Universitas Muslim Indonesia: Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia: Fakultas Teknologi Industri
BAB I
PENDAHULUAN
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
(m1 = m2). Maka keduanya akan diam. Alat ini di ciptakan oleh George Atwood
pada tahun 1870 sebagai alat eksperimen.
Akan tetapi jika massa benda m 2 lebih besar dari pada massa benda m 1
maka (m2 > m1 ), maka massa m1 akan ditarik oleh benda m2. Pada percobaan
pesawat Atwood akibat suatu gaya baik bumi menurut hukum II newton yang
berbunyi apabila ada gaya yang dapat bekerja pada suatu benda yang akan
mengalami sesuatu pada percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya, maka
benda akan mengalami suatu percepatan. Pesawat Atwood merupakan alat
eksperimen yang digunakan untuk mengamati hukum mekanika gerak yang berubah
beraturan.
Gerak benda ditinjau tapa memperhatikan penyebab, bila gerak dapat
diperhatikan, tinjauan gerak disebut dinamika melibatkan besaran-besaran fisika
yang disebut gaya. Gaya adalah suatu besaran atau dorongan yang dapat
menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik / didorong
maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat berubah. Gaya
merupakan penyebab terjadinya gerakan termasuk besaran vektor, karena gaya
mempunyai besar arah.(J Purwanto, 2013)
Jika gaya pada sistem gerak sulit untuk diketahui maka dapat ditinjau
pesawat Atwood dengan persamaan Lagrange. Persamaan Lagrange ini meninjau
sistem dari segi energi total, yakni energi kinetik dan energi potensial. Aplikasi
pesawat Atwood yaitu katrol dalam lift/elevator di atur sedemikian rupa sehingga
dapat digerakkan untuk mengangkut beban berat dengan tenaga yang cukup kecil.
Galileo menyimpulkan jika tidak ada gaya diberikan pada benda yang bergerak,
banda itu akan terus bergerak dengan laju konstan pada lintasan yang luas, dan
benda akan melambat hanya jika ada benda yang diberikan padanya. Berdasarkan
penemuan ini, Isaac Newton (1642-1727) membangun teori geraknya yang
terkenal dan dirangkum dalam “Tiga Hukum Gerak” (Giancoli, 2021)
Dalam percobaan bidang atwood terdapat gerakan terdapat gerakan lurus
beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Gerak lurus
beraturan (GLB) merupakan gerakan garis lurus dengan kecepatan tetap,
sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali
waktu. Sedangkan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerakan lurus
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
arah horizontal dengan kecepataan yang berubah setiap saat karena akselerasi
yang tetap.
2.2 Hukum Newton
Hukum newton adalah tiga rumusan dasar dalam fisika yang menjelaskan
dan memberikan gambaran tentang kaitan gaya yang bekerja dengan gerak yang
terjadi pada suatu benda. Kata Newton berasal dari ilmuan yang menemukan dan
memperkenalkannya yaitu Sir Isaac Newton, ketiga hubungan tersebut di
rangkum dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica. Hukum
Newton dijelaskan untuk meneliti dan mengamati gerak dalam berbagai mekanisme
maupun sistem. Hukum juga dapat membuat kita paham mengenai hukum gaya
yang bekerja dengan gerakan yang terjadi pada benda yang berkaitan mengenai
suatu gaya dan gerak pada permukaan benda.
1. Hukum Newton I
Newton mengatakan bahwa “ Jika resultan gaya pada suatu benda sama
dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak
akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”. Kesimpulan Newton tersebut
dikenal sebagai hukum I Newton.
∑F = 0 .........................................................................................(2.2.1)
∑F = m.a ........................................................................................(2.2.2)
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
momentum. Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang
menyebabkan gaya.
Hukum ini dikenal dengan hukum Aksi Reaksi. Hukum ini dirumuskan sebagai
berikut.
2.3 Gaya
Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang akan mempercepat atau
memperlambat gerak suatu benda.
......
F=m.a
.....................................................................................(2.2.4)
Fg = μg x N ..............................................................................(2.2.5)
W =9(m................................
xg ................................................................. (2.2.6)
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
sebagainya. Di sekitar benda bermuatan listrik terdapat medan listrik, demikian juga
halnya dengan benda yang bermuatan listrik statis ( tidak mengalir ) Medan listrik
merupakan daerah di sekitar benda bermuatan listrik, di mana gaya listrik berupa
tarikan masih bekerja. Benda-benda tertentu yang berada di dalam medan listrik
akan ditarik oleh benda yang bermuatan listrik tertentu. Adapun contoh dari gaya
listrik misalnya pada sisir dan penggaris plastik yang telah digosok dengan rambut
kering, sehingga dapat menarik sobekan kertas-kertas kecil.
2.4 Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan atau arah dalam selang waktu
tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor, tiap benda yang mengalami
perubahan kecepatan baik besarnya saja atau arahnya saja atau kedua-duanya akan
mengalami percepatan. Dalam kehidupan sehari-hari, sulit menemukan benda atau
materi yang bergerak dengan kecepatan yang konstan. Misalnya saat kalian
berangkat ke sekolah, tentunya kalian berjalan dengan kecepatan tertentu. Kalian
bisa saja berjalan lambat, cepat atau terkadang lambat terkadang cepat.
Jika kalian berjalan semakin lama semakin cepat berarti kalian melakukan
percepatan. Namun, jika kalian berjalan semakin lama semakin lambat berarti kalian
melakukan perlambatan. Dari fenomena percepatan dan perlambatan tersebut, ada
satu hal yang menghubungkan keduanya, yaitu adanya perubahan kecepatan.
Jadi, perlambatan dan percepatan pada intinya adalah sama, yaitu
menunjukkan perubahan kecepatan setiap waktu, sehingga dapat disimpulkan
bahwa: Percepatan (acceleration) adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu
tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor, sehingga nilainya dapat berharga
positif atau negatif. Percepatan yang berharga negatif disebut perlambatan.
Sedangkan percepatan yang berharga positif disebut percepatan saja. Sedangkan
percepatan yang berharga positif disebut percepatan saja.
2.5 Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa garis lurus.
Jenis gerak ini disebut juga disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang
waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama besar. Jenis gaya ini
disebut suatu translasi beraturan pada rentang waktu yang sama terjadi
perpindahan yang besarnya sama.
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
a = ∆v ....................................................................(2.2.7)
∆t
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
s = v0.t ½.a.t2
........................................................................(2.2.8)
X = X0 + at ...................................................................(2.2.9)
bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taksi. Sebaliknya jika
benda diam (Kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakkan jika massanya
besar. Misalnya jika kita menendang bola, tenis meja dan bola sepak dengan gaya
yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat. Dalam gerak
rotasi ini “ massa” benda tegar dikenal dengan julukan Momen Inersia alias MI.
Momen Inersia dalam Gerak Rotasi mirip dengan massa dalam gerak lurus. Kalau
massa dalam gerak lurus menyatakan ukuran kemampuan benda untuk
mempertahankan kecepatan linier (Kecepatan linier = Kecepatan gerak benda
pada lintasan lurus), maka momen inersia dalam gerak rotasi menyatakan ukuran
kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut (Kecepatan sudut =
Kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi, disebut sudut karena dalam
gerak rotasi benda mengitari sudut) makin besar momen inersia suatu benda,
makin sulit membuat benda itu berputar alias berotasi sebaliknya, benda yang
berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya besar.
2.7 Gerak Jatuh Bebas
Salah satu contoh gerak yang paling umum mengenai gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) adalah benda yang mengalami jatuh bebas dengan jarak yang
tidak jauh dari permukaan tanah. Kenyataan bahwa benda yang jatuh mengalami
percepatan, mungkin pertama kali tidak begitu terlihat. Sebelum masa Galileo orang
mempercayai pemikiran bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dari benda
yang lebih ringan, dan bahwa laju jatuh benda tersebut sebanding dengan berat
benda itu. Galileo menemukan bahwa semua benda akan jatuh.
Dengan percepatan konstan yang sama jika tidak ada udara atau hambatan
lainnya, menyatakan bahwa untuk semua benda yang jatuh dari keadaan diam
jarak yang ditempuh akan sebanding dengan kuadrat waktu. Untuk memperkuat
penemuan bahwa laju benda yang jatuh bertambah ketika benda itu jatuh, Galileo
menggunakan argumen yang cerdik. Sebuah batu yang berat dijatuhkan dari
ketinggian 2 m akan memukul sebuah tiang pancang lebih dalam ke tanah
dibandingkan dengan batu yang sama tetapi dijatuhkan dari ketinggian 0,2 m.
Jelas, batu tersebut bergerak lebih cepat dari ketinggian yang pertama. Galileo
juga menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan jatuh dengan percepatan
yang sama, jika tidak ada udara (Hampa udara)
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Jika kalian memegang selembar kertas secara horizontal pada satu tangan
dan sebuah benda yang lebih berat, misalnya sebuah bola ditangan yang lain dan
melepaskan kertas dan bola tersebut pada saat yang sama. Galileo yakin bahwa
udara berperan sebagai hambatan untuk benda – benda yang sangat ringan memiliki
permukaan yang luas tetapi pada banyak keadaan biasa, hambatan udara ini bisa di
abaikan. Pada suatu ruang dimana udara telah dihisap, maka benda ringan seperti
bulu atau selembar kertas yang dipegang horizontal akan jatuh dengan percepatan
yang sama seperti benda yang lain. Demonstrasi pada ruang hampa udara seperti ini
tidak ada pada masa Galileo, yang membuat keberhasilan Galileo lebih hebat lagi.
Galileo sering disebut ”Bapak Sains Modern”.
Tidak hanya disebabkan isi dari sainsnya (Penemuan Astronomi, Inersia,
Jatuh bebas), tetapi juga gaya atau pendekatannya terhadap sains (Idealisasi dan
penyederhanaan, Matematisasi teori, Teori yang memiliki hasil yang dapat diuji,
Eksperimen untuk menguji ramalan teoritis) sumbangan Galileo yang spesifik
terhadap pemahaman kita mengenai gerak benda. Jatuh bebas dapat dirangkum
seperti berikut. ”Pada suatu lokasi tertentu di bumi dan dengan tidak adanya
hambatan udara, semua benda jatuh percepatan konstan yang sama”.
Kita menyebut percepatan ini percepatan yang di sebabkan oleh gravitasi
pada bumi dan diberi simbol dengan g, besar percepatan gravitasi kira- kira g =
9,80 m/s2. Besar percepatan gravitasi g sedikit bervariasi menurut garis lintang
dan ketinggian,. Efek hambatan udara sering kali kecil, dan sering kita abaikan.
Bagaimanapun hambatan tampak, bahkan pada benda yang cukup berat jika
kecepatannya besar. Ketika membahas benda-benda yang jatuh bebas kita bisa
memakai persamaan di mana untuk a kita gunakan nilai g yang telah diberikan.
Selain itu, karena gerak itu vertikal kita akan mengganti x dengan y dan
menempatkan y0 di tempat x0. Kita ambil y0 = 0, kecuali jika ditentukan lain
tidak masalah apakah kita memilih y positif pada arah ke atas atau pada arah ke
bawah, yang penting kita harus konsisten sepanjang penyelesaian soal.
2.8 Besaran Dan Satuan
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai yang
dapat dinyatakan dengan angka-angka, serta mempunyai satuan tertentu. Sedangkan
yang dimaksud sebagai adalah pernyataan yang menjelaskan arti dari
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
2. Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran
besaran pokok penyusunan. Besaran turunan jumlahnya sangat banyak,berikut
beberapa contohnya. Seperti definisi dari besaran turunan, maka setiap satuan dari
besaran turunan merupakan penyesuaian dari satuan pada besaran pokok. Dari
sekian banyak besaran turunan, salah contoh yang paling sederhana dari besaran
turunan adalah luas. Contoh, besaran turunan (luas) dari persegi panjang memiliki
rumus (Panjang x Lebar), dari perkalian itu menghasilkan satuan panjang (m)
yang dipangkatkan, sehingga menjadi (m2). Besaran turunan luas merupakan
besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang. Besaran pokok panjang
memiliki satuan (m). Besaran turunan luas bisa kita temukan pada bangun datar,
seperti persegi, persegi panjang, dan bangun datar lainnya. Jadi, ketika kita
menemukan soal tentang menghitung luas dari bangun datar, maka satuannya
harus menggunakan satuan besaran pokok yang dipangkatkan (m2). Ketika
menghitung besaran turunan akan lebih mudah menggunakan rumus dari besaran
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
turunan itu sendiri. Dengan kata lain, rumus merupakan alat ukur dari besaran
turunan itu sendiri.
Tabel 2.2.2 Besaran Turunan
No. Contoh Besaran Satuan
Turunan
1 Luas (A) m²
2 Kecepatan (v) m/s¹
3 Percepatan (a) m/s²
4 Massa jenis (p) kg/m³
5 Gaya (f) N
6 Tekanan (p) Pa
Pada saat m2 berada di titik A dan di beri beban tambahan m, maka terjadi
gerak percepatan dengan persamaan (1.6) saat melalui lubang B, benda m akan
tertinggal dan m2 lolos melalui lubang B dan menuju titik Cc dengan kecepatan
konstan. Karena M1 = M2, maka M2 + m berada di titik A. Jika M1 dilepas dari
klem, maka M2 + m akan turun dari titik A ke C melewati titik B dengan gerak
percepatan.
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
a. b. c.
d. e.
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
PESAWAT ATWOOD