sekaran dan Jenis Kelamin Auditor
Bougie, 2010: 296) yang menyatakan bahwa Variabel jenis kelamin auditor dalam
ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang penelitian ini merupakan variabel dummy.
dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan Pengukuran dilakukan dengan mengkate-
penelitian. Penelitian ini menggunakan tek- gorikan responden auditor berdasarkan
nik pengambilan sampel yang mudah jenis kelaminnya. Auditor wanita diberi
(convenience sampling). Sampel penelitian ini nilai 0, sementara auditor pria diberi nilai 1.
diambil dari para auditor di KAP Non Big 4
di Jawa Timur yang didatangi oleh peneliti Pengalaman Audit
dan bersedia mengisi kuesioner penelitian. Variabel pengalaman audit dalam pe-
nelitian ini didefinisikan sebagai pengala-
98 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

man auditor dalam melakukan audit lapo- DENFP = variabel dummy tipe kepribadian
ran keuangan, baik dari segi waktu maupun ENFP
banyaknya penugasan yang pernah di- DENTJ = variabel dummy tipe kepribadian
tangani (Suraida, 2005). Pengalaman audit ENTJ
dalam penelitian ini ditentukan berdasar- DENTP = variabel dummy tipe kepribadian
kan lama waktu bekerja. Variabel pengala- ENTP
man audit diukur menggunakan skala inter- DSEX = variabel dummy jenis kelamin
val. auditor
Experience = pengalaman audit
Model Analisis  = nilai intersep (konstanta)
Model analisis yang digunakan dalam 1 ... 17 = koefisien regresi
penelitian ini adalah analisis regresi ber- Ɛ = error
ganda. Model regresi yang digunakan
untuk menguji hipotesis dalam penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ini dirumuskan sebagai berikut: Gambaran Umum Penelitian
Y =  + 1 DISTP + 2 DISFJ + 3 DISFP + 4 Penelitian ini dilaksanakan dalam peri-
DINFJ + 5 DINFP + 6 DINTJ + 7 ode 2 Juli 2012 – 3 Agustus 2012. Penelitian
DINTP + 8 DESTJ + 9 DESTP + 10 ini dilakukan dengan mengirimkan 100
DESFJ + 11 DESFP + 12 DENFJ + 13 kuesioner (mail survey) pada auditor di
DENFP + 14 DENTJ + 15 DENTP + 16 Kantor Akuntan Publik (KAP) Non Big 4 di
DSEX + 17 Experience + Ɛ Jawa Timur, dan mengantarkan 100 kuesio-
ner ke KAP Non Big 4 yang alamatnya dapat
Keterangan: dijangkau oleh peneliti. Dengan demikian,
Y = skeptisisme profesional auditor sebanyak 113 kuesioner dapat digunakan
DISTP = variabel dummy tipe kepribadian dalam penelitian dari 200 kuesioner yang
ISTP disebarkan peneliti pada periode tersebut.
DISFJ = variabel dummy tipe kepribadian Perhitungan kuesioner penelitian yang di
ISFJ distribusikan dan dikembalikan selama
DISFP = variabel dummy tipe kepribadian periode penelitian disajikan pada tabel 1.
ISFP
DINFJ = variabel dummy tipe kepribadian Deskriptif Data Demografi Responden
INFJ Karakteristik Responden
DINFP = variabel dummy tipe kepribadian Jumlah responden yang berpartisipasi
INFP dalam penelitian ini adalah 113 orang.
DINTJ = variabel dummy tipe kepribadian Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 70
INTJ responden (61,9%) adalah auditor pria. Dari
DINTP = variabel dummy tipe kepribadian segi umur, responden terbanyak berumur
INTP antara 21 – 30 tahun (68,1%). Jabatan yang
DESTJ = variabel dummy tipe kepribadian paling umum dimiliki oleh responden ada-
ESTJ lah junior auditor sebanyak 72 orang
DESTP = variabel dummy tipe kepribadian (63,7%). Pengalaman kerja responden ter-
ESTP banyak di atas 3 tahun (39,8%). Mayoritas
DESFJ = variabel dummy tipe kepribadian responden memiliki gelar sarjana (S1) se-
ESFJ banyak 85 orang (75,2%). Sementara itu,
DESFP = variabel dummy tipe kepribadian jumlah klien yang pernah diaudit oleh
ESFP responden mayoritas berkisar kurang dari
DENFJ = variabel dummy tipe kepribadian 10 klien (46,9%). Profil responden secara
ENFJ lengkap dijelaskan pada tabel 2.
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 99

Tabel 1
Distribusi dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah
Jumlah kuesioner yang disebarkan 200 eksemplar
Jumlah kuesioner yang dikembalikan 145 eksemplar
Jumlah kuesioner yang tidak diisi/tidak lengkap 32 eksemplar
Jumlah kuesioner yang digunakan untuk penelitian 113 eksemplar
Tingkat pengembalian (response rate) 72,5%
Tingkat pengembalian yang dapat digunakan untuk penelitian 56,5%
Sumber: Data primer diolah

Tabel 2
Profil Responden
No. Karakteristik Responden Responden
Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
Wanita 43 38,1%
Pria 70 61,9%
Total 113 100%
2. Umur
< 20 tahun 1 0,9%
21 – 30 tahun 77 68,1%
31 – 40 tahun 25 22,1%
41 – 50 tahun 7 6,2%
> 50 tahun 3 2,7%
Total 113 100%
3. Jabatan sebagai Auditor
Junior Auditor 72 63,7%
Senior Auditor 28 24,8%
Manajer/Supervisor 9 8,0%
Partner 4 3,5%
Lain-lain 0 0%
Total 113 100%
4. Pengalaman Kerja sebagai Auditor
0 – 1 tahun 32 28,3%
1 – 2 tahun 20 17,7%
2 – 3 tahun 16 14,2%
> 3 tahun 45 39,8%
Total 113 100%
5. Pendidikan Terakhir
S1 85 75,2%
S2 13 11,5%
S3 0 0%
Lain-lain 15 13,3%
Total 113 100%
100 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

6. Jumlah Klien yang Pernah Diaudit


< 10 klien 53 46,9%
10 – 50 klien 40 35,4%
50 – 100 klien 9 8,0%
> 100 klien 11 9,7%
Total 113 100%
Sumber: Data primer diolah

Tipe Kepribadian Responden (introvert, sensing, thinking, judging) dan


Tipe kepribadian yang paling umum ESTP (extrovert, sensing, thinking, perceiving)
dimiliki oleh responden auditor dalam menduduki peringkat ketiga dengan jumlah
penelitian ini adalah ESTJ (extrovert, sensing, responden masing-masing sebanyak 10
thinking, judging) sebanyak 41 orang (36,3%). orang (8,8%). Penggolongan 113 responden
Tipe kepribadian paling umum selanjutnya auditor ke dalam tipe-tipe kepribadian
yang dimiliki oleh responden adalah ESFJ MBTI dalam penelitian ini disajikan pada
(extrovert, sensing, feeling, judging) sebanyak tabel 3 berikut:
12 orang (10,6%). Tipe kepribadian ISTJ

Tabel 3
Tipe Kepribadian Responden menurut Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
Responden
No. Tipe Kepribadian
Jumlah (orang) Persentase (%)
1. ISTJ 10 8,8%
2. ISTP 4 3,5%
3. ISFJ 2 1,8%
4. ISFP 0 0%
5. INFJ 0 0%
6. INFP 3 2,7%
7. INTJ 2 1,8%
8. INTP 1 0,9%
9. ESTJ 41 36,3%
10. ESTP 10 8,8%
11. ESFJ 12 10,6%
12. ESFP 8 7,1%
13. ENFJ 7 6,2%
14. ENFP 4 3,5%
15. ENTJ 5 4,4%
16. ENTP 4 3,5%
Total 113 100%
Sumber: Data primer diolah

Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Adequacy (KMO) di atas 0,5. Nilai Cronbach
Hasil uji reliabilitas dan validitas me- Alpha di atas 0,6 menunjukkan bahwa item-
nunjukkan bahwa 6 indikator variabel skep- item pernyataan dalam kuesioner penelitian
tisisme profesional auditor dan 4 indikator ini valid. Sementara, nilai KMO di atas 0,5
variabel tipe kepribadian, masing-masing menunjukkan bahwa item-item pernyataan
memiliki nilai Cronbach Alpha di atas 0,6 dan dalam kuesioner penelitian ini reliabel.
nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 101

Hasil Uji Asumsi Klasik terhadap skeptisisme profesional auditor.


Uji asumsi klasik diperlukan agar mo- Dengan demikian, satu dari 4 kelompok
del regresi linear berganda yang digunakan temperamen Keirsey berpengaruh terhadap
dalam penelitian tidak bias, dan penaksir skeptisisme profesional auditor. Hasil ter-
yang diperoleh dengan metode kuadrat sebut mendukung hipotesis penelitian ini
terkecil (Ordinary Least Square/OLS) mem- yang menyatakan bahwa tipe kepribadian
punyai sifat penaksir tak bias kolinear berpengaruh terhadap skeptisisme profesi-
terbaik (Best Linear Unbiased Estimator/ onal auditor.
BLUE). Data-data penelitian ini telah lolos Hasil penelitian ini memberikan bukti
uji asumsi klasik yang meliputi uji norma- bahwa skeptisisme profesional auditor ber-
litas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, beda antara tipe kepribadian INFP, ENFJ,
dan autokorelasi. dan ISTJ. Dari ketiga tipe kepribadian ter-
sebut, auditor dengan tipe kepribadian ISTJ
Hasil Pengujian Hipotesis dan Pem- memiliki skeptisisme profesional yang lebih
bahasan tinggi dibandingkan dengan auditor yang
Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap memiliki tipe kepribadian INFP dan ENFJ.
Skeptisisme Profesional Auditor Berdasarkan Teori Temperamen Keirsey
Berdasarkan penelitian yang telah di- (Keirsey Temperament Theory), tipe kepri-
lakukan, diperoleh hasil bahwa tipe ke- badian INFP dan ENFJ termasuk dalam
pribadian berpengaruh terhadap skeptisis golongan temperamen NF (Idealis), semen-
me profesional auditor secara parsial. Tipe tara tipe kepribadian ISTJ termasuk dalam
kepribadian menurut Myers-Briggs Type golongan temperamen SJ (Penjaga). Dengan
Indicator (MBTI) yang menunjukkan pe- demikian, secara umum auditor pada ke-
ngaruh terhadap skeptisisme profesional lompok temperamen SJ (sensing-judging)
auditor, yaitu tipe kepribadian INFP lebih skeptis dibandingkan auditor pada
(introvert, intuition, feeling, perceiving) dan kelompok temperamen NF (intuition-fee-
ENFJ (extrovert, intuition, feeling, judging). ling). Hasil penelitian ini sejalan dengan
Variabel DINFP memiliki nilai t hitung - penelitian Noviyanti (2008) yang menemu-
3,208 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002, kan bahwa auditor dengan tipe kepribadian
sedangkan variabel DENFJ memiliki nilai t NT (intuition-thinking) dan ST lebih skeptis
hitung -2,087 dengan nilai signifikansi dibandingkan auditor dengan tipe kepri-
sebesar 0,039 (lihat tabel 4). Nilai signi- badian lainnya.
fikansi t hitung yang lebih kecil dari 0,05 ini Kelompok temperamen SJ cenderung
menunjukkan bahwa tipe kepribadian INFP mempercayai otoritas, bertanggung jawab,
dan tipe kepribadian ENFJ masing-masing hati-hati, fokus pada tradisi, dan mencari
menunjukkan pengaruh signifikan terhadap keamanan. Oleh sebab itu, auditor SJ
skeptisisme profesional auditor. Hasil ana- umumnya konservatif dan taat pada pera-
lisis regresi berganda menunjukkan bahwa turan. Auditor SJ memiliki ciri-ciri peduli
tipe kepribadian INFP dan ENFJ memiliki dengan detail, berhati-hati terhadap pera-
skeptisisme profesional auditor dengan turan dan prosedur-prosedur, mengerjakan
kadar yang lebih rendah dibandingkan tugas-tugas dengan tertib dan akurat, serta
dengan tipe kepribadian ISTJ (introvert, berorientasi pada fakta. Oleh karena itu,
sensing, thinking, judging). kelompok temperamen SJ tampak dominan
Temperamen Keirsey terbagi menjadi 4 dalam lingkungan pekerjaan audit yang
kelompok yang terdiri dari temperamen SP, cenderung prosedural dan memiliki standar
SJ, NT, dan NF. Hasil analisis tipe ke- yang jelas.
pribadian MBTI membuktikan bahwa 2 tipe Kelompok temperamen NF percaya
kepribadian dalam kelompok temperamen pada intuisi, menghargai hubungan dengan
NF, yaitu INFP dan ENFJ berpengaruh orang lain, cenderung memberi, dan baik
102 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

hati. Auditor NF umumnya berusaha meng- lebih muda (berumur kurang dari 40 tahun)
hindari perselisihan dengan klien, dan cen- memiliki skeptisisme profesional lebih ting-
derung mencari konsensus dalam meng- gi. Selain itu, Charron dan Lowe (2008)
ambil keputusan. Oleh karena itu, auditor menemukan bahwa skor skeptisisme pro-
NF tampak kurang skeptis jika dibanding fesional akuntan manajemen wanita sebesar
kan dengan auditor SJ. 140,4 yang diukur dengan skala skeptisisme
Analisis tipe kepribadian dengan profesional Hurtt (2001), lebih tinggi di-
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) menemu- bandingkan skor skeptisisme profesional
kan adanya kecenderungan tipe kepri- akuntan manajemen pria sebesar 137,5.
badian tertentu yang dominan dimiliki oleh Hasil penelitian ini tidak mendukung
auditor di KAP Non-Big 4 di Jawa Timur. pendekatan sosialisasi jenis kelamin (Gender
Tabel 3 menunjukkan bahwa ESTJ (extrovert, Socialization) maupun teori Selectivity Hypo-
sensing, thinking, judging) menjadi tipe ke- thesis Meyers-Levy karena tidak berhasil
pribadian yang paling umum dimiliki oleh menunjukkan perbedaan skeptisisme pro-
auditor dengan jumlah sebanyak 41 orang fesional yang signifikan antara auditor pria
(36,3%), dan ESFJ (extrovert, sensing, feeling, dan auditor wanita. Secara umum, kedua
judging) menjadi tipe kepribadian kedua teori tersebut membahas tentang perbedaan
yang paling umum dimiliki oleh auditor cara pria dan wanita dalam bersikap dan
dengan jumlah sebanyak 12 orang (10,6%). berperilaku terhadap suatu hal. Pendekatan
Bukti empiris tersebut memberikan duku- sosialisasi jenis kelamin menunjukkan bah-
ngan terhadap aplikasi pengukuran tipe wa pria dan wanita membawa nilai-nilai
kepribadian dengan MBTI dalam profesi dan sifat-sifat yang berbeda ke tempat kerja,
akuntansi. dan dapat menyebabkan pria dan wanita
memberikan respon berbeda terhadap pe-
Pengaruh Jenis Kelamin Auditor terhadap kerjaan mereka. Sementara itu, teori Selec-
Skeptisisme Profesional Auditor tivity Hypothesis Meyers-Levy mengemuka-
Berdasarkan penelitian yang telah di- kan adanya perbedaan mendasar dalam
lakukan, diperoleh hasil bahwa jenis kela- cara yang dilakukan pria dan wanita untuk
min auditor tidak berpengaruh terhadap mengolah informasi.
skeptisisme profesional auditor. Dari hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
uji t pada tabel 4, diketahui bahwa variabel wa skeptisisme profesional auditor tidak
jenis kelamin auditor (X2) memiliki nilai t dipengaruhi jenis kelaminnya. Auditor pria
hitung -0,120 dan nilai signifikansi 0,905. dan wanita memiliki kompetensi yang
Nilai signifikansi t hitung ini lebih besar sama, sehingga jenis kelamin mereka tidak
dari 0,05, yang menunjukkan bahwa penga- berpengaruh terhadap skeptisisme profesi-
ruh jenis kelamin auditor terhadap skepti- onal yang dimiliki. Sebagai contoh, auditor
sisme profesional auditor tidak signifikan. akan menerapkan skeptisisme profesional
Dengan demikian, H2 yang menyatakan yang lebih tinggi pada saat melakukan
bahwa “jenis kelamin auditor berpengaruh audit atas laporan keuangan perusahaan
terhadap skeptisisme profesional auditor” yang pengendalian internalnya lemah.
ditolak. Hal ini berarti perbedaan jenis Sikap ini didasari oleh pengetahuan auditor
kelamin auditor tidak memengaruhi skepti- bahwa terdapat potensi salah saji material
sisme profesional yang dimilikinya. lebih tinggi pada laporan keuangan peru-
Hasil penelitian ini berlawanan dengan sahaan yang pengendalian internalnya le-
beberapa hasil penelitian yang menemukan mah dibandingkan dengan perusahaan
bahwa skeptisisme profesional auditor yang pengendalian internalnya kuat. Penge-
wanita lebih tinggi daripada auditor pria. tahuan dan kompetensi tersebut dimiliki
Penelitian Fullerton dan Durtschi (2005) oleh auditor tanpa memandang jenis
menemukan bahwa auditor internal yang kelaminnya.
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 103

Auditor pria dan auditor wanita meng- maka akan semakin tinggi skeptisisme
hadapi lingkungan profesi yang sama, se- profesional yang dimilikinya.
hingga memungkinkan mereka untuk mem- Pengalaman audit dalam penelitian ini
berikan reaksi yang sama dalam situasi ditentukan berdasarkan lama waktu be-
audit yang sama. Adanya Undang-Undang kerja. Hasil penelitian ini berarti juga bahwa
Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011 dan semakin lama masa kerja seorang auditor,
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) maka semakin tinggi skeptisisme profesi-
menunjukkan bahwa profesi auditor diatur onalnya. Auditor dengan masa kerja yang
secara ketat di Indonesia. Dalam melaksana- lebih lama umumnya telah menghadapi
kan auditnya, auditor juga sering dihadap- lebih banyak penugasan audit dengan
kan dengan situasi ketidakpastian risiko situasi audit yang berbeda-beda dibanding-
bisnis klien dan ancaman dari kelemahan kan auditor dengan masa kerja yang lebih
pengandalian internal perusahaan. Selain singkat. Selain itu, masa kerja yang lebih
itu, persaingan antar KAP untuk mempe- lama umumnya menimbulkan tanggung
roleh dan mempertahankan klien juga men- jawab yang lebih besar bagi auditor untuk
jadi pertimbangan bagi auditor KAP Non menangani tugas yang lebih kompleks da-
Big 4 untuk mempertahankan kinerjanya. lam sebuah audit. Kompleksitas tugas yang
Dalam kondisi semacam itu, baik auditor dihadapi oleh seorang auditor akan me-
pria maupun wanita dituntut untuk mampu nambah pengalaman serta pengetahuan-
bekerja secara profesional dan menyediakan nya (Herliansyah dan Ilyas, 2006).
audit berkualitas. Demi menghindari risiko Pengalaman audit yang semakin tinggi
akibat kelalaian audit dan tuntutan hukum memberikan dampak positif terhadap pe-
yang mungkin timbul, baik auditor pria ningkatan skeptisisme profesional auditor.
maupun auditor wanita akan menerapkan Permasalahan dan kondisi yang dihadapi
skeptisisme profesional secara sama dalam pada audit sebelumnya akan menambah
audit yang mereka lakukan. Oleh karena pengalaman auditor dalam menghadapi
itu, jenis kelamin auditor tidak berpengaruh penugasan audit berikutnya. Dengan pe-
terhadap skeptisisme profesional yang ngalaman yang lebih banyak, pengetahuan
mereka miliki. auditor tentang penyebab kesalahan dan
frekuensi kesalahan akan meningkat. Hal
Pengaruh Pengalaman Audit terhadap ini akan membuat auditor lebih skeptis
Skeptisisme Profesional Auditor sebagai bentuk kewaspadaan terhadap po-
Berdasarkan penelitian yang telah di- tensi timbulnya kesalahan yang sama pada
lakukan, diperoleh hasil bahwa pengalaman audit berikutnya. Oleh karena itu, skeptis-
audit berpengaruh terhadap skeptisisme me profesional auditor berpengalaman le-
profesional auditor. Hasil uji t pada tabel 4 bih tinggi dibandingkan dengan auditor
menunjukkan bahwa variabel pengalaman yang kurang berpengalaman.
audit (X3) memiliki nilai t hitung 2,144 dan Hasil penelitian ini memberikan duku-
nilai signifikansi 0,034. Nilai signifikansi ngan terhadap penelitian Suraida (2005) dan
tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti Anugerah et al. (2011) tentang pengalaman
pengaruh pengalaman audit terhadap audit dan skeptisisme profesional auditor di
skeptisisme profesional auditor adalah Indonesia.
signifikan. Dengan demikian, H3 yang me- Hasil penelitian Suraida (2005) menun-
nyatakan bahwa “pengalaman audit ber- jukkan bahwa etika, kompetensi, pengala-
pengaruh terhadap skeptisisme profesional man audit, dan risiko audit berpengaruh
auditor” diterima. Semakin banyak penga- terhadap skeptisisme profesional auditor
laman yang dimiliki oleh seorang auditor, dan ketepatan pemberian opini akuntan
public.
104 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

Tabel 4
Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Variabel Dependen Skepticism


No. Keterangan
Independen  t p-value
Konstanta 139,276 27,158 0,000 Signifikan
1. Jenis Kelamin -0,336 -0,120 0,905 Tidak signifikan
2. Experience 0,931 2,144 0,034*) Signifikan
3. DISTP -3,272 -0,399 0,691 Tidak signifikan
4. DISFJ -6,902 -0,649 0,518 Tidak signifikan
5. DINFP -29,240 -3,208 0,002*) Signifikan
6. DINTJ -1,889 -0,174 0,862 Tidak signifikan
7. DINTP -14,871 -1,031 0,305 Tidak signifikan
8. DESTJ -0,812 -0,167 0,868 Tidak signifikan
9. DESTP -1,740 -0,283 0,778 Tidak signifikan
10. DESFJ -3,611 -0,613 0,542 Tidak signifikan
11. DESFP -7,612 -1,123 0,264 Tidak signifikan
12. DENFJ -13,611 -2,087 0,039*) Signifikan
13. DENFP -9,186 -1,127 0,262 Tidak signifikan
14. DENTJ -3,613 -0,481 0,632 Tidak signifikan
15. DENTP 7,633 0,939 0,350 Tidak signifikan
R 0,484
Adjusted R Square 0,116
F-hitung 1,980
p-value 0,024*)
Sumber: Data primer diolah

Keterangan: DESTJ = variabel dummy tipe kepribadian


*) Signifikan pada level 0,05 ESTJ
Skepticism = skeptisisme professional DESTP = variabel dummy tipe kepribadian
auditor ESTP
 = nilai koefisien regresi DESFJ = variabel dummy tipe kepribadian
t = nilai t hitung ESFJ
p-value = nilai signifikansi DESFP = variabel dummy tipe kepribadian
Jenis Kelamin = variabel dummy jenis ESFP
kelamin auditor DENFJ = variabel dummy tipe kepribadian
Experience = pengalaman audit ENFJ
DISTP = variabel dummy tipe kepribadian DENFP = variabel dummy tipe kepribadian
ISTP ENFP
DISFJ = variabel dummy tipe kepribadian DENTJ = variabel dummy tipe kepribadian
ISFJ ENTJ
DINFP = variabel dummy tipe kepribadian DENTP= variabel dummy tipe kepribadian
INFP ENTP
DINTJ = variabel dummy tipe kepribadian R = nilai koefisien korelasi
INTJ Adjusted R Square = nilai koefisien
DINTP = variabel dummy tipe kepribadian determinasi
INTP F-hitung = nilai F hitung
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 105

Sementara itu, penelitian Anugerah et al. Hasil penelitian ini masih memiliki be-
(2011) menemukan bahwa faktor etika, pe- berapa keterbatasan. Pertama, hasil peneliti-
ngalaman audit, penilaian risiko kecura- an ini tidak dapat digeneralisasi karena
ngan dan faktor-faktor situasi audit ber- penelitian ini menggunakan teknik pengam-
pengaruh terhadap skeptisisme profesional bilan sampel yang mudah (convenience
auditor, sedangkan faktor keahlian audit sampling). Kedua, nilai koefisien determinasi
tidak berpengaruh terhadap skeptisisme (Adjusted R Square) model regresi dalam
profesional auditor. Ringkasan hasil analisis penelitian ini hanya sebesar 0,116. Nilai ini
regresi berganda dalam penelitian ini di- menunjukkan bahwa pengaruh faktor-fak
sajikan pada tabel 4. tor personal terhadap skeptisisme profesi-
onal auditor di KAP Non Big 4 di Jawa
KESIMPULAN DAN SARAN Timur hanya sebesar 11,6%, sedangkan
Berdasarkan penelitian yang telah di- 88,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain
lakukan, diperoleh hasil bahwa dua tipe di luar persamaan model. Ketiga, penelitian
kepribadian berpengaruh terhadap skepti- ini hanya mampu mengindentifikasi per-
sisme profesional auditor. Tipe kepribadian bedaan skeptisisme profesional antara audi-
tersebut antara lain INFP (introvert, intuition, tor dengan tipe kepribadian ISTJ, INFP dan
feeling, perceiving) dan ENFJ (extrovert, intui- ENFJ, sedangkan skeptisisme profesional
tion, feeling, judging). Auditor dengan tipe tipe-tipe kepribadian yang lain belum ber-
kepribadian INFP dan ENFJ memiliki hasil teridentifikasi. Keempat, peneliti ha-
skepticsisme profesional yang lebih rendah nya meneliti skeptisisme profesional yang
dibandingkan auditor dengan tipe kepri- berasal dari sifat auditor (trait), dan tidak
badian ISTJ (introvert, extrovert, sensing, melihat skeptisisme profesional yang di-
thinking, judging). Penelitian ini juga me- timbulkan oleh keadaan di luar (state).
nemukan adanya kecenderungan tipe ke- Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan
pribadian tertentu yang dominan dimiliki yang dihadapi dalam penelitian ini, maka
oleh auditor di KAP Non Big 4 di Jawa terdapat beberapa saran untuk kesempurna-
Timur, yaitu tipe kepribadian ESTJ (extro- an penelitian selanjutnya. Pertama, peneliti
vert, sensing, thinking, judging) dan ESFJ selanjutnya diharapkan mengkaji faktor-
(extrovert, sensing, feeling, judging). faktor dari luar (eksternal) yang kemung-
Penelitian ini juga menemukan bahwa kinan memiliki pengaruh terhadap skepti-
pengalaman audit berpengaruh terhadap sisme profesional auditor, misalnya risiko
skeptisisme profesional auditor. Dengan bisnis klien, kekuatan pengendalian internal
demikian, semakin banyak pengalaman se- perusahaan, regulasi dari pemerintah dan
orang auditor, maka semakin tinggi skepti- dewan standar. Kedua, peneliti selanjutnya
sisme profesionalnya. Di sisi lain, penelitian diharapkan menggali lebih dalam mengenai
ini tidak berhasil membuktikan pengaruh karakteristik individual yang diduga ber-
jenis kelamin auditor terhadap skeptisisme pengaruh terhadap skeptisisme profesional.
profesional auditor. Auditor pria dan wani- Ketiga, peneliti selanjutnya diharapkan
ta memiliki kompetensi yang sama, sehing- memperluas aspek pengalaman audit yang
ga jenis kelamin mereka tidak berpengaruh diuji pengaruhnya terhadap skeptisisme
terhadap skeptisisme profesional yang di- profesional auditor, misalnya ditinjau dari
miliki. Pengetahuan dan kompetensi ter- jabatan auditor di KAP dan jumlah klien
sebut dimiliki oleh auditor tanpa meman- yang ditangani auditor. Keempat, peneliti
dang jenis kelaminnya, karena auditor di selanjutnya diharapkan memperluas ruang
tuntut untuk bekerja secara profesional dan lingkup penelitian hingga ke seluruh Indo-
menyediakan audit berkualitas dalam ling- nesia agar dapat diperoleh gambaran lebih
kungan profesi yang diatur secara ketat. lengkap mengenai faktor-faktor yang ber-
106 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 1, Maret 2013 : 89 - 107

pengaruh terhadap skeptisisme profesional Fullerton, R. R., dan C. Durtschi. 2005. The
auditor. Effect of Professional Skepticism on
The Fraud Detection Skills of Internal
DAFTAR PUSTAKA Auditors.
Andon, P., K. M. Chong, dan P. Roebuck. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abs
2010. Personality Preferences of tract_id=617062. Diakses tanggal 31
Accounting and Non-Accounting Gra- Januari 2012.
duates Seeking to Enter The Accoun- Gusti, M. dan S. Ali. 2008. Hubungan
ting Profession. Critical Perspectives on Skeptisisme Profesional Auditor dan
Accounting 21: 253 – 265. Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta
Anugerah, R., R. N. Sari, dan R. M. Keahlian Audit dengan Ketepatan
Frostiana. 2011. The Relationship Bet- Pemberian Opini Auditor oleh Akun-
ween Ethics, Expertise, Audit Expe- tan Publik. Prosiding Simposium Nasio-
rience, Fraud Risk Assessment and nal Akuntansi XI Pontianak: 1 – 13.
Audit Situational Factors and Auditor Herliansyah, Y. dan M. Ilyas. 2006. Pe-
Professional Skepticism. http://www. ngaruh Pengalaman Auditor terhadap
google.com. Diakses tanggal 31 Januari Penggunaan Bukti Tidak Relevan da-
2012. lam Auditor Judgment. Prosiding Simpo-
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). sium Nasional Akuntansi IX Padang: 1 –
2003. Hasil Pemeriksaan Kasus Laporan 15.
Keuangan dan Perdagangan Saham PT. Hurtt, R. K. 2001. Development of an Instru-
Bank Lippo, Tbk. Siaran Pers. Depar- ment to Measure Professional Skepticism.
temen Keuangan RI. Jakarta. Working Paper. USA. University of
Ballou, B., C. E. Earley, dan J. S. Rich. 2004. Wisconsin.
The Impact of Strategic-Positioning http://www.findthatdoc.com/search-
Information on Auditor Judgments 27633233-hDOC/download-documents-
about Business-Process Performance. instrument-doc.htm. Diakses tanggal 31
Auditing: A Journal of Practice & Theory Januari 2012.
23(2): 71 – 88. Hurtt, R. K. 2010. Development of a Scale to
Bedard, J. C. dan L. E. Graham. 2002. The Measure Professional Skepticism. Audi-
Effects of Decision Aid Orientation on ting: A Journal of Practice & Theory 29
Risk Factor Identification and Audit (1): 149 – 171.
Test Planning. Auditing: A Journal of Hurtt, R. K., M. Eining, dan R. D. Plumlee.
Practice & Theory 21(2): 39 – 56. 2008. An Experimental Examination of
Briggs, S. P., S. Copeland, dan D. Haynes. Professional Skepticism. Working Paper.
2007. Accountants for The 21st Century, USA. University of Wisconsin. http://
Where Are You? A Five-year Study of papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_i
Accounting Students’ Personality Pre- d=1140267. Diakses tanggal 31 Januari
ferences. Critical Perspectives on Accoun- 2012.
ting 18: 511 – 537. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Charron, K. F. dan D. J. Lowe. 2008. Skepti- 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.
cism and The Management Accoun- Salemba Empat. Jakarta.
tant: Insight for Fraud Detection. Jung, C. 1968. Analytical Psychology: Its
Management Accounting Quarterly 9 (2): Theory and Practices. Pantheon. New
9–15. York. Dalam Friedman, H. S. dan M.
Friedman, H. S. dan M. W. Schustack. 2008. W. Schustack. 2008. Kepribadian: Teori
Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Klasik dan Riset Modern. Edisi 3. Jilid 1.
Modern. Edisi 3. Jilid 1. Terjemahan. Terjemahan. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Pengaruh Faktor-Faktor Personal Terhadap... – Larimbi 107

Johnson, O. A. 1978. Skepticism and Cogni- Richard, M. O., J. C. Chebat, Z. Yang, dan
tivism: A Study in The Foundations of M. Laroche. 2007. Selective Versus
Knowledge. University of California Comprehensive Processors: Gender
Press. USA. Differences in Web Consumer Beha-
Keirsey, D. 1998. Overview of the Four vior. Advances in Consumer Research 34.
Temperaments. Rutledge, B. 2011. The Myers Briggs Type
http://www.keirsey.com/4temps/overview_t Indicator - What Is It?
emperaments.asp. Diakses tanggal 30 http://thearticulateceo.typepad.com/my-
April 2013. blog/2011/10/the-myers-briggs-type-
Kovar, S. E., R. L. Ott, dan D. G. Fisher. indicator-what-is-it.html. Diakses tanggal
2003. Personality Preferences of 30 Juni 2013.
Accounting Students: A Longitudinal Sekaran, U. dan R. Bougie. 2010. Research
Case Study. Journal of Accounting Methods for Business – A Skill Building
Education 21: 75 – 94. Approach. John Willey & Sons, Inc.
Linn, M. C., T. de Benedictis, dan K. USA.
Delucchi. 1982. Adolescent Reasoning Suraida, I. 2005. Pengaruh Etika, Kompe-
about Advertisements: Preliminary tensi, Pengalaman Audit dan Risiko
Investigations. Child Development 53: Audit terhadap Skeptisisme Profesi-
1599 – 1613. Dalam Hurtt, R. K. 2010. onal Auditor dan Ketepatan Pemberian
Development of a Scale to Measure Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora
Professional Skepticism. Auditing: A 7 (3): 186 – 202.
Journal of Practice & Theory 29(1): 149 – Tan, M. 2011. Profile of the Guardian (SJ)
171. Temperament.
Mautz, R. K. dan H. A. Sharaf. 1985. The http://idigitalcitizen.files.wordpress.com/20
Philosophy of Auditing. 12th printing. 11/02/profile-of-the-guardians-
American Accounting Association. temperament-sj-types-pdf2.pdf. Diakses
USA. tanggal 30 April 2013.
Nelson, M. W. 2009. A Model and Literature Thorsrud, H. 2004. Ancient Greek Skepti-
Review of Professional Skepticism in cism. The Internet Encyclopedia of
Auditing. Auditing: A Journal of Practice Philosophy.
& Theory 28(2): 1 – 34. http://www.iep.utm.edu/skepanci/.
Noviyanti, S. 2008. Skeptisme Profesional Diakses tanggal 31 Juli 2012.
Auditor dalam Mendeteksi Kecura- Tuanakotta, T. M. 2011. Berpikir Kritis dalam
ngan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Auditing. Salemba Empat. Jakarta.
Indonesia 5(1): 102 – 125. Yusuf, S. L. N. dan A. J. Nurihsan. 2011.
Nugrahaningsih, P. 2005. Analisis Perbeda- Teori Kepribadian. PT Remaja Rosda-
an Perilaku Etis Auditor di KAP Dalam karya. Bandung.
Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender,
Faktor-Faktor Individual: Locus of Kompleksitas Tugas dan Pengalaman
Control, Lama Pengalaman Kerja, Auditor Terhadap Audit Judgment
Gender, dan Equity Sensitivity). (Sebuah Kajian Eksperimental dalam
Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Audit Saldo Akun Persediaan). Pro-
VIII Solo: 617 – 630. siding Simposium Nasional Akuntansi IX
Questioning. Anonim. Dikutip 31 Juli 2012 Padang: 1 – 22.
dari Wikipedia, the free encyclopedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Questioning.

Anda mungkin juga menyukai