Review Materi Dam 1
Review Materi Dam 1
Paradigma Holistik
Kakanda Asratillah
Sebab lahirnya postmodern dan holisme karena modernitas gagal menunaikan janji-
janjinya yaitu janji akan kemajuan dan kemakmuran kenapa dikatakan gagal sebab
kita melihat dalam hal kemajuan justru kita mengarah kepada tindakan yang
primitif dan tidak beradab itu ditandai dengan perang dunia 1 dan perang dunia 2.
Ada tiga teori dalam paradigma holistik yang pertama yaitu teori ekologi yang
bertentangan dengan ekologi dangkal di mana ekologi dangkal menganggap
masalah ekologi sebagai masalah teknisi atau dapat di teknisi dengan rekayasa
cuaca padahal saya jawab apapun rekayasa itu dilakukan maka semakin susah atau
sulit kita menghadapi perubahan iklim semakin susah kita menyelesaikan persoalan
dan persoalan itu pun terselesaikan dalam jangka pendek saja hal ini disebabkan
karena etika antroposentrisme atau komunitas etis di mana manusia sebagai
makhluk yang tidak setara dengan alam sehingga pembangunan tidak
memperhatikan keragaman lingkungan atau biosentrisme.
Kedua yaitu ekosistem di mana baik yang hidup maupun benda yang tidak hidup
tapi seperti teluk hutan gunung juga punya hak untuk tidak diganggu oleh manusia
untuk tidak dieksploitasi oleh manusia. Ketiga yaitu dua kecenderungan peradaban
diantaranya ada dua yaitu yang pertama kecenderungan peneguhan diri di mana
kandungan peradaban yang memilih individu-individu daripada komunal yang
kedua yaitu kecenderungan integrasi kebalikan daripada kecenderungan peneguhan
diri yaitu di mana menganggap komunal lebih penting daripada individu.
Epistemologi Islam
Pengetahuan terbagi atas dua yaitu kemahiran atau pengetahuan praktis dan yang
kedua teori atau pengetahuan teori (epistemologi islam). Dalam pengetahuan teori
terbagi atas dua yaitu Hudhri dan Hushuli.
Huduri yaitu pengetahuan yang didapat tidak lewat perantara atau yang tidak ada
perantara kita menemukannya dan mustahil untuk salah adapun pengetahuan
Hushuli adalah kebalikan dari pengetahuan Hudhuri bahwasanya pengetahuan
Hushuli didapat melalui proses melalui perantara sehingga bisa untuk salah.
Pengetahuan Hushuli terbagi atas dua lagi yaitu konsepsi di mana berisi pertanyaan
dan jugmentasi berisi jawaban dari pertanyaan. Ada kunci fantasi terbagi atas dua
yaitu asumsi dan definitif asumsi yaitu masih diragukan belum tentu benar
sedangkan kalau definitif itu bersifat 4 kategori yaitu yang pertama di mana tidak
dipertanyakan lagi benar atau salahnya namun terkadang kurang argumentatif
kedua jahil rangkap di mana salah tapi selalu dipertahankan dan diulang-ulang
karena dia tidak mengetahui bahwa itu salah ketiga itu sesuai realitas dan yang
keempat sesuai realitas tak goyah di mana setiap akibat pasti berasal dari sebuah
sebab.
Ontologis
1. Teori Genetis
Teori genetis menganggab bahwa pengaruh gen dari orang tua atau keluarga
mampu memberikan kemampuan kepemimpinan terhadap seseorang. Dimana ini
bermakna bahwa jiwa kepemimpinan dapat di dapatkan dari lahir yaitu melalui
genetik.
2. Teori Sosial
Teori sosial menganggap bahwa kepemimpinan dibentuk melalui proses sosial atau
sesuai dengan kondisi dan lingkungan sosial seseorang
Epistemologis
1. Otoriter
2. Demokrasi
Demokrasi, dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, dimana kepemimpinan ini
melibatkan anggotanya secara aktif terlibat dalam pembentukan kebijakan dan
pembangunan menempatkan anggotanya sebagai subjek dari pembangunan yang
menentukan apa-apa yang dibutuhkan kepemimpinan ini melibatkan anggotanya
secara partisipatif sehingga kecenderungan pembangunan dan pembentukan
kebijakan bersifat bottom-up dari bawah keatas jadi apa yang diberikan oleh
pemimpin sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Contoh konkritnya yaitu
musrembang.
Axiologi
Axiologi berbicara tentang bagaimana output, hasil dari sebuah kepemimpinan dan
tentu saja ini ada banyak karena untuk mencapai kelompok yang ideal perlu banyak
pencapaian yang harus dicapai. Seperti pembentukan kepribadian kelompok,
kemakmuran dan kesejahteraan kelompok, keadilan yang merata, dimana setiap
anggota mendapatkan hak-hak dan melaksanakan kewajibannya dan
kepemimpinan itu memfasilitasinya. Dan kepemimpinan juga di harapkan mampu
memghasilkan kader atau pemimpin lanjutan.