Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Bahasa arab ll
Dzonna waakhowatuha

Dosen pengampu : Baili, M. Pd

Di susun oleh kelompok : 06


Raudhatul jannah
Mardiyanti
YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM ( FEBI)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (ESY)


TAHUN 2022/2

KATA PENGANTAR

1
Puji Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allas Swt. yang telah memberikan ramat
dan karunianya kepada kita semua. Serta shalawat terhantur kepada nabi besar Muhammad
Saw, semoga kelak kita mendapat safaatnya, aminn.
Rasa terimakasih juga penulis hanturkan kepada dosen yang telah mempercayakan
pembuatan makalah ini kepada saya yang berjudul “ dzonna wa akhowatuha ”. Seperti kata
pepatah tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan pembuatan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, sehingga membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak sehingga makalah ini lebih baik nantinya.

Bungo, november 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................4
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian zhona waakhowatuha.......................................................5


B. Macam-macam zhonna waakhowatuha ............................................5
C. Contoh zhonna waakhowatuha ..........................................................8

BAB III PENUTUP............................. .....................................................12


A. Kesimpulan..........................................................................................12
B. Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mampu memberikan pengenalan pesan dalam
sebuah interaksi antara satu dengan yang lainnya. Tujuan utama bahasa tak akan sampai
bilamana ada perbedaan pemaknaan dalam pengenalan simbol-simbol kode bahasa, apalagi
membaca tulisan bahasa tersebutpun tak kunjung sampai dilisan, tak terkecuali salah satu
bahasa terumit dan istimewa yaitu Bahasa Arab.

Kitab merupakan sumber rujukan dalam pemenuh khazanah ilmu keislaman yang banyak
digeluti oleh para penggiatnya. Walaupun, ketika dikritisi, penggunaan kata “kitab” tak lain
bermakna lurus dengan kata “buku” dalam Bahasa Indonesia, tetapi ada ciri khusus ketika
ada seseorang mengatakan kata “kitab” yaitu identitasnya yang tertulis tulisan arab atau
abjadiah arab tanpa adanya alat bantu vokal atau harakat. Maka, menjadi tantangan tersendiri
ketika seseorang disuguhi kitab bertulisan arab gundul untuk sekedar dibaca dan apalagi
mampu memaknai serta memahami makna yang tersurat maupun tersirat dari tulisan tersebut.

Bahasa dan Kitab seperti dua mata koin, tak terpisah. Mulai dari bahasa kitab yang
diidentifikasi kepada Bahasa Arab, dan Bahasa Arab sendiri yang memperkenalkan dirinya
sebagai bahasa istimewa dengan segala keunikan bahkan kesukarannya. Tak ayal, untuk
sekedar membacanya saja dibutuhkan keahlian khusus apalagi sampai mampu memahami
serta menghadirkan karya tulis berbahasa Arab sehingga tulisan tersebut mendapat julukan
sebagai sebuah “Kitab”.

Dalam peroses belajar BMK (Bimbingan Membaca Kitab), orientasi yang dihadirkan adalah
peningkatan kemapuan membaca tulisan arab gundul, disertai dengan metode pembelajaran
cepat amstilati. Dari sekian metode yang ada, amtsilati terpilih sebagai primadona metode
cepat oleh sebagian pelajar Indonesia, hal ini terbukti dengan banyaknya para pendidik yang
menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar di sebuah lembaga, termasuk makalah yang
sekarang sedang disususn ini juga membahas tentang bagaimana metode amtsilati
mengantantar para pelajar untuk mampu membaca rangkaian kalimat tulisan arab tanpa
harakat dengan cepat dan tepat.

B. Rumusan Masalah

4
1. Apa pengertian zhona waakhowatuha?
2. Bagaimana cara menentukan zhona waakhowatuha?
3. Apa saja macam macam zhona waakhowatuha?

C. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui apa itu zhona waakhowatuha
2. Memahami konsep zhona waakhowatuha
3. Mengetahui apa saja contoh zhonna waakhowatuha

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian dzonna wa akhowatuha


Dzonna wa akhwatuha adalah fiil-fiil yang menashabkan mubtada’ dan khobar mubtada’
yang kemudian menjadikan dua maf’ulnya.

5
“Adapun ‫ ظّن‬dan saudara-saudaranya beramal menashabkan mubtada’ dan khobar yang
kemudian menjadi maf’ul keduanya. [1] yaitu ‫( ظننت‬aku menduga);‫( زعمت خلت حسبنت‬aku
menduga); ‫( علمت رأيت ووجدت‬aku telah mengetahui dengan yakin); ‫( وجعلت واّتخذت‬aku
menjadikan); ) ‫سمعت‬aku telah mendengar)”.[2]

Adapun anggota dari dzonna dan saudar-saudarnya ialah sebagai berikut:

‫َظَنْنُت‬ : aku telah menduga

‫َحِس ْبُت‬ : aku telah menduga

‫ِخ ْلُت‬ : aku telah menduga

‫َز َع ْم ُت‬ : aku telah menduga

‫َر َأْيُت‬ : aku telah mengetahui dengan yakin

‫َع ِلْم ُت‬ : aku telah mengetahui dengan yakin

‫َو َج ْدُت‬ : aku telah mengetahui dengan yakin

‫ِاَّتَخ ْذ ُت‬ : aku menjadikan

‫َجَع ْلُت‬ : aku menjadikan

‫َسِم ْع ُت‬ : aku telah mendengar

Contoh:

‫( ُم ْنَطِلٌق َزْيٌد‬Zaid Berangkat) menjadi ‫( ُم ْنَطِلًقا َزْيًدا َظَنْنُت‬Aku telah menduga Zaid telah
berangkat).

6
Dari contoh-contoh diatas bisa dilihat bahwa i’rob mubtada’ dan khobarnya ( ‫ )ُم ْنَطِلٌق َزْيٌد‬yang
tadinya rofa’ berubah menjadi nashab ‫ ُم ْنَطِلًقا َزْيًدا‬setelah kemasukan ‫ َظَنْنُت‬dimana nashabnya
ditandai dengan fathah.

Perlu diketahui, bahwa ‫ ظّن‬dan saudar-saudaranya yang dapat menashabkan mubtada’ dan
khobar itu bukan hanya fi’il madhinya saja, tetapi semua tasrifnya juga, seperti: fi’il mudlori’,
masdar, isim fa’il dan sebagainya.

2. Macam-macam ‫وأخواتها ظّن‬


Bagian bab dari fi’il-fi’il nawashikh dzonna dan saudara-saudaranya, menashabkan
mubtada’ dan khobar sebagai dua maf’ulnya. Fi’il-fi’il pada bab ini terbagi dua, Af’aalul
Quluub dan Af’aalut Tahwiil.

1. Af’aalul Quluub
Dinamakan Af’aalul Quluub karena maknanya berkaitan dengan pekerjaan hati atau
bersumber dari hati bukan pekerjaan anggota badan, seperti mengetahui, mengira, ragu dan
yakin semuanya merupakan pekerjaan yang bersumber dari hati. Secara makna berarti
pekerjaan-pekerjaan yg ada dalam hati seperti mengetahui, meyakini, menyangka, dll.
Af’aalul Quluub dalam hal ini terbagi menjadi empat bagian:

1. Berfaedah YAQIIN (meyakinkan ketetapan khobar), yaitu:

 .WAJADA
‫إّنا وجدناه صابرا‬
(Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar)

 TA’ALLAM.
‫تعلم أن الربا بالء‬
(Ketahuilah sesungguhnya harta riba adalah petaka)

 DAROO

7
‫َو اَل َأْد َر اُك ْم ِبِه‬
(dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu)

2. Berfaedah RUJHAAN (lebih cenderung pada meyakinkan ketetapan khobar), yaitu:


 JA’ALA (bima’na beri’tikad)
‫وجعلوا المالئكة الذين هم عباد الرحمن إناثًا‬

(Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba


Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan)

 HAJAA
‫حجوت الجَّو باردًا‬
(Aku memperkirakan cuaca dingin)

 ‘ADDA,
‫عددت الصديَق أخًا‬
( Aku menganggap teman itu sebagai saudara)

 HAB
‫ وإال فهبني أمرًأ هالكًا‬# ‫فقلت أجرني أبا مالك‬
(Aku Cuma mampu berkata: berilah aku kesempatan sekali lagi wahai Abu Malik!
Jika tidak maka anggaplah aku sesuatu yg binasa)

 ZA’AMA
‫َز َع َم اَّلِذ يَن َكَفُروا َأْن َلْن ُيْبَع ُثوا‬
(Orang-orang yang kafir berdalih bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan)

3. Umumnya berfaedah YAQIIN terkadang juga faedah RUJHAAN yaitu:


 RO’AA
‫ِإَّنُهْم َيَر ْو َنُه َبِع يًدا َو َنَر اُه َقِريًبا‬
(Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami
memandangnya dekat (mungkin terjadi)) RO’AA pertama berfaedah RUJHAAN dan
RO’AA kedua berfaedah YAQIIN.

8
 ‘ALIMA
‫َفاْعَلْم َأَّنُه اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا‬
(Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain
Allah)

4. Umumnya berfaedah RUJHAAN terkadang juga faedah YAQIIN yaitu:


 ZHONNA
‫َفَقاَل َلُه ِفْر َعْو ُن ِإِّني َأَلُظُّنَك َيا ُم وَس ى َم ْسُحوًرا‬
(lalu Fir’aun berkata kepadanya: Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang
yang kena sihir)
Contoh Yaqiin:
‫اَّلِذ يَن َيُظُّنوَن َأَّنُهْم ُم اَل ُقو َر ِّبِه ْم‬
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya)

 KHOOLA
‫ِخ لُت الدراسَة ُم تعًة‬
(Aku menyangka belajar itu adalah bersenang-senang)

 HASIBA
‫حسب المهمُل النجاَح سهًال‬
(Orang iseng mengira kesuksesan itu mudah)

 Alfa
‫َو اَل َتْح َسَبَّن َهَّللا َغاِفاًل َع َّم ا َيْع َم ُل الَّظاِلُم وَن‬
(Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa
yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim)

2. Af’aalut Tahwiil
Secara makna menunjukkan pada perubahan sesuatu, yakni merubah dari satu keadaan
kepada keadaan yangg lain. Oleh karenanya dinamakan juga af’aalut-tashyiir, karena
semua kata kerja pada bagian ini mempunyai arti syuyyiro (menjadikan). Yaitu:

9
 JA’ALA,
‫جعلت الذهب خاتمًا‬
(Aku jadikan emas itu sebuah cincin)

‫وقدمنآ إلى ما عملوا من عمل فجعلناه هبآء منثورا‬


(Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan)

 RODDA
‫َر ّد ِت االستقامُة الوجوَه المظلمة نيرًة‬
(Istiqomah mengembalikan jalan kegelapan kepada terang benderang)

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإْن ُتِط يُعوا َفِريًقا ِم َن اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِكَتاَب َيُر ُّد وُك ْم َبْع َد ِإيَم اِنُك ْم َك اِفِريَن‬
(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang
yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman)

 TAROKA
‫تركت الطالب يبحثون في المسألة‬
(Aku membiarkan siswa-siswa itu membahas suatu masalah)

‫وتركنا بعضهم يومئذ يموج في بعض‬

(Kami biarkan mereka di hari itu[893] bercampur aduk antara satu dengan yang lain)

 ITTAKHODA
‫اتخذت طالَب العلم صديقًا‬
(Aku jadikan pelajar itu sebagai teman)

‫واّتخذ هللا إبراهيم خلياًل‬


(Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya)

10
 SHUYYIRO
‫صيرت الزجاج المعًا‬
(Aku jadikan kaca itu menjadi cermin)

 WAHABA
‫وهبني هللا فداء الحق‬
(Semoga Allah menganugerahiku Fidaaul-haqq (balasan/tebusan kepada yg haq)

‫ ظّن‬dan akhowatnya bisa beramal menashobkan mubtada’ dan khobar selama tidak
diilgho’kan dan dita’liqkan.

 ILGHO’ yaitu membatalkan amal dalam lafadz dan mahal, dikarenakan lemahnya
amil yang berada di tengah atau akhir.

Contoh : ‫َزْيٌد َظَنْنُت َقا ِئٌم‬

‫َزْيٌد َقا ِئٌم َظَنْنُت‬

 TA’LIQ yaitu membatalkan amal secara lafadz bukan dalam mahalnya, disebabkan
adanya lafadz yang harus menjadi permulaan, yang berada di tengah-tengah ‫ ظّن‬dan
dua ma’mulnya.

Contoh : ‫َظَنْنُت َلَزْيٌد َقا ِئٌم‬

CATATAN:

Ta’liq hukumnya wajib jika antara ‫ ظّن‬dan dua ma’mulnya terdapat lam qosam, lam ibtida’,‫َأن‬
dan ‫ما‬Nafi dan istifham.[4]
Sedang Ilgho’ hukumnya jawaz bukan wajib, jika amilnya ada di belakang maka yang lebih
baik adalah Ilgho’, sedangkan kalau berada di tengah, maka terjadi khilaf antara ulama’[5]

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengamalan ‫ ظّن‬menashobkan isim dan menashobkan khobar yang kemudian menjadi maful
keduanya.
Contoh: ‫( َظَنْنُت َزْيًدا َقاِئًم ا‬saya menyangka Zaid berdiri)

Asal sebelum kemasukan ‫ َقا ِئٌم َزْيٌد‬: ‫َظَنْنُت‬

Adapun saudara-saudara ‫ ظّن‬meliputi sebagai berikut:


12
‫ َظَنْنُت‬: aku telah menduga
‫ َحِس ْبُت‬: aku telah menduga
‫ ِخ ْلُت‬: aku telah menduga
‫ َز َع ْم ُت‬: aku telah menduga
‫ َر َأْيُت‬: aku telah mengetahui dengan yakin
‫ َع ِلْم ُت‬: aku telah mengetahui dengan yakin
‫ َو َج ْدُت‬: aku telah mengetahui dengan yakin
‫ ِاَّتَخ ْذ ُت‬: aku menjadikan
‫ َجَع ْلُت‬: aku menjadikan
‫ َسِم ْع ُت‬: aku telah mendengar
Fi’il-fi’il pada ‫ ظّن وأخواتها‬terbagi menjadi dua yaitu, af’aalul qulub dan af’alut tahwil

B. Saran
Dalam pembelajaran bahasa arab, kita dituntut untuk teliti dan teguh karena memang bahasa
arab itu merupakan bahasa dengan aturan dan tata bahasa yang beragam banyak. Tapi tidak
menutup kemungkinan kita yang bukan bangsa arab sendiri bisa lebih memiliki sumbangsih
terhadap perkembangan keilmuan tata bahasa arab.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. Ilmu Nahwu (Terjemahan Matan Al-Jurumiyan dan Imrithy). Bandung: Sinar
Baru Algesindo. 1995.
Lil Imam Abi Abdillah Muhammad bin Abdillah bin Malik Al-Andalusia, Kitab Al-
Fiyyah Ibnu Malik, Kediri: Peloso.
Shofwan, M. Sholehuddin. Al-ajjurumiyah. Jombang: Darul Hikmah, 2014.

13
14

Anda mungkin juga menyukai