09E02292 With Cover Page v2
09E02292 With Cover Page v2
HUBUNGAN PERILAKU,
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DENGAN
TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
novina pahlefi
Salawat i
Heri Yusuf
Analisis T indakan Keselamat an dan Kesehat an Kerja Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomia…
Legidya Safit ri
HUBUNGAN KARAKT ERIST IK INDIVIDU DAN PENGAWASAN K3 DENGAN UNSAFE ACT ION T ENAGA KERJ…
T he Indonesian Journal of Public Healt h
HUBUNGAN PERILAKU, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN
KERJA DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH TAHUN 2009
TESIS
Oleh
LIZA SALAWATI
077010005/IKM
K O L A
E
H
S
PA
A
N
C
ASARJA
S
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
HUBUNGAN PERILAKU, MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN
KERJA DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH TAHUN 2009
TESIS
Oleh
LIZA SALAWATI
077010005/IKM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Judul Tesis : HUBUNGAN PERILAKU, MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH TAHUN 2009
Nama Mahasiswa : Liza Salawati
Nomor Pokok : 077010005
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi : Kesehatan Kerja
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE) (dr. Halinda Sari Lubis, MKKK)
Ketua Anggota
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Liza Salawati
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
ABSTRAK
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
ABSTRACT
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaian tesis ini, yang berjudul Hubungan Perilaku,
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Tahun 2009.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Jurusan Program Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
3. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE sebagai Ketua Komisi Pembimbing
yang selalu bersedia meluangkan waktu dalam membimbing, memberikan
masukan dan pemikiran dengan penuh kesabaran ditengah-tengah
kesibukannya.
4. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK sebagai Anggota Komisi Pembimbing dengan
tulus ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.
5. dr. Taufik Mahdi, SpOG, selaku Direktur Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh beserta staf yang telah memberikan bantuan kepada
penulis dalam melakukan penelitian.
6. Suami tercinta Ir. Ibnu Abbas Majid, MSc dan ananda tercinta M. Zhafran, M.
Naufal, serta Siti Sarah Safira yang senantiasa memberikan dorongan,
semangat, dan mendoakan selama penulis mengikuti perkuliahan hingga
selesai pendidikan.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
7. Ayahanda tercinta Drs. Hasbullah Tjoetgam dan ibunda tercinta Sakinah Ishaq
yang telah mendoakan dan memberikan dorongan serta perhatian kepada
penulis.
8. Pekerja Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh yang menjadi responden penelitian yang telah meluangkan waktu
dalam mengisi kuesioner penelitian.
9. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Konsentrasi Kesehatan Kerja di Sekolah Pascasarjana Sumatera
Utara Angkatan 2007 yang telah banyak membantu dalam penyusunan tesis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari
berbagai pihak guna perbaikan serta penyempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih banyak semoga tesis ini memberikan manfaat bagi kita
semua dan mendapatkan berkah serta rahmat dari Allah SWT. Amin ya
robbal’alamin.
Liza Salawati
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
RIWAYAT HIDUP
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 60
4.1 Deskripsi Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh .................................................................................. 60
4.2 Analisa Univariat ................................................................ 62
4.3 Analisa Bivariat .................................................................. 67
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
DAFTAR TABEL
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
4.12. Hubungan Promosi K3 dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
di Laboratorium Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh.............. 70
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
2. Kuesioner.................................................................................... 93
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun
2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat
yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antara negara
yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk Indonesia. Untuk
Indonesia, maka telah ditetapkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2002).
tenaga kerja meliputi hak Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta jaminan
sosial tenaga kerja yang mencakup jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan
lainnya. Hal tersebut perlu dikembangkan secara terpadu dan bertahap dengan
kondisi pemberi kerja, lapangan kerja, dan kemampuan tenaga kerja. Amanat GBHN
ini menuntut dukungan dan komitmen untuk perwujudannya melalui penerapan K3.
upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Hal itu mengatur pula sanksi hukum bila
menyelengarakan upaya kesehatan kerja apabila tempat kerja tersebut memiliki risiko
bahaya kesehatan yaitu mudah terjangkitnya penyakit atau mempunyai paling sedikit
10 (sepuluh) orang karyawan. Rumah sakit sebagai industri jasa termasuk dalam
meningkatnya pendayagunaan obat atau alat dengan risiko bahaya kesehatan tertentu
tenaga kerja (tenaga medis, paramedis, dan nonmedis) di sarana kesehatan pada
lingkungan tercemar bibit penyakit yang berasal dari penderita yang berobat atau
dirawat, adanya transisi epidemiologi penyakit dan gangguan kesehatan. Hal tersebut
diikuti dengan masuknya IPTEK canggih yang menuntut tenaga kerja ahli dan
terampil. Hal ini yang tidak selalu dapat dipenuhi dengan adanya risiko terjadinya
kecelakaan kerja, untuk itu diperlukan adanya peningkatan sumber daya manusia
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
di sarana kesehatan, tidak saja untuk mengoperasikan peralatan yang semakin
canggih namun juga penting untuk menerapkan upaya K3RS (Pusat Kesehatan Kerja,
2003).
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja serta
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktifitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
1976) dalam Pusat Kesehatan Kerja (2003), survey nasional yang dilakukan di 2.600
karyawan cedera dan 6 orang sakit. Cedera tersering adalah strain dan sprain, luka
tusuk, abrasi, contusio, lacerasi, cedera punggung, luka bakar dan fraktur. Penyakit
NIOSH (1985), terdapat 159 zat yang bersifat iritan untuk kulit dan mata, serta 135
di rumah sakit adalah 16,8 hari kerja yang hilang per 100 karyawan karena
kecelakaan.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Menurut laporan Global Estimates Fatalities (2000) dalam Kompas (2003),
sebanyak 6.000 pekerja di seluruh dunia kehilangan nyawa mereka setiap hari, akibat
adalah paling buruk dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara lainnya.
Selama tujuh bulan pertama tahun 2003 di Indonesia tercatat 51.528 kecelakaan kerja.
Selain itu ILO (2007) melaporkan terdapat 65.475 kasus kecelakaan kerja, di mana
1.457 orang meninggal, 5.326 orang cacat dan 58.697 orang sembuh tanpa cacat.
melaporkan bahwa jumlah kasus kecelakaan akibat kerja pada masing-masing tahun
adalah 4.162 dan 3.846 kasus. Pada tahun 1999/2000 jumlah kasus kecelakaan akibat
kerja yang dilaporkan PT. Jamsostek Sumatera adalah 4.562 kasus. Menurut Badan
Pusat Statistik (1999/2000), jumlah kasus kecelakan kerja dalam bidang industri
meningkat dari 6.580 kasus menjadi 7.786 kasus. Pada tahun 2000/2001 PT.
Jamsostek menerima laporan kecelakaan kerja sebanyak 8.661 kasus di mana 5.940
kasus memerlukan perawatan, 2.400 kasus mengalami cacat dan 271 kasus
dan 1 petugas laboratorium. Sementara di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada tahun
2001 terjadi 1 kali kecelakaan kerja terpajan HIV pada petugas laboratorium.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Program Occupational Safety Health and Environment (OSHE) bertujuan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), menjaga agar alat dan bahan yang
dipergunakan dalam proses kegiatan yang hasilnya dapat dipakai dan dimanfaatkan
secara benar, efisien, serta produktif. Upaya OSHE sangat besar peranannya dalam
accident. Masalah penyebab kecelakaan yang paling besar yaitu faktor manusia
banyak pihak direksi menganggap upaya K3RS sebagai pengeluaran yang mubazir,
demikian juga di kalangan karyawan banyak yang menganggap remeh atau acuh tak
acuh dalam memenuhi SOP kerja. Penyebab lain adalah kondisi lingkungan seperti
dari mesin, peralatan, pesawat, dan lain sebagainya (Pusat Kesehatan Kerja, 2003).
risiko untuk terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang berasal dari faktor
fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Seiring dengan kemajuan IPTEK maka risiko
di rumah sakit merupakan pelayanan yang perlu memperhatikan secara khusus segi
K3RS ini karena mempunyai risiko yang lebih tinggi dan memerlukan penataan
ruangan yang khusus, peralatan yang khusus dan pengelolaan bahan berbahaya secara
khusus pula. Oleh karena itu pengelola rumah sakit perlu mengetahui secara rinci
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
berbagai hal yang berkaitan dengan K3RS agar dapat menyelenggarakan pelayanan
praktikum, penelitian, dan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi. Oleh karena dalam
laboratorium melibatkan banyak orang, maka risiko bahaya kerja di laboratorium juga
dapat melibatkan banyak orang, sehingga semua yang terlibat di laboratorium harus
perhatian dan penekanan yang cukup sejalan dengan pelaksanaan kegitan pendidikan,
penelitian dan analisis. Perlu kiranya terus diupayakan pemberian informasi yang
demikian dapat meminimalkan risiko yang akan terjadi. Hendaklah disadari bahwa
kecelakaan dapat berakibat kepada dirinya maupun orang lain serta lingkungannya.
aman dan nyaman dalam bekerja sehingga dapat bekerja dan berkarya secara
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
maksimal. Beberapa penyebab kecelakaan di laboratorium dapat bersumber dari sikap
dan tingkah laku para pekerja, keadaan yang tidak aman, dan kurangnya pengawasan
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh merupakan
Rumah Sakit Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dengan adanya Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) maka menjadi rumah sakit kelas B
Pendidikan dan rumah sakit rujukan untuk Provinsi NAD, sebagai rumah sakit
2006).
Tinggi (Ibu dan Anak); 11) Pelayanan Radiologi; 12) Pelayanan Rekam Medik
Aceh diperoleh informasi dari salah seorang pekerja yang telah bekerja 15 tahun
2004 mereka bekerja tanpa menggunakan sarung tangan karet (hand scund) karena
tidak disediakan oleh RSUZA sehingga mereka yang bekerja di laboratorium tersebut
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
sering tertusuk oleh jarum suntik saat mengambil sampel darah pasien ataupun saat
menutup kembali jarum suntik selesai mengambil sampel darah pasien. Merekapun
sering terkena pecahan tabung reaksi, pecahan objek gelas saat bekerja, menurut
mereka kejadian tersebut merupakan hal yang biasa saja dan tidak pernah dilaporkan
kepada kepala laboratorium. Setelah peristiwa Tsunami tahun 2004 mereka bekerja
memakai hand scund karena saat itu ada bantuan dari salah satu rumah sakit dari
Jerman, walaupun sudah disediakan hand scund sampai dengan sekarang ini masih
ada pekerja Laboratorium Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh yang bekerja tidak
menggunakan hand scund dengan alasan Badan Pelayanan Kesehatan (BPK) RSUZA
Banda Aceh tidak cukup memberikan hand scund (tidak sesuai dengan jumlah
amprahan) ke Laboratorium Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh dan alasan lain
secara khusus segi K3RS karena mempunyai risiko terjadinya kecelakaan kerja yang
tinggi sehingga memerlukan penataan ruangan yang khusus, peralatan yang khusus,
dan pengelolaan bahan yang berbahaya secara khusus pula, oleh karena itu pengelola
RSUZA perlu mengetahui secara rinci berbagai hubungan dengan K3RS sehingga
Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian tentang Hubungan
1.2. Permasalahan
Aceh.
Aceh.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
1.4. Hipotesis Penelitian
Aceh.
Aceh.
Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan bagi instansi terkait dalam
akibat kerja.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
paling ringan sampai kepada yang paling berat (Pusat Kesehatan Kerja, 2008).
adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kematian,
disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada
waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini kecelakaan adalah akibat
langsung pekerjaan atau kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia dan faktor fisik.
lingkungan yang tidak aman misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
2.2. Klasifikasi Kecelakaan Kerja
a. Terjatuh.
a. Mesin.
2) Mesin penyalur.
5) Mesin-mesin pertanian.
6) Mesin-mesin pertambangan.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
7) Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut.
c. Peralatan lain
1) Bejana bertekanan.
3) Instalasi pendingin.
(tangan).
7) Tangga.
8) Perancah.
5) Bahan peledak.
8) Radiasi.
e. Lingkungan kerja
1) Di luar bangunan.
2) Di bangunan.
3) Di bawah tanah.
1) Hewan.
2) Penyebab lain.
memadai.
a. Patah tulang.
b. Dislokasi.
c. Renggang otot/urat.
e. Amputasi.
f. Luka-luka lain.
h. Luka baker.
i. Luka dipermukaan.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
j. Keracunan akut.
l. Mati lemas.
n. Pengaruh radiasi.
p. Lain-lain.
a. Kepala.
b. Leher.
c. Badan.
f. Banyak tempat.
g. Kelainan umum.
kesatuan operasi dalam suatu proses, seterusnya pada berbagai pekerjaan yang
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
2.3 Sebab Kecelakaan Kerja
tidak sama, namun ada kesamaan umum yaitu kecelakaan kerja disebabkan oleh:
b. Lingkungan kerja.
c. Proses kerja.
d. Sifat pekerjaan.
e. Cara Kerja.
1. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi
Pencegahan:
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
b. Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar.
c. Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau
2. Cedera pada punggung oleh karena mengangkat beban yang cukup berat,
Pencegahan:
Pencegahan:
b. Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi
destruction clip).
4. Terjadi kebakaran yang bersumber dari bahan kimia, kompor, bahan desinfektan
mudah terbakar dan panas. Akibat: luka bakar dari ringan sampai berat bahkan
Pencegahan:
segera.
otomatis.
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
2.3. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
menyangkut tenaga kerja, cara/metode kerja, alat kerja, proses kerja dan
resultante dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa rumah sakit termasuk
ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang
bekerja di rumah sakit, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung rumah
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Menurut Kepmenkes RI (2007) agar penyelenggaraan K3RS lebih efektif,
efisien dan terpadu, diperlukan sebuah pedoman manajemen K3RS, baik bagi
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan karyawan rumah sakit. Adapun manfaat K3RS adalah sebagai
berikut:
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
(SMK3). SMK3 ini merupakan tindakan nyata yang berkaitan dengan usaha yang
dilakukan oleh seluruh tingkat manajemen dalam suatu organisasi dan dalam
pelaksanaan pekerjaan, agar seluruh pekerja dapat terlatih dan termotivasi untuk
RI, 2007).
perusahaan yang memiliki lebih dari 100 pekerja, atau kurang dari 100 pekerja
tetapi dengan tempat kerja yang berisiko tinggi, untuk mengembangkan SMK3
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif
aturan mengenai SMK3. Para tenaga pengawas perlu melalukan audit paling tidak
kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah dimengerti serta diketahui oleh seluruh
semua sumber daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk
K3RS dalam struktur organisasi rumah sakit. Untuk melaksanakan komitmen dan
pencegahan.
2.4.3. Perencanaan
keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat
diukur. Perencanaan K3RS dapat mengacu pada standar Sistem Manajemen K3RS
diantaranya self assesment akreditasi K3RS dan SMK3 (Kepmenkes RI, 2007).
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Perencanaan meliputi:
Penilaian faktor risiko adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko
sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak
b. Membuat peraturan
mengenai K3 lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui dan harus
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Rumah sakit harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan,
d. Indikator kinerja
sakit.
e. Program K3
mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan.
2.4.4. Pengorganisasian
dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja sama dalam
pelaksanaan K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang
menilai sejauhmana program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya
1. Tugas pokok
prosedur.
2. Fungsi
kegiatannya.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
h. Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru, pembangunan
direktur dan bukan merupakan kerja rangkap. Model organisasi K3RS adalah sebagai
berikut:
a. Model 1
b. Model 2
RS, yang dibantu oleh unit K3 yang beranggotakan seluruh unit kerja di rumah
sakit.
Keanggotaan:
persoalan yang diajukan dalam rapat, serta melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
data antara lain: 1) dari bagian personalia meliputi angka sakit, tidak hadir tanpa
keterangan, angka kecelakaan, catatan lama sakit dan perawatan rumah sakit
rumah sakit sendiri antara lain jumlah kunjungan, P3K dan tindakan medik karena
kecelakaan, rujukan ke rumah sakit bila perlu pengobatan lanjutan dan lama
perawatan dan lama berobat; 3) dari bagian teknik bisa didapat data kerusakan akibat
kecelakaan dan biaya perbaikan; 4) dari hasil monitoring tempat kerja dan lingkungan
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
kerja rumah sakit, terutama yang berkaitan dengan sumber bahaya potensial baik
yang berasal dari kondisi berbahaya maupun tindakan berbahaya; 5) dari bagian K3
preventif. Hasil rumusan disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada direktur RS.
Rekomendasi berisi saran tindak lanjut dari organisasi/satuan pelaksana K3RS serta
di lingkungan rumah sakit baik pada petugas, pasien maupun pengunjung, yaitu
mengenai segala upaya pencegahan KAK dan PAK di rumah sakit. Juga bisa
diadakan lomba pelaksanaan K3 antar bagian atau unit kerja yang ada di lingkungan
kerja rumah sakit, dan yang terbaik atau terbagus pelaksanaan dan penerapan K3 nya
a. Tahap persiapan
1) Menyatakan komitmen
puncak). Pernyataan komitmen oleh manajemen puncak tidak hanya dalam kata-
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
kata, tetapi juga harus dengan tindakan nyata, agar dapat diketahui, dipelajari,
dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan petugas rumah sakit.
Bisa menggunakan jasa konsultan atau tanpa meggunakan jasa konsultan jika
rumah sakit memiliki personil yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan
mengarahkan orang.
Anggota kelompok kerja sebaiknya terdiri atas seorang wakil dari setiap unit
kerja, biasanya manajer unit kerja. Peran, tanggung jawab dan tugas anggota
Sumber daya di sini mencakup orang (mempunyai tenaga K3), sarana, waktu dan
dana.
b. Tahap Pelaksanaan
2) Pelatihan K3
agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk
keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja dan jaminan sosial tenaga
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
a. Pembinaan dan pengawasan norma kerja, penyelenggaraan fasilitas dan lembaga
(Wirahadikesumah, 2007).
satu fungsi manajemen K3RS yang berupa suatu langkah yang diambil untuk
mengetahui dan menilai sampai sejauhmana proses kegiatan K3RS itu berjalan, dan
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan rumah sakit
dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3RS dilakukan secara berkala, terutama
oleh petugas K3RS sehingga kejadian PAK dan KAK dapat dicegah sedini
secara biologis).
c. Melaksanakan audit K3
2.5. Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai
dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka
mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,
menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku
dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu
orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang
seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memelihara
mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap
Kesehatan
behavior) yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya (Notoatmodjo, 2003).
kesehatannya.
Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,
Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup
hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation).
Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang
reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam
memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari
orang yang bersangkutan. Meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun
yang besifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional,
b Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,
bersama atau resultance antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007)
membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni:
kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
1) Tahapan pengetahuan, dalam tahap ini seseorang sadar dan tahu adanya
inovasi.
3) Tahap putusan, dalam tahap ini seseorang membuat putusan menerima atau
telah dibuatnya.
Penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
akan berlangsung lama (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dan sebagainya.
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
(Notoatmodjo, 2003).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
tingkatan:
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara
lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
3. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek
tingkat tiga.
4. Adopsi (Adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
aman, karena pelaku kecelakaan kerja adalah manusia. Para ahli belum dapat
2. Mengoperasikan dan bekerja pada kecepatan yang tidak aman, apakah itu terlalu
4. Memakai peralatan yang tidak aman atau menggunakannya secara tidak aman.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
5. Menggunakan prosedur yang tidak aman saat mengisi, menempatkan,
6. Pada posisi tidak aman di bawah muatan yang tergantung. Menaikkan lift dengan
tempat kerja meminimalkan kondisi kerja yang tidak aman menjadi sia-sia. Oleh
hal berikut ini dapat dipakai sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tindakan-
(Tresnsihaningsih, 2007).
sejarah perkembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari permulaan hingga
hingga yang paling akhir dewasa ini diterapkan, tapi kemudian pada titik tertentu
berbalik pada konsep awal/dasar seperti sebuah mode. Seperti kita ketahui trend yang
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
di samping menjadi tuntutan global dan memang telah disepakati/diakui baik oleh
manajemen sebagai sebuah sistem. Namun, pada bahasan/titik tertentu akan kembali
pada konsep awal seperti yang dikemukakan oleh H.W. Heinrich dengan dominasi
human error/unsafe action atau kembali ke perilaku manusia. Hal lain yang menonjol
adalah terdapatnya fenomen gunung es (ice berg) pada accident cost, angka kejadian
International Loss Control Institute (ILCI) pada tahun 1972 yang dipelopori
oleh Frank E. Bird mengemukakan teori Loss Caution Model yang menyatakan
dari yang ditemukan H.W. Heinrich. Frank E. Bird menggambarkan cara berfikir
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Sumber: The "Practical Loss Control Leadership" by Frank E. Bird, Jr. and George L.
Germain. ©Copyright International Loss Control Institute, Inc. 1985. Revised
edition, 1990. Now part of DNV Training, USA.
1. Perencanaan
a. Organisasi.
b. Pimpinan.
c. Pengawasan/Controlling.
2. Sebab-sebab utama
1) Pengetahuan kurang.
2) Motivasi kurang.
3) Keterampilan kurang.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
4) Problem/stress fisik atau mental.
3. Penyebab langsung
4. Incident (peristiwa)
panas, radiasi, kimia dan lain-lain) yang melebihi nilai ambang batas kemampuan
badan atau struktur, misalnya beban berlebih, kontak sumber energi berbahaya.
5. Loss (kerugian)
gunung es. Dalam Loss Caution Model terlihat bahwa kehilangan (loss) apa saja
Ketidakseimbangan terjadi karena ada sesuatu kejadian yang tidak normal karena
yang dialami akibat dari suatu kecelakaan akan sangat tergantung dari sebab-sebab
yang ada. Kalau dikategorikan tentang variasi kecelakaan mulai dari seseorang
tergores jari tangan sampai musnahnya suatu kilang serta korban manusia dalam
jumlah besar. Banyak sudah contoh kecelakaan yang dialami industri besar di dunia
ini sehingga menderita kerugian yang cukup besar pula meliputi material, mesin,
kerangka konsep penelitian seperti pada gambar di bawah ini. Variabel dependen
pada penelitian ini adalah kecelakaan kerja sedangkan Variabel independen adalah
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Variabel Independen
Perilaku:
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
Variabel Dependen
Kecelakaan Kerja
Manajemen K3:
- Pengawasan
- Promosi K3
- Pelatihan
- Investigasi
- Pelaporan
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
desain cross sectional survey yaitu pengumpulan data pada suatu saat (point time
Banda Aceh.
Penelitian ini berlangsung selama 7 (tujuh) bulan yaitu pada bulan Oktober
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
3.3.1. Sampel Penelitian
Klinik RSUZA Banda Aceh tahun 2009 yang dibatasi dengan kriteria inklusi dan
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara total populasi,
setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi diperoleh 23 sampel pada
penelitian ini.
RSUZA Banda Aceh yang telah terpilih dan ditetapkan sebagai sampel
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
b. Data sekunder (pengawasan, investigasi, dan pelaporan) diperoleh dari
promosi K3, dan pelatihan dilakukan dengan menggunakan angket (kuesioner) yang
diberikan kepada pekerja Laboratorium Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh yang
telah terpilih dan ditetapkan sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data untuk
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh
Sebelum data dikumpulkan terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen yang
bertujuan untuk memastikan bahwa alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian
ini memiliki validitas dan reliabilitas. Uji coba dilakukan pada bulan Januari 2009
terhadap 10 orang pekerja Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Kesdam Banda
Aceh.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Menurut Sugiyono (2007) untuk melihat apakah instrumen tersebut valid atau
tidak valid dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment (r), dengan
ketentuan:
a. Uji Validitas
angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut
(Sugiyono, 2007).
item pertanyaan perilaku, 8 item pertanyaan promosi K3, dan 2 item pertanyaan
pelatihan semuanya mempunyai nilai r hitung berada di atas nilai r tabel (0,632) pada
tingkat kemaknaan 5%, maka semua item pertanyaan (46 butir) adalah valid.
b. Uji Reliabilitas
nilai r alpha (0,973) lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel (0,632), 28 item
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
pertanyaan perilaku, nilai r alpha (0,976) lebih besar dibandingkan dengan nilai r
mempunyai nilai r alpha (0,958) lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel
(0,632). Semua pertanyaan mempunyai nilai r alpha > r tabel maka 46 item
Pada penelitian ini terdapat variabel dependen yaitu kecelakaan kerja dan
pelaporan).
tahun terakhir.
2. Perilaku adalah hal-hal yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan pekerja
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan dipahami oleh
kecelakaan kerja.
RSUZA Banda Aceh yang masih tertutup terhadap K3. Dengan kata lain
menyenangi K3.
bekerja.
di RSUZA.
Aceh.
1 bila Pernah
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
3.6.2. Metode Pengukuran Variabel Independen
K3, pelatihan, investigasi, dan pelaporan). Nilai mean sebagai cut of point digunakan
oleh karena data berdistribusi normal yang ditunjukkan oleh nilai skewness pada
variabel pengetahuan, sikap, tindakan, dan promosi K3 berada diantara 1 dan -1 yang
a. Variabel Pengetahuan
berikut:
Skor 1 bila Ya
b. Variabel Sikap
Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala ordinal yang diukur dengan
c. Variabel Tindakan
berikut:
Skor 1 bila Ya
d. Variabel Pengawasan
e. Variabel Promosi K3
berikut:
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Skor 1 bila Ada
f. Variabel Pelatihan
g. Variabel Investigasi
h. Variabel Pelaporan
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Tabel 3.1. Metode Pengukuran Variabel Dependen dan Independen
Alat Skala
No. Variabel Sub Variabel Kategori
Ukur Ukur
A. Variabel
• Pernah
Dependen
• Tidak Pernah
1 Kecelakaan Kuesioner Ordinal
Kerja
B. Variabel
•
Independen
•
1. Perilaku Pengetahuan Baik Kuesioner Ordinal
•
Kurang
•
Sikap Setuju Kuesioner Ordinal
•
Tidak Setuju
•
Tindakan Benar Observasi Ordinal
•
Salah
•
2. Manajemen Pengawasan Ada Dokumen Ordinal
K3
•
Tidak Ada
•
Promosi K3 Baik Kuesioner Ordinal
•
Tidak Baik
•
Pelatihan Ada Kuesioner Ordinal
•
Tidak Ada
•
Investigasi Ada Dokumen Ordinal
•
Tidak Ada
•
Pelaporan Ada Dokumen Ordinal
Tidak Ada
analisa:
4. Analisis univariat
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
5. Analisis bivariat
Untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen yang
Analisa data dan pengujian hipotesis penelitian yang digunakan adalah uji Chi-
(O - E) 2
Χ2 = ∑
E
Keterangan:
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh beralamat di Jl. Tgk.H.
M. Daud Beureueh No. 108 Banda Aceh, memiliki luas area 196.480 m² dengan luas
bangunan 174.728 m². Tanggal 22 Februari 1979 sesuai dengan Surat Keputusan
sebagai rumah sakit kelas C. Hadirnya Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSUZA Banda Aceh menjadi rumah sakit kelas B pendidikan sesuai dengan Surat
tanggal 11 Juni 1983, dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
yang digunakan sebagai tempat pendidikan calon dokter dan dokter spesialis.
Aceh.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Tujuan K3RS RSUZA Banda Aceh adalah: 1) Meningkatkan kemampuan
hidup sehat masyarakat pekerja RSUZA Banda Aceh untuk mencapai derjat
dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan akibat kerja serta meningkatkan
produktivitas kerja.
Visi K3RS RSUZA Banda Aceh adalah: 1) Terciptanya tempat kerja dan
lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman bagi semua karyawan dan pelanggan
yang akan menunjang RSUZA Banda Aceh sebagai rumah sakit rujukan pelayanan
pasien, pengunjung, serta karyawan RSUZA Banda Aceh dari bahaya dan kecelakaan
kerja yang berkaitan dengan pekerjaan, alat kerja, dan bahan-bahan yang digunakan
produktivitas kerja bagi karyawan rumah sakit secara paripurna dan bermutu,
rumah sakit dari bahaya kebakaran dan bencana yang terjadi di dalam maupun di luar
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Laboratorium Patologi Klinik merupakan salah satu bidang pelayanan
di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, serologi, urinalisa, dan ruang
Klinik RSUZA Banda Aceh didukung oleh berbagai jenis ketenagaan yang terdiri
dari tenaga medis (dokter spesialis patologi klinik) berjumlah 2 orang, tenaga
orang di bagian serologi; 4 orang di bagian urinalisa; dan 4 orang di ruang sampel,
serta tenaga non medis (administrasi) berjumlah 2 orang, yang berstatus Pegawai
tindakan), manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (promosi K3, pelatihan K3)
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
4.2.1. Kecelakaan Kerja
Aceh yaitu sebanyak 16 orang (69,6%) dan 7 orang (30,4%) tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja.
RSUZA Banda Aceh ternyata jenis kecelakaan kerja yang terbanyak adalah luka
terkena objek gelas yaitu sebesar 29,2%, kemudian disusul oleh tertusuk jarum suntik
sebesar 27,1%, luka terkena tabung reaksi sebesar 22,9%, tertumpah bahan kimia
yang berbahaya sebesar 10,4%, terjatuh sebesar 8,3%, dan terpeleset sebesar 2,1%.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Berdasarkan Tabel 4.3 di bawah ini menunjukkan bahwa dari 16 orang
Banda Aceh ternyata yang bekerja di bagian kimia klinik (4 orang) dan urinalisa (4
kecelakaan kerja yaitu sebesar 12,5%, dan di bagian mikrobiologi klinik paling
sedikit pekerja yang mengalami kecelakaan kerja yaitu sebanyak 1 orang (6,25%).
4.2.2. Perilaku
A. Pengetahuan
berpengetahuan baik.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Laboratorium
Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh
C. Sikap
responden yang bersikap tidak setuju yaitu berjumlah 13 orang (56,5%) dari pada
D. Tindakan
Aceh yaitu berjumlah 12 orang (52,2%) dari pada bertindakan benar yaitu sebanyak
11 orang (47,8%).
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
4.2.3. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
A. Promosi K3
di Laboratorium Patolog Klinik RSUZA Banda Aceh termasuk dalam katagori tidak
B. Pelatihan K3
tidak ada mengikuti pelatihan K3 yaitu berjumlah 14 orang (60,9%) dari pada yang
diperoleh di bagian K3RS RSUZA Banda Aceh oleh karena bagian K3RS tidak
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
kecelakaan kerja, dan tidak pernah membuat laporan mengenai kecelakaan kerja
pengawasan, investigasi, dan pelaporan tidak dapat dilakukan uji statistik pada
penelitian ini.
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (promosi K3, pelatihan) dengan variabel
dependen yaitu kecelakaan kerja. Analisa data yang digunakan adalah uji Chi-Square.
4.3.1. Perilaku
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa paling banyak responden yang
Kecelakaan Kerja
No Pengetahuan Tidak Pernah Jumlah p-Value
n % n % n %
1 Baik 6 54,5 5 45,5 11 100,0 0,027
2 Kurang 1 8,3 11 91,7 12 100,0
Jumlah 7 30,4 16 69,6 23 100,0
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada Confidence Interval (CI) 95%
menunjukkan probabilitas (p) < 0,05 (p = 0,027) hal ini menunjukkan bahwa ada
Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh, artinya hipotesis penelitian yang menyatakan
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa paling banyak responden yang
Kecelakaan Kerja
No Sikap Tidak Pernah Jumlah p-Value
n % n % n %
1 Setuju 6 60,0 4 40,0 10 100,0 0,019
2 Tidak Setuju 1 7,7 12 92,3 13 100,0
Jumlah 7 30,4 16 69,6 23 100,0
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada CI 95% menunjukkan p < 0,05 (p =
0,019) hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan sikap pekerja dengan terjadinya
hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan antara sikap dengan terjadinya
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa paling banyak responden yang
Kecelakaan Kerja
No Tindakan Tidak Pernah Jumlah p-Value
n % n % n %
1 Benar 6 54,5 5 45,5 11 100,0 0,027
2 Salah 1 8,3 11 91,7 12 100,0
Jumlah 7 30,4 16 69,6 23 100,0
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada CI 95% menunjukkan p < 0,05 (p =
0,027) hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan tindakan pekerja dengan terjadinya
terbukti.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
kecelakaan kerja dan dari 8 responden yang mendapat promosi K3 yang baik 5 orang
Kecelakaan Kerja
No Promosi K3 Tidak Pernah Jumlah p-Value
n % n % n %
1 Baik 5 62,5 3 37,5 8 100,0 0,026
2 Tidak Baik 2 13,3 13 86,7 15 100,0
Jumlah 7 30,4 16 69,6 23 100,0
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada CI 95% menunjukkan p < 0,05 (p =
0,026) hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan promosi K3 dengan terjadinya
terbukti.
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa paling banyak responden yang
tidak mengikuti pelatihan K3RS yaitu berjumlah 14 orang di mana 13 orang (92,9%)
pelatihan K3RS sebanyak 6 orang (66,7%) tidak pernah mengalami kecelakaan kerja.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.13. Hubungan Pelatihan dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
di Laboratorium Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh
Kecelakaan Kerja
No Pelatihan Tidak Pernah Jumlah p-Value
n % n % n %
1 Ada 6 66,7 3 33,3 9 100,0 0,005
2 Tidak Ada 1 7,1 13 92,9 14 100,0
Jumlah 7 30,4 16 69,6 23 100,0
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada CI 95% menunjukkan p < 0,05 (p =
0,005) hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan pelatihan K3 dengan terjadinya
terbukti.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
BAB V
PEMBAHASAN
Klinik RSUZA Banda Aceh tahun 2009 menunjukkan bahwa 69,6% pekerja pernah
mengalami kecelakaan kerja dan 30,4% pekerja tidak pernah mengalami kecelakaan
kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hendria dan fitri (2006) bahwa
Banda Aceh tahun 2006 sebesar 52,2%. Hal ini menunjukkan peningkatan kejadian
kecelakaan kerja di Laboratorium Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh pada tahun
2008.
dan 1 petugas laboratorium. Sementara di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso pada tahun
2001 terjadi 1 kali kecelakaan kerja terpajan HIV pada petugas laboratorium.
Tahun 2008 yang terbanyak adalah luka terkena objek gelas sebesar 29,2% kemudian
disusul oleh tertusuk jarum suntik sebesar 27,1% dan luka terkena tabung reaksi
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
sebesar 22,9%. Mayoritas pekerja yang mengalami kecelakaan kerja adalah di bagian
kimia klinik dan urinalisa masing-masing yaitu 25,0%, selanjutnya 18,75% pekerja
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja di bagian hematologi dan ruang sampel,
serta yang paling sedikit pekerja yang mengalami kecelakaan kerja adalah di bagian
mempunyai risiko untuk terjadinya kecelakaan yang berasal dari faktor fisik, kimia,
ergonomi dan psikososial. Seiring dengan kemajuan IPTEK maka risiko yang
sakit merupakan pelayanan yang perlu memperhatikan secara khusus segi K3RS ini
karena mempunyai risiko yang lebih tinggi dan memerlukan penataan ruangan yang
khusus, peralatan yang khusus dan pengelolaan bahan berbahaya secara khusus pula.
Oleh karena itu pengelola rumah sakit perlu mengetahui secara rinci berbagai hal
yang sebaik-baiknya.
Masalah penyebab kecelakaan yang paling besar yaitu faktor manusia karena
banyak pihak direksi menganggap upaya K3RS sebagai pengeluaran yang mubazir,
demikian juga di kalangan karyawan banyak yang menganggap remeh atau acuh tak
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada CI 95% menunjukkan bahwa ada
Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh tahun 2009, dari 12 pekerja yang
masih kurang mengalami kecelakaan kerja lebih tinggi dari pada pekerja yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hendria dan Fitri (2006) yang
kerja. Hasil tersebut menunjukkan semakin baik tingkat pengetahuan maka angka
kecelakaan kerja dapat dicegah dan pencegahan didasarkan atas pengetahuan tentang
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh
Oleh karena dalam laboratorium melibatkan banyak orang maka risiko bahaya kerja
di laboratorium juga dapat melibatkan banyak orang, sehingga semua yang terlibat
sendiri suasana yang aman dan nyaman dalam bekerja sehingga dapat bekerja dan
(45,5%) pernah mengalami kecelakaan kerja, hal ini menunjukkan bahwa pekerja
yang berpengetahuan baik juga mengalami kecelakaan kerja oleh karena pekerja
tersebut tidak memperoleh promosi K3 yang baik, ada yang tidak pernah mengikuti
pelatihan, ada yang bersikap tidak setuju, dan ada yang bertindakan salah saat
bekerja, pada survey pendahuluan diketahui pula bahwa hand scund tidak cukup
RSUZA Banda Aceh yang dapat mengakibatkan sebagian pekerja tidak menggunakan
hand scund saat bekerja walaupun pekerja tersebut mengetahui akan resiko bekerja
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Menurut Hartati (2006) pekerja tahu akan peraturan tetapi tidak
sarung tangan karet dan baju pelindung. Ginting (2006) menyatakan bahwa Budaya
melaksanakan prinsip bekerja aman, selamat, dan sehat, untuk mencapai tujuan
pekerja pelaksana, maupun mitra kerja. Hartati (2006) menyatakan bahwa masalah
yang cukup sejalan dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian dan analisis.
Perlu kiranya terus diupayakan pemberian informasi yang jelas, terperinci dan
dengan demikian dapat meminimalkan risiko yang akan terjadi. Hendaklah disadari
bahwa kecelakaan dapat berakibat kepada dirinya maupun orang lain serta
lingkungannya.
Klinik RSUZA Banda Aceh tahun 2009. Diketahui bahwa dari 13 pekerja yang
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
bersikap tidak setuju 12 orang (92,3%) pernah mengalami kecelakaan kerja
pernah mengalami kecelakaan kerja, hal ini menunjukkan bahwa pekerja yang
bersikap tidak setuju mengalami kecelakaan kerja lebih tinggi dibandingkan dengan
merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
suatu tindakan untuk mewujud sikap menjadi suatu tindakan nyata diperlukan faktor
bagaimana individu bertindak akan tetapi sikap dan tindakan nyata sering kali jauh
Menurut Hartati (2006) para pekerja ada yang lalai dan sengaja tidak
menggunakan APD, selain itu pekerja enggan dalam mempelajari segala sesuatu yang
berhubungan dengan peralatan, sifat bahan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
pekerjaan di laboratorium sebelum bekerja. Hal tersebut akan sangat berbahaya dan
merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek, atau situasi tertentu.
Sikap positif atau negatif tergantung pada segi positif atau negatif dari komponen
pengetahuan. Makin banyak segi positif dari komponen pengetahuan maka makin
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
penting komponen itu, akan makin positif sikap yang terbentuk. Sebaliknya makin
proses belajar sosial. Proses pembentukan sikap yang positif karena adanya interaksi
(40,0%) pernah mengalami kecelakaan kerja, hal ini menunjukkan bahwa pekerja
yang bersikap setuju mengalami juga kecelakaan kerja oleh karena pekerja tersebut
ada yang tidak memperoleh promosi K3 yang baik, ada yang tidak pernah mengikuti
pelatihan, ada yang berpengetahuan kurang, dan ada yang bertindakan salah saat
bekerja.
yang terwujud dalam tindakan nyata akan tetapi tidak selamanya demikian bahkan
bisa terjadi sebaliknya, perilaku negatif tetapi sikap dan pengetahuan positif karena
sikap juga dipengaruhi oleh situasi, pengalaman, dan nilai. Pembentukan sikap juga
dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,
media masa, institusi atau lembaga tertentu, dan faktor emosi dalam diri individu
yang bersangkutan.
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada CI 95% menunjukkan bahwa ada
yang bertindakan salah 11 pekerja pernah mengalami kecelakaan kerja yaitu sebesar
91,7%, sedangkan dari 11 pekerja yang bertindakan benar 6 pekerja tidak pernah
mengalami kecelakaan kerja yaitu sebesar 54,5%, hal ini menunjukkan bahwa pekerja
kecelakaan kerja lebih tinggi dari pada yang bertindakan benar oleh karena masih ada
pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, tidak
menggunakan jas lab, memakai hand scund bekas, tidak menggunakan hand scund,
jarum suntik yang telah digunakan tidak dibuang pada tempat yang telah disediakan,
Penelitian Hendria dan Fitri (2006) yang menyatakan bahwa dari 18 pekerja
Laboratorium Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh yang tidak menggunakan APD
saat bekerja sebesar 55,6% mengalami kecelakaan kerja. Menurut Hartati (2006)
pekerja tahu akan peraturan tetapi tidak melaksanakannya karena menganggap kurang
leluasa, misalnya ketika menggunakan sarung tangan karet dan baju pelindung.
pekerja (45,5%) pernah mengalami kecelakaan kerja, hal ini menunjukkan bahwa
pekerja yang bertindakan benar mengalami juga kecelakaan kerja oleh karena
pekerja tersebut ada yang tidak memperoleh promosi K3 yang baik, ada yang tidak
pernah mengikuti pelatihan, ada yang berpengetahuan kurang, dan ada yang bersikap
tidak setuju.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Pusat Kesehatan Kerja (2003) yang
penyebab sering terjadi kecelakaan kerja oleh karena kurang kesadaran pekerja dan
kecelakaan kerja hanya dengan mengurangi keadaan yang tidak aman, karena pelaku
kecelakaan kerja adalah manusia. Para ahli belum dapat menemukan cara yang benar-
(86,7%) pernah mengalami kecelakaan kerja, pada penelitian ini pekerja yang
memperoleh promosi K3 yang tidak baik mengalami kecelakaan kerja lebih tinggi
dari pada pekerja yang memperoleh promosi K3 yang baik. Hal ini menunjukkan
di RSUZA.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Sebaiknya promosi K3 di Laboratorium Patolog Klinik RSUZA Banda Aceh
dengan harapan dapat merubah sikap dan tindakan sehingga pekerja dapat bekerja
juga kecelakaan kerja oleh karena masih ada pekerja yang berpengetahuan kurang,
ada yang bersikap tidak setuju, ada yang bertindakan salah saat bekerja, dan ada yang
tidak pernah mengikuti pelatihan, serta bisa juga oleh karena media promosinya
kurang tepat.
yang lebih baik tidak mudah karena membutuhkan waktu dan cara tersendiri dalam
mewujudkannya. Promosi kesehatan harus didukung oleh media yang tepat, agar
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
efektif dapat meningkatkan pengetahuan pekerja. Metode ceramah merupakan cara
yang efektif dalam menyampaikan informasi oleh karena terjadi dialog antara
narasumber dengan pekerja. Begitu juga dengan media brosur adalah salah satu
media yang memuat secara lengkap tentang materi disertai gambar dengan kata-kata
media brosur dapat terjadi sepanjang media tersebut sampai kesasaran, akibat proses
Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada CI 95% menunjukkan bahwa ada
Klinik RSUZA Banda Aceh tahun 2009. Diketahui bahwa dari 14 pekerja yang tidak
(66,7%) tidak pernah mengalami kecelakaan kerja, hal ini menunjukkan bahwa
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
pekerja yang tidak pernah mengikuti pelatihan K3 mengalami kecelakaan kerja lebih
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lopez (2003) dan Sugiharto
kecelakaan kerja oleh karena masih ada pekerja yang berpengetahuan kurang
mengenai K3 walaupun sudah mendapatkan pelatihan K3, ada yang bersikap tidak
setuju, ada yang bertindakan salah saat bekerja, dan ada yang tidak memperoleh
promosi yang baik, serta bisa juga oleh karena pekerja kurang terampil walaupun
penyebab sering terjadi kecelakaan kerja oleh karena kurang kesadaran pekerja dan
pelaporan oleh karena bagian K3RS tidak pernah melakukan pengawasan, tidak
pernah melakukan investigasi bila terjadi kecelakaan kerja, dan tidak pernah
Aceh oleh karena belum ada supervisor untuk melakukan pengawasan keselamatan
dan kesehatan kerja, investigasi kecelakaan kerja, dan membuat laporan kecelakaan
kerja. Diketahui pula bahwa sekretaris bagian K3 bukan seorang tenaga profesional
pelaksanaan K3 adalah seorang tenaga profesional K3RS, yaitu manajer K3 atau ahli
K3. Pelaksanaan K3RS sangat tergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan
petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja sama dalam
pelaksanaan K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang
menilai sejauhmana program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat
kerja, mengingat variabel yang diteliti hanya didasarkan pada perilaku dan
penelitian ini dengan teori dan hasil penelitian lain yang relevan guna menambah
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
BAB VI
6.1. Kesimpulan
3. Pengawasan, investigasi, dan pelaporan tidak dapat dilakukan uji statistik oleh
6.2. Saran
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
memperhatikan kaedah keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium
lanjuti keadaan atau tindakan yang tidak aman agar kecelakaan kerja tersebut
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Annanto; Ghufron, A.; Tjokrosanto, S., 1993, Government Official Knowledge and
Attitude on Handling of AIDS in Yogyakarta, The Journal of Indonesian
Epidemiologi, 2: 31-48.
Astuti, D.; Supardi, S.; Sumarni, 2002, Peranan Pendidikan Kesehatan pada Ibu
terhadap Reinfeksi Penyakit Cacing pada Anak Usia Sekolah Dasar, Sains
Kesehatan. Vol. 15, No. 2: 145-153.
Azwar, S., 2003, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Cetakan VII, Pustaka
Pelajar Offset, Yogyakarta.
Badan Pelayanan Kesehatan RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, 2003, Buku
Standart Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pemerintah Provinsi Nanggroe
Aceh Darusssalam.
Budiarto, E., 2002, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC,
Jakarta.
Bakar, A., 2003, Efektifitas Penyuluhan Gizi oleh Kader dengan Media Pood Model
di Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Coggon, D.; Rose, G.; Barker, D.J.P., 1996, Epidemiologi Bagi Pemula, EGC,
Jakarta.
Hasyim, H., 2005, Manajemen Hiperkes dalam Keselamatan Kerja di Rumah Sakit,
Fakultas Kedokteran Unsri, Sumatera Selatan.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Hendria & Fitri, L., 2006, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja pada
Pekerja Laboratorium di Bagian Patologi Klinik RSUZA Banda Aceh, Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran, Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.
Ginting, R., 2006, Analisis Perilaku Petugas Laboratorium Patologi Klinik terhadap
Pengendalian Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RSU dr.
Pirngadi Medan, Program Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Green, L.; Kreuter, W.M.; Deeds, G.S.; Partridge, B.K., 1980, Health Education
Planing, A Diagnostic Approach, Mayfield Publishing Company, California.
Lopez, P.Y., 2003, Promosi Kesehatan pada Kader Posyandu dalam Meningkatkan
Pengetahuan dan Ketrampilan tentang Penanggulangan Malaria
di Kabupaten Timor Tengah Utara, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Laporan Tahunan, 2006, Badan Pelayanan Kesehatan RSU dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh.
_______, 2006, Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan.
Matondang, A.R; Nazlina; Wahyuni, D.; Lubis, H.S., 2007, Modul Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja, Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Notoadmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.
_______, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
_______, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Pierewan, A.D.; Fitria, M.; Cahyani,P.; Kautsyar, R.; Dzakiah, L., 1999, Efektifitas
Pelatihan Pengelolaan Emosi untuk Meningkatkan Kemampuan Negosiasi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pulungsih, S.P.; Murniati, D.; Soeroso, S., 2005, Kewaspadaan Universal di Rumah
Sakit dengan Perhatian Khusus pada Keselamatan Kerja Petugas Kesehatan,
Medicinal Jurnal Kedokteran, Volume 4 No. 2.
Riyadi, S., 2007, Konsep Penyebab Incident, Bina Kesehatan Kerja, Jakarta.
Rogers, Everett, 1983, Diffusion of Innovation, Third Edition, The Free Press, United
States of America.
Rusyiati, Y., 1995, Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Kepala Keluarga dalam
Pencegahan Malaria, Jurnal Epidemiologi Nasional, Vol. 3: 19-22.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.
Santosa, S., 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Sarwono, S., 1993, Sosiologi Kesehatan Konsep Beserta Aplikasinya, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Subarniati, R.; Saenun; Qomaruddin, M.B.; Rahayuwati, L.; Hargono, R., 1996,
Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku, Universitas Airlangga,
Surabaya.
Suma`mur, P.K., 1996, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, PT. Toko Gunung
Agung, Jakarta.
Supardi, S.; Sampurno, O.D.; Notosiswoyo, M., 2002, Pengaruh Ceramah dan Media
Leaflet terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri Sesuai dengan Aturan, Buletin
Penelitian Kesehatan, Vol. 30 No. 3 Hal. 128-138.
Liza Salawati : Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009, 2009.