Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerak Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan
untuk mengamati hukum mekanika pada yang dipercepat secara beraturan
sederhananya Pesawat Atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung dengan
seutas kawat/tali. Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam. Tapi
bila salah satu lebih besar seperti (m1>m2). Maka kedua benda akan bergerak ke
arah m1 dengan di percepat. Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat benda 1
namun karena benda 2 juga ditarik ke bawah (oleh gravitasi), maka gaya penarik
resultannya adalah berat benda 1 dikurangi berat benda 1 dikurangi benda 2. Berat
benda 1 adalah ml.g dan berat benda 2 adalah m2.g Gaya resultannya adalah (m2
– m1).g. Gaya ini menggerakkan kedua benda. Sehingga, percepatan kedua benda
adalah resultan gaya tersebut dibagi jumlah massa kedua benda.
Di dalam ilmu fisika, kita dapat mengenal apa yang dimaksud dengan
pengertian Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton. Ketiga
Hukum Tersebut diungkapkan oleh salah seorang ilmuan besar dalam sejarah,
beliau bernama Sir Isaac Newton. Jasanya telah membawa peradaban yang luar bias,
akibatnya banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dengan adanya hukum
Newton tersebut terhadap gejala-gejala. Pada percobaan ini, kami mencoba
untuk membuktikan apakah Newton tersebut dapat di aplikasikan terhadap Pesawat
Atwood. Alat peraga yang terdiri dari tiang berskala R yang pada ujung atasnya
terdapat katrol, tali penggantung yang massanya dapat diabaikan, dua beban M1,
M2, dan M3 berbentuk lempengan dengan massa yang sama masing-masing M
diikatkan pada ujung tali penggantung, dua beban tambahan dengan massa
masing-masing M1 dan M2, dan yang terakhir genggaman pada pegas. Pada
percobaan Pesawat Atwood akibat suatu gaya baik bumi yang menurut hukum II
Newton yang berbunyi apabila ada gaya yang arahnya sama dengan arah gaya,
maka benda akan mengalami suatu percepatan (Saras,2012)

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

1.2 Tujuan Percobaan


1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
1. Kami dapat memahami penggunaan Pesawat Atwood dalam
penentuan tetapan gravitasi.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
Kami dapat menjelaskan peristiwa Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. (GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB).
2. Kami dapat memahami percepatan.
3. Kami dapat menentukan nilai gravitasi.

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pesawat Atwood


Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk
mengamati hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Pesawat Atwood
adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara tegangan, energi
potensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2 pemberat (massa berbeda) di
hubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Pada pengoperasian alat ini, yang
dihitung adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu beban yang bergerak dengan
kecepatan awalnya sama dengan nol sampai beban tersebut berhenti bergerak.
Jika sistem yang terdiri dari suatu benda yang bermassa m 1 dan m2 pada
percobaan pesawat Atwood akibat suatu gaya baik bumi yang menurut hukum II
newton yang berbunyi apabila ada gaya yang dapat bekerja pada suatu benda yang
akan mengalami suatu pada percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya,
maka benda akan mengalami suatu percepatan.
Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk
mengamati hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai
dikembangkan sekitar abad ke delapan belas untuk mengukur percepatan
gravitasi. Sederhananya alat ini tersusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan
sebuah katrol, di mana pada ujung tali dikaitkan massa beban m 1 dan m2. Jika
massa beban m1 dan m2 sama (m1 = m2) maka keduanya akan diam. Akan tetapi
jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa benda m 1 (m2 > m1), maka massa
m1 akan tertarik oleh benda m2.
Penggunaan suatu alat secara manual dinilai sudah umum, sangat sederhana,
dan hasil yang diperoleh kurang akurat. Demikian juga pada pengoperasian pesawat
Atwood data yang diperoleh secara manual mempunyai perbedaan prestasi yang
tinggi terhadap teori alat ini mulai dikembangkan sekitar abad ke delapan belas
untuk mengukur kecepatan gravitasi. Sederhananya alat ini tersusun atas seutas
taliyang dihubungkan dengan sebuah katrol, di mana pada ujung tali dikaitkan
massa beban m 1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

(m1 = m2). Maka keduanya akan diam. Alat ini di ciptakan oleh George Atwood
pada tahun 1870 sebagai alat eksperimen.
Akan tetapi jika massa benda m 2 lebih besar dari pada massa benda m 1
maka (m2 > m1 ), maka massa m1 akan ditarik oleh benda m2. Pada percobaan
pesawat Atwood akibat suatu gaya baik bumi menurut hukum II newton yang
berbunyi apabila ada gaya yang dapat bekerja pada suatu benda yang akan
mengalami sesuatu pada percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya, maka
benda akan mengalami suatu percepatan. Pesawat Atwood merupakan alat
eksperimen yang digunakan untuk mengamati hukum mekanika gerak yang berubah
beraturan.
Gerak benda ditinjau tapa memperhatikan penyebab, bila gerak dapat
diperhatikan, tinjauan gerak disebut dinamika melibatkan besaran-besaran fisika
yang disebut gaya. Gaya adalah suatu besaran atau dorongan yang dapat
menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik / didorong
maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat berubah. Gaya
merupakan penyebab terjadinya gerakan termasuk besaran vektor, karena gaya
mempunyai besar arah.(J Purwanto, 2013)
Jika gaya pada sistem gerak sulit untuk diketahui maka dapat ditinjau
pesawat Atwood dengan persamaan Lagrange. Persamaan Lagrange ini meninjau
sistem dari segi energi total, yakni energi kinetik dan energi potensial. Aplikasi
pesawat Atwood yaitu katrol dalam lift/elevator di atur sedemikian rupa sehingga
dapat digerakkan untuk mengangkut beban berat dengan tenaga yang cukup kecil.
Galileo menyimpulkan jika tidak ada gaya diberikan pada benda yang bergerak,
banda itu akan terus bergerak dengan laju konstan pada lintasan yang luas, dan
benda akan melambat hanya jika ada benda yang diberikan padanya. Berdasarkan
penemuan ini, Isaac Newton (1642-1727) membangun teori geraknya yang
terkenal dan dirangkum dalam “Tiga Hukum Gerak” (Giancoli, 2021)
Dalam percobaan bidang atwood terdapat gerakan terdapat gerakan lurus
beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Gerak lurus
beraturan (GLB) merupakan gerakan garis lurus dengan kecepatan tetap,
sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali
waktu. Sedangkan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerakan lurus

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

arah horizontal dengan kecepataan yang berubah setiap saat karena akselerasi
yang tetap.
2.2 Hukum Newton
Hukum newton adalah tiga rumusan dasar dalam fisika yang menjelaskan
dan memberikan gambaran tentang kaitan gaya yang bekerja dengan gerak yang
terjadi pada suatu benda. Kata Newton berasal dari ilmuan yang menemukan dan
memperkenalkannya yaitu Sir Isaac Newton, ketiga hubungan tersebut di
rangkum dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica. Hukum
Newton dijelaskan untuk meneliti dan mengamati gerak dalam berbagai mekanisme
maupun sistem. Hukum juga dapat membuat kita paham mengenai hukum gaya
yang bekerja dengan gerakan yang terjadi pada benda yang berkaitan mengenai
suatu gaya dan gerak pada permukaan benda.
1. Hukum Newton I
Newton mengatakan bahwa “ Jika resultan gaya pada suatu benda sama
dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak
akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”. Kesimpulan Newton tersebut
dikenal sebagai hukum I Newton.

∑F = 0 .........................................................................................(2.2.1)

Keterangan : ∑F = Jumlah gaya yang bekerja


2. Hukum Newton II
Menyatakan bahwa ”bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda
dengan massa „m‟ tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami
percepatan ke arah yang sama dengan gaya”. Percepatan a berbanding lurus
dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda.

∑F = m.a ........................................................................................(2.2.2)

Keterangan : F = Gaya, a = Percepatan, m = massa benda


3. Hukum Newton III
Setiap gaya diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain yang sama
besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arahnya. Berdasarkan Hukum
Newton II gaya total yang bekerja pada benda yang sama dengan perubahan

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

momentum. Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang
menyebabkan gaya.
Hukum ini dikenal dengan hukum Aksi Reaksi. Hukum ini dirumuskan sebagai

berikut.

Faksi = - f reaksi ........................................................................... (2.2.3)

Keterangan : F = Gaya (N)

2.3 Gaya
Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang akan mempercepat atau
memperlambat gerak suatu benda.

......
F=m.a
.....................................................................................(2.2.4)

Keterangan : Gaya (N), m = Massa benda (Kg), a = Percepatan (m/s2)


2.3.1 Macam-macam Gaya
a. Gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda
yang saling bersentuhan.

Fg = μg x N ..............................................................................(2.2.5)

Keterangan : fg = Gaya gesek ( N ), μg = Koefisien gesekan, N =


Gravitasi bumi
b. Gaya berat
Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat
suatu benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut.
Berat benda sangat di pengaruhi oleh kuat medan gravitasi di mana benda itu
berada. Secara matematis dapat dituliskan seperti
berikut :

W =9(m................................
xg ................................................................. (2.2.6)

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Keterangan : W = Gaya berat ( N ), m = Massa benda (kg), g =


Gravitasi bumi
c. Gaya normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang yang
bersentuhan antara dua permukaan benda, yang arahnya selalu tegak lurus dengan
bidang sentuh.
d. Gaya pegas
Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam. Pegas
sendiri mempunyai sifat elastis. Maksudnya bisa mempertahankan bentuknya dan
kembali ke bentuk semula setelah diberi gaya. Gaya pegas dapat didefinisikan
sebagai gaya atau kekuatan lenting suatu pegas untuk kembali ke posisi atau bentuk
Semula. Gaya pegas adalah gaya yang dihasilkan oleh benda-benda yang memiliki
sifat lentur atau elastis. Benda yang memiliki gaya pegas contohnya seperti pada
mainan anak-anak seperti pistol.
h. Gaya gravitasi
Gaya gravitasi adalah gaya yang berasal dari gaya tarik bumi. Besarnya gaya
gravitasi yang dialami oleh benda bergantung pada massa benda tersebut. Semakin
besar massanya, maka gaya tarik gravitasinya pun semakin besar. Ada beberapa
teori gravitasi yang mengatakan bahwa ini terjadi karena adanya partikel “graviton”
di dalam setiap atom.
i. Gaya magnet
Gaya magnet adalah tarikan atau dorongan yang dihasilkan oleh benda yang
bersifat magnet. Benda yang dapat ditarik oleh magnet adalah benda –benda yang
terbuat dari logam, yaitu besi, nikel dan kobalt. Benda- benda yang dapat ditarik
magnet ini disebut sebagai benda magnetis. Contohnya adalah jarum tertarik oleh
magnet.
j. Gaya listrik
Gaya listrik adalah gaya yang dialami oleh objek bermuatan berbeda
yang berada dalam medan listrik. Rumusan gaya listrik kadang sering dipertukarkan
dengan hukum Coulomb.Padahal gaya listrik bersifat lebih umum ketimbang
hukum tersebut, yang hanya berlaku untuk dua buah muatan titik gaya yang
dimiliki oleh benda bermuatan listrik. Contoh gaya yang terjadi pada alat-alat
elektronik seperti kipas angin , setrika dan
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

sebagainya. Di sekitar benda bermuatan listrik terdapat medan listrik, demikian juga
halnya dengan benda yang bermuatan listrik statis ( tidak mengalir ) Medan listrik
merupakan daerah di sekitar benda bermuatan listrik, di mana gaya listrik berupa
tarikan masih bekerja. Benda-benda tertentu yang berada di dalam medan listrik
akan ditarik oleh benda yang bermuatan listrik tertentu. Adapun contoh dari gaya
listrik misalnya pada sisir dan penggaris plastik yang telah digosok dengan rambut
kering, sehingga dapat menarik sobekan kertas-kertas kecil.
2.4 Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan atau arah dalam selang waktu
tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor, tiap benda yang mengalami
perubahan kecepatan baik besarnya saja atau arahnya saja atau kedua-duanya akan
mengalami percepatan. Dalam kehidupan sehari-hari, sulit menemukan benda atau
materi yang bergerak dengan kecepatan yang konstan. Misalnya saat kalian
berangkat ke sekolah, tentunya kalian berjalan dengan kecepatan tertentu. Kalian
bisa saja berjalan lambat, cepat atau terkadang lambat terkadang cepat.
Jika kalian berjalan semakin lama semakin cepat berarti kalian melakukan
percepatan. Namun, jika kalian berjalan semakin lama semakin lambat berarti kalian
melakukan perlambatan. Dari fenomena percepatan dan perlambatan tersebut, ada
satu hal yang menghubungkan keduanya, yaitu adanya perubahan kecepatan.
Jadi, perlambatan dan percepatan pada intinya adalah sama, yaitu
menunjukkan perubahan kecepatan setiap waktu, sehingga dapat disimpulkan
bahwa: Percepatan (acceleration) adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu
tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor, sehingga nilainya dapat berharga
positif atau negatif. Percepatan yang berharga negatif disebut perlambatan.
Sedangkan percepatan yang berharga positif disebut percepatan saja. Sedangkan
percepatan yang berharga positif disebut percepatan saja.
2.5 Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa garis lurus.
Jenis gerak ini disebut juga disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang
waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama besar. Jenis gaya ini
disebut suatu translasi beraturan pada rentang waktu yang sama terjadi
perpindahan yang besarnya sama.

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

a. Gerak lurus beraturan


Gerak adalah perubahan atau perpindahan posisi suatu objek atau suatu benda
yang diamati dari suatu titik acuan. Di dalam ilmu fisika, kita dapat mengenal
apakah yang dimaksud dengan pengertian Hukum I Newton, Hukum II Newton,
Hukum III Newton. Ketiga hukum tersebut diungkapkan oleh salah seorang
ilmuan besar dan terkenal dalam sejarah karena penemuannya, nama beliau
bernama Sir Isaac Newton. Suatu benda dikatakan dapat bergerak secara beraturan
yaitu jika benda tersebut percepatan atau kecepatannya dalam posisi tetap atau tidak
ada percepatan baik diperlambat atau dipercepat.( Muhammad Satrio Bimasakti,
2011)
Secara matematis gerak lurus beraturan dapat dirumuskan sebagai
berikut:

a = ∆v ....................................................................(2.2.7)
∆t

Keterangan : V = Kecepatan ( m/s ), s = Jarak atau perpindahan, t =


Waktu(s)
Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah benda
yang akan melakukan gerak lurus beraturan tersebut grafik linier atau berupa garis
lurus dengan tangen (tan) sudut kemiringan grafik dan menunjukkan nilai kecepatan
benda serta semakin curam kemiringan grafik, semakin besar pula nilai
kecepatannya. Dan begitu pun dengan sebaliknya, itulah hubungan antara ketiganya
yang saling berkaitan dan tidak dapat dihilangkan hubungan tersebut. Selanjutnya
untuk sebuah benda yang bergerak lurus berubah beraturan.

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan


Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan
percepatan dan kecepatan berubah secara teratur. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
merupakan gerak lurus yang mempunyai kecepatan yang tetap disebabkan tidak
adanya percepatan yang bekerja pada objek. Jadi, nilai percepatannya adalah nol (a =
0) Contoh dari percepatan (GLBB) dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak pada
buah yang jatuh pada pohonnya dan kertas dilempar ke atas pada umumnya GLBB
didasari oleh Hukum Newton II.( Setyawan,2017

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

s = v0.t ½.a.t2
........................................................................(2.2.8)

Keterangan : s = Jarak atau perpindahan ( m ),


v = kelayakan atau Percepatan (m/s),
t = Waktu yang dibutuhkan (s)
a= Percepatan benda (m/s²), v0 = kecepatan awal (m/s)
Besar percepatan suatu benda itu selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu
berubah maka percepatan benda tidak akan konstan. Dan demikian juga sebaliknya,
jika arah percepatan suatu benda itu selalu konstan, dan akan tetapi besar
percepatannya selalu berubah maka dari itu percepatan benda tidak konstan. Itulah
sebabnya mengapa dikatakan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) jika benda
bergerak lurus berubah
beraturan tanpa kecepatan awal (v0 = 0), maka menjadi:

X = X0 + at ...................................................................(2.2.9)

Keterangan: X0 = Posisi awal (m),


x =Posisi awal (m),
a = Percepatan (m/s2)
t = Waktu (s)
Dari persamaan di atas diperoleh oleh grafik linier jika diplot antara x terdapat
t2 dengan kemiringan grafik tan (a) = a/2. Gerak benda yang mengalami percepatan
disebut gerak lurus yang berubah beraturan dipercepat, sedangkan gerak yang di
perlambat sebenarnya kedua tipe gerak benda yang dibahas di atas bukanlah jenis
gerak yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari. Gerakan yang banyak
kita jumpai umumnya jauh lebih kompleks dan rumit. Tetapi dalam ilmu fisika
khususnya bahwa dalam menjelaskan fenomena alam selalu dimulai dengan
model yang paling sederhana.
2.6 Momen Inersia
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa
bisa diartikan sebagai kemampuan agar suatu benda untuk mempertahankan
geraknya.Apabila benda sudah bergerak lurus dengan kecepatan tertentu, benda
sulit dihentikan jika massa benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taksi. Sebaliknya jika
benda diam (Kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakkan jika massanya
besar. Misalnya jika kita menendang bola, tenis meja dan bola sepak dengan gaya
yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat. Dalam gerak
rotasi ini “ massa” benda tegar dikenal dengan julukan Momen Inersia alias MI.
Momen Inersia dalam Gerak Rotasi mirip dengan massa dalam gerak lurus. Kalau
massa dalam gerak lurus menyatakan ukuran kemampuan benda untuk
mempertahankan kecepatan linier (Kecepatan linier = Kecepatan gerak benda
pada lintasan lurus), maka momen inersia dalam gerak rotasi menyatakan ukuran
kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut (Kecepatan sudut =
Kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi, disebut sudut karena dalam
gerak rotasi benda mengitari sudut) makin besar momen inersia suatu benda,
makin sulit membuat benda itu berputar alias berotasi sebaliknya, benda yang
berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya besar.
2.7 Gerak Jatuh Bebas
Salah satu contoh gerak yang paling umum mengenai gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) adalah benda yang mengalami jatuh bebas dengan jarak yang
tidak jauh dari permukaan tanah. Kenyataan bahwa benda yang jatuh mengalami
percepatan, mungkin pertama kali tidak begitu terlihat. Sebelum masa Galileo orang
mempercayai pemikiran bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dari benda
yang lebih ringan, dan bahwa laju jatuh benda tersebut sebanding dengan berat
benda itu. Galileo menemukan bahwa semua benda akan jatuh.
Dengan percepatan konstan yang sama jika tidak ada udara atau hambatan
lainnya, menyatakan bahwa untuk semua benda yang jatuh dari keadaan diam
jarak yang ditempuh akan sebanding dengan kuadrat waktu. Untuk memperkuat
penemuan bahwa laju benda yang jatuh bertambah ketika benda itu jatuh, Galileo
menggunakan argumen yang cerdik. Sebuah batu yang berat dijatuhkan dari
ketinggian 2 m akan memukul sebuah tiang pancang lebih dalam ke tanah
dibandingkan dengan batu yang sama tetapi dijatuhkan dari ketinggian 0,2 m.
Jelas, batu tersebut bergerak lebih cepat dari ketinggian yang pertama. Galileo
juga menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan jatuh dengan percepatan
yang sama, jika tidak ada udara (Hampa udara)

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Jika kalian memegang selembar kertas secara horizontal pada satu tangan
dan sebuah benda yang lebih berat, misalnya sebuah bola ditangan yang lain dan
melepaskan kertas dan bola tersebut pada saat yang sama. Galileo yakin bahwa
udara berperan sebagai hambatan untuk benda – benda yang sangat ringan memiliki
permukaan yang luas tetapi pada banyak keadaan biasa, hambatan udara ini bisa di
abaikan. Pada suatu ruang dimana udara telah dihisap, maka benda ringan seperti
bulu atau selembar kertas yang dipegang horizontal akan jatuh dengan percepatan
yang sama seperti benda yang lain. Demonstrasi pada ruang hampa udara seperti ini
tidak ada pada masa Galileo, yang membuat keberhasilan Galileo lebih hebat lagi.
Galileo sering disebut ”Bapak Sains Modern”.
Tidak hanya disebabkan isi dari sainsnya (Penemuan Astronomi, Inersia,
Jatuh bebas), tetapi juga gaya atau pendekatannya terhadap sains (Idealisasi dan
penyederhanaan, Matematisasi teori, Teori yang memiliki hasil yang dapat diuji,
Eksperimen untuk menguji ramalan teoritis) sumbangan Galileo yang spesifik
terhadap pemahaman kita mengenai gerak benda. Jatuh bebas dapat dirangkum
seperti berikut. ”Pada suatu lokasi tertentu di bumi dan dengan tidak adanya
hambatan udara, semua benda jatuh percepatan konstan yang sama”.
Kita menyebut percepatan ini percepatan yang di sebabkan oleh gravitasi
pada bumi dan diberi simbol dengan g, besar percepatan gravitasi kira- kira g =
9,80 m/s2. Besar percepatan gravitasi g sedikit bervariasi menurut garis lintang
dan ketinggian,. Efek hambatan udara sering kali kecil, dan sering kita abaikan.
Bagaimanapun hambatan tampak, bahkan pada benda yang cukup berat jika
kecepatannya besar. Ketika membahas benda-benda yang jatuh bebas kita bisa
memakai persamaan di mana untuk a kita gunakan nilai g yang telah diberikan.
Selain itu, karena gerak itu vertikal kita akan mengganti x dengan y dan
menempatkan y0 di tempat x0. Kita ambil y0 = 0, kecuali jika ditentukan lain
tidak masalah apakah kita memilih y positif pada arah ke atas atau pada arah ke
bawah, yang penting kita harus konsisten sepanjang penyelesaian soal.
2.8 Besaran Dan Satuan
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur, memiliki nilai yang
dapat dinyatakan dengan angka-angka, serta mempunyai satuan tertentu. Sedangkan
yang dimaksud sebagai adalah pernyataan yang menjelaskan arti dari

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

suatu besaran, atau sesuatu yang di jadikan pembanding dalam pengukurannya


menjadi acuan. Besaran terdiri atas 2 macam yaitu:
1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu (
Kesepakatan para fisikawan dahulu ) terdapat 7 besaran pokok dalam fisika.
Tabel 2.2.1 Besaran Pokok
No. Besaran Pokok Dimensi
1 Panjang (1) L
2 Massa (m) M
3 Waktu (t) T
4 Temperatur (T) ɵ
5 Kuat Arus (I) I
6 Intensitas (In) J
7 Jumlah Zat (n) N

2. Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran
besaran pokok penyusunan. Besaran turunan jumlahnya sangat banyak,berikut
beberapa contohnya. Seperti definisi dari besaran turunan, maka setiap satuan dari
besaran turunan merupakan penyesuaian dari satuan pada besaran pokok. Dari
sekian banyak besaran turunan, salah contoh yang paling sederhana dari besaran
turunan adalah luas. Contoh, besaran turunan (luas) dari persegi panjang memiliki
rumus (Panjang x Lebar), dari perkalian itu menghasilkan satuan panjang (m)
yang dipangkatkan, sehingga menjadi (m2). Besaran turunan luas merupakan
besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang. Besaran pokok panjang
memiliki satuan (m). Besaran turunan luas bisa kita temukan pada bangun datar,
seperti persegi, persegi panjang, dan bangun datar lainnya. Jadi, ketika kita
menemukan soal tentang menghitung luas dari bangun datar, maka satuannya
harus menggunakan satuan besaran pokok yang dipangkatkan (m2). Ketika
menghitung besaran turunan akan lebih mudah menggunakan rumus dari besaran

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

turunan itu sendiri. Dengan kata lain, rumus merupakan alat ukur dari besaran
turunan itu sendiri.
Tabel 2.2.2 Besaran Turunan
No. Contoh Besaran Satuan
Turunan
1 Luas (A) m²
2 Kecepatan (v) m/s¹
3 Percepatan (a) m/s²
4 Massa jenis (p) kg/m³
5 Gaya (f) N
6 Tekanan (p) Pa

2.9 Benda Yang Bergerak Melingkar Melalui Poros


Jika semua benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya, maka pada
gerak melingkar ini akan berlaku persamaan gerak yang ekuivalen dengan
persamaan gerak linier. Dalam hal ini ada besaran fisis Momen Inersia I yang
ekuivalen besaran fisis massa (m) pada gerak linier. Momen Inersia ( I ) suatu benda
pada poros tertentu harganya sebanding dengan massa benda terhadap porosnya (
Harga tersebut adalah harga yang tetap)

Pada saat m2 berada di titik A dan di beri beban tambahan m, maka terjadi
gerak percepatan dengan persamaan (1.6) saat melalui lubang B, benda m akan
tertinggal dan m2 lolos melalui lubang B dan menuju titik Cc dengan kecepatan
konstan. Karena M1 = M2, maka M2 + m berada di titik A. Jika M1 dilepas dari
klem, maka M2 + m akan turun dari titik A ke C melewati titik B dengan gerak
percepatan.

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat Dan Bahan

a. b. c.

d. e.

Gambar 3.1 Peralatan Praktikum Pesawat Atwood.


(a)Beban pemberat 2 buah, (b) Neraca analitik, (c) Alat peraga pesawat
Atwood, (d) Rollmeter, (e) Beban silinder.

3.2.1 Prosedur Kerja

Pertama-tama kami menyiapkan alat peraga pesawat Atwood dan


alat lainnya seperti beban pemberat,rollmeter,beban silinder,stopwatch,dan
neraca a. Lalu kami mengatur posisi A, B dan C lalu mencatat jaraknya.
Kemudian kami memasang M1 dan M2 melalui katrol pada pesawat atwood
lalu membiarkan bergerak melintasi C-B-A. Setelah itu kami meletakkan
silinder M2 pada titik C kemudian meletakkan benda di atas silinder
tersebut, sementara di sisi yang lain (M1) tetap di pertahankan pada
posisinya.

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Kemudian kami melepaskan silinder M1 agar silinder M2 bergerak


kebawah, dan bersamaan dengan itu,salah satu dari kami menyalakan
stopwatch

pertama. Ketika silinder M2 menyentuh titik B, lalu kami mematikan stopwatch


pertama, sementara stopwatch kedua mulai dinyalakan. Ketika silinder M2
mencapai titik A,kami mematikan stopwatch kedua. Lalu kami mencatat waktu
tempuh BC dan AB. Kami mengulangi beberapa kali percobaan sesuai dengan
petunjuk asisten. Lalu kami melakukan percobaan lagi tetapi dengan jarak AB dan
BC yang berbeda namun dengan beban yang sama. Dan tidak lupa kami mencatat
semua hasil percobaan di tabel pengamatan

PESAWAT ATWOOD

Anda mungkin juga menyukai