Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Fiqih Muamalat
“Jual Beli Salam”

Dosen Pengampu : Ainil Fhadilah, M.E.

Disusun Oleh : Kelompok 2 (Dua)

Zahidatun nisa, ES.03.221.06


Rahmatika, ES.03.221.0648

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH (ESY)
MUARA BUNGO
2022/2
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim….
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk
bahan mata kuliah Fiqih Muammalat. Dalam makalah ini kami sebagai penyusun
menyajikan persoalan “Jual Beli Salam”.
Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan untuk masa yang akan datang.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
penulis maupun para pembaca serta dapat menambah wawasan tentang “Jual Beli
Salam”.

Bungo, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................2
C. Tujuan Masalah ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................3
A. Definisi Salam...................................................................................3
B. Dasar Hukum....................................................................................4
C. Syarat Dan Hukum Salam...............................................................5
D. Ketentuan Salam..............................................................................7
E. Contoh salam...........................................................................8
BAB II PENUTUP .......................................................................................11
A. Kesimpulan ......................................................................................11
B. Saran .................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kehidupan dalam sebuah organisasi, baik itu organisasi bisnis maupun non-
bisnis akan selalu ada warna-warni kehidupan para anggota yang ada di
dalamnya. Warna-warni kehidupan ini menjadikan dinamika dalam organisasi
tersebut, yang dapat berupa konflik. Keberadaan konflik sendiri dalam sebuah
organisasi tidak dapat terhindarkan, konflik akan hadir tanpa kita kehendaki
dan kehadirannya tidak dapat dielakkan.
Konflik dapat diartikan sebagai suatu perselisihan atau perbedaan paham
antara seseorang kepada orang lain, atau seseorang kepada suatu kelompok
dan juga sebaliknya sehingga melahirkan ketidakharmonisan komunikasi
dalam organisasi (Masmuh,2010:293). Manajemen (mengelola) konflik
menjadi tugas penting bagi seorang pimpinan organisasi, setiap pimpinan pasti
akan menghadapinya karena adanya ketidaksesuaian hubungan antar pribadi
para anggota organisasi yang dia pimpin.
Adanya konflik dalam organisasi, memunculkan berbagai pertanyaan. Apakah
konflik itu berbahaya bagi suatu organisasi? Apakah konflik itu diperlukan
bagi suatu organisasi? Sejauh mana konflik berpengaruh pada kinerja
organisasi? atau bagaimana mencari solusi dari suatu konflik? Dan bagaimana
isu konflik dalam pandangan Islam?
Oleh sebab itu, kami akan mencoba membahas berbagai keterkaitan di atas.
Dengan pendekatan Islam yang menjadi acuan manajemen konflik yang
efektif, dan bisa dipertimbangkan sebagai solusi alternatif mengelola konflik
dalam suatu organisasi.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari konflik?
b. Dari mana sumber suatu konflik?
c. Bagaimana mengelola suatu konflik?
d. Bagaimana penyelesaian dari suatu konflik?
e. Bagaimana pemecahan solusi dari suatu konflik?

3. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian dari konflik.
b. Untuk mengetahui dari mana sumber suatu konflik.
c. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola suatu konflik.
d. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian dari suatu konflik.
e. Untuk mengetahui bagaimana pemecahan solusi dari suatu konflik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Salam
Salam adalah salah satu bentuk akad dalam fiqih muamalah. Salam yang
dimaksud dalam pembahasan ini terdiri dari tiga huruf : sin – lam – mim, yang
artinya penyerahan dan bukan arti perdamain.
Dari kata salam inilah istilah islam punya akar yang salah satu maknanya
adalah berserah diri. Sedangkan kata salam yang bermakna perdamaian teridri
dari empat huruf : sin – lam – alif – mim.
1. Bahasa
Secara bahasa salam adalah al - i'tha dan at taslif, yang bermakna
pemberian.
2. Istilah
Secara istilah syariah akan salam sering didefinisikan oleh para fuqaha.
Dengan bahasa yang mudah, salam itu pada hakikatnya jual – beli dengan
hutang. Tapi bedanya, yang dihutang bukan uang melainkan barangnya.
Sedangkan uang pembayaran justru secara tunai.
Jual beli salam ini kebalikan dari kredit. Kalau jual beli kredit, barangnya
diserahkan terlebih dahulu, dan uang pembayaran jadi hutang.
Sarwat, Ahmad. "Jual-beli Salam." (2019).

B. Dasar Hukum
Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar
belakanginya. Kondisi tersebut yang juga menjadi sumber terjadinya konflik,
di antaranya adalah:
a. Komunikasi
Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan
kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat. Dengan demikian dapat
menimbulkan konflik.
b. Struktur
Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup
kelompok, derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok,
kejelasan yurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan tujuan anggota dan tujuan
kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat
ketergantungan antara kelompok.
Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi,
merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar
kelompok makin terorganisir kegiatannya, maka semakin besar pula
kemungkinan terjadinya konflik.
c. Variabel Pribadi
Sumber konflik yang potensial adalah faktor pribadi, meliputi: sistem nilai
yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang
menyebabkan individu memiliki keunikan dengan individu yang lain.
Kenyataan menunjukkan, bahwa tipe kepribadian tertentu. Misalnya
individu yang otoriter, dogmatik, dan tidak menghargai orang lain
merupakan sumber konflik yang potensial. Jika salah satu kondisi tersebut
terjadi dalam suatu perusahaan, dan karyawan menyadari hal tersebut
maka muncullah persepsi bahwa di dalam kelompok terjadi konflik.
Keadaan ini disebut dengan, konflik yang dipersepsikan (perceived
conflict).
Kemudian apabila individu terlibat secara emosional, dan mereka merasa
cemas, tegang, frustrasi atau muncul sikap bermusuhan maka konflik
berubah menjadi konflik yang nyata jika pihak-pihak yang terlibat
mewujudkannya dalam bentuk perilaku, misalnya: serangan secara verbal,
ancaman terhadap pihak lain, serangan fisik, huru-hara, pemogokan, dan
sebagainya.

C. Pengelolaan Konflik
Mengelola dan menyelesaikan suatu konflik, bukanlah sesuatu yang
sederhana. Cepat tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada
kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk
menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut
serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha
mengatasi konflik yang muncul.
Dan berikut, beberapa contoh kasus dan cara mengelola konflik:
1. Disiplin
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan
mencegah konflik. Misalnya dalam suatu klinik kesehatan, manajer
perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan
yang ada dalam organisasi atau klinik tersebut. Jika belum jelas,
mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2. Pertimbangan Pengalaman Dalam Tahapan Kehidupan
Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk
mencapai tujuan dengan pengalaman dan tahapan kehidupannya.
Misalnya: perawat junior yang berprestasi di promosikan untuk
mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan
perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk
menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3. Komunikasi
Suatu komunikasi yang baik, akan menciptakan lingkungan yang
kondusif pula. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer suatu
klinik kesehatan untuk menghindari konflik adalah, dengan
menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegiatan sehari-hari.
Yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidupnya, untuk
berkomunikasi dalam organisasi.
4. Mendengarkan Secara Aktif
Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting, untuk
mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para
manajer perawat klinik telah memiliki pemahaman yang benar,
mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai
sebagai tanda bahwa mereka telah didengarkan.

D. Penyelesaian Konflik
Contoh dengan sebuah perusahaan, pendekatan penyelesaian konflik oleh
pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi. Dimensi yang pertama ialah
kerjasama/tidak kerjasama, dan yang kedua adalah tegas/tidak tegas. Dengan
menggunakan kedua macam dimensi tersebut, ada 5 macam pendekatan
penyelesaian konflik.1
1. Menghindar
Menghindar konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang
memicu konflik tidak terlalu penting, atau jika potensi konfrontasinya
tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi, untuk menenangkan diri.

1
Jody Kurniawan, “Konflik Dalam Perusahaan”, Academia, diakses dari
https://www.academia.edu/9333239/Konflik_Dalam_Perusahaan, pada tanggal 17 April 2022
pukul 12.26
2. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang
lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerja sama, dengan memberi
kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
3. Kompetisi
Gunakan metode ini jika Anda percaya memiliki lebih banyak
informasi dan keahlian yang lebih, dibanding yang lainnya. Atau
ketika kita tidak ingin berkompromi, dengan nilai-nilai yang kita
yakini. Metode ini mungkin bisa memicu konflik, tetapi bisa jadi
merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4. Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima serta meminimalkan
kekurangan semua pihak yang bisa menguntungkan pelaku konflik.

5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi


Pemecahan sama-sama menang, di mana individu yang terlibat
mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari
semua pihak yang terlibat, untuk saling mendukung dan saling
memperhatikan satu sama lainnya.

E. Pemecahan Konflik
Metode atau cara untuk menangani konflik yang sering digunakan adalah,
yang pertama dengan mengurangi konflik itu sendiri. Untuk metode
pengurangan konflik, salah satu cara yang sering digunakan adalah dengan
mendinginkan persoalan terlebih dahulu (cooling thing down). Meskipun
demikian cara semacam ini sebenarnya, belum mampu menyentuh persoalan
yang sebenarnya. Cara lain adalah, dengan membuat “ musuh bersama”.
Sehingga para anggota di dalam organisasi/kelompok tersebut bersatu, untuk
menghadapi “musuh” tersebut.
Cara semacam ini sebenarnya juga hanya mengalihkan perhatian para anggota
kelompok, yang sedang mengalami konflik.
Kemudian cara yang kedua adalah, dengan menggunakan metode
penyelesaian konflik. Cara yang ditempuh, adalah sebagai berikut:2
a. Dominasi (Penekanan)
Metode-metode dominasi biasanya memiliki dua persamaan, yaitu:
1) Mereka menekan konflik, dan bahkan menyelesaikannya dengan jalan
memaksakan konflik tersebut menghilang “di bawah tanah.”
2) Mereka menimbulkan suatu situasi menang-kalah, di mana pihak yang
kalah terpaksa mengalah karena otoritas lebih besar kekuasaannya.
Dan mereka biasanya menjadi tidak puas, dan sikap bermusuhan pun
muncul.

 Memaksa (Forcing)
Apabila orang yang berkuasa pada pokoknya menyatakan “sudah,
banyak bicara, saya berkuasa di sini, dan saudara harus
melaksanakan perintah saya”, maka semua argumen habis sudah.
Supresif autokrasi demikian memang dapat menyebabkan
timbulnya ekspresi-ekspresi konflik yang tidak langsung, tetapi
destruktif seperti misalnya ketaatan dengan sikap permusuhan
(Malicious Obedience). Gejala tersebut merupakan salah satu di
antara banyak macam bentuk konflik, yang dapat menyebar,
apabila supresif (penekanan) konflik terus-menerus diterapkan.
 Membujuk (Smooting)

2
“Metode Untuk Menangani Konflik Dalam Organisasi”, Celoteh Rimba, diakses dari
http://rimbaceloteh.blogspot.com/2016/02/metode-untuk-menangani-konflik.html, pada
tanggal 17 April 2022 pukul 12.39
Dalam kasus membujuk, yang merupakan sebuah cara untuk
menekan (mensupresif) konflik dengan cara yang lebih diplomatis.
Sang manajer mencoba mengurangi luas dan pentingnya
ketidaksetujuan yang ada, dan ia mencoba secara sepihak
membujuk pihak lain untuk mengikuti keinginannya. Apabila sang
manajer memiliki lebih banyak informasi dibandingkan dengan
pihak lain tersebut, dan sarannya cukup masuk akal maka metode
tersebut dapat bersifat efektif. Tetapi andai kata terdapat perasaan
bahwa sang manajer menguntungkan pihak tertentu, atau tidak
memahami persoalan yang berlaku maka pihak lain yang kalah
akan menentangnya.
 Menghindari (Avoidence)
Apabila kelompok-kelompok yang sedang bertengkar datang pada
seorang manajer untuk meminta keputusannya, tetapi ternyata
bahwa sang manajer menolak untuk turut campur dalam persoalan
tersebut. Maka setiap pihak akan mengalami perasaan tidak puas
 Keinginan Mayoritas (Majority Rule)
Upaya untuk menyelesaikan konflik kelompok melalui
pemungutan suara, di mana suara terbanyak menang (Majority
vote). Bisa menjadi sebuah cara yang efektif, tentu dengan
menggunakan prosedur yang adil.
a. Metode Kompromi
Melalui kompromi kita mencoba menyelesaikan konflik, dengan
menemukan titik tengah dari dua belah pihak yang sedang
berseteru. Cara ini lebih memperkecil kemungkinan untuk
munculnya permusuhan yang terpendam dari dua belah pihak,
karena tidak ada yang merasa menang maupun kalah.
b. Penyelesaian Secara Integratif
Dengan menyelesaikan konflik secara integratif, konflik antar
kelompok diubah menjadi situasi pemecahan persoalan bersama.
Yang bisa dipecahkan dengan bantuan teknik-teknik pemecahan
masalah (problem solving). Pihak-pihak yang bertentangan
bersama-sama mencoba memecahkan masalahnya, dan bukan
hanya mencoba menekan konflik atau berkompromi.
Meskipun hal ini merupakan cara yang terbaik bagi organisasi, dalam
praktiknya sering sulit tercapai secara memuaskan. Karena kurang adanya
kemauan yang sungguh-sungguh dan jujur, untuk memecahkan persoalan-
persoalan tersebut.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Konflik dalam organisasi adalah hal yang tidak bisa dihindarkan, konflik adalah
sarana untuk membuat perubahan. Konflik bisa menjadi masalah serius dalam
sebuah organisasi dan bahkan dapat merusak organisasi itu sendiri, maka harus
segera ditangani dengan baik. Tetapi di pihak lain, konflik dapat membawa
dampak positif bagi organisasi.
Konflik bersifat konstruktif bila konflik dapat memperbaiki kualitas keputusan,
merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong perhatian dan keingintahuan di
kalangan anggota kelompok, menjadi saluran yang merupakan sarana penyampai
masalah dan peredaan ketegangan dan memupuk lingkungan evaluasi-diri serta
perubahan (Robbins,2006:558). Konflik dapat meningkatkan efektivitas kelompok
dan organisasi, dengan adanya rangsangan konflik memulai pencarian upaya-
upaya dan sasaran baru dan memberikan rangsangan untuk berinovasi
(Robbins,2006:574). Oleh karenanya, diperlukan manajemen konflik.

2. Saran
Demikianlah isi makalah kami tentang “Konflik”, atas kekurangan dan kesalahan
kami dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Atas kritik teman-teman dan dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Syariah, kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Rumi. 2016. 8 Pengertian Konflik Menurut Para Ahli. Diakses dari
https://guruppkn.com/pengertian-konflik-menurut-para-ahli. (17 April
2022) pukul 11.32
Celoteh Rimba. ‘Tanpa Tahun’. “Metode Untuk Menangani Konflik Dalam
Organisasi”. Diakses dari
http://rimbaceloteh.blogspot.com/2016/02/metode-untuk-menangani-
konflik.html, pada tanggal 17 April 2022 pukul 12.39

Departemen Agama RI. 2006. Al-Qur’an Dan Terjemahannya: Juz 1 – Juz 30.
Surabaya: Karya Agung.

Kurniawan, Jody. ‘Tanpa Tahun’. Konflik Dalam Perusahaan. Diakses dari


https://www.academia.edu/9333239/Konflik_Dalam_Perusahaan. (17
April 2022) pukul 12.26

Wikipedia. ‘Tanpa Tahun’. Konflik. Diakses dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik. (17 April 2022) pukul 11.25

Anda mungkin juga menyukai