Anda di halaman 1dari 5

21 LESSONS FOR THE 21th CENTURY

BIOGRAFI PENULIS

Yuval Noah Harari merupakan seorang sejarawan dari Israel yang telah lama berkutat
dalam bidang penelitian seputar sejarah peradaban manusia.

Setelah berhasil mendapatkan gelar doktornya di Universitas Oxford, Harari


kemudian melanjutkan karirnya sebagai seorang profesor sejarah di Universitas Ibrani
Yerusalem. Nama Harari semakin dikenal publik sejak dirinya berhasil menerbitkan
buku pertamanya Sapiens: Sejarah Singkat Umat Manusia.

LATAR BELAKANG PENULISAN BUKU TERSEBUT OLEH PENULIS

Penulis melihat bahwa seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dan


kemajuan industri banyak masalah dan tantangan yang dihadapi oleh umat manusia di
abad ke 21 ini sebagai konsekuensi daripada kemajuan tekhnologi dan dampak dari
perbuatan manusia itu sendiri, mulai dari permasalahan pribadi seperti stres, dampak
lingkungan seperti global warming, dan dampak lebih besar seperti munculnya
terorisme, hingga perang dan isu-isu sosial lainnya.

Buku 21 pelajaran untuk abad ke 21 ini merupakan buku yang akan menjawab segala
keruwetan permasalahan yang hadir silih berganti di kehidupan manusia khususnya di
abad ke 21 ini.

Dalam buku ini membahas tentang 21 pelajaran penting untuk dipahami, dimengerti
oleh orang-orang jaman sekarang abad ke 21, Yufal Noah membaginya ke dalam
beberapa bagian yaitu ada 5 bagian yaitu tantangan teknologi, tantangan politik,
kesedihan dan harapan, tentang kebenaran dan tentang ketangguhan yang harus di
miliki dan dipersiapkan oleh manusia abad 21.
REVIEW

1. Tantangan teknologi (efek samping dari kemajuan teknologi AI)

Pada bab ini penulis membahas bagaimana kebangkitan teknologi informasi akan
membuat kita umat manusia akan sangat bergantung terhadap kecerdasan buatan,
robot, komputer, dan mesin canggih lainnya sehingga ada ketakutan umat manusia
bahwa robot atau kecerdasan buatan atau komputer ini akan menggantikan pekerjaan-
pekerjaan manusia. Namun ketakutan-ketakutan ini tidak hanya muncul atau
dirasakan oleh manusia abat 21 sekarang tapi ketakutan ini sudah muncul di abad-
abad sebelumnya sejak revolusi industri penemuan mesin uap, dimana bahwa semisal
adanya ketakutan Petani-petani nanti akan digantikan oleh mesin, orang-orang di
pabrik akan digantikan semuanya oleh mesin dan lain sebagainya, tapi Faktanya
sampai sekarang juga masih banyak orang-orang di bidang pertanian dimana manusia
masih bekerja di pabrik-pabrik dan juga masih dibutuhkan manusia sebagai operator.

Jadi di masa depan kita juga akan mengalami hal yang sama menurut Yuval noah jadi
komputer itu atau kecerdasan buatan itu tetap ada tapi akan tetap membutuhkan
bantuan manusia dan manusia jadi pekerjaannya akan terbantu atau berkolaborasi
dengan AI itu sendiri. Tapi revolusi teknologi bisa saja mendorong manusia keluar
dari pasar kerja dan menciptakan pengangguran. Dunia hanya akan membutuhkan
manusia terampil, yang tidak bisa digantikan oleh mesin dan menurut Yuval Noah
kita harus bersiap dengan itu.

Dikatakan juga selain ketakutan bahwa pekerjaan kita akan digantikan oleh mesin,
manusia juga harusnya lebih takut bahwa pengambilan keputusan yang penting buat
manusia itu yang digantikan oleh robot atau Yuval Noah menyebutnya sebagai digital
dictatorship ketika mesin digital atau AI itu menentukan banyak sekali variabel dalam
hidup manusia dan manusia sendiri dipaksa untuk memenuhi atau mengikuti apa yang
dimaui oleh mesin atau robot itu.
2. Tantangan politik

Bagian kedua tentang tantangan politik disini Yuval Noah membahas tentang
pengaruh dari paham nasionalisme, agama, budaya bahwa ketiga hal ini adalah fiksi
dibuat oleh manusia dahulu untuk menjaga antar manusia agar dapat hidup dengan
damai dan aman tapi untuk saat ini menurut Yuval noah justru dengan adanya agama,
budaya, nasionalisme membagi-bagi atau membuat manusia jadi terpecah-belah
walaupun keadaan sekarang lebih baik daripada 1000 tahun lalu.

Kemungkinan untuk terjadinya perang juga di zaman ini sangat kecil karena orang-
orang hanya memikirkan keuntungannya saja bagaimana bersaing di pasar besar
bagaimana mengakumulasi keuntungan sebesar-besarnya bahwa aset yang terpenting
sekarang adalah sains dan ilmu pengetahuan itu sendiri dan itu tidak dapat didapatkan
dalam perang.

Yang menjadi masalah menurut Yuval Noah bagaimana satu agama menganggab
bahwa mereka lebih baik dari agama yang lain. Bagaimana satu negara menganggab
mereka lebih baik dari pada yang lain, bagaimana satu suku mungkin atau satu Ras
itu lebih baik daripada yang lain, makanya kita masih melihat rasisme kita masih
melihat peperangan kecil antar beberapa negara kita masih melihat Bagaimana agama
itu di fight (diperjuangkan) jadi mustahil umat manusia akan menciptakan kerja sama
secara global.

3. Kesedihan dah harapan

Bagian ketiga yaitu tentang kesedihan dan harapan di sini dia membahas tentang
terorisme, perang, bagaimana kemanusiaan seseorang saat ini. Bagaimana pandangan
orang di zaman sekarang tentang Tuhan dan Bagaimana pandangan orang tentang
sekularisme.

Menurut Yuval bahwa dibanding manusia takut dengan terorisme dan saling
menuduh satu sama lain dan memperkuat militernya masing-masing menurut Yuval
alangkah baiknya jika semua negara bekerja sama untuk membasmi jaringan
terorisme ini.

Di bagian yang ke-3 tentang kesedihan dan harapan di sini ini pendapat dari Yuval
noah menurut dia kepercayaan yang berlebihan terhadap agama, kepercayaan yang
berlebihan bahwa negara yang kita tinggali saat ini lebih baik dari yang lain itulah
merupakan masalah umat manusia.

Disini Yuval Noah kembali menegaskan bahwa agama adalah fiksi karena tidak ada
bukti bahwa kitab-kitab suci agama itu dubiat atau dikarang oleh Tuhan. Menurutnya
kitab suci dibuat secara imajinatif oleh manusia homo sapiens untuk membuat norma
sosial dan politik menjadi lebih baik. Semua agama semua ideologi itu punya celah
atau kelemahan jadi agama apapun atau ideologi apapun yang kalian pegang kalian
harus mengetahui kelemahannya dan semua penganutnya harus mengakui itu. Yuval
Noah ilmu pengetahuan yang sekuler itu mempunyai satu kelebihan dibanding
ideologi-ideologi terutama agama yang tidak mau dibantah sedikitpun bahwa ilmu
pengetahuan itu punya prinsip mengakui kesalahan dan mengakui bahwa mereka
punya kekurangan sementara ideologi-ideologi yang sudah dianut oleh manusia
bertahun-tahun itu cenderung untuk anti terhadap perubahan anti bahwa mereka
mempunyai kelemahan karena itu bisa menghancurkan seluruh dogma besar mereka
dan lain sebagainya.

4. Tentang kebenaran/postruth

Menurut Yuval sekarang sudah zaman dimana orang-orang menlai kebenaran bukan
berdasarkan fakta yang ada tapi dari seberapa banyak orang yang meneriakkan itu
dimana kebohongan itu dikatakan secara terus menerus dan berulang-berulang maka
orang-orang akan mulai percaya. Jadi walaupun kita tahu kebenaran daru suatu fakta
tapi dengan gampangnya dipelintir oleh media yang secara kompak menyampaikan
informasi palsu. Ini yang dialami di abad ke 21.

5. Resilance/daya tahan
Bagian terakhir Yuval membuat kita membuka pandangan kita tentang bagaimana
bertahan di abad 21. Abad yang penuh dengan perubahan,dan perubahan itu pasti.
Dunia pendidikan mulai berubah, kini pendidikan beralih ke pengajaran 4C (Critical
thinking, Communication, Collaboration dan Creativity) dimana manusia disiapkan
untuk menghadapi perubahan, untuk belajar hal-hal baru dan sekaligus menjaga
keseimbangan mental selama menghadapi tantangan dunia. Sebuah kemampuan yang
harus dimiliki manusia adalah bijak, bijak menggunakan teknologi.

KESIMPULAN

Berdasarkan buku karya Yuval Noah Harari ini, ingin menyatakan bahwa banyaknya
permasalahan yang timbul saat ini merupakan dampak dari modernisasi dunia yang
semakin sulit untuk kita tebak. Bahkan dalam 20 hingga 50 tahun kedepan saja, besar
kemungkinan ilmu yang kita pelajari saat ini menjadi tidak lagi relevan dimasa depan.
Dimana juga bahwa era modern ini menawarkan berbagai kemudahan, praktis dan
cepat sehingga secara tidak langsung orang-orang menjadi lebih pasif dan dibalik
kenyamanan yang ditawarkan oleh teknologi ada dampak negatif dan positif yang
datang beriringan yang sulit untuk di prediksi.

Buku ini mengingatkan kita bahwa perubahan yang terjadi di dunia berjalan semakin
cepat. Maka wajar apabila manusia di era sekarang merasakan tantangan yang sangat
berat. Oleh karena itu, disini penulis memberikan gambaran-gambaran yang dapat
terjadi di sekarang maupun di masa depan dan bagaimana strategi atau solusi yang
ditawarkan oleh penulis untuk menghadapi itu semua.

Anda mungkin juga menyukai