Anda di halaman 1dari 6

Nama: Dini Dayanti

Utusan: PK IMM FIS-H UNM

Paradigma Holistik

Kakanda Asratillah

Paradigma holistik (menghidupkan kembali yang sudah dilupakan) berpikir


objektif dimana cara pandang yang bersifat saintifik ditopang oleh data-data
lapangan oleh penalaran ilmiah. Paradigma holistik merupakan respon krtis
terhadap modernitas. Modern adalah di mana sejarah masyarakat manusia
memasuki era modern abad ke-16 sampai 17 ketika dimulai oleh italy yaitu
Leonardo da Vinci. Sedangkan modernisme adalah segala bentuk pemikiran paham
yang lahir di era modern seperti empirisme, liberalisme. Sedangkan modernitas
adalah segala bentuk produk kebudayaan yang lahir di era modern seperti kereta
api, pesawat terbang.

Ada dua macam respon kritis pemikiran terhadap modern:

1. Postmodernisme atau totalitarian adalah pendekatan dekonstruksi atau


membongkar kembali asumsi yang dipegang oleh modernisme seperti
rasionalitas. Dekonstruksi cenderung melahirkan nihilisme yaitu di mana
tidak ada nilai yang dianggap berarti termasuk agama ditandai dengan
munculnya karya fenomenal Frederic Nietzsche yaitu Tuhan telah Mati.
2. Pendekatan holisme, dimana pendekatan integrasi atau menyatukan dimensi
alam dan manusia menyatukan antara dimensi rasa dan dimensi rasio
manusia. Pendekatan ini melahirkan meaningfullness atau keberartian.

Sebab lahirnya postmodern dan holisme karena modernitas gagal menunaikan janji-
janjinya yaitu janji akan kemajuan dan kemakmuran kenapa dikatakan gagal sebab
kita melihat dalam hal kemajuan justru kita mengarah kepada tindakan yang
primitif dan tidak beradab itu ditandai dengan perang dunia 1 dan perang dunia 2.

Dan sesuatu yang dianggap kemakmuran justru melahirkan ketimpangan sosial


yang amat besar di manakah kita lihat bahwasanya 60 orang terkaya di barat mampu
kekayaannya menghidupkan setengah dari penduduk dunia di mana kita lihat
kesenjangan yang teramat besar. Justru yang dianggap kemajuan oleh
postmodernisme justru melahirkan krisis ekologi atau lingkungan krisis
kemanusiaan yang ditandai dengan genosida dan krisis peradaban. Kenapa ketika
krisis ini terjadi karena menurut pada paradigma holistik ini muncul karena adanya
krisis persepsi atau paradigma. Adapun paradigma lama yang digunakan sebelum
paradigma holistik yakni paradigma newtoman cartesian.

Ada tiga teori dalam paradigma holistik yang pertama yaitu teori ekologi yang
bertentangan dengan ekologi dangkal di mana ekologi dangkal menganggap
masalah ekologi sebagai masalah teknisi atau dapat di teknisi dengan rekayasa
cuaca padahal saya jawab apapun rekayasa itu dilakukan maka semakin susah atau
sulit kita menghadapi perubahan iklim semakin susah kita menyelesaikan persoalan
dan persoalan itu pun terselesaikan dalam jangka pendek saja hal ini disebabkan
karena etika antroposentrisme atau komunitas etis di mana manusia sebagai
makhluk yang tidak setara dengan alam sehingga pembangunan tidak
memperhatikan keragaman lingkungan atau biosentrisme.

Kedua yaitu ekosistem di mana baik yang hidup maupun benda yang tidak hidup
tapi seperti teluk hutan gunung juga punya hak untuk tidak diganggu oleh manusia
untuk tidak dieksploitasi oleh manusia. Ketiga yaitu dua kecenderungan peradaban
diantaranya ada dua yaitu yang pertama kecenderungan peneguhan diri di mana
kandungan peradaban yang memilih individu-individu daripada komunal yang
kedua yaitu kecenderungan integrasi kebalikan daripada kecenderungan peneguhan
diri yaitu di mana menganggap komunal lebih penting daripada individu.
Epistemologi Islam

Kakanda Mursalim Munir

Epistemologi adalah hakikat kebenaran, ajaran pengetahuan Islam, tentang Tuhan,


tentang Alquran dan hadis, tentang kebenaran, tentang ilmu yang mengkaji tentang
teori pengetahuan pengkajian tentang hakikat pengetahuan.

Pengetahuan terbagi atas dua yaitu kemahiran atau pengetahuan praktis dan yang
kedua teori atau pengetahuan teori (epistemologi islam). Dalam pengetahuan teori
terbagi atas dua yaitu Hudhri dan Hushuli.

Huduri yaitu pengetahuan yang didapat tidak lewat perantara atau yang tidak ada
perantara kita menemukannya dan mustahil untuk salah adapun pengetahuan
Hushuli adalah kebalikan dari pengetahuan Hudhuri bahwasanya pengetahuan
Hushuli didapat melalui proses melalui perantara sehingga bisa untuk salah.
Pengetahuan Hushuli terbagi atas dua lagi yaitu konsepsi di mana berisi pertanyaan
dan jugmentasi berisi jawaban dari pertanyaan. Ada kunci fantasi terbagi atas dua
yaitu asumsi dan definitif asumsi yaitu masih diragukan belum tentu benar
sedangkan kalau definitif itu bersifat 4 kategori yaitu yang pertama di mana tidak
dipertanyakan lagi benar atau salahnya namun terkadang kurang argumentatif
kedua jahil rangkap di mana salah tapi selalu dipertahankan dan diulang-ulang
karena dia tidak mengetahui bahwa itu salah ketiga itu sesuai realitas dan yang
keempat sesuai realitas tak goyah di mana setiap akibat pasti berasal dari sebuah
sebab.

Dijelaskan bahwa instrumen pengetahuan ada tiga yaitu korelasi, korespondensi


dan nilai praktis. Kebenaran dapat diperoleh melalui tiga hal yaitu melalui akal, hati
dan intuisi. Urgensi epistemologi ada 3 yaitu yang pertama di mana ada ilmu
kemudian melahirkan iman dan kemudian iman terimplementasi melalui amal.
Karena tanpa ilmu keimanan kita tidak akan esensial dan akan mempengaruhi
bagaimana pengamalan kita terhadap iman tersebut.

Adapun tiga metode tarjih:


1. Bayani
• Suatu pendekatan dalam memahami teks yang digunakan oleh para fuqaha,
mutakallimun, dan ushuliyyun untuk memahami dan menganalisis teks
guna menemukan atau mendapatkan makna yg dikandung dalam, atau
dikehendaki lafaz
• Prinsip yg melandasi serba mungkin dan diskontinuitas. Peran hukum sebab
akibat menjadi minim bahkan tiada
• Alat bantu: ushul fiqih, 'ulum al-lughawiyah, asbab al- nuzul
2. Burhani
• Pengetahuan yg diperoleh dari indera, percobaan (penelitian), dan hukum-
hukum logika dikembangkan oleh para filosof Hukum sebab akibat adalah
unsur penting
• Pendekatan Burhani menjadikan realiatas maupun teks dan hubungan antara
keduanya sebagai sumber kajian. Realias yang dimaksud ialah alam,
sejarah, sosial, budaya
• Teks tdk berdiri sendiri tetapi terkait dgn konteks yang mengitari
• Alat bantu Burhani: ilmu sejarah, sosiologi, antropologi, ilmu budaya, sains,
filsafat, dan lain-lain
3. Irfani
• Pendekatan yang dipergunakan dalam kajian pemikiran Islam oleh para sufi,
dan arifun untuk mengeluarkan makna batin dari lafz dan ibrah
• Pendekatan ini bertumpu pada isntrumen batin, dzawq (rasa atau
kemampuan membedakan benar salah tanpa melihat teks). qalb (hati/ unsur
ruhani tempat pengetahuan rasa), wijdan (gerak batin yang mengakibatkan
sedih atau senang khususnya terkait dengan interaksi dengan Allah),
bashirah (mata batin sebagai kekuatan hati), dan intiusi
• Sumber pengetahuan irfani: ilham/ intuisi
Filsafat Kepemimpinan

Kakanda Agus Ramdhani

Ontologis

1. Teori Genetis

Teori genetis menganggab bahwa pengaruh gen dari orang tua atau keluarga
mampu memberikan kemampuan kepemimpinan terhadap seseorang. Dimana ini
bermakna bahwa jiwa kepemimpinan dapat di dapatkan dari lahir yaitu melalui
genetik.

2. Teori Sosial

Teori sosial menganggap bahwa kepemimpinan dibentuk melalui proses sosial atau
sesuai dengan kondisi dan lingkungan sosial seseorang

Epistemologis

1. Otoriter

Dimana otoriter yaitu kepemimpinan dimana keterlibatan anggotanya bersifat pasif


bahkan cenderung pembangunan dan pembentukan kebijakan bersifat top down
atau dari atas ke bawah sehingga masyarakat kadang mengalami ketertindasan
terhadap pemimpinnya karena tidak melibatkan partisipasi anggotanya hanya
menjadikan anggotanya sebagai objek dari pembangunan bukan sebagai subjek
pembangunan disini aspirasi masyarakat kurang di dengar karena kepemimpinan
otoriter hanya bersifat satu arah. Contoh kepemimpinan otoriter yaitu di negara
korea utara

2. Demokrasi

Demokrasi, dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, dimana kepemimpinan ini
melibatkan anggotanya secara aktif terlibat dalam pembentukan kebijakan dan
pembangunan menempatkan anggotanya sebagai subjek dari pembangunan yang
menentukan apa-apa yang dibutuhkan kepemimpinan ini melibatkan anggotanya
secara partisipatif sehingga kecenderungan pembangunan dan pembentukan
kebijakan bersifat bottom-up dari bawah keatas jadi apa yang diberikan oleh
pemimpin sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Contoh konkritnya yaitu
musrembang.

Axiologi

Axiologi berbicara tentang bagaimana output, hasil dari sebuah kepemimpinan dan
tentu saja ini ada banyak karena untuk mencapai kelompok yang ideal perlu banyak
pencapaian yang harus dicapai. Seperti pembentukan kepribadian kelompok,
kemakmuran dan kesejahteraan kelompok, keadilan yang merata, dimana setiap
anggota mendapatkan hak-hak dan melaksanakan kewajibannya dan
kepemimpinan itu memfasilitasinya. Dan kepemimpinan juga di harapkan mampu
memghasilkan kader atau pemimpin lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai