Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA ARAB

“Inna Wa Akhwatuha”

Dosen Pengampu: Baili M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5

Muzaliman Karim

Agung Setia Budi

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (ESY)

MUARA BUNGO

3/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim….
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk bahan
mata kuliah Bahasa Arab. Dalam makalah ini kami sebagai penyusun menyajikan
persoalan “Inna Wa Akhwatuha”.
Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan untuk masa yang akan datang.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
penulis maupun para pembaca serta dapat menambah wawasan tentang “Inna Wa
Akhwatuha”.

Bungo, 4 November 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... I

KATA PENGANTAR .................................................................................... II

DAFTAR ISI ................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1

C. Tujuan Pembahasan .......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Pengertian Inna Wa Akhwaatuha .................................................... 2

B. Inna dan saudara-sudaranya ............................................................ 3

C. Fungsi Inna dan saudara-saudaranya.............................................. 3

D. Contoh Inna dan saudara-saudaranya ............................................ 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9

A. Kesimpulan ......................................................................................... 9

B. Saran ................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesungguhnya bahasa arab dan nahwu adalah suatu sarana untuh mengetahui
alqur’an dan sunnah Rasulullah s.a.w. keduanya bukanlah termasuk dari ilmu-ilmu
syar’i akan tetapi wajib hukumnya mendalami ilmu tersebut karena syari’ah ini
datang dengan bahasa arab dan setiap syari’ah tidak akan nampak kecuali dengan
suatu bahasa. (Imam Al-Ghazali).
Dari penjelasan di atas, maka nampaklah bahwa bahasa arab sangatlaah urgen
untuk dipelajari, dipahami dan diamalkan. Dan untuk dapat memahami bahasa arab,
kita perlu mendalami ilmu nahwu, sharaf serta ilmu balagha. Tetapi yang menjadi
tantangan global para pelajar sekarang. Mereka ingin dengan mudahnya dapat
berbahasa tanpa mengetahui seluk-beluk dari ilmu tersebut terutama pada nahwu
dan sharafnya. Sehingga saat mereka menemukan keganjalan-keganjalan dalam al-
qur’an, mereka akan heran. Dan akhirnya timbullah argumen-argumen dan bahkan
laris terpasarkan buku-buku mengenai kejanggalan-kejanggalan bahasa dalam al-
qur’an. Dan mereka yang harus membaca meresapi tanpa menganalisa, akan
memahami bahwa terdapat beberapa kaidah-kaidah bahkan bahasa-bahasa dalam
al-qur’an yang salah.
Maka dari itu, kami membuat makalah ini untuk jadi tuntunan para
mahasiswa yang bertemakan “Inna Wa Akhwatuha”. Oleh karenanya, perlu sebuah
kajian menyeluruh untuk menguraikan persoalan-persoalan hukumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inna waa akhwatuha?
2. Apa saja saudara-saudaranya inna waa akhwatuha?
3. Apa contohnya inna waa akhwatuha?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian inna waa akhwatuha.
2. Untuk mengetahui saudara-saudranya inna waa akhwtuha.
3. Untuk mengetahui contoh-contoh inna waa akhwatuha.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inna Waa Akhwatuha


Inna wa akhwatuhaadalah partikel yang memasuki konstruksi mubtada’ dan
khabar (kalimat nominal), yang menashabkan yang pertama dan menjadikan
isimnya serta merafa’kan yang ke-dua dan menjadikan khabar baginya. Inna wa
akhwatuha disebut sebagai huruf nasikh karena menghapus atau merubah suatu
ketentuan/hukum. Adapun huruf-hurufnya antara lain ‫ إن‬dengan hamzah yang
dikasrah dan nun yang ditasydid, ‫ أن‬dengan hamzah difathah dan nun ditasydid, ‫كأن‬
dengan nun ditasydid, ‫ لكن‬dengan nun yang ditasydid juga, serta ‫ ليت‬dan ‫( لعل‬Isma’il
2000:114).
Inna dan saudaranya (wa akhwatuha) adalah amil nawasikh (faktor perusak)
yang dapat merubah i’rab dan makna kalimat mubtada’ khobar atau kalimat
nominal, berfungsi menashabkan isim pertama (mubtada’) sebagai isimnya, dan
merafa’kan isim kedua (khabar) sebagai khabarnya inna.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam kitab Syarh Alfiyyah ibnu
Malik al-Mujalladu ats-Tsani menjelaskan tentang inna dan saudaranya
sebagaimana berikut:

َ ‫ والر ْف ُع الذِى ِفى ال َخ َب ِر لَي‬،‫ب ال ُم ْبتَ َدأَ َوت َْرفَ ُع ال َخ َب َر‬


‫ْس ه َُو الر ْف َع‬ ِ ‫تَ ْن‬: ‫ِإن َوأَخ ََوات ُ َها‬
ُ ‫ص‬
‫ َب ْل ه َُو َر ْفع ُم َجدد‬،"‫األَو َل الذِى َكانَ َق ْب َل دُ ُخو ِل " ِإن‬
Artinya: inna wa akhwatuha (dan saudaranya) adalah amil yang menashobkan
mubtada’ dan merofa’kan khobar, rofa’nya khobar ini bukanlah rofa’ saat sebelum
kemasukan inna, melainkan i’rab rafa’ yang mujaddad (baru).
Contohnya kalimat ‫غفُور‬
َ ‫ّللا‬
َ ٰ ‫( ِإن‬sesungguhnya Allah Maha Pengampun), maka
rofa’nya lafadz ‫غفُور‬
َ bukanlah i'rab rofa’ ketika ia menjadi khabarnya mubtada’,
tetapi i’rab tersebut adalah mujaddad (baru) sebagai isimnya huruf inna. Pernyataan
ini merupakan pendapat tandingan untuk sebagian ulama yang mengatakan bahwa
rofa’nya lafadz ‫غفُور‬
َ sebab menjadi khabarnya mubtada’.
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa inna dan saudaranya (wa
akhwatuha) adalah huruf yang masuk pada kalimat nominal (mubtada' khobar), dan
merubah mubtada’ yang semula marfu’ (dibaca rafa’) menjadi manshub (dibaca

2
3

nashab) sebagai isimnya inna. Sedangkan khabar tetap dalam keadaan marfu’
sebagai khabarnya inna wa akhwatuha.
B. Inna dan Saudara-saudaranya (Akhwatuha)
Ada sedikit perbedaan pendapat di antara ulama ahli nahwu dalam
menyebutkan inna dan saudara-saudaranya. Menurut Imam ibnu Malik, inna dan
saudaranya secara keseluruhan ada 6 macam huruf yang disebutkan dalam nadzam
Alfiyyah berikut ini:
َ ‫س َما ِل َكانَ مِ ْن‬
‫ع َمل‬ َ ‫ِ ِِلن أَن لَيْتَ ٰلكِن لَعَل ۞ َكأَن‬
ُ ‫ع ْك‬
“Dalam kaitan amal inna (‫)إِن‬, anna (‫)أَن‬, laita ( َ‫)لَيْت‬, lakinna (‫)كِن‬, la’alla (‫)لَعَل‬,
dan ka’anna (‫ ) َكأَن‬itu kebalikan dari amal kana, yaitu menashabkan mubtada’ dan
merafa’kan khabar”.
Sedangkan menurut Imam Sibawaih inna dan saudaranya secara keseluruhan
ada 5 macam huruf. Jumlah ini didasarkan mengingat huruf ‫ ان‬maftuhah (dibaca
fathah hamzahnya) dan ‫ ان‬maksurah (dibaca kasrah hamzahnya) merupakan satu
bagian yang sama. Sebab pada hakikatnya ‫ ان‬maftuhah itu adalah ‫ ان‬maksurah,
sebagaimana penjelasan yang akan datang.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan saudara-saudaranya inna adalah:
1. Inna/anna (‫أَن‬/‫)إِن‬, artinya sesungguhnya. Contohnya kalimat ‫إِن زَ ْيدًا ُمجْ تَ ِهد‬
(sesungguhnya Zaid itu rajin).
2. Laita ( َ‫)لَيْت‬, artinya seandainya. Contohnya ‫عائِد‬ َ َ‫( لَيْتَ الشب‬seandainya masa
َ ‫اب‬
muda kembali).
ٰ artinya tetapi. Seperti kalimat ‫( زَ يْد َجاهِل ٰلكِنهُ ُم ْجت َ ِهد‬Zaid itu
3. Lakinna (‫)لكِن‬,
tidak pintar, tetapi ia orang yang rajin).
4. La’alla (‫)لَعَل‬, artinya semoga, mudah-mudahan. Contohnya seperti ‫لَعَل‬
‫َازل‬ َ ‫( ال َم‬semoga hujan turun).
ِ ‫ط َر ن‬
5. Ka’anna (‫) َكأَن‬, artinya seperti, seakan-akan. Misalkan kalimat ‫َكأَن فَاطِ َم َة بَدْر‬
(seakan-akan Fathimah itu purnama).
C. Fungsi Inna dan Saudaranya
Inna dan saudaranya tidak hanya menjadi partikel yang merubah i’rab suatu
kalimat, tetapi juga memberikan pengaruh terhadap makna kalimat (mubtada’
khobar) yang dimasukinya. Oleh karena itu, menjadi penting untuk diketahui
4

tentang fungsi inna dan saudaranya (wa akhwatuha) sebagaimana penjelasan


berikut ini.
1. Inna atau anna (‫ إِن‬atau ‫)أَن‬
Inna atau anna (‫ ِإن‬atau ‫ )أَن‬adalah huruf nawasikh yang berfungsi untuk
menguatkan kalimat nominal (jumlah ismiyah).
ِ ‫ف ت َْوكيد ت َ ْن‬
‫صبُ االس َْم َوت َْرفَ ُع ال َخ َب َر‬ ُ ‫َح ْر‬
Artinya: inna atau anna adalah huruf taukid (penguat) yang menashabkan
isim dan merafa’kan khabar.
Misalkan kalimat ‫( زَ يْد ُمجْ تَ ِهد‬Zaid itu rajin), perkataan seperti ini sifatnya masih
berupa kabar, bisa benar bisa juga salah. Ketika hendak menguatkan perkataan
tersebut maka ucapkanlah ‫( ِإن زَ ْيدًا ُمجْ تَ ِهد‬sesungguhnya Zaid itu rajin), huruf ‫ ِإن‬pada
kalimat barusan adalah huruf yang berfungsi menguatkan bahwa Zaid itu benar-
benar orang yang rajin.
2. Laita ( َ‫)لَيْت‬
Laita ( َ‫ )لَيْت‬adalah huruf yang berfungsi untuk tamanni (‫)تمنى‬, mengharapkan
sesuatu yang sulit terjadi, bahkan tidak mungkin itu terjadi.
‫ف ت َ َمن َيت َ َعل ُق ِبال ُم ْستَحِ ْي ِل غَا ِلبًا‬
ُ ‫َح ْر‬
Artinya: laita ( َ‫ )لَيْت‬adalah huruf tamanni (pengharapan) berkenaan dengan
sesuatu yang mustahil terjadi pada umumnya.
Contoh penggunaan laita ( َ‫ )لَيْت‬seperti dalam syair Arab berikut ini:
ُ‫اب يَعُ ْودُ يَ ْو ًما ۞ فَأ ُ ْخبِ َرهُ بِ َما فَعَ َل ال َم ِشيْب‬
َ َ‫أ َ َال لَيْتَ الشب‬
“Seandainya masa muda kembali satu hari saja, maka akan kuberitahukan
penyesalan orang yang sudah tua”.
Di dalam Al-Qur’an juga banyak ditemukan penggunaan laita ( َ‫)لَيْت‬, di
antaranya seperti dalam ayat berikut ini:
ً ِ‫سب‬
‫يل‬ ُ ‫علَ ٰى يَدَ ْي ِه يَقُو ُل يَا لَ ْيتَنِي ات َخذْتُ َم َع الر‬
َ ‫سو ِل‬ َ ‫َويَ ْو َم يَعَض الظا ِل ُم‬
Artinya: Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua
tangannya, seraya berkata: “Aduhai seandainya (dulu) aku mengambil jalan
bersama-sama Rasul”, (QS. Al-Furqan: 27).
3. Lakinna (‫ٰ)لكِن‬
Lakinna (‫ ٰ)لكِن‬adalah saudaranya inna yang memiliki fungsi istidrak (‫)إستدراك‬,
yaitu untuk menyusuli perkataan sebelumnya.
5

‫يَثْبُتُ ِل َما بَ ْعدَهُ ُح ْك ًما‬: ‫ أي‬، َ‫اِل ْستِد َْراك‬


ِ ُ‫ يُ ِف ْيد‬،‫اِلس َْم َويَ ْرفَ ُع ال َخبَ َر‬ ِ ‫َح ْرف نَاسِخ مِ ْن أ َ ْخ َوا‬
ِ ‫ت إِن يَ ْن‬
ِ ُ‫صب‬
ُ‫ُمخَا ِلفًا ِل ُح ْك ِم َما قَ ْبلَه‬
Artinya: lakinna (‫ ٰ)لكِن‬adalah huruf nasikh dari saudaranya inna yang
menashabkan isim dan merafa’kan khabar, berfungsi sebagai istidrak (‫)إستدراك‬,
artinya menetapkan hukum perkataan sesudah lakinna (‫ ٰ)لكِن‬yang berselisih dengan
hukum perkataan sebelumnya. Contoh penggunaan lakinna (‫ ٰ)لكِن‬seperti dalam
kalimat ‫ َما زَ يْد بِقَائِم لَكِنهُ قَاعِد‬Artinya: “Zaid tidak berdiri, tetapi ia duduk”
Dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 37 Allah SWT berfirman:
َ‫علَ ٰى أ َ ْن يُن َِز َل آيَةً َو ٰلَكِن أَ ْكثَ َرهُ ْم َال يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫َوقَالُوا لَ ْو َال نُ ِز َل‬
َ ‫علَ ْي ِه آيَة مِ ْن َربِ ِه قُ ْل إِن ّللاَ قَادِر‬
Artinya: Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak
diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui", (QS. Al-An’am: 37).
Lafadz ‫ ٰل ِكن‬pada ayat di atas merupakan saudaranya inna yang menashabkan
‫ أ َ ْكثَ َرهُ ْم‬sebagai isimnya, dan merafa’kan َ‫ َال يَ ْعلَ ُمون‬menjadi khabarnya. Berfungsi untuk
menyusuli kalimat yang terjatuh sebelum ‫لكِن‬.ٰ
4. La’alla (‫)لَ َعل‬
La’alla (‫)لَعَل‬ adalah saudara inna yang berfungsi menunjukkan
makna tarojji (mengharapkan sesuatu yang disenangi) dan tawaqqu’
(mengharapkan sesuatu yang tidak disenangi atau dikhawatirkan).
َ ‫ َوه‬،‫صبُ االس َْم َوت َْرفَ ُع ْال َخبَ َر‬
َ ‫ِي تُفِيدُ الت َر ِج‬
‫ي فِى‬ ِ ‫ع َم َل " ِإن "ت َ ْن‬ َ ‫ يَ ْع َم ُل‬،‫مِ نَ ْال ُح ُروفِ ْال ُمشَب َه ِة بِال ِف ْع ِل‬
‫ب َوالت َوق َع ل ِْْل َ ْم ِر ال َم ْك ُر ْو ِه‬
ِ ‫األ َ ْم ِر ال َم ْحب ُْو‬
Artinya: la’alla (‫ )لَ َعل‬adalah termasuk kategori huruf yang menyerupai fi’il
(kata kerja), yang beramal seperti amalnya inna, yaitu menashabkan isim
merafa’kan khabar, dan ia berfungsi untuk mengharapkan sesuatu yang disenangi
terjadi dan yang tidak disenangi.
Contoh kalimat bahasa Arab dengan menggunakan partikel la’alla (‫)لَ َعل‬
sebagaimana berikut:
• َ ‫اصل َهذَا ْال َم‬
‫سا َء‬ َ ‫ لَ َعل ْال ُم‬: semoga musafir itu tiba sore ini.
ِ ‫ساف َِر َو‬
• ‫حادِر‬ َ ‫ لَعَل ال َم ْحب ُْوبِي‬: semoga kekasihku datang.
• ‫ لَعَل خَا ِلدًا هَالِك‬: mudah-mudahan Khalid binasa.
6

Contoh pertama dan kedua pada kalimat di atas adalah contoh penggunaan
la’alla (‫ )لَعَل‬dengan makna tarojji (mengharap terjadinya perkara yang disukai),
sedangkan pada contoh ketiga merupakan penggunaan la’alla (‫ )لَعَل‬untuk sesuatu
yang tidak disukai terjadi.
Catatan: sebagian ulama ahli nahwu ada yang menyebutkan tawaqqu’
dengan istilah al-isyfaq (‫)اِلشفاق‬, artinya al-khouf (‫)الخوف‬, yaitu kekhawatiran atau
ketakutan.
Selain menunjukkan atas makna tarojji dan tawaqqu’, la’alla (‫ )لَعَل‬juga
memiliki fungsi ta’lil (‫)تعليل‬, yaitu penjelasan sebab (alasan). Dan ini banyak
digunakan dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an, di antaranya:
َ‫ّللا لَ َعل ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
َ ‫َواتقُوا‬
Artinya: dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung, (QS. Al-Baqarah:
189).
َ‫َواتقُوا ّللاَ لَعَل ُك ْم ت ُ ْر َح ُمون‬
Artinya: dan takutlah terhadap Allah supaya kamu mendapat rahmat, (QS. Al-
Hujurat: 10).
Akan tetapi, sebagian orang Arab ada yang menjadikan ‫ لَ َعل‬yang
bermakna ta’lil seperti huruf jar, tidak beramal sebagaimana amalnya inna.
Contohnya seperti dalam syair Arab berikut:
ْ ‫أُدْعُ أ ُ ْخ َرى َو‬
ُ‫ارفَ ِع الص ْوتَ َج ْه َرة ً ۞ لَعَل أَبِى المِ ْغ َو ِار مِ ْنكَ قَ ِريْب‬
“Panggillah kembali dan keraskan suaramu, barangkali Abu Mighwar dekat
denganmu”.
Jika huruf ‫ لَ َعل‬pada syair di atas beramal sebagaimana inna, seharusnya
diucapkan ‫( أَبَا المِ ْغ َو ِار‬dii’rabi dengan harakat fathah). Namun huruf ‫ لَعَل‬tersebut
diberlakukan sebagaimana huruf jar, sehingga pelafadzannya ‫( أَبِى المِ ْغ َو ِار‬dii’rabi
dengan harakat kasrah).
5. Ka’anna (‫) َكأَن‬
Saudaranya inna yang terakhir yaitu ka’anna (‫) َكأَن‬, yang memiliki
fungsi tasybih (‫)تشبيه‬, artinya persamaan atau penyerupaan.
َ‫يُفِيدُ الت ْشبِيه‬, ‫صبُ االس َْم َويَ ْرفَ ُع ال َخبَ َر‬
ِ ‫"يَ ْن‬: ‫ع َم َل "إِن‬
َ ‫َح ْرف ُمشَبه بِال ِف ْع ِل يَ ْع َم ُل‬
7

Artinya: ka’anna adalah huruf yang menyerupai fi’il (kata kerja), yang
beramal seperti amalnya inna, yaitu menashobkan isim merofa’kan khobar, dan ia
berfungsi sebagai tasybih (penyerupaan).
َ َ ‫( َكأَن فُ َلنًا أ‬Seakan-akan Fulan itu singa). Maka huruf ‫َكأَن‬
Misalnya kalimat ‫سد‬
pada kalimat barusan difungsikan untuk menyerupakan Fulan dengan singa, artinya
sama-sama pemberani. Contoh lain penggunaan ka’anna (‫ ) َكأَن‬adalah syair Arab di
bawah ini:
ُ‫ت لَ ْم يَ ْبدُ مِ ْن ُهن ك َْو َكب‬ َ ‫َكأَنكَ ش َْمس َوال ُملُوكَ ك ََواكِبُ ۞ إِذَا‬
ْ َ‫طلَع‬
“Seakan-akan engkau adalah matahari, dan raja-raja adalah bintang-bintang. Ketika
engkau terbit tidak ada bintang yang muncul dari mereka”.
Selain bermakna tasybih (penyerupaan), ka’anna (‫ ) َكأَن‬juga memiliki
fungsi zhan (‫)ظن‬, artinya dugaan atau kecurigaan, dan taqrib (‫)تقريب‬, yaitu
perkiraan. Sebagian maqolah mengatakan zhann (‫ )ظن‬dan syakk (‫ ;)شك‬kecurigaan
dan keraguan.
D. Contoh Inna dan Saudaranya
Supaya lebih menunjang lagi penjelasan-penjelasan yang telah disampaikan.
Sekarang coba perhatikan beberapa contoh inna dan saudaranya dalam kalimat
berikut ini:
• ‫اِلس َْل َم ِد ْي ُن الس َل ِم‬
ِ ‫ إِن‬: sesungguhnya Islam adalah agama keselamatan.
• ‫َاجح‬ ِ ‫ أ ُ ْخبِ ْرتُ أَن زَ ْيدًا ن‬: saya mendapat kabar bahwa sesungguhnya Zaid menjadi orang
sukses.
• ُ ُ ‫ت ْال َح َياة‬
‫س ُر ْو ًرا َو ُحبًّا‬ َ ‫ لَيْتَ الش ُر ْو َر ِبد ُْو ِن نُقَاط َو ْال َح َر‬: Andaikan
ِ َ‫ب ِبد ُْو ِن َراء لَكَان‬
kata Syurur tanpa titik dan kata Harb tanpa Ro', hidup akan penuh keceriaan dan
cinta.
• ‫ لَعَل زَ ْيدًا فَ ْوز‬: mudah-mudahan Zaid menang.
• ُ ‫ ُم َحمد ا ُ ِمي لَكِن ُم َحمدً َر‬: Muhammad itu ummiy tetapi Muhammad itu rasul.
‫س ْول‬
• ‫ َكأَن الع ِْل َم نُ ْور‬: seakan-akan ilmu itu cahaya.
Contoh inna dan saudaranya dalam Al Qur'an surat Al Baqarah:
• َ ‫علَ ٰى ُك ِل‬
‫ش ْىء قَدِير‬ َ ‫ٱّلل‬
َ ‫ ِإن‬: Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu, (Al
Baqarah 2:20).
8

• ‫ت أَن لَ ُه ْم َج ٰنت تَ ْج ِرى مِ ن تَحْ تِ َها ْٱأل َ ْن ٰ َه ُر‬ ٰ ‫عمِ لُوا‬


ِ ‫ٱلص ِل ٰ َح‬ َ ‫ َو‬: dan berbuat baik, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, (Al Baqarah
2:25).
• ‫ورهَا َو ٰلَكِن ْٱل ِبر َم ِن ٱتقَ ٰى‬ ُ ‫ْس ْٱل ِبر ِبأَن ت َأْتُوا ْٱلبُيُوتَ مِ ن‬
ِ ‫ظ ُه‬ َ ‫ َولَي‬: Dan bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah
kebajikan orang yang bertakwa, (Al Baqarah 2:189).
ْ َ‫عن ُكم ِمن بَ ْع ِد ٰذَلِكَ لَعَل ُك ْم ت‬
• َ‫ش ُك ُرون‬ َ ‫ ثُم‬: Kemudian sesudah itu Kami maafkan
َ ‫عف َْونَا‬
kesalahanmu, agar kamu bersyukur, (Al Baqarah 2:52).
• َ‫ور ِه ْم َكأَن ُه ْم َال يَ ْعلَ ُمون‬ َ َ ‫ب ِك ٰت‬
ُ ‫ب ٱّللِ َو َرآ َء‬
ِ ‫ظ ُه‬ َ َ‫ مِ نَ ٱلذِينَ أُوتُوا ْٱل ِك ٰت‬: sebahagian dari orang-orang
yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya,
seolah-olah mereka tidak mengetahui, (Al Baqarah 2:101)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inna wa akhwatuhaadalah partikel yang memasuki konstruksi mubtada’ dan
khabar (kalimat nominal), yang menashabkan yang pertama dan menjadikan
isimnya serta merafa’kan yang ke-dua dan menjadikan khabar baginya. Inna wa
akhwatuha disebut sebagai huruf nasikh karena menghapus atau merubah suatu
ketentuan/hukum. Adapun huruf-hurufnya antara lain ‫ إن‬dengan hamzah yang
dikasrah dan nun yang ditasydid, ‫ أن‬dengan hamzah difathah dan nun ditasydid, ‫كأن‬
dengan nun ditasydid, ‫ لكن‬dengan nun yang ditasydid juga, serta ‫ ليت‬dan ‫لعل‬.
B. Saran
Kekurangan dalam pembuatan makalah ini tentu sangat dirasakan oleh
pembaca, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik yang dapat membantu
pemakalah dalam penulisan-penulisan ilmiah selanjutnya. Materi yang
disampaikan oleh penyusun hanyalah sebagian kecil dari begitu banyak materi yang
ada, karenanya kami mengharapkan pembaca untuk mencari referensi lebih banyak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, N., Qutni, D., & Amrullah, N. A. (2020). INNA WA AKHWATUHA


DALAM ALQURAN JUZ 26-30 (ANALISIS SINTAKSIS). Lisanul Arab:
Journal of Arabic Learning and Teaching, 9(2), 81-88.
Nahwu Shorof. https://www.maskuns.my.id/2022/05/inna-dan-saudaranya.html

10

Anda mungkin juga menyukai